Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

INFARK MIOKARD AKUT (IMA)

A. DEFENISI

Akut miokard infark adalah suatu istilah atau terminologi yang digunakan
untuk menggambarkan spektrum keadaan atau kumpulan proses penyakit yang
meliputi angina pektoris tidak stabil, infark miokard gelombang non-Q atau infark
miokard tanpa evaluasi segmen ST (Non-ST elevation myocardial
infarction/NSTEMI), dan infark miokard gelombang Q atau infark miokard dengan
elevasi segmen ST (ST elevation myokardial infarction/STEMI).

B. ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM KARDIAVASKULER

1. Pengertian kardiovaskuler (jantung)

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium
yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan
darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu
katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar

2. Fungsi sistem kardiovaskuler ( jantung )

Memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan


dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap
jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup
sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem
kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang
bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah
mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada
keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti
jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.

3. Jantung

a. Letak Jantung

Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di


rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah
anterior dan vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee,
2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua
pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak
di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam
rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-
clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis,
dan vena cava superior (Aurum, 2007).

Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan
berat 300 sakpai 400 gram (Setiadi, 2007: 164).

b. Ruang Jantung

Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang),
bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium,
tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-
bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan jantung
dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran
darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan
jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung
menerima dan memompa darah beroksigen tinggi (Sherwood, Lauralee, 2001: 259-
260).
a) Atrium Dextra

Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan
ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat lekukan
ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle. Permukaan
endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata. Lateral dan auricle
kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan parallel yang disebut Otot
Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena cava. Vena cava superior
bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava inferior bermuara pada dinding
infero-latero-posterior pada muara vena cava inferior ini terdapat lipatan katup
rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada dinding medial atrium dextra bagian
postero-inferior terdapat Septum Inter-Atrialis

b) Atrium Sinistra

Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus
dada tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada
dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada
auricle. Atrium kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena pumonalis
yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral, masing-masing
sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak
terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium sinistra
membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium
sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah mengalir dari
atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis.

c) Ventrikel Dextra

Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium
sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di
medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan,
tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan
kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria
pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah,
dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra,
dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel
kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel
kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding
ventrikel sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga
merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di
ventrikel dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan pada
ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan ventrikel
sinistra.

Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut
Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae
carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae
Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi
dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right
Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel anterior, dan
dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right Ventricular
Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin, terletak di bagian
superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus Arteriosus. Alur
masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang
terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis.

Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti


pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami
hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan
resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana
resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary massif)
maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat, sehingga
seringkali diakhiri dengan kematian.

d) Ventrikel Sinistra

Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-
inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus
Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra,
sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat
diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan tekanan yang cukup
tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan mempertahankan aliran darah
ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya
yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama
ventrikel berkontraksi. Batas dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang
memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini
berbentuk segitiga, dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta.

Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati


hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding
septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya
licin. Septum interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan
oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel
sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila
ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum
pasca infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui
robekan tersebut. Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup
aorta ke dalam aorta akan berkurang.

c. Katub-katub Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik
jantung (Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi
2007: 169). Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan
menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah
Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub
atrioventrikuler, dan katub semilunar.

a) Katub Atrioventrikuler

Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub
yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub
disebut katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak sama,
yaitu: 1) Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah Infundibuler
ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel dextra. 2) Septal, Melekat pada
kedua bagian septum muskuler maupun membraneus. Sering menutupi VSD kecil
tipe alur keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat pada cincin
tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum, 2007).

Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai
dua daun katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian,
yaitu daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan
mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara
diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar (Aurum,
2007).

b) Katub Semilunar

Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang masing-
masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).
Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub
pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel
kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Adanya katub semilunar
ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis
atau aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole
ventrikel (Setiadi, 2007: 170).

d. Lapisan Jantung

Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara
spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee,
2001: 262). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:

a) Perikardium (Epikardium)

Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu
membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan,
yaitu (Setiadi, 2007):

Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi


pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan
pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.

Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium


parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan
Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas
untuk mempermudah pergerakan jantung.

b) Miokardium

Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral
dan melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini yang akan
menerima darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007: 172).
c) Endokardium

Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik
yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007:
262).

e. Persarafan Jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama
ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua
divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan)
kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf.
Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium,
terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung juga mempersarafi atrium,
termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel (Sherwood,
Lauralee, 2001: 280).

B. Vaskularisasi Jantung( pembuluh darah)

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar
peredaran darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari
jantung ke seluruh tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran
darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal).

1. Arteri

Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal
dari aorta tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi
sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian
besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).
a. Arteri Koroner Kanan

Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada


dasarnya arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan,
ventrikel kanan, dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang
menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior
Branch) dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior
Descending Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus
Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular
(Aurum, 2007).

b. Arteri Koroner Kiri

Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama


(LMCA = Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi
Arteri Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens
Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens Artery). LCx berjalan
pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung. LAD
berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah
ini bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus
tersebut (Aurum, 2007).

2. Vena

Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri


koroner. Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007:
181):

a. Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian


darah dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
b. Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti,
mengosongkan sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium
kanan.

c. Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling


besar dan paling penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah
vena miokard ke dalam atrium kanan melalui ostinum sinus koronaruis
yang bermuara di samping vena kava inferior.

C. Darah

1. Pengertian Darah

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah


mengangkutoksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringantubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.. Darahmanusia berwarna merah, antara
merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan
oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme,
yangmerupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki
sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantungmenuju
paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida
danmenyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali
ke jantungmelalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh
tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluranhalus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah
kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan
vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme,
obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikanke ginjal untuk
dibuang sebagai air seni.

2. Pembagian darah

Plasma darah 55 %, Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah,


karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian
dari plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut
sarimakanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat
pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuhterhadap
penyakit atau zat antibodi. Sel-sel darah 45 %; terdiri dari:

a. Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan


tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm),
tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2
juta).warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung
suatu zat yangdisebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah
jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Fungsi sel darah
merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke
seluruh jaringan tubuhdan mengikat karbon dioksida dari jaringan
tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan
karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah
bersenyawadengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (hb +
oksigen 4 hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh
sebagai oksihemoglobin yangnantinya setelah tiba di jaringan akan
dilepaskan: hb-oksigen hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan
bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida
hemoglobin (hb + karbon dioksida hb-karbon dioksida) yangmana
karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.

Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang


merah,limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang
melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleusdan tidak
berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya
kehilangannukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang
kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 – 115
hari, setelah itu akanmati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang
mati akan terurai menjadidua zat yaitu hematin yang mengandung fe
yang berguna untuk membuateritrosit barudan hemoglobin yaitu suatu
zat yang terdapat didalam eritrisityang berguna untuk mengikat
oksigen dan karbon dioksida. Jumlah normal pada orang dewasa kira-
kira 11,5 – 15 gram dalam 100cc darah. Normal hb wanita 11,5 mg
%dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darahmerah memerlukan protein karena
strukturnya terdiri dari asam aminodan memerlukan pula zat besi,
sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya
sel darah merah ini bisa berkurang,demikian juga banyaknya
hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang
maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanyadisebabkan oleh
perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit,dan tempat
pembuatan eritrosit terganggu.

b. Sel darah putih (leukosit)

Bentuk dansifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila


kitalihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat
berubah-ubahdandapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia),mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia
dapat dibedakan menurutinti selnya, warnanya bening (tidak
berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira 6000-9000.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuhdanmemakan


bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan res
(sistemretikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam
limpadankelenjar limfe;sebagai pengangkut yaitu mengangkut /
membawa zat lemak dari dinding ususmelalui limpa terus ke
pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh
darah juga terdapatdi seluruh jaringan tubuh manusia. Pada
kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka
jumlah leukosit yang ada di dalam darah akanlebih banyak dari
biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanyatinggal di
dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah
leukositdalam darah melebihi 10000/mm3 disebut
leukositosisdankurang dari 6000 disebut leukopenia.

c. keping-keping darah (trombosit)

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan


ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya
putih,normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.

Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika


banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak
lekasmembeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus.
Trombosit lebihdari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000disebut trombositopenia. Di dalam plasma darah
terdapat suatu zat yang turut membantuterjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu ca2+ danf ibrinogen. Fibrinogenmulai bekerja
apabila tubuh mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akankeluar,
trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan
trombokinase.trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin
dengan pertolongan ca2+akan menjadi trombin. Trombin akan
bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk
jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akanmenahan sel darah,
dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam
hatidan untuk membuatnya diperlukan vitamin k, dengandemikian
vitamin k penting untuk pembekuan darah.

3. Fungsi Darah

a. Sebagai alat pengangkut yaitu:

Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk


diedarkankeseluruh jaringan tubuh, Mengangkut karbon dioksida dari
jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paru, Mengambil zat-zat
makanan dari usus halus untuk diedarkandandibagikanke seluruh
jaringan/ alat tubuh, Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak
berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.

b. Menyebarkan panas keseluruh tubuh

C. ETIOLOGI

Faktor penyebab

1. Suplai O2 ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :

a. Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, Spasme, Arteritis

b. Faktor sirkulasi : hipotensi, stenosos aurta, insufisiensi

c. Faktor darah : Anemia, Hipoksia, Polistemia


2. Curah jantung yang meningkat

a. Aktifitas berlebihan

b. Emosi

c. Makan terlalu banyak

d. Hypertiroidisme

3. Kebutuhan O2 miokard meningkat pada

a. Kerusakan miocard

b. Hypertropimiocard

c. Hypertensi diastolic

Faktor predisposisi

1. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah

a. Usia lebih dari 40 thn

b. Jenis kelamin ; insiden pada pria tinggi, sedangkan wanita meningkat setelah
menopause

c. Hereditas

d. Ras ; lebih tinggi insiden pada kulit hitam.

2. Faktor resiko yang dapat di ubah

a. Mayor ; hiperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, diet tinggih lemak


jenuh, kalori.
b. Minor ; inaktifitas fisik, pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,
kompetitif), stress psikologis berlebihan.

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Lokasi substernal, resosternal, dan prekodial

2. Sifat nyeri ; rasa sakit, seperti di tekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda berat,
seperti di tusuk, rasa di peras, dan dipelintir

3. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri

4. Nyeri membaik dengan istirahat atau dengan obat nitrat

5. Faktor pencetus ; latihan fisik, stres emosi, udara dingin, dan sesudah makan

6. Gejala yang menyertai : keringat dingin, mual, muntah, sulit bernafas, cemas dan
lemas

7. Dispne

8. Pada pemeriksaan EKG (electrocardiogram)

Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menmghasilkan
perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik diarahkan menjauh
dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan mengubah segmen ST
menyebabkan depresi ST. Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi
listrik dan gagal untuk repolarisasi secara normal, mengakibatkan elevasi segmen ST.
Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cincin iskemik disekitar area nekrotik,
gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan parut yang tak aktif secara
elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan perubahan gelombang T saat
iskemik terjasi lagi. Pada awal infark miokard, elevasi ST disertai dengan gelombang
T tinggi. Selama berjam-jam atau berhari-hari berikutnya, gelombang T membalik.
Sesuai dengan umur infark miokard, gelombang Q menetap dan segmen ST kembali
normal.

9. Pada pemeriksaan darah (enzim jantung : CK &LDH)

a. CKMB berupa serum creatinine kinase dan fraksi MB merupakan indikator penting
dari nekrosis miokard CK meningkat pada 6-8 jam setelah awitan infark dan
memuncak antara 24 & 28 jam pertama. Pada 2-4 hari setelah awitan AMI normal.

b. Dehidrogenase lektat (LDH) mulai tampak melihat pada serum setelah 24 jam
pertama setelah awitan dan akan tinggi selama 7-10 hari

c. Petanda biokimia seperti troponin l (Tnl) dan troponin T (TnT) mempunyai nilai
prognostik yang lebih baik dari pada CKMB. Troponin C, Tnl dan TnT berkaitan
dengan konstraksi dari sel miocard

F. PENATALAKSANAAN

Tujuan dari penanganan pada infark miokard adalah menghentikan perkembangan


serangan jantung, menurunkan beban kerja jantung (memberikan kesempatan untuk
penyembuhan) dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Berikut ini adalah penanganan
yang dilakukan pada pasien dengan AMI:

1. Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan oksigen yang
melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja jantung. Oksigen yang
diberikan 5-6 L /menit melalu binasal kanul.

2. Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang mematikan dapat
terjadi dalam jam-jam pertama pasca serangan

3. Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung sehingga mencegah
kerusakan otot jantung lebih lanjut. Mengistirahatkan jantung berarti memberikan
kesempatan kepada sel-selnya untuk memulihkan diri
4. Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan nutrisi yang
diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien tidak diperbolehkan mendapatkan asupa
nutrisi lewat mulut karena akan meningkatkan kebutuhan tubuh erhadap oksigen
sehingga bisa membebani jantung.

5. Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya mendapatkan


aspirin (antiplatelet) untuk mencegah pembekuan darah. Sedangkan bagi pasien yang
elergi terhadap aspirin dapat diganti dengan clopidogrel.

6. Nitroglycerin dapat diberikan untuk menurunkan beban kerja jantung dan


memperbaiki aliran darah yang melalui arteri koroner. Nitrogliserin juga dapat
membedakan apakah ia Infark atau Angina, pada infark biasanya nyeri tidak hilang
dengan pemberian nitrogliserin.

7. Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi sangat


mendepresi aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh digunakan pada pasien dengan
riwayat gangguan pernafasan. Sebagai gantinya maka digunakan petidin

8. Pada prinsipnya jika mendapatkan korban yang dicurigai mendapatkan serangan


jantung, segera hubungi 118 untuk mendapatkan pertolongan segera. Karena
terlambat 1-2 menit saa nyawa korban mungkin tidak terselamatkan lagi

Obat-obatan yang digunakan pada pasien dengan AMI diantaranya:

1. Obat-obatan trombolitik

2. Obat-obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah pembuluh darah
koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih lanjut. Obat-
obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner.
Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul gejal pertama dan
tidak boleh lebih dari 12 jam pasca serangan. Selain itu tidak boleh diberikan pada
pasien diatas 75 tahun Contohnya adalah streptokinase
3. Beta Blocker

4. Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk
mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan jantung
tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia. Terdapat dua
jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol) dan non-
cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)

5. Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors

Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung.
Obat ini juga dapat digunakan untuk memperlambat kelemahan pada otot jantung.
Misalnya captropil

6. Obat-obatan antikoagulan

Obat- obatan ini mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan darah pada
arteri. Missal: heparin dan enoksaparin.

7. Obat-obatan Antiplatelet

Obat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel) menghentikan platelet untuk


membentuk bekuan yang tidak diinginkan.

Jika obat-obatan tidak mampu menangani/menghentikan serangan jantung., maka


dpat dilakukan tindakan medis, yaitu antara lain

1. Angioplasti

2.Tindakan non-bedah ini dapat dilakukan dengan membuka arteri koroner yang
tersumbat oleh bekuan darah. Selama angioplasty kateter dengan balon pada
ujungnya dimasukan melalui pembuluh darah menuju arteri koroner yang tersumbat.
Kemudian balon dikembangkan untuk mendorong plaq melawan dinding arteri.
Melebarnya bagian dalam arteri akan mengembalikan aliran darah.Pada angioplasti,
dapat diletakan tabung kecil (stent) dalam arteri yang tersumbat sehingga menjaganya
tetap terbuka. Beberapa stent biasanya dilapisi obat-obatan yang mencegah
terjadinya bendungan ulang pada arteri.

3.CABG (Coronary Artery Bypass Grafting)

Merupakan tindakan pembedahan dimana arteri atau vena diambil dari bagian tubuh
lain kemudian disambungkan untuk membentuk jalan pintas melewati arteri koroner
yang tersumbat. Sehingga menyediakan jalan baru untuk aliran darah yang menuju
sel-sel otot jantung.

4. Setelah pasien kembali ke rumah maka penanganan tidak berhenti, terdapat


beberapa hal yang perlu diperhatikan:

5. Mematuhi manajemen terapi lanjutan dirumah baik berupa obat-obatan maupn


mengikuti program rehabilitasi.

6. Melakukan upaya perubahan gaya hidup sehat yang bertujuan untuk menurunkan
kemungkinan kekambuhan, misalnya antara lain: menghindari merokok, menurunkan
BB, merubah dit, dan meningatkan aktivitas fisik

G. KOMPLIKASI

Perluasan infark dan iskemiapasca infark,aritmia (sinus bradikardi,


supraventrikulertakiaritmia,aritmia ventrikular, gangguan konduksi), disfungsi otot
jantung (gagal jantung kiri, hipotensi, dan shock), infarkventrikel kanan, defek
mekanik, ruptur miokard,aneurisma ventrikel kiri,perikarditis, dan trombus mural.

H. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas b/d gangguan aliran darah ke alveoli

2. Ketidakefektifan perifusi jaringan perifer b/d kerusakan otot jantung


3. Nyeri akut b/d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan
penurunan curah jantung

4. Penurunan curah jantung b/d penurunan karakteristik miokard

5. Intoleransi aktifitas b/d ketidak seimbangan antar suplay O2 miokard dan


kebutuhan

6. Ansietas b/d ancaman aktual terhadap integritas biologis

7. Defisiensi pengetahuan b/d kurang informasi tentang fungsi jantung

I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Medis

1. Gangguan pertukaran gas b/d gangguan aliran darah ke alveoli

2. Nyeri akut b/d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan
penurunan curah jantung

Tujuan dan kriteria hasil

1. Setelah dilakukan tindakan 1×24 jam dapat teratasi dengan kriteria hasil

- mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksugenasi yang adekuat

- memelihara kebersihan paru dan bebas dari tanda-tanda distress

- TTV dalam rentang normal

2. Setelah dilakukan tindakan 1×24 jam diharapkan masalah dapat teratasi dengan
kriteria hasil

- mampu mengontrol nyeri

- melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri


- mampu mengenali nyeri

- menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi keperawatan

1. pantau TTV, posisikan pasien ke posisi yang nyaman, kolaborasi dengan doter
dalam pemberian obat.

2. Pantau TTV, kaji tingkat nyeri, posisikan pasien ke posisi yang nyaman, kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat anti nyeri.

Anda mungkin juga menyukai