OLEH :
Pengiran Alfanso
1740501053
FAKULTAS HUKUM
2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
perlindungan dan penyertaan-Nya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita
mendapat limpahan berkat dan kasih karunianya yang baik. Dengan telah
dilaksanakannya Praktik Kerja Profesi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Borneo Tarakan yang telah berlangsung sejak tanggal 14 september 2020 dan
telah berakhir pada tanggal 6 November 2020. Oleh sebab itu, dalam tahap
penyelesaian Praktik Kerja Profesi yang telah dan dilangsungkan pada Pengadilan
Negeri Tarakan Kelas IB, demikian telah laporan ini sebagai tahap penyelesaian
dari Program ini. Sebelumnya tidak lupa juga untuk berterimakasih banyak pada
Pihak Fakultas Hukum Universitas Borneo Tarakan yang telah menyelenggarakan
program ini sebagai lanjutan dari apa yang mahasiswa/i telah programkan pada
semester ini, dan juga berterimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
mrmberikan arahan dan pelajaran yang baik dan berguna dan juga membantu
kami dalam menyelesaikan Program ini, tidak lupa Juga kepada fungsionaris
lembaga Pengadilan Negeri Tarakan terkhusus Penyelia yang telah membimbing
dan mengarahkan kami dengan baik serta untuk ilmu-ilmu yang telah diberikan
kami sangat berterimakasih. Tentu laporan yang telah dibuat berdasarkan
kemampuan yang kami dapatkan dan tidak dapat dikatakan sempurna dan masih
perlu masukan dan saran dari Bapak, Ibu dan Saudara/i. Oleh karena itu, saya
mengaharapkan arahan dan bimbingan yang menelaah terhadap hasil yang telah
dibukukan dalam bentuk laporan ini. Demikian hal yang dapat saya sampaikan
mohon maaf jika ada kata maupun hal yang tidak berkenan saya mohon
dimaafkan, sekian dan terimakasih.
Penulis,
Pengiran Alfanso
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Praktik kerja profesi (PKP) merupakan salah satu prasyarat mahasiswa
fakultas hukum dalam menempuh studinya yang merupakan substansi
yang adalah kegiatan praktik pada suatu lembaga terkait untuk menelaah
dan sebagai penerapan dari ilmu yang telah didapatkan. Hal tersebut yang
dimana merupakan pelaksanaan dari program ini untuk memberikan
pengalaman kerja dalam bidang keahlian hukum yang dilakukan pada
suatu instansi. Namun pelaksanaan praktek kerja profesi juga tidak lepas
dari pengawasan dan bimbingan serta pengarahan yang diberikan oleh
dosen pembimbing ataupun pendamping dan juga penyelia yang ditunjuk
di suatu instansi tujuan praktik tersebut. Mahasiswa juga tidak hanya
memahami minat studi hanya dengan teori yang disampaikan namun
dalam hal ini praktek harus berjalan dengan teori yang disampaikan agar
terjadi kesinambungan dan singkronis asi antara teori dan praktek. Maka
untuk melakukan dan untuk melihat perbandingan antara teori dan praktek
oleh karena itu mahasiswa diharapkan untuk mengikuti program praktek
kerja profesi yang dilakukan oleh fakultas agar memperlengkapi
pemahaman teoritis pada bangku kuliah. Program tersebut telah
berlangsung sejak tanggal 14 September 2020 hingga kini berakhir pada
tanggal 6 November 2020 yang telah kami jalankan dan ikuti sesuai
dengan apa yang diprogramkan dan apa yang menjadi arahan dari instansi
terkait. Praktek kerja profesi yang berlangsung di tengah pandemi yang
saat ini adalah yang pertama kali walaupun tidak berjalan maksimal karena
hal tersebut kami dapat melakukan praktek dengan efisien dan efektif
sejauh mana jika kami tetap menerapkan apa yang menjadi himbauan
maupun ketetapan oleh pemerintah yaitu harus tetap menerapkan protokol
kesehatan pada saat melakukan praktik. Praktek Kerja Profesi (PKP) ini
juga merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menempuh
studi pada fakultas Hukum universitas Borneo Tarakan. Program ini telah
kami lakukan pada instansi Pengadilan Negeri Tarakan kelas 1B yang
sudah menerima dengan baik mahasiswa dari fakultas Hukum Universitas
Borneo Tarakan. Telah melakukan beberapa hal yang telah ditugaskan
dilaksanakan sesuai pedoman. Pengadilan Negeri Tarakan yang beralamat
di Jalan P. Diponegoro No. 99 kelurahan Sebengkok Kecamatan Tarakan
Tengah dan Bapak R. Agung Aribowo, S.H sebagai ketua atau
penanggung jawab, Sejak Tahun 2004 sampai sekarang (ditetapkan
menjadi Pengadilan Negeri Kelas IB) SK KEMKUMHAM RI No. M.01-
AT.01.05 Tahun 2004 tanggal 27 Pebruari 2004. Demikian telah
berlangsung kegiatan Praktik Kerja Profesi sebagai persyaratan yang telah
ditempuh.
B. Isu Hukum
Pengadilan negeri Tarakan yang dalam upaya melakukan perbaikan dalam
sistem birokrasi agar mencapai lingkungan peradilan umum wilayah bebas
korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani. Tentu upaya tersebut ada
beberapa progres dan program yang dilakukan dan dikawal oleh para
fungsionaris. oleh sebab itu ada beberapa hal yang menjadi kompleksitas
yang berikut akan dirumuskan.
1. Apakah upaya maupun langkah yang dilakukan akan efisien dan
efektif untuk mencapai Pengadilan Negeri Tarakan yang bebas dari
korupsi dan gratifikasi?
2. Bagaimana sistem birokrasi yang dibangun untuk mewujudkan
integritas pegawai Pengadilan Negeri Tarakan ?
B. Struktur Organisasi
Sumber : http://www.pn-tarakan.go.id/tentang/struktur-organisasi
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Negeri diautur dalam UU
No.49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU No.2 Tahun 1986
tentang Peradilan Umum dalam Pasal 55 sampai dengan pasal 67 sebagai
berikut :
1. Ketua :
Tugas Pokok :
a. Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas
kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama;
b. Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan
tingkah laku Hakim, Panitera, Panitera Pengganti dan Jurusita serta
Pejabat Struktural di daerah Hukumnya; dan Pengadilan mengatur
pembagian tugas para hakim. Fungsi :
c. Ketua Pengadilan membagikan semua berkas perkara dan atau surat-
surat lainnya yang berhubungan dengan perkara yang diajukan ke
Pengadilan kepada Majelis Hakim untuk diselesaikan; dan.
d. Ketua Pengadilan Negeri menetapkan perkara yang harus diadili
berdasarkan nomor urut, tetapi apabila terdapat perkara tertentu yang
karena menyangkut kepentingan umum harus segera diadili, maka
perkara itu didahulukan.
2. Wakil Ketua
Tugas Pokok : Wakil Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang
melakukan tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.
Fungsi : Wakil Ketua Pengadilan Negeri berfungsi sebagai Koordinator
Pengawasan di daerah Hukumnya.
3. Hakim
Tugas Pokok : Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas
kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama. Fungsi :
Melakukan tugas-tugas Pengawasan sebagai Pengawas Bidang dengan
memberi petunjuk dan bimbingan yang diperlukan bagi para Pejabat
struktural maupun Fungsional.
4. Panitera : Tugas Pokok
a. Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas IB adalah aparatur tata usaha
negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di
bawah dan tanggung jawab Ketua Pengadilan Negeri Kelas IB.
b. Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas IB mempunyai tugas
melaksanakan pemberian dukungan di bidang teknis dan
administrasi perkara serta menyelesaikan surat-surat yang berkaitan
dengan perkara.
Fungsi :
a. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
tugas dalam pemberian dukungan di bidang teknis; b. Pelaksanaan
pengelolaan administrasi perkara perdata;
c. Pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara pidana;
d. Pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara khusus;
e. Pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data
perkara, dan transparansi perkara;
f. Pelaksanaan administrasi keuangan yang berasal dari APBN dalam
program teknis dan keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan
peraturan dan perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi
Kepaniteraan;
g. Pelaksanaan mediasi;
h. Pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan, dan; i. Pelaksanaan
fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Negeri.
5. Sekretaris
Tugas Pokok :
a. Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas IB adalah aparatur tata
usaha negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan
Negeri Kelas IB.
b. Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas IB mempunyai tugas
melaksanakan pemberian dukungan di bidang administrasi,
organisasi, keuangan, sumber daya manusia, serta sarana dan
prasarana di lingkungan Pengadilan Negeri Kelas IB.
Fungsi :
a. Penyiapan bahan pelaksanaan urusan perencanaan program dan
anggaran;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian;
c. Pelaksanaan urusan keuangan;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan penataan organisasi dan tata laksana;
e. Pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi dan statistik;
f. Pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah
tangga, keamanan, keprotokolan, dan perpustakaan; dan
g. Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan
dokumentasi serta pelaporan di lingkungan Kesekretariatan Pengadilan
Negeri Kelas IB.
6. Panitera Muda Perdata
Tugas Pokok : Panitera Muda Perdata mempunyai tugas
melaksanakan administrasi perkara di bidang perdata.
Fungsi :
a. Pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas
perkara perdata;
b. Pelaksanaan registrasi perkara gugatan dan permohonan;
c. Pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk
diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan
Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan;
d. Pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus
dan diminutasi;
e. Pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada
para pihak yang tidak hadir;
f. Pelaksanaan penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding,
kasasi, dan peninjauan kembali kepada para pihak;
g. Pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang
dimohonkan banding, kasasi dan peninjauan kembali;
h. Pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan upaya
hukum kepada para pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi
putusan kepada Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung;
i. Pelaksanaan penerimaan konsinyasi;
j. Pelaksanaan penerimaan permohonan eksekusi;
k. Pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
l. Pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah berkekuatan
hukum tetap kepada Panitera Muda Hukum;
m. Pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan;
n. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
A. Hasil Pembahasan
Pembahasan mengenai akan diperoleh beberapa ketentuan yang mana
dalam upaya mencapai lingkungan peradilan umum yang bebas dari
gratifikasi maupun korupsi. hal ini merupakan upaya dalam mewujudkan
pengadilan negeri Tarakan yang bebas dari korupsi dan wilayah bebas
bersih melayani (WBBM). Demikian telah kamu lakukan tugas tugas yang
telah diberikan saat melakukan praktek kerja profesi di lingkungan
wilayah pengadilan negeri Tarakan. dengan dilakukannya program ini
yang untuk melengkapi pemahaman teoritis pada saat ada di bangku kuliah
dan ini merupakan kelanjutan dari implementasi ilmu ilmu yang telah
diberikan dan dipahami di kampus. Ada beberapa standar prosedur yang
harus dipatuhi dan harus dilakukan saat melakukan praktek, tentu itu
menjadi acuan maupun tolak ukur saat melakukan tugas-tugas praktek
yang telah diberikan. Di dalam upaya mewujudkan lingkungan peradilan
umum yang berintegritas maka dalam setiap alur maupun tahapan yang
dilakukan pada tugas-tugas administratif yang telah dilakukan dalam tahap
pengawasan maupun kontrol yang baik, sehingga semuanya dapat
terintegrasi dan bersama membangun birokrasi yang baik.
Penggunaan wewenang dalam mengerjakan tugas-tugas yang dia akan
lebih baik jika adanya proses pengawasan oleh sistem yang terintegrasi
dengan baik sehingga dapat memberi toring atau melakukan pengawasan
tanpa harus membuat sistem yang ribet. upaya tersebut tentunya dalam
setiap pelaksanaan yang melibatkan kewenangan pejabat fungsional dan
menggabungkan seluruh tahapan harus diberlakukannya proses
transparansi agar mampu menciptakan sistem yang kondusif dan proses
akuntabilitas terjadi antara satu sama lain tanpa harus adanya penekanan
sehingga perangkat-perangkat dapat menyelesaikan tahapan tugas dengan
baik.oleh karena itu pada saat kami melakukan praktik kami juga diajari
bagaimana bersikap responsif dan saling memberi masukan dengan
pemikiran-pemikiran yang konstruktif sehingga menghasilkan peluang
upaya untuk melakukan suatu proses yang instan yang dapat ada yang
tidak adil tetap tertutup. Proses-proses keterbukaan informasi publik juga
menjadi sangat penting itu dalam memberi pemahaman yang berkeadilan.
B. Analisa Dampak
Dalam hal Upaya mewujudkan lingkungan yang bersih dari korupsi dan
birokrasi yang baik ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan harus
diperhatikan dengan baik dan dilakukan secara berkelanjutan dengan
harapan bahwa hal tersebut dapat memberikan dampak efektivitas bagi
keberlangsungan dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban dalam
tataran fungsionaris Pengadilan Negeri Tarakan kelas 1B.
Gratifikasi yang merupakan hal yang sangat memberikan pengaruh buruk
bagi lingkungan peradilan umum. Oleh karena itu berbagai upaya akan
dilakukan demi tercapainya fungsionaris yang berintegritas baik dalam
melakukan tugas dan wewenangnya. Pada tahun 2001 dilakukan
amandemen terhadap Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan Undang-Undang Nomor 20
tahun 2001. Dalam Undang-Undang yang baru ini lebih diuraikan elemen-
elemen dalam pasal-pasal Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
yang pada awalnya hanya disebutkan saja dalam Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999. Dalam amademen ini juga, untuk pertama kalinya istilah
gratifikasi dipergunakan dalam peraturan perundangundangan di
Indonesia, yang diatur dalam Pasal 12B. Dalam Pasal 12B ini, perbuatan
penerimaan gratifikasi oleh Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
yang dianggap sebagai perbuatan suap apabila pemberian tersebut
dilakukan karena berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya. Terbentuknya peraturan tentang gratifikasi ini
merupakan bentuk kesadaran bahwa gratifikasi dapat mempunyai dampak
yang negatif dan dapat disalahgunakan, khususnya dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan publik, sehingga unsur ini diatur dalam
perundang-undangan mengenai tindak pidana korupsi. Diharapkan jika
budaya pemberian dan penerimaan gratifikasi kepada/oleh Penyelenggara
Negara dan Pegawai Negeri dapat dihentikan, maka tindak pidana
pemerasan dan suap dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan.1
1
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Direktorat Penelitian Dan Pengembangan Direktorat
Gratifikasi Kedeputian Bidang Pencegahan. 2014. Https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.kpk.go.id/gratifikasi/BP/Gratifikasi.pdf&ved=2ahUKEwiO7MGNiI
LtAhWUcn0KHUtIB2QQFjACegQIKRAC&usg=AOvVaw1fTd0IXX8BQC3G6EdzfFkm, diakses pada 13 November
2020 pada pukul 11.33
Gratifikasi yang diberikan dari pihak yang memiliki potensi benturan
kepentingan dengan pegawai negeri/penyelenggara negara, dan pemberian
tersebut dilarang oleh aturan yang berlaku, merupakan jenis gratifikasi
yang harus ditolak oleh setiap pegawai negeri/penyelenggara negara.2 Agar
menghindari hal tersebut Pengadilan Negeri Tarakan melakukan beberapa
pengawasan dan juga kewaspadaan terhadap tindak gratifikasi yang
dilakukan.
Perwudutan birokrasi yang bersih pada orderan netralkan juga menjadi
sangat penting untuk di awal sebagai bagian dari kelengkapan untuk
mewujudkan wilayah peradilan umum yang bebas dari korupsi dan hal ini
tidak lepas dan saling keterkaitan dengan kemapanan para pegawai dan
pejabat struktural yangmenduduki jabatan tertentu pada Pengadilan Negeri
Tarakan oleh karena itu perlu adanya ketegasan dan akuntabilitas dari
setiap tugas dan wewenang yang diemban.
Implementasi dari Permenpan dan RB No. 11 tahun 2015 seperti diuraiakn
dalam matriks 1 di atas sebagai penjabaran dari Road Map Reformasi
Birokrasi di Indonesia yang berkaitan dengan pelayanan publik pada
umumnya belum memberi dampak positip yang signifikan terhadap
perbaikan perilaku birokrat dan kualitas pelayanan publik. Dari segi
perilaku birokrat terdapat kecenderungan makin meningkat perilaku yang
menyimpang antara lain terjadinya penyalahgunaan wewenang (abuse of
power), seperti kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) dalam pelayanan
perizinan. Dalam hal pelayanan publik meskipun ada perubahan ke arah
yang lebih baik dengan penerapan teknologi informasi (IT) dalam
pelayanan publik, namun masih terdapat sejumlah keluhan pelanggan
seperti pelayanan lambat, berbelit-belit, mahal dan tidak ada kepastian
waktu penyelesaian, tidak lama.3
Dalam reformasi birokrasi untuk dalam rangka mewujudkan Pengadilan
Negeri Tarakan dengan sistem birokrasi yang baik maka diperlukannya
transparansi atau keterbukaan mengenai proses-proses dan alur tahapan di
dalam proses administratif sehingga menghindari dan meminimalisir
terjadinya penyelewengan wewenang yang dimiliki.
2
Tata Cara Pelaporan Gratifikasi.2017. Perpus.menpan.go.id. Diakses pada tanggal 13 November 2020
3
Tata Cara Pelaporan Gratifikasi.2017. Perpus.menpan.go.id. Diakses pada tanggal 13 November 2020
Bab IV Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Perwujudan lingkungan peradilan yang susah kan yang bebas dari korupsi
tentunya harus ada dorongan yang baik dari pejabat struktural dan
kesadaran akan kewenangan yang dimiliki supaya tidak disalahgunakan.
tentunya juga tidak lepas dari penilaian dan kontrol yang dilakukan oleh
masyarakat sebagai pencari keadilan karena dalam hal initidak terikat pada
suatu tugas maupun promosi yang dilakukan. Oleh karena itu yang
menjadi faktor utama untuk mewujudkan dalam rangka menciptakan
birokrasi yang bersih dan melayani dengan baik yaitu masyarakatdapat
memberi masukan maupun laporan jika terjadi sesuatu hal yang tidak
menggambarkan pelayanan yang baik. untuk wewenang yang diemban
oleh pejabat struktural juga agar mematuhi dan melaksanakan pedoman
maupun sumpah jabatan dengan sepenuh hati dan tentunya harus menolak
perbuatan penyelewengan dari kesempatan dalam wewenang yang
diberikan. Oleh karena itu fungsionaris yang memiliki integritas akan
memberikan dampak dan mempengaruhi jajaran di bawahnya maupun
yang setara dengan kedudukannya.
B. Saran
Birokrasi yang baik tentunya menggambarkan suatu proses pelayanan
yang akuntabilitas dapat dipertanggungjawabkan baik sejauh mana di
setiap proses pelaksanaan tugas dilakukan dengan profesional. Dapat
membagi prioritas dalam hal proporsionalpertanggungjawaban yang
dilakukan dengan penuh kesadaran sehingga menghilangkan sedikit
kesempatan untuk berbuat menyalahgunakan kewenangan. Dapat juga
dalam proses merubah perilaku terhadap sistem yang tidak baik atau malah
mempersulit bukan memper mudah setiap tahapan dalam fungsi
administratif. Oleh karena itu suatu hal yang berhubungan dengan tahapan
agar dilakukan dengan melalui satu pintu tanpa memberikan persyaratan
maupun permintaan yang dapat mempersulit arah jalannya pelayanan
kepada masyarakat. masyarakat juga tentunya harus bersifat proaktif jika
menemukan atau mendapati hal-hal yang mempersulit di setiap penerapan
di bagian administrasi. lima hal tersebut saling memberikan masukan dan
mengingatkan antara pejabat yang terikat pada sumpah jabatan dan
masyarakat sebagai kontrol dari luar lingkungan peradilan umum, sejauh
tidak lepas dari koridor-koridor hukum yang berlaku.
Daftar Pustaka
Tata Cara Pelaporan Gratifikasi.2017. Perpus.menpan.go.id. Diakses
pada tanggal 13 November 2020
Mahkamah Agung RI.2018. http://www.pn-
tarakan.go.id/index.php/profil-hakim/, diakses pada 13 November
2020 pada pukul 11.30
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DIREKTORAT GRATIFIKASI KEDEPUTIAN
BIDANG PENCEGAHAN. 2014. Https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.kpk.go.id/gratifikasi/BP/Gratifika
si.pdf&ved=2ahUKEwiO7MGNiILtAhWUcn0KHUtIB2QQFjACegQIKRA
C&usg=AOvVaw1fTd0IXX8BQC3G6EdzfFkm, diakses pada 13 November
2020 pada pukul 11.33
http://www.pnsungailiat.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=26&Itemid=241&lang=en
Nomor : ...…………………………………..
Tanggal : …………………………………….
MENGESAHKAN
______________________
NIP/NIDN