Anda di halaman 1dari 4

Mentahan solusi pengelolaan sampah

1.Ubah sampah menjadi energi listrik

Biogas Power Plant Gamping di Pasar Buah Gemah Ripah, Gamping, Yogyakarta
merupakan salah satu unit pilot project biogas yang dibangun untuk mengolah sampah
buah di pasar tersebut menjadi biogas. Selain itu, juga sekaligus untuk mengurangi
pembuangan sampah yang akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akir Terpadu (PST)
Piyungan.

Instalasi biogas ini telah dibangun pada 2011 silam oleh Waste Refinery Center UGM
bersama dengan Koperasi Gemah Ripah Gamping, Pemda Sleman, serta Pemerintah
Swedia. Melalui pengolahan sampah buah menjadi biogas mampu membangkitkan
listrik yang dimanfaatkan oleh pedagang pasar di kawasan tersebut.

Biogas Power Plant dikembangkan untuk mewujudkan proses zerowaste dengan


memanfaatkan slurry digester yang kaya mikrobia dan komponen pupuk untuk
menumbuhkan berbagai macam sayuran.

2. Bahan pembuat aspal dari plastik kresek

Peneliti Fakultas Teknik UGM mengembangkan mesin pencacah plastik kresek yang
dapat digunakan untuk mengatasi sampah plastik di masyarakat. Hasilnya dapat
dipakai sebagai bahan campuran aspal.

Inovasi tersebut lahir dari tangan Muslim Mahardika yang melibatan peneliti lainnya di
Fakultas Teknik, yakni Dekan Fakultas Teknik, Prof. Nizam, Rachmat Sriwijaya, Sigiet
Haryo Pranoto, dan Fajar Yulianto Prabowo.  

Tujuan utama pembuatan mesin pencacah plastik kresek ini adalah untuk
mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi produk bernilai tambah,
termasuk mengurangi sampah plastik yang ada di masyarakat. Hasil cacahan plastik
tersebut sebagai bahan daur ulang plastik yang digunakan oleh pabrik daur ulang
plastik  dan juga sebagai bahan campuran aspal.

Mesin pencacah plastik kresek dikembangkan sejak awal tahun 2018 lalu. Dibuat
sesuai dengan permintaan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang membutuhkan bahan plastik sebagai bahan campuran aspal untuk pembangunan
ruas jalan. Berbeda dengan mesin pencacah yang ada di pasaran, penemuan UGM ini
memiliki keunggulan berdaya rendah.

3. Daur ulang sampah

Upaya pengolahan limbah di lingkungan UGM diwujudkan dengan pembangunan


sistem pengolahan sampah yang berpusat di Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU) di
Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) UGM.
RINDU merupakan fasilitas pengolahan sampah dan limbah yang terintegrasi dalam
skala besar yang telah beroperasi sejak 2011 lalu. Memiliki konsep pengolahan sampah
berbasia 3R, yakni reduce, reuse, dan recycle. 

RINDU memiliki tiga teknologi yang dikembangkan di dalamnya. Teknologi pertama


berbasis fermentasi yang meliputi komposting dan biogasifikasi. Selanjutnya, teknologi
yang kedua berbasis termal, seperti pirolisis sampah plastik menggunakan bantuan
katalis. Teknologi ketiga adalah berbasis mekanik, seperti pengeringan, pencacahan,
penepungan, dan peletisasi.

Ribuan sampah telah diolah RINDU melalui berbagai metode yang dimiliki. Setidaknya
lebih dari 5 ribu ton sampah dikelola menjadi beragam produk yang berdaya guna dan
bernilai ekonomis.

4. Mobil bertenaga sampah

Gagasan untuk mengurai persoalan sampah plastik turut disampaikan empat


mahasiswa Departemen Teknik Kimia UGM. Herman Amrullah, Sholahuddin Alayyubi,
Thya Laurencia Benedita Araujo, serta Naufal Muflih mengembangkan rancangan mobil
pintar yang mampu mengonversi sampah plastik menjadi bahan bakar yang rendah
emisi.

Ide itu diwujudkan menjadi gagasan berjudl Smart Car Microalgae Cutivation Support
yakni ide mobil pintar yang memanfaatkan limbah plastik sebagai sumber energi
alternatif.  Gagasan mobil pintar ini juga berhasil meraih juara dunia dalam kompetisi
Shell Ideas360 di London  2018.

Mereka memodifikasi mobil dengan penambahan sejumlah alat seperti tabung reaktor
pirolisis untuk menampung dan mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar cair
yang berada di dalam bodi mobil.

Melalui proses pirolisis sampah plastik ini dikonversi menjadi bahan bakar cair dengan
memanfaatkan  panas dari gas buang knalpot mobil yang suhunya bisa mencapai 400-
500 derajat celcius.

Mobil ini juga dilengkapi dengan teknologi Microalgae Cultivation Support (MCS) yang
digunakan untuk mengurangi jumlah CO2 gas buang pada kendaraan. Dengan
teknologi ini dapat menekan kadar CO2 yang dihasilkan pada gas buang mobil.

5. Prototipe aplikasi jual beli sampah

Kepedulian terhadap sampah plastik juga dilakukan dengan membangun aplikasi. Tiga
mahasiswa Fakultas Pertanian UGM, yaitu Yusroni, Junita Solin, dan Novia Adistri Putri
kini tengah membangun sebuah aplikasi bernama PLASTIC. Aplikasi berbasis android
ini kelak akan menjadi platform bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi
jual beli produk daur ulang limbah.
Prototipe ini telah memperoleh medali perunggu dari National Research Council of
Thailand dan penghargaan khusus dari World Invention Intellectual Property
Associations (WIIPA dalam Thailand Inventors Day 2019 awal Februari lalu.

Aplikasi dilengkapi sejumlah fitur seperti akun bagi penjual dan pembeli. Lalu, produk
yang diperdagangkan juga dikategorikan berdasarkan bahan, seperti plastik, kaca,
kayu, dan lainnya. Dilengkapi pula dengan fasilitas perbincangan untuk mendukung
proses transaksi dengan sistem pembayaran terpercaya. 

Melalui aplikasi tersebut mereka berharap masyarakat dapat menjadi agen penggerak
daur ulang secara mandiri. Selain itu, sekaligus mendapatkan manfaat ekonomis.

1. Pisahkan tempat sampah untuk organik & anorganik


Sediakan 2 tempat sampah untuk organik & anorganik. Pisahkan juga sampah-
sampah yang kering supaya nantinya bisa kamu daur ulang tanpa terlihat kotor
atau bau.
 
2. Ganti Alas Plastik Sampah menjadi Koran atau Kardus
Pasti banyak yang bertanya, gimana cara mengganti plastik yang biasa
digunakan sebagai alas tempat sampah atau gimana cara membuang sampah
yang benar? Saat sampah sudah dipilah dengan benar, maka kita tidak  perlu lagi
alas plastik. Kita bisa menggunakan koran, kardus, atau bahkan tanpa alas,
langsung ke tempat sampahnya.
 
3. Ubah sampah organik menjadi pupuk kompos
Cara mengolah sampah rumah tangga berbahan organik yang paling ramah
lingkungan adalah menjadikannya kompos untuk berkebun. Kalau kamu tidak
suka berkebun, kamu tetap bisa menyumbangkan kompos kepada organisasi
yang bergerak di bidang perkebunan, nantinya sampah-sampah ini akan lebih
bermanfaat.
 
4. Mendaur ulang sampah anorganik kering
Kamu bisa membuat D.I.Y. barang-barang seperti botol bekas menjadi pot
tanaman, kaleng menjadi tempat menyimpan bumbu. Selain itu, kamu juga bisa
memilah sampah plastik tertutup seperti botol plastik yang dapat di daur ulang
dan sampah plastik terbuka yang jika dihancurkan menjadi biji plastik. Kemudian
sampah tersebut diberikan ke bank sampah. Hal ini membantu meringankan kerja
para teman-teman pemulung.
 
5. Memberikan sisa minyak jelantah ke instansi pengolahan minyak
Jangan pernah menuangkan minyak ke saluran pembuangan dapur ya. Minyak
sisa yang dibuang di wastafel bisa menyumbat pipa saluran air dan yang yang
lebih buruk bisa mencemari saluran air di seluruh kota. Minyak jelantah ini bisa
disumbangkan, dengan sebelumnya didinginkan dan diletakkan ke dalam wadah
agar menjadi biodiesel yang lebih bersih. Biodiesel adalah bahan bakar nontoksin
dan dapat terurai sehingga dapat menggerakkan mesin mobil sekaligus
membantu lingkungan. Coba cek salah satu instansi yang mengolah minyak
jelantah di belijelantah.com .
 
6. Mengelola sampah berbahaya
Jangan membuang barang berbahaya dan mengandung kimia seperti baterai atau
tinta printer ke tempat sampah biasa. Sampah yang mengandung kimia sangat
berbahaya untuk lingkungan. Pisahkan sampah jenis ini dan bawa langsung ke
pusat daur ulang sampah sehingga bisa dikelola dengan cara yang tepat. Untuk
sampah elektronik yang sudah rusak, kamu bisa mengembalikannya ke
perusahaan yang memproduksinya untuk mereka daur ulang menjadi produk
elektronik baru.
 
7. Minimalisir konsumsi plastik atau sampah lainnya
Hal gampang yang bisa banget kita lakukan adalah kurangi produksi sampah
sebisa mungkin. Misal belanja ke pasar bawa tas belanja sendiri, lalu kalau pergi
bawa alat makan atau tempat minum sendiri supaya tidak   ada plastik yang
terbuang. Karena sampah sekecil apapun akan berdampak besar bagi lingkungan
kita.

Anda mungkin juga menyukai