E-ISBN:
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1: Pendahuluan
Daftar Pustaka
Bab 1
Pendahuluan
D. Perangkat Jaringan
Perangkat jaringan adalah perangkat keras atau
perangkat lunak yang digunakan untuk menghubungkan,
mengelola, dan mengontrol jaringan komputer. Berikut
adalah beberapa contoh perangkat jaringan:
1. Switch: Perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat-perangkat dalam sebuah
jaringan dan mengirimkan data antara perangkat-
perangkat tersebut.
2. Router: Perangkat yang menghubungkan dua atau
lebih jaringan dan mengatur aliran data antar jaringan
tersebut.
3. Access Point: Perangkat yang digunakan untuk
membuat jaringan nirkabel (Wi-Fi) dan
menghubungkan perangkat nirkabel ke jaringan kabel.
4. Hub: Perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat-perangkat dalam sebuah
jaringan, namun kinerjanya lebih rendah dibandingkan
dengan switch.
5. Firewall: Perangkat atau perangkat lunak yang
digunakan untuk melindungi jaringan dari serangan
luar dan mengontrol akses ke jaringan.
6. Modem: Perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan jaringan komputer ke jaringan
internet.
7. Gateway: Perangkat atau perangkat lunak yang
digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih
jaringan yang berbeda, seperti jaringan LAN dan WAN.
8. Network Interface Card (NIC): Kartu jaringan yang
terpasang pada komputer dan berfungsi sebagai
antarmuka antara komputer dengan jaringan.
9. Server: Komputer yang berfungsi sebagai pusat data
atau sumber daya jaringan seperti file, printer, dan
aplikasi.
10. DNS Server: Server yang digunakan untuk
menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP dan
sebaliknya.
11. Load Balancer: Perangkat atau perangkat lunak yang
digunakan untuk mengatur beban lalu lintas pada
jaringan dan memastikan ketersediaan sumber daya
jaringan.
12. Proxy Server: Server yang digunakan untuk mengatur
dan memfilter lalu lintas internet pada jaringan.
13. Intrusion Detection System (IDS) dan Intrusion
Prevention System (IPS): Perangkat lunak atau
perangkat keras yang digunakan untuk mendeteksi
dan mencegah serangan pada jaringan.
Pilihan perangkat jaringan yang tepat tergantung pada
kebutuhan dan tujuan jaringan yang ingin dibangun. Setiap
perangkat memiliki fungsinya masing-masing untuk
memastikan jaringan berjalan dengan baik dan aman.
Bab 5
Pengalamatan Jaringan
Network/
1st Octet 1st Octet
Host ID Default
Class Decimal High Order
(N=Network, Subnet Mask
Range Bits
H=Host)
Catatan:
• Class A 127.0.0.0/8 -> 127.0.0.0-127.255.255.255 tidak
dapat digunakan = loopback dan diagnostik (*)
• Class B 169.254.0.0/16 -> 169.254.0.0 -
169.254.255.255 tidak dapat digunakan = untuk link
local / APIPA di WIN(**)
E. MAC Address
MAC address (Media Access Control address) adalah
alamat fisik unik yang diberikan kepada setiap perangkat
jaringan yang terhubung ke jaringan komputer. Setiap
perangkat jaringan, seperti komputer, router, atau printer,
memiliki alamat MAC yang unik yang digunakan untuk
mengidentifikasi perangkat secara unik di jaringan.
Alamat MAC terdiri dari 12 digit heksadesimal, dibagi
menjadi dua bagian, yaitu Organizational Unique Identifier
(OUI) dan Identifier Number. Bagian OUI terdiri dari enam
digit pertama dan digunakan untuk mengidentifikasi
produsen perangkat jaringan. Sedangkan bagian Identifier
Number terdiri dari enam digit yang tersisa dan unik untuk
setiap perangkat jaringan yang diproduksi oleh produsen
tersebut.
Alamat MAC digunakan oleh protokol jaringan seperti
Ethernet untuk mengatur akses ke media jaringan dan
menjamin pengiriman data yang efisien dan aman. Alamat
MAC seringkali digunakan dalam pengaturan keamanan
jaringan seperti whitelist dan blacklist, serta dapat
digunakan untuk melacak dan mengidentifikasi perangkat
jaringan dalam jaringan.
C. Subnetting
Subnetting adalah teknik untuk memecah sebuah
jaringan besar menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil
dengan tujuan mengatur penggunaan alamat IP dengan
lebih efisien dan fleksibel. Dalam subnetting, sebuah
jaringan besar dipecah menjadi beberapa subnet yang
lebih kecil dengan ukuran yang berbeda-beda, sehingga
memungkinkan administrator jaringan untuk mengelola
jaringan dengan lebih baik.
Subnetting biasanya dilakukan dengan menggunakan
subnet mask, yaitu bilangan biner yang digunakan untuk
memisahkan bagian jaringan dan bagian host dari sebuah
alamat IP. Subnet mask memungkinkan administrator
jaringan untuk menentukan ukuran subnet yang berbeda-
beda dalam jaringan yang sama.
Misalnya, sebuah jaringan dengan alamat IP
192.168.1.0/24 dapat dibagi menjadi dua subnet yang
lebih kecil dengan menggunakan subnet mask
255.255.255.128. Dengan subnet mask ini, jaringan
tersebut dapat dibagi menjadi dua subnet dengan alamat
IP 192.168.1.0/25 dan 192.168.1.128/25, masing-masing
dengan 126 host yang tersedia.
Subnetting memungkinkan administrator jaringan
untuk mengatur penggunaan alamat IP dengan lebih
efisien, karena setiap subnet hanya membutuhkan jumlah
alamat IP yang sesuai dengan jumlah host yang tersedia di
dalamnya. Selain itu, subnetting juga memungkinkan
administrator jaringan untuk mengatur traffic jaringan
dengan lebih efektif dan meningkatkan keamanan jaringan
dengan mengisolasi subnet yang berbeda.
Subnetting juga memungkinkan administrator jaringan
untuk memperluas jaringan dengan lebih mudah, karena
memungkinkan penambahan subnet baru ke jaringan yang
sudah ada tanpa perlu mengganti alamat IP yang sudah
ada. Oleh karena itu, subnetting menjadi teknik yang
sangat penting dalam pengelolaan jaringan modern.
Berikut langkah-langkah melakukan subnetting:
1. Tentukan jumlah subnet yang dibutuhkan: Pertama-
tama, tentukan jumlah subnet yang dibutuhkan dalam
jaringan Anda. Hal ini biasanya tergantung pada ukuran
jaringan, jumlah host yang tersedia, dan kebutuhan
penggunaan jaringan.
2. Tentukan jumlah host dalam setiap subnet: Setelah
menentukan jumlah subnet yang dibutuhkan, tentukan
jumlah host yang dibutuhkan dalam setiap subnet. Hal
ini juga tergantung pada kebutuhan penggunaan
jaringan, tetapi sebaiknya disesuaikan dengan jumlah
host yang diperkirakan akan terhubung ke setiap
subnet.
3. Hitung jumlah bit subnet: Setelah menentukan jumlah
subnet dan jumlah host dalam setiap subnet, hitung
jumlah bit subnet yang diperlukan untuk memisahkan
setiap subnet. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus 2^n, dimana n adalah jumlah bit
subnet yang diperlukan. Misalnya, jika Anda
memerlukan 4 subnet, maka n harus setidaknya 2,
karena 2^2 = 4.
4. Hitung subnet mask: Setelah menentukan jumlah bit
subnet yang diperlukan, hitung subnet mask yang
sesuai untuk setiap subnet. Subnet mask biasanya
dinyatakan dalam notasi desimal seperti 255.255.255.0
atau notasi CIDR seperti /24.
5. Tentukan alamat IP untuk setiap subnet: Setelah
menentukan subnet mask yang sesuai, tentukan alamat
IP untuk setiap subnet. Misalnya, jika alamat IP jaringan
Anda adalah 192.168.1.0/24 dan Anda memerlukan 4
subnet, maka alamat IP subnet pertama dapat menjadi
192.168.1.0/26, subnet kedua dapat menjadi
192.168.1.64/26, subnet ketiga dapat menjadi
192.168.1.128/26, dan subnet keempat dapat menjadi
192.168.1.192/26.
6. Validasi konfigurasi subnet: Setelah menentukan subnet
mask dan alamat IP untuk setiap subnet, validasi
konfigurasi subnet Anda dengan memastikan bahwa
setiap subnet memiliki jumlah host yang cukup dan
tidak ada overlap antara subnet.
7. Terapkan konfigurasi subnet: Terakhir, terapkan
konfigurasi subnet pada jaringan Anda dengan
mengonfigurasi perangkat jaringan seperti router dan
switch untuk mengenali subnet baru dan mengirimkan
traffic jaringan yang sesuai.