Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KELENGKAPAN DAN UNSUR UNSUR PETA

disusun untuk memenuhi tugas


mata kuliah ilmu perpetaan
dosen pengampu : Kurnia Maulidi Noviantoro,M.Pd

oleh :
1.Yusrina Zaharini

2. Faizah Melani.
3.Muhammad Badrus
4.Muhammad Ilham

JURUSAN TADRIS IPS FAKULTAS TARBIYAH


UNNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG ( UNZAH)

KRAKSAAN PROBOLINGGO
Pembahasan

Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan


skala tertentu. Ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi. Seorang ahli
pemetaan disebut kartografer. Pembuatan peta memiliki bebarapa fungsi,
diantaranya adalah sebagai berikut:

* lokasi suatu wilayah.

*Menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi.

*Sebagai media pembelajaran geografi.

A. Pengertian Peta adalah gambaran permukaan bumi (dataran rendah, dataran


tinggi, gunung, rawa, laut dan sebagainya) yang dibuat dengan menggunakan
skala tertentu pada bidang datar (kertas). Adapun kumpulan peta yang dibukukan
disebut Atlas.

B. Unsur-unsur kelengkapan peta antara lain adalah judul peta, orientasi, skala
peta, simbol peta, legenda, garis astronomis, inset, lettering, serta sumber dan
tahun pembuatan peta. Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang
datar dengan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi.-
unsurgkapan peta berguna untuk mempermudah membaca peta. Kelengkapan
peta, antara lain sebagai berikut:

1.  Judul peta ditulis di bagian atas peta. Pada umumnya ditulis dengan huruf
besar. Judul peta berfungsi memberikan kejelasan isi peta.
2. Skala. Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan keadaan
sebenarnya. Misalnya, peta Kalimantan memiliki skala 1:100.000.
Artinya, 1 cm di peta sama dengan 100,000 cm keadaan sebenarnya. Ada
dua macam jenis skala, yaitu skala angka dan skala garis.
3. Simbol. Simbol peta adalah bentuk atau tanda. Melambangkan penjelasan
tertentu pada peta. Simbol digunakan untuk mewakili objek tertentu.
Simbol dalam peta dapat berbentuk simbol titik, garis, dan warna.
Simbol warna, contohnya:
a) Hijau menggambarkan dataran rendah
b) Kuning menggambarkan dataran tinggi
c) Coklat menggambarkan pegunungan/gunung
d) Putih menggambarkan puncak salju
e) Biru menggambarkan perairan.
4. Keterangan/legenda. Keterangan/legenda adalah kumpulan beberapa
simbol yang digunakan pada peta. Keterangan/legenda berada pada
bagian yang kosong. Legenda harus dipahami oleh pembaca peta. Dengan
demikian, pembaca mengetahui tujuan pembuatan peta.
5. Arah mata angin. Arah mata angin merupakan petunjuk arah pada peta.
Arah mata angin berguna untuk mempermudah membaca peta, Arah mata
angin ada delapan, antara lain utara (U), timur laut (TL), timur (T),
tenggara (TG), selatan(S), barat daya (BD), barat (B), dan barat laut (BL).
Pada peta, arah utara selalu berada di atas. Sementara itu, arah selatan
berada di bawah.
6. Indeks adalah daftar nama pada atlas. Daftar nama pada indeks disusun
berdasarkan abjad. Fungsi indeks memberi keterangan halaman, kode
tempat dan nama. Contoh, Pemalang, 40 P4, Artinya, kota Pemalang
berada di halaman 40, kode P menunjukkan kolom P. Adapun kode 4
menunjukkan lajur 4.
7. Garis tepi peta. Garis tepi peta adalah batas-batas pinggir gambar peta,
Fungsi garis tepi untuk menulis angka-angka derajat astronomis.
8. Garis astronomis. Garis-garis yang tegak disebut garis bujur. Sementara
yang garis-garis yang mendatar disebut garis lintang. Garis astronomis
berguna untuk menentukan letak suatu tempat atau wilayah. Misalnya,
letak Provinsi DKI Jakarta itu di antara 106°22′ sampai 106°58’ Bujur
Timur (BT) dan 5°19′ sampai 6°24″Lintang Selatan (LS).

C. Lattering pada peta

Peta merupakan sebuah gambaran permukaan bumi atau benda angkasa


yang di gambarkan pada bidang datar dan gambar tersebut di perkecil atau di
skalakan. Peta merupakan sebuah hasil pemetaan, yaitu merupakan proses
pengukuran, penghitungan, analisis, dan penggambaran permukaan bumi.

Dalam pembuatan peta, kita harus memperhatikan cara penulisan agar


tidak terjadi kesalahpahaman, dan agar mudah dipahami oleh para
pembaca.
Pembahasan
Lettering merupakan tulisann nama objek dan keterangan, termasuk angka
pada peta. Beberapa ketentuan lattering pada peta sebagai berikut:
a. Judul peta ditulis dengan huruf kapital , tegak, dan ukuran huruf lebih
besar daripada huruf lain dalam peta. Contoh penulisan judul peta
sebagai berikut:
b. Objek perairan seperti sungai dan laut ditulis menggunakan huruf
miring. Lettering pada objek perairan yang memanjang ditulis sejajar
objek.
c. Ukuran huruf disesuaikan dengan besar objek dan memperhatikan
unsur keindahan tempilan peta.
d. Nama kota ditulis menggunakan huruf kapital tegak dengan ukuran
sesuai tingkatan kotanya. Pada penulisna ibukota negara dan ibukota
provinsi, ukuran tulisan nama ibukota negara lebih besar dibandingkan
nama ibukota provinsi.
Untuk menyatakan “sesuatu hal” ke dalam peta kita tidak
menyatakannya

Atau menggambarkannya seperti bentuk benda itu sebenarnya,


melainkan

Dipergunakan sebuah “gambar pengganti” atau simbol (subtitute).


Dengan

Demikian dikenal ada simbol untuk jalan, simbol untuk kampung,


simbol untuk

Persawahan, simbol untuk pagar dan lain sebagainya. Dengan


mengetahui arti dan

Bentuk simbol-simbol tersebut maka pemilihan pemakaian simbol


harus

Disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari pembuatan peta Simbol


yang baik

Adalah simbol yang mudah dikenal, mudah dimengerti maknanya,


simbol juga
Harus menarik baik ujud maupun warnanya, dan mudah digambar

Lettering pada Peta (Metode dan Aturannya)

Lettering pada Peta – Salah satu komponen atau unsur peta dalam
pembuatannya yaitu lettering peta. Lettering pada suatu peta sangat diperlukan.
Lettering juga hampir sama pentingnya dengan komponen/unsur-unsur peta
lainnya seperti penskalaan peta, simbol-simbol peta, serta bebera unsur lainnya.
Lettering harus diupayakan secara hati-hati dan benar. Kesalahan pada lettering
akan menimbulkan kebingungan pembaca peta, sehingga sulit dibaca dan
ditafsirkan oleh pengguna. Jadi pemahaman atas tata penamaan atau lettering pada
suatu peta sangatlahpenting.

Lettering pada Peta

Peta dengan Tata Penulisan / Lettering Peta

Lettering pada Peta


Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam lettering suatu peta, yaitu
sebagai berikut.

Corak atau macam huruf, meliputi ketebalan garis dan huruf serta coretan pada
awal dan akhir setiap huruf (Serif).

Bentuk huruf, meliputi huruf besar, huruf kecil, kombinasi huruf- besarkecil,
tegak (Romana, upright), miring (italic). Huruf-huruf yang dipakai pada kartografi
modern disebut Sans Serif (gothic).

Ukuran huruf, dinyatakan dalam istilah point size. Satu point size memiliki tinggi
lebih kurang 0,35 mm (1/27 inci). Point size merupakan jarak tepi atas (ascender)
dan tepi bawah (descender).

Kontras antara huruf dan latar belakang (background).

Metode lettering atau penamaan/penulisan pada peta.

Penempatan nama atau huruf.

Metode Lettering pada Peta

Berikut ini kami akan memberikan penjelasan lebih rinci mengenai bagaimana
metode lettering peta (poin no. 5 faktor lettering di atas):

1) Stick up lettering

Metode ini paling baik dibandingkan dengan metode lain nya karena
memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

Lebih cepat;

Tidak membutuhkan keahlian khusus dan Jika posisi huruf atau nama
kurang tepat, masih dapat diperbaiki. Umumya stick up lettering dicetak pada
plastik yang balikannya diberi perekat. Cara penempelannya dilakukan dengan
memotong nama demi nama atau huruf demi huruf. Cara lain penempelannya
dilakukan dengan mengosok setiap huruf. Ada dua jenis cara mereproduksi stick
up lettering yaitu nonimpact (photography, electronic) dan impact (dengan mesin
ketik atau pencetakan).

2) Computer Assisted Lettering

Perkembangan pemakaian peralatan komputer grafik mendorong


kartografer untuk menerapkan beberapa metoda letering secara elek tronis.
Dengan cara ini, peta diberi namanama dengan vector plotter atau raster printer.
Kelemahan metode letering dengan komputer adalah pada penem patan nama
karena komputer hanya dapat menempatkan nama-nama tersebut secara lurus dan
horizontal.

3) Sistem Mekanis, Letering dengan Tinta

Peralatan mekanis yang membantu pelaksanaan letering dengan tinta, yaitu


leroy, wrico, dan varigraph. Pengoperasikan ketiga alat tersebut menggunakan
bantuan template dan pena khusus. Dari ketiga alat tersebut, varigraph merupakan
alat yang paling baik karena dapat mengubah bentuk huruf.
varigraph

Salah Satu Jenis Varigraph

Aturan Penempatan Nama atau Huruf dalam Proses Lettering Peta

Khusus untuk penempatan nama atau huruf dalam tata lettering peta juga akan
diulas lebih rinci (poin no. 6 pada faktor lettering di atas). Penempatan nama
sering merupakan pekerjaan yang sukar terutama untuk peta yang padat dengan
nama-nama fenomena. Penempatan nama harus jelas dan mudah dibaca para
pengguna. Ada beberapa ketentuan atau aturan tentang penempatan nama, yaitu
sebagai berikut.
Nama-nama dalam suatu lembar peta harus teratur susunannya, sejajar dengan tepi
bawah peta (peta skala besar) atau sejajar dengan grid (peta skala kecil).

Nama-nama yang tercantum dapat memberi keterangan dari unsur-unsur yang


berbentuk titik, garis, dan area. Untuk fenomena yang menggunakan titik, seperti
kota, bangunan, dan gunung sebaiknya diletakkan di samping kanan agak ke atas
dari unsur tersebut. Fenomena yang berbentuk linier, seperti sungai, pantai, jalan,
dan batas wilayah administratif sebaiknya diletakkan sejajar dengan unsur
tersebut. Sungai yang berupa garis sebaiknya ditempatkan sedikit di atas
objeknya. Fenomena yang memerlukan keterangan luas, seperti negara, danau,
dan pegunungan sebaiknya penamaan ditempatkan memanjang.

Nama-nama harus terletak bebas satu dengan lainnya dan diusahakan tidak
terganggu simbol-simbol lainnya. Namanama tidak boleh saling berpotongan
kecuali apabila ada nama yang huruf-hurufnya memiliki jarak yang jelas.

Apabila nama-nama harus ditempatkan melengkung, bentuk dari lengkungan


harus teratur.

Nama-nama yang terpusat di suatu titik lokasi harus diatur sedemikian rupa
sehingga terlihat tidak terlalu mepet.

Atribut kontur ditempatkan di celah-celah tiap kontur dimana penem patannya


teratur sehingga tiap angka terbaca dan terdapat ada arah mendaki lereng.

Pemilihan huruf bergantung pada perencanaan kartografer sendiri. Akan tetapi,


jenis-jenis huruf tersebut harus sama pada keseluruhan isi peta. Ada beberapa
aturan tentang pemakaian jenis huruf. Misalnya, huruf-huruf tegak lurus untuk
nama-nama fenomena budaya (kota, jalan, lalulintas), dan huruf miring untuk
nama-nama unsur fisik (sungai, danau, pegunungan). Pada dasarnya, tidak ada
aturan yang baku mengenai pemilihan jenis huruf karena diserahkan sepenuhnya
pada kartografer dengan tetap memerhatikan prinsip agar peta tersebut dapat
memberikan kemudahan bagi para penggunanya.
Lettering pada Peta

Aturan Penempatan Nama pada Peta [a) Salah & b) Benar] Demikian penjelasan
seputar Lettering pada Peta yang dapat kami bagikan pada kesempatan kali ini

SIMBOLISASI PETA

Desain grafis merupakan bagian vital dari kartografi, karena dibutuhkan


komunikasi yang efektif dari symbol-simbol yang di desain. Ada 3 komponen dari
kartografi desain yaitu : warna, pola, dan topografi (seni cetak, tata huruf). Ada
banyak cara memetakan data ruang (spesial) yang kesemuanya harus disajikan
dengan symbol.

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada pada
permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya.
Uraian berikut ini akan menjelaskan satu demi satu mengenai pengertian simbol
serta pembagiannya.

Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang
disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi
syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.
Syarat-syarat tersebut adalah: sederhana, mudah dimengerti dan bersifat umum
(seperti disepakati oleh para kartografer).

Macam-macam simbol peta :

1. Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya.


Kalau kita perhatikan, pada sebuah peta banyak terdapat simbol-simbol.
Berikut ini kita akan pelajari mengenai simbol-simbol berdasarkan
bentuknya.
2. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional,
seperti simbol kota, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari
permukaan laut.

Contoh: simbol titik.

Simbol titik pada peta pertambangan.


Contoh simbol titik.

b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis seperti simbol


sungai, batas wilayah, jalan, dsb.

Contoh : simbol garis

c) Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area


seperti:padang pasir, rawa, hutan.

Contoh : simbol luas (area)


d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.

Contoh : simbol aliran

Contoh : peta pola pengiriman kopi.

Berdasarkan simbol aliran pada gambar diatas dapat disimpulkan bahwa


pengiriman kopi terbesar di dunia adalah dari wilayah Afrika Barat menuju
wilayah Eropa.

e) Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan


dengan harga/nilai lainnya.

Contoh : simbol batang


Peta ekonomi jumlah data tercermin Pada tinggi/ panjang batang.

Berdasarkan simbol batang yang terdapat pada peta dan harga setiap ruasnya (1
ruas harganya 100.000 ton padi), dapat disimpulkan wilayah (propinsi) yang
produksi padinya terbanyak adalah Kalimantan Selatan dan paling sedikit adalah
Kalimantan Timur

f) Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam


bentuk prosentase.

Contoh : simbol lingkaran

Peta dengan simbol lingkaran

Berdasarkan simbol lingkaran pada gambar 2.9, dapat disimpulkan bahwa 1/4
bagian 25%) tanah digunakan untuk lain-lain (selain pertanian, perkebunan dan
hutan). Sedangkan 3/8 bagian (37,5%) digunakan untuk pertanian, 3/8 bagian
(37,5%) lagi digunakan untuk perkebunan dan kehutanan.
Pada simbol lingkaran, luas lingkaran mencerminkan jumlah data.

g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besar simbol
bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil simbol
bola berarti isi (volume) makin kecil.

Contoh : symbol bola

Peta penduduk pada simbol bola, isi bola mencerminkan jumlah data.

Berdasarkan besarnya simbol bola, wilayah yang simbol bolanya lebih besar
menunjukkan jumlah penduduknya lebih banyak.

2. Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya.

Simbol-simbol yang Anda lihat pada peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada
yang hanya membedakan. Berdasarkan sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi
dua macam yaitu: simbol yang bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif.

Simbol berdasarkan sifatnya :

a) Simbol yang bersifat kualitatif. Simbol ini digunakan untuk membedakan


persebaran benda yang digambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah
penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.
Simbol luasan yang bersifat kualitatif

Simbol ini hanya untuk membedakan daerah A, B, dan C saja.

Untuk membedakan antara daerah A, B, dan C,digkan arsir yang berbeda.

b) Simbol yang bersifat kuantitatif. Simbol ini digunakan untuk membedakan


atau menyatakan jumlah.

Contoh: simbol yang bersifat kuantitatif.

Simbol luasan yang bersifat kuantitatif, untuk membedakan tingkat kepadatan


yang makin tinggi dari A, B, ke C.

Peta ini meng-gambarkan tingkat kepadatan penduduk. Makin rapat jarak antara
titik menunjukkan daerah tersebut tingkat kepadatan penduduknya makin tinggi.
Dapat disimpulkan daerah A memiliki kepadatan penduduk tertinggi
dibandingkan dengan daerah B dan C.

Simbol yang bersifat kuantitatif antara lain: simbol titik, batang, lingkaran, bola
dan dapat pula dengan perbedaan warna.

3. Macam-macam simbol berdasarkan fungsinya.

Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya, untuk menggambarkan


bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di perairan atau bentuk-bentuk budaya
manusia.

Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan menjadi: simbol daratan,


simbol perairan dan simbol budaya.

a) Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan.

Contoh: gunung, pegunungan, gunung api.

b) Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan.

Contoh: simbol perairan.

c) Simbol budaya, digunakan untuk simbolsimbol, bentuk hasil budaya.

Contoh: simbol budaya.

Anda mungkin juga menyukai