Anda di halaman 1dari 33

KARYA SASTRA ROMAN

i
Kata Pengantar
Puja dan puji syukur penulis haturkan atas kehadirat
Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. Atas rahmat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah “Karya Sastra Roman” ini disusun guna
memenuhi tugas dosen pada bidang studi bahasa Indonesia pada
Semester pertama tahun akademik 2020/2021 Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Karya Sastra Roman.

Dalam penyusunan tulisan ini, penulis mengalami


berbagai hambatan karena kurangnya pengalaman menulis
karya tulis ilmiah, dengan keja keras dan semangat, hambatan
tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terutama Bapak Dr.Drs. I Nyoman Suwitj. M.Hum, pengampu
mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis berharap agar makalah yang telah disusun dapat


menginspirasi dan menjadi acuan yang baik bagi pembaca.

Penulis menyadari pada tulisan ini masih jauh dari kata


sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan diterima demi kesempurnaan tugas ini.

Denpasar 30, September,2020

Penulis,

ii
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL …………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………… 1

I.1 Latar Belakang ………………………………………….. 1

I.2 Rumusan Masalah ……………………………………… 1

I.3 Tujuan Penulisan ……………………………………….. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Pustaka

II.2 Landasa Teori

II.3 Metode Penelitian

BAB II PEMBAHASAN …………………………. 2

II. 1 Pengertian Roman…………………………………… 2

II.2 Unsur-unsur Roman…………………………………….. 2

II.3 Jenis-jenis Roman………………………………………. 5

II.4 Perbedaan Roman, Novel,Cerpen………………………………………………...


6

BAB III PENUTUP …………………………………… 7

iii
III.1 …………………………………………………… 7

III.2 ………………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA ………………………………… 7

iv
BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Karya sastra adalah ungkapan perasaan manusia yang bersifat

pribadi .yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat,

keyakinan dalam bentuk gambaran kehidupan yang dapat membangkitkn

pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Karya

sastra dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu karya sastra

imajinatif dan karya sastra noimajinatif . Sastra imajinatif adalah sastra

yang menerangkan, menjelaskan, memahami, membuka pandangan baru,

dan memberikan makna realitas kehidupan agar manusia lebih mengerti

dan bersikap yang semestinya terhadap realitas kehidupan. Sastra

imajinatif memiliki ciri-ciri yaitu, bersifat khayalan, menggunakan

bahasa konotatif dan memenuhi syarat estetika seni. Sedangkan ciri karya

sastra nonimajinatif adalah karya sastra tersebut lebih banyak unsur

v
faktualnya daripada khayalannya cenderung menggunakan bahasa

denotativ dan tetap memenuhi syarat syarat esttika seni.

Jenis sastra nonimajinatif adalah:

Esai, kritik, biografi, autobiografi

Jenis sastra imajinatif adalah:

Puisi, novel, cerpen, dan roman.

Saat ini masih banyak orang yang binggung membedakan anatar

roma, novel, dan cerpen, maka dari itu penulis membuat makalah ini agar

kita dapat mempelajari, memahami roman, dan dapat membedakan

antara roman, novel, dan cerpen.

Roman

Menurut pendapat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), roman

merupakan karya prosa yang menggambarkan tindakan pelakunya

menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Roman adalah bentuk prosa

baru yang berupa cerita fiksi yang masuk golongan cerita panjang, yang

isinya menceritakan kehidupan seseorang atau beberapa orang yang

dihubungkan dengan sifat atau jiwa mereka dalam menghadapi

lingkungan hidupnya.

vi
I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapatlah dirumuskan rumusan

masalah tulisan ini sebagai berikut.

 Apakah yang dimaksud dengan roman?

 Apa sajakah unsur-unsur dalam roman?

 Apa sajakah jenis-jenis roman?

 Bgaimana cara membedakan roman, novel, dan cerpen?

I.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas tujuan

penulisan tulisan ini sebagai berikut.

 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan roman

 Untuk mengetahui unsur-unsur penyusun roman

 Untuk mengetahui jenis-jenis roman

 Untuk mengetahui cara membedakan roman, novel, dan cerpen

vii
I.4 Manfaat Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas manfaat penulisan

ini adalah:

viii
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Roman
Roman merupakan suatu bagian dari karya sastra yang
memiliki bentuk prosa yang berisikan pengalaman hidup dari
para tokoh, yang bermula dari dia lahir hingga dewasa bahkan
sampai meninggal dunia.
Roman dalam arti lain merupakan suatu cerita yang memiliki
urutan kejadian yang bersambung antara yagn satu dengan yang
lainnya. Yang dapat melukiskan beberapa pengalaman-
pengalaman dari batin dan juga lahir yang berasal dari tokoh-
tokoh yang berasal dari situasi hidup tertentu.
Roman memang sengaja di ciptakan atau di buat untuk dapat
menampilakn secara keseluruhan dari perjalanan hidup sang
tokoh, semua lengkap bahkan dengan segala permasalahan yang
ada termasuk dengan segala permasalannya dengan kehidupan
sosialnya yang di ceritakan oleh si pengarang. Pengertian
Roman
Roman adalah suatu jenis karya sastra yang merupakan bagian
dari epik panjang. Dalam perkembangannya roman menjadi
suatu karya sastra yang sangat digemari. Seperti yang
dikemukakan Ruttkowski & Reichmann (1974 : 37) bahwa: Der
Roman hat sich seitden 16. Jahrhundert zur beliebigsten
epischen Großform in der Prosa entwickelt. Sebagai salah satu
karya sastra epik panjang, roman berisi paparan cerita yang
panjang dan terdiri dari beberapa bab, di mana antara bab satu
dengan yang lain saling berhubungan.

ix
Biasanya roman bercerita tentang suatu tokoh dari lahir
sampai mati. Kata roman sendiri berasal dari bahasa Perancis
romanz pada abad ke-12, serta dari ungkapan bahasa Latin yaitu
lingua romana, yang dimaksudkan untuk semua karya sastra
dari golongan rakyat biasa.
Roman adalah suatu karya sastra yang disebut fiksi. Kata
fiksi di sini berarti sebuah karya khayalan atau rekaan. Roman
adalah sebuah cerita subjektif, di dalamnya pengarang berusaha
menggambarkan dunia menurut pendapatnya sendiri”.
Dalam perkembangannya, roman disamakan dengan
novel, padahal berbeda. Seperti yang peneliti ketahui dari
pengertian dalam sastra Jerman, kedua karya sastra ini berbeda.
Roman merupakan cerita yang digambarkan secara panjang
lebar dan menceritakan tokoh-tokoh atau peristiwa-peristiwa
fiktif, sedangkan novel adalah sebuah cerita yang menceritakan
peristiwa-peristiwa lebih panjang daripada cerpen, tetapi lebih
pendek daripada roman. Namun perkembangannya di dunia
sastra Indonesia, istilah roman dan novel sama, yaitu cerita
rekaan yang panjang, menceritakan tokoh-tokoh dan
menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.
II.2 Jenis Roman
Roman diklasifikasikan ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan pengutamaannya.
Berdasarkan penitikberatan cerita, roman dibagi dalam beberapa
jenis,
yaitu:
Roman Kriminal dan Detektif (Krimi- und Detektivroman).

x
Sebuah roman kriminal menitikberatkan ceritanya kepada
psikologi seorang penjahat, sedangkan dalam roman detektif
lebih kepada teka-teki yang harus dipecahkan oleh detektif
dengan kemampuan melacaknya.
Roman Petualangan (Abenteuerroman)
Pada roman petualangan sang tokoh utama, baik sengaja
maupun tidak sengaja terjebak dalam berbagai macam
petualangan.
Roman Psikologi (psychologischer Roman)
Pengarang lebih tertarik pada penggambaran kejiwaan dan
karakter seorang manusia.
Roman Pencintaan (Liebesroman)
Roman percintaan adalah jenis roman picisan
(Trivialroman) untuk pembaca wanita, yang kebanyakan
menyangkut sisi kepahlawanan wanita yang klise dan idealis
dengan gaya bahasa picisan sampai kepada akhir bahagia yang
tidak dapat dihindarkan dan tidak realistis.
Roman Hiburan (Unterhaltungsroman).
Roman ini dibuat untuk memuaskan keinginan para
pembaca terhadap hiburan.
Roman Anak dan Remaja (Kinder- und Jugendroman)
Tema,
bahan cerita, dan bentuk roman ditulis untuk anak dan remaja,
dan
xi
biasanya terdapat aspek untuk menghibur, mengajar dan
mendidik.
Dalam roman ini biasanya disertai dengan gambar ilustrasi yang
bertujuan agar pembaca mudah memahami isi cerita yang
disajikan. Prinsip dasar roman ini adalah adaptasi atau asimilasi,
yaitu kalimat-kalimat yang terdapat dalam roman harus
disesuaikan dengan psikologi anak dan remaja (Groschenek,
1979:7).
g. Roman pendidikan (Bildungsroman). Tema dan isi cerita
dalam
roman ini menitikberatkan pada perkembangan pendidikan
tokoh
utama dalam cerita. Roman ini disebut roman zaman klasik dan
romantik. Pendidikan mempunyai arti “kemanusiaan yang
sempurna” (vollendeter Humanität). Roman pendidikan
bercerita
tentang perkembangan kejiwaan dan karakter seorang manusia
(W. Dilthey, 1989:66).
Roman juga terbagi atas beberapa bagian yang besar yaitu
berdasarkan materi, tema, teknik penceritaan, sasaran, dan
tuntutan,
antara lain:
a. Roman berdasarkan materi (Roman nach Stoffen und
xii
dargestelltem Personal): roman petualangan (Abenteuerroman),
14
roman pahlawan (Ritterroman), roman kriminal
(Kriminalroman),
roman perjalanan (Reiseroman).
b. Roman berdasarkan tema (Roman nach Themen und
behandelten
Problemen): roman percintaan (Liebesroman), roman
pendidikan
(Erziehungsroman), roman sosial (Gesellschaftsroman).
c. Roman berdasarkan teknik penceritaan (Roman nach dem
Erzählverfahren): roman orang pertama (Ich-Romane), roman
orang kedua (Er-Romane).
d. Roman berdasarkan sasaran (Roman nach dem Addresatten):
roman perempuan (Frauenroman), roman remaja
(Jugendroman),
roman anak-anak (Kinderroman).
e. Roman berdasarkan tuntutan (Roman nach Anspruch und
Verfahrenweise): roman picisan (Trivialroman), roman hiburan
(Unterhaltungsroman).
3. Roman Petualangan (Abenteuerroman)
Menurut Bittner (2006:53-60) Abenteuerroman atau roman

xiii
petualangan ditulis pertama kali pada abad ke-20 sebagai jenis
roman
yang sulit dibandingkan dengan jenis yang pasti dengan adat
istiadat
yang jelas. Namun demikian, alur petualangan ditempatkan di
semua
tipe roman dan membantu memperoleh keberhasilan dalam
publik
pembaca.
Bittner juga menambahkan, bahwa ciri khas yang penting dari
roman petualangan adalah pelukisan secara riil sebuah kejadian
yang
15
diorientasikan pada melimpahnya tingkah laku tokoh. Secara
cepat
situasi-situasi yang berubah-ubah dan juga tempat kejadian
yang
sebagian besar di dalamnya terjadi peristiwa-peristiwa fantastis,
menimbulkan ketegangan dan berusaha menyampaikan hiburan.
Cerita dan episode yang terdorong ke dalam menghalangi
jalannya alur yang sepihak atau unilateral dan tidak lagi
mengenali
tujuan fiktif. Tokoh utama roman tipe ini berangkat dalam
perantauan

xiv
atau petualangan dan tinggal sebagai seorang pengelana di
sebuah
dunia asing yang nantinya akan ditaklukkan. Dia harus bisa
mengatasi
ujian, namun dia sama sekali tidak melalui sebuah
perkembangan
yang pada akhirnya ada sebuah kepribadian matang dan kuat.
Prinsip dasar dari roman petualangan menurut Bittner
(2006:53-60) adalah, bahwa tokoh utama berangkat dari
dunianya
sehari-hari ke sebuah dunia asing dan berbahaya, di mana dia
mempunyai bermacam-macam masalah dan tugas yang harus
diatasi
di bawah bayang-bayang bahaya maut. Tujuan dari
perjalanannya
biasanya adalah pertolongan atau penyelamatan seseorang atau
dunianya sendiri. Di dalam aturan roman petualangan
diceritakan dari
pandangan tokoh utama yang mempresentasikan kebaikan dan
sering
melawan kejahatan atau kekuasaan yang suram dan akhirnya
menang.
Secara stilistik, roman petualangan digambarkan sebagai karya
sastra yang disusun ke dalam bahasa yang lebih sederhana dan

xv
deskriptif. Seringkali cerita yang tunggal ataupun yang hampir
sama
16
sekali tidak logis saling dihubungkan dengan yang lain.
Episodeepisode atau penceritaan dibangun di dalam alur yang
pendek, di
mana hal ini memusatkan konsentrasi terhadap kejadian aktual
ke
dalam cara yang langsung dan mudah dimengerti.
B. Tokoh dan Penokohan
1. Pengertian Tokoh
Marquaß (1997:36) memberikan pendapatnya tentang tokoh:
Die Figuren, besonders die Hauptfigur, stehen im Zentrum des
Leserinteresses. Ihr Verhalten und ihr Schicksal finden
(zumindest
beim ersten Lesen) die größte Aufmerksamkeit. Mit dem
Begriff
“Figur” bezeichnet man in erzählenden Texten neben den
Menschen
alle Wesen, die ein menschenähnliches Bewusstsein zeigen
(Fabeltiere, sprechende Dinge im Märchen usw.), yang berarti:
„tokoh, terutama tokoh utama, berada pada pusat minat
pembaca.

xvi
Tingkah laku dan nasib mereka menjadi perhatian yang besar
dari
pembaca. Selain manusia, tokoh di dalam teks-teks prosa juga
digambarkan sebagai semua makhluk hidup yang menunjukkan
kesadaran yang mirip dengan manusia (hewan-hewan dalam
fabel,
benda-benda yang berbicara dalam cerita dongeng, dan lain-
lain.).
Selain itu, Marquaß juga menambahkan: Analysiert man eine
Figur in einem erzählenden Text, wird man vor allem danach
fragen
müssen, welche Merkmale bzw. Eigenschaften sie aufweist
(Charakterisierung) und in welcher Beziehung sie zu anderen
Figuren
17
steht (Konstellation). Zu überlegen ist auch, in welcher Weise
sie der
Autor bzw. die Autorin entworfen hat (Konzeption). Yang
artinya
demikian: “Dalam menganalisis tokoh pada teks prosa harus
diperhatikan ciri-ciri apa saja yang tokoh tunjukkan
(karakterisasi) dan
bagaimana hubungan antartokoh yang satu dengan yang lain

xvii
(konstelasi). Juga termasuk bagaimana cara pengarang
merancang
tokoh-tokoh (konsepsi).”
2. Penokohan (Charakterisierung)
Ada beberapa definisi atau pengertian penokohan menurut
beberapa tokoh. Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro,
1995:165),
penokohan adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. Nurgiyantoro (1995:166) juga
menambahkan bahwa penokohan menyangkut masalah siapa
tokoh
cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana penempatan dan
pelukisannya dalam cerita sehingga mampu memberikan
gambaran
yang jelas kepada pembaca.
Menurut Stanton (1965), yang dimaksud dengan penokohan
dalam suatu cerita fiksi biasanya dipandang dari dua segi.
Pertama,
mengacu kepada orang atau tokoh yang bermain dalam cerita;
kedua,
mengacu kepada perbauran dari minat, keinginan, emosi, dan
moral
yang membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita.

xviii
Penokohan dapat juga dikatakan sebagai proses penampilan
tokoh
sebagai pembawa peran watak tokoh dalam suatu cerita.
Penokohan
18
harus mampu menciptakan citra tokoh. Oleh karena itu, tokoh-
tokoh
harus dihidupkan (Satoto, 1991:43).
a. Karakterisasi Tokoh (Die Charakterisierung der Figuren)
Tokoh disertai atau dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu,
sehingga pembaca bisa membedakan dengan yang lain dan
menganggap simpatik atau tidak. Sebenarnya tokoh tidaklah
berbeda sebagai sebuah kombinasi tertentu dari banyak atau
sedikitnya ciri-ciri, di mana pembaca membangun sebuah
gambaran (Marquaß, 1997:36). Para pengarang mempunyai dan
menguasai dua teknik untuk menginformasikan ciri-ciri tokoh
kepada pembaca, yaitu karakterisasi secara langsung (die
direkte
Charakterisierung) melalui pengarang, tokoh lain, dan tokoh itu
sendiri, dan karakterisasi secara tidak langsung (die indirekte
Charakterisierung) melalui deskripsi tingkah laku tokoh (die
Schilderung des Verhaltens), penggambaran bentuk lahir (die

xix
Beschreibung des Äußeren), dan pelukisan hubungan (die
Darstellung der Beziehungen) (Marquaß, 1997:36-37).
Tokoh juga dikarakterisasikan ke bentuk langsung dan
tidak langsung melalui satu kesatuan ciri-ciri. Hal tersebut harus
disusun sedemikian rupa, jika watak dan tingkah laku tokoh
dianalisis. Di dalam teks prosa terdapat banyak ciri-ciri yang
bisa
dikategorikan sebagai berikut:
19
1) Ciri-ciri lahiriah (äußere Merkmale): umur, bentuk tubuh,
penampilan, pakaian
2) Ciri-ciri sosial (soziale Merkmale): pekerjaan, pendidikan,
kedudukan di masyarakat, hubungan
3) Tingkah laku (Verhalten): kebiasaan, pola tingkah laku, cara
bicara
4) Pikiran dan Perasaan (Denken und Fühlen): pendirian atau
sikap, ketertarikan, cara pikir, keinginan, ketakutan (Marquaß,
1997:37)
Namun ciri-ciri tokoh tidak selalu disampaikan secara jelas
dan tegas. Terutama pada teks prosa yang lebih panjang, di
mana

xx
tokohnya sering mengalami perubahan karena adanya proses
perkembangan kejiwaan dan mental. Informasi-informasi
tentang
tokoh juga bisa tidak utuh, tersembunyi atau saling bertentangan
(Marquaß, 1997:37).
b. Konstelasi Tokoh (Die Konstellation der Figuren)
Seperti halnya di dunia nyata, tokoh-tokoh di dalam dunia
prosa juga memiliki bermacam-macam hubungan dengan tokoh
lain, melalui kekerabatan, pekerjaan, dan lain-lain. Selain itu,
tokoh juga merasa simpati dan antipati untuk satu sama lain,
serta
berada pada ketergantungan yang sebenarnya dan khayalan.
Seringkali tokoh membangun kelompok-kelompok yang
berhubungan dengan kelompok lain. Struktur hubungan ini
tentu
20
saja bisa berubah seiring berjalannya alur cerita. Dalam
pemahaman tentang konstelasi tokoh, ada beberapa pertanyaan
yang menjadi acuan:
1) Tokoh mana yang terhubung secara persekutuan atau
kerjasama? Atas dasar kesamaan apa?
2) Tokoh atau kelompok tokoh mana yang berada di posisi

xxi
penentang? Atas dasar kepentingan apa?
3) Apakah konstelasinya stabil? Atau persekutuan, permusuhan
dan hubungan kekuasaan berubah? (Marquaß, 1997:38)
Ada beberapa konstelasi yang sering muncul dalam cerita
roman, contohnya:
Permusuhan (typische Gegnerschaften):
1) Tokoh utama (Protagonist) dan tokoh penentang (Antagonist)
2) Penghasut/pengintrik dan korban (Intrigant und Opfer)
3) Penggemar dan saingan (LiebhaberIn und NebenbühlerIn)
Persekutuan (typische Partnerschaften):
1) Majikan dan pembantu (HerrIn und DienerIn)
2) Orang yang mencintai dan dicintai (Lieber und Geliebte)
c. Konsepsi Tokoh (Die Konzeption der Figuren)
Tokoh diciptakan oleh pengarang menurut pola dasar
tertentu. Konsep ini bergerak di antara antitesis-antitesis
berikut:
1) Statis atau dinamis (statisch oder dynamisch)
2) Tipikal atau kompleks (typisiert oder komplex)
21
3) Tertutup atau terbuka (geschlossen oder offen) (Marquaß,
1997:39)

xxii
Ketiga antitesis tersebut berperan penting satu sama lain
dalam konsepsi tokoh, mana yang diposisikan kepada pembaca
dalam tuntutan intelektual. Tokoh yang secara bersamaan statis,
tipikal, dan tertutup cocok untuk karakter seorang pahlawan
sebagai tokoh utama beserta para musuhnya dalam teks prosa.
Tokoh yang kompleks dan dinamis harus diperhatikan lebih
intensif daripada yang lain, apa yang membuat tokoh tersebut
lebih
menarik dan patut dipercaya (Marquaß, 1997:39)
II.2 Unsur-unsur Roman
Unsur yang membangun roman ini, diantaranya sebagai
berikut :
1. Tema
Tema adalah pandangan hidup tertentu atau perasaan
tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu,
yang membangun dasar atau ide utama suatu karya sastra .
Tema dalam roman dapat menawarkan lebih dari satu tema,
yaitu tema utama dan tema-tema tambahan.
2. Alur
Bagi pengarang, alur dapat diibaratkan sebagai suatu
kerangka karangan yang dijadikan pedoman dalam
mengembangkan keseluruhan isi cerita, sedangkan bagi
pembaca pemahaman alur berarti juga pemahaman terhadap
keseluruhan isi cerita secara runtun dan jelas, sebab itulah

xxiii
dalam kegiatan membaca roman atau karya fiksi lainya kita
perlu mamahami alur dengan baik.
Alur dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu sebagai berikut.
1.    Dari segi kuantitas
2.    Dari segi kualitas
3.    Dari segi urutan pengisahan
4.    Dari segi tegangan
Pendapat-pendapat yang telah diuraikan memberikan
gambaran bahwa alur merupakan rangkaian peristiwa atau
kejadian yang diberikan oleh pengarang sehingga cerita tersebut
mudah dipahami oleh pembaca. Dari beberapa pendapat dapat
disimpulkan bahwa alur adalah rangkaian peritiwa yang
berdasarkan sebab akibat.
3. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah orang yang mengambarkan suatu peristiwa
dalam sebuah cerita yang diperankan. Tokoh yang membuat
suatu cerita lebih hidup dan menarik dengan demikian seolah-
olah terjadi di alam nyata. Selain menampilkan tokoh dalam
suatu cerita, pengarang juga memberikan watak masing-masing
setiap tokohnya sesuai degan peran yang dimainkan.
4. Latar
Latar atau setting adalah landas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
 Latar Tempat

xxiv
Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi unsur tempat yang
biasanya digunakan berupa tempat-tempat dengan nama
tertentu, inisial tertentu, dan lokasi tertentuLatar yang bersifat 
fisikal berhubungan dengan tempat
 Latar Waktu
Latar waktu berkaitan dengan masalah kapan terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan latar waktu terjadinya
peristiwa sesungguhnya sebagai acuan
Penggolongan waktu dalam sebuah cerita dapat digolongkan
menjadi tiga yaitu, lampau,kini,akan.
 Latar Sosial
Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan
dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat
yang diceritakan dalam karya fiksi.Dapat berupa kebiasaan
hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara
berfikir, cara bersikap, dan lain-lain.
5. Konflik
Konflik adalah percekcokan, perselisihan atau pertentangan.
Dalam sastra diartikan bahwa konflik merupakan ketegangan
atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama, konflik
merupkan sesuatu yang dramatik
 Konflik eksternal, adalah konflik yang terjadi antara
seorang tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, mungkin
dengan lingkungan alam atau mungkin dengan
lingkungan manusia

xxv
 Konflik internal adalah konflik kejiwaan yang terjadi
dalam hati jiwa seseorang tokoh atau tokoh cerita.
II.3 Jenis-Jenis Roman
Jenis Roman Secara Umum:
 Figurenroman (Roman Tokoh), roman jenis ini
menitikberatkan penggambaran seorang atau beberapa
tokoh di dalam cerita.
 Raumroman (Roman Dunia), roman jenis ini lebih
mengutamakan penggambaran tentang sebuah dunia
dalam ceritanya.
 Handlungsroman (Roman Tindakan), roman jenis ini
mengisahkan pembentukan suatu tingkah laku atau
tindakan yang menarik.

Jenis Roman Berdasarkan Penitikberatan Cerita

 Roman Kriminal dan Detektif (Krim- und


Detektivroman), Roman yang digolongkan menjadi
roman  kriminal menjadikan psikologi seorang penjahat
sebagai fokus utama ceritanya
 Roman Petualangan (Abenteuerroman). Roman jenis ini
memiliki ciri khas, yakni memberikan gambaran riil
tentang sebuah kejadian lewat tingkah laku tokoh.
 Roman Psikologi (Psychologischer Roman). Dalam
roman jenis ini, penulis tertarik untuk menggambarkan
kejiwaan dan karakter seorang manusia secara lebih
dalam.
 Roman Percintaan (Liebesroman). Roman jenis ini
biasanya banyak menceritakan tentang sisi kepahlawanan

xxvi
seorang wanita dengan gaya bahasa yang tidak serius serta
biasanya memiliki akhir cerita yang bahagia dan kurang
realistis
 Roman Hiburan (Unterhaltungsroman). Roman hiburan
merupakan roman yang ditulis dengan tujuan memberikan
hiburan kepada pembacanya. 
 Roman Anak dan Remaja (Kinder- und Jugendroman).
Roman jenis ini biasanya memiliki aspek hiburan serta
memiliki masuk untuk mengajar atau mendidik serta
menanamkan nilai nilai tertentu kepada pembacanya.
 Roman Pendidikan (Bildungsroman). Roman
pendidikan memiliki tema dan isi cerita, yang menjadikan
tokoh utama sebagai fokus ceritanya adalah
perkembangan pendidikan.

II.4 Perbedaan Roman, Novel, dan Cerpen

xxvii
xxviii
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
Roman merupakan bagian dari karya sastra yang memiliki
bentuk prosa dan menceritakan pengalam hidup tokoh dari lahir
hingga meninggal. Unsur-unsur yang membangun roman adalah
tema, alur, tokoh dan penokohan, latar,konflik. Jenis roman
secara umum yaitu figurenroman, raumroman, handlungsroman,
sedangkan jenis roman berdsasarkan penitik beratan cerita yaitu
roman kriminal dan detektif, roman petualangan, roman
pisikologi, roman percintaan, roman hiburan, roman anak dan
remaja, roman hiburan.
Roman menceritakan pengalaman hidup tokoh dari lahir
hingga meninggal, sedangkan novel hanya menceritaka
sepenggal kehidupan tokoh, dan cerpen hanya menceritakan
yang dianggap penting saja. Penokohan pada roman lebih
mendetail dibandingkan dengan novel dan cerpen.
III.2 Saran
Alangkah baiknya jika kita mengetahui roman,
mempelajari roman, bahkan membaca buku buku roman, karena
pada saat sekarang ini masih banyak orang yang masih belum
mengetahui apa itu roman, padahal roman merupakan salah satu
karya sastra

Daftar Pustaka
seputarilmu.com
xxix
eprints.uny.ac.id
pendidikan.co.id
dkampus.co.id

xxx
xxxi
xxxii
xxxiii

Anda mungkin juga menyukai