Anda di halaman 1dari 13

MAK 325

RINGKASAN REVIEW ARTIKEL (RRA)


RISET AKUNTANSI KEUANGAN DAN PENGAUDITAN

“Information Content and Value Relevance of Depreciation: A Cross-


Industry Analysis (Kang and Zhao, 2010)”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Dewa Gede Wirama, SE., M.SBA., Ak., CA.

OLEH
KELOMPOK 1

Ni Putu Pebriani Diah Pratiwi (2081611013) (13)


Ni Made Astini Rahayu (2081611015) (15)
Putu Eka Mas Pratiwi (2081611016) (16)
Ida Ayu Savitri (2081611027) (27)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... 1


Daftar Isi .............................................................................................................................. 2
Daftar Gambar .................................................................................................................... 3
A. Information Content and Value Relevance of Depreciation: A
Cross-Industry Analysis (Kang and Zhao, 2010)............................. 4
1. Fenomena ............................................................................ 4
2. Masalah ............................................................................... 5
3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
4. Research Gap ................................................................................ 5
5. Kerangka Konseptual .................................................................... 6
6. Metode Penelitian .......................................................................... 7
Hipotesis ........................................................................................ 7
Variabel Penelitian ........................................................................ 8
Sampel, Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data ................. 8
7. Hasil Penelitian .............................................................................. 9
8. Implikasi Penelitian ....................................................................... 10
9. Keterbatasan dan Saran ................................................................. 11
Daftar Rujukan.................................................................................................................... 13

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual Information Content and Value Relevance of
Depreciation: A Cross-Industry Analysis ........................................................ 6
2. Model Penelitian 1 Information Content and Value Relevance of
Depreciation: A Cross-Industry Analysis ........................................................ 6
3. Model Penelitian 2 Information Content and Value Relevance of
Depreciation: A Cross-Industry Analysis ........................................................ 7

3
A. Information Content and Value Relevance of Depreciation: A Cross-
Industry Analysis (Kang and Zhao, 2010)
1. Fenomena
Adapun fenomena dalam penelitian ini adalah Funds from Operations
(FFO) adalah ukuran kinerja yang berlaku di industri Real Estate
Investment Trust (REIT). Namun, penelitian sebelumnya tidak
meyakinkan tentang keunggulan FFO atas laba bersih GAAP. Karena
depresiasi adalah item rekonsiliasi terbesar antara FFO dan laba bersih,
kami memeriksa konten informasi dan relevansi nilai depresiasi untuk
industri REIT dan non-REIT dan melaporkan temuan berikut. Pertama,
akumulasi depresiasi relevan dengan nilai untuk industri REIT,
sedangkan akumulasi depresiasi memiliki relevansi nilai yang kecil untuk
industri non-REIT padat modal. Kedua, depresiasi akuntansi
menyimpang dari depresiasi ekonomi ke tingkat yang lebih besar untuk
REIT daripada untuk non-REIT di industri. Ketiga, akumulasi depresiasi
memiliki kemampuan prediksi untuk pendapatan masa depan untuk
perusahaan REIT, tetapi tidak untuk perusahaan non-REIT. Terakhir,
hanya industri REIT yang menampilkan semua properti ini. Singkatnya,
bukti mendukung pernyataan industri REIT bahwa depresiasi GAAP
secara konsisten melebihi depresiasi ekonomi dan nilai buku aset secara
sistematis dikecilkan.
Funds from Operations (FFO) is the prevailing performance measure in the
Real Estate Investment Trust (REIT) industry. However, prior studies are
inconclusive about the superiority of FFO over GAAP net income. Because
depreciation is the largest reconciling item between FFO and net income, we
examine the information content and value relevance of depreciation for both
the REIT and non-REIT industries and report the following findings. First,
accumulated depreciation is value-relevant for the REIT industry, whereas
accumulated depreciation has little value relevance for com parably capital-
intensive non-REIT industries. Second, accounting depreciation devi ates
from economic depreciation to a greater extent for REITs than for non-REIT
in dustries. Third, accumulated depreciation has predictive ability for future
revenues for REIT firms, but not for non-REIT firms. Finally, only the REIT
industry displays all of these properties. In sum, evidence supports the REIT
industry’s assertion that GAAP depreciation consistently exceeds economic

4
depreciation and that book value of assets is systematically understated.
(page, 227)

2. Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah dugaan bahwa '' GAAP
historis biaya depresiasi aset real estat umumnya tidak berkorelasi
dengan perubahan nilai aset yang nilainya tidak dapat diprediksi
berkurang dari waktu ke waktu ''.
the alleged problem that ‘‘GAAP historical cost depreciation of real estate
assets is generally uncorrelated with changes in the value of those assets
whose value does not diminish predictably over time’’ (National Association
of Real Estate Investment Trusts [NAREIT] 2002b, 3). (page, 228)

3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kandungan informasi dan
relevansi nilai depresiasi dan akuntansi keuntungan / kerugian untuk
industri REIT dan non-REIT.
The purpose of this study is to examine the information content and
value relevance of depreciation and accounting gains/losses for both
REIT and non-REIT industries. (page, 228)

4. Research Gap
Adapun research gap dalam penelitian ini adalah:
a. Skinner (1999), menyatakan bahwa temuan empiris sulit untuk ditafsirkan
tanpa memahami alasan ekonomi dibalik klaim indsustri atas keunggulan FFO.
b. NAREIT (1991), menyaakan FFO adalah laba bersih tidak termasuk
keuntungan (atau kerugian) dari penjualan properti, ditambah depresiasi dan
amortisasi, dan setelah penyesuaian untuk unconsoli tanggal kemitraan dan
usaha paungan.
c. Vincent (1999), menyatakan depresiasi adalah item rekonsiliasi terbesar antara
FFO dan NI, kegunaan FFO sebagian besar tergantung pada relevansi nilai
beban penyusutan.
d. Gore dan Stott (1998), menyatakan tes konvensional asosiasi antara return
saham dan komponen laporan laba rugi menunjukkan bahwa biaya penyusutan
REIT memiliki sedikit kandungan informasi di atas dan di luarnya FFO.
e. Vincent (1999) dan Baik et al. (2008), FFO adalah kinerja yang unik tidak

5
dapat direkonstruksi secara tepat dengan memisahkan data keuangan yang
dilaporkan.
f. Bhattacharya et al. (2004), menyatakan bahwa banyak perusahaan juga
mengecualikan depresiasi dan amortisasi biasanya dengan alasan bahwa hal
tersebut karena biaya non tunai dan menganjurkan penggunaan EBITDA.
The research gaps in this research are:
a. Skinner (1999), states that empirical findings re difficult to
understand wihout understanding the economic reason behind
industry claims for the superiority of FFO. (Page 228-231)
5. Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual dan model penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Information Content and Value Relevance of Depreciation:
A Cross-Industry Analysis
Fenomena/Research
Gap

Kajian Empiris:
Pokok Masalah
1. Skinner (1999),
2. NAREIT (1991),
Hipotesis 3. Vincent (1999),
Grand Teori: 4. Gore dan Stott
Teori Keagensi & (1998),
Teori Signal Metodelogi Penelitian 5. Vincent (1999) dan
Baik et al. (2008),
6. Bhattacharya et al.
Pembahasan (2004),

Kesimpulan,
Keterbatasan dan Saran

Gambar 2. Model Penelitian


Information Content and Value Relevance of Depreciation:
A Cross-Industry Analysis

Model 1

Biaya Depresiasi

Return Saham

Akumulasi Penyusutan

6
Model 2

Keuntungan/Kerugian
Akumulasi Penyusutan

Pendapatan Masa Depan

Sumber: Page 232

6. Metode Penelitian
Hipotesis:
H1a: Tidak ada hubungan antara return saham dan biaya depresiasi.
H1b: Hubungan antara return saham dan biaya depresiasi tidak berbeda
antara perusahaan REIT dan non-REIT.
H2a: Tidak ada hubungan antara harga saham dan akumulasi
penyusutan.
H2b: Hubungan antara harga saham dan akumulasi depresiasi tidak
berbeda antara perusahaan REIT dan non-REIT.
H3a: Tidak ada hubungan antara keuntungan (atau kerugian) dari
penjualan dan akumulasi pengurangan properti yang dijual.
H3b: Hubungan antara keuntungan (atau kerugian) dari penjualan dan
akumulasi penyusutan properti yang dijual tidak berbeda antara
perusahaan REIT dan non-REIT.
H4a: Tidak ada hubungan antara pendapatan masa depan dan akumulasi
penyusutan.
H4b: Hubungan antara pendapatan masa depan dan akumulasi
penyusutan tidak berbeda antara perusahaan REIT dan non-REIT.
H1a: There is no association between stock return and depreciation expense.
H1b: The association between stock return and depreciation expense does not
differ between REIT and non-REIT firms.
H2a: There is no association between stock price and accumulated
depreciation.
H2b: The association between stock price and accumulated depreciation does
not differ between REIT and non-REIT firms.
H3a: There is no association between gain (or loss) from sales and
accumulated depreciation of sold properties.

7
H3b: The association between gain (or loss) from sales and accumulated
depreciation of sold properties does not differ between REIT and non-
REIT firms.
H4a: There is no association between future revenues and accumulated
depreciation.
H4b: The association between future revenue and accumulated depreciation
does not differ between REIT and non-REIT firms.
[Page, 233-238]
Variabel Penelitian:
Variabel X = Stock Return, Stock Price, Gain (or loss) From Sales,
Future Revenues
Variabel Y = Depreciation Expense, REIT and non-REIT Firms,
Accumulated Depreciation
[Page, 233-238]
Sampel, Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data:
a. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 468 observasi tahun
perusahaan untuk 103 perusahaan REIT dan 14.188 observasi tahun
perusahaan untuk 3.541 perusahaan non-REIT.
This process yields 468 firm-year obser- vations for 103 REIT firms and
14,188 firm-year observations for 3,541 non-REIT firms. [Page, 239]
b. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data keuangan REIT (SIC
code 6798) dan non-REIT dari file tahunan industri Compustat, dan
informasi pengembalian saham dari file CRSP. Periode sampel
mencakup 2000 hingga 2005. Periode sampel dimulai pada tahun
2000 karena, sebagaimana dibahas dalam Bagian II, definisi baru FFO
berlaku efektif pada tahun 2000. Database Compustat melaporkan
item baris terkait real estat mulai tahun 2001 (data 390 sampai data
393). Untuk memastikan bahwa penelitian ini mencakup semua
periode di mana definisi FFO baru berlaku, peneliti mengumpulkan
data tambahan untuk tahun 1999 dan 2000 dari laporan tahunan dan
pengarsipan 10-K. Karena peneliti menggunakan 1999 sebagai tahun
dasar, periode sampel mencakup 2000–2005.
We obtain both REIT (SIC code 6798) and non-REIT financial data from the
Compustat industrial annual file, and stock return information from the

8
CRSP file. The sample period covers 2000 through 2005. The sample period
begins in 2000 because, as discussed in Section II, the new definition of FFO
is effective in 2000. The Compustat database reports real-estate-related line
items beginning in 2001 (data 390 through data 393). To ensure that we
cover all periods during which the new FFO definition applies, we hand-
collect addi- tional data for 1999 and 2000 from annual reports and 10-K
filings. As we use 1999 as the base year, the sample period covers 2000–
2005. [Page, 238-239]
c. Teknik análisis data dalam penelitian ini adalah Sensitivity Analysis,
Statistik Deskriptif dan Pearson Correlations untuk variabel
independen yang digunakan dalam spesifikasi regresi untuk masing-
masing REIT (diagonal bawah) dan non-REIT (diagonal atas).
Statistik deskriptif untuk kelompok REIT sebanding dengan penelitian
sebelumnya.
Descriptive statistics and Pearson correlations for independent variables
used in regression specifications for both REITs (lower diagonal) and non-
REITs (upper diagonal), respectively. Descriptive statistics for the REIT
group are comparable to those of prior studies. [Page, 239]

7. Hasil Penelitian
Adapun hasil analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Akumulasi penyusutan relevan untuk nilai REIT, tetapi tidak untuk
non-REIT, di luar pendapatan bersih GAAP dan nilai buku aset bersih.
b. Akumulasi depresiasi properti yang dijual secara positif terkait dengan
keuntungan (kerugian) dari penjualan untuk perusahaan REIT
sedangkan hubungan seperti itu jauh lebih lemah dan kurang substansial
secara ekonomi untuk perusahaan non-REIT. Bukti menunjukkan
bahwa untuk perusahaan REIT, depresiasi GAAP secara sistematis
melebihi depresiasi ekonomi dan mengecilkan nilai buku.
c. Akumulasi depresiasi memiliki kekuatan prediksi untuk pendapatan
masa depan untuk perusahaan REIT tetapi tidak untuk perusahaan non-
REIT. Hasilnya konsisten dengan interpretasi bahwa untuk REIT, nilai
buku properti penghasil pendapatan dikecilkan dan, dengan demikian,
sebagian ditangkap oleh akumulasi penyusutan.

9
Penelitian ini memberikan bukti yang relatif koheren dan konsisten bahwa
depresiasi GAAP salah menggambarkan depresiasi ekonomi untuk
perusahaan REIT. Selain itu, kami menemukan bahwa tingkat kesalahan
penyajian REITs lebih besar daripada untuk perusahaan industri lain yang
sebanding. Dengan demikian, hasil mendukung posisi industri REIT
bahwa depresiasi mendistorsi nilai properti REIT dan ukuran kinerja
perusahaan.
Accumulated depreciation is value-relevant for REITs, but not for non-
REITs, beyond GAAP net income and book value of net assets. Accumulated
depreciation of properties sold is positively associated with gains (losses)
from sales for REIT firms, whereas such a relationship is much weaker and
less economically substantial for non-REIT firms. The evidence suggests that
for REIT firms, GAAP depreciation systematically exceeds economic
depreciation and understates book value. Accumulated depreciation has
predictive power for future revenues for REIT firms but not for non-REIT
firms. The result is consistent with the interpretation that for REITs, the book
value of revenue-generating properties is understated and, thus, is partially
captured by accumulated depreciation…. [Page, 257-258]

8. Implikasi Penelitian
Berbeda dengan investigasi empiris sebelumnya yang berfokus
pada industri REIT saja, penelitian ini membandingkan relevansi nilai
depresiasi REIT dengan relevansi nilai dari industri non-REIT padat modal
lainnya yang sebanding. Perbandingan tersebut tidak hanya menunjukkan
apakah investor memperlakukan aset REIT secara berbeda, tetapi juga
menggambarkan implikasi depresiasi akuntansi dalam pengaturan yang
lebih umum. Analisis ini menghasilkan kesimpulan baru yaitu akumulasi
depresiasi relevan dengan nilai untuk REIT, tetapi tidak untuk non-REIT,
di luar laba bersih GAAP dan nilai buku aset bersih. Implikasinya adalah
bahwa investor dengan benar mengenali pernyataan yang meremehkan
nilai properti real estat karena penerapan depresiasi. Perbedaan antara
REIT dan non-REIT dalam relevansi nilai akumulasi penyusutan
signifikan secara ekonomi dan statistik

10
Therefore, in contrast with prior empirical investigations that focus on the
REIT industry alone, we compare the value relevance of depreciation for
REITs with the value relevance of other comparably capital-intensive non-
REIT industries. Such comparisons not only indicate whether investors treat
REIT assets differently, but also illustrate the implications of accounting
depreciation in more general settings. (page 228) Our analyses yield at least
three new inferences. First, accumulated depreciation is value-relevant for
REITs, but not for non-REITs, beyond GAAP net income and book value of
net assets. The implication is that investors correctly recognize the
understatement of real estate property value due to the application of
depreciation. Differences between REIT and non-REIT in value relevance of
accumulated depreciation are both economically and statistically significant
(page 257)

9. Keterbatasan dan Saran


Yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini yaitu Seperti
kebanyakan studi empiris, studi ini tunduk pada batasan bahwa hal itu
dapat dipengaruhi oleh variabel potensial yang dihilangkan atau kesalahan
spesifikasi Secara keseluruhan, bagaimanapun, temuan kami memberikan
bukti yang relatif koheren dan konsisten bahwa depresiasi GAAP salah
merepresentasikan depresiasi ekonomi untuk perusahaan REIT. Selain itu,
kami menemukan bahwa tingkat kesalahan representasi REIT lebih besar
daripada untuk perusahaan industri sejenis lainnya. Dengan demikian,
hasil mendukung posisi industri REIT bahwa depresiasi mendistorsi nilai
properti REIT dan ukuran kinerja perusahaan.
Peneliti menyarankan beberapa hal yang harus dipertahikan untuk
penelitian dimasa depan yaitu Mengingat krisis real estat saat ini,
pertanyaan yang menarik adalah apakah hasil bertahan ketika data yang
lebih baru dipertimbangkan. Peneliti mengantisipasi bahwa kesimpulan
utama ini— depresiasi REIT tidak relevan dengan nilai — berlaku karena
dua alasan. Pertama, fluktuasi besar dalam nilai real estat konsisten dengan
dugaan bahwa properti REIT lebih tepat dipandang sebagai investasi,
daripada operasi, aset. Dengan demikian, depresiasi sistematis yang
terjadwal menjadi kurang relevan untuk aset REIT dibandingkan aset

11
industri lainnya. Kedua, selama periode yang lama termasuk periode
penurunan nilai real estat baru-baru ini (1977–2008), properti komersial
rata-rata mengalami apresiasi sekitar 1,71 persen setiap tahunnya.28 Oleh
karena itu, kesenjangan antara depresiasi akuntansi dan depresiasi
ekonomi tetap besar. Namun demikian, mempertimbangkan periode ketika
nilai real estat menurun, daripada mengapresiasi, merupakan kesempatan
yang menarik untuk penelitian di masa depan
Given the current real estate crisis, an interesting question is whether results
hold when more recent data are considered. We anticipate that our primary
conclusion—that depreciation for REIT is not value-relevant—holds for two
reasons. First, large fluctuations in real estate values are consistent with the
conjecture that REIT properties are more appropriately viewed as
investment, rather than operating, assets. Accordingly, scheduled, systematic
depreciation is less relevant for REIT assets than for other industrial assets.
Second, over a long period including the recent period of decline in real
estate values (1977–2008), commercial properties on average have
appreciated by approximately 1.71 percent annually.28 Therefore, the gap
between accounting depreciation and economic depreciation remains
substantial. Nevertheless, considering the periods when real estate values
decline, rather than appreciate, are potentially interesting avenues for future
research. (page 268)

12
DAFTAR RUJUKAN

Kang, S. H., & Zhao, Y. (2010). Information content and value relevance of
depreciation: a cross‐industry analysis. The Accounting Review, 85(1), 227-
260.

13

Anda mungkin juga menyukai