KECEMASAN ANAK
DENGAN POST
TRAUMATIC STRESS
DISORDER SEBAGAI
DAMPAK BENCANA
ALAM ANGIN PUTING
BELIUNG
KELOMPOK 4
Armia husni hidayat (219053)
Arviansyah wiguna (219054)
Annisa putri pramono (219052)
Cica Rosita sari (219055)
Della marsela (219056)
Dini inayah (219059)
Novianti isnaeni (219073)
Siti nurbaeti (219084)
Syafira nurlaili (219086)
Tia sopianti (219087)
Zaki arif sholeh (219094)
PENDAHULUAN
• Anak anak mengalami gangguan kecemasan, panik dan rasa takut terhadap
awan mendung dan air hujan ketika hujan turun. Kondisi tersebut akan
semakin buruk apabila tidak ditangani dengan baik. Oleh karna itu ditemukan
adanya deteksi dini kecemasan dengan PTSD sebagai dampak dari bencana
angin puting beliung.
• Dampak psikologis yang terjadi diantaranya mengalami gejala seperti :
ketakutan yang berlebih, jantung berdetak kencang, pucat, keringat dingin dan
menangis serta menutup telinga terjadi trauma pada saat cuaca mendung dan
turun hujan.
LANJUTAN
• Sebagai dampak dari bencana alam angin putting beliung paling banyak anak
menderita PTSD mayoritas dalam tingkat cukup parah yaitu 7 responden dari
30 responden, berdasarkan hasil wawancara bahwa anak di desa puron rata –
rata sering memunculkan tanda dan gejala PTSD yaitu re-
experiencing ,symptom , avoidance symptom, negatif alternations symptom,
dan hyperarousal symptom seperti masih mengalami ketakutan ketika hujan
turun merasa seolah- olah peristiwa tersebut terjadi kembali dan anak
mengalami keringat dingin serta jantung berdetak kencang
GANGGUAN FUNGSIONAL
• Tingkat kecemasan anak dengan PTSD korban bencana alam angin putting
beliung di Desa Puro Kabupaten Sukoharjo paling banyak menderita PTSD
cukup parah sebesar 23,3% dari seluruh respoden dan PTSD parah sebesar
16,7% dimana hanya dialami oleh anak perempuan. Dengan gejala yang timbul
pada anak PTSD diantaranya mengalami kembali (Re-Experiencing symptoms)
dimana anak mengalami ketakutan ketika hujan turun dan awan mendung
merasa seolah-olah peristiwa tersebut terjadi kembali, gejala penghindaran
anak memiliki ketertarikan yang lebih sedikit terhadap hal-hal yang biasa di
lakukan, dan gejala hyperarousal sebagian besar anak mengalami kesulitan
berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran di sekolah.