Anda di halaman 1dari 2

Rumah sakit adalah wadah pelayanan kesehatan untuk masyarakat dengan berbagai

pelayanan dan fasilitas. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, rumah sakit tentunya
menghasilkan limbah medis. Instalasi pengolahan limbah menjadi salah satu yang harus dimiliki
rumah sakit dikarenakan dalam proses pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit
setiap harinya dihasilkan limbah medis. Apabila limbah-limbah tersebut tidak diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan tentunya akan memberikan dampak-dampak buruk bagi
lingkungan maupun makhluk hidup di sekitarnya.
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.
limbah medis yang dihasilkan oleh rumah sakit dapat dibagi menjadi:
1. Limbah umum; sejenis limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non-
infectious, limbah dari cuci serta materi lain yang tidak membahayakan pada kesehatan
manusia dan lingkungan.
2. Limbah patologis; terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai
binatang, darah dan cairan tubuh.
3. Limbah radioaktif;
4. Limbah kimia; 
5. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious); mengandung mikroorganisme
patogen
6. Benda-benda tajam; berupa jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting
kuku dsb
7. Limbah farmasi: berupa produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan
kimiawi yang dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, kadaluwarsa
atau terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah tidak digunakan lagi. 
8. Kontainer-kontainer di bawah tekanan; berupa tabung yang mengandung gas dan aerosol
yang dapat meledak bila diinsinerasi atau bila mengalami kerusakan karena kecelakaan
(tertusuk dan sebagainya). Pengolahannya dengan cara landfilling atau didaur-ulang.
Sekitar 10%-25% limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit merupakan limbah yang telah
terkontaminasi oleh infectious agent dan potensial mambahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan.
Pemilahan dan pewadahan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan EPA, insinerator merupakan teknologi terbaik yang
saat ini digunakan dalam pemusnahan limbah rumah sakit dan teknologi yang paling banyak
digunakan pada saat ini. Incinerator adalah suatu alat pembakar sampah yang dioperasikan
dengan menggunakan teknologi pembakaran pada suhu tertentu, sehingga sampah dapat
terbakar habis. Prosesnya disebut insinerasi.
Berikut ini cara kerja insenerator dalam pengelolaan limbah B3 rumah sakit
 Limbah yang akan dibakar dimasukkan ke dalam primary chamber melalui main
door.
 Didalam main chamber, sampah dibakar menggunakan primary burner.
 Gas hasil pembakaran dari main chamber kemudian di bakar lagi dengan
menggunakan auxiliary burner.
 Kemudian gas yang dihasilkan dari auxiliary chamber tidak langsung di lepas ke
udara bebas, harus diproses dulu dengan alat yang dinamakan wet scrabber, barulah
dilepas ke udara bebas. Wet scrabber pada prinsipnya merupakan air yang
dipercikkan, dan gas hasil pembakaran tadi dilewatkan di bawahnya.
Sudah seharusnya limbah medis dari rumah sakit di berbagai tempat di Indonesia yang
merupakan bahan berbahaya dan beracun ini sudah seharusnya dikelola dengan cara yang tepat
sesuai dengan aturan yakni yang telah diatur oleh pemerintah serta teknologi yang sesuai dan
efisien. Dengan pengolalaan limbah yang benar dan tepat, dapat meminimalisir timbulnya
penyakit lain bagi manusia dan lingkungan sehingga merugikan bagi manusia dan lingkungan
sekitar, serta menjaga keberlangsungan kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai