Disusun oleh :
Kelompok 4
D3 Teknik Kontruksi Gedung 1A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
Tujuan dari dibuat nya laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan perkuliahan dari mata kuliah
ilmu ukur tanah. Laporan ini terdiri dari beberapa fakta dan data dari uji praktikum yang telah kami
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Andjar Prasetyo S.T,M.T selaku dosen
pembimbing kami. Kepada teman-teman seperjuangan yang telah bersama-sama bekerja selama
praktikum ini. Semoga dengan dibuatnya laporan ini bisa berguna bagi pembaca dan
mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan atau penyusunan laporan ini..
Penyusun
i|Halaman
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................i
BAB II
2.5 Penggunaan Alat Sifat Datar (Waterpass) Pada Pengukuran Koreksi Garis Bidik ............... 4
BAB III
3.3. Menentukan Titik Potong Antara Dua Garis Lurus di Lapangan ....................................... 12
BAB IV
ii | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
MEMBUAT GARIS LENGKUNG ................................................................................................
13
RINTANGAN ....................................................................................................................................
19
BAB VI
BAB VII
PENGUKURAN PROFIL
iii | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
BAB VIII PENUTUP ........................................................................................................................
47
iv | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
BAB I PENDAHULUAN
1|Halaman
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
Praktek Ilmu Ukur Tanah I ini dilaksanakan di sekitar Kampus Politeknik Negeri
Bandung, dengan waktu pelaksanaan yang berbeda di setiap pelaksanaan masing-masing
praktek. Kegiatan ini dilaksanakan mulai Pertengahan Semester I hingga Akhir Semester
I, setiap hari Juma’t pada waktu praktek Ilmu Ukur Tanah
Bab I Pendahuluan
Bab II Dasar Teori
Bab III Membuat, Mengukur, & Memperpanjang Garis Lurus
Bab IV Membuat Garis Lengkung
Bab V Rintangan
Bab VI Penggunaan Alat Sifat Datar (Waterpass) Pada Pengukuran Koreksi
Garis Bidik
Bab VII Pengukuran Propil Memanjang dan Melintang
Bab VIII Penutup
2|Halaman
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
Dalam pengukuran suatu bidang tanah, bagian yang terpenting adalah membuat garis
lurus. Dalam hal ini, membuat garis lurus tidak seperti menarik garis lurus diatas kertas. Garis
lurus yang dibuat harus diketahui kedua titik ujungnya. Untuk menentukan garis lurus ini,
maka harus ditentukan titik-titik dilapangan yang letak di garis lurus yang menghubungkan
dua titik ujung dengan jumlah ynag cukup banyak. Titik-titik itu dinyatakan dalam jalon.
Jalondigunakan dengan cara ditancapkan ke dalam tanah pada titik yang akan diukur.
Selain jalon, alat yang digunakan untuk mengukur jarak antara lain : pita ukur, patok, prisma.
dan unting – unting. Tiap-tiap garis lurus yang letak antara dua jalon dianggap sebagai lurus.
Syarat utama untuk mencapai ketelitian, dimana tiap jalon harus diletakkan tegak lurus
Pekerjaan di jalan raya banyak dijumpai tikungan atau belokan, untuk pekerjaan
semacam ini perlu dilakukan pembuatan lengkungan di lapangan untuk menentukan
alinyemen horizontal dari jalan tersebut. Pekerjaan semacam ini biasa dinamakan dengan
pekerjaan untuk menentukan Geometrikjalan. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan
menggunakan alat – alat ukur yang paling sederhana sampai yang paling mutakhir sekalipun.
Dalam rangka pelatihan pekerjaan dilakukan dengan alat yang sederhana.
Untuk pekerjaan Geometrik jalan, terutama pada daerah yang banyak memiliki
tikungan jalan, maka perlu dilakukan pengukuran alinyemen horizontal dengan maksud agar
kita dapat menentukan lengkungan atau kurvanya.
3|Halaman
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
sederhana dan tidak perlu menggunakan alat – alat ukur sudut seperti teodolit apabila keadaan
peralatan tersebut tidak ada.
2.4 Rintangan
Dalam pengukuran suatu tanah biasanya sering terdapat kendala yaitu adanya rintangan
seperti gedung, sungai, kolam dan lain-lain. Hal ini bisa diantisipasi dengan metode salah
satunya adalah membuat sudut siku-siku dengan P diluar garis AB dan masih banyak lagi
2.5 Penggunaan Alat Sifat Datar (Waterpass) Pada Pengukuran Koreksi Garis Bidik
Untuk menentukan beda tinggi suatu permukaan tanah,digunakan alat yang bernama
waterpass.pada praktikum ini, kita dituntut untuk mengenal dan mahir dalam menggunakan
alat sipat datar ini.
Profil Memanjang diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalanraya,
saluran air, pipa air minum, riool, dll. Dengan jarak dan beda tinggi titik titik diatas
permukaan bumi didapatlah irisan tegak lapangan yang dinamakan profil memanajang pada
sumbu proyek. Dilapangan dipasang pancang-pancang darikayu yang menyatakan sumbu
proyek, dan pancang-pancang itu digunakan pada pengukuran menyipat datar yang
memanjang untuk mendapatkan profil memanjang.
Banyaknya tanah yang digali sedapat mungkin dibuat sama dengan banyaknya tanah
yang diperlukan untuk menimbuni. Untuk menghitung banyaknya tanah, baik untuk digali
maupun untuk menimbuni, profil memanjang belum cukup. Maka diperlukan lagi profil
melintang yang harus dibuat tegak lurus pada sumbu proyek dan pada tempat-tempat
penting.
4|Halaman
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
5|Halaman
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
I. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui bagaimana membuat suatu garis di lapangan.
2. Mengenal dan dapat menggunakan alat – alat untuk membuat garis di lapangan.
3. Untuk terampil membidik (mengincar) lurus dalam menancapkan jalon - jalon atau patok
– patok di lapangan.
4. Untuk dapat mengetahui dan mencari permasalahan yang ada dalam pengukuran
dilapangan.
5. Untuk menjadikan diri teliti dan kreatif dalam bekerja.
6|Halaman
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
Digunakan untuk
5. Jika benar – benar sudah berimpit, melakukan hal yang sama tersebut untuk jalon B dengan
jarak yang lebih jauh dari A, untuk C dengan jarak yang lebih jauh dari B, untuk D dengan
jarak yang lebih jauh dari C dan mendekati titik Q.
6. Orang pertama mengincar kembali posisi jalon apakah jalon sudah P, A, B, C, D, Q sudah
benar – benar berimpit.
7. Sudah berimpit, perpanjang jarak PQ dengan menambahan jalon a di belakang Q dan b di
belakang a, dengan cara yang sama seperti di atas.
8. Jika sudah berimpit, ukur dengan pita ukur jarak dari jalon P – A, A – B, B – C, C – D,
dan D – Q, Q – a, a – b. Catatlah hasil pengukurannya.
9. Jika sudah berimpit, ukur dengan pita ukur jarak dari jalon P – A, A – B, B – C, Ukur
kembali jarak P – b, tetapi dengan arah berlawanan, yaitu dari titik b – a, a – Q, Q – D, D
– C, C – B, B – A, A – P. Catatlah hasilpengukuran kedua.Maka jarak P – b
∑ ( ) ∑ ( )
Gambar 1
8|Halaman
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
Gambar 2
Gambar 3
10. Orang pertama membidik dari P ke Q untuk memberi aba-aba kepada orang ke dua dan
orang ke dua memasang jalon-jalon a, b, c …dst pada perpanjangan garis PQ.
9|Halaman
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
V. Hasil Pengukuran
Dari hasil pengukuran, didapat jarak dari titik pangkal ke titik ujung ialah :
= 7333 cm = 73.33 m
10 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
500
400
300 C
A B
P
11 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
A–E 7,28 m
E–B 4,92 m
C–E 3,76 m
E–D 7,23 m
12 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
ketelitian memang sangat diperlukan, jarak yang dibuat dengan jalon harus benar – benar
lurus dengan memperhatikann hal – hal seperti kondisi seorang pengukur, kondisi alat,
penyetelan alat harus dilakukan dengan benar, rambu ukur dan jalon harus benar-benar
tegak, pembacaan rambu ukur harus dilakukan dengan teliti, perhitungan hasil pengukuran
dilakukan dengan cermat , pembuatan lengkung sederhana haruslah ditentukan titik-titiknya
dengan jumlah yang cukup , dan dengan peletakanya yang cermat mengikuti hasil
perhitungan yang sudah ada sehingga letak lengkunganya itu dapat dilihat dengan jelas di
lapangan
I. Tujuan umum
1. Mengerti dan dapat membuat lengkungan sederhana di lapangan.
2. Mengerti dan dapat mengenal serta menggunakan alat untuk membuat lengkungan
sederhana di lapangan.
3. Mengerti dan dapat mengatasi kesulitan - kesulitan mengenai pembuatan lengkungan
sederhana di lapangan.
III. Peralatan
No Ala Gamba Keterangan dan
. t r Spesifikasi
13 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
ah
V. Langkah kerja
a. Membuat Garis Lengkung Sederhana
14 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
5. Tentukan titik pusat lingkaran dengan jalan membuat siku dari T1 dan T2 sebesar
R
R
6. Tentukan dan ukur S-M dari hasil perhitungan dengan rumus R
cos
2
7. Tentukan dan ukur M-D dari hasil perhitungan MDRRcos
2
8. Ukur Panjang tali busur T1M dan T2M
9. Buat sudut siku-siku di pertengahan tali busur T1M dan T2M misalkan D1 dan D2
RRcos
10. Ukur panjang D1M1 = D2M2 dari hasil perhitungan 2
R
R cos
2
11. Tentukan pula titik SM dengan rumus sebagai pengecekan apakah S dan titik M
terletak pada arah (garis) T1S atau T2S.
R(1 cos )
12. Ukur panjang tali busur T1DT2 dari hasil perhitungan 8 lakukan seperti langkah
7,8,9
13. Ukur panjang busur T1 – M – T2 menggunakan meteran dengan rumus .
1. Menentukan arah satu tangen dengan dua buah patok T1 atau T2.
15 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
2. Menentukan sudut α sebesar 600. Untuk membuat sudut 60o dilakukan dengan
membuat segitiga sama sisi menggunakan jalon
3. Membagi sudut α menjadi 10 bagian sama besar sebagai kedudukan titik-titik
perantara.
4. Mengitung salah satu panjang tangen yang sudah ditentukan di lapangan dengan
rumus R . tg 1/2 α atau dengan rumus R .Sin n. α
5. Membagi panjang tangen menjadi 10 bagian menurut tahap perhitungan.
6. Menentukan titik pertama pada lengkungan (sebagai titik perantara pada
lengkungan). Dengan rumus T1 - a1 = x1 = R . sin α1 untuk panjang absisnya
(X1) dan untuk koordinatnya dinyatakan oleh y. Dengan rumus a1 - b1 = y1 =
R (1- cos α1).
7. Mengukur dari titik T1 pada arah tangen sepanjang X1 dari hasil perhitungan dan
sebagai kedudukan titik a1 dan ukur dari titik a1 arah tangen sepanjang y1 dan
sebagai kedudukan titik b1.
8. Titik b1 sebagai titik lengkung pertama.
9. Untuk titik a2 dan b2 ditentukan seperti langkah 6 dan 7. Misalnya T1 - a2 = x2
= R sin α2 untuk kedudukan titik a2.
16 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
17 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
278
60.3
15
241.2
929
Berdasarkan hasil praktikum yan dilakukan di lapangan di dapat data sebagai berikut :
Dari data yang di dapat angka – angka tersebut tidak jauh dari hitungan menggunakan
formula , dengan kata lain pengukuran yang dilakukan tepat hitungan, meskipun ada yang
berbeda sedikit tapi itu masih dalam toleransi yaitu ± 0,002 m. Adapun untuk jarak TI –
D – T2 memiliki selisih 0,006 m dari hasil hitungan dengan menggunakan rumus.
BAB V RINTANGAN
18 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
I. Tujuan umum
1.Agar dapat memahami arti dari garis sejajar dan tegak lurus di lapangan.
2.Agar dapat mengetahui dan dapat mengatasi adanya kesukaran dalam melaksanakan
pembuatan garis di lapangan.
3.Agar dapat lebih teliti, hati-hati kepada alat – alat maupun pekerjaannya.
III. Peralatan/Perlengkapan
19 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
buah
20 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
7. Buatlah titik 1 dan 1’ sejajar dengan titik D dan E berimpit dengan sambungan garis di
titik C
8. Hasil pengukuran didapat dengan mengukur dari titik 1 ke 1’
Panjang AD = 4.24 m
Panjang EB = 5.18 m
Panjang GI = 1.91 m
Panjang D1= 3.76 m
Panjang E1’= 3.77 m
Dari kegiatan yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa, untuk membuat
garis lurus di lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Menarik garis antara dua titik dengan cara menyisipkan beberapa jalon sebagai titik –
titik diantara kedua titik tersebut dengan jarak yang sembarang.
21 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
2. Memperpanjang garis dengan cara menambahkan beberapa jalon pada ujung garis
yang telah dibuat dengan jarak yang sembarang.
3. Menggiring garis yang dibuat dengan beberapa jalon hingga benar – benar dapat
ditarik garis lurus dari kedua titik yang akan diukur.
Dapat disimpulkan pula bahwa, untuk membuat suatu perpotongan garis dapat
dilakukan dengan cara menempatkan jalon – jalon pada titik yang apabila ditarik garis dari
dua titik yang melewati jalon tersebut adalah sejajar. Dan dari dua titik yang lainnya
apabila melewati jalon tersebut sejajar pula.
Adapun yang menyukarkan dalam pembuatan garis lurus di lapangan adalah antara
ujung dua titik didapat suatu bangunan seperti gedung, rumah – rumah, atau taman –
taman, sehingga suatu titik ujung tidak terlihat dari titik ujung yang lainnya.
1. Dibuat suatu garis lurus lainnya yang sejajar dengan garis lurus yang pertama,
sehingga jarak dari garis lurus pertama ke garis lurus yang kedua =P. Dengan
demikian harus dibuat sudut antara kedua ujung garis pertama dan kedua sebesar 90°
sehingga jarak kedua ujung titik tersebut dapat diukur.
2. Membuat suatu titik yang apabila ditarik garis dari kedua ujung titik akan
membentuk bangun segitiga siku – siku.
Untuk menentukan jarak antara dua titik dapat dihitung dengan cara : jarak percobaan
1 + jarak percobaan 2 : 2.
22 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
I. Tujuan umum
a. Agar mahasiswa mengetahui suatu garis di lapangan .
b. Mahasiswa dapat mengenal dan dapat menggunakan alat-alat untuk membuat garis di
lapangan.
c. Mahasiswa dapat membidik lurus dalam menancapkan jalon-jalon atau patok-patok
dilapangan.
d. Mahasiswa dapat memahami arti dari garis sejajar dan tegak lurus dilapangan.
e. Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat mengatasai adanya kesukaran-kesukaran dalam
melaksanakan pembuatan garis dilapangan.
f. Mahasiswa menjadi teliti dan kreatif dalam bekerja serta hati-hati terhadap peralatan maupun
pekerjaannya.
IV. Peralatan/Perlengkapan
23 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
V. Prosedur Pelaksanaan
1. Membuat titik dengan jalon dari kiri sungai ke bagian sebrang sungai atau ke bagian kanan
sungai
2. Menarik garis lurus dari titk dekat sungai dan tegak lurus terhadap garis A dan B
3. Setelah itu membagi dua garis tegak lurus sama panjang
4. Membuat garis dari ujung garis tegak lurus dari sejajar dengan garis tegak lurus AB dan
diperpanjang sampai kesebrang sungai
5. Melakukan pengukuran dengan menghitung setiap jarak antara titik.
24 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
Panjang AC=5.02 m
Panjang DB=5.6 m
Panjang EC=EF = 2m
Panjang GF=CD=4m
25 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
I. Tujuan umum
a. Agar mahasiswa mengetahui suatu garis di lapangan .
b. Mahasiswa dapat mengenal dan dapat menggunakan alat-alat untuk membuat garis di
lapangan.
c. Mahasiswa dapat membidik lurus dalam menancapkan jalon-jalon atau patok-patok
dilapangan.
d. Mahasiswa dapat memahami arti dari garis sejajar dan tegak lurus dilapangan.
e. Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat mengatasai adanya kesukaran-kesukaran dalam
melaksanakan pembuatan garis dilapangan.
f. Mahasiswa menjadi teliti dan kreatif dalam bekerja serta hati-hati terhadap peralatan maupun
pekerjaannya.
26 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
III. Peralatan/Perlengkapan
27 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
V. Hasil Pengukuran
28 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
6.4. Peralatan
No. Nama Alat Keterangan Gambar
1. Alat Ukur Sipat Datar 1 buah
(Waterpass)
29 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
2. Statip 1 buah
4. Penjepit 1 buah
6. Payung 1 buah
30 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
4. Atur unting-unting dengan menggeser-geser pesawat diatas plat level hingga betul-betul
centering, kemudian kencangkan pengunci pesawat.
5. Sejajarkan teropong dengan dua sekrup penyetel sumbu I (sekrup A & B) dan ketengahkan
gelembung nivo dengan memutar sekrup A, B, dan C sekaligus hingga gelembung nivo tepat
berada ditengah-tengah lingkaran nivo
6. Putar teropong keseberang posisi, jika gelembung nivo berubah-ubah stel kembali sekrup
penyetel hingga gelembung kembali ketengah
7. Lakukan berulang-ulang, hingga gelembung nivo tetap ditengah kemanapun teropong
diarahkan, maka sumbuI vertikal dan pesawat telah siap dipakai
1. Bidik dan arahkan teropong secara kasar pada rambu ukur yang didirikan vertikal pada
suatu titik yang telah ditentukan dengan menggunakan garis bidik kasar yang ada diatas
pesawat
2. Bila bayangan kabur, perjelas dengan memutar sekrup pengatur lensa obyektif, dan jika
benang silang kabur perjelas dengan memutar sekrup pengatur diafragama
3. Impitkan benang silang diafragama dengan sumbu rambu ukur, dengan cara mengatur
sekrup penggerak halus
4. Lakukan pembacaan rambu ukur sebagai berikut :
b. Misal bacaan meter dua decimeter
BA = 1.500
BT = 1.400
BB = 1.300
BT = 0.050
BB = 0.050
31 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
BT = 0.005
BB = 0.005
1. Tempatkan dan stel pesawat waterpass sehingga sumbu I tegak lurus seperti langkah
penyetelan pesawat waterpass
2. Bidik suatu titik target sehingga titik tersebut terletak di salah satu ujung benang
mendatar diafragma
3. Putar teropong kearah titik tersebut sehingga titik tersebut terletak di ujung kanan
mendatar diafragma
4. Bila titik tesebut berimpit dengan ujung kanan benang mendatar, berarti benang
mendatar diafragma tegak lurus sumbu I
5. Jika titik tersebut tidak berimpit dengan ujung kanan benang mendatar diafragma, berarti
ada kesalahan (benang mendatar diafragma tidak tegak lurus sumbu I)
6. Untuk mengoreksinya, hilangkan setengah kesalahan dengan mengatur sekrup koreksi
diafragma, maka benang mendatar diafragma akan tegak lurus sumbu I
7. Ulangi pekerjaan ini dari awal, sehingga pada pemutaran teropong dengan sumbu I
sebagai sumbu putar titik target tetap berimpit dengan benang mendatar diafragama
32 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
33 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
A = BT = = 1,243 – 1,270
= -0,027
B = BT =
∆HABII = TBb – Bm
Posisi II
= 1,239 – 1,215
A= BT =
= 0,024
B=BT =
∆HBAII= BTB-BTA
Jarak
= 1,215 – 1,239
Db1 = (BA-BB) x 100
= -0,024
= (1,274 - 1,212) x 100
Sudut
= 6,2
α=
= (1,308 - 1,215) x 100
= 13,7
= 15,3
0,003
Dm2 = (BA- BB) x 100
α= 11’56’’
= (1,255 - 1,174) x 100
= 8,1
Tinggi
34 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
–
= 11,4
A = BT =
∆HBAI = BTB – BTA
B = BT = = 1,185 – 1,207
Posisi II = -0,022
A= BT = ∆HABII = TBb – Bm
= 1,259 – 1,237
B=BT =
= 0,022∆
Jarak
= 10,1 = -0,022
= 9,1
35 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
–
= 12,7 mm
0
Db2 = (BA - BB) x 100
α=
= (1,331 - 1,212) x 100
= 11,9 mm
= 8,4 mm
B = BT = =1,286 – 1,311
Posisi II = -0,025 cm
= 1,248 – 1,272
B=BT =
Jarak = -0,024
Tinggi
36 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
–
∆HBAII= BTB-BTA
A = BT =
= 1,311 – 1,286
B = BT =
= 0,024
Posisi II
Sudut
A= BT =
α=
B=BT =
Jarak
= 11,9 mm
-4,34 x 10-5
Db2 = (BA - BB) x 100
= 2,7mm
= 8,2 mm
37 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
–
= 0,013
∆HABII = TBb – Bm
= 1,267 – 1,270
= -0,0003
= 1,230– 1,243
= -0,013
∆HBAII= BTB-BTA
= 1,270 – 1,267
= 0,00
Sudut
α=
1,53 x 10-5
α= 0’0,06”
Tinggi
38 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
7.3. Peralatan
N NamaAla Keteranga Gamba
o t n r
1. Waterpass 1 buah
2. Statip 1 buah
39 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
5. Payung 1 buah
7.4.Langkah kerja
A. Pengukuran Profil Memanjang
1. Menentukan titik-titik yang akan diukur, dalam hal ini terdiri dari 5 titik (P0,P1, P2, P3,
P4).
2. Memasang statip di tengah-tengah antara rambu belakang (P1) dan rambu muka (P2).
a. Mengunci skrup statip dan usahakan dasar atas statip sedatar mungkin.
b. Mengatur kaki statip agar seimbang.
3. Memasang alat sipat datar pada dasar atas statip dan mengunci skrup pengeras alat.
4. Mengatur gelembung nivo dengan ketiga skrup penyetel yang digerakkan secara
bergantian. Dalam hal ini alat ukur tidak boleh berpindah tempat.
5. Mengarahkan teropong ke rambu belakang (P1), kemudian mencatat bacaan benang
tengah, benang atas dan benang bawah pada formulir pengisian.
6. Mengecek bacaan dengan rumus :
7. Mengarahkan teropong ke rambu muka (P2), kemudian mencatat bacaan benang tengah,
benang atas dan benang bawah pada formulir pengisian.
40 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
8. Pada posisi 2, memindahkan alat ukur beberapa meter dari posisi 1. Kemudian
melakukan kembali pengamatan seperti pada posisi 1, mencatat bacaan benang
tengahnya saja baik untuk P1 maupun P2 pada formulir pengisian.
9. Untuk pengukuran pada titik-titik lainnya lakukan seperti langkah di atas.
10. Setelahsampaike P4 makadilakukankembalipengukuranulangsepertitadi yang
dimulaidari P4 menujuP1(arahberlawanandari yang pertama).
11. Menghitung jarak antara titik ke titik (P0,P1, P2, P3, P4) dengan menggunakan meteran.
1. Menentukan titik-titik yang akan diukur, dalam hal ini terdiri dari 5 titik (P0, P1, P2, P3,
P4).
2. Memasang statip di tengah-tengah antara rambu belakang (P0) dan rambu muka (1).
3. Mengunci skrup statip dan usahakan dasar atas statip sedatar mungkin.
4. Mengatur kaki statip agar seimbang.
5. Memasang alat sipat datar pada dasar atas statip dan mengunci skrup pengeras alat.
6. Mengatur gelembung nivo dengan ketiga skrup penyetel yang digerakkan secara
bergantian. Dalam hal ini alat ukur tidak boleh berpindah tempat.
7. Membuat sket profil melintang jalan dan saluran untuk titik P0 pada formulir pengisian.
Dalam hal ini ditinjau berdasarkan arah pandangan dari P0 kekiri, yaitutitik
1,2,3,4,5,6,7 dan P0 kekananyaitu A,B,C.
41 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
8. Setelah diperoleh arah melintangnya, letakkan rambu ukur pada titik-titik ekstrimnya
dan pada titik itu sendiri lalu ukur jarak tiap titik ekstrim ke titik ekstrim lainnya
termasuk titik P0 dengan menggunakan meteran.
9. Mengarahkan teropong ke rambu ukur di setiap titik ekstrim dan di titik P0 juga lalu
baca dan catat bacaan benang tengahnya saja pada formulir pengisian.
10. Mengukur jarak antara titk ekstrim dan juga menghitung lebarjalan, dan mencari As
jalan.
11. Untuk pengukuran titik-titik ekstrim pada arah melintang P1, P2, P3, P4 dilakukan sama
seperti pengukuran di atas.
12. Mencari tinggi garis bidik dengan rumus = Tinggi titik+Batas Tengah belakang 13.
Mencari muka tanah =Garis Bidik-Batas muka sebelumnya
42 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
7.5.Hasil Pengukuran
a. Profil Memanjang
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH KELAS :TKG-1A
KELOMPOK:4
JURUSAN TEKNIK SIPIL ALAT UKUR
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG :WATERPASS
LOKASI :
PEMBIMBING :
HARI/TGL :
PENGUKURAN :
DIHITUNG : DIPERIKSA:
43 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
b. Profil Melintang
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH KELAS :TKG-1A
KELOMPOK:4
JURUSAN TEKNIK SIPIL ALAT UKUR :WATERPASS
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG LOKASI :
HARI/TGL :
PEMBIMBING :
PENGUKURAN :
TITIK PEMBACAAN BENANG JARAK TINGGI DARI DATUM
KET
TENGAH ATAS BAWAH LANGSUNG ANTARA GARIS TITIK MUKA
BIDIK TANAH
BLK MUKA
1 1,355 850,097 1
2 1,254 850,108 2
3 1,386 850,066 3
4 1,874 849,578 4
5 1,380 850,072 5
6 0,726 850,726 6
7 0,595 850,857 7
A 1,326 850,126 A
B 0,861 850,591 B
C 1,080 850,372 C
1 1,537 849,583 1
2 1,444 849,676 2
3 1,506 849,614 3
4 1,984 849,136 4
5 1,532 849,588 5
6 0,090 851,130 6
7 0,005 851,115 7
A 1,468 849,652 A
44 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
B 0,905 850,215 B
C 0,900 850,220 C
1 1,257 849,253 1
2 1,435 849,075 2
3 1,469 849,041 3
4 1,997 848,533 4
5 1,446 849,064 5
6 2,369 848,141 6
7 1,399 849,111 7
A 1,495 849,015 A
B 1,440 849,070 B
C 1,401 849,090 C
DIHITUNG : DIPERIKSA
:
45 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
PENGUKURAN :
KET
TENGAH ATAS BAWAH LANGSUNG ANTARA GARIS TITIK MUKA
BIDIK TANAH
BLK MUKA
1 1,596 848,230 1
2 1,524 848,302 2
3 1,445 848,381 3
4 1,953 847,873 4
5 1,451 848,375 5
6 2,021 847,805 6
7 1,204 848,622 7
A 1,530 848,296 A
B 1,490 848,336 B
C 1,769 848,057 C
1 1,623 847,552 1
2 1,530 847,645 2
3 1,595 847,580 3
4 2,127 847,048 4
5 1,575 847,600 5
6 1,435 847,740 6
A 1,391 847,784 A
B 1,400 847,775 B
C 2,021 847,154 C
46 | H a l a m a n
Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah
DIHITUNG : DIPERIKSA:
1.1. Kesimpulan
Ilmu Ukur Tanah sangatlah penting dalam dunia teknik sipil, dimana kita bisa
mempraktekkan secara lansung berbagai jenis pengukuran yang sering digunakan. Seperti
halnya kehidupan, dalam ilmu ukur tanah pun terdapat banyak rintangan untuk mengukur dari
satu titik ke titik lainnya. Oleh karena itulah kita dituntut untuk dapat tetap melansungkan
1.2. Saran
Dengan ada pembelajaran praktek lansung dilapangan menjadikan lebih mudah untuk
memahami ilmu ukur tanah. Ilmu yang didapat diharapkan dapat dimanfaatkan dengan
47 | H a l a m a n