Anda di halaman 1dari 83

Perancangan dan Pengalamatan Jaringan

Novian Wahyu Setiabudi, S.Pd.


Perancangan dan Pengalamatan Jaringan

@Hak cipta dilindungi undang-undang

Penulis : Novian Wahyu Setiabudi, S.Pd.

Editor : Slamet Hardjono

Layout : Tim Layout Mutiara Aksara Desain

Sampul : Tim Desain Mutiara Aksara

Versi Elektronik, 2023

E-ISBN:

Penerbit Mutiara Aksara

Perum Sembungharjo Permai Blok B No. 5


Sembungharjo, Genuk, Semarang 50116 Telp. (024)
76587188
KATA PENGANTAR

Buku dengan judul Perancangan dan


Pengalamatan Jaringan merupakan buku panduan
yang membahas tentang cara merancang, mengatur,
dan mengelola jaringan komputer yang efisien dan
efektif. Buku ini membahas tentang konsep dasar
jaringan, termasuk topologi jaringan, teknologi
jaringan, protokol jaringan, dan perangkat jaringan.

Buku ini juga membahas tentang cara merencanakan


dan mengimplementasikan jaringan yang sesuai
dengan kebutuhan bisnis atau organisasi. Hal ini
meliputi perencanaan topologi dan arsitektur jaringan,
pengumpulan kebutuhan teknis pengguna yang
menggunakan jaringan, pengumpulan data peralatan
jaringan dengan teknologi yang sesuai, pengalamatan
jaringan, CIDR, Subnetting dan VLSM..
Buku perancangan dan pengalamatan jaringan
ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
administrator jaringan, teknisi jaringan, dan
profesional IT lainnya untuk memahami konsep dasar
jaringan dan menerapkannya dalam perancangan,
implementasi, dan pengelolaan jaringan yang efisien
dan efektif.

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab 1: Pendahuluan

Bab 2: Perencanaan Topologi dan Arsitektur Jaringan

Bab 3: Pengumpulan Kebutuhan Teknis Pengguna


yang Menggunakan Jaringan

Bab 4: Pengumpulan Data Peralatan Jaringan


dengan Teknologi yang Sesuai

Bab 5: Pengalamatan Jaringan

Bab 6: CIDR, Subnetting dan VLSM

Daftar Pustaka
Bab 1
Pendahuluan

Mata pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan berisi


kompetensi-kompetensi terkait penguasaan keahlian
teknik komputer dan jaringan. Lingkup materi pada mata
pelajaran ini meliputi perencanaan dan pengalamatan
jaringan, teknologi jaringan kabel dan nirkabel, keamanan
jaringan, pemasangan dan konfigurasi perangkat jaringan,
administrasi sistem jaringan. Mata pelajaran ini berfungsi
membekali peserta didik dengan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar memiliki bekal
yang cukup untuk masuk ke dalam dunia kerja.
Peserta didik juga dibekali kemampuan melakukan
proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran, melalui berbagai aktivitas proses saintifik
sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam
melakukan eksperimen ilmiah. Dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk memahami dan menerapkan aspek
digital consumer behaviour melalui proses menemukan
sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan
menemukan nilai-nilai baru secara mandiri.
Mata pelajaran ini juga turut berkontribusi dalam
membentuk peserta didik memiliki keahlian pada bidang
Teknik Komputer dan Jaringan, meningkatkan lebih lanjut
kemampuan berpikir komputasional, yaitu suatu cara
berpikir yang memungkinkan untuk menguraikan suatu
masalah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan
sederhana, menemukan pola masalah, serta menyusun
langkah-langkah memberikan solusi masalah yang dialami
oleh pelanggan. Penguasaan kemampuan berpikir
komputasional tersebut secara tidak langsung akan
membiasakan peserta didik bernalar kritis dalam
menghadapi permasalahan, bekerja mandiri, serta kreatif
dalam menemukan solusi permasalahan kehidupan sesuai
dengan dimensi profil pelajar Pancasila.
Mata pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan
bertujuan membekali peserta didik dengan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan (hard skills dan soft skills) sesuai
kualifikasi lulusan yang diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan sebagai berikut:
1. memahami perencanaan topologi, arsitektur jaringan,
dan pengalamatan jaringan;
2. memahami instalasi, perawatan dan perbaikan jaringan
kabel dan nirkabel, standar jaringan nirkabel, jaringan
fiber optic;
3. memahami sistem keamanan jaringan, firewall, server
autentifikasi, sistem pendeteksi dan penahan
ancaman/serangan yang masuk ke jaringan dan
kriptografi;
4. memahami pemasangan, konfigurasi, pengujian, dan
perbaikan perangkat jaringan; dan
5. memahami instalasi sistem operasi jaringan dan
konfigurasi server untuk memenuhi layanan jaringan.
Pada buku ini kita akan membahas salah satu tujuan
mata pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan yaitu
mengenai memahami perencanaan topologi, arsitektur
jaringan, dan pengalamatan jaringan, dimana merupakan
dasar untuk mempelajari jaringan komputer lebih lanjut.
Bab 2
Perencanaan Topologi dan Arsitektur Jaringan

A. Merancang topologi jaringan dan manfaatnya


Seperti ketika kita membangun rumah atau bangunan
yang lain, tentunya kita harus membuat rancangan gedung
yang akan kita bangun seperti denah dan gambar
arsitekturalnya, baik yang dibuat oleh arsitek atau hanya
berupa gambar sederhana yang kita rancang sendiri, hal ini
juga berlaku ketika kita merencanakan untuk membangun
sebuah jaringan komputer, tentunya kita juga harus
membuat rancang bangun dari sebuah jaringan yang akan
kita buat.
Mengingat bahwa salah satu sifat dasar dari sebuah
jaringan komputer adalah scalable yaitu dapat
berkembang lebih besar atau meluas serta dapat mengecil
atau menyempit sesuai dengan keperluan pengguna
jaringan komputer, oleh karena itu diperlukan pemilihan
topologi yang tepat di dalam implementasi sebuah
jaringan komputer.
Topologi jaringan merupakan rancangan atau susunan
fisik dan logis dari suatu jaringan komputer. Merancang
jaringan dengan topologi yang tepat sangatlah penting,
karena topologi akan menentukan bagaimana komputer
dan perangkat jaringan lainnya akan berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa merancang
jaringan perlu topologi:
1. Mempermudah identifikasi masalah: Dengan topologi
yang jelas, jika terjadi masalah pada jaringan, maka
bisa dengan mudah dilakukan identifikasi sumber
masalah dan memperbaikinya.
2. Mempermudah pemeliharaan jaringan: Dengan
topologi yang jelas, pemeliharaan jaringan akan lebih
mudah dilakukan. Hal ini karena dengan topologi yang
jelas, kita bisa mengetahui dengan tepat letak
perangkat jaringan, sehingga memudahkan dalam
memeriksa dan memelihara perangkat tersebut.
3. Mengoptimalkan kinerja jaringan: Dengan topologi
yang tepat, kinerja jaringan akan menjadi lebih baik.
Topologi yang tepat akan memastikan bahwa data
dapat dikirim dengan cepat dan efisien antar
perangkat jaringan.
4. Menentukan tipe kabel yang digunakan: Topologi juga
akan menentukan jenis kabel yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat jaringan. Misalnya,
topologi bus membutuhkan kabel yang berbeda
dengan topologi star.
5. Menentukan pengaturan alamat IP: Topologi juga
akan mempengaruhi pengaturan alamat IP. Setiap
perangkat pada jaringan membutuhkan alamat IP
yang unik. Topologi akan menentukan bagaimana
alamat IP akan diatur dan diberikan pada setiap
perangkat jaringan.
Dengan demikian, merancang jaringan dengan
topologi yang tepat sangatlah penting. Topologi yang tepat
akan memastikan bahwa jaringan dapat berfungsi dengan
baik dan memudahkan dalam pemeliharaan dan perbaikan
jaringan jika terjadi masalah.
Topologi jaringan memainkan peran penting dalam
merancang dan mengelola jaringan komputer. Pilihan
topologi yang tepat dapat membantu memastikan
kecepatan, keamanan, dan ketersediaan data yang optimal
di dalam jaringan.

B. Definisi topologi jaringan komputer


Topologi jaringan komputer jaringan didefinisikan
sebagai suatu teknis, cara dan aturan di dalam merangkai
dan menghubungkan berbagai komputer dan perangkat
terhubung lainnya ke dalam sebuah jaringan komputer,
sehingga membentuk sebuah hubungan yang bersifat
geometris (I putu Agus 2015:18). Topologi ini bersifat
sebuah rancangan atau desain, yang dapat
diimplementasikan secara langsung melalui sejumlah
perangkat keras penghubung pada jaringan komputer.
Topologi dapat juga diartikan sebagai layout atau
arsitektur atau diagram jaringan komputer (Iwan Sofana,
2013:7). Topologi merupakan suatu aturan/rules
bagaimana menghubungkan komputer (node) secara fisik.
Topologi berkaitan dengan cara komponen-komponen
jaringan (seperti: server, workstation, router, switch) saling
berkomunikasi melalui media transmisi data. Ketika kita
memutuskan untuk memilih suatu topologi maka kita
perlu mengikuti spesifikasi yang diberlakukan atas topologi
tersebut.
Topologi jaringan adalah susunan atau pola koneksi
fisik dan logis dari perangkat-perangkat jaringan seperti
komputer, router, switch, dan perangkat jaringan lainnya.
Topologi jaringan menjelaskan bagaimana perangkat-
perangkat tersebut terhubung satu sama lain untuk
berkomunikasi dan bertukar data.
Ada dua kategori topologi, yaitu physical topology
(topologi fisik) dan logical topology (topologi logika).
Topologi fisik berkaitan dengan layout atau bentuk jaringan.
Topologi fisik berarti penempatan elemen jaringan,
termasuk lokasi perangkat atau tata letak kabel. Topologi
logika memetakan aliran data, terlepas dari tata letak
fisiknya, berarti topologi logika berkaitan dengan
bagaimana data mengalir di dalam topologi fisik.
Topologi fisik dan logik adalah dua konsep penting
dalam jaringan komputer. Meskipun keduanya terkait
dengan cara menghubungkan perangkat dalam jaringan,
ada perbedaan antara keduanya:
1. Topologi Fisik: Merupakan tata letak fisik atau
tampilan fisik dari jaringan. Topologi fisik menjelaskan
bagaimana perangkat-perangkat dalam jaringan
dihubungkan satu sama lain, seperti kabel, konektor,
dan perangkat jaringan lainnya.
Contohnya: Topologi fisik ring, yang menghubungkan
setiap perangkat dalam jaringan pada sebuah
lingkaran. Topologi fisik star, yang menghubungkan
setiap perangkat pada satu titik pusat. Topologi fisik
bus, yang menghubungkan setiap perangkat pada satu
jalur utama.
2. Topologi Logik: Merupakan tata letak logis atau pola
data yang mengalir melalui jaringan. Topologi logik
menjelaskan cara data dikirimkan dari satu perangkat
ke perangkat lain dalam jaringan.
Contohnya: Topologi logik star, yang memungkinkan
data untuk dikirimkan langsung antara perangkat yang
terhubung ke titik pusat. Topologi logik bus, yang
memungkinkan data untuk dikirimkan ke seluruh
jaringan melalui jalur utama.
Perbedaan penting lainnya antara topologi fisik dan
logik adalah bahwa topologi fisik menggambarkan
bagaimana perangkat dihubungkan secara fisik, sedangkan
topologi logik menjelaskan bagaimana data dikirimkan
melalui jaringan. Dalam beberapa kasus, topologi fisik dan
logik mungkin sama, seperti dalam topologi fisik bintang
dan topologi logik bintang. Namun, dalam beberapa kasus,
topologi fisik dan logik mungkin berbeda, seperti dalam
topologi fisik bus dan topologi logik ring.

C. Jenis topologi pada jaringan komputer


Topologi jaringan adalah tata letak atau cara
menghubungkan perangkat-perangkat dalam jaringan
komputer. Ada beberapa jenis topologi jaringan, yaitu:
1. Topologi Bus
Topologi bus adalah salah satu jenis topologi jaringan
komputer yang terdiri dari seluruh perangkat dihubungkan
ke sebuah kabel tunggal yang disebut dengan backbone
atau bus. Setiap perangkat terhubung ke bus melalui
sebuah konektor atau interface yang disebut dengan T-
connector atau drop cable. Dalam topologi bus, jika terjadi
kegagalan pada kabel backbone atau T-connector, maka
seluruh jaringan dapat terganggu. Topologi bus biasanya
digunakan dalam jaringan kecil hingga menengah.

Gambar 1. Topologi Bus


(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_networ
k/computer_network_topologies.htm)
Topologi Bus adalah salah satu jenis topologi jaringan
komputer. Topologi ini memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih
topologi ini untuk jaringan komputer.
Kelebihan Topologi Bus:
a. Biaya yang rendah: Topologi bus relatif murah karena hanya
membutuhkan sedikit kabel dan tidak memerlukan
perangkat jaringan tambahan seperti switch atau hub.
b. Mudah untuk diimplementasikan: Topologi bus mudah
diimplementasikan karena hanya memerlukan kabel tunggal
dan tidak memerlukan konfigurasi yang rumit.
c. Mudah untuk diperluas: Topologi bus mudah untuk
diperluas karena hanya memerlukan penambahan kabel
saja.
d. Efisien untuk jaringan kecil: Topologi bus efisien untuk
jaringan kecil hingga menengah karena memerlukan sedikit
perangkat jaringan dan tidak memerlukan konfigurasi yang
rumit.
Kekurangan Topologi Bus:
a. Rendahnya performa: Kinerja topologi bus menurun ketika
jumlah perangkat dalam jaringan meningkat.
b. Masalah isolasi: Ketika terjadi masalah pada jaringan, isolasi
masalah menjadi sulit karena semua perangkat dihubungkan
pada jalur yang sama.
c. Rendahnya keamanan: Topologi bus memiliki tingkat
keamanan yang rendah karena semua perangkat
dihubungkan pada jalur yang sama, sehingga mudah disadap
atau diintervensi.
d. Tidak cocok untuk jaringan besar: Topologi bus tidak cocok
untuk jaringan yang sangat besar karena performanya
menurun ketika jumlah perangkat dalam jaringan
meningkat.
Dalam kesimpulannya, Topologi Bus cocok untuk
jaringan yang kecil dan sederhana, tetapi kurang cocok
untuk jaringan yang besar dan kompleks. Selain itu,
topologi bus juga tidak cocok untuk jaringan yang
memerlukan tingkat keamanan yang tinggi karena rentan
terhadap serangan atau gangguan.
2. Topologi Star
Topologi star adalah salah satu jenis topologi jaringan
komputer di mana seluruh perangkat terhubung ke sebuah
pusat (central hub atau switch) melalui kabel twisted pair
atau serat optik. Setiap perangkat memiliki koneksi
langsung ke pusat, dan tidak terhubung langsung ke
perangkat lain dalam jaringan. Dalam topologi star, jika
terjadi kegagalan pada kabel atau konektor yang
menghubungkan perangkat dengan pusat, maka hanya
perangkat tersebut yang terkena dampak, sementara
perangkat lain dalam jaringan masih dapat beroperasi
dengan normal.
Pada topologi star, setiap perangkat dihubungkan ke
satu titik pusat atau hub. Data dikirimkan dari perangkat
ke hub dan kemudian ke perangkat tujuan. Topologi star
lebih umum digunakan dalam jaringan besar karena
mudah dikelola dan memungkinkan mudahnya
menambahkan atau menghapus perangkat.
Topologi star sering digunakan dalam jaringan lokal
(LAN) kecil hingga menengah, dan juga dalam jaringan
area luas (WAN) dengan konfigurasi tertentu. Topologi star
juga digunakan dalam jaringan nirkabel (wireless network)
dengan pusat berupa access point, yang memungkinkan
koneksi wireless antara perangkat dengan pusat.
Gambar 2. Topologi Star
(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_networ
k/computer_network_topologies.htm)
Topologi star adalah salah satu jenis topologi jaringan
yang umum digunakan. Topologi ini memiliki kelebihan
dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum
memilih untuk digunakan dalam jaringan komputer.
Kelebihan Topologi Star:
a. Mudah dikelola: Topologi star mudah dikelola karena
setiap perangkat dihubungkan langsung ke pusat atau
switch. Hal ini memudahkan administrator jaringan
untuk mengelola dan memonitor setiap perangkat di
jaringan.
b. Tingkat keamanan yang tinggi: Topologi star memiliki
tingkat keamanan yang lebih tinggi karena setiap
perangkat dihubungkan langsung ke switch. Hal ini
membuat sulit bagi penyerang untuk mengakses atau
merusak seluruh jaringan.
c. Kinerja yang baik: Topologi star memiliki kinerja yang
baik karena setiap perangkat dihubungkan langsung ke
switch. Hal ini memungkinkan komunikasi antara
perangkat yang cepat dan efisien.
d. Skalabilitas yang baik: Topologi star mudah untuk
diperluas dengan menambahkan switch baru ke dalam
jaringan. Hal ini membuat topologi star cocok untuk
jaringan yang membutuhkan skalabilitas yang baik.
Kekurangan Topologi Star:
a. Biaya yang tinggi: Topologi star memerlukan banyak
kabel dan switch, sehingga biayanya lebih tinggi
dibandingkan dengan topologi bus atau ring.
b. Poin kegagalan tunggal: Jika switch pusat mengalami
kerusakan, maka seluruh jaringan akan terputus. Hal ini
membuat topologi star rentan terhadap poin kegagalan
tunggal.
c. Ketergantungan pada switch pusat: Topologi star
bergantung pada switch pusat. Jika switch pusat
mengalami masalah, maka seluruh jaringan akan
terganggu.
d. Performa menurun ketika jumlah perangkat meningkat:
Topologi star memiliki kinerja yang menurun ketika
jumlah perangkat dalam jaringan meningkat.
Dalam kesimpulannya, Topologi star merupakan
pilihan yang baik untuk jaringan kecil hingga menengah
yang memerlukan tingkat keamanan yang tinggi dan
skalabilitas yang baik. Namun, topologi star kurang cocok
untuk jaringan yang sangat besar dan kompleks karena
biayanya yang tinggi dan rentan terhadap poin kegagalan
tunggal.
3. Topologi Ring
Topologi ring adalah salah satu jenis topologi jaringan
komputer di mana seluruh perangkat terhubung dalam
bentuk lingkaran atau sirkuit tertutup, di mana setiap
perangkat terhubung ke perangkat tetangganya sehingga
membentuk suatu rangkaian.
Dalam topologi ring, data dikirim dalam bentuk paket
melalui sirkuit tertutup secara searah. Ketika sebuah
perangkat menerima paket data, perangkat tersebut akan
memeriksa alamat tujuan pada paket data dan
memutuskan apakah harus mengirim paket data ke
perangkat selanjutnya atau memproses paket tersebut
secara langsung.
Topologi ring sering digunakan dalam jaringan area
kecil hingga menengah seperti LAN, dan juga dalam
jaringan area luas seperti MAN (Metropolitan Area
Network) atau WAN (Wide Area Network). Topologi ring
juga digunakan dalam jaringan telepon seluler (cellular
network) dengan konfigurasi tertentu.

Gambar 3. Topologi Ring


(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_networ
k/computer_network_topologies.htm)
Topologi ini memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih
topologi ini untuk jaringan komputer.
Kelebihan Topologi Ring:
a. Kinerja yang baik: Topologi ring memiliki kinerja yang
baik karena setiap perangkat dihubungkan secara serial
ke jaringan. Hal ini memungkinkan komunikasi antara
perangkat yang cepat dan efisien.
b. Mudah diperluas: Topologi ring mudah diperluas karena
hanya memerlukan penambahan kabel dan tidak
memerlukan konfigurasi yang rumit.
c. Tidak rentan terhadap tabrakan: Topologi ring tidak
rentan terhadap tabrakan paket data seperti pada
topologi bus.
d. Tidak bergantung pada switch: Topologi ring tidak
bergantung pada switch atau perangkat pusat lainnya.
Hal ini membuat topologi ring lebih tahan terhadap
kegagalan.
Kekurangan Topologi Ring:
a. Poin kegagalan tunggal: Jika ada masalah pada satu
perangkat dalam topologi ring, seluruh jaringan dapat
terganggu. Hal ini membuat topologi ring rentan
terhadap poin kegagalan tunggal.
b. Isolasi masalah yang sulit: Jika ada masalah pada
jaringan, isolasi masalah menjadi sulit karena semua
perangkat dihubungkan dalam lingkaran yang sama.
c. Tidak efisien untuk jaringan besar: Topologi ring kurang
efisien untuk jaringan yang sangat besar karena setiap
paket data harus melewati setiap perangkat dalam
jaringan sebelum mencapai tujuannya.
d. Biaya yang tinggi: Topologi ring memerlukan lebih
banyak kabel daripada topologi bus atau star, sehingga
biayanya lebih tinggi.
Dalam kesimpulannya, Topologi Ring merupakan
pilihan yang baik untuk jaringan kecil hingga menengah
yang memerlukan kinerja yang baik dan mudah diperluas.
Namun, topologi ring kurang cocok untuk jaringan yang
sangat besar dan kompleks karena rentan terhadap poin
kegagalan tunggal dan memerlukan biaya yang tinggi.
4. Topologi Tree
Topologi tree adalah salah satu jenis topologi jaringan
komputer yang mirip dengan topologi bus dan topologi
star. Dalam topologi tree, seluruh perangkat terhubung ke
sebuah perangkat pusat yang disebut dengan root, dan
perangkat tersebut juga terhubung dengan perangkat lain
dalam jaringan untuk membentuk suatu struktur pohon
atau hierarki.
Dalam topologi tree, setiap perangkat yang terhubung
ke perangkat pusat (root) memiliki perangkat lain yang
terhubung kepadanya, membentuk cabang-cabang pohon.
Setiap perangkat cabang memiliki satu atau lebih
perangkat anak (child) yang terhubung kepadanya.
Topologi tree atau topologi hierarchical, juga dikenal
sebagai topologi bus-bintang. Pada topologi tree,
beberapa topologi star dihubungkan melalui jalur utama
atau bus. Topologi tree umumnya digunakan dalam
jaringan yang luas dan kompleks
Topologi tree sering digunakan dalam jaringan yang
besar dan kompleks seperti LAN dan WAN. Topologi tree
juga digunakan dalam jaringan nirkabel dengan konfigurasi
tertentu seperti mesh network.
Gambar 4. Topologi Tree
(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_networ
k/computer_network_topologies.htm)
Topologi Tree, juga dikenal sebagai topologi
Hierarchical, adalah kombinasi dari dua atau lebih topologi
jaringan, yaitu topologi bus dan star. Topologi ini memiliki
kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan
sebelum memilih untuk digunakan dalam jaringan
komputer.
Kelebihan Topologi Tree:
a. Skalabilitas yang baik: Topologi tree mudah untuk
diperluas dengan menambahkan switch baru ke dalam
jaringan. Hal ini membuat topologi tree cocok untuk
jaringan yang membutuhkan skalabilitas yang baik.
b. Struktur Hierarchical: Topologi tree memiliki struktur
hierarki, sehingga memungkinkan jaringan terbagi
menjadi beberapa sub-jaringan yang lebih kecil. Hal ini
memudahkan administrator jaringan untuk mengelola
dan memonitor setiap sub-jaringan.
c. Kinerja yang baik: Topologi tree memiliki kinerja yang
baik karena setiap perangkat dihubungkan langsung ke
switch. Hal ini memungkinkan komunikasi antara
perangkat yang cepat dan efisien.
d. Tingkat keamanan yang tinggi: Topologi tree memiliki
tingkat keamanan yang lebih tinggi karena setiap
perangkat dihubungkan langsung ke switch. Hal ini
membuat sulit bagi penyerang untuk mengakses atau
merusak seluruh jaringan.
Kekurangan Topologi Tree:
a. Biaya yang tinggi: Topologi tree memerlukan banyak
kabel dan switch, sehingga biayanya lebih tinggi
dibandingkan dengan topologi bus atau star.
b. Poin kegagalan tunggal: Jika switch pusat mengalami
kerusakan, maka seluruh jaringan akan terputus. Hal ini
membuat topologi tree rentan terhadap poin kegagalan
tunggal.
c. Ketergantungan pada switch pusat: Topologi tree
bergantung pada switch pusat. Jika switch pusat
mengalami masalah, maka seluruh jaringan akan
terganggu.
d. Konfigurasi yang kompleks: Konfigurasi topologi tree
lebih kompleks daripada topologi bus atau star.
Dalam kesimpulannya, Topologi Tree merupakan
pilihan yang baik untuk jaringan yang membutuhkan
struktur hierarki, skalabilitas yang baik, dan tingkat
keamanan yang tinggi. Namun, topologi tree kurang cocok
untuk jaringan yang sangat besar dan kompleks karena
biayanya yang tinggi dan rentan terhadap poin kegagalan
tunggal.
5. Topologi Mesh
Topologi mesh adalah salah satu jenis topologi jaringan
komputer di mana setiap perangkat terhubung langsung
dengan seluruh perangkat lain dalam jaringan. Dalam
topologi mesh, setiap perangkat berfungsi sebagai pengirim
dan penerima data, sehingga setiap perangkat dapat
mengirim dan menerima data dengan perangkat lain secara
langsung tanpa harus melewati perangkat lain di antaranya.
Pada topologi mesh, setiap perangkat dihubungkan
langsung ke perangkat lainnya dalam jaringan. Hal ini
memungkinkan setiap perangkat memiliki beberapa jalur
koneksi ke perangkat lain, sehingga jika satu jalur terputus,
data masih dapat dikirimkan melalui jalur lain. Topologi mesh
digunakan dalam jaringan besar dan kompleks.
Topologi mesh sering digunakan dalam jaringan besar
dan kompleks seperti WAN dan Internet, atau dalam
jaringan nirkabel seperti ad-hoc network atau sensor
network.
Gambar 5. Topologi Mesh
(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_networ
k/computer_network_topologies.htm)
Secara umum, dilihat dari keterhubungan antar
komputer didalamnya, jenis koneksi pada topologi mesh
terdiri atas dua jenis, yaitu:
a. Topologi Mesh Fully Connected
Topologi mesh full connected memiliki ciri utama
dimana semua komputer didalamnya saling terhubung
satu sama lain secara penuh (fully connected). Misalkan
apabila terdapat sepuluh buah komputer di dalam topologi
mesh, maka setiap komputer di dalamnya akan terhubung
ke sembilan buah komputer lainnya.
Gambar 6 menunjukkan sebuah contoh dari enam buah
komputer yang menggunakan topologi mesh fully
connected, dimana ke-enam komputer saling terhubung
satu sama lain secara penuh. Jika dilihat secara sekilas
hamper mirip dengan topologi peer to peer (P2P).
b. Topologi Mesh Partial Connected
Topologi mesh partial connected memiliki ciri utama di
mana tidak semua komputer di dalamnya saling terhubung
satu sama lain (partial). Gambar 7 menunjukkan empat
buah komputer yang menggunakan topologi mesh partial
connected.

Gambar 6. Topologi Full Mesh dan Partial Mesh


(sumber: https://adammuiz.com/topologi-mesh/)
Topologi mesh adalah jenis topologi jaringan di mana
setiap perangkat dihubungkan langsung ke setiap
perangkat lain di jaringan. Ini membuat setiap perangkat
memiliki beberapa jalur koneksi ke perangkat lain. Berikut
adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari topologi
mesh:
Kelebihan Topologi Mesh:
a. Redundansi dan toleransi kesalahan yang tinggi: Karena
setiap perangkat dihubungkan langsung ke perangkat
lain, topologi mesh memberikan toleransi kesalahan
yang tinggi dan keandalan yang lebih baik. Jika terjadi
kegagalan koneksi, data dapat dikirimkan melalui jalur
alternatif, sehingga meminimalkan waktu down dan
kerugian data.
b. Kinerja yang tinggi: Topologi mesh memberikan kinerja
yang sangat baik karena setiap perangkat memiliki
beberapa jalur koneksi ke perangkat lainnya. Ini
memungkinkan data untuk dikirimkan lebih cepat dan
lebih efisien.
c. Keamanan yang tinggi: Topologi mesh memberikan
tingkat keamanan yang tinggi karena tidak ada satu titik
pusat yang mudah untuk diserang atau diretas.
Kekurangan Topologi Mesh:
a. Biaya yang tinggi: Topologi mesh memerlukan lebih
banyak kabel dan perangkat keras yang berarti biayanya
cenderung lebih tinggi daripada topologi jaringan
lainnya.
b. Konfigurasi yang kompleks: Topologi mesh memerlukan
konfigurasi yang kompleks dan membutuhkan
pengelolaan yang lebih cermat, sehingga memerlukan
tenaga ahli yang lebih terampil dan mahal.
c. Skalabilitas yang terbatas: Topologi mesh sulit untuk
diperluas secara horizontal karena setiap perangkat
harus terhubung ke setiap perangkat lainnya di jaringan.
Dalam kesimpulan, topologi mesh cocok untuk
jaringan kecil hingga menengah yang memerlukan tingkat
keamanan, toleransi kesalahan dan kinerja yang tinggi.
Namun, topologi mesh bukanlah pilihan yang tepat untuk
jaringan yang sangat besar karena biayanya yang tinggi
dan konfigurasi yang kompleks.
6. Topologi Hybrid
Topologi hybrid adalah gabungan dari dua atau lebih
jenis topologi jaringan yang berbeda, seperti topologi star,
bus, ring, atau mesh. Dalam topologi hybrid, bagian-bagian
jaringan yang berbeda dihubungkan bersama untuk
membentuk sebuah jaringan yang lebih besar dan lebih
kompleks.
Contoh topologi hybrid adalah campuran antara
topologi star dan bus. Pada topologi ini, beberapa jaringan
star dihubungkan ke sebuah jaringan bus. Setiap jaringan
star terhubung ke jaringan bus melalui sebuah hub atau
switch yang berfungsi sebagai pusat dari topologi star.
Dalam topologi hybrid ini, kelebihan dari topologi star
dapat memberikan koneksi yang stabil dan tidak terputus,
sementara kelebihan dari topologi bus dapat
meningkatkan skalabilitas dan fleksibilitas jaringan.
Topologi hybrid sering digunakan dalam jaringan besar
yang memerlukan kinerja tinggi, toleransi kesalahan yang
tinggi, dan kemampuan skalabilitas. Namun, implementasi
topologi hybrid memerlukan konfigurasi yang kompleks
dan memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan
dengan topologi jaringan tunggal. Oleh karena itu,
organisasi harus mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian dari topologi hybrid sebelum memutuskan untuk
menggunakannya dalam jaringan mereka.

Gambar 7. Topologi Hybrid


(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_networ
k/computer_network_topologies.htm)
Topologi hybrid adalah kombinasi dari dua atau lebih
jenis topologi jaringan yang berbeda. Ini memungkinkan
organisasi untuk memanfaatkan kelebihan setiap jenis
topologi yang digunakan dan mengatasi kekurangan dari
setiap jenis topologi. Berikut adalah beberapa kelebihan
dan kekurangan dari topologi hybrid:
Kelebihan Topologi Hybrid:
a. Toleransi kesalahan yang tinggi: Dalam topologi hybrid,
jika terjadi kegagalan pada salah satu bagian jaringan,
maka bagian lainnya masih dapat beroperasi dan
memberikan koneksi jaringan yang stabil dan tidak
terputus.
b. Kinerja yang baik: Topologi hybrid dapat meningkatkan
kinerja jaringan dengan menggunakan topologi yang
lebih cocok untuk setiap area jaringan. Misalnya,
topologi ring dapat digunakan di area yang memerlukan
kinerja tinggi, sementara topologi star dapat digunakan
di area yang memerlukan fleksibilitas.
c. Skalabilitas yang baik: Topologi hybrid dapat dengan
mudah diperluas dan disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi. Misalnya, jika organisasi ingin menambahkan
beberapa perangkat, maka mereka dapat
menambahkan topologi bus ke dalam topologi hybrid
untuk mengakomodasi penambahan tersebut.
Kekurangan Topologi Hybrid:
a. Biaya yang tinggi: Karena topologi hybrid menggunakan
lebih dari satu jenis topologi, biaya implementasi dan
perawatannya cenderung lebih tinggi daripada topologi
jaringan tunggal.
b. Konfigurasi yang kompleks: Topologi hybrid
memerlukan konfigurasi yang kompleks dan
memerlukan tenaga ahli yang terampil untuk mengatur
dan memelihara.
c. Kerentanan terhadap kesalahan konfigurasi: Karena
topologi hybrid terdiri dari beberapa jenis topologi,
kesalahan konfigurasi dapat terjadi dan menyebabkan
gangguan pada seluruh jaringan.
Dalam kesimpulan, topologi hybrid dapat memberikan
keuntungan yang besar bagi organisasi dengan
menggabungkan kelebihan dari beberapa jenis topologi.
Namun, penggunaan topologi hybrid juga memerlukan
biaya yang lebih tinggi dan konfigurasi yang kompleks.
Oleh karena itu, organisasi harus mempertimbangkan
dengan cermat sebelum memutuskan untuk menggunakan
topologi hybrid dalam jaringan mereka.

D. Arsitektur Jaringan Komputer


Arsitektur jaringan komputer mengacu pada cara
sebuah jaringan komputer dibangun dan diatur. Ada
beberapa jenis arsitektur jaringan komputer yang umum
digunakan, di antaranya:
1. Arsitektur Jaringan Peer-to-Peer: dalam arsitektur
ini, setiap komputer memiliki akses yang sama ke
sumber daya jaringan. Tidak ada server sentral yang
mengatur atau mengelola koneksi dan sumber daya.
Sebaliknya, setiap komputer bertindak sebagai server
dan klien secara bersamaan, memungkinkan berbagi
file dan printer antara komputer.

Gambar 8. Jaringan Peer-to-peer/Point-to-Point


(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_n
etwork/computer_network_topologies.htm)
2. Arsitektur Jaringan Klien-Server: dalam arsitektur ini,
ada satu atau beberapa server sentral yang mengatur
dan mengelola koneksi dan sumber daya jaringan.
Komputer-komputer lain yang terhubung ke jaringan
berperan sebagai klien, mengakses sumber daya yang
dikelola oleh server. Arsitektur ini sering digunakan
dalam jaringan bisnis dan organisasi yang lebih besar.
Gambar 9. Jaringan Client-Server
(sumber:
http://www.tcpipguide.com/free/t_NetworkStructuralModelsandC
lientServerandPeertoPee-3.htm#)
3. Arsitektur Jaringan Nirkabel: arsitektur ini
menggunakan teknologi nirkabel seperti Wi-Fi untuk
menghubungkan komputer dan perangkat lain ke
jaringan. Arsitektur ini memungkinkan fleksibilitas
dalam pengaturan dan mobilitas perangkat, namun
kecepatan dan keamanannya dapat menjadi kendala.
4. Arsitektur Jaringan Global: arsitektur ini adalah
jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia,
menggunakan infrastruktur Internet sebagai dasar.
Arsitektur ini memungkinkan komunikasi dan
pertukaran data yang cepat antara lokasi di seluruh
dunia.
5. Arsitektur Jaringan Sistem Terdistribusi: dalam
arsitektur ini, sumber daya jaringan terdistribusi di
antara beberapa komputer yang saling terhubung.
Setiap komputer memiliki tugas khusus dan
bertanggung jawab atas bagian dari sumber daya
jaringan, seperti penyimpanan data atau pemrosesan.
6. Arsitektur Jaringan Cloud: dalam arsitektur ini, sumber
daya jaringan seperti server dan penyimpanan data
disediakan melalui jaringan Internet oleh penyedia
layanan cloud. Pengguna dapat mengakses sumber
daya ini dari mana saja di seluruh dunia dengan
koneksi internet, tanpa perlu memiliki infrastruktur
jaringan sendiri.
Setiap jenis arsitektur jaringan komputer memiliki
kelebihan dan kelemahan yang berbeda, dan pemilihan
jenis arsitektur yang tepat harus dipertimbangkan
berdasarkan kebutuhan pengguna dan tujuan jaringan.
E. Jenis Jaringan Komputer
Jenis-jenis jaringan komputer berdasarkan cakupan
geografisnya:
1. PAN (Personal Area Network) adalah jaringan
komputer yang digunakan untuk menghubungkan
perangkat-perangkat komputer milik satu orang,
seperti komputer laptop, smartphone, dan perangkat
lainnya yang berada dalam jarak yang sangat dekat,
biasanya hanya dalam satu ruangan. Contoh teknologi
PAN adalah Bluetooth dan Infrared.

Gambar 10. Jaringan PAN (Personal Area Network)


(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_n
etwork/computer_network_types.htm)
2. LAN (Local Area Network) adalah jaringan komputer
yang digunakan untuk menghubungkan komputer-
komputer dalam satu area atau gedung yang relatif
kecil, seperti dalam suatu kampus, gedung
perkantoran, atau rumah. LAN dapat dihubungkan
menggunakan kabel atau teknologi nirkabel seperti
Wi-Fi. LAN biasanya digunakan untuk berbagi sumber
daya seperti printer dan file antar komputer.

Gambar 11. Jaringan LAN (Local Area Network)


(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_n
etwork/computer_network_types.htm)
3. MAN (Metropolitan Area Network) adalah jaringan
komputer yang mencakup area geografis yang lebih
besar dari LAN, seperti dalam satu kota atau wilayah
metropolitan. MAN dapat digunakan untuk
menghubungkan beberapa kampus universitas atau
beberapa kantor dalam satu kota. MAN biasanya
menggunakan teknologi nirkabel dan kabel serat
optik.
Gambar 12. Jaringan MAN (Metropolitan Area
Network)
(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_n
etwork/computer_network_types.htm)
4. WAN (Wide Area Network) adalah jaringan komputer
yang mencakup area geografis yang sangat besar,
seperti antar kota, antar negara, atau bahkan antar
benua. WAN menggunakan teknologi nirkabel dan
kabel serat optik untuk menghubungkan komputer
dan jaringan di berbagai lokasi di seluruh dunia.
Contoh WAN adalah internet, jaringan telepon seluler,
dan jaringan satelit.
Gambar 13. Jaringan WAN (Wide Area Network)
(sumber:
https://www.tutorialspoint.com/data_communication_computer_n
etwork/computer_network_types.htm)
Pilihan jenis jaringan yang tepat tergantung pada
ukuran dan tujuan jaringan yang ingin dibangun. PAN dan
LAN biasanya digunakan untuk keperluan pribadi atau
kecil, sedangkan MAN dan WAN biasanya digunakan untuk
keperluan bisnis atau organisasi yang lebih besar.
Bab 3
Pengumpulan Kebutuhan Teknis Pengguna yang
Menggunakan Jaringan

A. Proses Pengumpulan Kebutuhan Teknis Pengguna


yang Menggunakan Jaringan
Pengumpulan kebutuhan teknis pengguna yang
menggunakan jaringan adalah proses untuk
mengidentifikasi dan memahami kebutuhan teknis dari
para pengguna yang akan menggunakan jaringan.
Kebutuhan teknis tersebut meliputi berbagai hal seperti
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),
sistem operasi, dan protokol jaringan yang digunakan.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan
dalam pengumpulan kebutuhan teknis pengguna yang
menggunakan jaringan:
1. Identifikasi jenis pengguna dan fungsinya.
Tentukan siapa saja pengguna yang akan menggunakan
jaringan dan apa fungsinya dalam organisasi atau bisnis.
Hal ini akan membantu memahami kebutuhan dan
persyaratan masing-masing pengguna.
2. Tentukan aplikasi yang digunakan.
Tentukan aplikasi atau program yang akan dijalankan di
jaringan, baik itu aplikasi bisnis, aplikasi produktivitas,
atau aplikasi lainnya. Hal ini akan membantu
memahami persyaratan kinerja jaringan dan perangkat
keras yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi
tersebut.
3. Tentukan jumlah pengguna dan lokasi.
Tentukan jumlah pengguna yang akan menggunakan
jaringan dan lokasi mereka. Hal ini akan membantu
dalam merencanakan kapasitas jaringan dan desain
topologi jaringan yang tepat.
4. Tentukan jenis perangkat keras. Tentukan jenis
perangkat keras yang akan digunakan oleh pengguna,
seperti komputer, laptop, printer, dan perangkat
lainnya. Hal ini akan membantu dalam merencanakan
persyaratan perangkat keras dan memastikan bahwa
jaringan dapat mendukung semua perangkat yang
digunakan.
5. Tentukan persyaratan koneksi jaringan.
Tentukan persyaratan koneksi jaringan yang dibutuhkan
oleh pengguna, seperti kecepatan dan bandwidth. Hal
ini akan membantu dalam merencanakan kapasitas
jaringan dan menentukan jenis teknologi jaringan yang
tepat.
6. Tentukan keamanan jaringan.
Tentukan persyaratan keamanan jaringan yang
dibutuhkan oleh pengguna, seperti proteksi terhadap
serangan cyber dan pengamanan data. Hal ini akan
membantu dalam merencanakan solusi keamanan yang
tepat untuk jaringan.
Setelah kebutuhan teknis pengguna terkumpul,
langkah selanjutnya adalah merencanakan dan mendesain
jaringan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Proses ini meliputi penentuan jenis topologi jaringan,
pemilihan perangkat keras dan lunak, dan implementasi
solusi keamanan yang tepat.

B. Life Cycle Jaringan


Life cycle jaringan (network life cycle) mengacu pada
serangkaian tahapan yang terjadi pada sebuah jaringan
komputer sepanjang masa penggunaannya. Tahapan-
tahapan tersebut mencakup perencanaan, perancangan,
implementasi, operasi, pemeliharaan, dan penghapusan.
Dalam setiap tahapan, terdapat beberapa aktivitas dan
tugas yang harus dilakukan agar jaringan dapat berfungsi
secara optimal.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-
masing tahapan dalam life cycle jaringan:
1. Perencanaan
Tahapan perencanaan merupakan tahapan awal dalam
pembangunan sebuah jaringan. Pada tahapan ini,
dilakukan analisis kebutuhan pengguna, perencanaan
anggaran, dan penentuan arsitektur jaringan yang akan
dibangun. Selain itu, pada tahapan ini juga dilakukan
pemilihan vendor, pemilihan teknologi yang akan
digunakan, dan perancangan topologi jaringan.
2. Perancangan
Tahapan perancangan melibatkan pembuatan
rancangan detil dari jaringan yang telah direncanakan
pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, dilakukan
perancangan skema alamat IP, perancangan protokol
jaringan, perancangan desain fisik dan logis jaringan,
dan penentuan jenis perangkat jaringan yang akan
digunakan.
3. Implementasi
Tahapan implementasi adalah tahapan dimana jaringan
fisik dibangun berdasarkan rancangan yang telah dibuat
pada tahap sebelumnya. Tahapan ini melibatkan
instalasi dan konfigurasi peralatan jaringan, pengujian
jaringan, dan pelatihan pengguna.
4. Operasi
Tahapan operasi merupakan tahapan dimana jaringan
sudah beroperasi dan digunakan secara rutin. Pada
tahapan ini, dilakukan monitoring dan pemantauan
jaringan, penanganan masalah jaringan, dan
pengembangan jaringan sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
5. Pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan adalah tahapan dimana
dilakukan perbaikan dan perawatan rutin pada jaringan
untuk menjaga agar jaringan tetap beroperasi dengan
optimal. Pada tahapan ini, dilakukan pemantauan
kinerja jaringan, penerapan update dan patch pada
perangkat jaringan, serta perbaikan jika terjadi masalah
pada jaringan.
6. Penghapusan
Tahapan penghapusan adalah tahapan dimana jaringan
dihapus atau dimutakhirkan untuk menjaga agar
jaringan tetap up-to-date. Pada tahapan ini, dilakukan
penutupan jaringan, penghapusan data yang terkait
dengan jaringan, dan penyusunan rencana untuk
penggantian jaringan yang sudah usang dengan
teknologi yang lebih modern.
Dengan mengikuti tahapan-tahapan dalam life cycle
jaringan, diharapkan jaringan dapat berfungsi secara
optimal dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna
dengan baik. Selain itu, life cycle jaringan juga membantu
organisasi untuk menjaga agar jaringan tetap up-to-date
dan dapat memenuhi kebutuhan bisnis.
C. Manajemen Jaringan
Manajemen jaringan adalah serangkaian kegiatan
untuk mengelola dan memantau jaringan komputer, baik
jaringan lokal (LAN) maupun jaringan luas (WAN). Tujuan
dari manajemen jaringan adalah untuk memastikan bahwa
jaringan beroperasi dengan efisien, aman, dan sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam manajemen
jaringan antara lain:
1. Perencanaan jaringan
Merupakan tahap awal dalam manajemen jaringan
yang meliputi perencanaan kebutuhan jaringan,
pemilihan perangkat jaringan yang tepat, perancangan
topologi jaringan, dan alokasi sumber daya jaringan.
2. Instalasi dan konfigurasi jaringan
Tahap ini meliputi pemasangan perangkat jaringan,
pengaturan jaringan, konfigurasi perangkat jaringan,
dan tes jaringan untuk memastikan bahwa jaringan
berfungsi dengan baik.
3. Monitoring jaringan
Monitoring jaringan dilakukan untuk memantau kinerja
jaringan, mendeteksi masalah yang mungkin terjadi,
dan menyelesaikan masalah yang terjadi. Beberapa alat
yang digunakan dalam monitoring jaringan antara lain
Network Management System (NMS), Simple Network
Management Protocol (SNMP), dan Internet Control
Message Protocol (ICMP).
4. Pemeliharaan jaringan
Pemeliharaan jaringan meliputi kegiatan rutin untuk
menjaga kinerja jaringan seperti pembersihan
perangkat jaringan, penggantian komponen yang rusak,
pembaruan software, dan backup data.
5. Keamanan jaringan
Keamanan jaringan merupakan bagian penting dari
manajemen jaringan. Keamanan jaringan mencakup
perlindungan terhadap serangan dan ancaman yang
dapat merusak atau mencuri data dalam jaringan.
6. Manajemen pengguna
Manajemen pengguna meliputi pengaturan hak akses
pengguna, pengaturan password, dan pengelolaan akun
pengguna.
Kesimpulannya, manajemen jaringan adalah kegiatan
yang kompleks dan memerlukan pengetahuan teknis yang
luas. Dengan melakukan manajemen jaringan dengan baik,
organisasi dapat memastikan bahwa jaringan mereka
beroperasi dengan efisien, aman, dan sesuai dengan
kebutuhan bisnis.
D. Keamanan Jaringan
Keamanan jaringan merupakan upaya untuk
melindungi jaringan komputer dari serangan dan ancaman
yang dapat merusak atau mengambil data penting yang
disimpan dalam jaringan. Keamanan jaringan sangat
penting karena banyak sekali data penting yang disimpan
dan ditransmisikan dalam jaringan, seperti data karyawan,
data pelanggan, dan data keuangan.
Beberapa aspek keamanan jaringan yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Identifikasi pengguna dan otorisasi akses Setiap
pengguna jaringan harus diidentifikasi dan diberikan
otorisasi akses yang sesuai dengan tanggung jawab dan
pekerjaannya. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan username dan password untuk setiap
pengguna, serta menggunakan teknologi otentikasi dan
autorisasi yang lebih canggih seperti biometrik dan
token.
2. Proteksi data Data dalam jaringan harus dilindungi dari
serangan seperti virus, malware, dan hacker. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan software
antivirus, software firewall, dan enkripsi data.
3. Monitoring jaringan Jaringan perlu dipantau secara
terus menerus untuk mendeteksi serangan dan
ancaman yang mungkin terjadi. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem deteksi intrusi (IDS) dan
sistem deteksi serangan (IPS).
4. Pemeliharaan perangkat jaringan Perangkat jaringan
seperti server dan router perlu dipelihara dengan baik
agar terhindar dari kerentanan yang dapat
dimanfaatkan oleh pelaku serangan. Pemeliharaan
meliputi penerapan update dan patch keamanan,
konfigurasi yang benar, dan penggunaan perangkat
keras dan perangkat lunak yang sesuai.
5. Pelatihan pengguna Pengguna jaringan perlu diberi
pelatihan tentang pentingnya keamanan jaringan dan
cara-cara untuk melindungi data dalam jaringan. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan
penggunaan password yang kuat, tidak membuka email
dari sumber yang tidak dikenal, dan tidak membuka
lampiran yang mencurigakan.
Kesimpulannya, keamanan jaringan merupakan hal
yang sangat penting dalam pengelolaan jaringan. Dengan
mengikuti praktik-praktik keamanan yang baik, organisasi
dapat melindungi data dan sistem mereka dari ancaman
dan serangan yang mungkin terjadi.
Bab 4
Pengumpulan Data Peralatan Jaringan dengan Teknologi
yang Sesuai

A. Proses Pengumpulan Data Peralatan Jaringan


Pengumpulan data peralatan jaringan merupakan
proses mengumpulkan informasi tentang perangkat
jaringan seperti router, switch, server, dan perangkat
lainnya. Data yang dikumpulkan meliputi informasi
tentang konfigurasi perangkat, status, performa, dan
sebagainya. Pengumpulan data peralatan jaringan
dilakukan untuk berbagai tujuan, antara lain:
1. Monitoring performa perangkat jaringan: Data
performa perangkat jaringan seperti CPU usage,
memory usage, dan bandwidth usage dapat
dikumpulkan untuk memantau kinerja perangkat dan
mengidentifikasi kemungkinan masalah.
2. Audit keamanan jaringan: Data konfigurasi perangkat
jaringan dapat dikumpulkan untuk mengevaluasi
tingkat keamanan jaringan dan mengidentifikasi
potensi celah keamanan.
3. Capacity planning: Data penggunaan bandwidth dan
resource perangkat jaringan dapat dikumpulkan untuk
melakukan perencanaan kapasitas jaringan.
Untuk mengumpulkan data peralatan jaringan,
beberapa metode yang dapat dilakukan adalah:
1. Mengakses perangkat jaringan secara langsung: Pada
metode ini, data perangkat jaringan diambil secara
manual dengan mengakses perangkat jaringan melalui
command line interface (CLI) atau web interface.
2. Menggunakan perangkat lunak network monitoring:
Ada banyak perangkat lunak network monitoring yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data
perangkat jaringan secara otomatis. Beberapa contoh
perangkat lunak tersebut adalah Nagios, PRTG
Network Monitor, dan SolarWinds Network
Performance Monitor.
3. Menggunakan protocol network management:
Protokol seperti Simple Network Management
Protocol (SNMP) dapat digunakan untuk
mengumpulkan data perangkat jaringan secara
otomatis.
Pemilihan metode pengumpulan data peralatan
jaringan tergantung pada kebutuhan dan jenis perangkat
jaringan yang akan dikumpulkan datanya. Sebaiknya
gunakan kombinasi dari beberapa metode untuk
mendapatkan data yang lengkap dan terstruktur.
B. Teknologi Jaringan yang Sesuai
Pemilihan teknologi jaringan yang sesuai tergantung
pada kebutuhan dan tujuan penggunaan jaringan tersebut.
Berikut adalah beberapa teknologi jaringan yang dapat
dipertimbangkan:
1. Ethernet: Ethernet adalah teknologi jaringan yang
paling umum digunakan. Ethernet digunakan untuk
menghubungkan perangkat seperti komputer, printer,
switch, dan router.
2. Wireless Fidelity (Wi-Fi): Wi-Fi adalah teknologi
jaringan nirkabel yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat seperti laptop,
smartphone, tablet, dan perangkat IoT ke jaringan.
3. Virtual Private Network (VPN): VPN adalah teknologi
yang digunakan untuk memperluas jaringan privat ke
jaringan publik seperti internet. VPN digunakan untuk
mengamankan komunikasi dan mengakses sumber
daya jaringan dari jarak jauh.
4. Wide Area Network (WAN): WAN adalah jaringan yang
menghubungkan beberapa jaringan lokal yang
terpisah geografis. WAN digunakan untuk
menghubungkan kantor cabang, pusat data, dan
jaringan di lokasi yang berbeda.
5. Software-Defined Networking (SDN): SDN adalah
teknologi jaringan yang memisahkan kontrol dan
manajemen jaringan dari perangkat jaringan fisik. SDN
digunakan untuk mengatur jaringan dengan lebih
fleksibel dan efisien.
6. Cloud Networking: Cloud networking adalah teknologi
yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal
dengan cloud. Cloud networking memungkinkan
aplikasi dan data untuk diakses dari mana saja dan
kapan saja.
7. Virtual Local Area Network (VLAN): Virtual Local Area
Network adalah sebuah teknologi jaringan yang
memungkinkan sebuah jaringan fisik yang ada dibagi
menjadi beberapa jaringan virtual secara logis.
Dengan menggunakan VLAN, administrator jaringan
dapat memisahkan lalu lintas jaringan untuk berbagai
keperluan dan tujuan tertentu, seperti mengatur
keamanan dan meningkatkan kinerja jaringan.
Pemilihan teknologi jaringan yang sesuai perlu
mempertimbangkan faktor seperti kecepatan, keamanan,
kapasitas, dan biaya. Penting untuk melakukan evaluasi
yang cermat dan konsultasi dengan ahli jaringan untuk
memilih teknologi yang tepat untuk kebutuhan dan tujuan
bisnis.
C. Media Jaringan
Media jaringan adalah saluran atau medium yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal dan data antar
perangkat dalam sebuah jaringan komputer. Media
jaringan dapat berupa kabel atau nirkabel, dan masing-
masing memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu.
Berikut adalah beberapa contoh media jaringan kabel
dan nirkabel:
1. Kabel Koaksial: Media jaringan yang terdiri dari dua
konduktor, yaitu inti tembaga dan pelindung tembaga.
Kabel koaksial sering digunakan pada jaringan LAN
karena tahan terhadap gangguan elektromagnetik dan
kecepatan transmisi yang relatif tinggi.

Gambar 13. Kabel Koaksial


(sumber:
https://www.computernetworkingnotes.com/networking-
tutorials/network-cable-types-and-specifications.html)
2. Kabel Twisted Pair, terdiri dari UTP (Unshielded Twisted
Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair): Media jaringan
yang terdiri dari dua atau lebih pasangan kawat
tembaga yang ditenun bersama-sama dan digunakan
sebagai medium transmisi data pada jaringan LAN.
Kabel UTP/STP sangat terjangkau dan mudah
digunakan, tetapi memiliki kelemahan terhadap
gangguan elektromagnetik dan jarak transmisi terbatas.

Gambar 14. Kabel Twisted Pair


(sumber:
https://www.computernetworkingnotes.com/networking-
tutorials/network-cable-types-and-specifications.html)
3. Kabel Serat Optik: Media jaringan yang menggunakan
cahaya sebagai medium transmisi, dengan kecepatan
transmisi data yang sangat tinggi dan tahan terhadap
gangguan elektromagnetik. Kabel serat optik sering
digunakan pada jaringan WAN atau MAN karena
kemampuannya untuk mentransmisikan data jarak
jauh.

Gambar 14. Kabel Fber Optic


(sumber:
https://www.computernetworkingnotes.com/networking-
tutorials/network-cable-types-and-specifications.html)
4. Bluetooth: Teknologi nirkabel yang sering digunakan
pada jaringan PAN untuk menghubungkan perangkat-
perangkat dalam jarak yang sangat dekat, seperti
smartphone, laptop, dan perangkat lainnya. Bluetooth
mudah digunakan dan hemat daya, tetapi memiliki
kelemahan terhadap kecepatan transmisi yang rendah
dan jarak transmisi yang terbatas.

Gambar 14. Jaringan Bluetooth


(sumber: https://www.ictlounge.com/html/bluetooth_wi-
fi.htm)
5. Wi-Fi: Teknologi nirkabel yang menggunakan
gelombang radio untuk mentransmisikan data antar
perangkat dalam jaringan. Wi-Fi sangat mudah
digunakan dan fleksibel dalam penggunaannya, tetapi
memiliki kelemahan terhadap jarak transmisi yang
terbatas dan rentan terhadap gangguan.
Gambar 14. Jaringan Wi-Fi
(sumber: https://www.conceptdraw.com/examples/wireless-
router-network-diagram)
6. Satelit (VSAT): Media jaringan nirkabel yang
menggunakan satelit untuk mentransmisikan data dan
sinyal antar perangkat di lokasi yang sulit dijangkau oleh
media jaringan lainnya. Satelit sangat berguna untuk
jaringan WAN, tetapi memiliki kelemahan terhadap
biaya yang mahal dan latensi yang tinggi.
Gambar 14. Jaringan VSAT
(sumber: https://www.rfwireless-
world.com/Terminology/VSAT-internet.html)
Pilihan media jaringan yang tepat tergantung pada
kebutuhan jaringan dan tujuan penggunaannya. Kabel
cocok untuk jaringan LAN atau WAN yang memerlukan
kecepatan transmisi yang tinggi dan keamanan yang baik,
sedangkan nirkabel cocok untuk jaringan PAN atau WAN
yang memerlukan fleksibilitas dan kemudahan
penggunaan.

D. Perangkat Jaringan
Perangkat jaringan adalah perangkat keras atau
perangkat lunak yang digunakan untuk menghubungkan,
mengelola, dan mengontrol jaringan komputer. Berikut
adalah beberapa contoh perangkat jaringan:
1. Switch: Perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat-perangkat dalam sebuah
jaringan dan mengirimkan data antara perangkat-
perangkat tersebut.
2. Router: Perangkat yang menghubungkan dua atau
lebih jaringan dan mengatur aliran data antar jaringan
tersebut.
3. Access Point: Perangkat yang digunakan untuk
membuat jaringan nirkabel (Wi-Fi) dan
menghubungkan perangkat nirkabel ke jaringan kabel.
4. Hub: Perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat-perangkat dalam sebuah
jaringan, namun kinerjanya lebih rendah dibandingkan
dengan switch.
5. Firewall: Perangkat atau perangkat lunak yang
digunakan untuk melindungi jaringan dari serangan
luar dan mengontrol akses ke jaringan.
6. Modem: Perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan jaringan komputer ke jaringan
internet.
7. Gateway: Perangkat atau perangkat lunak yang
digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih
jaringan yang berbeda, seperti jaringan LAN dan WAN.
8. Network Interface Card (NIC): Kartu jaringan yang
terpasang pada komputer dan berfungsi sebagai
antarmuka antara komputer dengan jaringan.
9. Server: Komputer yang berfungsi sebagai pusat data
atau sumber daya jaringan seperti file, printer, dan
aplikasi.
10. DNS Server: Server yang digunakan untuk
menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP dan
sebaliknya.
11. Load Balancer: Perangkat atau perangkat lunak yang
digunakan untuk mengatur beban lalu lintas pada
jaringan dan memastikan ketersediaan sumber daya
jaringan.
12. Proxy Server: Server yang digunakan untuk mengatur
dan memfilter lalu lintas internet pada jaringan.
13. Intrusion Detection System (IDS) dan Intrusion
Prevention System (IPS): Perangkat lunak atau
perangkat keras yang digunakan untuk mendeteksi
dan mencegah serangan pada jaringan.
Pilihan perangkat jaringan yang tepat tergantung pada
kebutuhan dan tujuan jaringan yang ingin dibangun. Setiap
perangkat memiliki fungsinya masing-masing untuk
memastikan jaringan berjalan dengan baik dan aman.
Bab 5
Pengalamatan Jaringan

A. Proses Pengalamatan Jaringan


Pengalamatan jaringan adalah proses memberikan
alamat unik pada setiap perangkat di jaringan sehingga
perangkat tersebut dapat dikenali dan dapat
berkomunikasi dengan perangkat lain di jaringan. Setiap
perangkat di jaringan memiliki alamat IP (Internet
Protocol) yang terdiri dari angka yang unik dan terstruktur.
Ada dua jenis alamat IP, yaitu IPv4 dan IPv6.
IPv4 adalah versi IP yang paling umum digunakan saat
ini. IPv4 menggunakan alamat IP 32-bit yang terdiri dari
empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik.
Contohnya: 192.168.1.1. Alamat IPv4 terdiri dari dua
bagian, yaitu network ID dan host ID. Network ID adalah
bagian pertama dari alamat IP yang menunjukkan jaringan
tempat perangkat berada, sedangkan host ID adalah
bagian kedua dari alamat IP yang menunjukkan perangkat
di jaringan tersebut.
IPv6 adalah versi IP yang lebih baru dan memiliki
kapasitas pengalamatan yang lebih besar. IPv6
menggunakan alamat IP 128-bit yang terdiri dari delapan
blok angka heksadesimal yang dipisahkan oleh tanda titik
dua. Contohnya:
2001:0db8:85a3:0000:0000:8a2e:0370:7334. Alamat IPv6
terdiri dari tiga bagian, yaitu network ID, subnet ID, dan
interface ID.
Selain alamat IP, ada juga alamat MAC (Media Access
Control) yang merupakan alamat unik yang terdapat pada
setiap perangkat jaringan. Alamat MAC terdiri dari 6 byte
(atau 48 bit) angka heksadesimal dan digunakan untuk
mengidentifikasi perangkat jaringan pada lapisan data-link
pada model OSI.
Pengalamatan jaringan sangat penting dalam
memastikan komunikasi yang efektif dan efisien antara
perangkat jaringan. Adapun pengelolaan pengalamatan IP
dilakukan melalui sistem DNS (Domain Name System),
yang mengaitkan nama domain dengan alamat IP,
sehingga pengguna jaringan dapat menggunakan nama
domain untuk mengakses sumber daya jaringan dengan
lebih mudah daripada mengingat alamat IP yang kompleks.

B. IP Address Versi 4 (Ipv4)


IPv4 adalah sebuah protokol internet yang umum
digunakan untuk mengirimkan paket data melalui jaringan.
Protokol ini menggunakan alamat IP 32-bit yang terdiri
dari empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik.
Setiap angka pada alamat IP ini dapat memiliki nilai antara
0 dan 255, sehingga terdapat sekitar 4,3 miliar kombinasi
alamat yang dapat digunakan.
Pengalamatan IPv4 terdiri dari dua bagian, yaitu
network ID dan host ID. Bagian pertama dari alamat IP
menunjukkan network ID, yang menandakan jaringan
tempat perangkat berada. Bagian kedua dari alamat IP
menunjukkan host ID, yang menandakan perangkat di
dalam jaringan tersebut.
Contoh pengalamatan IPv4 adalah 192.168.1.1. Angka
192.168.1 merupakan network ID, sedangkan angka 1
merupakan host ID. Pengalamatan ini biasanya digunakan
pada jaringan lokal, seperti jaringan rumah atau kantor
kecil.
Pengalamatan IPv4 memiliki beberapa kekurangan, di
antaranya adalah jumlah alamat yang terbatas. Dengan
jumlah perangkat yang semakin banyak di jaringan, jumlah
alamat yang tersedia akan semakin sedikit. Selain itu,
pengalamatan IPv4 juga rentan terhadap serangan seperti
spoofing atau denial-of-service attack.
Pada awalnya, alamat IPv4 dibagi menjadi lima kelas,
yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
Pembagian kelas ini didasarkan pada jumlah bit yang
digunakan untuk network ID dan host ID pada alamat IP.
1. Kelas A: digunakan untuk jaringan yang besar dan
memiliki banyak host. Bagian pertama dari alamat IP
digunakan sebagai network ID, sedangkan tiga bagian
berikutnya digunakan sebagai host ID. Alamat IP kelas
A dimulai dari angka 1 hingga 126.
2. Kelas B: digunakan untuk jaringan yang cukup besar
dan memiliki sejumlah besar host. Bagian pertama dan
kedua dari alamat IP digunakan sebagai network ID,
sedangkan dua bagian terakhir digunakan sebagai host
ID. Alamat IP kelas B dimulai dari angka 128 hingga
191.
3. Kelas C: digunakan untuk jaringan kecil dan menengah
dengan jumlah host yang sedang. Bagian pertama,
kedua, dan ketiga dari alamat IP digunakan sebagai
network ID, sedangkan bagian terakhir digunakan
sebagai host ID. Alamat IP kelas C dimulai dari angka
192 hingga 223.
4. Kelas D: digunakan untuk multicast, yaitu pengiriman
data ke sejumlah host dalam jaringan yang sama.
Bagian pertama empat bit dari alamat IP kelas D diatur
selalu berisi nilai 1110, sedangkan sisanya digunakan
untuk mengidentifikasi alamat multicast. Alamat IP
kelas D dimulai dari angka 224 hingga 239.
5. Kelas E: digunakan untuk eksperimen dan
pengembangan. Bagian pertama empat bit dari alamat
IP kelas E diatur selalu berisi nilai 1111, sedangkan
sisanya digunakan untuk keperluan eksperimen dan
pengembangan. Alamat IP kelas E dimulai dari angka
240 hingga 255.

Network/
1st Octet 1st Octet
Host ID Default
Class Decimal High Order
(N=Network, Subnet Mask
Range Bits
H=Host)

A 0 – 127* 0xxxxxxx N.H.H.H 255.0.0.0

B 128 – 191** 10xxxxxx N.N.H.H 255.255.0.0

C 192 – 223 110xxxxx N.N.N.H 255.255.255.0


D 224 – 239 1110xxxx Reserved for Multicasting

E 240 – 255 1111xxxx Experimental; used for research

Catatan:
• Class A 127.0.0.0/8 -> 127.0.0.0-127.255.255.255 tidak
dapat digunakan = loopback dan diagnostik (*)
• Class B 169.254.0.0/16 -> 169.254.0.0 -
169.254.255.255 tidak dapat digunakan = untuk link
local / APIPA di WIN(**)

Namun, pembagian kelas IPv4 ini kini sudah jarang


digunakan karena pembagian ini hanya menetapkan
jumlah host dan network ID pada alamat IP. Saat ini,
pengalamatan IPv4 menggunakan metode pembagian
CIDR (Classless Inter-Domain Routing), yang
memungkinkan pembagian subnet dan variabilitas dalam
penggunaan bit pada network ID dan host ID. Dalam
pengalamatan CIDR, alamat IP disusun dalam bentuk
notasi CIDR, seperti 192.168.1.0/24, di mana angka 24
menunjukkan jumlah bit yang digunakan untuk network
ID.
C. IP Privat dan IP Publik
IP privat adalah alamat IP yang diberikan kepada
perangkat di jaringan lokal (LAN). IP privat tidak dapat
diakses dari internet secara langsung dan hanya digunakan
untuk komunikasi dalam jaringan lokal. Ada beberapa
rentang IP privat (hanya IPV4) yang digunakan secara
umum, yaitu:
10.0.0.0 - 10.255.255.255 (10.0.0.0/8)
172.16.0.0 - 172.31.255.255 (172.16.0.0/12)
192.168.0.0 - 192.168.255.255 (192.168.0.0/16)

Sementara itu, IP publik adalah alamat IP yang


diberikan kepada perangkat yang terhubung langsung ke
internet. IP publik digunakan untuk mengidentifikasi
perangkat di internet dan memungkinkan perangkat untuk
menerima koneksi dari perangkat lain di internet. IP publik
bersifat unik dan dapat diakses dari seluruh dunia.
Ketika perangkat di jaringan lokal ingin terhubung ke
internet, alamat IP privat harus diterjemahkan ke alamat
IP publik melalui router atau gateway jaringan. Proses ini
disebut Network Address Translation (NAT). Dengan
menggunakan NAT, perangkat di jaringan lokal dapat
terhubung ke internet menggunakan satu IP publik yang
sama, sementara IP privat digunakan untuk komunikasi
internal dalam jaringan lokal.

D. IP Address Versi 6 (Ipv6)


IPv6 adalah protokol internet terbaru yang digunakan
untuk menghubungkan perangkat dan jaringan komputer
di seluruh dunia. IPv6 memiliki alamat IP 128-bit, jauh
lebih banyak daripada IPv4 yang hanya memiliki alamat IP
32-bit, sehingga memungkinkan lebih banyak perangkat
terhubung ke internet. Selain itu, IPv6 juga menawarkan
keamanan yang lebih baik dan fitur-fitur baru seperti auto-
konfigurasi dan pengalihan rute yang lebih efisien. IPv6
adalah teknologi jaringan yang sangat penting untuk
pengembangan internet di masa depan, terutama
mengingat jumlah perangkat yang terhubung ke internet
semakin meningkat setiap tahunnya.
IPv6 menggunakan alamat IP 128-bit, yang jauh lebih
banyak daripada 32-bit yang digunakan oleh IPv4. Dengan
menggunakan alamat IP yang lebih panjang, IPv6
memungkinkan lebih banyak perangkat untuk terhubung
ke internet. Selain itu, IPv6 juga memiliki fitur-fitur baru
seperti auto-konfigurasi dan pengalihan rute yang lebih
efisien.
IPv6 juga menawarkan keamanan yang lebih baik
dibandingkan IPv4. Misalnya, setiap perangkat yang
terhubung ke jaringan IPv6 memiliki alamat IP unik yang
tidak dapat diubah atau dipalsukan. Hal ini memudahkan
administrator jaringan untuk melacak setiap perangkat
yang terhubung ke jaringan mereka.
Selain itu, IPv6 juga mendukung teknologi jaringan
yang lebih canggih seperti jaringan sensor nirkabel dan
Internet of Things (IoT). IPv6 juga dapat digunakan untuk
mengintegrasikan berbagai jenis jaringan seperti jaringan
seluler dan jaringan kabel.

E. MAC Address
MAC address (Media Access Control address) adalah
alamat fisik unik yang diberikan kepada setiap perangkat
jaringan yang terhubung ke jaringan komputer. Setiap
perangkat jaringan, seperti komputer, router, atau printer,
memiliki alamat MAC yang unik yang digunakan untuk
mengidentifikasi perangkat secara unik di jaringan.
Alamat MAC terdiri dari 12 digit heksadesimal, dibagi
menjadi dua bagian, yaitu Organizational Unique Identifier
(OUI) dan Identifier Number. Bagian OUI terdiri dari enam
digit pertama dan digunakan untuk mengidentifikasi
produsen perangkat jaringan. Sedangkan bagian Identifier
Number terdiri dari enam digit yang tersisa dan unik untuk
setiap perangkat jaringan yang diproduksi oleh produsen
tersebut.
Alamat MAC digunakan oleh protokol jaringan seperti
Ethernet untuk mengatur akses ke media jaringan dan
menjamin pengiriman data yang efisien dan aman. Alamat
MAC seringkali digunakan dalam pengaturan keamanan
jaringan seperti whitelist dan blacklist, serta dapat
digunakan untuk melacak dan mengidentifikasi perangkat
jaringan dalam jaringan.

F. DNS (Domain Name System)


DNS (Domain Name System) adalah sistem yang
digunakan untuk menghubungkan nama domain dengan
alamat IP di internet. DNS mengonversi nama domain yang
mudah diingat seperti www.google.com menjadi alamat IP
numerik seperti 216.58.194.174 yang dapat dimengerti
oleh komputer untuk melakukan komunikasi di jaringan.
DNS terdiri dari beberapa komponen, termasuk name
server, resolver, dan root server. Name server menyimpan
informasi tentang nama domain dan alamat IP yang
terkait, resolver meminta informasi dari name server
ketika pengguna memasukkan nama domain pada browser
web, sedangkan root server adalah bagian teratas dari
sistem DNS yang mengatur distribusi informasi nama
domain.
DNS sangat penting dalam penggunaan internet,
karena tanpa DNS, pengguna harus menghafal alamat IP
setiap situs web yang ingin mereka kunjungi, yang sangat
tidak praktis. DNS juga memungkinkan pengguna untuk
mengakses situs web dari berbagai belahan dunia dengan
menggunakan nama domain yang sama, sehingga
memudahkan akses internet secara global.
Bab 6
CIDR, Subnetting dan VLSM

A. Classless Inter-Domain Routing (CIDR)


CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sistem
yang digunakan untuk mengelompokkan alamat IP di
internet untuk memudahkan pengalokasian dan
pengaturan penggunaannya. Sistem ini menggantikan
sistem pengelompokan alamat IP yang lebih lama yang
disebut dengan Classful Network, dimana alamat IP dibagi
menjadi tiga kelas utama: kelas A, kelas B, dan kelas C.
Dalam CIDR, setiap blok alamat IP diberi label dengan
menggunakan format IP/mask, dimana mask merupakan
bilangan biner yang menunjukkan berapa banyak bit dari
alamat IP yang digunakan untuk mengidentifikasi jaringan.
Dengan menggunakan CIDR, administrator jaringan dapat
mengalokasikan alamat IP dengan lebih efisien dan
fleksibel.
CIDR memungkinkan pembagian alamat IP yang lebih
spesifik dan efisien, sehingga mengurangi jumlah alamat IP
yang terbuang. Selain itu, CIDR juga memungkinkan
pengaturan pengalihan rute yang lebih efisien dan lebih
mudah untuk dilakukan.
CIDR juga memberikan fleksibilitas dalam menentukan
ukuran subnetting yang berbeda-beda, sehingga
memungkinkan administrator jaringan untuk mengatur
jaringan mereka dengan cara yang lebih spesifik dan
efisien. Dalam pengaturan jaringan modern, CIDR telah
menjadi standar de facto untuk pengelompokan alamat IP.

B. Subnet Mask dan Prefix


Subnet mask adalah bilangan biner yang digunakan
untuk memisahkan bagian jaringan dan bagian host dari
sebuah alamat IP. Subnet mask biasanya digunakan dalam
subnetting, yaitu teknik untuk memecah sebuah jaringan
besar menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil dengan
tujuan mengatur penggunaan alamat IP dengan lebih
efisien dan fleksibel.
Subnet mask biasanya dinyatakan dalam notasi
desimal, seperti 255.255.255.0, yang mengindikasikan
bahwa 24 bit pertama dari alamat IP digunakan untuk
menentukan jaringan, sedangkan 8 bit terakhir digunakan
untuk menentukan host dalam jaringan tersebut. Subnet
mask dapat diwakili dalam bentuk notasi CIDR (prefix),
seperti /24, yang juga menunjukkan berapa banyak bit
yang digunakan untuk menentukan jaringan.
Prefix dalam konteks jaringan komputer biasanya
merujuk pada bagian awal dari sebuah alamat IP atau CIDR
yang menentukan jaringan mana yang terhubung ke
alamat tersebut. Dalam notasi CIDR, prefix diwakili oleh
bilangan desimal yang menunjukkan berapa banyak bit
dari alamat IP yang digunakan untuk mengidentifikasi
jaringan.
Sebagai contoh, alamat IP 192.168.1.1/24 memiliki
prefix 24, yang menunjukkan bahwa 24 bit pertama dari
alamat IP digunakan untuk menunjukkan jaringan. Hal ini
berarti bahwa semua perangkat yang memiliki alamat IP
yang dimulai dengan 192.168.1. akan dianggap sebagai
bagian dari jaringan yang sama.
Dalam subnetting, subnet mask atau prefix digunakan
untuk memisahkan jaringan menjadi beberapa subnet
dengan ukuran yang berbeda-beda. Misalnya, dengan
menggunakan subnet mask 255.255.255.128, sebuah
jaringan dengan alamat IP 192.168.1.0 dapat dibagi
menjadi dua subnet dengan alamat IP 192.168.1.0/25 dan
192.168.1.128/25, masing-masing dengan 126 host yang
tersedia. Dalam subnetting, sebuah jaringan besar dibagi
menjadi beberapa jaringan kecil dengan prefix yang
berbeda-beda, sehingga memungkinkan administrator
jaringan untuk mengatur jaringan dengan lebih fleksibel
dan efisien.
Subnet mask juga digunakan dalam routing, dimana
setiap router dalam jaringan memiliki tabel routing yang
mencakup daftar subnet dan rute yang terkait. Setiap kali
paket data melewati sebuah router, router tersebut akan
menggunakan subnet mask untuk menentukan apakah
paket data harus dikirim ke jaringan tujuan secara
langsung atau melalui router lain yang terhubung ke
jaringan tujuan. prefix atau subnet mask juga dapat
digunakan dalam routing untuk menentukan rute mana
yang harus diambil oleh paket data ketika melewati
beberapa jaringan yang berbeda. Setiap router dalam
jaringan biasanya memiliki tabel routing yang mencakup
daftar prefix dan rute yang terkait, sehingga
memungkinkan paket data untuk diarahkan ke jaringan
tujuan yang benar.

C. Subnetting
Subnetting adalah teknik untuk memecah sebuah
jaringan besar menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil
dengan tujuan mengatur penggunaan alamat IP dengan
lebih efisien dan fleksibel. Dalam subnetting, sebuah
jaringan besar dipecah menjadi beberapa subnet yang
lebih kecil dengan ukuran yang berbeda-beda, sehingga
memungkinkan administrator jaringan untuk mengelola
jaringan dengan lebih baik.
Subnetting biasanya dilakukan dengan menggunakan
subnet mask, yaitu bilangan biner yang digunakan untuk
memisahkan bagian jaringan dan bagian host dari sebuah
alamat IP. Subnet mask memungkinkan administrator
jaringan untuk menentukan ukuran subnet yang berbeda-
beda dalam jaringan yang sama.
Misalnya, sebuah jaringan dengan alamat IP
192.168.1.0/24 dapat dibagi menjadi dua subnet yang
lebih kecil dengan menggunakan subnet mask
255.255.255.128. Dengan subnet mask ini, jaringan
tersebut dapat dibagi menjadi dua subnet dengan alamat
IP 192.168.1.0/25 dan 192.168.1.128/25, masing-masing
dengan 126 host yang tersedia.
Subnetting memungkinkan administrator jaringan
untuk mengatur penggunaan alamat IP dengan lebih
efisien, karena setiap subnet hanya membutuhkan jumlah
alamat IP yang sesuai dengan jumlah host yang tersedia di
dalamnya. Selain itu, subnetting juga memungkinkan
administrator jaringan untuk mengatur traffic jaringan
dengan lebih efektif dan meningkatkan keamanan jaringan
dengan mengisolasi subnet yang berbeda.
Subnetting juga memungkinkan administrator jaringan
untuk memperluas jaringan dengan lebih mudah, karena
memungkinkan penambahan subnet baru ke jaringan yang
sudah ada tanpa perlu mengganti alamat IP yang sudah
ada. Oleh karena itu, subnetting menjadi teknik yang
sangat penting dalam pengelolaan jaringan modern.
Berikut langkah-langkah melakukan subnetting:
1. Tentukan jumlah subnet yang dibutuhkan: Pertama-
tama, tentukan jumlah subnet yang dibutuhkan dalam
jaringan Anda. Hal ini biasanya tergantung pada ukuran
jaringan, jumlah host yang tersedia, dan kebutuhan
penggunaan jaringan.
2. Tentukan jumlah host dalam setiap subnet: Setelah
menentukan jumlah subnet yang dibutuhkan, tentukan
jumlah host yang dibutuhkan dalam setiap subnet. Hal
ini juga tergantung pada kebutuhan penggunaan
jaringan, tetapi sebaiknya disesuaikan dengan jumlah
host yang diperkirakan akan terhubung ke setiap
subnet.
3. Hitung jumlah bit subnet: Setelah menentukan jumlah
subnet dan jumlah host dalam setiap subnet, hitung
jumlah bit subnet yang diperlukan untuk memisahkan
setiap subnet. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus 2^n, dimana n adalah jumlah bit
subnet yang diperlukan. Misalnya, jika Anda
memerlukan 4 subnet, maka n harus setidaknya 2,
karena 2^2 = 4.
4. Hitung subnet mask: Setelah menentukan jumlah bit
subnet yang diperlukan, hitung subnet mask yang
sesuai untuk setiap subnet. Subnet mask biasanya
dinyatakan dalam notasi desimal seperti 255.255.255.0
atau notasi CIDR seperti /24.
5. Tentukan alamat IP untuk setiap subnet: Setelah
menentukan subnet mask yang sesuai, tentukan alamat
IP untuk setiap subnet. Misalnya, jika alamat IP jaringan
Anda adalah 192.168.1.0/24 dan Anda memerlukan 4
subnet, maka alamat IP subnet pertama dapat menjadi
192.168.1.0/26, subnet kedua dapat menjadi
192.168.1.64/26, subnet ketiga dapat menjadi
192.168.1.128/26, dan subnet keempat dapat menjadi
192.168.1.192/26.
6. Validasi konfigurasi subnet: Setelah menentukan subnet
mask dan alamat IP untuk setiap subnet, validasi
konfigurasi subnet Anda dengan memastikan bahwa
setiap subnet memiliki jumlah host yang cukup dan
tidak ada overlap antara subnet.
7. Terapkan konfigurasi subnet: Terakhir, terapkan
konfigurasi subnet pada jaringan Anda dengan
mengonfigurasi perangkat jaringan seperti router dan
switch untuk mengenali subnet baru dan mengirimkan
traffic jaringan yang sesuai.

D. Fixed-Length Subnet Mask (FLSM) dan Variable-


Length Subnet Mask (VLSM)
FLSM (Fixed-Length Subnet Mask) dan VLSM (Variable-
Length Subnet Mask) adalah dua teknik subnetting yang
berbeda dalam mengalokasikan alamat IP ke dalam
subnet.
FLSM adalah teknik subnetting di mana setiap subnet
memiliki jumlah host yang sama dan menggunakan subnet
mask yang tetap. Dalam FLSM, setiap subnet memiliki
jumlah host yang sama dan subnet mask yang digunakan
di seluruh jaringan adalah tetap.
Contoh: Jika kita memiliki jaringan dengan alamat IP
192.168.1.0/24 dan ingin membuat 4 subnet dengan
jumlah host yang sama, maka kita harus membagi alamat
IP 192.168.1.0/24 menjadi 4 subnet, masing-masing
dengan 64 host. Dalam hal ini, kita harus menggunakan
subnet mask /26 untuk setiap subnet.
VLSM adalah teknik subnetting di mana setiap subnet
memiliki jumlah host yang berbeda dan menggunakan
subnet mask yang bervariasi. Dalam VLSM, kita dapat
menggunakan subnet mask yang berbeda untuk setiap
subnet, sehingga memungkinkan pengalokasian alamat IP
secara lebih efisien.
Contoh: Jika kita memiliki jaringan dengan alamat IP
192.168.1.0/24 dan ingin membuat 4 subnet dengan
jumlah host yang berbeda, seperti 2 subnet dengan 10
host dan 2 subnet dengan 20 host, maka kita dapat
menggunakan VLSM untuk melakukan subnetting dengan
subnet mask /28 untuk subnet dengan 10 host dan subnet
mask /27 untuk subnet dengan 20 host.
Dalam praktiknya, VLSM lebih fleksibel dan efisien
dibandingkan dengan FLSM karena memungkinkan
penggunaan alamat IP yang lebih efisien dengan
pengaturan subnet yang berbeda-beda. Namun, VLSM
juga memerlukan perencanaan dan pengaturan yang lebih
rumit daripada FLSM.
Daftar Pustaka

Aryanto , Kadek Yota Ernanda dan Kadek Surya Mahedy.


2014. Jaringan Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Computer Networking Notes and Study Guides. 2023.


Network Cable Types and Specifications
(https://www.computernetworkingnotes.com/networking
-tutorials/network-cable-types-and-specifications.html)

CS Odessa Corp. Wireless router network diagram


https://www.conceptdraw.com/examples/wireless-router-
network-diagram

Kozierok , Charles M. 2005. Network Structural Models and


Client/Server and Peer-to-Peer Networking
http://www.tcpipguide.com/free/t_NetworkStructuralModelsa
ndClientServerandPeertoPee-3.htm#

Muix, Adam. Topologi Mesh - Pengertian, Gambar,


Kelebihan dan Kekurangan
(https://adammuiz.com/topologi-mesh/)

Pratama, I Putu Agus Eka. 2015 .Hand Book Jaringan


Komputer. Bandung: Informatika Bandung.

RF Wireless World. 2012. VSAT Internet Basics


https://www.rfwireless-world.com/Terminology/VSAT-
internet.html

Sofana, Iwan. 2013. Membangun Jaringan Komputer.


Bandung: Informatika Bandung.
The ICT Lounge. Comparing Bluetooth and Wi-Fi
https://www.ictlounge.com/html/bluetooth_wi-fi.htm

Tutorialspoint. Computer Network Topologies


https://www.tutorialspoint.com/data_communication_co
mputer_network/computer_network_topologies.htm

Tutorialspoint. Computer Network Types


https://www.tutorialspoint.com/data_communication_co
mputer_network/computer_network_types.htm

Anda mungkin juga menyukai