Anda di halaman 1dari 2

Variable Costing

 Lebih disukai oleh manajemen karena jauh lebih baik untuk aspek perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan.
 Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya menggunakan Full/Absorption Costing
dimana fixed overhead termasuk dalam biaya produksi, sedangkan dalam variable costing
akuntansi manajemen, fixed overhead bukan merupakan biaya produksi karena tidak
tergantung volume produksi.
 Biaya Produksi = Biaya Variabel : Direct Labor, Direct Material, Variable overhead,
Biaya admin dan penjualan variabel
 Biaya Periodik = Biaya Tetap: Fixed Overhead, Biaya admin dan penjualan tetap
 Jika produksi :
1. Lebih tinggi dari penjualan, maka Net income absorption costing lebih besar dari
net income variable costing.
2. Lebih rendah dari penjualan, maka Net income absorption costing lebih kecil dari
net income variable costing.
3. Sama dengan penjualan, maka Net income absorption costing sama dengan net
income variable costing.
 Alasan Akuntansi Manajerial memilih Variabel costing?
1. Apabila penjualan meningkat sedangkan biaya tidak mengalami perubahan yang
signifikan, maka income seharusnya meningkat
2. Apabila penjualan menurun sedangkan biaya tidak mengalami perubahan yang
signifikan, maka income seharusnya menurun
 Informasi akuntansi manajerial : Common fixed expense tidak bisa dialokasikan seperti
pada akuntansi biaya karena tidak akan berkurang walaupun produksi dikurangi. Maka,
diskontinu produk yang merugi pada income statement absorption costing belum tentu
berarti cost berkurang karena adanya common fixed cost

Controlling and Costing of Materials

Lean Manufacturing

 Mengamati garis waktu sejak pemesanan hingga pengumpulan uang tunai dan
mengurangi garis waktu dengan menyingkirkan pemborosan yang tidak memberikan nilai
tambah.
 Tidak mengecek stok melainkan me-restock sesuai jumlah yang terjual
 Distributor/pelanggan merupakan starting point, pesanan melalui proses kontinu (sistem
rel = tidak ada perpindahan departemen) yang dipesan ke supplier sesuai jumlah tertentu.
 Efisien dan cepat
Cost Associated with (Materials) Inventory

 Purchasing Cost - Transportasi


 Ordering Cost - Biaya telepon
 Carrying Cost - Biaya gudang
 Stock-out Cost - Biaya pabrik tidak beroperasi
 Quality Cost - Produk cacat

Planning Material Requirements

 Quantity - Berapa unit setiap pemesanan. Jika terlalu banyak, carrying cost besar. Jika
terlalu sedikit, order cost besar - EOQ
Order Cost = RU/Q × CO
Carrying Cost = Q/2 × C
2 RU ×CO



EOQ ( Q )=
C
Time to Purchase - Kapan dipesan agar tidak stockout - Reorder Point
Reorder Point = (Usage Min × Lead Time Min) + Safety Stock
Safety Stock = Pengaman Keterlambatan + Pengaman Penggunaan
Pengaman Keterlambatan = (Lead Time Max - Lead Time Min) × Usage Min
Pengaman Penggunaan = (Usage Max - Usage Min) × Lead Time Max
Reorder Point = (Usage Min × Lead Time Min) + (Lead Time Max - Lead
Time Min) × Usage Min +(Usage Max - Usage Min) ×
Lead Time Max

Anda mungkin juga menyukai