Anda di halaman 1dari 2

Gerak Sentrifugal dalam Pewartaan Kisah

Gabriel Mario-6121801014

“…Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung
bumi.”

(Kis 1:8)

Kutipan di atas merupakan perkataan Yesus kepada para murid persis sebelum kenaikannya
ke surga. Banyak tafsiran spiritual memberi penekanan pada perintah Yesus untuk menjadi
saksi-Nya. Memang, hal itu tidaklah keliru. Namun, melalui perspektif yang lain, kita dapat
melihat bahwa ini adalah suatu janji Yesus perihal penyebaran Kristianitas secara lebih luas.
Pewartaan yang dalam Injil Lukas bersifat sentripetal (dari pinggiran Nazaret menuju pusat di
Yerusalem), kini beralih menjadi sentrifugal (dari Yerusalem menyebar ke luar Yudea).
Berkaitan dengan hal tersebut, saya berusaha memberikan sedikitnya tiga bukti tekstual
beserta penjelasan kontekstualnya.1

Pertama, kita melihat kemartiran Stefanus sebagai permulaan penyebaran Gereja. Secara
eksplisit tertulis, “Mereka menyeret dia (=Stefanus) ke luar kota, lalu melemparinya…..”
(Kis 7:58). Peristiwa ini tampak sejajar dengan dibuangnya Yesus dari Nazaret dan
penyaliban-Nya di Yerusalem (Luk 4:29).2 Memang, agaknya Lukas memberikan beberapa
paralelisme lain di antara kematian Stefanus dan Yesus. Namun, menjadi jelas bahwa
kematian Stefanus menjadi sebuah ancaman bagi persekutuan di Yerusalem. Dampaknya,
mereka tercerai-berai hingga ke seluruh Yudea dan Samaria. Adapun para rasul tetap
bertahan di Yerusalem (Kis 8:1b). Hingga akhirnya, Filipus, salah satu dari ketujuh diakon,
pergi ke Samaria untuk mewartakan injil. Bangsa Yahudi kala itu menilai orang Samaria
sebagai pihak yang suka memecah belah dan setengah kafir.3 Maka, dapat dikatakan bahwa
kematian Stefanus merupakan impetus dari pewartaan yang lebih luas, terlepas dari cangkang
Yudaisme.
1
Sebuah sumber eksegesis mengatakan bahwa ayat ini menjadi “daftar isi” dari Kisah. Kis 2-7 merangkum
“Kesaksian di Yerusalem”, Kis 8-12 merangkum “Di seluruh Yudea”, dan Kis 13-26 merangkum “Sampai ke
ujung bumi”. Lih. Dianne Bergant, CSA dan Robert J. Karris (eds), Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, (terj) A.S.
Hadiwiyata (Yogyakarta: Kanisius, 2002) 213.
2
Ibid., 225.
3
Donald Guthrie, dkk. (eds), Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, (terj) Dr. Soedarmo (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 1999), 355.
Kedua, pertobatan dan iluminasi Paulus dalam perjalanan ke Damsyik. Lukas melihat
pentingnya peristiwa ini dalam sejarah keselamatan dan pewartaan Kristen. Ini terbukti
dengan dimasukkannya peristiwa ini hingga sebanyak tiga versi (Kis 9, 22, dan 26). 4 Secara
singkat, dijelaskan bahwa Paulus mengalami pertobatan dan menjadi seorang Kristen (Kis
9:10-31). Namun, kehadirannya tidak serta merta diterima oleh umat Kristen Yerusalem yang
terlanjur takut.Beruntung, Barnabas meyakinkan mereka untuk menerima Paulus.5 Hingga
akhirnya, mereka menyelamatkan Paulus dari kaum Yahudi Helenis dengan menyuruhnya
kembali ke Tarsus. Peristiwa ini merupakan pintu masuk Paulus untuk mewartakan Kristus
lebih luas, khususnya pada orang-orang yang berbahasa Yunani.

Ketiga, kunjungan Petrus ke Lida dan Yope. Di Lida, Petrus dikisahkan menyembuhkan
Eneas. Sementara itu, di Yope ia membangkitkan Dorkas (Kis 9:32-43). Dalam tafsiran
esksegesis, peristiwa tersebut berfungsi menandakan kehadiran Petrus di kota pantai Yope
ketika Kornelius di Kaisarea (jauh dari pantai) hendak memanggilnya.6 Singkat cerita, Petrus
tiba di Kaisarea dan menjumpai Kornelius yang telah mendapatkan pewahyuan dari Allah.
Diketahui bahwa Kornelius merupakan orang non-Yahudi yang takut akan Allah (Kis 10:2). 7
Kebaikannya membuat Kornelius (dan para ‘kafir’ yang lain) menerima Roh Kudus secara
istimewa, yakni sebelum dibaptis. Tentu, ini tampak bertentangan dengan konsep “3 tuntutan
dan 1 janji”. Namun, dalam konteks ini, Allah mengambil prakarsa. Tidak seorang kafir pun
yang tak bersunat dibaptis, hingga Allah menunjukkan dengan tanda kelihatan dari bahasa
bahwa ia sudah diberi Roh Kudus.8 Berkenaan dengan hal tersebut, peristiwa ini meyakinkan
para rasul untuk mewartakan firman kepada bangsa-bangsa lain (Kis 11).9

4
Dianne Bergant, CSA, op.cit., 227.
5
Bahkan, dalam kisah-kisah selanjutnya, Barnabas dan Paulus menjadi mitra kerja Allah dalam mewartakan
Gereja secara luas. Hal ini dapat dilihat dari kisah pengutusan Barnabas dan Saulus pada Kis 13.
6
Dianne Bergant, CSA, op.cit., 229.
7
Dikatakan bahwa Kornelius merupakan salah satu dari perwira pasukan Italia. Perwira pasukan yang
dimaksud di sini sederajat bintara dengan tugas seorang kapten. Mereka adalah tulang punggung angkatan
perang Roma. Lih. Donald Guthrie, dkk. , op.cit., 361.
8
Dianne Bergant, CSA, op.cit., 231
9
Lih. “Rasul-Rasul Lain Menyetujui Tindakan Petrus” dalam Donald Guthrie, op.cit., 362.

Anda mungkin juga menyukai