Anda di halaman 1dari 7

Tugas 2 softskill Bahasa Indonesia 2

Maret 24, 2015

1. Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah

a. Pengertian, Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan

Pengertian karangan

Karangan adalah suatu karya tulis dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami

Sifat karangan

– Manusiawi : Ungkapan pemikiran manusia dengan tulisan yang hanya di miliki oleh manusia
tersebut.

– Pribadi : Di saat proses menulis karangan tersebut hanya bias dilakukan oleh satu orang dan
hasil dari penulisan karangan tersebut adalah cerminan kepribadian satu orang.

Karangan ilmiah adalah suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah yang dilakukan
berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik
penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka dan dalam memaparkan dan
menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah
disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.

Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

Karya ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-
kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat
awam.

b. Ciri-ciri Karangan Ilmiah

Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu:

1. Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya;

2. objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian sesuai dengan yang diteliti.;

3. cermat, tepat, dan benar;

4. tidak persuasif;

5. tidak argumentatif;

6. tidak emotif;

7. netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak tertentu;

8. tidak melebih-lebihkan sesuatu


c. Ciri-ciri Karangan Non Ilmiah

Ciri-ciri karangan nonilmiah:

a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,

b. fakta yang disimpulkan subyektif,

c. gaya bahasa konotatif dan populer,

d. tidak memuat hipotesis,

e. penyajian dibarengi dengan sejarah,

f. bersifat imajinatif,

g. situasi didramatisir, dan

h. bersifat persuasif.

d. Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer

ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut :

1. Bahan berupa fakta yang objektif.

2. Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun
secara sistematis, serta tidak memuat hipotesis.

3. Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.

4. Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.

2. Metode Ilmiah

a. Pengertian Metode Ilmiah

Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa
metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.” Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu
proyek ilmiah (science project).

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Metode ilmiah atau proses ilmiah (scientific method)
merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.

b. Tujuan Penulisan Metode Ilmiah


1. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun,
mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.

2. Untuk meningkatkan pemahaman penulisan dangan mekanisme yang


telah ditentukan.

3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh


pertimbangan -pertimbangan logis.

4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan


masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan
penarikan kesimpulan.

5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji)


sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.

c. Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika
menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil
yang baik pula. Beberapa sikap ilmiah yang bisa didapat saat melaksanakan metode penulisan ilmiah
adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu data.

2. Mengembangkan sikap obyektif atau menghindari keberpihakan dalam melakukan penelitian.

3. Terbuka artinya dapat menerima pandangan atau gagasan orang lain.

4. Bersikap berhati-hati dalam mengambil keputusan /kesimpulan suatu data.

5. Jujur dan tekun dalam meneliti data.

d. Langkah-langkah Penulisan Ilmiah

1. Merumuskan Masalah

2. Merumuskan Hipotesis

3. Mengumpulkan Data

4. Menguji Hipotesis
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode
statistik

6. Kesimpulan

7. Menulis laporan Ilmiah

3. Penalaran dan Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah

A. Pengertian Menulis

Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang
terkandung dalam sebuah tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yag dapat
dilihat dan disepakati pemakainya.

Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:

1. Penulis sebagai penyampai pesan

2. Pesan atau isi tulisan

3. Saluran atau media berupa tulisan

4. Pembaca sebagai penerima pesan

B. Penlaran Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah

1. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan
ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum
atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka,
deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.

Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik
kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi
pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam
premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan
pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:

1. Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)

2. Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat,
semuanya bergerak.)

2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang
menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.

Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-
prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif
menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik,
untuk menarik suatu kesimpulan umum.

C. Pengertian Penyusunan Sintesis

Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang
membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang
berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis
dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan
kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”

Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis
yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun
suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk
pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah
mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan,
mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi,
menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan
semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.

KEMUDIAN BUATLAH:

1. Karangan ilmiah dan non ilmiah.

2. Menentukan metode ilmiah yang tepat dari karangan ilmiah tersebut.

Menganalisis karangan ilmiah tersebut dan menjelaskan aspek penalarannya, kemudian


menentukan sintesis sebuah tulisan ilmiah

contoh karangan ilmiah dan nonilmiah bisa dilihat diblog saya

http://elvanmahardika.blogspot.com/2014/10/tugas-1-soft-skill-bahasa-indonesia-1.html
Contoh Kasus Metode Ilmiah Tentang Tumbuhan

Berikut ini adalah contoh metode ilmiah biologi dan langkah-langkah metode ilmiah sederhana :

I. Masalah

Pengaruh manusia sebagai factor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.

II. Rumusan Masalah

1. Apakah manusia berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan ?

2. Bagaimana keadaan tumbuhan yang dirawat secara baik oleh manusia, dan keadaan tumbuhan
yang tidak dirawat ?

III. Observasi

· Mengamati tumbuhan yang selalu dipelihara, dirawat, diberi air dan diberi pupuk oleh manusia,
tumbuhan tersebut tumbuh dengan subur.

IV. Hipotesis

· Mungkin tumbuhan akan tumbuh subur oleh manusia.

V. Eksperimen

1. Tujuan :

· Untuk mengetahui pengaruh manusia factor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.

2. Alat dan bahan untuk melakukan eksperimen tersebut :

· 2 pot ukuran sama

· 2 tanaman sejenis dan seukuran

· Tanah

· Pupuk

· Air

· Alat tulis

3. Cara Kerja :

· Isi pot 1 dengan tanah, tanaman, dan pupuk lalu siram,

· Isi pot 2 dengan tanah, tanaman tanpa di beri pupuk lalu disiram,

· Rawat tanaman dalam pot 1 secara baik, sementara tanaman dalam pot 2 dibiarkan atau tidak
dirawat,

· Amati tanaman dalam pot 1 dan pot 2 ( daun, batang, dahan ) lalu dibandingkan ke 2 tanaman
tersebut.

VI. Kesimpulan
Setelah melakukan eksperimen kemudian dengan mengamati tanaman tersebut selama beberapa
hari hasil yang saya dapat adalah :

· Tanaman pada pot 1 tumbuh dengan baik dengan daun, batang, dan dahan tumbuh sempurna,

· Tanaman pada pot 2 tumbuh dengan sebaliknya, tumbuh dengan tidak baik dengan daun,
batang, dan dahan tidak tumbuh dengan sempurna bahkan terlihat layu,

· Jadi, manusia sebagai factor luar sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan, baik
tidak nya tumbuhan tersebut tumbuh

https://elianggra.wordpress.com/2014/11/26/karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-karangan-lmiah-
populer/

http://ikanurstantia.blogspot.com/2014/12/softskill-b-indonesia-2-tulisan-metode.html

http://syamsulanwara.blogspot.com/2015/03/tugas-softskill-bahasa-indonesia-2.html

http://6best-friends.blogspot.com/2014/08/metode-ilmiah.html#axzz3VJpQ15nv

Anda mungkin juga menyukai