Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. NI MADE SARIYANI
2. ROSALINDA ROMPAS
3. RIFALDO RONDONUWU
4. VIKA PAPUTUNGAN

POLTEKKES KEMENKES MANADO


D-III/IIB
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, dimana atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun makalah PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami mengalami bebagai masalah.
Namum berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun sistematika
penulisannya, maka dari itu kelompok berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, smoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya program studi
keperawatan jiwa nantinya.

Manado, agustus 2019

       Penyusun  
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………...……
Daftar Isi …………………………………………………………………….
Bab I
Pendahuluan …………………………………………………………...……
A. Latar belakang …………………………………………………………..
B. Rumusan masalah ……………………………………………………….
C. Tujuan ……………………………………………………………………
Bab II
Pembahasan ………………………………………………………………….
A.    Falsafah Keperawatan Jiwa…………………………………………….

B.     Perspektif Keperawatan Jiwa………………………………..………….


Bab III
Penutup ……………………………………………………………………..
A.Kesimpulan ………………………………………………………………
B.Saran …………………………………………………………………….
Daftar Pustaka ……………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab,
azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta. Falsafah keperawatan
adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan
kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan..
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-
psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam
arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta,
menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti
tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan
status sosial ekonomi. Keperawatan adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-
hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :
Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat
berdasarkan prinsip falsafah veritivity.
falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan
pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu pada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu
manusia yang merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan & bertolak dari pandangan ini disusunlah paradigma
keperawatan
B.     Rumusan masalah
1.      Jelaskan perspektif dan falsafah mengenai keperawatan jiwa ?

C.    Tujuan
1.      Mahasiswa mampu memahami perspektif dan falsafat mengenai keperawatan jiwa

 
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Falsafah Keperawatan Jiwa


1.      Falsafah Keperawatan Jiwa
Individu memiliki harkat dan martabat sehingga masing-masing individu perlu dihargai.
Tujuan individu meliputi tumbuh,sehat,otonomi dan aktualisasi diri. Masing-masing individu
tersebut berpotensi untuk berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah mahkluk holistik yang
mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Semua individu perilakunya bermakna, perilaku
individu tersebut meliputi : persepsi,pikiran,perasaan dan tindakan.

2.      Pengertian Keperawatan Jiwa


Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu perilaku &
ilmu keperawatan jiwa, sepanjang siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif,
yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial-spiritual dan mengunakan diri sendiri secara
terapeutik dan terapi modalitas keperawatan jiwa, melalui pendekatan proses keperawatan untuk
meningkatkan, mencegah, mempertahankan & memulihkan masalah kesehatan jiwa klien.
Menurut Dorothy , Cecilia : keperawatan kesehatan jiwa merupakan “proses dimana
perawat membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif ,
meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih berproduktif di
masyarakat.”
Menurut Stuart Sundeen : keperawatan mental adalah “ proses interpersonal dalam
meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi. Pasien
tersebut bisa individu, keluarga,kelompok,organisasi atu masyarakat. Tiga area praktik
keperawatan mental yaitu perawatan langsung , komunikasi , management.”
3.      Konsep Model Keperawatan Jiwa
a. Model Psicoanalitical
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila
ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting).
Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata
tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya
penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
b. Model Interpersonal
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan mengembangkan
teori interpersonal keperawatan. Teori ini meyakini bahwa perilaku berkembang dari
hubungan interpersonal.
c. Model Sosial
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Teori ini
mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan
menciptakan stress yang menyebabkan ansietas yang akan menimbulkan gejala perilaku
menyimpang.
d. Model Eksistensi
Teori ini mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus
hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dari lingkungan dapat
terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi,
kurangnya kesadaran diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan
dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang
memberi arti pada eksistensinya
e. Model Komunikasi
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pasien tidak
dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat
pula tersampaikan mungkin tidak selaras. Fase komunikasi ada 4 yaitu: pra interaksi,
orientasi, kerja, dan terminasi.
f. Model Perilaku
Dikembangkan oleh H.J Eysenk, J. Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini meyakini bahwa
perubahan perilaku akan mengubah kognitif dan afektif.
g. Model Medical
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan sistem saraf pusat. Dicurigai
bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi oleh transmisi impuls neural serta gangguan
sinap yaitu masalah biokimia. Faktor sosial dan lingkungan diperhitungkan sebagi faktor
pencetus.
h. Model Keperawatan
Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon individu terhadap
masalah kesehatan yang actual dan potensial dengan model pendekatan berdasarkan teori
sistem, teori perkembangan, teori interaksi, pendekatan holistik, teori keperawatan.
Fokus pada rentang sehat sakit, teori dasar keperawatan, tindakan keperawatan, dan hasil
tindakan.

B.     Perspektif Keperawatan Jiwa


Perspektif keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik keperawatan jiwa. Setiap individu
memiliki harkat dan martabat, sehingga masing masing individu perlu dihargai. Tujuan individu
meliputi : tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri. Masing masing individu berpotensi untuk
berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah makhluk holistik yang kebutuhannya berbeda.
Semua prilaku individu itu bermakna meliputi : pikiran, persepsi, perasaan dan tindakan.
Beberapa keyakinan mendasar yang digunakan dalam keperawatan jiwa antara lain
sebagai berikut (Depkes RI, 1998).
a.       Individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perlu dihargai.
b.      Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.
c.       Setiap individu mempunyai potensi untuk berubah.
d.     Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan sebagai
manusia yang utuh.
e.       Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.
f.       Semua perilaku individu adalah bermakna.
g.      Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.
h.      Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi oleh kondisi genetik,
lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
i.        Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu.
j.        Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.
k.   Kesehatan mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanan kesehatan yang
komprehensif.
l.        Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk kesehatan
fisik dan mentalnya.
m.    Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan fungsi
(meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan), dan meningkatkan aktualisasi diri.
n.      Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan pada individu.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keperawatan jiwa telah mengalami perkembangan secara terus menerus hingga saat ini.
Dimana awalnya gangguan jiwa dianggap perbuatan dari roh jahat dan adanya perlakuan kasar
terhadap penderitanya. Namun, hal itu tidak terjadi lagi sekarang karna banyaknya rumah sakit
jiwa yang telah didirikan dan penderitanyapun mendapat perlakuan yang manusiawi melalui
proses rehabilitasi. Kemudian dengan adanya perubahan sudut pandang yang membuat penyakit
gangguan jiwa bukan suatu hal yang dianggap aib, karena hakikat manusia adalah bermartabat
dan dihargai.
Manusia sendiri merupakan makhluk unik, tentu saja koping terhadap sesuatu seperti
stressor akan berbeda setiap individu.

B.     Saran
Setelah kami membahas tentang perspektif dan falsafat keperawatan jiwa, dan demi
kemajuan keperawatan jiwa khususnya diindonesia serta untuk mengurangi penderita gangguan
jiwa. Ada baiknya dibentuklah kompetensi soft skill yang kompleks buat mahasiswa perawat
supaya mampu mengembangkan, merubah dan memperbaiki penanganan terhadap penyakit
gangguan mental.
DAFTAR PUSTAKA

Ah, Yusuf. dkk. 2015. Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
Yosep, iyus. 2011. Kepetawatan jiwa (edisi revisi). Bandung : Refika Aditama
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai