Anda di halaman 1dari 15

Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No.

2, Desember 2016

ANALISIS PERFORMA DAN DESAIN JARINGAN KOMPUTER


MENGGUNAKAN TOP-DOWN NETWORK DESAINSTUDI KASUS
PADA CV. MERAH PUTIH

Muhammad Nur Ikhsanto


Magister Teknik Informasi, IBI Darmajaya
IBI Darmajaya, Jl. Z.A Pagar Alam No.93 Gedong Meneng, Bandar Lampung, Kp. 35121
ikhsanto@gmail.com,

ABSTRACT

Analysis of computer networking is very important and necessary to help improve network
performance. Many companies are designed their networks are not in accordance with its
business goals, so the performance of the existing network of the company is not as they
expected. Therefore required an analysis on existing computer network within the
company, both in terms of performance as well as network design. Existing network
designs are closely related to the performance of the network. In this study the parameters
that exist in a computer networking such as delay, jitter, bandwidth, packet utilization,
packet loss and throughput will be measured to determine the performance of the network
and then these parameters are used as information to redesign the network to get better
network performance and generate more structured network design according to the needs
of the company.

Keyword : network performance, Top-Down Network Desain, delay, jitter, bandwidth,


paket loss, thoughput, network design.

Informatics and Business Institute Darmajaya 185


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

ABSTRAK

Analisis jaringan komputer sangat penting dan dapat membantu meningkatkan performa
jaringan. Banyak perusahaan yang mendesain jaringan tidak sesuai dengan tujuan bisnis
mereka sehingga performa jaringan yang ada pada perusahaan tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan demikian diperlukan analisis pada jaringan komputer yang ada dalam
perusahaan, baik dari sisi performa dan desain jaringan. Desain jaringan yang ada sangat
berkaitan erat akan performa jaringan. Dalam penelitian iniparameter parameter yang ada
dalam jaringan komputer seperti delay, jitter, bandwidth, utilization, paket loss dan
throughputakan diukur untuk menentukan performa jaringan dan kemudian parameter
tersebut digunakan sebagai informasi untuk mendesain ulang jaringan agar performa
jaringan menjadi baik serta menghasilkan desain jaringan yang lebih terstruktur sesuai
akan kebutuhan perusahaan.

Kata kunci : performa jaringan, Top-Down Network Desain, delay, jitter, bandwith, paket
loss, throughput, desain jaringan.

1. Pendahuluan
Analisis jaringan komputer sangat sebelum menentukan perangkat yang
penting dan dapat membantu akan digunakan.
meningkatkan performa jaringan. Banyak
perusahaan yang mendesain jaringan Masih seringnya pelanggan mengeluhkan
tidak sesuai dengan tujuan bisnis mereka. koneksi internet lambat pada jam sibuk
jaringan komputer yang di desain dengan serta putus secara tiba tiba dan kembali
tidak mengacu pada tujuan perusahaan lagi normal. Masalah masalah ini
akan mengakibatkan tidak optimalnya menyebabkan pelanggan merasa kecewa
performa jaringan yang di gunakan dalam terhadap perusahaan. Masalah yang
perusahaan tersebut. terjadi sebenarnya telah di respon oleh
jajaran dan staf baik pimpinan, teknis,
Top-Down Network Desain adalah maupun administrasi perusahaan tetapi
metodologi untuk merancang jaringan masalah tersebut masih sering terjadi.
yang di mulai pada lapisan atas model Penyebab dari permasalahan tersebut
referensi OSI ( Open System belum diketahui secara pasti. Dengan
Iterconnecton ) sebelum ke lapisan di permasalahan yang timbul dan
bawahnya. Metodologi ini berfokus pada permintaan layanan yang semakin
Lapisan Aplikasi, dengan demikian maka bertambah maka diperlukan penelitian
dapat diperkirakan karakateristik jaringan agar permasalahan yang timbul saat ini
yang akan ada maupun yang sudah ada dapat terselesaikan dengan baik.

Informatics and Business Institute Darmajaya 186


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

yang ada dalam jaringan komputer seperti


Dengan demikian diperlukan analisis delay, jitter, bandwidth, utilization, paket
pada jaringan komputer yang ada dalam loss dan throughput. Dalam penelitian ini
perusahaan, baik dari sisi performa dan parameter parameter tersebut akan diukur
desain jaringan. desain jaringan yang ada untuk menentukan performa jaringan dan
sagat berkaitan erat akan performa kemudian parameter tersebut digunakan
jaringan yang ada pada perusahaan. sebagai informasi untuk mendesain ulang
jaringan agar performa jaringan menjadi
Dalam metode Top-Down Network baik serta menghasilkan desain jaringan
Disain persaratan bahwa jaringan yang lebih terstruktur sesuai akan
memiliki performa yang baik adalah kebutuhan perusahaan.
dengan menganailis parameter parameter
2. Landasan Teori tahun 1977. OSI sendiri merupakan
a. Top-DownNetworkDesain singkatan dari Open System
Metode Top-Down Network Desain Interconnection. Model ini disebut juga
dibagi menjadi empat langkah utama dengan model "Model tujuh lapis OSI"
yaitu (OSI seven layer model).
1. Mencakup tahap persyaratan analisis.
Sebelum munculnya model referensi OSI,
2. Desain jaringan logis.
sistem jaringan komputer sangat
3. Desain fisik.
tergantung kepada pemasok (vendor).
4. menulis dan menerapkan rencana uji,
OSI berupaya membentuk standar umum
membangun prototipe jaringan,
jaringan komputer untuk menunjang
mengoptimalkan desain jaringan, dan
interoperatibilitas antar pemasok yang
mendokumentasikan karya Anda
berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar
dengan proposal desain jaringan.
biasanya terdapat banyak protokol
jaringan yang berbeda. Tidak adanya
2. Layer OSI
Model referensi jaringan terbuka OSI suatu protokol yang sama, membuat
atau OSI Reference Model for open banyak perangkat tidak bisa saling
networking adalah sebuah model berkomunikasi.
arsitektural jaringan yang dikembangkan
oleh badan International Organization for
Standardization (ISO) di Eropa pada

Informatics and Business Institute Darmajaya 187


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

perencanaan IP addrees, prencanaan


switching dan routing, prencanan
security, dan perencanaan
(http://id.wikipedia.org/wiki/OSI:2013)
manajemen jaringan.
Gambar 2.1 OSI Model
3. Desain fisik meliputi analsis
3. Metodologi
Pemilihan teknologi dan peralatan
Metodologi penelitian menjelaskan
yang digunakan dalam jaringan.
tentang tahapan-tahapan yang akan
3.1 Analisis Kebutuhan
dilakukan dalam penelitian menggunakan
a. Analisis Bisnis
Top-Down Network Desain. Metode
Pada analisis bisnis bertujuan untuk
Top-Down Network Desain untuk
mengidentfikasi produk yang ada pada
menganalisis (Unjuk Kerja Jaringan)
CV. Merah Putih yang akan di gunakan
performa dan efisensi ini dibagi menjadi
costumer. Analisis ini nantinya
beberapa bagian yang digambarkan
digunakan sebagai dasar untuk
dengan kerangka pikir sebagai berikut :
menentukan seberapa besar dukungan
teknis yang akan di berikan kepada
pelanggan serta merekomendasikan
teknologi yang akan di gunakan untuk
memenuhi kebutuhan costumer akan
produk. Analisis ini nantinya digunakan
juga sebagai dasar seberapa besar
jaringan yang dibutuhkan untuk memnuhi
standart produk yang ada pada
perusahaan.
A. Identifikasi Produk CV.
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Merah Putih
Penjabaran Kerangka pikir pada gambar Table 3.1 Goal Bandwidth jaringan
berdasarkan produk
3.1 adalah :
Nama Produk Goal Bandwidth
1. Analisis Kebutuhan pada Top-down Dedicate 1 Mbps 1:1 1 Mbps
Dedicate 2 Mbps 1:1 2 Mbps
Network disain terdiri dari analisis Dedicate 4 Mbps 1:1 4 Mbps
bisnis,analisis teknis, analsis Home 384Kbps
Experience 384Kbps
karakteristik jaringan dan analisis Office 512 Kbps
Prima Premium A 1 Mbps
Lalulintas jaringan. Prima Premium B 2 Mbps
Prima Pemium C 3 Mbps
2. Logical network meliputi Prima Premium D 4 Mbps
Perencanaan disain topologi jaringan, Prima Warnet A 1 Mbps

Informatics and Business Institute Darmajaya 188


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

Prima Warnet B 2 Mbps dengan produk yang di beli oleh


Prima Warnet C 3 Mbps
Prima Warnet D 4 Mbps customer.
Prima Game A 1 Mbps
Prima Game B 2 Mbps Tabel 3.2 Detail MTBF dan MTTR produk
Prima Game C 3 Mbps CV. Merah Putih
MTBF (

b. Analisis Tujuan Teknis Jaringan Produk Respon MTTR Avaliable


Time )

Analisis Tujuan teknis ini mengacu pada Premium 1 jam Max 1 x 95%
24 jam
analisis bisnis kebutuhan bandwith yang
Dedicate 1 jam Max 1x 99%
terdapat pada Table 3.1. Menanalisis 24 jam
tujuan teknis perusahaan untuk Home 1 jam Max 1 x 90 %
24 jam
membantu mengupgrade jaringan dengan
Office 1 jam Max 1 x 95%
tepat dan untuk merekomendasikan 24 jam
teknologi yang akan digunakan. Analisis
tujuan kebutuhan teknis meliputi c. Identifkasi karekteristik jaringan
sekalibilitas jaringan, Ketersediaan Perusahaan CV. Merah Putih
jaringan, network Performance, security,
kemudahan dalam penanganan ganguan,
Langkah yang dilakukan dalam
kemudahan dalam penggunaan,
identifikasi Karakterisasi jaringan dalah
kemampuan beradaptasi, dan
identifikasi topologi jaringan baik secara
keterjangkauan. Untuk mengnalisis
logical dan fisik serta mempelajari lokasi
Tujuan kebutuhan teknsi menggunakan
perangkat internetworking utama dan
table berikut
segmen jaringan. Dalam identikasi ini
Tabel 3.2 Adalah tabel identifikasi juga termasuk mendokumentasikan nama
Tujuan Persayaratan teknis jaringan yang dan alamat jaringan perangkat utama dan
digunakan yaitu kebutuhan perbaikan segmen, dan identikasi dan penamaaan
maupun live time jaringan yang diberikan dengan Mendokumentasikan jenis dan
kepada client live time jaringan dapat panjang kabel fisik dan peralatan serta
dipengaruhi oleh MTBF ( men time identfikasi kendala arsitektur dan
before Filure ) dan MTTR ( Men Time lingkungan juga aspek-aspek penting dari
To Repair ). Berikut adalah data MTBF karakteristik infrastruktur jaringan
dan MTTR yang ada pada CV. Merah
Putih berdasarkan Produk yang di d. Identifikasi Desain Logic jaringan
pasarkan sebagai official reseller. dan fisik
Avaliabelity harus dipenuhi sesuai

Informatics and Business Institute Darmajaya 189


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

Identifikasi topologi logical jaringan dan


infrastruktur fisik dengan terjun langsung
kelapangan dan menggunakan Aplikasi
Microsoft Visio untuk
mendokumentasikan topologi fisik dan
Tabel 3.3 From Pengkabelan NOC
logical
e. Analisis ketersediaan jaringan
Uplink Provider

Analisis keterseediaan jaringan uplik


provider digunakan untuk mengetahui
seberapa besar live time MTTR dan
MTBF disediakan oleh Up Link provider.
Tabel berikut adalah informasi ganguan
yang di alami oleh up link provider yang
mengakibatkan jaringan perusahaan tidak
bisa berfungsi secara normal maupun
terputus secara total.

Gambar 3.2 Topologi Logic dan Fisik


jaringan NOC

Pengambilan data uplink profider di


ambil dari catatan ganguan yang ada
pada from ganguan Perusahaan serta sms
yang terdapat pada Handphone
perusahaan. Antara bulan oktober 2012
sampai april 2013.

Informatics and Business Institute Darmajaya 190


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

Pada disain jaringan ini mengacu pada


perencanaan struktur jaringan pad gambar
3.6 pada disain ini terdapat 2 jalur utama
internet untuk backup jika koneksi
internet utama terputus yang pengaturan
rotingnya di atur oleh router pada layer
distribusi 1.main gateway berfungsi
3.2 Perencanaan Perbaikan disain dan sebagai gateway utama untuk
implementasi jaringan. menghubungkan client dengan jariingan.
Seta fungsi fugnsi lain yang terdapat pada
Perencanaan penggalihan UpLink
layer distribusi 2.
Provider dan backbone yang memiliki
Pada disain ini client terhubung dengan
SLA yang lebih diusahaan mendekasi
Main gateway menggunakan WAN MP
99% agar dapat memenuhi standar SLA
dengan menggunakan perangkat yang
pada clinet perusahaan serta memiliki
telah disediakan berupa router atau
jaminan bandwith dengan CIR 1:1 100%
wireless Router. Koneksi sesuai dengan
a. Merancang segmentasi jaringan konsidisi sebelumnya dengan
menggunakan radio link.WAN MP dapat
membentuk hirarki dan tidak ada looping
berupa switch wireless Access Point
traffic pada jaringan
Bridge dan wireless client Bridge

b. Perencanaan Alokasi IP Address

Informatics and Business Institute Darmajaya 191


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

Prencanaan ip Address pada jaringan


Manajemen jaringan untuk memonitor
merah perusahaan di bagi menjadi
jaringan dan host menggunakan aplikasi
beberapa kelompok IP dengan mengacu
cacti yang telah diinstall pada server
pada segmentasi jaringan serta disain
virtual. Server ini di temaptkan pada
jaringan secara keseluruhan berikut disain
NOC dan dapat di akses melalui jaringan
perencanaan IP address
public. Sedangakan jaringan lokal bisa
c. Perencanaan disain switcing dan langsung mengakses server langsung
routing tanpa harus melewati internet terlebih
dahulu. Sedangkan untuk memonitor
seluruh perangkat menggunakan routing
static melalui main gateway.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Implementasi Desain

Tahap implementasi disain yaitu sesuai


dengan perencanaan yang ada pada bab 3
Routing dalam jaringan menggunakan
meliputi
routing static baik dari sisi client maupun
dari NAP berikut ilistrasi perencanaan 1. Pengalihan Uplink Provider
switching dan routing. Untuk
Pada analisis ketersediaan jaringan uplink
meninimalisir brodcast domain disain ini
memang uplink mempunyai SLA dan
menggunakan Vlan.
tigkat ganguan yang sangat tinggi. Maka
d. Perencanaan manajemen jaringan dengan demikian solusinya adalah
mengganti uplink yang mempunyai SLA
yang mendekati 99%. Dalam
implementasi perusahaan membangun
link tersendiri ke uplink menggunakan

Informatics and Business Institute Darmajaya 192


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

wireless Link untuk terhubung dengan balacing yang sudah tidak digunakan
router Uplink secara langsung. Pada dalam implementasi ini. Penggunaan
Impelentasinya perusahaan tidak gateway load balancing di gantikan
menggunakan jalur backup dan dengan level service UPLink Provider
memutuskan hanya menggunakan satu dan bandwidth dengan garansi 100%.
core layer. Berikut adalah gambar 4.1
implelentasi pengalihan Uplink

3. Implementasi IP Address dan


Routing yang disesuaikan dengan
Uplink Provider yang baru.

2. Implementasi dan konfigurasi


NOC dan jaringan secara
keseluruhan sesuai dengan
perancangan NOC dan segmentasi
jaringan

Dengan digantikannya Uplink Provider


maka jaringan NOC lebih sederhana dan
banyak terjadi pengurangan network 4. Imlementasi penandaan fungsi

secara logic dan pengkabelan fisik. perangkat fisik

Berikut Gambar 4.2 implementasi NOC.


Pada layer distribusi 2 difungsikan untuk
melewatkan paket data dari main gateway
ke client. pada layer ini juga terdapat
Vlan – Vlan untuk menhubungkan router
client dengan main gateway.
Pengurangan juga ada pada router Load

Informatics and Business Institute Darmajaya 193


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

Cacti server di dalam penelitian ini di


installasi pada network yang disediakan
khusus untuk lingkungan server dalam
jaringan CV. Merah Putih untuk
memonitoring seluruh peralatan yang
berada pada jaringan. Dengan
menggunakan service SNMP, Cacti
merupakan network monitoring tooll
yang sangat baik, lengkap dan
mempunyai tampilan yang sangat
menarik. Di dalam cacti terdapat berbagai
macam monitoring. Pada penelitian ini
5. Implementasi kemanan jaringan graph yang di buat adalah interface
traffic, ping latency, memory usage, CPU
Implementasi keamanan jaringan pada
Usage, untuk keperluan monitoring
NOC difugsikan untuk melindungi sever
server, router maupun host di dalam
agar tidak bisa diakses oleh jaringan
jaringan.
public secara langsung. Firewall di
tempatkan pada Main Gateway yang
berfungsi yang akan membuat koneksi
DMZ ke server untuk jaringan public.
Sedangkan untuk jairngan local host bisa
mengakses server langsung. Pemetaan
DMZ pada main gateway dapat di lihat
pada tabel 4.3
4.2 HASIL
Berikut tabel hasil implementasi DMZ Hasil analsis ketersediaan jaringan up
pada Main gateway link provider di ambil setelah
implementasi penggantian uplink
provider di mulai tanggal 23 mei 2013
sampai dengan bulan agustus 2013. Tabel
4.4 menunjukan ketrsedian uplink
6. Implementasi manajemen
provider
jaringan.

Informatics and Business Institute Darmajaya 194


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

Pada implementasinya perusahaan


membeli bandwidth dedicate sebanyak
8Mbps 1:1 ini berarti perusahaan Grafik Setelah Penggantian Up-Link
mepunyai link 8Mbps Upload dan 8 Provider
Mbps Download secara penuh karena
tidak lagi menggunakan LoadBalancing
dengan SLA minimum yang diberikan
oleh Provider sebesar 98,5%. Dari 8
Mbps ini dibagikan ke sulruh Client
dengan berbagi produk yang telah di beli
sebelumya. Berikut adalah hasil
implementasi pembagian bandwith
Pada Fe0/E1 adalah traffik rata rata dari
berdasarkan produk kepada Client.
uplink provider sebesar 2,86 Mbps
Implementasi pembagian ke Client dapat
dengan traffik rata rata paling tinggi
di lihat pada tabel berikut.
sebesar 4.97 Mbps sedangkan Current
sebesar 4.13 Mbps.Traffik yang masuk
pada jaringan perusahaan meningkat
setelah topologi di disain ulang dan
UpLink Provider di ganti. Sedangkan
pada Fe0/E3 adalah trafik rata rata yang
diberikan kepada pelanggan 2.86 Mbps
traffik maksimum sebesar 4.78 dengan
Current sebesar 4,38 Mbps.
Grafik Sebelum Pengantian UP-Link
Data Pengukuran delay dan jitter diambil
Provider
dari gateway dengan pengiriman 1000
paket ke AP atau CPE berikut tabel

Informatics and Business Institute Darmajaya 195


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

pengukuran delay dan jitter setelah ketersediaan bandwith AP-15-03 ke CPE


implementasi disain UMM hanya 4 Mbps dengan Troughput
sebesar 2,8 Mbps dengan asumsi
pengurangan sebesar 30%, Sehingga
delay meningkat setelah link dibebani
lebih dari 2,8Mbps. Delay pada link
internet juga mengalami kenaikan karena
link ini hanya memiliki trouhgput yang
rendah karena link ini juga digunakan
oleh router loagbalancing untuk
menerusakan paket data dari main
gateway yang akan diteruskan ke link
premium Uplink provider ke internet.
Dengan paket loss pada link gateway ke
CPE-UMM sebesar 10% dan dan
gateway ke CPE-UMMPasca sebesar
15% maka topologi ini tidak di
rekomendasikan kecuali dengan
peningkatan Troughput pada link tersebut
Pada pengukuran delay dan paket lost
atau memindahkan router SM1,SM2,SM3
dari gateway ke wireless Client maupun
ke lingkungan NOC.
Router Wireless Client atau CPE setelah
implementasi semua telah memenuhi Link Provider tidak menyediakan
standar yaitu delay kurang dari 150ms bandwith dengan garansi 100% hal ini
dan jitter tidak lebih dari 30 ms serta akan menyebabkan pengaturan QOS yang
paket loss tidak lebih dari 5%. pada sulit karena besarnya bandwith internet
analisis sebelum implementasi pada tabel yang masuk ke perusahaan beubah ubah.
3.9 terjadi penurunan performa pada
1. Link gateway ke CPE-UMM
2. Link gateway ke CPE-UMM
Pasca

Hal ini terjadi karena troughput yang dari


CPE-UMM ke Acces point tidak
mencukupi. Pada tabel analisis

Informatics and Business Institute Darmajaya 196


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

(tabel 3.12) hal ini dikarenakan CPE-


UMM adalah Client dedicate yang
berlangganan sebesar 4Mbps ( tabel 3.11
) dan selain itu link ini menangani paket
premium yang di dapat dari Uplink
provider sebesar 4 Mbps dan di teruskan
ke router load balancing sebesar 4Mbps.
Hal yang sama juga terdapat pada Link
AP-SSB-01 ke CPE-UMMPasca yang
membutuhkan bandwith TX/RX sebesar
12 Mbps untuk mencapai kondisi link
normal. Dengan demikian maka hasil
delay dan jitter pada link sebelum
implementasi tidak sesuai standar dan
mengakibatkan terjadinya loss paket yang
Pengukuran ketersediaan bandwith
besar sehingga performa menurun saat
jaringan pada perangkat tujuan digunakan
link Uplink provider tidak mengalami
dengan menggunakan tolls yang terdapat
ganguan.
pada software radio access point yang
terhubung langsung dengan perangkat Kebutuhan bandwith, troughput setelah

tujuan atau perangkat client. implementasi menjadi lebih kecil


dikarenakan Penyederhanaan Topologi
Setelah implementasi topologi bandwith
jaringan yang digunakan sehingga
yang semula mempunyai ketrerangan
bandwith dari uplink provider tidak
kurang menjadi cukup hal ini terjadi pada
masuk ke link CPE-UMM dan CPE-

1. Link AP-15-03 ke CPE-UMM UMMPasca jadi perusahaan hanya


2. Link AP-SSB-01 ke CPE-UMMPasca menyediakan Link sesuai dengan
kebutuhan pelelanggan sebeesar dedicate
Sedangkan Link yang mengalami
4Mbps.
peyederhanaan terjadi pada 2 link yaitu
5. KESIMPULAN
3. Link AP-15-01 ke UMM3
1. Penggantian Uplink provider yang
4. Link AP-15-01 ke UMMC
memiliki SLA dan tingkat
Kebutuhan bandwith ke CPE-UMM ganguan yang redah
sebelumnya adalah 12 Mbps TX/RX mengakibatkan SLA yang di

Informatics and Business Institute Darmajaya 197


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

dapatkan perusahaan lebih tinggi [2] Cisco, Quality of Service Design


sehingga jaringan tidak sering Overview. http://www.cisco.com/
mengalami ganguan dan client en/US/docs/solutions/Enterprise/
tidak lagi sering mengeluh WAN_and_MAN/QoS_SRND/Q
internet putus. oSIntro.html#wp46447. 3 Juli
2. Implementasi perancangan 2013
topologi jaringan yang baru
[3] ETSI, Technical spesification,
menghasilkan segmentasi jaringan
“Telecommunications and
lebih baik dengan delay, jitter
Internet ProtocolHarmonization
yang standar sehingga berdampak
Over Networks (TIPHON);End to
pada ketersediaan bandwith point
End Quality of Service in
to point dengan kebutuhan
TIPHON Systems;Part 2:
bandwith yang jauh lebih rendah
Definition of Quality of Service
serta respon time jaringan yang
(QoS) Classes”, European
baik.
Telecommunications Standards
3. Memaksimalkan sistem
Institute 2000
manajemen jaringan seperti
monitoring, dokumentasi jaringan [4] Lammle, Todd, Cisco Certified
dan keamanan wireless maka Network Associate Study Guide
ganguan akan tercatat dengan baik (640-801), 15th ed, copyright @
sehingga kontrol dan perencanaan 2005 SYBEX Inc. 1151 Marina
kebutuhan bandwith perusahaan Village Park Way, Alameda
menjadi lebih mudah seta jaringan CA94501.
lebih aman.
[5] Jaringan Komputer.
http://id.wikipedia.org/ wiki/
Jaringan_komputer. 12 Juli 2013
DAFTAR PUSTAKA
Jitter.http://www.voiptroubleshooter.
[1] Analisis Kualitas Layanan
com/indepth/jittersources.html. 12
Jaringan Intranet
Juli 2013
http://blog.binadarma.ac.id/fatoni
[6] OppenHaimer, Priscillia.”Top-
/wp-content /uploads /2011
Down Network Disain Thrid
/04/Jurnal-QoS.pdf. 1 Juli 2013
Edition”. CiscoPress.com 2011.
12Juli 2013

Informatics and Business Institute Darmajaya 198


Muhammad Nur Ikhsanto Jurnal Informatika, Vol.16, No. 2, Desember 2016

[7] Priscilla [9] Wireless


Oppenheimer. http://www. LAN.http://id.wikipedia.org/wiki/WL
topdownbook.com . 16 Juli 2013 AN. 12 Juli 2013

[8] Wifi Architecture.


http://www.tutorial-
reports.com/wireless/wlanwifi/wifi_ar
chitecture.php . 16 juli 2013

Informatics and Business Institute Darmajaya 199

Anda mungkin juga menyukai