Anda di halaman 1dari 13

EKSPLORASI UMUM EMAS DAN MINERAL IKUTANNYA DI KECAMATAN BOYAN

TANJUNG KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kisman dan Bambang Pardiarto


Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI
Kegiatan eksplorasi umum emas dan mineral ikutannya dilakukan di daerah Desa
Jemah dan sekitarnya, Kecamatan Boyan Tanjung, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat. Kegiatan lapangan dilakukan April 2015 meliputi pengambilan data
lapangan berupa pemercontoan geokimia tanah, batuan, sedimen sungai aktif dan konsentrat
dulang. Analisis laboratorium meliputi petrografi, mineragrafi, mineral butir dan geokimia
dengan metoda AAS.
Bentang alam daerah penyelidikan terdiri atas morfologi perbukitan terjal dan morfologi
perbukitan bergelombang. Litologi terdiri atas empat satuan batuan yaitu Satuan Batupasir
Grewake, Satuan Batulempung-Serpih dan Satuan Batupasir Arkose yang diperkirakan
merupakan bagian dari Kelompok Selangkai berumur Kapur. Kemudian secara tidak selaras
diatas ketiga satuan tersebut di endapkan Satuan Tufa-Tufa Breksi yang diperkirakan
merupakan bagian dari batuan Gunung Api Piyabung berumur Eosen. Keempat satuan
batuan tersebut diterobos oleh retas mikrodiorit/andesit yang diperkirakan merupakan bagian
dari Intrusi Sintang berumur Miosen Bawah. Struktur geologi yang ditemukan di daerah
umumnya berupa kekar, sesar dan perlipatan. Sesar normal dan geser mempunyai arah
umum baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya.
Mineralisasi yang penting di daerah penyelidikan terdiri atas zona mineralisasi Sungai
Bangik dan Sungai Keliat. Zona mineralisasi Sungai Bangik berhubungan dengan kegiatan
hidrotermal akibat adanya intrusi mikrodiorit/andesit berupa retas yang menerobos batuan
tufa-tufa breksi dan metabatupasir. Mineralisasi berupa urat polimetalik dicirikan oleh hadirnya
mineral pirit, arsenopirit, kalkopirit, dan magnetit yang mengisi rekahan maupun dalam bentuk
impregnation pada batuan tufa–tufa breksi dan metabatupasir yang tersilifikasi. Indikasi
cebakan skarn ditemukan dengan adanya garnet dan korundum dalam konsentrat dulang.
Sedangkan pada zona mineralisasi Sungai Keliyat diduga berupa tipe urat yang dicirikan oleh
hadirnya mineral pirit/arsenopirit yang mengisi rekahan pada metabatupasir tersilisifikasi.
Kehadiran kuarsa dan piroksen/amphibol yang dominan dalam kosentrat dulang menunjukkan
indikasi mineralisasi diperkirakan berhubungan erat dengan adanya proses tekanan yang
sangat tinggi yang kemungkinan dikontrol oleh struktur sesar. Dari hasil pendulangan teramati
beberapa butir emas berukuran VFC - MC .
Kegiatan eksplorasi rinci diperlukan di daerah hulu Sungai Bangik dan hulu Sungai
Keliyat terutama Sungai Biu untuk menemukan singkapan urat kuasa sebagai tempat
kedudukan cebakan emas primer yang berasosiasi dengan logam dasar.

PENDAHULUAN terdapat antara Boyan-Sebilit dan


Evaluasi data sekunder menun- Mentebah. Sedangkan indikasi air raksa
jukkan emas terdapat di Kecamatan Bunut (sinabar) dalam endapan aluvial terdapat di
Hulu, Hulu Gurung, Manday, Selimbau, Sungai Boyan, Sungai Meru dan Sungai
Putussibau dan Silat Hilir. Berdasarkan Betung, dengan perkiraan kadar antara 28
hasil penyelidikan yang dilakukan oleh s.d 980 gram/m3 .
Zeijlmans van Emmichoven (1939), Kegiatan eksplorasi umum emas
kemungkinan adanya emas primer dan mineral ikutannya dilakukan pada
bulan April 2015 dengan lokasi eksplorasi yaitu morfologi perbukitan terjal dan
di Desa Jemah Kecamatan Boyan Tanjung, morfologi perbukitan bergelombang.
Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Satuan morfologi perbukitan terjal
Kalimantan Barat (Gambar 1). Kegiatan menempati sekitar 40% daerah
eksplorasi dimaksudkan untuk penyelidikan yang berada pada bagian
mendapatkan data tentang potensi sumber utara dan timurlaut. Morfologi ini dicirikan
daya mineral emas dengan tujuan untuk oleh keadaan lereng dengan kemiringan
melengkapi dan menambah data pada lebih >50o dan umumnya tersusun oleh
bank data mineral nasional di Pusat batuan keras (tersilisifikasi). Dalam satuan
Sumber Daya Geologi. ini terdapat bukit-bukit yang terjal dan
curam antara lain Bukit Pirang, Labu, Ulat
dan Bukit Inggap. Puncak bukit tertinggi
adalah Bukit Pirang dengan elevasi sekitar
925 m.
Satuan morfologi perbukitan
bergelombang menempati hampir 60%
daerah penyelidikan yang berada pada
bagian barat dan selatan. Morfologi ini
dicirikan oleh keadaan lereng dengan
kemiringan <50o dan umumnya tersusun
oleh batuan sedimen dan batuan
gunungapi yang sedikit lapuk. Umumnya
sebaran perbukitan bergelombang
memanjang dari timur ke barat dengan
bukit-bukit antara lain Bukit Limau, Bukit
Gambar 1. Peta lokasi daerah eksplorasi
Lawit dan Bukit Selingit. Puncak bukit
tertinggi adalah Bukit Limau dengan
METODOLOGI
elevasi sekitar 575 m.
Eksplorasi yang dilakukan dengan
Litologi daerah penyelidikan dapat
cara pengamatan geologi konvensional
dibagi menjadi empat satuan batuan
disertai pengambilan conto tanah interval
dengan urutan dari yang berumur tua
50 meter pada horizon B dengan metoda
hingga muda adalah sebagai berikut :
ridge and spur , conto batuan dengan chip
(Gambar 2).
sampling, conto konsentrat mineral berat
Satuan Batupasir Grewake
dengan pendulangan dan conto endapan
merupakan batuan dasar yang berada di
sungai aktif dengan saringan berukuran -80
daerah penyelidikan yang umumnya
mesh. Analisis kimia unsur dilakukan di
berwarna hijau gelap hingga hijau kelabu,
laboratorium Pusat Sumber Daya Geologi
memperlihatkan kemas terbuka dengan
dengan metoda AAS. Unsur yang
komposisi mineral terdiri atas mineral
dianalisis adalah Au, Ag, As, Sb, Hg, Cu,
mafik, sedikit felspar dan kuarsa dan
Pb, Zn, Fe, Mn, Li dan Rb. Pengolahan
material batuan lain. Pada beberapa
data hasil analisis laboratorium dengan
bagian juga mengandung mineral magnetit
statistik deskripsi sederhana menggunakan
secara tersebar. Struktur perlapisan batuan
program excel dan plotting dalam peta
masih nampak jelas dengan arah umum
dengan program Mapinfo-11.
jurus dan kemiringan N 330oE/40o.
Satuan Batulempung-Serpih
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN
diendapkan selaras di atas Satuan
Bentang alam daerah penyelidikan
Batupasir Grewake. Satuan batuan
dapat dibagi menjadi dua satuan morfologi
dicirikan oleh perselingan batulempung Struktur geologi yang ditemukan di
dan serpih dengan struktur perlapisan daerah penyelidikan umumnya berupa
masih jelas teramati. Arah umum kekar-kekar, sesar dan perlipatan. Kekar-
perlapisasn menunjukkan N320oE/40o. kekar umumnya dijumpai dalam batupasir
Sedangkan batuserpih umumnya berwarna dan batu lempung tufaan serta sebagian
hitam dan tampak menyerpih secara kuat. tufa. Arah bidang kekar sangat bervariasi
Satuan Batupasir Arkose diendapkan N270oE, N180oE, N130oE, N80oE, N170oE
secara selaras di atas Satuan dan N280oE seperti yang dijumpai pada
Batulempung-Serpih. Batuan umumnya batupasir di Sungai Boyan.
berwarna coklat keputihan dengan kemas
tertutup dan komposisi mineral dominan
kuarsa serta sedikit felspar. Perlapisan
batuan masih nampak jelas dan kadang-
kadang berselingan dengan tufa
tersilisifikasi dengan jurus dan kemiringan
bervariasi. Secara umum jurus lapisan
memperlihatkan arah N250oE/20o dan
kekar-kekar berarah N130oE dan N80oE.
Ketiga Satuan batuan tersebut
diperkirakan merupakan bagian dari
Kelompok Selangkai yang berumur Kapur.
Satuan Tufa-Tufa Breksi adalah Gambar 3. Retas Mikrodiorit Yang
merupakan satuan batuan yang paling Ditemukan di Sungai Emplui
muda umurnya yang menutupi secara tidak (KPH/15MN/58R).
selaras terhadap tiga satuan batuan di
bawahnya. Satuan batuan ini terdiri atas UBAHAN DAN MINERALISASI
dominan tufa dasitik, berwarna putih Terdapat dua zona ubahan
keabuan hingga kelabu, kristal gelas silisifikasi luas yang tersebar di Sungai
nampak sebagai fenokris didalam Bangik hulu dan Sungai Keliyat hulu
masadasar silika. Beberapa tempat (Gambar 4). Di daerah Sungai Bangik hulu
dijumpai pula berselingan dengan tufa ubahan silisifikasi terdapat dalam batuan
dasitik yang telah terubah, berwarna tufa gelas/tufa breksi dan meta batupasir.
kelabu hingga kehijauan dengan felspar Dalam ubahan ini seringkali dijumpai
dan kristal kuarsa masih teramati. Satuan mineral pirit dan arsenopirit, kalkopirit yang
batuan ini diperkirakan merupakan bagian mengisi retakan dan sebagian berupa
dari batuan Gunung Api Piyabung berumur bercak yang tersebar. Batuan umumnya
Eosen. berwarna hijau dan keras yang terkadang
Keempat satuan batuan tersebut tampak mineral klorit dan epidot. Ubahan
diatas diterobos oleh retas mikrodiorit dan silisifikasi pada bagian Sungai Keliyat hulu
andesit yang diperkirakan bagian dari ditemukan dalam batupasir arkose. Mineral
Intrusi Sintang berumur Miosen Bawah pirit teramati berupa bercak dan sebagian
sebagaimana yang dijumpai di Sungai bersama dengan urat-urat tipis kuarsa
Emplui (Gambar 3). Adanya terobosan ini yang memotong batuan dengan
menyebabkan terjadinya ubahan silisifikasi kandungan pirit. Di daerah Sungai Belaban
dan mineralisasi tipe urat polimetalik (KPH/15MN/05R) ubahan silisifikasi
dengan mineralisasi pirit, kalkopirit dan dijumpai pada batuan tufa dengan bercak
sphalerit. mineral pirit. Ubahan kloritisasi yang diikuti
dengan seritisasi lebih banyak dijumpai di
daerah Sungai Boyan dimana zona ubahan
ini umumnya terdapat dalam batupasir
grewake dan pada retas andesit. Batuan
berwarna kehijauan dengan mineral klorit
hadir secara dominan yang kadang-kadang
disertai dengan epidot. Bercak mineral pirit
dan magnetit terkadang masih teramati
dengan jelas.
Mineralisasi yang ditemukan di
daerah penyelidikan terdapat dalam tiga
aliran sungai yaiu Sungai Boyan , Sungai Gambar 6. Float batuan metasedimen
Bangik dan Sungai Keliat. Pada aliran tersilisifikasikan dengan urat urat halus
Sungai Bangik mineralisasi berhubungan pirit/arsenopirit di Sungai Biu bagian hulu
dengan kegiatan hidrotermal akibat adanya Sungai Keliyat (KPH/15MN/56F1)
intrusi mikrodiorit/andesit berupa retas
yang menerobos batuan tufa-tufa breksi HASIL DAN ANALISIS
dan metabatupasir. Mineralisasi berupa Hasil analisis petrografi dengan
urat polimetalik dicirikan oleh hadirnya pengamatan mikroskopis terhadap batuan
mineral pirit, arsenopirit, kalkopirit dan mikrodiorit dari Sungai Emplui
magnetit yang mengisi rekahan maupun (KPH/15MN/58R) menunjukkan tekstur
dalam bentuk impregnation pada batuan holokristalin equigranular, berbutir halus
tufa–tufa breksi dan metabatupasir yang hingga berukuran 1 mm, bentuk anhedral-
tersilifikasi (Gambar 5). euhedral, disusun oleh plagioklas (sebagai
penyusun utama batuan), amfibol dan
mineral opak. Sebagian terdapat mineral
klorit sekunder dan epidot ubahan dari
amphibol (Gambar 7).
Dari hasil pemeriksaan mineragrafi
terhadap conto batuan termineralisasi
sulfida dengan tipe impregnation
(KPH/15MN/43F) yang terdapat di Sungai
Bangik menunjukkan mineral logam yang
teridentifikasi adalah pirit dan hydrous iron
oxide dengan kandungan 20 ppm Cu, 31
Gambar 5. Float batuan tufa terubah ppm Pb, 56 ppm Zn, 1675 ppm Mn dan 17
dengan mineralisasi pirit/arsenopirit, ppb Au (Gambar 8). Adapun peragenesa
kalkopirit tipe impregnation di Sungai mineral tersebut sebagai berikut :
Bangik (KPH/15MN/43F) Paragenesa:
Pirit Hidrous Iron Oxide
Sedangkan pada zona mineralisasi Komposisi (% volume)
Sungai Keliyat diduga berupa tipe urat Pirit (0,5) Hydrous Iron Oxide (1)
halus yang dicirikan oleh hadirnya mineral
pirit/arsenopirit yang mengisi rekahan pada Sedangkan dari hasil pemeriksaan
metabatupasir tersilisifikasi sebagaimana mineragrafi terhadap conto batuan
ditemukan di Sungai Biu (Gambar 6) . termineralisasi sulfida berupa pengisian
rekahan ( KPH/15MN/56F1) yang
terdapat di Sungai Biu dari DAS Sungai Dari hasil pendulangan konsentrat
Keliyat menunjukkan mineral logam mineral berat di Sungai Keliyat hulu seperti
yang teridentifikasi adalah pirit, sphalerit di Sungai Pauh yang merupakan anak
dan kalkopirit dengan kandungan 109 Sungai Keliyat cabang kiri teramati satu
ppm Cu, 50 ppm Pb, 150 ppm Zn, 2418 butiran emas berkuran CC ( nugget), agak
ppm Mn dan 7 ppb. (Gambar 9a dan membulat, masif dengan mineral tambahan
Gambar 9b). Sedangkan paragenesa dominan magnetit dan zirkon sebagaimana
mineral tersebut sebagai berikut : yang ditemukan pada lokasi conto nomor
Paragenesa: KPH/15MN/54P (Gambar 10).
Pirit
Sphalerit
Kalkopirit
Hydrous Iron Oxide
Komposisi (% volume):
Pirit (7), Sphalerit (trace), Kalkopirit
(trace), Hydrous Iron Oxide (1)

Gambar 10. Emas, kuning metalik,


permukaan kasar, berukuran VCC
(nugget) perbesaran 42.5x conto
KPH/15MN/54P), lokasi Sungai Pauh DAS
Keliyat

Dalam pengolahan data hasil uji


laboratorium conto sedimen sungai aktif
dan plotting dalam peta sebaran dibagi dua
Gambar 9a. Fotomikrograf sayatan poles berdasarkan perbedaan daerah aliran
pirit dan sphalerit yang nampak tumbuh sungai (DAS), yaitu DAS Bangik dan DAS
bersama dengan kalkopirit Keliyat. Analisis statistik deskriptif terhadap
(KPH/15MN/56F1) nilai unsur dari conto sedimen sungai aktif
berupa mean, standar deviasi, jumlah
conto, nilai minimal, nilai maksimal dan
tingkat kepercayaan. Setiap conto
dianalisis sebanyak 12 unsur logam yaitu:
Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Fe, Mn, As, Sb, Hg, Li
dan Rb dengan satuan kadar ppm kecuali
Au dan Hg dalam ppb serta Fe (%). Hasil
pengujian laboratorium untuk 23 conto dari
DAS Bangik dan 21 conto dari DAS Keliyat
diolah menggunakan statistik yang
disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2 dan
korelasi antar unsur disajikan pada Tabel 3
Gambar 9b. Fotomikrograf sayatan poles dan Tabel 4.
pirit dan kalkopirit dalam massa batuan Penentuan besarnya anomali unsur
(KPH/15MN/56F1) kimia dibuat menjadi empat kelas yaitu :
 Kelas-1 nilai minimum s.d. mean conto sedimen sungai aktif terlihat pada
 Kelas-2 mean s.d. mean + Standar Gambar 12. Total 2 conto menunjukkan
deviasi anomali Au berkisar antara 32 ppb s.d 45
 Kelas-3 mean + Standar deviasi s.d. ppb.
mean + 2 Standar deviasi Korelasi antar unsur berdasarkan
 Kelas-4 mean + 2 Standar deviasi s.d. hasil analisis kimia conto endapan sungai
nilai maksimum. aktif antara unsur Au, As dan Sb di DAS
Penggambaran peta sebaran unsur Bangik menunjukkan hubungan positif
dibuat berdasarkan kelas yang ada dengan dengan nilai 0,28-0,31 sedangkan di DAS
perbedaan besarnya lingkaran padat pada Keliyat dominan antara Au dan As nilai
setiap titik-titik lokasi. Hasil proses korelasi 0,33. Angka korelasi tersebut di
pengolahan data tersebut ditampilkan atas dapat dijadikan sebagai dasar
dalam peta yang menunjukkan penyebaran perkiraan bahwa keterjadian emas di
unsur. Untuk unsur Au DAS Bangik dan Au daerah penyelidikan termasuk kategori
DAS Keliyat diperlihatkan masing- masing suhu rendah yang berasosiasi dengan
pada Gambar 11 dan Gambar 12. arsenopirit
Sedangkan hasil analisis conto batuan dan Larutan sisa hidrotermal intrusi
tanah tidak dilakukan pengolahan data mikrodiorit/andesit telah menyebabkan
statistik sebagaimana conto pada sedimen terjadi ubahan dan mineralisasi. Ubahan
sungai aktif, tetapi hanya dilakukan plotting yang terbentuk berupa kloritisasi,
langsung dalam peta (Gambar 13 dan silisifikasi dan argilitisasi dengan mineral
Gambar 14). pirit, kalkopirit dan sphalerit sebagaimana
yang diperoleh dari hasil analisis
PEMBAHASAN mineragrafi.
Berdasarkan hasil analisis kimia Zona mineralisasi Sungai Bangik
terhadap 23 conto sedimen sungai aktif berhubungan dengan kegiatan hidrotermal
DAS Bangik dan 21 conto DAS Keliyat, akibat adanya intrusi batuan
maka karakteristik kandungan unsur Au mikrodiorit/andesit berupa retas yang
adalah sebagai berikut: menerobos batuan tufa-tufa breksi dan
Unsur Au DAS Bangik kadarnya metabatupasir. Mineralisasi dicirikan oleh
berkisar antara 2 ppb - 821 ppb dengan hadirnya mineral pirit, arsenopirit, kalkopirit
nilai mean 51,74 ppb Au . Hasil paling dan magnetit yang mengisi rekahan
tinggi terdapat pada conto maupun dalam bentuk impregnation pada
KPH/15MN/34SS dengan koordinat lokasi batuan tufa–tufa breksi dan metabatupasir.
(112.483; 0.33203). Lokasi tersebut di Pada bagian lain di Sungai Jolik dari conto
Sungai Jolik menempati satuan batuan sedimen sungai aktif terdapat anomali
pasir arkose. Sebaran unsur Au dalam unsur Au dan Hg serta As. Dari konsentrat
conto sedimen sungai aktif terlihat pada dulang juga teramati adanya butiran emas
Gambar 11. Hanya satu conto berukuran FC-MC, sinabar, garnet dan
menunjukkan anomali Au sebesar 821 ppb. korundum. Sistim pembentukan
Sedangkan unsur Au DAS Keliyat mineralisasi di daerah ini diperkirakan
kadarnya berkisar antara 1 ppb - 45 ppb akibat dari aktifitas hidrothermal dari intrusi
dengan nilai mean 7,81 ppb . Hasil paling mikrodiorit/andesit yang dikontrol oleh
tinggi terdapat pada conto struktur sesar menerobos batuan tufa-tufa
KPH/15MN/12SS dengan koordinat lokasi breksi dan metabatupasir. Cebakan yang
(112.496; 0.299612). Lokasi tersebut di terbentuk merupakan tipe urat epithermal
Sungai Mpaung menempati satuan batuan yang mengandung emas berasosiasi
lempung serpih. Sebaran unsur Au dalam dengan logam dasar atau disebut juga
sebagai urat polimetalik. Selain itu dari menempati daerah Satuan Batuan Tufa-
proses kontak intrusi tersebut terhadap Tufa Breksi.
batuan karbonatan dapat pula Mineralisasi tipe urat epithermal
menyebabkan terbentuknya cebakan skarn (urat polimetalik) terdapat di Sungai Bangik
dan kontak metasomatik sehingga yang dicirikan oleh mineral pirit,
menghasilkan mineral garnet dan arsenopirit, kalkopirit sebagai pengisi
korundum. rekahan yang berasosiasi dengan kuarsa
Zona mineralisasi Sungai Keliyat maupun dalam masa batuan. Selain itu
umumnya dicirikan oleh hadirnya mineral diperkirakan mineralisasi juga
pirit/arsenopirit yang mengisi rekahan pada berhubungan dengan kontak metasomatis
metabatupasir tersilisifikasi. Selain itu dan skarn. Tipe mineralisasi di Sungai
dibeberapa tempat juga ditemukan Keliyat dicirikan oleh mineral pirit dan
mineralisasi berasosiasi dengan kuarsa arsenopirit yang mengisi rekahan
dan epidot. Dari hasil pendulangan di berasosiasi dengan kuarsa dan epidot
daerah ini terdapat beberapa butir emas pada batuan metabatupasir diperkirakan
berukuran VFC - MC dan kaya mineral akibat adanya proses tekanan yang tinggi
piroksin/amphibol serta sedikit zirkon dan dan dikontrol oleh sesar.
garnet. Sistim pembentukan mineralisasi di Disarankan melakukan kegiatan
daerah ini diperkirakan relatif lebih eksplorasi rinci di daerah hulu Sungai
dominan berhubungan erat dengan adanya Bangik dan hulu Sungai Keliyat terutama
proses tekanan yang sangat tinggi yang Sungai Biu untuk menemukan singkapan
kemungkinan dikontrol oleh struktur sesar urat kuasa sebagai tempat kedudukan
daripada berhubungan dengan aktifitas cebakan emas primer yang berasosiasi
hidrothermal. dengan logam dasar.

KESIMPULAN dan SARAN UCAPAN TERIMA KASIH


Pembentukan mineralisasi emas di Penulis menyampaikan terima
daerah penyelidikan diperkirakan termasuk kasih kepada Koordinator Kelompok
dalam lingkungan temperatur rendah Penelitian Mineral dan tim editor yang
dengan indikator korelasi Au dengan unsur telah memberikan saran dan koreksinya
As, Sb positif. Anomali unsur Au baik di terhadap makalah ini sehingga dapat
DAS Bangik maupun DAS Keliyat diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA
Harahap A.M., Gaol S.L., Karno, 1976, Laporan Prospeksi Pendahuluan Endapan Sinabar di
Daerah Aliran Sungai Bunut Kabupaten Kapuas Hulu, Direktorat Geologi, Bandung.
Herman Danny Z. dkk, 2006, Evaluasi Sumber Daya Cadangan Bahan Galian Untuk
Pertambangan Sekala Kecil di Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, Pusat Sumber
Daya Geologi.
Pieters, P.E., Surono dan Y. Noya, T.O., 1993, Peta Geologi Lembar Putussibau, Kalimantan,
sekala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Zeijlmans van Emmichoven, C.P.A., 1939. The Geology of Central and Eastern part of the
Western Division of Borneo. In : Haile, N.S. (Editor), 1955. Geological Accounts of West
Borneo translated from the Dutch. Geological Survey Department, British Territories in
Borneo, Bulletin 2, 159-272.
Gambar 7. Fotomikrograf Mikro Diorit Disusun Oleh Plagioklas (C,2), (D,-4) Dominan
Sebagai Penyusun Batuan, Amfibol (I,4), Sebagai Relik Sudah Terubah Kuat Menjadi Klorit
dan Sedikit Epidot. Mineral Opak (G,2), Diinterpretasikan Pirit (KPH/15MN/58R).

Gambar 8. Fotomikrograf Sayatan Poles Pirit Dalam (KPH/15MN/43F MASSA batuan

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penyelidikan


Gambar 4. Peta Ubahan dan Mineralisasi Daerah Penyelidikan

Gambar 11. Anomali Unsur Au DAS Bangik


Gambar 12. Anomali Unsur Au DAS Keliyat

Gambar 13. Hasil Analisis Kimia Unsur Conto Batuan dan Tanah DAS Bangik
Gambar 14. Hasil Analisis Kimia Unsur Conto Batuan dan Tanah DAS Keliyat
Tabel 1. Rangkuman Statistik Sederhana Dari Hasil Analisis Conto Sedimen Sungai Aktif DAS Bangik

Descriptive Cu_ppm Pb_ppm Zn_ppm Mn_ppm Ag_ppm Li_ppm Fe_% Au_ppb Rb_ppm As_ppm Sb_ppm Hg_ppb
Mean 21.52 29.70 95.83 764.00 1.73 15.65 3.92 51.74 55.26 6.87 10.26 62.22
Standard Error 1.16 1.14 4.29 113.81 0.13 0.86 0.47 35.53 12.60 1.19 0.91 8.60
Median 22 29 93 562 1.5 16 3.53 6 44 4 10 48
Mode 15 29 93 854 1.4 16 2.22 4 35 4 10 33
Standard Deviation 5.56 5.47 20.59 545.82 0.61 4.13 2.25 170.41 60.41 5.68 4.36 41.25
Sample Variance 30.90 29.95 423.88 297919.91 0.38 17.06 5.06 29041.11 3649.84 32.30 19.02 1701.27
Kurtosis -0.81 6.43 2.56 6.89 7.04 0.97 6.22 21.36 20.66 2.45 1.04 4.70
Skewness -0.12 2.07 1.38 2.70 2.53 -0.31 2.36 4.57 4.44 1.58 0.13 2.02
Range 20 27 88 2203 2.7 19 9.71 819 307 24 20 181
Minimum 12 22 70 352 1.2 6 1.97 2 19 0 0 18
Maximum 32 49 158 2555 3.9 25 11.68 821 326 24 20 199
Sum 495 683 2204 17572 39.8 360 90.08 1190 1271 158 236 1431
Count 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
Confidence Level(95.0%) 2.40 2.37 8.90 236.03 0.27 1.79 0.97 73.69 26.12 2.46 1.89 17.84

Tabel 2. Rangkuman Statistik Sederhana Dari Hasil Analisis Conto Sedimen Sungai Aktif DAS Keliyat

Descriptive Cu_ppm Pb_ppm Zn_ppm Mn_ppm Ag_ppm Li_ppm Fe_% Au_ppb Rb_ppm As_ppm Sb_ppm Hg_ppb
Mean 20.90 27.29 78.38 473.24 1.62 20.00 3.19 7.81 59.38 2.57 9.71 650.48
Standard Error 1.16 0.82 3.30 37.66 0.20 0.87 0.26 2.59 5.35 0.46 0.89 548.43
Median 21 27 77 449 1.4 21 2.99 3 49 2 10 57
Mode 16 27 86 #N/A 1.4 21 3.22 3 49 4 10 53
Standard Deviation 5.32 3.77 15.10 172.57 0.90 3.97 1.20 11.86 24.50 2.11 4.08 2513.21
Sample Variance 28.29 14.21 228.05 29779.39 0.82 15.80 1.45 140.66 600.25 4.46 16.61 6316230.86
Kurtosis 0.16 0.70 0.38 -0.53 17.23 -0.04 8.43 4.81 -1.25 0.47 2.48 20.83
Skewness 0.70 -0.59 0.61 0.30 4.01 -0.39 2.45 2.36 0.44 0.49 -0.11 4.56
Range 20 16 59 644 4.3 16 5.72 44 75 8 20 11581
Minimum 13 18 56 207 1.1 11 1.82 1 30 0 0 19
Maximum 33 34 115 851 5.4 27 7.54 45 105 8 20 11600
Sum 439 573 1646 9938 34 420 66.91 164 1247 54 204 13660
Count 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Confidence Level(95.0%) 2.42 1.72 6.87 78.55 0.41 1.81 0.55 5.40 11.15 0.96 1.86 1144.00
Tabel 3. Korelasi Antar Unsur Conto Endapan Sungai Aktif Dari DAS Bangik

Cu_ppm Pb_ppm Zn_ppm Mn_ppm Ag_ppm Li_ppm Fe_% Au_ppb Rb_ppm As_ppm Sb_ppm Hg_ppb
Cu_ppm 1
Pb_ppm -0.4637 1
Zn_ppm -0.309 0.55423 1
Mn_ppm -0.4537 0.81795 0.66833 1
Ag_ppm -0.4027 0.83138 0.72793 0.92177 1
Li_ppm 0.23004 -0.5298 -0.2739 -0.7071 -0.5723 1
Fe_% -0.4328 0.84834 0.71706 0.93679 0.94363 -0.652 1
Au_ppb 0.32439 -0.0317 -0.2227 -0.1302 -0.1971 0.06297 -0.1931 1
Rb_ppm 0.12465 -0.1671 -0.0721 -0.1123 -0.2161 0.06761 -0.2002 -0.0219 1
As_ppm 0.23534 -0.0233 -0.2589 -0.1821 -0.3931 0.04833 -0.2871 0.30549 0.27705 1
Sb_ppm 0.12163 -0.1489 -0.2166 -0.108 -0.2626 0.17183 -0.2334 0.28645 0.19899 0.28385 1
Hg_ppb 0.02506 -0.2496 0.26104 -0.0901 -0.1861 0.13736 -0.0671 -0.1016 0.20619 0.19384 0.14497 1

Tabel 4. Korelasi Antar Unsur Conto Endapan Sungai Aktif dari DAS Keliyat

Cu_ppm Pb_ppm Zn_ppm Mn_ppm Ag_ppm Li_ppm Fe_% Au_ppb Rb_ppm As_ppm Sb_ppm Hg_ppb
Cu_ppm 1
Pb_ppm 0.313096 1
Zn_ppm 0.567569 0.301851 1
Mn_ppm 0.625991 0.161738 0.317503 1
Ag_ppm 0.250058 0.219925 0.22001 0.054444 1
Li_ppm -0.31927 -0.01001 0.065805 -0.22021 -0.30345 1
Fe_% 0.71395 0.361453 0.453202 0.710577 0.260614 -0.49999 1
Au_ppb 0.101153 0.120925 -0.04899 -0.07437 0.025081 -0.03182 0.067452 1
Rb_ppm -0.38225 0.237478 0.106891 -0.47191 -0.2709 0.439491 -0.40205 -0.11623 1
As_ppm 0.120858 0.192041 0.090065 -0.13571 0.591549 -0.08341 -0.03454 0.32806 0.007181 1
Sb_ppm -0.15123 -0.2905 -0.09481 -0.17292 -0.15727 0.253055 -0.17636 -0.40249 -0.05343 -0.42166 1
Hg_ppb -0.22451 -0.01656 -0.07294 0.162906 -0.08781 0.128166 -0.13863 -0.08919 0.003217 -0.2955 -0.09527 1

Anda mungkin juga menyukai