1. Definisi
a. Merupakan spektrum manifestasi akut dan berat yang merupakan keadaan
kegawatdaruratan dari koroner akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan
oksigen miokardium dan aliran darah. (Kumar, 2007).
b. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah kejadian kegawatan yang diakibatkan oleh
gangguan pada pembuluh darah koroner yang bersifat progresif, terjadi perubahan
secara tiba-tiba dari stabil menjadi tidak stabil. (Susilo, 2013; Oktavianus & Sari,
2014).
c. Sindrom koroner akut (SKA) adalah terdiri dari tiga penyakit pembuluh darah
arteri koroner, yaitu : ST-Elevasi infark miokard (30 %), Non ST-Elevation infark
miokard (25 %), dan Angina Pectoris Tidak Stabil. (25 %) (Mulyadi, 2015).
b. Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :
Atrium (serambi)
Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu ke
ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan otot
ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian
halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan
ventrikel kiri. Jadi bisa dikatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu
jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri
(atrium kiri & ventrikel kiri). Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-
masing yaitu auricle. Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang
berfungsi menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal
atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian
septal atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen
ovale saat lahir. Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang
terdapat di kedua atrium, yaitu :
Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang
atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium
kanan.
Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di
atrium kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium
kanan.
Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang
terdapat di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung
dengan atrium kanan.
Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kiri yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang
mempunyai 4 muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik
ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian
lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang
kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel
yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua
otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga
membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain
adalah anterior dan posterior interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan
memisahkan antara kiri dan kanan kedua ventrikel.
Tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan
jantung sebelah kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau
sirkulasi sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan
tekanan yang besar dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung
jawab pada organ paru-paru saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya
otot ventrikel sebelah kiri lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
c. Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung sendiri,
karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali
agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner
mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di sebut dengan ischemia,
ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung sebagaimana mestinya.
Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau yang disebut dengan
serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction dan bisa menyebabkan
kematian. Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana
muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus
valsava.
Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
Arteri koroner kanan (Right Coronary Artery)
Arteri koroner kiri (Left Coronary Artery)
d. Fisiologi Jantung
a. Sistem Pengaturan Jantung
Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu masa jaringan otot jantung
khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah
pembukaan vena cava superior. SA Node mengatur frekuensi kontraksi irama,
sehingga disebut pemacu jantung. Nodus atrioventrikular (nodus A-V)
berfungsi untuk menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium
selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular. AV Node berfungsi membawa
impuls di sepanjang septuminterventrikular menuju ventrikel. Serabut purkinje
adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls dengan
kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung.
c. Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi
(diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi
jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung
dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung
serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
Peristiwa mekanik dalam siklus jantung :
Selama masa diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan ventrikel
sama-sama rendah, tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan
ventrikel.
Atrium secara pasif terus – menerus menerima darah dari vena
(vena cava superior dan inferior, vena pulmonar).
Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-V
yang terbuka.
Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel mengembang
untuk menerima darah yang masuk.
Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan
dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam
ventrikel.
Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi
dan peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah
sebanyak 30% ke dalam ventrikel.
Sistole ventrikular. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai
berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan
mendorong katup A-V untuk segera menutup.
Ejeksi darah ventrikular ke dalam arteri
Diastole ventricular
Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam
ventrikel menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan
trunkus pulmonary, sehingga katup semilunar menutup (bunyi
jantung kedua).
Adanya peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup
semilunar aorta.
Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi
isovolumetrik karena katup masuk dan katup keluar menutup. Jika
tekanan dalam ventrikel menurun tajam dari 100 mmHg samapi
mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V membuka
dan siklus jantung dimulai kembali.
3. Etiologi
a. Faktor penyebab
1) Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
Faktor pembuluh darah :
a. Aterosklerosis.
b. Spasme
c. Arteritis
Faktor sirkulasi :
a. Hipotensi
b. Stenosis aorta
c. Insufisiensi
Faktor darah :
a. Anemia
b. Hipoksemia
c. Polisitemia
b. Faktor predisposisi
Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
a. Usia > 40 tahun
b. Jenis kelamin : insiden pada pria, sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopause
c. Hereditas
d. Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
c. Faktor risiko yang dapat diubah :
1) Mayor :
Hiperlipidemia
Hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
2) Minor:
Inaktifitas fisik
Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
Stress psikologis berlebihan.
Aliran darah
O2 & nutrisi
Infark Miokardium
Infark transmural Infark Merangsang reseptor saraf untuk
Subendokardial mengeluarkan neurotransmitter
bradikinin,serotonin, dan histamin
Infark pada bagian Iskemia jaringan,
papilla dan korda hipoksemia, perubahan Suplai O2 ke miokard
tendinae, septum kontrol saraf otonom, Direspon oleh pusat nyeri diotak melalui
ventrikel dan gangguan gangguan metabolisme, Thalamus, midbrain, dan cortex
Sellular hipoksia
perikardium ketidakseimbangan
elektrolit
Integritas membran sel berubah
Nyeri Akut
Komplikasi pasca infark Gangguan Kontraktilitas Penurunan curah
potensial aksi jantung
Beban jantung
Disfungsi Otot Papilaris, Perubahan Mekanisme kompensasi
Gagal jantung kiri mempertahankan curah
Ventrikel Septum Defek, elektrofisiologi
Rupture Jantung, jantung dan perfusi
Aneurisma Ventrikel, Resiko tinggi perifer
Tromboembolisme, aritmia Forward failure Backward failure
Perikarditis
Reflek simpatis
COP Bendungan atrium kiri vasokonstriksi sistem
retensi Na dan air
Vena pulmonalis pressure
Suplai O2 cerebral Pe perfusi perifer
Pe perfusi koroner Denyut jantung daya
Tekanan hidrostatik
Pe kontraksi jantung
kapiler paru
Gangguan perfusi paru
kesadaran Beban akhir
Hipotensi, asidosis Tekanan onkotik kapiler ventrikel kiri daya
metabolik dan hipoksemia dilatasi ventrikel kiri
Transudasi cairan
Resiko tinggi gangguan Hipertrofi
perfusi jaringan Edema paru
ventrikel kiri
6. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat ditemukan, antara lain :
a. Aritmia
b. Kematian mendadak
c. Syok kardiogenik
d. Gagal Jantung ( Heart Failure)
e. Emboli Paru
f. Ruptur septum ventikuler
g. Ruptur muskulus papilaris
h. Aneurisma Ventrikel
7. Pengkajian
a. Keluhan Utama
Penderita umumnya mengeluh nyeri khas pada dada dan sekitarnya yang disertai
sesak pada saat bernapas.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Neurosensori
Subyektif :
Pasien seringkali mengeluh pusing atau berdenyut selama tidur atau saat bangun
(duduk atau istrahat). Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak
berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin
(meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral).
Obyektif :
1) Perubahan mental
2) Kelemahan
3) Nyeri dengan kriteria:
a) Lokasi : Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar
ke tangan, rahang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
rahang, abdomen, punggung, leher.
b) Kualitas : “Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan.
c) Intensitas : Biasanya 10 (pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri
paling buruk yang pernah dialami.
b. Sistem Kardiovaskuler
Subyektif :
Pasien mengatakan adanya riwayat penyakit jantung (IMA) sebelumnya, adanya
penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, dan diabetes mellitus.
Obyektif :
1) TD : dapat normal atau naik/turun, perubahan postural dicatat dari tidur sampai
duduk/berdiri
2) Nadi : Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi.
3) Bunyi jantung : Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel.
4) Murmur : bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papilar
5) Friksi ; dicurigai Perikarditis
6) Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
7) Edema : Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,
mungkin disertai dengan gagal jantung atau ventrikel.
8) Warna : Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membran mukosa atau bibir.
c. Sistem Pencernaan
Subyektif :
Seringkali disertai keluhan mual dan kehilangan nafsu makan, terkadang normal
tanpa ada keluhan.
Obyektif :
1) Mual dan muntah
2) Nyeri ulu hati atau rasa terbakar
3) Terkadang disertai perubahan berat badan
e. Sistem Pernafasan:
Subyektif :
Pasien mengeluh sesak dan susah bernapas, biasanya disertai batuk dengan atau
tanpa produksi sputum. Kebanyakan penderita memiliki riwayat perokok.
Obyektif :
1) Dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat
2) Dispnea nokturnal
3) Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
4) Peningkatan frekuensi pernafasan
5) Nafas sesak / kuat
6) Pucat, sianosis
f. Sistem Eliminasi
Biasanya tidak ada keluhan untuk pola eliminasi penderita baik untuk BAB
maupun BAK pasien, penderita ACS bisa melakukan eliminasi secara normal dan
rutin seperti biasanya. Hanya saja perlu dengan bantuan untuk mobilisasi jika
penderita mengalami keluhan kelemahan fisik yang berat.
9. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG
1) STEMI : Perubahan pada pasien dengan Infark Miokard Akut, meliputi :
hiperakut T, elevasi segmen ST yang diikuti dengan terbentuknya Q
pathologis, terbentuknya bundle branch block/ yang dianggap baru.
Perubahan EKG berupa elevasi segment ST ≥ 1 mm pada 2 sadapan yang
berdekatan pada limb lead dan atau segment elevasi ≥ 2 mm pada 2 sadapan
chest lead.
2) NSTEMI : Perubahan EKG berupa depresi segment ST ≥ 1 mm pada 2
sadapan yang berdekatan pada limb lead dan atau segment depresi ≥ 2 mm
pada 2 sadapan chest lead.
3) Gambaran EKG
4) Pemeriksaan EKG memegang peranan penting dalam mendiagnosa AKS.
Pemeriksaan yang sederhana,murah tapi mempunyai nilai klinis yang
tinggi.
Pada APTS/ Non Q infark,perubahan berupa adanya ST segmen depresi atau T
inversi. Hal ini harus dibedakan dengan tanda hipertrofi ventrikel kiri.
b. Khusus
1) B Bloker
Mengurangi konsumsi oksigen. Pilihan pada B Bloker non ISA, KI pada AV
blok, Asma Bronkial, Severe LHF. Pemberian B bloker dapat menurunkan
progresif AKS sekitar 13 %.
2) ACE Inhibitor
Hari pertama serangan, mampu menurunkan mortalitas pasca infark.
3) Lipid Lowering Terapi (atorvastatin )
4) Trombolitik Terapi
Pemberian Trombolitik terapi hanya pada Infrak dengan Gelombang Q (ST
elevasi), sedang pada infark non Q dan APTS tidak ada manfaat pemberian
trombolitk.
5) Heparin
UFH (unfraksional heparin), risiko perdarahan memerlukan monitor APTT,
dosis bolus 5000 IU, diikuti dengan infus 1000 IU/jam (2-2,5 x nilai APTT
baseline). Low Molucle Weight Heparin (LMWH) lebih aman,risiko
perdarahan kecil dan tidak memerlukan pemantauan APTT. Dosis sesuai
dengan berat badan, 1 mg/kgBB.
6) Platelet Gliko Protein (GP) Iib/IIIa reseptor Bloker.
Digunakan untuk pencegahan pembekuan darah lebih lanjut, fibrinolisis
endogen dan mengurangi derajat stenosis.
7) Primary dan Rescue PTCA
Di pusat kesehatan dengan fasilitas cath-lab dan tenaga ahli yang lengkap,
jarang memberikan trombolitik. biasanya penderita langsung didorong ke
kamar cateterisasi untuk dilakukan PTCA, dan pada mereka yang gagal dalam
pemberian trombolitk dilaukan rescue PTCA.
8) CABG
11. Analisa Data
No Etiologi
Analisa Data Diagnosa Keperawatan
.
1. DS: Suplai O2 ke miokard Nyeri akut berhubungan
- Laporan secara verbal dengan: Agen injuri
DO: Metabolisme anaerob (biologi, kimia, fisik,
- Posisi untuk menahan nyeri psikologis), kerusakan
- Tingkah laku berhati-hati Produksi Asam laktat jaringan, kurangnya suplai
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau oksigen ke miokard
Merangsang reseptor saraf
gerakan kacau, menyeringai) untuk mengeluarkan
- Terfokus pada diri sendiri neurotransmitter
bradikinin,serotonin, dan
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan histamin
- Keletihan
- Iritabilitas Gg. pertukaran gas
- Hypoxia
- Kebingungan
- Sianosis
- warna kulit abnormal (pucat, kehitaman)
- Hipoksemi
- Hiperkarbia
- AGD abnormal
- pH arteri abnormal
- frekuensi dan kedalaman nafas abnormal
4. DO/DS : Tekanan onkotik kapiler Kelebihan Volume Cairan
- Berat badan meningkat pada waktu yang singkat Berhubungan dengan :
- Asupan berlebihan dibanding output Edema paru - Mekanisme pengaturan
- Distensi vena jugularis melemah
- Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak nafas, Resiko tinggi kelebihan - Asupan cairan
volume cairan
orthopnoe, suara nafas abnormal (Rales atau crakles), , berlebihan
pleural effusion
- Oliguria, azotemia, perubahan status mental, kegelisahan,
kecemasan
5. DS: Kondisi dan prognosis Ansietas
penyakit
Ungkapan dari pasien secara verbal Berhubungan dengan
Perubahan dalam (status
Perubahan status
DO : kesehatan ekonomi, lingkungan, status
- Gelisah, Distress kesehatan, pola interaksi,
- Kesedihan yang mendalam Kecemasan fungsi peran, status peran)
- Ketakutan
- Perasaan tidak adekuat
- Berfokus pada diri sendiri
- Peningkatan kewaspadaan
- Gugup berlebihan
- Rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan
- Bingung, Menyesal
- Ragu/tidak percaya diri
- Khawatir
Setelah dilakukan asuhan Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
DO/DS: selama………penurunan Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
- Aritmia, takikardia, kardiak output klien teratasi Monitor toleransi aktivitas pasien
bradikardia dengan kriteria hasil: Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
- Palpitasi, oedem Tanda Vital dalam Anjurkan untuk menurunkan stress
- Kelelahan rentang normal (Tekanan Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Peningkatan/penurunan darah, Nadi, respirasi) Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
JVP Dapat mentoleransi Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Distensi vena jugularis aktivitas, tidak ada Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
- Kulit dingin dan lembab kelelahan Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
- Penurunan denyut nadi Tidak ada edema paru, Monitor frekuensi dan irama pernapasan
perifer perifer, dan tidak ada Monitor pola pernapasan abnormal
- Oliguria, kaplari refill asites Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
lambat Tidak ada penurunan Monitor sianosis perifer
- Nafas pendek/ sesak kesadaran Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
nafas AGD dalam batas bradikardi, peningkatan sistolik)
- Perubahan warna kulit normal Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
- Batuk, bunyi jantung Tidak ada distensi vena Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen
S3/S4 leher Sediakan informasi untuk mengurangi stress
- Kecemasan Warna kulit normal Kelola pemberian obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung
Kelola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus perifer
Minimalkan stress lingkungan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
è kebingungan pernafasan Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi
è sianosis Mendemonstrasikan dan suara tambahan
è warna kulit abnormal batuk efektif dan suara Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental
(pucat, kehitaman) nafas yang bersih, tidak Observasi sianosis khususnya membran mukosa
è Hipoksemia ada sianosis dan dyspneu Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan
è hiperkarbia (mampu mengeluarkan tujuan penggunaan alat tambahan (O2, Suction, Inhalasi)
è AGD abnormal sputum, mampu bernafas Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung
è pH arteri abnormal dengan mudah, tidak ada
èfrekuensi dan kedalaman pursed lips)
nafas abnormal Tanda tanda vital dalam
rentang normal
AGD dalam batas normal
Status neurologis dalam
batas normal
secara verbal untuk mengontol cemas. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
Gelisah, Distress
normal.
Kesedihan yang
Postur tubuh, ekspresi
mendalam wajah, bahasa tubuh dan
Ketakutan tingkat aktifitas yang
Perasaan tidak adekuat menunjukkan kecemasan
Berfokus pada diri berkurang.
sendiri
Peningkatan
kewaspadaan
Gugup berlebihan
Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidakberdayaan
Bingung, Menyesal
Ragu/tidak percaya diri
Khawatir
DO : dan istirahat Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Respon abnormal dari Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
tekanan darah atau beraktivitas
nadi terhadap aktifitas Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Perubahan ECG : Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
aritmia, iskemia Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
Djer, M Mulyadi. 2015. Penanganan Penyakit Jantung Bawaan Tanpa Operasi (Kardiologi
Intervensi) Petunjuk Praktis Menangani Pasien dan Mengedukasi Keluarga. Jakarta :
Sagung Seto
Doenges M.E., 2005. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ke-4. Jakarta : EGC
Fakultas Kedokteran UI, 2006, Kapita Selekta Kedokteran, editor Arif M. Dkk edisi ke-4 jilid
1, Jakarta : Media Aesculapius
Heni Rokaeni, SMIP, CCRN. et. al. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Harapan
Kita
Kumar, V., Cotran, R.S., dan Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta : EGC
Nanda, 2011. Diagnosa Keperawatan, alih bahasa Budi Santosa, Jakarta ; EGC
Price,S.A, 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, alih bahasa, Brahm
U. Pendit ; editor Huriawati Hartanto Edisi 6 Volume 1, Jakarta : EGC
Wilkinson, J, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan intervensi NIC dan kriteria
hasil NOC, alih bahasa Widyawati, editor Eny M. Edisi ke-7 Jakarta : EGC
Udijanti, 2010, Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta : Salemba Medika