Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN

PENYELENGGARAAN PELAYANAN
RAWAT INAP & PONED
PUSKESMAS WULUHAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WULUHAN
Alamat : Jl. Kartini no 4, Wuluhan Jember. Telp. (0336) 621163

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirohim
Assalamualaikum WR.WB
Segala puji bagi Allah SWT , Pedoman Rawat Inap Puskesmas Wuluhan Kecamatan
Wuluhan Kabupaten Jember telah selesai disusun .
Pedoman ini dibuat untuk melaksanakan kegiatan Rawat Inap di Puskesmas Wuluhan
sebagai unit penyelenggara pelayanan publik .
Selain itu, penyusunan pedoman ini bertujuan untuk memberikan petunjuk cara pelaksanaan
pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Wuluhan bagi seluruh staf Puskesmas Wuluhan..
Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pengguna layanan Puskesmas Wuluhan dan
pihak – pihak lain yang berkepentingan .

Wassalam

Kepala UPT Puskesmas


Wuluhan

dr. Sunaryo
NIP. 19600318 198901 1 001

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………..4
B. Tujuan ………………………………………………………….4
C. Ruang Lingkup Pelayanan ………………………………………………4
D. Definisi Operasional………………………………………………….. 6
.E. Landasan Hukum ……………………………………………………… 7
F. Pedoman/ Referensi ……………………………………………………7
BAB II STANDART KETENAGAAN ………………………………………………8
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia………………………………… 8
B. Distribusi ketenagaan ………………………………………………… 8
C. Jadwal Kegiatan ………………………………………………………….9
BAB III STANDART FASILITAS ………………………………………………………11
A. Denah Ruang ………………………………………………………….11
B .Standart Fasilitas …………………………………………………………11
BAB IV LOGISTIK ………………………………………………………….13
BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN …………………………………………… 17
A. Tata Laksana Pelayanan…………………………………………………17
B. Tata Laksana Sistem Rujukan………………………………………… 17
BAB VI KESELAMATAN SASARAN……………………………………………… 19
A. Identifikasi Risiko dan Penilaian Risiko ………………………………19
B. Analisa Risiko…………………………………………………………. 22
C. Evaluasi Risiko ………………………………………………………….22
BAB VII KESELAMATAN KERJA ……………………………………………………24
A. Identifikasi Keselamatan Kerja …………………………………… 24
B. Analisa …………………………………………………………. 25
C. Tindakan yang berisiko Terpajan…………………………………… 25
D. Prinsip Keselamatan Kerja ………………………………………… 25
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU………………………………………………… 26
A. Indikator Mutu Kineja Puskesmas (PKP) …………………………… 26
B. Indikator Pengukuran sasaran Keselamatan Pasien ………………26
C. Indikator Perilaku ……………………………………………………….26
BAB IX PENUTUP ………………………………………………………………………33

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai Gate
Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan terhadap
penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil,
merata, berkualitas dan memuaskan masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Dalam rangka memberikan Pelayanan kesehatan yang bermutu , maka di Rawat Inap
perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata
cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan khususnya
pasien Rawat Inap Puskesmas Wuluhan, Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka,
dalam melakukan pelayanan pemeriksaan harus berdasarkan standar pelayanan Rawat
Inap Puskesmas Wuluhan

B. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di Rawat Inap sehingga dapat
memberikan hasil pemeriksaan yang bermutu dan akurat sehingga dapat memberikan
kepuasan pada masyarakat.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan Rawat Inap meliputi :
Dimulai dari penerimaan pasien rawat inap rujukan dari layanan rawat jalan, Gawat Darurat,
PONED, jaringan dan jejaring Puskesmas yang perlu mendapatkan observasi dan perawatan
lebih lanjut berhubungan dengan penyakitnya hingga perencanaan pemulangannya.
Dalam pelayanan keperawatannya menerapkan sistem managemen asuhan keperawatan
dengan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP).
Jenis Pelayanan Di Rawat Inap & Poned Puskesmas Wuluhan:

4
a. Ruang Rawat Inap bagi pasien penyakit umum ; melayani asuhan keperawatan
pasien dengan diagnose yang terdapat pada daftar penyakit ICD X.
b. PONED dan Ruang Rawat Gabung; melayani asuhan kebidanan dan bayi yang
memerlukan tindakan lanjut, baik kegawatdaruratan persalinan maupun
permasalahan kebidanan dan bayi.
c. RGD layanan 24 jam

1. Standar diagnosis keperawatan / kebidanan di ruang rawat inap dan poned :


 Ketidakefektifan bersih dan jalan nafas
 Ketidakefektifan pola nafas
 Ganguan pertukaran gas
 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
 Penurunan curah jantung
 Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
 Intoleransi aktifitas
 Resiko syok
 Resiko cedera
 Resiko kejang berulang
 Hiportermia
 Hipertermi
 Kekurangan volume cairan
 Kelebihan volume cairan
 Kekurangan nutrisi
 Inkontenensia urine
 Kerusakan mobilitas fisik
 Kerusakan integritas kulit
 Retensi uri
 Resiko infeksi
 Nyeri
 Insomnia
 Diare
 Konstipasi
 Mual
 Vomiting
 Devisit perawatan diri
 Cemas / ancitas
 Harga diri rendah
 Resiko perilaku kekerasan
 Halusinasi
 Isolasi
 Resiko bunuh diri
 Kesejahteraan spritual
 Distres spiritual

2. 15 besar kesakitan di Rawat Inap :


   
NO KODE JENIS PENYAKIT
1 A 09 01.06 DIARE DAN GE(COLITIS)
2 J 06 19.05 ISPA
3 K 29 21.02 GASTRITIS

5
4 A 01 01.02 DEMAM TIPOID DAN PARATIPOID
5 I 10 18.01 HIPERTENSI PRIMER
6 J 45 19.16 ASMA
7 R 10 33.01 DEMAM TAK DIKETAHUI SEBAB
8 S 06 34.05 TRAUMA KEPALA
9 R 10 31.01 NYERI ABDOMEN
10 E 11 13.04 DM (IDDM)
11 E 10 13.05 DM (NIDDM)
12 I 64 18.07 STROKE
13 R 11 31.02 NOUSEA VOMITUS
14 K 56 21.09 ILIUS
15 J 44 19.15 COPD

3. 15 besar kensakitan di Rawat gabung & PONED


     
NO KODE JENIS PENYAKIT
1 O 80 27.19 PERSALINAN TUNGGAL SPONTAN
2 P 00 28.06 BAYI LAHIR
3 O 42 27.10 KETUBAN PECAH DINI
4 O 83 27.20 PERSALINAN DENGAN KESULITAN
5 O 14 27.04 PREEKLAMSIA
6 Z 04 38.01 KONSULTASI KEHAMILAN
7 0 03 27.03 ABORTUS
8 O 21 27.07 HIPEREMISIS GRAFIDARUM
9 P 07 28.01 BBLR
10 O 48 27.12 KEHAMILAN SEROTINUS
11 R 50 33.01 DEMAM TAK DIKETAHUI SEBABNYA
12 Z 38 38.02 KELAHIRAN SPONTAN
13 O44 27.11 PLASENTA PRAEVIA
14 O 25 12.01 ANEMIA
15 O 60 27.13 PARTUS PREMATUR

D. DEFINISI OPERASIONAL
a) Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja
b) Pelayanan rawat inap adalah segala upaya pelayanan dan pengobatan penyakit serta
pemulihan dan peningkatan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan keselarasan
antara dokter, tenaga kesehatan yang terkait serta individu / masyarakat yang membutuhkan.
c) Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang diperlukan untuk menopang pemberian
asuhan keperawatan tersebut
d) Standar diagnosis keperawatan / kebidanan: penilaian klinis mengenai respon pasien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik secara actual maupun

6
potensial yang bertujuan untuk mengidentifikasi respon pasien individu, keluarga dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
e) PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar ) adalah layanan yang menangani kegawat
daruratan dasar pada kasus ibu melahirkan dan bayi baik yang fisiolgis maupun patologis .
f) Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan lain kepada pasien di sarana kesehatan
g) Informed consent adalah pernyataan tentang persetujuan atau penolakan pasien dan atau
keluarganya trehadap layanan /tindakan yang akan diberikan.
h) Berhubungan dengan pasien :
 Jam buka pelayanan : 24 jam
 Jam kunjung pasien:
siang : 10.00 - 13.00
sore : 16.00 – 20.00
 Penunggu pasien maximum 2 orang
 Anak dibawah usia 12 tahun tidak diperkenankan menunggu dan berkunjung
atau masuk diruang perawatan
 Dilarang merokok di Area Puskesmas Wuluhan
 Pencatatan Identitas Pasien
Sebelum dilakukan pelayanan di Rawat Inap petugas menanyakan identitas dan
dicocokkan dengan Rekam Medis
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI nomor 129 tahun 2008 tentang standar
pelayanan di rumah sakit
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
6. PMK No. 269 ttg Rekam Medis
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien

E. PEDOMAN / REFERENSI
1. Standar Minimal Pelayanan Puskesmas, Menkes , 2014
2. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), edisi I, PPNI, 2017
3. Buku acuan PONED edisi V, Depkes RI 2008.
4. ICD X

7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM rawat inap & Poned adalah :
N Jenis Kompetensi Kompetensi tambahan Jumlah
o ketenenagaan
No Jenis (Ijazah)
Kompetensi (pelatihan)
Kompetensi tambahan standar
Jumlah
1 ketenenagaan Dokter
Fungsional (Ijazah) (pelatihan)
1. Pelatihan 3
1 Dokter
LABORAT D3 ANALIS 1. LKB HIV
PPGD/ACTLS 2
KESEHATAN 2. 2. OJT
PONED
LAB KES TB, HIV
2
JURU MASAK
Fungsional SLTA
SI Kep.Ners / 1.MPKP 1. 2 1
SOPIR SMP BCLS 2
perawat Ahli Keperawatan 2.PPGD /BCLS/ BLS
JURU CUCI SMP 1
PENJAGA SMP 3.PONED 3
3 Fungsional
JURU KEBERSIHAN D III SMP 1.PPGD 3 18
pelaksana Keperawatan 2.BCLS
perawat SPK 3. BLS
4 Funsional D3 1.PPGDON 1
B. D
bidan Penyelia Kebidanan 3.PONED
4.APN i
5.CTU s
5 Fungsional D3 1.PPGDON 14
tr
pelaksana Kebidanan 2.APN
bidan i
6 Fungsional D3 gizi 1 b
pelaksana Gizi u
7 Asisten SMK/SMA 10
s
perawat / bidan
i
Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan ketenagaan ruang perawatan, dibagi menjadi tiga shif jaga selama 24
jam yaitu:
 Shif pagi : jam 07.00 s.d. 14.00,
 Shif sore : jam 14.00 s.d. 21.00,
 Shif malam : jam 21.00 s.d. 07.00

C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)


Jadwal kegiatan dan pengaturan Jaga (Rawat Inap) serta perencanaan kegiatan
disusun oleh koordinator Perawatan dan ketua tim secara berkala setiap hari, bulan
dan tahun yang berbentuk:
1. Kegiatan harian & mingguan:

8
 Interaksi dan impementasi proses keperawatan; ronde perawat dan visite
dokter (klarifikasi keadaan perkembangan perawatan pasein)
 Interaksi antar petugas ; preconveren dan postconveren yaitu pertemuan
petugas sebelum dan sesudah kegiatan asuhan keperawatan ( serah
terima/operan dan pembagian tugas dalam pelasanaan proses
perawatan)
 Pencatatan / laporan harian asuhan keperawatan seluruh pasien
 Pendokumentasian status pasien rawat inap (lest rawat inap)
 Penyuluhan Kesehatan individu/keluarga
 Penerimaan dan pemulangan pasien
2. Kegiatan bulanan;
 Monitoring dan evaluasi kegiatan bulanan
 Pertemuan perawat / bidan setiap bulan

3. Pengaturan Jaga secara ideal bisa diatur sebagai berikut:


Pada shif pagi terdiri dari:
 1 dokter penanggung jawab perawatan
 1 perawat koordinator perawatan
 1 ketua tim perawatan dengan 2 pelaksana perawat
 1 ketua tim kebidanan dengan 2 pelaksana bidan
 3 asisten perawat/bidan
Jumlah 11 orang
Pada shif sore terdiri dari
 1 dokter jaga
 1 penanggungjawab shif dengan 1 pelaksana perawat
 2 pelaksana bidan
 1 asisten perawat/bidan
Jumlah 6 orang
Pada shif malam terdiri dari
 1 dokter jaga
 1 penanggungjawab shif dengan 1 pelaksana perawat
 2 pelaksana bidan
 1 asisten perawat/bidan
Jumlah 6 orang

9
Namun karena keterbatasan ketenagaan dan semua peugas merangkap sebagai
penanggung jawab progam Upaya Kesehatan Masyarakat(UKM), maka pengaturan
jadwal disesuaikan dengan kegiatan petugas. Sebagai berikut:
Pada shif pagi terdiri dari:
 1 dokter penanggung jawab perawatan
 1 perawat koordinator perawatan
 1 ketua tim perawatan dengan 1 pelaksana perawat
 1 ketua tim kebidanan dengan 1 pelaksana bidan
 2 asisten perawat/bidan
Jumlah 8 orang, (perawat dan bidan merangkap pemegang progam UKM)
Pada shif sore terdiri dari
 1 dokter on call
 1 penanggungjawab shif
 1 pelaksana bidan
 1 asisten perawat/bidan
Jumlah 3 orang
Pada shif malam terdiri dari
 1 dokter on call
 1 penanggungjawab shif /pelaksana perawat
 1 pelaksana bidan
 1 asisten perawat/bidan
Jumlah 3 orang
Pengaturan jaga petugas penunjang:
 Petugas dapur dibagi 2 shif pagi dan sore
 Petugas cuci masuk pagi
 Petugas laborat layanan jam kerja, untuk layanan laborat GDA dan HB
dilakukan di ruang perawatan dengan petugas perawat yang jaga
 Petugas obat layanan jam kerja, untuk layanan obat diluar jam dinas
dilakukan oleh petugas perawat jaga, dengan pelaporan obat sesai sop
layanan obat
 Petugas sopir siap on call bila bertugas diluar jam dinas

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

10
Puskesmas Wuluhan terletak di kecamatan Wuluhan dengan posisi sebagai berikut:
• Utara : perumahan penduduk
• Barat : pertokoan
• Selatan : pasar dan polsek wuluhan
• Timur : pasar/ pertokoan

DENAH PUSKESMAS WULUHAN

RUMAH PENDUDUK

P
E
R
T
O P
K A
O S
A A
N R

PASAR

KETERANGAN:
Jalan raya :
Jalan kampung :

Tempat pelayanan publik Puskesmas Wuluhan tergambarkan pada denah bahwa


tidak terletak di pinggir jalan raya sehingga tidak terlalu bising dengan suara
kendaraan lalu lintas, namun di antara kesibukan pasar. Hal ini memudah akses
bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun demikian dari
segi polusi udara efek bau pasar juga mengganggu keberadaan pasien rawat inap.
Tata ruang gedung Puskesmas Wuluhan sebagai berikut:
 Pintu masuk/ keluar sebelah timur : ruang Kantor, Aula, dan Poli khusus
P2M, KIA/KB, dan Laborat
 Pintu masuk / keluar sebelah utara:
 Rawat jalan Poli umum, gigi, Kamar Obat, dan Loket pendaftaran
 Layanan 24 jam ; UGD, Ruang rawat inap & PONED,
B. Sarana Kesehatan:
1. Kapasitas tempat tidur (TT) rawat inap = 23 tt
• Tempat tidur (TT) Perawatan Biasa   =18 tt
• Tempat Tidur (TT) Perawatan Khusus = 2 tt
• Tempat Tidur di sarana rawat gabung = 3 tt
2. Ruang yang tersedia dirawat inap:

11
 Kantor perawatan = 1 ruang
 Tindakan bersalin = 1 ruang
 Tindakan / UGD = 1 ruang
 Ruang ECG = 1 ruang
 Ruang anak = 1 ruang
 Ruang dewasa = 5 ruang
 Ruang isolasi = 1 ruang
 KM dan WC, = 3 ruang
 Kamar mandi = 2 ruang
 Dapur = 1 ruang
 Ruang cuci =1 ruang
 Ruang tunggu
 Musolla
 Tempat parkir
3. Layanan mobile dokter spesialis pada puskesmas Poned
 Layanan mobile dokter spesialis kandungan (SPOG) setiap bulan
 Layanan mobile dokter spesialis anak setiap 3 bulan
4. Layanan ambulance rujukan 24 jam
5. Layanan ambulance jenajazah

BAB IV

LOGISTIK

12
A. Alat Alat Pelayanan
1. Tensi
2. Termometer
3. Timer
4. Stestoskop
5. Lampu senter
6. Timbangan dewasa dan bayi
7. Set pemeriksaan THT
8. Tempat sampah non medis tutup
9. Tempat sampah medis tutup
10. Sudip lidah
11. APD
12. Bengkok
13. Alat ECG
14. Nebbuleiser
15. Tabung Oksigen set
16. Kursi roda
17. Brank car
18. Tiang infus
19. Masker oksigen
20. Stilisator

C. OBAT - OBATAN
D. Bahan Habis Pakai
1. Sarung tangan
2. Sabun cair
3. Safety box
4. Masker
5. Aseptik gel
6. Tissue

C. Mebelair
1. Kursi kerja
2. Lemari arsip
3. Tempat tidur pasien
4. Lemari simpan alat
5. Kursi hadap pasien

13
E. Alat lainnya

Σ Σ
NO NAMA BARANG STANDAR SATUAN AWAL KONDISI
          BAIK RUSAK
1 SPREI 60 BJ 30 15 15
2 SARUNG BANTAL 60 BJ 30 10 20
3 SARUNG GULING 10 BJ 10 0 10
4 BANTAL 30 BJ 30 10 20
5 GULING 10 BJ 10 0 10
6 SELIMUT 30 BJ 0 0 0
7 PERLAK 30 BJ 0 0 0
8 GORDEN JENDELA 45 BJ 30 10 20
9 GORDEN SKAT 10 BJ 6 4 2
10 TAPLAK MEJA PASIEN 40 BJ 30 0 30
11 TAPLAK MEJA KANTOR 10 BJ 0 0 0
12 KASUR BUSA 30 BJ 30 20 10
13 SARUNG O2 15 BJ 0 0 0
14 SAFIR PENUTUP MAYAT 5 BJ 0 0 5
15 SAPU TANGAN HANDUK 60 BJ 50 0 50
16 SCORET 5 BJ 0 0 0
17 JAM TEMBOK 15 BJ 5 5 0
18 TELEVISI 3 BJ 2 2 0
19 KIPAS ANGIN R. PASEN 10 BJ 0 0 0
20 LEMARI ALAT 10 BJ 5 5 0
21 RAK SEPATU 2 BJ 0 0 0
22 RAK HANDUK 2 BJ 0 0 0
23 LAPTOP 4 SET 1 1 0
24 RAK OBAT 4 BJ 1 1 0
25 FILING KABINET 15 BJ 6 0 6
26 AC 5 SET 0 0 0
27 SENTER 3 BJ 1 1 0
28 KANEBO 10 BJ 0 0 0
TEMPAT SAMPAH BESAR DLM
29 RUANG 10 BJ 0 0 0
TEMPAT SAMPAH BESAR LUAR
30 RUANG 5 BJ 3 2 1
31 KESET KAMAR MANDI 10 BJ 0 0 0
32 WASTAVEL 6 SET 3 3 0
33 TEMPAT PIRING KOTOR 5 BJ 0 0 0
34 SPALEK 50 BJ 0 0 0
35 BUKU REGESTER 6 BJ 0 0 0
36 TROLY 3 BJ 1 1 0
37 THERMOMETER DIGITAL 10 BJ 5 3 2
38 TENSIMETER DIGITAL 3 BJ 1 1 0
39 STETOSKOP DEWASA 4 BJ 4 2 2
40 STETOSKOP ANAK 1 BJ 0 0 0
41 MANOMETER O2 7 SET 5 3 2
42 GUNTING FERBAN 3 BJ 1 0 1
43 TONG SPATEL 3 BJ 1 0 1

14
44 STIKPAN 5 BJ 3 2 1
45 URINAL 5 BJ 3 0 3
46 HETING SET 3 SET 2 1 1
47 GUNTING AJ 3 BJ 2 1 1
48 KLEM ARTERI 3 BJ 2 1 1
49 GUNTING LURUS 3 BJ 2 1 1
50 PLASTER 50 ROL 6 0 6
51 SARUNG TANGAN NON STERIL 100 BOX 3 0 3
52 SARUNG TANGAN STERIL 30 BOX 3 0 3
53 PENGHARUM RUANG SPPRAY 10 BJ 2 0 2
54 HAND SOAP 10 BTL 4 0 4
55 SABUN DETERGEN 10 KG 6 0 6
56 KAMPER KAMAR MANDI 10 BJ 0 0 0
57 PENGHARUM RUANG GANTUNG 10 BJ 0 0 0
58 BATERAI JAM DINDING 20 BJ 0 0 0
59 TISSU PENGERING CUCI TANGAN 100 ROL 0 0 0
60 HYPAFIX 1000 ROL 5 0 5
61 UNDERPAD 100 BJ 50 0 50
62 ALKOHOL SWAB 20 BOX 20 0 20
63 POLY CATETER NO 14 5 BJ 0 0 0
64 POLY CATETER NO 16 30 BJ 10 0 10
65 POLY CATETER NO 18 30 BJ 10 0 10
66 MASKER NASAL 200 BJ 100 0 100
67 ODEX 5 LT 5 0 5
68 NASAL CANUL O2 BY 20 BJ 0 0 0
69 NASAL CANUL O2 DEWASA 20 BJ 0 0 0
70 NEOROBION INJ 500 AMP 0 0 0
71 CYTOTEC 20 TAB 0 0 0
72 OKSIGEN 25 TABUNG 0 0 0
73 LIST PASEN RB 1000 SET 0 0 0
74 LIST PASEEN RAWAT INAP 3000 SET 0 0 0
75 LIST DOKUMEN JKN 3000 SET 0 0 0
76 LEMARI DATA 3 BJ 0 0 0
77 LEMARI ARSIP 2 BJ 1 0 1
78 AMINOPEL 10 KANTONG 0 0 0
79 AMPICILIN INJ 300 VIAL 0 0 0
80 PAPAVERIN TAB 1000 KLG 0 0 0
81 CTM TAB 2000 KLG 1 0 1
82 HCT TAB 100 KLG 0 0 0
83 METVORMIN TAB 1000 BOK 0 0 0
84 PIRACETAM INJ 1000 AMP 0 0 0
85 PENITOIN TAB 1000 KLG 0 0 0
86 ANTRAIN INJ 500 AMP 0   0
87 DOPLER 2 BJ 2 0 2
88 DANDANG BESAR STERIL ALAT 2 BJ 2 2 0
89 PANCI SEDANG 2 BJ 2 1 1
90 PANCI BESAR 2 BJ 1 0 1
91 PANCI LURIK 2 BJ 1 0 1
92 CERET STANLIS 2 BJ 1 0 1
93 NAMPAN 5 BJ 2 2 0
94 SENDOK 30 BJ 30 0 30

15
95 PIRING 30 BJ 30 0 30
96 MANGKOK 30 BJ 30 0 30
97 WAJAN 2 BJ 2 0 2
98 LEMARI MAKAN 1 BJ 1 0 1
99 TROLY MAKAN 1 BJ 1 0 1
100 CELEMEK KAIN 3 BJ 0 0 0

E. Pencatatan dan Pelaporan


1. Buku register pelayanan
2. Buku harian /laporan harian
3. Ringkasan Masuk dan Keluar
4. Formulir informed consent
5. Form Pernyataan
6. Formulir penilaian awal medis dan perawatan
7. Form RM ASKEP
8. Formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi
9. Formulir Catatan Obat
10. Form Edukasi
11. Formulir resume medis
12. Lembar kontrol
13. Form Rujukan Internal
14. Form Rujukan Eksternal

BAB V

TATALAKSANA PELAYANAN

16
A. Tata Laksana Pelayanan

1. Petugas menerima pasien dari poli rawat jalan atau poli 24 jam
2. Petugas mengkaji pasien mulai identitas sampai kebutuhan asuhan keperawatan.
3. Petugas melakukan pemeriksaan medis sesuai keluhan pasien
4. Dokter merencanakan asuhan perawatan kepada pasien
5. Petugas memberikan penjelasan tentang kondisi kesehatan dan tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarganya.
6. Pasien / keluarga menyetujui/ menolak dengan menadatangani form pernyataan
.yang telah disediakan
7. Petugas melaksanakan asuhan perawatan sesuai kebutuhan pasien
8. Petugas melengkapi form rekam medis pasien .
9. Petugas menyiapkan tempat rawat ianap
10. Petugas memberi penjelasan tentang hak dan kwajiban pasien/keluaga selama
mendapat perawatan
11. Pasien / keluarga menyetujui dan menandatangani pernyataannya.
12. Petugas mencatat dan mendokumentasikan di buku register rawat inap

B. TATA LAKSANA SISTEM RUJUKAN

Puskesmas adalah perawatan fasilitas tingkat pertama dengan fasilitas primer.


Pasien yang memerlukan pemeriksaan dan tindakan lanjutan yang tidak tersedia
pada fasilitas kesehatan di Puskesmas maka perlu di rujuk ke tempat Pelayanan
Kesehatan yang lebih tinggi yaitu rumah sakit
1. Tata laksana :
 Petugas memberi penjelasan kepada pasien/keluaga tentang indikisasi
rujukan.
 Petugas memberikan informasi tentang kondisi dan kebutuhan
pengobatan /tindakan pasien untuk menentukan keperlukan
pendampingan diantar ambulance atau dapat berangkat sendiri lewat poli
rumah sakit
 Petugas membuat surat rujukan dengan lengkap dan diberikan pada
pasien /keluarga yang berangkat sendiri
 Petugas mengkonfirmasikan rujukan pasien ke tempat tujuan, melalui
telepn untuk pemesanan tempat.
 Petugas mendokumentasikan resume ke regester rujukan
 Petugas mengantarkan dan mendampingi pasien ke tempat rujuan
 Petugas memonitor keadaan pasien selama di perjalanan sampai di
tempat tujuan dengan membawa surat rujukan

17
 Petugas melaporkan semua hasil rujukan di puskesmas

2. Tempat Layanan Rujukan


Puskesmas memiliki kerjasama dengan layanan FKTP tingkat kedua /
Rumah Kabupaten Jember yang terdiri dari:
1.1. Rumah Sakit Umum Daerah Balung
1.2. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Subandi Jember
1.3. Rumah Sakit Umum Daerah Kalisat
1.4. Rumah Sakit Bhaladika Husada Jember
1.5. Rumah Sakit Bina Sehat Jember
1.6. Rumah Sakit Jember Klinik Jember
1.7. Rumah Sakit Rolas Kaliwates Jember
1.8. Rumah Sakit Citra Husada Jember
1.9. Rumah Sakit IBI Jember
1.10. Rumah Sakit Utama Husada Ambulu
3. Layanan rujukan Laborat
Puskesmas Wuluhan dalam pemeriksaan laborat mampu melaksanakan
laborat sederhana, dengan spesimen darah, urine dan sputum. Pada
pemeriksaan laborat penunjang pada penyakit khusus belum bisa
dilaksanakan, sehingga bekerja sama dengan laborat SUN Balung. Yang
berjarak sekitar kurang lebih 3 km dari Puskesmas Wuluhan.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

18
 Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana Puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
 Tujuan penerapan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan
pasien, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat,
menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya
program- program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan.
 Puskesmas Wuluhan wajib menerapkan standar keselamatan pasien yang meliputi
:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
 Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di puskesmas Wuluhan adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

A. Identifikasi Risiko dan Penilaian Risiko (Risk Assessment)


Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi risiko potensial (dengan pendekatan
pro-aktif) dan insiden yang sudah terjadi (dengan pendekatan reaktif/responsif).
Risiko potensial dapat diidentifikasi dari berbagai macam sumber, misalnya :

19
a. Informasi internal (rapat unit/koordinasi, audit, pelaporan insiden, klaim,
komplain)
b. Informasi eksternal (pedoman dari pemerintah, organisasi profesi,
lembaga penelitian)
c. Pemeriksaan atau audit eksternal
Contoh risiko potensial berdasarkan area pelayanan:
NO AREA RISIKO
1. Akses pasien
1. Proses pemulangan pasien lama
2. Pasien pulang paksa
3. Kegagalan merujuk pasien
4. Proses transfer pasien yang tidak baik
2. Kecelakaan
1. Tersengat listrik
2. Terpapar dengan bahan berbahaya
3. Tertimpa benda jatuh
4. Tersiram air pans
5. Terpeleset
3. Assesmen dan Terapi
1. Kesalahan identifikasi pasien
2. Kesalahan pelabelan spesimen Laboratorium
3. Kesalahan pemberian obat
4. Masalah administrasi keuangan pasien
1. Kesalahan estimasi biaya
2. Pengenaan tagihan yang sama 2x
3. Kesalahan input data tagihan
4. Perbedaan tarif dan tagihan
5. Transaksi tidak terinput
5. Kejadian Infeksi
1. Kegagalan / kontaminasi alat medis
2. Infeksi nosokomial (plebitis)
3. Needlestick injury
4. Kesalahan pembuangan limbah medis
5. Infeksi pasca penjahitan luka
6. Rekam Medik
1. Kegagalan memperoleh informed consent
2. Kesalahan pelabelan rekam medik
3. Kebocoran informasi rekam medik
4. Ketidaklengkapan catatan dalam rekam medis
5. Kehilangan / kesalahan penyimpanan rekam medik

20
7. Obat
1. Penulisan resep yang tidak baik
2. Riwayat alergi obat yang tidak teridentifikasi
3. Kesalahan dosis obat
4. Obat rusak / expired
5. Kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat
6. Kegagalan monitor efek samping obat
8. Keamanan
1. Pencurian
2. Pasien hilang
3. Lingkungan yang tidak aman

Identifikasi resiko di ruang rawat inap dan Poned Puskesmas Wuluhan


PERINGKAT RISIKO SCORE
Dampak Peluang DXP
NO JENIS RISIKO
(D) (P)
1. Phlebitis 5 5 25
2. Pasien jatuh 5 5 25
3. Kepatuhan identifikasi pasien 5 5 25
4. Angka ketidakhadiran dokter 5 5 25
5. Angka kejadian pasien jatuh 5 3 15
6. Tertukar obat 5 3 15
7. Komplain pelanggan 3 5 15
8. Perintah lisan yang tidak diverifikasi 3 5 15
DPJP
9. kelengkapan Informed Consent 3 4 12
10. Angka kejadian tertusuk jarum 5 2 10
11. Petugas tidak cuci tangan 5 2 10
12. Terjadi kebakaran / gempa 5 2 10
13. Risiko tersetrum listrik 3 2 6
14. Pasien pulang tanpa sepengetahuan 2 2 4
perawat

Kategori berdasarkan dampak sesuai dengan jenis-jenis insiden keselamatan pasien


sebagai berikut :
Error Kategori Hasil
No error A Kejadian atau yang berpotensi untuk terjadinya kesalahan
(KPC)
Error, no B Terjadi kesalahan sebelum mencapai pasien
harm (KNC)
C Terjadi kesalahan dan sudah mencapai pasien tetapi tidak
membahayakn pasien (KTC)
D Terjadi kesalahan, sehingga monitoring ketat harus dilakukan
tetapi tidak membahayakan pasien (KTC)
Error, E Terjadi kesalahan hingga terapi dan intervensi lanjut
harm diperlukan & kesalahan ini meberikan efek yg buruk yg
sifatnya sementara (KTD)
F Terjadi kesalahan & mengakibatkan pasien harus dirawat

21
lebih lama serta memberikan efek buruk yg sifatnya
sementara (KTD)
G Terjadi kesalahan yg mengakibatkan efek buruk yang sifatnya
permanen (KTD)
H Terjadi keslahan dan hampir merenggut nyawa pasien contoh
syok anafilaktik (KTD)
Error, I terjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia (Sentinel)
death

B. Analisis Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk
menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk
mengelola / mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau /
kuning / merah.
TINGKAT RISIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI
1 Sangat jarang / rare (> 5 tahun/kali)
2 Jarang / unlikely (>2-5 tahun/kali)
3 Mungkin / posible (1-2 tahun/kali)
4 Sering / likely (beberapi kali/ tahun)
5 Sangat sering / almost certain (tiap
minggu/bulan)

Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko / insiden
dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana
sedangkan untuk kategori kuning dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam
dengan metode RCA (root cause analysis - reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare
failure mode effect analysis – proaktif).

C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan di evaluasi lebih lanjut sesuai
dengan skor dan grading yang di dapat dalam analisis.
SKOR = DAMPAK X PELUANG
2. Pemeringkatan memerlukan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan
meliputi proses berikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampaknya / akibat dan menentukan skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa terjadi
dan menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3. Penilaian risko akan dilakukan dalam dua tahap
a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang akan
mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko.

22
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan pleh Kepala Unit Kerja yang akan
melakukan verifikasi tahap pertama dan membuat suatu rencana tindakan untuk
mengatasi risiko.

Probabilitas Tdk Minor Moderat Mayor Katastropik


Significan
1 2 3 4 5
Sangat sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Tiap minggu/bulan)
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(bbrp kali/tahun)
4
Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(1 - < 2 th / kali)
3
Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
( > 2-<5 th/kali)
2
Sangat jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
(> 5 th/kali)
1

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Identifikasi keselamatan kerja
Unit Keselamatan Cidera
No Penyebab
Pelayanan
Benda tajam, alat Luka sayat, luka
Ruang 1.Fisik medis, ventilasi, tusuk, kelelahan
1
Perawatan kelembaban/ suhu
Tembok rontok
2.Kimia Desinfektan, Dermatitis,
merkuri gangguan SSP
3.Biologi Virus, bakteri, jamur, Hepatitis B,
spora Hepatitis C,
HIV/AIDS, infeksi
bakteri /jamur /

23
spora
4.Ergonomi Posisi janggal, Muskulos-keletal
angkat angkut
5.Psikososial Beban kerja, shift Stres kerja
kerja
Benda tajam, alat Tertusuk, tergores,
Ruang 1.Fisik
2 medis, suhu panas, kelelahan
bersalin
tembok rontok
2.Kimia Iritasi, batuk, sesak
Debu, Desinfektan
3.Biologi Infeksi virus /
Virus, bakteri, jamur
bakteri/jamur
6.Ergonomi Posisi janggal, Muskulos-keletal
persalinan sulit
4.Psikososial Beban kerja, shit Stres kerja
kerja
Ruang sempit, Gangguan
Kamar kelembaban, musculos-
3 Mandi dan 1.Fisik ventilasi, keletal,pengap,
WC pencahayaan, lantai terpeleset
licin
Infeksi bakteri/
2. Biologi Bakteri, parasit
parasit
Perilaku Kecelakaan
1.Psikososial menggunakan
kloset tidak benar
Dehidrasi,
Kelembaban/ suhu
gangguan
panas
1.Fisik penglihatan, iritasi
4 Dapur pencahayaan, lantai
mata, terpeleset,
licin, tabung gas,
kebakaran,
ventilasi
kelelahan
2.Kimia Dermatitis, batuk
Debu
3.Biologi Bakteri, virus, Infeksi bakteri/virus
kecoa, lalat
4.Ergonomi Gangguan
Angkat angkut
musculoskeletal
Ruang Kelelahan
5 cuci / 1.Fisik Kelembaban
laundry
Larutan, sabun, Dermatitis
2.Kimia pemutih(klorin),
disinfektan
3.Biologi Infeksi virus,
Virus, bakteri, jamur
bakteri, jamur
4.Ergonomi Kerja monoton, Muskulos-keletal
angkat-angkut
5.Psikososial Stres kerja
Beban kerja

B. ANALISA
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

24
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

C. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu kinerja yang digunakan di Rawat Inap Puskesmas Wuluhan dalam
memberikan pelayanan adalah :
A. Indikator Mutu Kinerja Puskesmas (PKP)

No Indikator Target
1 Cakupan Jumlah penderita baru yang dirawat 1,5 % jmlh penduduk
2 Jumlah Hari Perawatan 3 x jumlah pasien dirawat
3 Jumlah Tempat Tidur 23
4 BOR 70%

25
5 ALOS 3 hari
6 BTO (Bed Turn Over) 50 x
7 TOI ( Turn of Interval) 2
8 Kelengkapan isi Rekam Medis 100 %
9 angka pulang paksa <5 %
10 Kejadian plebitis <0,5 %
11 Jumlah penderita Maternal risti / komplikasi 20 % jumlah bumil
12 Jumlah penderita Neonatal risti / komplikasi 20% jumlah bayi
13 Kematian ibu bersalin 0

B. Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:
NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET
1. Identifikasi Pasien dengan benar 100%
2. Pemberian infomasi kesehatan kepada pasien yang efektif ≥ 80%
3. Pemberian Obat yang benar dan aman Kepada Pasien 100%
4. Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan yang benar 100%
5. Pengurangan terjadinya Risiko Infeksi ≥75%
6. Pengurangan risiko cidera pasien akibat terjatuh 100%

C. Indikator Perilaku
NO INDIKATOR PERILAKU STANDART
1 Hand Hygiene 100%
2 Pemakaian APD 100%
3 Kepatuhan terhadap SOP 100%

Definisi operasional
No Indikator Definisi operasional Target
1 Jumlah Jumlah pasien rawat inap baru yang 1,5 %
penderita yangdirawat di Puskesmas, pada periode jmlh
dirawat Januari sampai dengan Desember penduduk
2 Jumlah Hari
jumlah hari perawatan dari seluruh 3 x jml
Perawatan pasien yang dirawat di ruang rawat pasien
inap Puskesmas dalam periode dirawat
Januari sampai dengan Desember
3 Jumlah Tempat Jumlah tempat tidur yang digunakan/ 23 buah
Tidur ada untuk penderita rawat inap di
Puskesmas periode 1 tahun kalender
4 BOR hasil perhitungan dari jumlah hari 100%
(Bad Of Rate) perawatan di Puskesmas dibagi
dengan hasil kali jumlah tempat tidur
dengan jumlah hari perawatan dalam
periode 1 tahun dikalikan 100%.

Nilai 60 - 85 % = 100 ,
Nilai ≥ 40 - < 60 - > 85 - ≤ 100 % =
70, Nilai : < 40 - > 100 % = 50
5 ALOS jumlah rata-rata hari perawatan dari 100%
seluruh pasien yang dirawat di ruang

26
rawat inap Puskesmas dalam periode
Januari sampai dengan Desember

Nilai 3 - 5 hari = 100,


Nilai < 3 hari = 70,
Nilai > 5 hari = 50
6 BTO Penghitungan : Total Jumlah pasien 100%
(Bed Turn Over) dibagi Jumlah TT
Frequency
pemakaian
tempat tidur Nilai 40 - 50 kali = 100,
Rawat Inap Nilai >30 ,< 40, >50,< 60 kali = 70,
Nilai < 30, > 60 kali = 50
7 TOI Penghitungan : Jumlah TT X Jumlah 100 %
( Turn of Interval) Hari setahun - Hari Perawatan dibagi
Rata - Rata Jumlah Pasien.
hari tempat
tidur tidak
ditempati Nilai 1 - 3 hari = 100,
Nilai > 3 hari = 70,
Nilai < 1 hari = 50
8 Kelengkapan Tindakan asuhan keperawatan individu
isi Rekam yang diberikan kepada penderita di
Medis sarana rawat inap Puskesmas dalam
periode Januari sampai dengan
Desember
9 Jumlah pasien pulang paksa dalam
angka pulang periode Januari sampai dengan <5 %
paksa Desember
10 Kejadian Jumlah kejadian plebitis dalam periode
<0,5 %
plebitis Januari sampai dengan Desember
11 Jumlah Jumlah penderita Maternal risti / 20 %
penderita komplikasi dalam periode Januari
jumlah
Maternal risti / sampai dengan Desember
komplikasi bumil
12 Jumlah penderita Jumlah penderita Neonatal risti / komplikasi
20%
dalam periode Januari sampai dengan
Neonatal risti /
jumlah bayi
komplikasi Desember
13 Kematian ibu Tidak ada Kematian ibu bersalin dalam
bersalin periode januari sampai dengan 0
Desember
14 Hasil Dokumentasi yang harus ada :
Pencapaian Register Rawat inap termasuk PONED
Program Rekapitulasi pasien per bulan,
Puskesmas Rekapitulasi hari perawatan,
Rawat Inap Grafik kunjungan, BOR,ALOS,BTO
PONED dan TOI,
Rekam medis/ les pasien rawat inap
Jumlah les yang dibawa saat PKP:10%
dari total pasien

27
15 Identifikasi Identifikasi pasien yang benar meliputi:
nama, umur, alamat , nomor rekam medis
Pasien pasien
dengan benar Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

16 Pemberian Setiap pasien wajib diberi informasi


infomasi tentang hak dan kewajibannya dalam
kesehatan menggunakan fasilitas layanan
kepada Puskesmas. dengan cara menghitung
pasien yang jumlah pasien baru yang diberikan
efektif informasi dibagi dengan jumlah
keseluruhan pasien baru yang dilayani
17 Pemberian dengan cara menghitung jumlah pasien
Obat yang yang dilayani rawat inap, RGD dan Poned
benar dan dikurangi kejadian kesalahan pemberian
aman Kepada obat dibagi jumlah seluruh pasien rawat inap
Pasien

18 Prosedur petugas harus selalu melaksanakannya


Tindakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan
Medis dan dengan cara menghitung jumlah tindakan
Keperawatan yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan
yang benar prosedur tindakan dibagi dengan seluruh
tindakan medis yang dilakukan.
19 Pengurangan semua petugas UPT Puskesmas Wuluhan
Terjadinya wajib menjaga kebersihan tangan dengan
Risiko Infeksi cara mencuci tangan 6 dengan cara
menghitung jumlah petugas yang melakukan
cuci tangan pakai sabun/ cairan desinfektan
(CTPS) 6 langkah pada 5 momen dibagi
dengan semua petugas di rawat inap.
20 Pengurangan pengkajian terhadap kemungkinan risiko
risiko cidera jatuh pada pasien untuk meminimalkan
pasien akibat risiko jatuh. Untuk dilakukan tindakan
pencegahan terjadinya pasien jatuh dengan
terjatuh mengidentivikasi dan intervensi kepada
pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.
Jumlah pasien yg dilayani – kejadian
pasien jatuh dibagi Jumlah semua pasien
yang dilayani

Kepuasan Pelanggan.
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan poli umum yang
mampu memberikan kepuasaan pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan adalah penyataan tetang persepsi
pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
Frekuensi Setiap hari
Pengumpulan data
Periode Analisa Sebulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata poin kepuasan pelanggan
di poli umum

28
Denominator Jumlah seluruh poin kotak kepuasan pelanggan
poli umum (minimal n = 15)
Sumberdata Kotak kepuasan pelanggan, brosur kritik dan
saran
Standart ≥ 80%
Penangung jawab Tim Penanganan Keluhan
pengumpulan data

Kelengkapan Pengisian Rekam Medis

Judul Kelengkapan Pengisian rekam Medis


Dimensi Mutu Kesinambungan layanan dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab petugas dalam
kelengkapan informasi rekam medic
Definisi Operasional Rekam medic yang lengkap adalah rekam
medic yang telah diisi lengkap oleh petugas
setelah selesai pelayanan atau setelah pasien
rawat inap diputuskan untuk pulang, yang
meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana
asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan
resume
Frekuensi Setiap hari
Pengumpulan data
Periode Analisa Sebulan sekali
Numerator Jumlah rekam medik 1 bulan yang diisi lengkap
Denominator Jumlah seluruh rekam medik
Sumberdata Form kelengkapan rekam medis
Standart 100%
Penangung jawab Penangung jawab rekam medik
pengumpulan data

Kejadian Phlebitis
Judul Angka kejadian phlebitis
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengetahui kejadian infeksi phlebitis hasil pemasangan infus
pada pasien
Definisi phlebitis adalah infeksi yang terjadi pada pasien yang telah
Operasional dilakukan pemasangan infus selama dirawat di Puskesmas
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang phlebitis dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap yang dilakukan pemasangan infus
dalam satu bulan
Sumber Data laporan phlebitis
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Penanggung Jawab Ruang Perawatan
Pengumpulan data

Kepatuhan Petugas Penggunaan APD

Judul Kepatuhan Petugas Penggunaan APD


Dimensi Mutu Keselamatan

29
Tujuan Mengetahui kepatuhan petugas dalam melayani pasien dengan
menggunakan APD
Definisi APD adalah Alat Pelindung Diri yang digunakan petugas untuk
Operasional melindungi diri dan pasien agar terhindar dari infeksi nosokomial
akibat tindakan medis yang dilaksanakan saat bertugas. Yang
termasuk APD adalah pemakaian masker, hanscoun, scort,
sepatu kerja dan cara cuci tangan yang benar
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah petugas yang menggunakan APD dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh petugas yang melakukan APD dalam satu bulan
Sumber Data Audit internal
Standar 100 %
Penanggung jawab Penanggung Jawab ruang rawat inap
Pengumpulan data

Penatalaksanaan tindakan medis sesuai SOP

Judul Penatalaksanaan tindakan medis sesuai SOP

Dimensi Mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi


Tujuan Petugas dapat melakukan tindakan medis pada pasien dengan
tepat dan benar sesuai SOP
Definisi SOP adalah standar Operasional Pelayanan pada tindakan yang
Operasional akan dilaksanakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan
tersebut
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah pasien yang dilayani sesuai SOP di rawat inap dalam
satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilayani di rawat inap dalam satu
bulan
Sumber Data Rekam medik
Standar 100 %
Penanggung jawab Penanggung Jawab ruang rawat ianp
Pengumpulan data

Kejadian kematian ibu pasca persalinan pada pelayanan PONED dan rawat gabung

Judul Kejadian kematian ibu pasca persalinan


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan puskesmas terhadap
pelayanan persalinan
Definisi Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena

30
Operasional perdarahan, pre eklamsi, eklamsia, partus lama dan
sepsis
Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat
kehamilan semua skala persalinan dan nifas
Pre eklamsia dan eklamsia mulai terjadi pada
kehamilan trimester kedua,preeklamsia dan eklamsia
merupakan kumpulan dua dari tiga tanda, yaitu :
- Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolic
> 110 mmHg
- Protein uria > 5 gr / 24 jam 3+/4- pada
pemeriksaan kualitatif
- Oedem tungkai
Eklamsia adalah tanda pre eklamsia yang disertai dengan
kejang dan atau penuruann kesadaran
Sepsis adalah tanda – tanda sepsis yang tejadi akibat
penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani
dengan tepat oleh pasien atau penolong
Frekuensi Setiap hari
Pengumpulan
data
Periode Analisa Sebulan sekali
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena
perdarahan, pre eklamsia/ eklamsia dan sepsis
Denominator Jumlah pasien persalinandengan perdarahan, pre
eklamsia/ eklamsia dan sepsis
Sumberdata Rekam medis
Standart 0
Penangung Penanggung Jawab PONED dan rawat gabung
jawab
pengumpulan
data

31
PENUTUP

Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan Rawat Inap ini dibuat sebagai acuan
pelayanan bagi petugas di puskesmas Wuluhan Mudah - mudahan dengan adanya
pedoman pelayanan ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal.

32

Anda mungkin juga menyukai