Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK ULTRASONOGRAFI DASAR


TEKNIK PEMERIKSAAN APENDIKS PADA KASUS APENDISITIS

Disusun oleh :

Kanna Alivia Madani


(P1337430319026/2B)

PROGRAM STUDI RADIOLOGI PURWWOKERTO PROGRAM


DIPLOMA TIGA
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan dunia kedokteran, kebutuhan akan hasil
pindai gambar yang jelas dari alat ultrasonografi (USG) semakin tinggi. Hal
ini semakin dibutuhkan oleh kalangan medis. Hasil pindai alat USG pun
sudah semakin canggih, di masa lalu hasil pindai USG 2 dimensi hanya
berupa warna hitam putih, sekarang dengan teknologi paling maju
menggunakan warna doppler serta USG 3 dimensi atau 4 dimensi dengan
hasil scan berkualitas tinggi mampu memproyeksikan gambar dan warna
yang jelas sesuai aslinya.
USG adalah pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara
berfrekuensi tinggi dari 2 – 18 MHz yang dihasilkan melalui probe USG
kemudian ditampilkan ke layar monitor. Melalui pemeriksaan USG, dokter
mampu memeriksa dan mengamati gerakan organ tubuh seperti jantung, hati,
kandung empedu, limpa, pankreas, ginjal, kandung kemih, pembuluh darah,
dan gambaran kecil seperti apendiks.
Apendiks atau umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu.
Dalam anatomi manusia, apendiks merupakan ujung buntu tabung yang
menyambung dengan sekum. Pada orang dewasa, apendiks berukuran sekitar
10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 – 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu
tetap, lokasi ujung apendiks bisa berbeda-beda di retrocaecal yang terletak di
peritoneum. Salah satu penyakit pada apendiks adalah apendisitis atau
peradangan pada apendiks.
Apendisitis merupakan peradangan akut pada apendiks vermiformis.
Apendiks vermiformis memiliki panjang yang bervariasi dari 7 sampai 15 cm
(Dorland, 2000) dan merupakan penyebab tersering nyeri abdomen akut serta
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang
umumnya berbahaya (Sjamsuhidajat, 2010). Ditandai dengan nyeri abdomen
kuardan kanan bawah dengan nyeri tekan lokal dan nyeri alih, nyeri otot yang
ada di atasnya, dan hiperestesia kulit (Dorland, 2000). Penggunaan USG
dalam penyelidikan nyeri perut akut mampu meningkatkan diagnosis
apendisitis.

B. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Dapat mengetahui tentang anatomi apendiks.
2. Dapat mengetahui tentang penyakit apendisitis.
3. Dapat mengetahui tata laksana pemeriksaan USG pada apendiks.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira
10cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di
bagian proksimal dan melebar di bagian distal. Namun, pada bayi, apendiks
berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya.
Keadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insiden appendisitis pada usia
itu. Pada 65% kasus, apendiks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu
memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada
panjang mesoapendiks penggantungnya. Pada kasus selebihnya, apendiks
terletak retroperitoneal, yaitu di belakang sekum, di belakang colon
ascendens, atau di tepi lateral colon ascendens. Gejala klinis appendisitis
ditentukan oleh letak apendiks. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang
vagus yang mengikuti mesenterica superior dan apendikularis, sedangkan
persarafan simpatis berasal dari torakalis. Oleh karena itu, nyeri visceral pada
appendisitis bermula di sekitar umbilicus. Pendarahan apendiks berasal dari
apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat,
misalnya karena thrombosis pada infeksi apendiks akan mengalami gangren.

Gambar 1. Anatomi Apendiks


B. FISIOLOGI
Apendiks menghasilkan lender 1-2 ml per hari. Lendir itu normalnya
dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan
aliran lender di muara apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis
appendisitis. Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut
Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat di sepanjang saluran pencernaan
termasuk apendiks, ialah IgA. Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendiks tidak
mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil
sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran pencernaan dan di
seluruh tubuh.

C. DASAR-DASAR PEMERIKSAAN USG


Lokasi apendiks berada pada kuadran bawah kanan. Dapat dilihat
dengan menggunakan probe beresolusi tinggi (7-15 MHz). Transduser
diletakkan dengan posisi transversal dan dengan mengkompresi abdomen
kuadran bawah kanan secara dalam untuk mendekatkan usus dengan probe.
Dimulai dari fleksura hepatik dan kemudian telusuri ke bawah sampai
bertemu sekum. Kemudian pasien diminta untuk menunjukkan lokasi di mana
yang sakit.
Teknik pemeriksaan :
1. Pasien dipersiapkan berbaring dengan diselimuti hingga sebatas
inguinal.
2. Probe atau transduser yang digunakan disesuaikan organ yang akan
dievaluasi, probe linear, transversal.
3. Gel dioleskan pada probe, kemudan probe diposisikan secara linier
maupun transversal sesuai jenis organ.

D. TINJAUAN PESAWAT USG


1. Transduser
Salah satu bagian dari alat USG adalah transduser. Tranduser
merupakan alat yang nantinya akan ditempelkan pada tubuh pasien.
Dicdalam alat ini terdapat material piezoelektrik yang mampu
menghasilkan “piezoelektrik effect” yaitu bila diberikan energi listrik
akan menimbulkan suatu getaran yang kemudian menghasilkan
gelombang suara, begitu pula sebaliknya apabila ada gelombang suara
yang dipantulkan oleh organ, maka piezoelektrik ini akan menangkap dan
merubah menjadi sinyallistrik. Pulsa yang di pancarkan kemudian
dipantulkan oleh organ dan ditangkap kembali oleh tranduser. Pulsa itu
akan di ubah menjadi data digital dan diolah secara komputer sehingga
menjadi sebuah gambar yang di tampilkan pada layar monitor. Teknologi
transduser digital sekiar tahun 1990an memungkinkan sinyal gelombang
suara yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh
dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas
sangat membantu teknologi ini.

Gelombang suara akan melalui proses sebagai berikut, pertama,


gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut
diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan
gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan
terdiri dari transducer penghasil gambar 2 dimensi atau 3 dimensi.
Hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.

Gambar 2. Transduse

2. Monitor
Monitor adalah layar yang digunakan untuk menampilkan
bentuk gambar dari hasil pengolahan data komputer. Monitor yang
digunakan pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung besar
yang terpisah dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus
berkembang pesat membawa kemajuan pada teknologi monitor. Kalau
pada awal penemuan memakai layar tabung yang besar kini sudah
menggunakan layar kecil dan tipis. Awal penemuan USG layar
monitor masih hitam putih sekarang sudah berwarna. Layar monitor
sekarang juga menjadi satu dengan alat USG sehingga bentuk USG
lebih terlihat kecil.

3. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari sistem alat USG dimana


fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk
gelombang. Mesin USG adalah pusar kontrol USG sehingga di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti CPU pada
komputer. Dimana cara kerja USG merubah gelombang menjadi
gambar.Mesinpada USG digunakan sebagai pengolah data.Sinyal
suara yang diterima transduser akan dirubah menjadi sinyal listrik dan
akan dikirim ke mesin. Komputer merubah sinyal listrik menjadi data
gambar dan merekonstruksi gambar. Kemudian hasil olahan komputer
akan di tampilkan pada monitor.Komputer terletak pada main unit.

Dalam peralatan USG, layarmonitor merupakan salah satu media


output dari gambaran yang diperoleh yang diperoleh setelah sinyal
listrik dari pengolahan komputer, dahulu layar monitor yang
digunakan adalah jenis CRT dengan resolusi gambar yang baik.
Namun dengan siring kemajuan teknologi, saat ini tersedia layar
monitor berupa LCD maupun LED yang lebih simpel dan mempunyai
banyak variasi warna. Layar ini biasanya lebih datar dan tipis
sehingga lebih praktis.

Gambar 3. Mesin USG


4. Printer
Pada peralatan USG, printer merupakan media output dari
gambaran yang diperoleh dari pengolahan komputer, pada zaman
dahulu piranti printer ditempati oleh foto Polaroid namun sekarang
sudah diganti dengan film khusus, yaitu film termal.
Saat ini terdapat dua jenis printer yang digunakan yaitu printer
berwarna dan printer hitam putih. Printer warna akan lebih mahal dari
printer hitam-putih. Jika tidak ada printer USG, dapat juga digunakan
printer lain seperti printer pada komputer pada umumnya, maupun
printer foto. Kekurangan jika menggunakan printer lain, gambar tidak
sejelas printer khusus USG dan printer ini tergantung dari isi tinta di
dalamnya.

5. Prinsip Kerja Alat USG


Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah
menjadi energi akustik oleh transducer yang dipancarkan dengan arah
tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus
jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai
dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut
akan membentur transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan
kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya
diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar monitor. Gelombang ini
kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier
seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar monitor.
BAB III
PEMBAHASAN

A. TATA LAKSANA PEMERIKSAAN USG APENDIKS


1. Mulai dengan menemukan colon ascendens di sisi kanan.
2. Menerapkan teknik kompresi untuk meningkatkan kualitas gambar
dengan mengurangi jarak antara probe dan colon.
3. Pindai ke arah inferior dari sisi kanan sampai pada ujung sekum.
4. Pindai ke arah superior dan lihat ileum terminal.
5. Menilai ileum terminal, karena ileitis terminal mirip dengan apendisitis.
6. Ileum terminal memiliki dinding normal dan tidak ada edema atau
koreksi di dekatnya.
7. Mengoptimalkan kualitas gambar sesuai kebutuhan saat memindai.
8. Melihat ileum terminal masuk ke dalam sekum di katup ileocaecal.
9. Pindai ke arah inferior, ke ileum terminal dan cari apendiks.
10. Posisi apendiks memiliki beberapa variasi, sehingga perlu untuk melihat-
lihat daerah sekum.
11. Menemukan struktur tubular kecil yang merupakan apendiks. Dengan
menggunakan dua tangan untuk memindai dapat memberi kontrol
gerakan yang lebih baik.
12. Apendiks sering terlihat di atas otot psoas.

B. HASIL SCANNING

(1)
(2)
C. ANALISA
1. Gambar 1
Ultrasonografi aksial melalui apendiks yang meradang
(apendisitis). Perhatikan lemak yang meradang, terlihat sebagai
gambaran ekogenik dari sekitarnya. Lapisan parietal meradang dari
peritoneum yang bersentuhan dengan apendisitis.

2. Gambar 2
Dalam ultrasonografi apendisitis obstruktif ini, perhatikan
appendiks buncit dengan appendicolith di pangkalan, echogenicity
lengkung dengan posterior akustik shadowing, dan lumen buncit dengan
eksudat purulen dan debris.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Apendistis merupakan peradangan akut pada apendiks vermiformis
yang memerlukan tindakan bedah segera, maka dari itu butuh pemindaian
untuk menegakkan diagnosa dan penanganan lebih lanjut. Pemeriksaan
USG apendiks merupakan salah satu pemeriksaan yang direkomendasikan
untuk memeriksa kelainan di daerah apendiks ini.

B. SARAN
Mohon untuk disediakan beberapa literatur mengenai USG, baik
link maupun softfile literatur.

Anda mungkin juga menyukai