Disusun oleh:
Kelompok II-A
Herninda Rindi W (21110118120031)
Diah Septiyana (21110118120032)
Eko Widayanti (21110118120033)
Mahdy Rohmadoni (21110118120035)
Vianka Rochim (21110118120036)
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar I-1 Kabupaten Bangka Barat ...................................................................... I-2
Gambar II-1 Contoh DEM ...................................................................................... II-1
Gambar II-2 Ilustrasi Perbedaan DSM dengan DTM/DEM ................................... II-3
Gambar II-3 Pola Aliran Sungai ............................................................................. II-5
Gambar II-4 Pengkodean Arah Aliran .................................................................... II-5
Gambar II-5 Determinasi Akumulasi Aliran........................................................... II-6
Gambar III-1 Laptop .............................................................................................. III-1
Gambar III-2 Software ArcGIS .............................................................................. III-1
Gambar III-3 Data DEM SRTM Bangka Belitung ................................................ III-2
Gambar III-4 SRTM Provinsi Bangka Belitung .................................................... III-3
Gambar III-5 Hasil Cropping ................................................................................ III-4
Gambar III-6 Flow Direction ................................................................................. III-4
Gambar III-7 Tampilan Jendela Flow Direction ................................................... III-5
Gambar III-8 Hasil Flow Direction ...................................................................... III-5
Gambar III-9 Sink .................................................................................................. III-6
Gambar III-10 Tampilan Jendela Sink ................................................................... III-6
Gambar III-11 Sink Area........................................................................................ III-6
Gambar III-12 Zoom In Sink Area ........................................................................ III-7
Gambar III-13 Fill ................................................................................................. III-7
Gambar III-14 DEM Sebelum Fill......................................................................... III-8
Gambar III-15. DEM Setelah Fill .......................................................................... III-8
Gambar III-16 Tampilan Jendela Flow Direction .................................................. III-9
Gambar III-17 Hasil Flow Direction Data Fill..................................................... III-9
Gambar III-18 Tampilan Jendela Flow Accumulation ........................................ III-10
Gambar III-19. Hasil Flow Accumulation ........................................................... III-10
Gambar III-20 Zoom In Hasil Flow Accumulation .............................................. III-10
Gambar III-21 Reclassify .................................................................................... III-11
Gambar III-22 Tampilan Jendela Reclassify ........................................................ III-11
DAFTAR TABEL
Tabel III-1 Metadata DEM SRTM ......................................................................... III-2
Tabel III-2 Panjang Segmen Aliran ...................................................................... III-17
Tabel III-3 Luas Basin .......................................................................................... III-18
Tabel IV-1 Segmen Aliran Sungai ......................................................................... IV-1
Tabel IV-2 Klasifikasi DAS ................................................................................... IV-2
Tabel IV-3 Luas DAS Kabupaten Bangka Barat ................................................... IV-3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan (PP No. 37, 2012).
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai daerah tangkapan air mempunyai peranan
yang penting dalam menyediakan kebutuhan air bagi manusia. Lebih dari itu, DAS
berperan penting dalam menjaga lingkungan termasuk menjaga kualitas air, mencegah
banjir dan kekeringan saat musim hujan dan kemarau, mengurangi aliran massa (tanah)
dari hulu ke hilir. Salah satu upaya untuk menjaga fungsi DAS adalah dengan
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi DAS secara teratur (Tanika,
Rahayu, Dewi, & Khasanah, 2016). Perubahan penggunaan tutupan lahan
berpengaruh terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS). Berkurangnya luasan hutan
maupun vegetasi membuat subsistem perlindungan DAS menjadi berkurang.
Masyarakat bertempat tinggal di areal DAS dan mengalami langsung
perubahan fungsi hidrologi DAS yang terjadi. Oleh karena itu dengan
melibatkan masyarakat dalam proses pemantauan dan evaluasi, dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan terutama DAS
(Tanika, Rahayu, Dewi, & Khasanah, 2016)
Analisis pola aliran sungai (Wateshed) dapat dilakukan dengan menggunakan
data DEM yang nantinya menghasilkan data kemiringan yang nantinya akan menjadi
acuan dalam penentuan arah aliran air hujan yang akan mengalir ke aliran sungai dan
membentuk suatu sungai dan daerah aliran sungai. Pada tugas ini akan dilakukan
analisis watershed pada Kabupaten Bangka Barat dengan DEM SRTM.
mengetahui isi laporan secara umum, maka sistematika penulisan laporan disajikan
seperti berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan yang akan dicapai, area studi,
dan sistematika penulisan laporan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi penjelasan tentang dasar teori tentang DEMN, SRTM, dan watershed..
BAB III METODE PELAKSANAAN
Berisi tentang alat dan bahan yang digunakan dan tahapan pengolahan
watershed.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi hasil dan analisis mengenai watershed Kabupaten Bangka Barat yang
telah dilakukan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini, di dalamnya terdapat kesimpulan-kesimpulan maupun saran yang
didapatkan dari proses pengolahan watershed Kabupaten Bangka Barat.
BAB II
DASAR TEORI
II.1 DEM
Digital Elevation Model (DEM) merupakan bentuk penyajian ketinggian
permukaan bumi secara digital. Dilihat dari distribusi titik yang mewakili bentuk
permukaan bumi dapat dibedakan dalam bentuk teratur, semi teratur, dan acak.
Sedangkan dilihat dari teknik pengumpulan datanya dapat dibedakan dalam
pengukuran secara langsung pada objek (terestris), pengukuran pada model objek
(fotogrametris), dan dari sumber data peta analog (digitasi). Teknik pembentukan DEM
selain dari terestris, fotogrametris, dan digitasi adalah dengan pengukuran pada model
objek, dapat dilakukan seandainya dari citra yang dimiliki bias dikonstruksikan dalam
bentuk model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia sepasang citra yang mencakup
wilayah yang sama (Nugraha, 2010).
tanah. Data sampling titik-titik tersebut kemudian diolah hingga didiapat koordinat
titik-titik sample (Nugraha, 2010).
DEM adalah file digital yang berisi elevasi medan yang sesuai dengan posisinya
di lapangan secara tetap menempati interval horizontal DEM biasanya diperoleh
dengan cara interpolasi peta kontur digital dengan menggunakan perangkat lunak
tertentu berbasis raster. DEM digunakan untuk menampilkan gambar/peta 3-tiga
dimensi yang berupa kemiringan lereng, aspect (arah kemiringan), dan profil-profil
medan antara titik-titik terpilih. USGS menggunakan DEM yang merupakan kombinasi
dari grafik raster digital, grafik garis digital, ortofoto digital persegi empat untuk
mempertajam informasi visual bagi ekstraksi data dan keperluan revisi serta untuk
membuat citra digital hybrid yang indah dan menarik. Aplikasi non-grafis seperti data
gravitasi dan model medan untuk digunakan dalam pencarian sumberdaya energi,
penghitungan volume waduk, membuat estimasi kemungkinan longsor lahan juga
dapat dikembangkan (Hadi, 2007).
Perangkat lunak yang biasanya digunakan untuk keperluan tersebut antara lain:
ArcGIS, ILWIS, Idrisi, Autocadmap, dan lain-lain. Disamping istilah DEM terdapat
pula istilah digital surface model atau digital terrain model (DTM). Disebut DTM
karena terrain (medan atau bentuk fisis permukaan bumi) diwakili oleh suatu model
tertentu yang terbentuk dari sekumpulan titik-titik yang diketahui koordinat ruangnya.
Kumpulan titik tersebut dapat diperoleh dengan cara terestris, fotogrametris atau
digitasi. Dengan bantuan komputer data tersebut disimpan dalam bentuk digital pada
storage komputer (hard disc, blue ray, DVD, CD, flashdisk) dan dapat dipanggil
kembali untuk berbagai keperluan dan diupdate bila terdapat data baru. Produk
sekunder diturunkan dari produk primer antara lain peta kontur (diturunkan dari DEM),
peta-peta kontur citra (citra orto yang dioverlay dengan peta kontur), peta garis citra
(citra-orto dengan overlay vector) dan model-model kenampakan 3-D (DEM dengan
paduan citra dan fitur 3-D) (Hadi, 2007).
DEM berbeda dengan DTM dan DSM. DTM (Digital Terrain Model)
sebenarnya identik dengan DEM, bahkan disamakan posisinya. Ini berarti bahwa DTM
hanyalah permukaan elevasi yang mewakili bumi kosong yang direferensikan ke datum
vertikal. DTM biasanya dibuat melalui fotogrametri stereo. Titik-titik DTM secara
terpisah secara teratur mengikuti bentuk permukaan bumi. Dari garis-garis ruang dan
kontur yang teratur ini, Anda dapat menginterpolasi DTM menjadi DEM. DTM
merepresentasikan fitur medan yang lebih baik karena batas-batas 3D dan titik-titik
massa 3D yang teratur secara spasial. DSM (Digital Surface Model) atau disebut pula
Model Permukaan Digital adalah model permukaan bumi dengan menggambarkan
seluruh objek permukaan bumi yang terlihat. Objek bangunan, vegetasi yang menutupi
tanah dan objek tanah yang terbuka termasuk dalam data tersebut. Kenampakan DSM
akan menggambarkan bentuk permukaan bumi seperti keadaan nyata yang terlihat dari
foto. DSM berguna dalam pemodelan 3D untuk telekomunikasi, perencanaan kota dan
penerbangan (Geography, 2021).
elevasi muka bumi yang dihasilkan dari satelit yang diluncurkan NASA. Data ini dapat
digunakan untuk melengkapi informasi ketinggian dari produk peta 2D, seperti kontur,
profil. Ketelitian bisa mencapai 15 m dan berguna untuk pemetaan skala menengah
sampai dengan skala tinggi (Andra, 2014).
SRTM bekerja sekama 11 hari untuk menyiam seluruh permukaan bumi dengan
menggunakan sistem radar (Band C), data yang dihasilkan memiliki resolusi spasial
sebeesar 3 detik (setara 90 m) dan memiliki akurasi vertical kurang lebih 7.748 sampai
3.926 m. sebenenarnya data SRTM memiliki resolusi spasial 30 m, tetapi sampai saat
ini untuk menghasilkan DEM yang beresolusi 30 m hanya beberapa wilayah di
Amerika karena untuk mengolah data SRTM 30 m menjadi data DEM seluruh dunia
dibutuhkan waktu yang lama (Andra, 2014).
II.3 Watershed
Watershed atau dalam skala luasan kecil disebut catchment area, adalah suatu
wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas pemisah topografi
yang berfungsi menerima, menu=yimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di
atasnya ke alur-alur aliran sungai dan terus mengalir ke anak sungai dank e sungai
utama, akhirnya bermuara ke danau / waduk, atau ke laut (Bashit, 2021).
II.3.1 Flow Direction
Pola aliran sungai adalah kumpulan dari sungai yang memiliki bentuk sama
yang menggambarkan keadaan profil dan genetik sungai tersebut. Terbentuknya pola
aliran air sungai disebabkan oleh faktor-faktor alami seperti morfologi, jenis tanah dan
batuan, tingkat erosi dan struktur geologi. Pola aliran sungai secara umum dibagi
menjadi 5 macam, yaitu pola aliran dendritik, pola aliran rektangular, pola aliran trellis,
pola aliran radial, dan pola aliran radial sentripetal (RimbaKita, 2019).
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan (PP No. 37, 2012).
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai daerah tangkapan air mempunyai peranan
yang penting dalam menyediakan kebutuhan air bagi manusia. Lebih dari itu, DAS
berperan penting dalam menjaga lingkungan termasuk menjaga kualitas air, mencegah
banjir dan kekeringan saat musim hujan dan kemarau, mengurangi aliran massa (tanah)
dari hulu ke hilir. Salah satu upaya untuk menjaga fungsi DAS adalah dengan
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi DAS secara teratur Kegiatan
pemantauan dan evaluasi akan menjadi lebih efektif jika dilakukan bersama-sama
dengan masyarakat (secara partisipatif). (Tanika, Rahayu, Dewi, & Khasanah, 2016)
BAB III
METODE PELAKSANAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pelaksaan tugas ini adalah:
1. Laptop
Laptop yang digunakan adalah ASUS dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tipe : Asus A442U
Processor : Intel (R) Core ™ i5-8250u CPU @ 1.60 GHz 1.80 GHz
RAM : 12 GB
System Type : 64-bit operating system, x64-based processor
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses pengolahan ini adalah:
1. DEM SRTM Kabupaten Bangka Barat
Gambar III-26 Hasilnya setelah di-overlay dengan shp Kab. Bangka Barat
III.2.5 Pembuatan Area DAS / Basin
Basin merupakan areal yang melingkupi suatu akumulasi aliran air,
diidentikkan dengan DAS dibangun berdasarkan data flow direction. Caranya adalah
sebagai berikut:
1. Pergi ke arctoolbox → Spatial analysis tool → hydrology → Basin
Gambar III-34 DAS / Basin yang dioverlay dengan segmen aliran sungai
III.2.6 Geometri Sungai dan Basin
Pada tahap ini bertujuan untuk menghitung geometri sungai dan basin berupa
luas basin dan panjang segmen sungai. Berikut ini adalah tahapannya:
1. Klik kanan pada layer → open attribute table → add field → buat entitas tabel
baru “Panjang_segmen” → klik kanan pada judul kolom tabel baru →
calculate geometry → length.
2. Lakukan hal yang sama seperti di atas pada basin / DAS, hanya saja pada
tipe property nya diubah menjadi ‘Area’ untuk perhitungan luas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Panjang Segmen Aliran
Panjang daerah aliran sungai adalah jarak datar dari muara sungai ke arah hulu
sepanjang sungai induk. Hardiyanto (2014) menyebutkan bahwa panjang basin
merupakan aliran sungai terpanjang diukur dari outlet ke titik sungai terjauh (Nifen,
Kironoto, & Luknanto, 2017). Segmen aliran sungai terpanjang adalah sebesar
11053.45 m dan segmen aliran terpendek sebesar 21.77749 m. Rata-rata panjang
segmen aliran sungai di Kabupaten Bangka Barat adalah 812.6755 m.
Algoritma yang umum digunakan dalam proses penentuan arah aliran adalah
D8 method. Penentuan arah aliran antar pixel menurut algoritma ini dilakukan dengan
membandingkan ketinggian relatif satu pixel terhadap 8 pixel disekelingnya.
Selanjutnya, arah aliran ditentukan dari kemiringan tercuram terhadap pixel
sekelilingnya (Nifen, Kironoto, & Luknanto, 2017).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari pengolahan watershed Kabupaten Bangka Barat dapat disimpulkan:
1. Algoritma yang umum digunakan dalam proses penentuan arah aliran adalah
D8 method.
2. Segmen aliran sungai terpanjang adalah sebesar 11053.45 m dan segmen aliran
terpendek sebesar 21.77749 m. Rata-rata panjang segmen aliran sungai di
Kabupaten Bangka Barat adalah 812.6755 m.
3. Berdasarkan tabel di atas, DAS di Kabupaten Bangka Barat tergolong ke dalam
DAS sangat besar dengan luas 489756777.6 m3. Hal ini terjadi karena
Kabupaten Bangka Barat merupakan sebuah pulau, sehingga aliran sungai
bermuara ke laut.
V.2 Saran
Adapun saran untuk penelitian serupa yaitu:
1. Ruang lingkup penelitian harus luas, minimal 1 kabupaten untuk mengetahui
pola aliran dari DAS.
2. Dalam pengolahan menggunakan komputer dengan spesifikasi yang bagus agar
memudahkan proses pengolahan.
DAFTAR PUSTAKA
Spasial, Z. (2018, Desember 5). Model Digital Muka Bumi. Retrieved from
zonaspasial.com: https://zonaspasial.com/artikel-geospasial/survey/perbedaan-
dsm-dem-dan-dtm-dalam-model-digital-muka-bumi/
Tanika, Rahayu, Dewi, & Khasanah. (2016). Fungsi Hidrologi Pada Daerah Aliran
Sungai (DAS): Pemahaman, Pemantauan, dan Evaluasi. Retrieved from
worldagroforestry.org: https://www.worldagroforestry.org/publication/fungsi-
hidrologi-pada-daerah-aliran-sungai-das-pemahaman-pemantauan-dan-
evaluasi#:~:text=Lebih%20dari%20itu%2C%20DAS%20berperan,tanah)%20
dari%20hulu%20ke%20hilir.