Anda di halaman 1dari 13

MAK 325

RINGKASAN REVIEW ARTIKEL (RRA)


RISET AKUNTANSI KEUANGAN DAN PENGAUDITAN

“The Relationship Between Transformational Client Leadership and Auditor


Objectivity (Svanberg et al, 2017)”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Dewa Gede Wirama, SE., M.SBA., Ak., CA.

OLEH
KELOMPOK 1

Ni Putu Pebriani Diah Pratiwi (2081611013) (13)


Ni Made Astini Rahayu (2081611015) (15)
Putu Eka Mas Pratiwi (2081611016) (16)
Ida Ayu Savitri (2081611027) (27)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul 1
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
A. The Relationship Between Transformational Client Leadership
and Auditor Objectivity (Svanberg et al, 2017)

1. Fenomena

2. Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Research Gap

5. Kerangka Konseptual

6. Metode Penelitian

7. Hasil Penelitian

8. Implikasi Penelitian

9. Keterbatasan dan Saran

Daftar Rujukan

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual The Relationship Between Transformational
Client Leadership and Auditor Objectivity
2. Model Penelitian The Relationship Between Transformational Client
Leadership and Auditor Objectivity

3
A. The Relationship Between Transformational Client Leadership and
Auditor Objectivity (Svanberg et al, 2017)
1. Fenomena
Fenomena dalam penelitian ini yaitu penelitian akuntansi telah
memberikan bukti substansial tentang dampak insentif keuangan
terhadap objektivitas auditor. Badan penelitian ini telah diperluas untuk
mempertimbangkan insentif non-keuangan, seperti yang dikemukakan
oleh Bamber dan Iyer (2007). Dari temuan tersebut menunjukkan bahwa
auditor cenderung mengidentifikasi dengan perusahaan klien mereka dan
bahwa identifikasi klien adalah berhubungan negatif dengan objektivitas
auditor. Efek ini telah dikonfirmasi, dan hasil telah diperpanjang oleh
penelitian terbaru. Pentingnya identitas sosial dapat dipahami dengan
bantuan penelitian kepemimpinan, yang mendeskripsikan kepemimpinan
sebagai proses yang memperoleh efektivitasnya secara substansial dari
identitas pengikut, lebih mudah untuk mempengaruhi individu jika
mereka mengidentifikasi dengan kolektif di mana kepemimpinan itu
relevan. Karena penelitian akuntansi telah menemukan bahwa auditor
cenderung mengidentifikasi dengan perusahaan klien mereka, mereka
mungkin dipengaruhi oleh kepemimpinan klien.
Accounting research has provided substantial evidence of the impact of
financial incentives on auditor objectivity This body of research has been
extended to consider non-financial incentives, as advocated by Bamber and Iyer
(2007). Their findings suggest that auditors tend to identify with their client
firms and that client identification is negatively related to auditor objectivity.
This effect has been confirmed, and the results have been extended by recent
research The importance of social identities can be understood with the aid of
leadership research, which describes leadership as a process that derives its
effectiveness to a substantial extent from follower identity. In essence, this
means that it is easier to influence individuals if they identify with a collective to
which the leadership is relevant. Since accounting research has found that
auditors tend to identify with their client firms, they may be affected by client
leadership. [Page, 1142]

2. Masalah

4
Permasalahan dalam penelitian ini apakah ada hubungan negatif antara
sejauh mana pemimpin klien mereka menjalankan kepemimpinan
transformasional dan objektivitas auditor dan bagaimana dampak
kepemimpinan klien transformasional terhadap objektivitas auditor
dimediasi oleh identifikasi auditor dengan perusahaan klien.
There is a negative relationship between the extent to which their clients’
leaders exercise transformational leadership and auditors’ objectivity. [Page,
1146]
The impact of transformational client leadership on auditor objectivity is
mediated by auditor identification with the client firm [Page, 1147]

3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kepemimpinan
transformasional mempengaruhi objektivitas auditor.
The purpose of this paper is to investigate whether transformational leadership
affects auditor objectivity. [page, 1142]

4. Research Gap
Adapun research gap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Riset akuntansi telah memberikan bukti substansial tentang dampak
insentif keuangan pada objektivitas auditor (Salterio, 1996; Mayhew
et al. , 2001; Kadous et al. , 2003; Umar dan Anandarajan, 2004;
Hollingsworth dan Li, 2012). Temuan mereka menyarankan bahwa
auditor cenderung mengidentifikasi dengan perusahaan klien mereka
dan bahwa identifikasi klien adalah berhubungan negatif dengan
objektivitas auditor.
b. Penelitian ekstensif menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformasional meningkatkan kecenderungan pengikut
mengidentifikasi dengan kelompok atau organisasi pemimpin (Conger
et al. , 2000; Shamir et al. , 2000; Duck and Fielding, 2003).
c. Penelitian ini penting bagi regulator, auditor dan penelitian akuntansi
karena itu memeriksa ancaman yang sebelumnya belum diinvestigasi
terhadap objektivitas auditor. Lebih tepatnya, itu memperluas literatur

5
akuntansi yang sebelumnya telah memeriksa insentif keuangan
(misalnya Kadous et al. , 2003; Hollingsworth dan Li, 2012) dan
insentif sosial (misalnya Bamber dan Iyer, 2007; Stefaniak dkk. ,
2012) sebagai mekanisme yang merusak objektivitas auditor.
d. Hubungan mediasi menunjukkan pemimpin klien yang
transformasional dapat menginspirasi tingkat identifikasi yang lebih
tinggi dengan perusahaan klien daripada melakukan kurang
transformasional pemimpin, kesimpulan yang didukung oleh literatur
kepemimpinan (misalnya De Cremer dan van Knippenberg, 2002;
Kark dkk. , 2003, 2012).
Accounting research has provided substantial evidence of the
impact of financial incentives on auditor objectivity (e.g.
Salterio, 1996; Mayhew et al., 2001; Kadous et al., 2003;
Umar and Anandarajan, 2004; Hollingsworth and Li, 2012).
This body of research has been extended to consider non-
financial incentives, as advocated by Bamber and Iyer (2007).
[Page 1142]….. Moreover, the mediating relationship
suggests that transformational client leaders may inspire
higher levels of identification with client firms than do less
transformational leaders, a conclusion supported by the
leadership literature (e.g. De Cremer and van Knippenberg,
2002; Kark et al., 2003, 2012). [Page 1143]

5. Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual dan model penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual
The Relationship Between TransformationalStudi Empiris
Client :
Leadership
and Auditor ObjectivitySalterio, 1996; Mayhew
Fenomena/Research et al., 2001; Kadous et
Gap al. , 2003;Umar dan
Grand Teori:
Anandarajan, 2004;
Transformational Pokok Masalah Hollingsworth dan Li,
client leadership and 2012.
auditor objectivity. Conger et al. , 2000;
Auditor-client Hipotesis
Shamir et
identification.
al.,2000;Duckand
6 Fielding, 2003.
Metodelogi Penelitian
Kadous et al.2003;
Hollingsworth dan Li,
Pembahasan 2012.
De Cremer dan van
Kesimpulan, Knippenberg,
Keterbatasan dan Saran
2002;Kark dkk., 2003,
2012.

7
Gambar 2. Model Penelitian
The Relationship Between Transformational Client Leadership
and Auditor Objectivity

Variabel Moderasi

Auditor
Identification
Variabel
Independen Variabel Dependen

Transformation Objektivitas
Auditor
al Client
Leadership
Sumber: Page, 1144

6. Metode Penelitian
Hipotesis:
H1 : Ada hubungan negatif antara kepemimpinan transformasional dan
objektivitas auditor.
H2 : Dampak kepemimpinan klien transformasional terhadap
objektivitas auditor dimediasi oleh identifikasi auditor dengan
perusahaan klien.
H1 : There is a negative relationship between the extent to which their
clients’ leaders exercise transformational leadership and auditors’
objectivity.
H2 : The impact of transformational client leadership on auditor objectivity
is mediated by auditor identification with the client firm.

[Page, 1146-1147]

Variabel Penelitian:
- Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Objektivitas Auditor.
- Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Transformational
Client Leadership.
- Variabel Intervening dalam penelitian ini adalah Auditor
Identification.

8
[Sub Bab 3.4 Measures, Page 1148]

Sampel, Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data:


Penelitian dilakukan dengan survei cross-sectional. Sampel dalam
penelitian ini yaitu 1.000 auditor Swedia yang dipilih secara acak
menggunakan daftar Dewan Pengawas Akuntan Publik Swedia.
Penelitian ini didasarkan pada survei lapangan terhadap 198 auditor yang
bekerja pada firma audit yang beroperasi di Swedia. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner (skala
likert). Teknik analisis data yang digunakan menggunakan uji Kruskal-
Wallis H dan Multiple regression.
We conducted a cross-sectional survey asking auditors to recall their largest
client and to think of the leader of this client (referred to as the CFO in the
questionnaire). A random sample of 1,000 Swedish auditors was selected
using a register of the Swedish Supervisory Board of Public Accountants.
The investigation is based on a field survey of 198 practicing auditors
employed by audit firms operating in Sweden. A questionnaire for collecting
data, modeled partly on the Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ 5X)
and partly on the questionnaire of Bamber and Iyer (2007), was pilot-tested
by two authorized auditors to improve the clarity of the items before being e-
mailed using survey software. Analyzing the results using the Kruskal-Wallis
H test and Multiple regression. [Page, 1147-1148]

7. Hasil Penelitian
Adapun hasil analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Model 2 dan 3 menunjukkan dukungan untuk H1. Koefisien untuk
kepemimpinan klien transformasional signifikan dalam Model 2 (p <
0,001) dengan nilai koefisien sebesar 0,662, menunjukkan bahwa
kepemimpinan klien transformasional memiliki dampak substansial
pada objektivitas auditor. Mengontrol identifikasi klien dalam Model
3 menyebabkan besaran koefisien turun menjadi 0,390 sedangkan
nilai signifikansi meningkat menjadi 0,024, menunjukkan bahwa
sebagian dari dampak kepemimpinan klien transformasional tidak

9
langsung.
b. Model 1, 2, dan 3 sesuai dengan uji mediasi, menunjukkan dukungan
untuk H2. Model 1 memberikan bukti hubungan positif antara
kepemimpinan klien transformasional dan identifikasi klien auditor
(p < 0,001). Hubungan yang sesuai antara kepemimpinan
transformasional dan identifikasi organisasi baru-baru ini ditemukan
(Effelsberg et al., 2014). Selanjutnya, penurunan tingkat signifikansi
untuk klien transformasional kepemimpinan koefisien antara Model 2
(p < 0,001) dan Model 3 (p = 0,024) menunjukkan bahwa identifikasi
klien memediasi dampak kepemimpinan klien transformasional
persetujuan klien auditor. Kriteria lain adalah penurunan nilai
koefisien regresi kepemimpinan klien transformasional antara Model
2 dan 3. Memenuhi kedua kriteria untuk mediasi, terdapat bukti bahwa
identifikasi klien secara parsial memediasi dampak kepemimpinan
klien transformasional terhadap objektivitas auditor. Jadi, H2
didukung. Hubungan signifikan lainnya adalah pengaruh positif
ukuran klien terhadap objektivitas auditor. Namun, tidak ada
perbedaan yang signifikan antara auditor Big 4 dan non-Big 4 terkait
kecenderungan mereka untuk menyetujui perlakuan yang disukai
klien. Selain itu, pengalaman auditor dan masa jabatan auditor
tampaknya tidak berdampak pada kemungkinan terjadinya menyetujui
preferensi klien selama audit.
Models 2 and 3 indicate support for H1. The coefficient for transformational
client leadership is significant in Model 2 (p < 0.001) and the size of the
coefficient, 0.662, suggests that transformational client leadership has a
substantial impact on auditor objectivity. H2 receives support from Models
1, 2, and 3 according to the mediation test. Model 1 provides evidence of a
positive relationship between transformational client leadership and
auditors’ client identification (p < 0.001). A corresponding relationship
between transformational leadership and organizational identification has
recently been found (Effelsberg et al., 2014). Thus, H2 is supported…. [Page,
1151-1152]

8. Implikasi Penelitian

10
Penelitian akuntansi sebelumnya, dengan sedikit pengecualian,
berfokus pada insentif keuangan, memberikan sedikit perhatian pada
ikatan yang disebabkan oleh kekuatan sosial seperti hubungan pribadi
berbasis kognitif dengan klien. Temuan studi perintis ini menunjukkan
bahwa faktor non-keuangan merupakan ancaman serius bagi objektivitas
auditor yang sebagian besar berada di bawah permukaan yang masih harus
ditemukan. Temuan utama ini bahwa pemimpin klien transformasional
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi auditor mereka, mendukung
kekhawatiran yang diangkat mengenai ancaman terhadap objektivitas
auditor dari hubungan yang terlalu dekat dengan perusahaan klien.
Sementara penelitian sebelumnya memperlakukan faktor
lingkungan yang mempengaruhi pertimbangan audit, jenis analisis yang
paling baik memberikan perspektif luas tentang hubungan auditor-klien
(misalnya dampak masa jabatan auditor dan kepentingan keuangan
perusahaan klien), pendekatan kepemimpinan untuk hubungan ini
memungkinkan analisis interaksi perilaku antara auditor dan klien yang
terjadi dalam lingkungan mereka

Previous accounting research has, with few exceptions,


focused on financial incentives, paying little attention to the
bonding caused by social forces such as cognitivebased
personal relationships with clients. Our main finding, that
transformational client leaders have the power to influence
their auditors, supports the concerns raised regarding the
threat to auditor objectivity from overly close relationships
with client firms. (1152-1153)

9. Keterbatasan dan Saran


Keterbatasan penelitian ini mencakup tingkat respons sederhana,
potensi bias non-respons, dan pengukuran persetujuan klien auditor
menggunakan skenario yang dibangun. Secara khusus, desain skenario ini
memiliki batasan sehingga tidak dapat menggambarkan semua keadaan
yang mungkin relevan dengan penilaian auditor. Keterbatasan penelitian
ini juga menunjukkan masalah lain yang dapat ditangani oleh penelitian di
masa depan. Desain penelitian cross-sectional ini tidak mengakui
kesimpulan kausal tentang hubungan antara kepemimpinan
transformasional klien dan objektivitas auditor.
Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat memeriksa apakah
pelaksanaan kepemimpinan transformasional membatasi objektivitas
auditor sebagai efek kausal. Selain itu, sementara penelitian ini berfokus
pada CFO, ada kemungkinan bahwa hubungan dengan manajer klien lain

11
juga dapat mempengaruhi pertimbangan auditor. Akhirnya, mengadaptasi
kerangka kerja konseptual dari bidang kepemimpinan dan menerapkannya
ke audit mungkin tampak tidak masuk akal, tetapi mengingat bahwa
otonomi dapat dipandang sebagai ketiadaan pengaruh, dan bahwa
kepemimpinan dapat dianggap termasuk pengaruh, tautan teoretis yang
dieksplorasi di sini menyarankan peluang penelitian di masa depan.

Limitations of this study include the modest response rate,


potential non-response bias, and the measurement of
auditors’ client acquiescence using a constructed scenario.
The limitations of this study also suggest other issues that
could be addressed by future research. Our cross-sectional
research design does not admit causal inferences as to the
relationship between clients’ transformational leadership
and auditor objectivity. Future studies could therefore
examine whether the exercise of transformational
leadership constrains auditor objectivity as a causal effect.
(page 1153-1154)

DAFTAR RUJUKAN

12
Svanberg, J., Öhman, P., & Neidermeyer, P. E. 2017. The relationship between
transformational client leadership and auditor objectivity. Accounting,
Auditing & Accountability Journal.
.

13

Anda mungkin juga menyukai