Anda di halaman 1dari 50

ETIKA KEPERAWATAN DAN PRINSIP – PRINSIP LEGAL ETIK 

KEPERAWATAN

A.      Pendahuluan

Keperawatan merupakan suatu profesi yang sangat menuntut kedisiplinan dan rasa tanggung jawab yang
tinggi. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kepada pasien, perawat dituntut untuk mampu
memberikan pelayanan yang memenuhi etika keperawatan, dimana pelayanan yang diberikan oleh
perawat selalu berdasarkan cita-cita yang luhur dan niat yang murni dan tidak membedakan suku dan ras.

Dalam melaksanakan tugas yang profesional, para perawat mampu serta ikhlas memberikan pelayanan
yang bermutu berdasarkan keterampilan yang memenuhi standar serta dengan kesadaran bahwa
pelayanan yang diberikan merupakan bagian dari upaya kesehatan secara menyeluruh. Seorang perawat
dalam melakukan Tugasnya selalu penuh dengan banyak resiko, setiap tindakan yang diambil seorang
perawat akan mengakibatkan suatu perubahan dalam hidup seorang pasien

 Pengambilan keputusan yang benar dan sesuai dengan legal etis keperawatan adalah sesuatu yang sangat
penting untuk di pelajari oleh seorang calon perawat. Bagaimana seorang perawat harus menghadapi
korban yang meminta untuk melakukan Euthanasia atau aborsi, dan bagaimana seorang perawat harus
mengambil sikap untuk membela dirinya dalam tameng hukum, semuanya itu akan kami bahas secara
rinci dalam makalah kami ini.

B.      Etika Profesi Keperawatan

            Etika atau ethics berasal dari bahasa yunani, yaitu “ethos”. Dalam Kamus Lngkap Bahasa
Indonesia karangan Poerwadarminta, ethos diartikan adat, kebiasaan, akhlak, watak perasaan, sikap atau
cara berpikir.

            Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar. Jadi dalam pengertian aslinya, apa yang
disebutkan dengan baik itu adalah yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat.

            Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar-tepat atau bermoral, terlebih
dalam profesi keperawatan. Dimana pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat
dan dasar adanya profesi keperawatan, oleh karena itu etika dalam penjalanan pelayanan keperawatan
sangat diperlukan. Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan., atau dengan kata lain merupakan suatu ungkapan tentang bagaimana perawat wajib
bertingkah laku. Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan menuntun perawat
dalam praktek sehari-hari.

Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai prinsip-prinsip etika keperawatan serta isu etik dalam praktik
keperawatan secara lebih terperinci .
C.      Prinsip-prinsip Etika Keperawatan

1.      Otonomi

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

2.       Beneficience (Berbuat Baik)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan
orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi.

3.      Justice (Keadilan)

Keadilan merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu. Tindakan yang dilakukan untuk
semua orang adalah sama. Tindakan yang sama tidak selalu identik, tetapi dalam hal ini persamaan berarti
mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Dokter dan perawat harus
berlaku adil dan tidak berberat sebelah.

4.       Non Maleficience

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Johnson (1989)
menyatakan bahwa prinsip tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk
berlaku baik.

Tindakan dan pengobatan harus berpedoman “primum non nocere” (yang paling utama adalah jangan
merugikan) tidak melukai,tidak menimbulkan bahaya,cidera bagi orang lain atau klien. Prinsip tidak
melukai orang lain,berbeda dan lebih keras dari pada prinsip untuk melakukan yang terbaik. Resiko
fisik,psikologis maupun sosial akibat tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan hendaknya
seminimal mungkin.
5.       Moral Right

            Moralitas menyangkut apa yang benar dan salah pada perbuatan, sikap, dan sifat. Tanda utama
adanya masalah moral, adalah bisikan hati nurani atau timbulnya perasaan bersalah, malu, tidak tenang,
dan tidak damai dihati.

            Standar moral dipengaruhi oleh ajaran, agama, tradisi, norma kelompok, atau masyarakat dimana
ia dibesarkan.

6.      Nilai dan Norma Masyarakat

            Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standar
atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah
rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal. Values (nilai-
nilai) yang idealsatau idaman, konsep yang sangat berharga bagi seseorang yang dapat memberikan arti
dalam hidupnya.avlues merupakan sesuatu yang berharga bagi seseorang, dan bisa mempengaruhi
persepsi,motivasi,pilihan dan keputusannya.

Salary  dan McDonnel (1989),values yang di sadari menjadi pengendali internal seseorang adn
bertingkah, membuat pilihan dan keputusan.

        Isu Etik dalam Praktik Keperawatan

Ø  EUTHANASIA

Pengertian

Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya baik, tanpa penderitaan ;
sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan demikian, secara etimologis, euthanasia dapat
diartikan kematian yang baik atau mati dengan baik tanpa penderitaan.Ada pula yang menerjemahkan
bahwa euthanasia secara etimologis adalah mati cepat tanpa penderitaan.

Hippokrates pertama kali menggunakan istilah "eutanasia" ini pada "sumpah Hippokrates" yang ditulis
pada masa 400-300 SM.Sumpah tersebut berbunyi:

"Saya tidak akan menyarankan dan atau memberikan obat yang mematikan kepada siapapun meskipun
telah dimintakan untuk itu".

Banyak ragam pengertian euthanasia yang sudah muncul saat ini. Ada yang menyebutkan bahwa
euthanasia merupakan praktek pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap
tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukuan dengan
cara memberikan suntikan yang mematikan. Saat ini yang dimaksudkan dengan enthanasia adalah bahwa
seorang dokter mengakhiri kehidupan pasien terminal dengan memberikan suntikan yang mematikan atas
permintaan pasien itu sendiri., atau dengan kata lain euthanasia merupakanpembunuhan legal.

Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum kesehatan mendefinisikan
euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat olehEuthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter
Belanda), yaitu :

Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien
atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan
ini dilakukan untuk kepentingan pasien itu sendiri.

Jenis-jenis Euthnasia

Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan dari mana sudut pandangnya atau
cara melihatnya.

Ø      Dilihat dari cara pelaksanaannya, euthanasia dapat dibedakan atas :

a.   Euthanasia pasif

Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang
sedang berlangsung untuk mempertahankan hidup pasin. Dengan kata lain, euthanasia pasif merupakan
tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien terminal untuk mengakhiri hidupnya.
Tindakan pada euthanasia pasif ini dilakukan secara sengaja dengan tidak lagi memberikan bantuan medis
yang dapat memperpanjang hidup pasien, seperti tidak memberikan alat-alat bantu hidup atau obat-obat
penahan rasa sakit, dan sebagainya.

Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis maupun keluarga pasien sendiri.
Keluarga pasien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga mereka dengan berbagai alasan,
misalnya untuk mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah tidak mampu membayar
biaya pengobatan.

b.      Euthanasia aktif atau euthanasia agresif

Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan secara medik melalui intervensi
aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia. Dengan kata lain, Euthanasia
agresif atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga
kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus
ketika suatu tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mnimbulkan kematian dengan secara sengaja
melalui obat-obatan atau dengan cara lain sehingga pasien tersebut meninggal.

Euthanasia aktif ini dapat pula dibedakan atas :


·                  Euthanasia aktif langsung (direct)

Euthanasia aktif langsung adalah dilakukannnya tindakan medis secara terarah yang diperhitungkan akan
mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek hidup pasien. Jenis euthanasia ini juga dikenal
sebagai mercy killing.

·                  Euthanasia aktif tidak langsung (indirect)

Euthanasia aktif tidak langsung adalah saat dokter atau tenaga kesehatan melakukan tindakan medis untuk
meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui adanya risiko tersebut dapat memperpendek atau
mengakhiri hidup pasien.

Ø  Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, euthanasia dibedakan atas :

a.       Euthanasia Sukarela (Voluntir)

Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu sendiri. Permintaan pasien ini
dilakukan dengan sadar atau dengan kata lain permintaa pasien secara sadar dn berulang-ulang, tanpa
tekanan dari siapapun juga.

b.       Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)

Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar. Permintaan biasanya dilakukan oleh
keluarga pasien. Ini  terjadi ketika individu tidak mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak
mampuan fisik dan mental, kekurangan biaya, kasihan kepada penderitaan pasien, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan minuman untuk pasien yang
berada di dalam keadaan vegetatif (koma). Euthanasia ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan
dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi apabila seseorang yang
tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil suatu keputusan, misalnya hanya seorang wali dari
pasien dan mengaku memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi pasien tersebut.

Ø  ABORSI

Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari alasan apa yang
menyebabkan kehamilan, aborsi pada umumnya  dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di
luar nikah.

Mengenai alasan aborsi memang banyak mengundang kontroversi, Ada yang berpendapat bahwa aborsi
perlu dilegalkan dan ada yang berpendapat tidak perlu dilegalkan.
Pelegalan aborsi dimaksudkan untuk mengurangi tindakan aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak
berkompeten, misalnya dukun beranak. Sepanjang aborsi tidak dilegalkan maka angka kematian ibu
akibat aborsi akan terus meningkat. Ada yang mengkatagorikan Aborsi itu pembunuhan. Ada yang
melarang atas nama agama, ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup sehingga
harus dipertahankan, dan lain-lain.

Jika aborsi untuk alasan medis, aborsi adalah legal, untuk korban perkosaan, masih di grey area, aborsi
masih diperbolehkan walaupun tidak semua dokter mau melakukannya. Kasus perkosaan merupakan
pilihan yang sulit. Meskipun bisa saja kita mengusulkan untuk memelihara anaknya hingga lahir, lalu
diadopsikan ke orang lain, itu semua tergantung kematangan si ibu dan dukungan masyarakat agar anak
yang dilahirkan tidak dilecehkan oleh masyarakat.

Untuk kehamilan jiwa diluar nikah atau karena sudah kebanyakan anak dan kontrasepsi gagal perlu
dipirkirkan kembali krena anak merupakan anugerah terbesar yang dberikan oleh TUHAN.

Sebaiknya kita jangan mencari pemecahan masalah yang pendek / singkat / jalan pintas, tapi harus jauh
menyentuh dasar timbulnya masalah itu sendiri. Prinsip melegalkan aborsi sama seperti Prinsip lokalisasi.
Banyak  celah yang justru akan dimanfaatkan, karena seks bebas sudah jadi realita sekarang ini, apalagi di
kota-kota besar.

Perempuan berhak dan harus melindungi diri mereka dari eksploitasi orang lain termasuk suaminya, agar
tidak perlu aborsi. Sebab aborsi, oleh paramedis ataupun oleh dukun, legal atau illegal, akan tetap
menyakitkan buat wanita, lahir dan batin meskipun banyak yang. menyangkalnya. Karena itu kita harus
berupaya bagaimana caranya supaya tidak sampai berurusan dengan hal yang akhirnya merusak diri
sendiri.Karena ada laki-laki yang bisa seenak melenggang pergi, dan tidak peduli apa-apa meskipun
pacarnya/istrinya sudah aborsi dan mereka tidak bisa diapa-apakan, kecuali pemerkosa, yang jelas ada
hukumnya.

Jadi solusinya bukan cuma dari rantai yang pendek, tapi dari ujung rantai yang terpanjang, yaitu :
penyuluhan tentang seks yang benar.

Jika dilihat kebelakang, mengapa banyak remaja yang aborsi, karena mereka melakukan seks bebas untuk
itu diperlukan pendidikan agama agar moral mereka tinggi dan sadar bahwa free seks tidak sesuai dengan
agama dan berbahaya.

Jika tidak ingin hamil gunakan kontrasepsi yang paling aman dan kontrasepsi yang paling aman adalah
tidak berhubungan seks sama sekali. Segala sesuatu itu ada resikonya. Untuk itu sebelum bertindak, orang
harus mulai berpikir : nanti bagaimana bukannya bagaimana nanti.

Keputusan aborsi juga dapat keluar dalam waktu yang singkat, dan setelah melewati waktu krisis, bisa
saja keputusan aborsi dibatalkan karena  ada seseorang yang mendampingi memberikan support, dan dia
tidak jadi mengaborsi.

Keputusan untuk aborsi, kemungkinan  bisa menghantui seumur hidupnya, mengaborsi anaknya, dan
selama beberapa minggu dia masih menyesali dan menangisi kejadian itu, seperti kematian seorang anak.
Apalagi jika aborsi dilakukan akibat paksaan, misalnya paksaan dari orangtua, demi nama baik keluarga.
Bayangkan berapa banyak orang-orang yang.bisa dipaksa untuk menggugurkan, jika aborsi ini dilegalkan.

§  Penyebab Aborsi

Karakteristik ibu hamil dengan aborsi yaitu:

a)                   Umur Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah
20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali
secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda
masih tergantung pada orang lain. Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan
kehamilan remaja yang tidak dikehendaki.Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga nonprofessional
dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat
reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi
karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa.
Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi
badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra uterine.

b)                  Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat
menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan
karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat
berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan resiko terhadap terjadinya perdarahan pada
trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

c)                   Paritas ibu Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan
perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas
paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai
angka kematian maternal lebih tinggi.Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.Risiko pada
paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat
dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak
direncanakan..
d)                  Riwayat Kehamilan yang lalu Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya
abortus lagi pada seorang wanita ialah 73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan Llewellyn -
Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39% (Wiknjosastro, 2007).

Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi kenyataannya terdapat 2,3 juta
perempuan melakukan aborsi (Kompas, 3 Maret 2000). Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan
tersendiri untuk melakukan aborsi dan hukumpun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan
tersebut, misalnya dalam masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk
kegagalan KB. Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe abortion),
yang mengakibatkan kematian.Data WHO menyebutkan, 15-50% kematian ibu disebabkan oleh
pengguguran kandungan yang tidak aman.Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang
dilakukan tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia.Artinya 1 dari 8 ibu meninggal
akibat aborsi yang tidak aman.

§  Jenis-Jenis Aborsi

a.      Aborsi Alamiah atau Spontan

Aborsi alamiah / spontan berlangsung tanpa tindakan apapun (keguguran). Pada umumnya aborsi ini
dikarenakan kurang baknya kualitas sel telur maupun sel sperma.

b.      Aborsi Medisinalis

Aborsi medisinalis adalah aborsi yang terjadi karena brbagai alas an yang bersifat medis. Aborsi ini
dilakukan karena berbagai macam indikasi, seperti :

·               Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan pendarahan yang terus
menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).

·               Mola Hidatidosa atau hindramnion akut Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis
Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kangker serviks atau jika dengan adanya kehamilan
akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada tubuh seperti kangker payudara

·               Prolaps uterus yang tidak bisa diatasi.

·               Telah berulang kali mengalami operasi caesar

·               Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik
dengan kegagalan jantung, hipertensi,nephritis,tuberkolosis, paru aktif yang berat.

·               Penyakit-penyakit metabolik misalnya diabetes yang tidak terkontro

·               Epilepsi yang luas dan berat..


·               Gangguan jiwa , disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini,
sebelum melakukan tindakan abortus harus dikonsultasikan dengan psikiater.

c.       Aborsi Kriminalis

Pada umumnya aborsi  ini terjadi karena janin yang dikandung tidak dikhendaki oleh karena berbagai
macam alasan.

Seperti berkut ini :

·           Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.

·           Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.

·           Kehamilan di luar nikah.

·           Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.

·           Masalah social misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.

·           Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga).

·           Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan
kehamilan yang tidak diinginkan.

Ø  TRANSPLANTASI  ORGAN

Dalam penyembuhan suatu penyakit, adakalanya transplantasi tidak dapat dihindari dalam
menyelamatkan nyawa bagi penderita.Dengan keberhasilan tekniktransplantasi dalam usaha
penyembuhan suatu penyakit dan dengan meningkatnya keterampilan dokter-dokter dalam melakukan
transplantasi, upaya transplantasi mulai diminati oleh para penderita dalam upaya penyembuhan yang
cepat dan tuntas.

Untuk mengembangkan transplantasi sebagai salah satu cara penyembuhan suatu penyakit tidak dapat
begitu saja diterima masyarakat luas.

§  PENGERTIAN TRANSPLANTASI

Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat
lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi
pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang
merupakan upaya terbaik untuk menolong penderita/pasien dengan kegagalan organnya, karena hasilnya
lebih memuaskan dibandingkan dengan pengobatan biasa atau dengan cara terapi. Hingga dewasa ini
transplantasi terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan
begitu saja, karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama, hukum,
budaya, etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi
transplatasi, adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor, LRD) dan donasi organ
jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar terkait (hukum,
kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat), pemerintah dan swata.

§  SEJARAH  DAN  PERKEMBANGAN  TRANSPLANTASI

Tahun 600 SM di India,  Susrutatelah melakukan transplantasi kulit. Sementara pada masa Renaissance,


seorang ahli bedah  dari Itali bernama Gaspare Tagliacozzi juga telah melakukan hal yang sama.

Diduga John Hunter (1728-1793) adalah pioneer bedah eksperimental, termasuk bedah transplantasi. Dia
mampu membuat cerita teknik bedah untuk menghasilkan suatu jaringan transplantasi yang tumbuh di
tempat baru.Akan tetapi sistem golongan darah dan sistem histokompatibilitas yang erat hubungannya
dengan reaksi terhadap transplantasi belum ditemukan.

Pada abad ke-20, Winer dan Landsteiner mendukung perkembangan transplantasi dengan menemukan


golongan darah sistem ABO dan sistem Rhesus.Saat ini perkembangan ilmu kekebalan tubuh makin
berperan dalam keberhasilan tindakan transplantasi.

Perkembangan teknologi kedokteran terus meningkat searah dengan perkembangan teknik transplantasi.
Ilmu transplantasi modern makin berkembang dengan ditemukannya metode-metode pencangkokan,
seperti:

a.              Pencangkokan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner oleh Dr. George E.
Green dan Parkinson

b.             Pencangkokan jantung, dari jantung kera kepada manusia oleh Dr. Cristian Bernhard, walaupun
pasiennya kemudia meninggal dalam waktu 18 hari.

c.              Pencangkokan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita Parkinson
oleh Dr. Andreas Bjornklund.

Demikian sejarah singkat perkembangan transplantasi organ pada makhluk hidup yang telah dilakukan
oleh para ahli sejak jaman dahulu (600 SM) yang hingga sampai saat ini metode transplantasi terus
berkembang.

§  Jenis – jenis Transplantasi Organ


1.      Autograf (Autotransplatasi), yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh
orang itu sendiri.

Misalnya operasi bibir sumbung, imana jaringan atau organ yang diambil untuk menutup bagian yang
sumbing diambil dari jaringan tubuh pasien itu sendiri.

2.      Allograft (Homotransplantasi) , yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke
tubuh yang lan yang sama spesiesnya, yakni manusia dengan manusia. Homotransplantasi yang sering
terjadi dan tingkat keberhasilannya tinggi, antara lain : transplantasi ginjal dan kornea mata. Disamping
itu terdapat juga transplantasi hati, walaupun tingkat kebrhsilannya belum tinggi. Transfusi darah
sebenarnya merupakan bagian dari transplntasi ini, karena melalui transfusi darah, bagian dari tubuh
manusia (darah) dari seseorang (donor) dipindahkan ke orang lain (recipient).

3.      Xenograft (Heterotransplatasi) , yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh yang satu ke
tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya. Misalnya antara species manusia dengan binatang. Yang sudah
terjadi contohnya daah pencangkokan hati manusia dengan hati dari baboon (sejenis kera), meskipun
tingkat keberhasilannya masih sangat kecil.

4.      Isograft

                            Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan atau organ dari seseorang ke
tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih memiliki hubungan secara genetik.

Ø  SUPPORTING DEVICES

§  Komponen Yang Mendasari Transplantasi

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:

1.             Eksplantasi yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah
meninggal.

2.             Implantasi yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh
sendiri atau tubuh orang lain

§  Komponen Yang Menunjang Transplantasi

Disamping dua komponen yang mendasari di atas, ada juga dua komponen penting yang menunjang
keberhasilan tindakan transplantasi, yaitu:

1.               Adaptasi Donasi yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang diambil
jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan  jaringan atau
oragan.
2.               Adaptasi Resepien yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan atau organ tubuh
baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau organ tersebut, untuk berfungsi baik,
mengganti yang sudah tidak dapat befungsi lagi.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau dari jenazah
orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak.

Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit ginjal sumsum tulang dan darah (transfusi
darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah jantung, hati, ginjal, kornea, pancreas, paru-paru
dan sel otak.
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN-ORGAN DALAM SISTEM
MUSCULOSKELETAL

Muskuloskeletal terdiri atas :

  Muskuler/Otot             : Otot, tendon,dan ligamen

  Skeletal/Rangka          : Tulang dan sendi

1. Muskuler/Otot

    1.1 Otot

         Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih
dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-
tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan
kulit.

Fungsi sistem muskuler/otot:

a.  Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap
gaya gravitasi.
c. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.

Ciri-ciri sistem muskuler/otot:

a. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
b. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf.
c. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang
otot saat rileks.
d. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.

Jenis-jenis otot

a. Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.


  b. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar
antara 10 mikron sampai 100 mikron.

c. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.

d. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.

Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka

•      Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.

•      Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak
nukleus ditepinya.

•      Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam
organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.

•      Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya :

-       yang kasar terdiri dari protein myosin

-       yang  halus terdiri dari protein aktin/actin.

b)     Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba,
seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.

Ÿ  Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.

Ÿ  Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5
mm pada uterus wanita hamil.

Ÿ  Kontraksinya kuat dan lamban.

Struktur Mikroskopis Otot Polos

•      Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen.

Jenis otot polos

Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi.

Ÿ  Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar
traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil
dan pada otot erektor pili rambut.
Ÿ  Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga
atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini
dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk
hasil dari aktivitas listrik spontan.

c)      Otot Jantung

Ÿ  Merupakan otot lurik

Ÿ  Disebut juga otot seran lintang involunter

•       Otot ini hanya terdapat pada jantung

•       Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa
istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.

Struktur Mikroskopis Otot Jantung

•       Mirip dengan otot skelet

Kerja Otot

-   Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)

-   Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)

-   Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)

-   Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)

-   Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)

-   Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)

1.2 Tendon

Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein
(kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.

1.3 Ligamen

Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung
yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.

Beberapa tipe ligamen :

-    Ligamen Tipis
      Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang ada di siku dan lutut.
Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan.

-    Ligamen jaringan elastik kuning.

Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat sendi, seperti
pada tulang bahu dengan tulang lengan atas

2. Skeletal

    2.1 Tulang/ Rangka

        Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206
tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang.

Fungsi Sistem Skeletal :

1.        Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.

2.        Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang.

3.        Melekat pada tulang

4.        Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan pembentuk
darah.

5.        Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam darah misalnya.

6.        Hemopoesis

Struktur Tulang

-     Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks).

-     Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).

-     Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.

-     Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.

-     Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa).

-     Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).

Jaringan tulang terdiri atas :

a.        Kompak (sistem harvesian à matrik dan lacuna, lamella intersisialis)


b.       Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh darah)

Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya

1.   Tulang Kompak

a.   Padat, halus dan homogen

b.   Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow bone marrow”.

c.   Tersusun atas unit : Osteon à Haversian System

d.   Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat  pembuluh darah dan saraf yang
dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).

e.   Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut periosteur, membran ini
mengandung:

§  Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang

§  Osteoblas

2.   Tulang Spongiosa

a.   Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.

b.   Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.

c.   Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi
nutrisi pada tulang.

d.   Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang lengan dan paha.

Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya

1.      Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna

2.      Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki

3.      Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum

4.      Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis

Pembagian Sistem Skeletal

1.    Axial / rangka aksial, terdiri dari :

Ÿ  tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka

Ÿ  columna vertebralis / batang tulang belakang


Ÿ  costae / tulang-tulang rusuk

Ÿ  sternum / tulang dada

2.    Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :

Ÿ  tulang extremitas superior

a.       korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan clavicula (tulang berbentuk
lengkung).

b.      lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.

c.       lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.

d.      tangan

Ÿ  tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah, kaki.

    2.2 Sendi

Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk
memudahkan terjadinya gerakan.

1.      Synarthrosis (suture)

Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh:
Hubungan antara tulang di tengkorak.

2.      Amphiarthrosis

Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang
belakang

3.      Diarthrosis

Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari struktur sinovial.
Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel (siku), sendi putar (kepala dan leher), dan
sendi pelana (jempol/ibu jari).

B. LOW BACK REGION

1. Struktur

Ruas tulang punggung dikelompokkan menjadi:


1.    Cervical/leher 7 ruas

2.    Thoracalis/punggung 12 ruas

3.    Lumbalis/pinggang 5 ruas

4.    Sakralis/kelangkang 5 ruas

5.    Koksigeus/ekor 4 ruas

2. Fungsi

Low back region berfungsi untuk menegakkan/menopang postur struktur tulang belakang manusia.
Postur tegak juga meningkatkan gaya mekanik struktur tulang belakang lumbrosakral.

Gambar 5. Tulang belakang dan lekukuannya

Antar tulang belakang diikat oleh intervertebal, serta oleh ligamen dan otot. Ikatan antar tulang yang
lunak membuat tulang punggung menjadi fleksibel. Sebuah unit fungsi dari dua bentuk tulang yang
berdekatan diperlihatkan dari gambar di bawah ini.

Gambar 6. Fungsi dasar tulang punggung

3. Komponen punggung

Ÿ  Otot punggung

Ditunjang oleh punggung, perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi
untuk menahan agar tulang belakang dan diskus tetap dalam posisi normal.

Ÿ  Diskus

Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan goncangan. Terdapat diantara
vertebrae sehingga memungkinkan sendi-sendi untuk bergerak secara halus. Tiap diskus mengandung
cairan yang mengalir ke dalam dan keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan punggung bergerak bebas. Diskus bersifat elastis, mudah kembali ke bentuk semula jika
tertekan diantara kedua vertebra.
a.      Otot-otot punggung

Ÿ  Spina erektor terdiri dari massa serat otot, berasal dari belakang sakrum dan bagian perbatasan dari
tulang inominate dan melekat ke belakang kolumna vertebra atas, dengan serat yang selanjutnya timbul
dari vertebra dan sampai ke tulang oksipital dari tengkorak. Otot tersebut mempertahankan posisi tegak
tubuh dan memudahkan tubuh untuk mencapai posisinya kembali ketika dalam keadaan fleksi.

Ÿ  Lastimus dorsi adalah otot datar yang meluas pada belakang punggung. Aksi utama dari otot tersebut
adalah menarik lengan ke bawah terhadap posisi bertahan, gerakan rotasi lengan ke arah dalam, dan
menarik tubuh menjauhi lengan pada saat mendaki. Pada pernapasan yang kuat menekan bagian
posterior dari abdomen.

b.      Otot-otot tungkai

Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot dari bokong. Otot-otot
tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar ilium, sebagian gluteus maksimus timbul dari
sebelah belakang sacrum. Aksi utama otot-otot tersebut adalah mempertahankan posisi gerak tubuh,
memperpanjang persendian panggul pada saat berlari, mendaki, dan saat menaiki tangga, dalam
mengangkat tubuh dari posisi duduk atau membungkuk, gerakan abduksi dan rotasi lateral dari paha.

C. INTERVERTEBRAL DISC

Pada makhluk hidup vertebrata (memiliki ruas tulang belakang) terdapat sebuah struktur yang dibentuk
oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra (vertebral body). Pada setiap dua ruas vertebra terdapat
sebuah bantalan tulang rawan berbentuk cakram yang disebut dengan Intervertebral Disc. Pada tubuh
manusia terdapat 24 buah Intervertebral disc. Tulang rawan ini berfungsi sebagai penyangga agar
vertebra tetap berada pada posisinya dan juga memberi fleksibilitas pada ruas tulang belakang ketika
terjadi pergerakan atau perubahan posisi pada tubuh.

Gambar 7

Susunan tulang rawan ini terbagi menjadi 3 bagian:

Ÿ  Nucleus pulposus, memiliki kandungan yang terdiri dari 14% Proteoglycan, 77% Air, dan 4% Collagen.

Ÿ  Annulus fibrosus, mengandung 5% Proteoglycan, 70% Air, dan 15% Collagen.

Ÿ   Cartilage endplate, terdiri dari 8% Proteoglycan, 55% Air, dan 25% Collagen.

D. NECK
          Gambar 8

Tulang Leher

Tulang leher terdiri dari tujuh ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada taju
sayapnya terdapat lubang tempat lajunya saraf yang disebut foramen tranvertalis. Ruas pertama
vertebra serfikalis disebut atlas yang memungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut prosesus
odontois (aksis) yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ketujuh mempunyai
taju yang disebut prosesus prominan. Taju ruasnya agak panjang.

Tulang-tulang yang terdapat pada leher:

a.       Os. Hyoideum adalah sebuah tulang uang berbentuk U dan terletak di atas cartylago thyroidea
setinggi vertebra cervicalis III.

b.      Cartygo thyroidea

c.       Prominentia laryngea, dibentuk oleh lembaran-lembaran cartylago thyroidea yang bertemu di


bidang median. Prominentia laryngea dapat diraba dan seringkali terlihat.

d.      Cornu superius, merupakan tulang rawan yang dapat diraba bilamana tanduk disis yang lain
difiksasi.

e.       Cartilagocricoidea, sebuah tulang rawan larynx yang lain, dapat diraba di bawah prominentia
laryngea

f.       Cartilagines tracheales, teraba dibagian inferior leher.

g.      Cincin-cincin tulang rawan kedua sampai keempat tidak teraba karena tertutup oleh isthmus yang
menghubungkan lobus dexter dan lobus sinister glandulae thyroideae.

h.      Cartilage trachealis I, terletak tepat superior terhadap isthmus.

Otot Leher

Otot bagian leher dibagi menjadi tiga bagian:

a.       Muskulus platisma yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ke tulang selangka dan
iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawah dan melebarkan mulut seperti sewaktu
mengekspresikan perasaan sedih dan takut, juga untuk menarik kulit leher ke atas.

b.      Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateral proc.mastoidebus ossis


temporalis dan setengah lateral linea nuchalis superior. Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi,
misalnya ke lateral (samping), fleksi dan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang
lain; kontraksi kedua sisi menyebabkan fleksi leher. Otot ini bekerja saat kepala akan ditarik ke samping.
Akan tetapi, jika otot muskulus platisma dan sternokleidomastoideus sama-sama bekerja maka
reaksinya adalah wajah akan menengadah.

c.       Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Fungsinya adalah
laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama.

Ketiga otot tersebut terdapat di belakang leher yang terbentang dari belakang kepala ke prosesus
spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

E. ELBOW

Gambar 10

                

Siku adalah suatu titik yang sangat komplek di mana terdapat tiga tulang yaitu humerus, radius dan
ulna. Ketiga tulang tersebut bekerja secara bersama-sama dalam suatu gerakan flexi, extensi dan rotasi.

F. SHOULDER (BAHU)

1.      Tulang Bahu

                                 Gambar 11

Tulang-tulang pada bahu terdiri dari:

Ÿ  Clavicula (tulang selangka), merupakan tulang berbentuk lengkung yang menghubungkan lengan atas
dengan batang tubuh. Ujung medial (ke arah tengah) clavicula berartikulasi dengan tulang dada yang
dihubungkan oleh sendi sternoclavicular, sedangkan ujung lateral-nya (ke arah samping) berartikulasi
dengan scapula yang dihubungkan oleh sendi acromioclavicular. Sendi sternoclavicular merupakan satu-
satunya penghubung antara tulang extremitas bagian atas dengan tubuh.

Ÿ  Scapula (tulang belikat), merupakan tulang yang berbentuk segitiga. Tulang ini berartikulasi dengan
clavicula dan tulang lengan atas. Ke arah lateral scapula melanjutkan diri sebagai acromioclavicular yang
menghubungkan scapula dengan clavicula.

Ÿ  Sendi glenohumeral, merupakan penghubung antara tulang lengan atas dengan scapula.

2.      Otot Bahu
Gambar 12

Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan scapula.

Ÿ  Muskulus deltoid (otot segi tiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian lateral
clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat
lengan sampai mendatar.

Ÿ  Muskulus subkapularis (otot depan scapula). Otot ini dimulai dari bagian depan scapula, menuju
tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah menengahkan dan memutar humerus (tulang lengan
atas) ke dalam.

Ÿ  Muskulus supraspinatus (otot atas scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke
tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk mengangkat lengan.

Ÿ  Muskulus infraspinatus (otot bawah  scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah scapula dan
menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.

Ÿ  Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah scapula dan
menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.

Ÿ  Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah luar scapula dan
menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.

G. MUSKULOSKELETAL DISORDERS

Musculoskeletal disorders adalah kondisi dimana bagian dari sistem otot dan tulang mengalami masalah
(sakit). Penyakit ini terjadi akibat bagian tubuh meregang terlalu jauh, mengalami tubrukan secara
langsung, ataupun karena kegiatan lainnya yang mengakibatkan kesalahan pada sistem otot dan tulang.

Penyakit otot dan tulang atau lebih dikenal dengan musculoskeletal disorders/MSDs merupakan
penyakit akibat kerja. Gejalanya berupa pegal atau sakit otot, tulang, dan sendi. Sebagian kecil hal ini
disebabkan oleh penyakit spesifik, namun sebagian besar sering disebabkan oleh kesalahan sikap
(posture): sikap kerja, sikap duduk, sikap tidur, dan masalah lainnya.

Musculoskeletal disorders dapat terjadi pada low back region, intervertebral discs, neck, elbow, maupun
shoulder.

1.      Low-back region

Penyakit yang sering terjadi pada low-back region yaitu low-back pain. Gejala low-back pain berupa sakit
pinggang atau nyeri punggung.
Faktor risiko di tempat kerja:

Ÿ  Beban kerja fisik yang berat, seperti terlalu sering mengangkat atau mengangkut, menarik, dan
mendorong benda berat.

Ÿ  Posisi tubuh yang terlalu lama membungkuk ataupun posisi tubuh lainnya yang tidak wajar,

Ÿ  Terlalu lama mengendarai kendaraan bermotor.

Ÿ  Faktor psikososial di tempat kerja, seperti pekerjaan yang monoton, bekerja di bawah tekanan, atau
kurangnya dukungan sosial antar pekerja dan atasan.

2.      Intervertebral Discs

Penyakit yang sering terjadi diantaranya:

Ÿ  Skoliosis: adalah keadaan melengkungnya tulang belakang seperti huruf ’S’, dimana intervertebral
discs dan tulang vertebra retak.

Ÿ  Spondylolisthesis: terjadinya pergeseran tulang vertebra ke depan sehingga posisi antara vertebra
yang satu dengan yang lain tidak sejajar. Diakibatkan oleh patah pada penghubung tulang di bagian
belakang vertebra.

Ÿ  Ruptur: karena pecahnya anulus posterior akibat aktifitas fisik yang berlebihan.

Ÿ  Spinal stenosis: adalah penyempitan pada sumsum tulang belakang yang menyebabkan tekanan pada
serabut saraf spinal.

Faktor risiko:

Ÿ  Beban/tekanan: posisi saat duduk dapat menekan tulang belakang 5 kali lebih besar daripada saat
berbaring.

Ÿ  Merokok

Ÿ  Terpapar dengan vibrasi/getaran pada level tinggi, yaitu 5 – 10 Hz (biasanya dihasilkan dari
kendaraan).

3.      Neck

Penyakit yang sering muncul diantaranya:

Ÿ  Tension neck: terjadi karena pemusatan tekanan leher pada otot trapezeus

Ÿ  Acute torticollis: adalah salah satu bentuk dari nyeri akut dan kaku leher

Ÿ  Acute disorder: terjadi karena hilangnya resistensi vertebra torakalis terhadap tekanan ringan

Ÿ  Choronic disorder: karena adanya penyempitan diskus vertebralis


Ÿ  Traumatic disorder: dapat disebabkan karena kecelakaan

Faktor risiko di tempat kerja:

Ÿ  Sering terjadi pada pekerja VDU (Visual Display Unit), penjahit, tukang perbaikan alat elektronik,
dokter gigi, pekerja di pertambangan batu bara

Ÿ  Pekerjaan entri data, mengetik, menggergaji (manufaktur), pemasangan lampu, rolling film

     Pekerjaan-pekerjaan di atas menyebabkan leher berada pada satu posisi yang sama dalam waktu
yang lam sehingga otot leher megalami kelelahan.

Ÿ  Pekerjaan dengan gerakan berulang pada tangan.

Ÿ  Terpajan oleh vibrasi: penggunaan mesin bor atau mesin lainnya yang mengeluarkan vibrasi.

Ÿ  Pengorganisasian kerja: durasi pekrjaan yang lama (over time), waktu istirahat (jeda) yang singkat.

Ÿ  Faktor psikologi dan sosial: stres, kurangnya kontrol terhadap organisasi kerja, kurangnya relasi antara
managemen dan sesama pekerja, pekerjaan yang menuntut keakuratan dan kecepatan kerja.

4.      Elbow

Penyakit yang sering terjadi:

Ÿ  Epicondylitis: adalah kondisi yang sangat menyakitkan dimana otot yang menggerakkan tangan dan
jari bertemu dengan tulang.

Ÿ  Olecranon Bursitis: merupakan perdangan yang terjadi di olecranon bursa (kantong cairan dibagian
dorsal siku), karena trauma berulang kali dan infeksi.

Ÿ  Osteoarthrosis: kerusakan kartilago di siku, jarang terjadi pada orang usia 60 tahun kebawah.

Faktor risiko:

Ÿ  Pekerjaan yang menggunakan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan penuh tenaga (hand-
intensive tasks).

Ÿ  Penggunaan peralatan tangan atau pekerjaan manual yang berat secara intensif, misalnya di
pertambangan dan konstruksi

Ÿ  Vibrasi

Ÿ  Trauma

5.      Shoulder

Penyakit yang sering terjadi di tempat kerja:


Ÿ  Rotator cuff disorder and biceps tendinitis: dimana terjadi peradangan pada tendon dan membran
sinovial

Ÿ  Shoulder joint and acromioclavicular joint osteoarthritis: adalah penurunan komponen kartilago dan
tulang pada penghubung dan intevertebral discs.

Faktor risiko:

Ÿ  Pekerjaan yang sering mengangkat/menaikkan tangan dengan durasi yang panjang, misalnya pada
industri otomotif.

Ÿ  Menggerakkan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan sepenuh tenaga, misalnya pada
penjahit.

Ÿ  Mengangkat benda berat dan menggunakan peralatan yang berat disertai vibrasi pada lengan,
misalnya pada pekerja kontruksi.

Ÿ  Melakukan gerakan flexi dan abduksi secara berulang, misalnya pada pelukis, tukang kayu, dan atlet.

Penyakit Lain yang Berhubungan dengan Musculoskeletal:

1.    Primary Fibomyalgia: penyebab penyakit ini tidak diketahui. Ditandai dengan rasa lelah yang
menyerang pada pagi hari, dengan gejala: lemas, kaku, dan bengkak pada jari.

2.    Rheumatoid Athritis: Penyakit rematik yang juga bisa menyerang tulang dan persendian.
Kebanyakan terjadi pada wanita umur 30-50 tahun. Penyebabnya tidak diketahui. Dengan gejala:
bengkak pada sendi-sendi jari, kelemahan pada kaki, dan demam rendah.

3.    Gout atau asam urat: terjadi karena adanya gangguan metabolisme sehingga menyebabkan
peradangan pada sendi, terutama terjadi pada laki-laki.

4.    Osteoporosis: penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang,
kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah patah.. Terjadi karena kurangnya intake
kalsium, kebiasaan merokok, konsumsi kopi, dan barat badan dibawah rata-rata.

5.    Kanker tulang: sering menyerang anak kecil dan remaja, penyebabnya tidak diketahui.

6.    Osteomyelitis: infeksi tulang karena bakteri, jamur atau virus. Risiko meningkat pada penderita
diabetes.

Strategi pencegahan
Ÿ  Membuat daftar faktor-faktor risiko di tempat kerja yang mungkin dapat menyebabkan penyakit pada
muskuloskeletal, sehingga dapat dilakukan eliminasi atau minimalisasi terhadap faktor ”exposure”.

Ÿ  Setiap pekerjaan harus diselidiki fakor risikonya apabila terdapat pekerja yang rentan atau mengalami
masalah pada anggota tubuhnya.

Ÿ  Setiap pekerjaan juga harus diselidiki apabila terdapat perubahan pada standar kerja, prosedur, atau
peralatan sehingga faktor risiko dapat diminimalisasi.

Ÿ  Design kerja yang baik (layout tempat kerja, frekuensi dan durasi kerja).

Misalnya pada pekerja VDU (Visual Display Unit), harus lebih diperhatikan pencahayaan dan kontrasnya,
jarak antara mata dengan monitor sekitar 45 – 50 cm, dan sudut pandang sekitar 10°- 20°.

Ÿ  Melakukan intervensi dini dan menjalankan ”safety rules”.

Ÿ  Memberikan edukasi dan pelatihan-pelatihan kepada pekerja agar mereka dapat bekerja secara tepat
dan aman.

Ÿ  Memberikan variasi pekerjaan agar tidak monoton.

Ÿ  Mengurangi intensitas kerja.

Ÿ  Organisasi kerja yang baik, misalnya jeda atau istitahat yang sering untuk menghindari kelelahan.
Contohnya pada pekerja VDU, istirahat selama 10 menit setiap jam, dan membatasi kerja maksimal 4
jam per hari.

Ÿ  Posisi kerja yang ergonomis.

Anatomi dan Fisiologi Indra Pada Manusia


Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa indra merupakan reseptor yang dapat
menerima rangsangan atau impuls dari luar tubuh atau bisa disebut juga eksteroseptor. Ada lima
macam indera yang ada pada manusia yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra pengecap,
indra peraba dan perasa, dan indra pencium. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi dan
fisiologi jalannya impuls dari kelima indra ke sistem saraf pusat.
1.      INDRA PENGLIHATAN (MATA)
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak sensitif cahaya
primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya karena ada photoreceptor di
dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa
pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem saraf. Jika dilihat secara
struktural bola mata layaknya kamera, tetapi mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya)
yang sistem persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf pusat
terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik ( nervosa optikus ). Implus
saraf dari stimulusphotoceptor dibawa ke otak pada lobus oksipital di serebrum dimana sensi
penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan dapat merespon satu juta stimulus
yang berbeda setiap detik.

a.      Struktur Anatomi Mata


Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit. Orbit
tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum,
maksila, sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah dan melindungi mata.
Pada orbit  terdapat lubang yaitu foramen optic untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik dan
fisura orbital superior yang berfungsi untuk lintasan safaf dan arteri otot mata. Bagaian-bagaian
mata terdiri dari.
1). Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya,
kecuali dibagian depan yang transparan yang disebut kornea. Sclera memberi bentuk pada bola
mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.
2). Kornea
kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya transparan, terletak pada bagian depan
mata berhubungan dengan skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya dan
memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan yaitu epithelium, membrane ,
buwman, stroma, membrane descemet dan endothelim.
3). Lapisan Koroid
lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan lapisan yang berpigmen mengandung
banyak pertumbuhan darah untuk memberi nutrisi dan oksigen pada retina . warna gelap pada
koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau pemantulan sinar. Pada bagian depan koroid
membentuk korpus silialis yang berlanjut membentuk iris.
4). Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior, bersambung dengan permukaan
lensa anterior. Iris tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan banyaknya
cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara merubah ukuran pupil. Ukuran pupil dapat
berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler yang mampu menciutkan pupil dan serta-
serta radikal yang menyebabkan kelebaran pupil.
5). Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai pembuluh darah, transparan dan tidak
berwarna. Kapsul lensa merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm dan
diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan oleh ligamentum yang disebut
zonula. Adanya ikatan lensa dengan ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu
bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang bagian depan lensa berisi cairan yang
disebut aqueous humor , cairan ini diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan pada bagian
belakang lensa berisi cairan vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga alensa
pada tempatnya dan dalam bentuk yang sesuai serta memberikan makanan pada korne dan lensa .
lensa tersusun dari 65% air dan sekitar 35% protein dan sedikit mineral, terutama kalium. Lensa
berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina melalui mekanisme akomudasi
yaitu proses penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek secara jelas yang
beragam.
6). Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi 2/3 bola pada bagian belakang.
Pada bagian depan berhubungan dengan korpus silialis dioraserata. Retina meruapakan bagian
mata yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bagian depan retina terdapat lapisan berpigmen
dan berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakng terdapat lapisan saraf dalam. Pada
lapisan sel saraf dalam mengandung reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan sel
akmagrin.
Ada dua sel reseptor pada retina yaitu sel konus atau sel kerucut dan sel rod atau sel batang. Sel
kerucut berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.kedua pigmen tersebut akan
terurai jika terkena sianar terutama pada pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh
karena itu pigmen pada sel batang berfungsi untuk situasi yang kurang terang atau matahari
sedangkan pada pigmen sel kerucut berfungsi lebih pada suasana terang dan berperan dalam
pengliatan disiang hari .
Pigmen ungu yang ada pada sel batang disebut dengan rodoksin yang merupakan senyawa
protein dan vitamin A apabila terpapar sianr, rodiksi akan terurai menjadi vitamin A
pembentukan kembali pigmen tersebut terjadi dalam keadaan kelap yang disebut adaptasi gelap
sedangkan pigmen lembayung dari sel kerucut merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan oksin. Pada sel kerucut terdapat 3 macam yaitu sel yang peka
terhadap merah, hijau dan biru sehingga sel kerucut dapat menagkap sprektum warna. Kerusakan
pada salah satu sel kerucut akan meyebabkan buta warna.
7). Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke
otak.

Gb. 1 Anatomi Mata

b.      Fisiologi Penglihatan
Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi implus saraf sehingga dapat
diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual. Untuk menghasilkan gambar fisual yang tepat
dan diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks dimulai adanya gelombang sinar atau
cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya yang masuk kemata melalui konjungtiva, korne,
okueus humor, lensa dan fitreurus humor, diaman pada masing-masing tersebut berkas cahaya
dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya yang masuk akan
diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot polos
yang tersusun silkuler dan radial yang mampu bergerak dan mengecil membentuk pupil. Agar
sianar objek , menghasilakan sinar yang jelas pada retina harus dibiaskan (terjadi proses yang
disebut pemfokusan). Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari lensa. Lensa akan
mebiaskan cahaya dan membiaskannya. Kemampuan lensa untuk menyusuaikan cahaya dekat
atau jauh ketitik retina disebut okumudasi .
Berkas cahaya dari lensa kemudian difokuskan ke retina. Retina merupakan bagian mata
veterbrata yang peka terhadap cahaya dan mampu mengubahnya menjadi implus saraf untuk
dihantarkan keotak melalui nervuesorticus (nervous cranial 2). Pada retina terdapat lapisan saraf
atau neuron yaitu neuron fotoreseptor, neuran difolar dan neuron ganglion. Neuron merupakan
reseptor yang peka terhadap cahaya karena mengandung sel batang (rods dan sel kerucut cones)
sel batang mengandung sel redoksin yang khusus untuk penglihatan hitam putih dalam cahaya
redup sedangkan sel kerucut berisikan pigmen lembayung yang merupakan senyawa iodoksin
yang peka terhapad warna merah, hijau dan biru sehingga dapat mendapat sprektum berwana
dalan cahaya tajam yang terang.
Cahaya yang diterima oleh neuron fotoreseptor akan diubah dalam bayangan pertama
kemudian akan diubah kembali jadi bayangan kedua disel bifolar dan diselanjutnya menjadi
bayangan ketiga disel ganglion yang kemudian dibawa kekorteks penglihatan primer untuk
dihasilkan visual penglihatan.

2.      INDRA PENDENGAR (TELINGA)


Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita
tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar
disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian
dalam. Berikut adalah penjelasan tentang struktur anatomi telinga.

a.      Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)


Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki Panjang kurang 2,5 cm, berbentuk
huruf S. 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar
Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang
(temporal) dan sedikit kelenjar serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut,
kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar
seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak
setengah padat berwarna kecoklat–coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen
berfungsi menangkap dan mencegah infeksi.
MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang
dapat mengganggu elastisitas membran tympani
Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi dari berbagai arah kedalam liang
telinga, kanalis auditorius berfungsi untuk memproteksi membran timpani dari pada trauma
langsung dari luar.

b.      Telinga bagian tengah (Kavum timpani)


Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulang-tulang pendengaran) dan
eustachius.

1). Membran Timpani


Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang telinga dengan bentuk menyerupai
gendang, terletak tepat setelah saluran auditori dan merupakan penerima rangsang fibrasi
pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan suara meuju tulang-tulang pendengaran
(osikula).
Cavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu:
(a). Epitimpanum; merupakan cavum timpani bagian atas yang berhubungan dengan antrum
dengan aditus adantrum
(b). Mesotimpanum; merupakan cavum timpani bagian tengah
(c). Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah yang berhubungan dengan tuba
eustachius
Pembagian secara fisiologi:
(a). Timpani anterior, terdiri dari: mesotimpani, hipotimpani, tuba auditiva
(b). Timpani posterior, terdiri dari: retrotimpani ( antrum dan selula)

2). Osikula merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga tulang kecil, tersusun pada
rongga telinga tengah seperti rantai dan bersambung, dari membran timpani menuju rongga
telinga dalam tulang-tulang tersebut adalah:
(a). Malleus (martil)
(b). Incus  (landasan)
(c). Stapes  (sanggurdi)
yang berfungsi untuk mengalirkan getaran suara ke rongga telinga dalam. Yang letaknya melekat
pada bagian dalam membra timpani. Antrum timpani merupakan rongga tidak teratur yang agak
luas, terletak dibagian bawah samping dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh
mukosa, merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani. Rongga ini  berhubungan
dengan beberapa rongga kecil yang disebutn sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah
antrum, di dalam tulang temporalis. Tuba auditiva eustaki. Saluran tulang rawan yang
panjangnya 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.

3). Saluran eustacius merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang menjorok
menghubungkan telinga dengan faring saluran eustacius akan tertutup jika dalam keadaan biasa
dan akan membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di dalam telinga tengah dengan
udara luar akan seimbang. Dengan begitu, cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan
udara dapat dihindari.
Fisiologi dari telinga bagian tengh, membran timpani berfungsi memfokuskan bunyi yang masuk
dalam liang telinga dan berfungsi sebagai amplifier. Tulang-tulang pendengaran berfungsi
dengan sistem daya pengungkit atau tuas untuk meningkatkan amplifikasi dari bunyi suara yang
menggetarkan membran timpani.
c.       Telinga Bagian Dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa ronggayang menyerupai saluran-saluran, yaitu
vestibula, tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah siput)).
1). Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang berfungsi sebagai pintu
penghubung antar bagian-bagian telinga.
2). Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler), yaitu saluran superior, posterior dan
lateral.ketiga saluran ini saling membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada salah satu ujung
saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula. Saluran semi serkuler berfungsi untuk
membantu otak dalam mengendalikan keseimbangan, dan kesadaran akan kedudukan tubuh kita.
3). Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.
Belitan-belitan tersebut melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian
tengah dari tulang, dan di sebut modiolus dalam koklea terdapat jendela oval (vanestra vestibuli)
yang menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam, dan jendela melingardan (fanestra
kokhlea) yang berfungsi sebagai reseptor suara.
Selain itu, di dalam koklea juga terdapat cairan limfe. Cairan tersebut bergetar jika ada bunyi,
getaran tersebut merangsang ujung-ujung saraf pendengaran (nervus auditori) oleh ujung-ujung
saraf pendengaran diteruskan ke otak untuk ditafsirkan sebagai suara.

3.      INDRA PENGECAP ( LIDAH)


Lidah  adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap
yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa
Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.

Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste buds). Pada
lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang
pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-
tonjolan lidah yang disebut papilla.

Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam, asin, dan
pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan
rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa suatu
zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah
terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses
pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia
tersebut masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf gustatori, kemudian meneruskannya ke
otak.

a.       Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak


Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari lidah ke otak, yaitu
nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3
posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada pharynx dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada
lidah, impuls menyebar sepanjang nervus facial dan dari 1/3

posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan
melalui nervus vagus. Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk
ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu
dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke
daerah cortex serebrum di postcentral gyrus  kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi
persepsi pengecapan yang dirasa.
b.       Bagian-Bagian Lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang
rahang bawah dan processus styloideusdi tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu
otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga
jenis papila yaitu:

1). papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;


2). papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang
lidah;
3). papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata
pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri
dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk rasa.
Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor
tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau
piala dan terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah.

Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang,
pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat
kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap  melalui lubang-lubang
pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis,
masam, asin dan pahit. Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu :
      1). Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
2). Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
3). Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
      4). Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang

Fungsi lidah dapat menunjukkan kondisi tubuh. Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai
indikator metabolism tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia.

c.       Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan ) darah
yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati tebal, sirkulasi darah
tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku, menandakan masuk angin panjang,
adanya akivitas panas pada jantung Retak, adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung.

4.       INDRA PERABA (KULIT)

a.       Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang
dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi
mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak
pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara
embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang
merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
1). Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-
beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan
epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):
(a). Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
(b). Stratum Lusidum, berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki
dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
(c). Stratum Granulosum, ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah
dan   sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang
mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
         Stratum Spinosum, terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap
filamenfilame tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan
melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan
tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan
stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
         Stratum Basale (Stratum Germinativum), terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung
jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari
untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu lapis
sel yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis
vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan
alergen (sel Langerhans).
2). Dermis
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
“True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya
dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :                       
(a). Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
(b). Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam
dermis. Fungsi Dermis: struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan
shearing forces dan respon inflamasi.

3). Subkutis
Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan
jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan
keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi
Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk
tubuh dan mechanical shock absorber. 
Gb. 5 Struktur Anatomi Kulit
b.      Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol
suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah
melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier
dari invasi mikroorganisme patogen.
Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi
dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui
keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol
dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi
vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas
panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di
kulit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang,
saraf yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung.  
5.      INDRA PENCIUM/PEMBAU (HIDUNG)
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor
pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component
principle). Seperti pada penglihatan warna (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun
dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam-macam), organ pembau
hanya memiliki tujuh reseptor. Namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda.
Alat pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima
stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Benda kimia
yang dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair
(lendir) yang terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka
hal tersebut menunjukkan bahw amakin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak
(konsentrasi penguapannya tinggi).
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan
membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.

Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:


a. Concha Superior
b. ConchaMedialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Olfactory muscosa memiliki axon yang mampu melalui bagian tengkorak yang permiable
(cribriform plate) dan masuk ke olfactory bulbs (saraf cranial yang pertama). Pada olfactory
bulbs, terjadi sinapsis dengan neuron yang menyampaikan pesan secara menyebar ke olfactory
paleocortex di lobus temporal bagian medial melalui lateral olfactory tract. Dari olfactory
paleocortex, ada jejak saraf yang menuju medial dorsal nucleus di thalamus dan kemudian
menuju olfactory neocortex dibagian depan frontal lobes, tepatnya pada permukaan inferior.
Neuron-neuron olfactory paleocortex yang lain akan menuju ke sistem lymbic. Bila proyeksi
neuron ke thalamic-neocortical bertugas sebagai perantara kesadaran persepsi terhadap aroma,
maka proyeksi neuron ke sistem lymbic bertugas sebagai perantara respon emosional terhadap
aroma
 Kesimpulan

Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut , di ketahui dalam sistem
sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di mana di jelaskan bagaimana mekanisme
kerja panca indra tersebut dan bagian-bagian organ yang bersangkutaan, sistem sensoris
meliputi:
1.      Sistem indra penglihatan (mata)
2.      Sistem indra pendengar (telinga)
3.      Sistem indra pembau (hidung)
4.      Sistem indra pengecap (lidah)
5.      Sistem indra peraba (kulit)
Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan alat
keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga
telinga dalam.
Indra penglihatan (mata) yaitu organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal
untuk melihat dan saraf untuk trandsuksi. Mata terdiri dari beberapa komponen utama, sebagai
berikut. Aqeuos humor, korpus siliais, bintik buta, fovea, iris, kornea, koroid, lensa, ligamentum
suspensorium, makula lutea, neuron bipolar ,otot siliaris, pupil, retina, saraf optikus, sel batang,
sel ganglion, sel kerucut, sklera, vitreus humor.
Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori
sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa
sakit.
            Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah
banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada
papilla lidah terdapat indra pengecap.
 Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh
hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan
pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.

B.     Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa Anatomi
Fisiologi Sensori (Anatomi Fisiologi Sistem Pengelihatan dan Pendengaran) sangat penting bagi
kehidupan kita, dengan adanya panca indra kita dimudahkan dalam menjaankan aktifitas
kita. Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih
dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi
wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun
tersurat.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, dkk. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Syaifuddin, H. 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta:           
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa        Keperawatan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
http://bmaya11.blogspot.co.id/2013/10/sistem-sensori.html

https://akperkapuas.files.wordpress.com/2010/04/sistem-sensorik.pdf

http://sidrapth.blogspot.co.id/2012/12/sistem-indra-pada-manusia.html
anfis persafaran

Bagian-bagian dari neuron :


- badan sel (inti sel terdapat didalamnya)..
- dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
- akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel 

Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :


A Neuron unipolar
Terdpt satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang menuju perifer & cabang
lain menuju SSP (neuron sensorik saraf spinal)
B Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit
C. Neuron multipolar
Terdpt beberapa dendrit dan 1 akson yg dpt bercabang-cabang banyak sekali
Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma badan sel
Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral)
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron (celah sinap / cleft
sinaptik)
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut neurotransmiter yg dpt
menyalurkan impuls
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat (GABA) 

2. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4 neuroglia
- Mikroglia : berperan sbg fagosit
- Ependima : berperan dlm produksi CSF
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial biolelektrik
- Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron

3. Mielin
- komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron)
- menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
- daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
- transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena adanya loncatan
impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi saltatorik) 

Pembagian sistem saraf secara anatomi :


1.SSP (Sistem Saraf Pusat)

2. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (ensephalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium, dan
lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala
dengan duramater terdapat rongga epidural.

Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela
membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.

Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan
otak.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada
otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah.
Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan
bagian korteks berupa materi putih.

Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak
kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol. 
Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan
kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor
yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi
yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan
ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian
yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses
berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.
Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan
kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah
merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.

Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah,
volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Berdasarkan letaknya, otak dapat dibagi menjadi lima yaitu:


Telensefalon (end brain)
Diensefalon (inter brain)
Mesensefalon (mid brain)
Metensefalon (after brain)
Mielensefalon (marrow brain)

Telensefalon(end brain) terdiri dari:


à Hemisfer serebri
kortek serebri
sistem limbik (Bangsal ganglia, hipokampus, Amigdala) 
Diensefalon (inter brain) terdiri dari:
Epitalamus
Talamus
Subtalamus
Hipotalamus

Mesensefalon (mid brain) terdiri dari:


Kolikulus superior
Kolikulus inferior
Substansia nigra

Metensefalon (after brain) terdiri dari:


Pons
Serebelum
Mielensefalon
Medula oblongata

Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan
bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang
belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju
efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor

Suplai darah otak


Otak mendapat suplai darah dari 2 arteri besar, yaitu :
1. Arteri karotis interna
2. Arteri vertebro basiler
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan organ
tubuh.

Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan
terhadap racun dan luka mekanis.

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem
saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol
aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi
keringat. 
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan
saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8


lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Gambar 2
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke
bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh
karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus
merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum
tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus
yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan
diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan. 
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang
belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-
masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.Perbedaan
struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra
ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik
terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf
otak lain dan saraf sumsum sambung. 
Parasimpatik 

mengecilkan pupil

menstimulasi aliran ludah

memperlambat denyut jantung

membesarkan bronkus

menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan 

mengerutkan kantung kemih

Simpatik

memperbesar pupil

menghambat aliran ludah

mempercepat denyut jantung


mengecilkan bronkus

menghambat sekresi kelenjar pencernaan 

menghambat kontraksi kandung kemih 

Mekanisme Penghantaran Impuls

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan Sel Schwann). Kedua
sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi
sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem
saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom (viseral). Otak dibagi menjadi telensefalon, diensefalon,
mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutan
tunggal yang memanjang dari medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui
kolumna vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi
menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai darah pada sistem saraf pusat dijamin
oleh dua pasang arteria yaitu arteria vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan
beranastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran venanya melalui sinus dura matris
dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis interna. (Wilson. 2005, Budianto. 2005, Guyton.
1997)
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang memungkinkan difusi
ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya. Dalam keadaan istirahat
(keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma menuju cairan jaringan melalui
membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada permeabilitas
terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks)
Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di
sepanjang membran plasma karena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial
ini dikenal sebagai potensial istirahat (resting potential). (Snell. 2007)
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang cepat pada
permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran plasma dari jaringan
ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+
yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini
sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas membran
terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+
sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke
potensial istirahat. Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls
menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan.
Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan
menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron
sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007) 

Anda mungkin juga menyukai