Anda di halaman 1dari 3

Pengolahan Limbah Covid-19 di Kebumen Jadi Perhatian DPR

Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah
rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis
baik padat maupun cair. Bertambahnya jumlah rumah sakit di Indonesia, maka jumlah
produksi limbah medis yang dihasilkan semakin banyak. Limbah medis rumah sakit
dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti disebutkan dalam
Lampiran I PP No. 101 Tahun 2014. Pengelolaan limbah B3 di rumah sakit diperlukan karena
apabila limbah B3 tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak antara lain:
mengakibatkan cidera, pencemaran lingkungan, penyakit nosokomial. Pengelolaan limbah B3
rumah sakit yang baik diharapkan meminimalisir dampak yang ditimbulkan tersebut.
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah
non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari
kantor / administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang
pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan
makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai
karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber dan harus
mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya, beracun dan setiap
peralatran yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan,
pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 menjelaskan sebagai
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, rumah sakit yang sering dimanfaatkan
masyarakat sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan juga memungkinkan terjadinya
penularan penyakit,pencemaran lingkungan, dan gangguan kesehatan. Sekitar 70 – 90 %
limbah padat yang berasal dari instalasi kesehatan merupakan limbah umum yang
menyerupai limbah rumah tangga dan tidak mengandung risiko.
Limbah Rumah Sakit mengandung bahan beracun berbahaya Rumah Sakit tidak
hanya menghasilkan limbah organik dan anorganik, tetapi juga limbah infeksius yang
mengandung bahan beracun berbahaya (B3). Dari keseluruhan limbah rumah sakit, sekitar 10
sampai 15 persen diantaranya merupakan limbah. Biasanya orang mengaitkan limbah B3
dengan industri. Siapa yang menyangka ternyata dirumahsakitpun menghasilkan limbah
berbahaya dari limbah infeksius. Limbah infeksius berupa alat-alat kedokteran seperti perban,
salep, serta suntikan bekas (tidak termasuk tabung infus), darah, dan sebagainya. Dalam
penelitian itu, hampir di setiap tempat sampah ditemukan bekas dan sisa makanan (limbah
organik), limbah infeksius, dan limbah organik berupa botol bekas infus.
Adapun permasalahan yang timbul dari limbah padat yaitu menimbulkan kesan tidak
estetik/indah, lalu pembuangannya membutuhkan lahan yang luas, serta dapat menjadi
sarang/ tempat berkumpulnya penyakit/penyebab penyakit. Selain itu dapat mencemari udara,
mencemari air, adanya resiko kebakaran, dapat menimbulkan bencana banjir, serta biaya
pengolahan/penanganan cukup mahal.
Sasaran pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagaimana menangani limbah
berbahaya, menyingkirkan dan memusnahkannya seekonomis mungkin, namun higienis dan
tidak membahayakan lingkungan. Untuk limbah yang bersifat umum, penanganannya adalah
identik dengan limbah domestik yang lain. Daur ulang sedapat mungkin diterapkan pada
setiap kesempatan. Bahan-bahan tajam yang tidak terinfeksi harus dibungkus secara baik
serta tidak akan mencelakakan pekerja yang menangani dan dapat dibuang seperti limbah
umum, sedangkan bahan-bahan tajam yang terinfeksi diperlakukan sebagai limbah
berbahaya.
Ada beberapa cara yang dianjurkan dalam pengelolaan limbah padat antara lain:
mengubur atau membakar limbah padat tersebut. Yang paling aman adalah dengan
melakukan pembakaran dalam suhu tinggi hingga 1200 C. Alat yang dapat mencapai suhu
tersebut adalah incinerator.Pembakaran limbah merupakan tahap akhir dan mungkin tahap
yang paling komprehensif setelah pengurangan limbah, daur ulang dan pembersihan.
Insinerator adalah tungku pembakaran dengan bilik ganda yang berjajar. Dua ruang bakar
bekerja di bawah berbagai kondisi temperatur, tekanan dan konfigurasi pembakaran.
Ruang utama beroperasi dalam mode “Tanpa udara” atau Pirolisis dan ruang
Sekunder bekerja di bawah mode “Udara Berlebih”’. Ruang pembakaran yang berlapiskan di
bagian dalam yang berbatasan dengan udar panas terbuat dari aluminium dan yang berbatasan
dengan bagian dingin brelapiskan batu bata dendan dan lapisan rangka baja yang kokoh di
luar.Tingginya efisiensi pembakaran diperoleh dari hubungan anatara suhu ruang bakar yang
khusus dan adanya pembakar otomatis (burner) dengan bahan bakar dari minyak bakar atau
gas alam (LPG). Setiap incinerator dilengkapi dengan sistem gas buang yang dibuat khusus
untuk menghilangkan polutan gas sebelum dibuang ke atmosfir (pembakaran asap) sehingga
didapatkan gas buang yang bebas asap (smokeless).
Daftar Pustaka
Alamsyah, B. (2007). Pengelolaan limbah di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang untuk
memenuhi baku mutu lingkungan. Universitas Diponegoro, Semarang.
Pertiwi, V. (2017) Evaluasi pengelolaan limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) di
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 5(3),
ISSN:
23P.56-3346. Diakses dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/download/17260/16518
Saragih, J.L. (2013). Evaluasi fungsi insinerator dalam memusnahkan limbah B3 di Rumah
Sakit TNI Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Teknik Promits Institut Teknologi Sepuluh
Nopember 2(2), ISSN 2337-3539. Diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=89205&val=4186
Triana, N. (2006) Evaluasi pengelolaan sampah padat di Rumah Sakit Haji Surabaya. Jurnal
Kesehatan Lingkungan 3(1): 21-34. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/3964-ID-evaluasi-pengelolaan-sampah-padat-
dirumah-sakit-umum-haji-surabaya

Anda mungkin juga menyukai