NIM : i219055
FRAKTUR
Definisi :
Mekanisme iinjury
Klasfikasi
Patofis
Ketika terjadi fraktur, otot yang melekat pada ujung tulang menjadi rusak. Otot tersebut
akan mengalami spasme dan menarik fragmen fraktur ke luar dari posisinya. Kelompok otot
yang besar dapat menghasilkan spasme yang masif dan men-displace (mengubah posisi) tulang
besar, seperti tulang femur. Meskipun bagian proksimal dari tulang yang fraktur tetap dalam
tempatnya, bagian distal dapat mengalami dispalce ke samping, membentuk sudut (angulasi),
rotasi, atau posisi lainnya.
Ketika terjadi fraktur, otot yang melekat pada ujung tulang menjadi rusak. Otot tersebut
akan mengalami spasme dan menarik fragmen fraktur ke luar dari posisinya. Kelompok otot
yang besar dapat menghasilkan spasme yang masif dan men-displace (mengubah posisi) tulang
besar, seperti tulang femur. Meskipun bagian proksimal dari tulang yang fraktur tetap dalam
tempatnya, bagian distal dapat mengalami dispalce ke samping, membentuk sudut (angulasi),
rotasi, atau posisi lainnya.
Manifestasi Klinik
Shortening—pemendekan tulang
Numbness—kerusakan saraf
ASESSMENT
- Umur
- Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Pendidikan
- Lingkungan rumah
- Riwayat trauma:
o Arah
o Jenis
- Lokalisasi nyeri
- Gangguan fungsi
- Rekognisi
- Reduksi
- Reposisi
- Rehabilitasi
NAMA : iCica iRosita iSari
NIM : i219055
A. Pengertian
Suatu tindakan untuk memindahkan lokasi yang patah atau yang mengalami dislokasi ke
tempat asalnya kembali dgn menggunakan daya tarik yang berturut2 dgn menggunakan
beban dan tarikan ( sesuai ketentuan ).
B. Tujuan
1. Memelihara posisi yg lurus pd tulang seperti pada dislokasi/fraktur
2. Mengamankan imobilisasi dari peradangan /cedera sendi
3. Mengoreksi kecacatan
4. Membebaskan rasa sakit akibat spasme otot
5. Mengurangi atropi otot
6. Sebagai pencegahan dari kehancuran atau dislokasi sendi abnormal
C. Kegunaan Traksi
1) Mengurangi/ tidak memperberat patah tulang
2) Mempertahankan fragmen tulang pd posisi yg sebenarnya selama penyembuhan
3) Imobilisasi bag tubuh pd bag jaringan lunak yg sedang dlm penyembuhan
4) Mengatasi spasme otot
5) Melepaskan adhesi
6) Memperbaiki deformitas
D. Macam-macam Traksi
- Skin Traksi
Pada skin traksi daya penarikan bekerja melalui jaringan lunak, sekitar sambungan
tulang dan umumnya untuk mempertahankan lokasi tulang yang telah dikoreksi.
Beban maksimum untuk skin traksi adalah 1/15 kg/BB. Syarat pemsangan traksi
a) Kulit harus dicukur
b) Perban tidak perlu kencang untuk mencegah gangguan peredaran darah
c) Untuk mencegah terjadinya alergi pada skin traksi penderita dan posisi tempat
tidur ditinggikan di daerah kaki
- Indikasi
Pasien dengan fraktur
Dislokasi
Pasien dengan coxitis, arthritis, remathoid arthtritis
Alergi
- Kontraindikasi
Adanya luka
Kehilangan sensasi
Kelainan kulit
Penyakit lain: varices, DM, gangguan pembuluh darah
Usila dgn kulit pecah-pecah, keriput
Alergi
- Skeletal traksi
E. Komplikasi
1. Pasien yg alergi dgn pemasangan skin trkasi akan mudah iritasi
2. Penekanan dapat berkembang karena tali kerekan kusut
3. Gangguan suplai darah/syaraf
4. Kekakuan otot, atropi
F. Macam – Macam skin traksi
1. Buck Leg Traction
Indikasi cedera syaraf ekstremitas inferior, kejang otot, degeneratif arthritis, cedera
lutut, fraktur femur arah media
Posisi pasien tidur dengan posisi lurus, bagian tungkai bawah lebih tinggi 15° - 20°
2. Traksi Tangan / Dunlop traction
Indikasi :
cedera yang mengenai lengan atas
sendi-sendi yang dibahu
dislokasi
3. Bryan traction
Indikasi :
- Untuk anak umur < 2 thn dengan BB <18 kg, krn jika dipasang gips belum
memungkinkan
- fraktur femur ekstremitas yang patologis
4. Gallow traction
Indikasi :
Hampir sama dengan bryan traction, kecuali diterapkan pada anak usia 2 – 5 tahun
5. Hamilton Russle Traction
Indikasi:
- untuk cedera panggul, lutut
- fraktur pada anak usia 9-12 tahun dengan berat badan 20-30 kg
G. Jenis skin traksi
a) Pelvic sling
b) Pelvik traction
c) Balance traction
d) External fixation
Asuhan keperawatan pada pasien dengan traksi
A. Pengkajian
1. Status neuro vaskular yg berpengaruh pd ekstremitas
2. Status cardiopulmonal
3. Status integumen
4. Tipe traksi
5. Retensi urine
6. Pengerasan feces (konstipasi)
7. Lokasi & tipe nyeri
B. Pemeriksaan Laboratorium
darah lengkap
urinalisis
Potensial komplikasi
phlebitis (pembengkakan)
ada gejala terpisah
infeksi jika ada luka
Emboli lemak
C. Diagnosa
a) Gangguan rasa nyaman: nyeri
b) Gangguan/ Perubahan mobilitas fisik
c) Perubahan konsep diri
d) Kurang pengetahuan