Anda di halaman 1dari 123

Suparman, M.

Th
Otoritas Perjanjian Lama

Untuk mempelajari kitab Perjanjian Lama kita tidak bisa


mempelajarinya dari perspektif sastra dan menghargainya
sebagai karya sastra. Karena Perjanjian Lama adalah penyataan
diri Allah yang memiliki otoritas dari Allah. Kitab Perjanjian Lama
adalah tulisan yang diilhamkan Allah yang memiliki otoritas
sebagai perkataan Allah (II Tim. 3:16). Keotoritasan Kitab
Perjanjian Lama ini diakui oleh Yesus dan murid-murid-Nya.
Dimana Kristus sering mengutip kitab-kitab Perjanjian Lama
sebagai dasar pengajaran-Nya (mis. Mat. 4:1-11). Paulus juga
sering mengutip kitab Perjanjian Lama dalam pengajarannya.
Dalam empat suratnya yang utama, yaitu Surat Roma, 1 dan 2
Korintus, Galatia tampak jelas bahwa Paulus berpegang pada
Perjanjian Lama. Ia engutip Perjanjian Lama lebih dari 90 kali
dan sebagian besar kutipan tersebut terdapat dalam surat-surat
itu.

Penulisan Kitab Perjanjian Lama


Penulisan Kitab Perjanjian Lama kemungkinan dimulai
pada zaman Musa, kira-kira tahun 1500 BC. Dan diakhiri pada
zaman setelah pembuangan, yaitu kira-kira tahun 400 BC. Oleh
karena itu, penulisan kitab Perjanjian Lama ditulis kira-kira 1000

1
tahun. Penulisannya pun berasal dari berbagai tempat dengan
latar belakang yang berbeda-beda. Mereka juga memiliki
pekerjaan yang berbeda dan hidup dalam zaman yang berbeda.
Bahasa yang digunakan untuk menulis kitab Perjanjian Lama,
yaitu bahasa Ibrani dan Aram. Kedua bahasa ini merupakan
anggota rumpun bahasa yang disebut bahasa Semit. Suatu
nama yang berasal dari Sem, anak laki-laki Nuh. Orang Semit
aslinya berasal dari Jazirah Arab. Mereka migrasi ke
Mesopotamia, Siria, Palestina dan bagian-bagian Afrika.

2
BAB I
LATAR BELAKANG KITAB PL

Untuk mengetahui latar belakang Kitab Perjanjian Lama


secara menyeluruh maka kita perlu memperhatikan beberapa
hal, di antaranya:

Sejarah Perjanjian Lama


Sejarah Perjanjian Lama ini sangat berkaitan dengan
keadaan pada zaman itu. Khususnya kerajaan-kerajaan atau
bangsa-bangsa yang berkuasa saat itu. Untuk dapat mengetahui
dengan lebih jelas maka perhatikanlah peta berikut ini:

3
Catatan: Peta pada zaman Abraham dalam kitab Kejadian.
Dimana pada waktu itu yang berkuasa di daerah Timur Tengah
yaitu Orang Het, Orang Babel dan Orang Mesir.

4
Catatan: Peta diatas menjelaskan tentang peristiwa Bangsa
Israel kembali ke Kanaan setelah diperbudak di Mesir. Dalam
kitab Kejadian dijelaskan Yusuf di dijual dan akhirnya menjadi
penguasa di Mesir. Lalu orang Israel dibawa Yusuf ke Mesir,
Namun setelah Yusuf mati, orang Israel diperbudak di Mesir.
Tuhan mengutus Musa membawa bangsa Israel kembali ke
tanah Kanaan. Tanah yang diberikan Tuhan kepada bangsa
Israel sesuai janji Tuhan kepada Abraham.

5
Catatan: Bangsa Israel dibawah kepemimpinan Musa kembali Ke
Tanah Kanaan, setelah Musa mati. Musa digantikan Yosua.
Yosua yang membawa bangsa Israel menguasai tanah Kanaan,
dan membaginya kepada kedua belas suku Israel sehingga
bangsa Israel menetap di tanah Kanaan.

6
Catatan: Setelah bangsa Israel menetap di Tanah Kanaan,
bangsa Israel masih dipimpin Yosua. Lalu Yosua mati digantikan
hakim-hakim, pada zaman Samuel bangsa Israel minta raja.
Raja pertama bernama Saul. Lalu Saul digantikan Daud dan
daud digantikan Salomo. Setelah Salomo mati, kerajaan Israel
pecah jadu dua yaitu Kerajaan Selatan atau Yehuda ibu kota
Yerusalem, dan kerajaan Utara atau kerajaan Israel ibu kota
Samaria. Pada zaman itu muncul banyak nabi. Dibawah peta
para nabi.

7
Karena kejahatannya, kerajaan Utara dengan ibu kota Samaria
dibuang ke Asyur.

8
Karena kejahatannya, kerajaan Yehuda dibuang ke Babel.

Dunia Perjanjian Lama


Dunia Perjanjian Lama sebenarnya berada pada daerah
Timur Dekat Kuno yang sekarang dikenal sebagai Timur Tengah.
Dimana kisah-kisah yang dicatat dalam kitab Perjanjian Lama
beraada di lingkungan Timur Tengah yang meliputi kawasan
Mesopotamia di Timur, Asia Kecil di Utara, Siro Palestina dan
Mesir di Barat dan Semenanjung Arabia di Selatan.
1. Kawasan sabit yang subur. Daerah ini meliputi lembah dan
delta sungai Nil, dataran sempit sepanjang pantai Laut
Tengah daerah Palestina dan lembah sungai Tigris dan Efrat.
Daerah ini merupakan daerah pertanian karena dialiri aliran
air sungai.

Sabit yang subur

9
2. Mesopotamia. Nama Mesopotamia berarti 'negeri di antara
sungai-sungai', yaitu sungai Tigris dan sungai Efrat.
Mesopotamia merupakan negeri asal orang-orang Israel
karena para leluhur Ibrani tinggal di daerah Haran di Padan-
Aram antara sungai Tigris dan Efrat.

17

3. Asia Kecil. Daerah Asia Kecil terletak di Barat Laut


kawasan sabit yang subur. Daerah ini terdiri dari
pegunungan dan perbukitan. Walaupun begitu, daerah
ini merupakan jembatan yang menghubungkan Asia
Tengah dengan Eropa.

10
19

4. Siro Palestina. Daerah ini merupakan daratan yang


menjadi jembatan antara benua Afrika dan Asia. Daerah
ini sangat subur khususnya di sepanjang pesisi Laut
Tengah. Bagian Utara Siro Palestina meliputi negara
Siria dan Libanon sekarang. Sedang bagian Selatan
meliputi bangsa Israel dan sebagian dan sebagian
Yordania.

11
20

5. Mesir. Mesir terletak di sebelah Barat Daya Palestina


daerah ini subur sebab dialiri sungai Nil. Kerajaan Mesir
ini memiliki hubungan yang erat dengan sejarah Israel
sebab bangsa Israel pernah dijajah selama 350 tahun.

12
22

13
23

Palestina
Pada awal abad ke-XII sM, bangsa-bangsa Laut yang
berasal dari sekitar pulau Kreta atau Yunani mencoba menyerbu
Mesir. Karena gagal sebagian dari mereka termasuk yang
dikenal sebagai orang Filistin mendarat di pantasi Palestina
14
bagian Selatan. Dalam abad ke-V sM, Herodotus (bapak sejarah)
menyebut daerah ini sebagai Siria Filistin (en te Palaistine Surie,
Herodotus 1105). Kemudian kata Yunani Palaistina muncul
dalam bahasa Latin sebagai Palestina. Tanah itu biasa disebut
juga sebagai tanah Kanaan, diambil dari penduduknya yang
utama. Tanah itu dikenal sebagai tanah Perjanjian, yaitu
perjanjian yang diadakan Allah dengan Abraham (Kej. 17:7-8).
Setelah pendudukan Israel, tanah itu disebut negeri Israel (I Sam.
13:19).
Tanah Palestina panjangnya kira-kira 242 km dan Dan ke
Bersyeba (Utara-Selatan) dan lebarnya 160 km dari Laut Tengah
ke sungai Yordan (Timur - Barat). Negeri Palestina terbagi dalam
empat daerah utama yang membujur dari Utara ke Selatan, yaitu
dataran pantai, daerah perbukitan tengah, cela Yordan dan
dataran tinggi trans Yordania. Wilayahnya terbagi atas: daerah
Galilea di Utara, Samaria di daerah Tengah - Utara Palestina,
Yehuda di bagian Selatan-Tengah Palestina, dataran Negev
(padang rumput kering) di Selatan, dan semenanjung Sinai yang
membentuk perintang besar antara Palestina dan Mesir.

15
BAB II
KANONISASI KITAB PL

Sebenarnya kata "kanon" tidak ada dalam Alkitab, namun


akar kata kanon terdapat dalam I Raj. 14:15, Ayub 14:15, yaitu
dari kata "qaneh", artinya gelagah. Gelagah ini biasanya
digunakan sebagai alat pengukur. Sehingga Kanonisasi Kitab
Perjanjian Lama menunjuk pada kitab-kitab yang diilhamkan
Allah memiliki otoritas tertinggi untuk iman dan praktek
keagamaan bagi masyarakat Ibrani, selanjutnya menjadi ukuran
atau standar yang dipakai untuk menilai kitab-kitab sejarah,
tradisi dan ajaran agama yang ditulis belakangan.

Proses Pembentukan Kanon PL


Memang tidak ada informasi yang jelas tentang proses
pembentukan Kanon Kitab Perjanjian Lama, namun secara garis
besar, proses pembentukan kanon kitab Perjanjian Lama dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. "Ucapan yang berotoritas". Pada mulanya penyataan Allah
kepada umat Ibrani dalam kebanyakan kasus disampaikan
dengan lisan. Misalnya: perkataan "beginilah firman Tuhan
dan dengarlah firman Tuhan" (Ul. 5:1; Yeh. 5:5). Ucapan-
uacapan yang berwenang ini diteruskan kepada generasi-

16
generasi berikutnya sebagai "Firman Tuhan" dalam bentuk
tradisi lisan (bnd. Yes. 48:17).
2. Dokumen-dokumen tertulis yang resmi. Suatu perkataan,
ucapan yang berotoritas yang diilhamkan oleh Allah dicatat
dan dipelihara untuk masyarakat Ibrani dalam bentuk tulisan
(Kel. 34:3-4).
3. Mengumpulkan dokumen-dokumen. Proses pengumpulan
kitab Perjanjian Lama memerlukan waktu yang lama. Hal ini
disebabkan karena proses penulisan kitab Perjanjian Lama
yang dilakukan kira-kira 1000 tahun dan ditulis diberbagai
tempat yang berbeda.
4. Menyortir dokumen-dokumen tertulis dan menetapkan kanon.
Kira-kira ada empat periode penting dalam sejarah Perjanjian
Lama ketika penyortiran dokumen-dokumen dan penetapan
sebuah kanon adalah penting sekali bagi keagamaan
masyarakat Ibrani: a). Selama pengalaman di Sinai sesudah
peristiwa keluaran; b). Selama perlihan dari teokrasi ke
monarki di Israel; c). Pada masa keruntuhan Yerusalem dan
sesuadah itu pembuangan ke Babel, dan; d). Sebagai bagian
dari pembaharuan di bawah pimpinan Ezra (ahli kitab),
Nehemia (gubernur), pada masa pasca pembuangan di
Yerusalem.

17
Kriteria Penyaringan Kanon
Ada beberapa kriteria yang dipakai dalam proses
penyaringan guna menetapkan kanon Perjanijian Lama, yaitu:
1. Sifat ilham ilahi yang hakiki dan otoritas yang dapat dikenal
oleh para pemimpin keagamaan masyarakat Ibrani melalui
penerangan oleh Roh kudus. Misalnya, penyataan langsung
dari Roh Allah dalam kasus Musa dan ketujuh puluh nabi
dalam Bil. 11:16-30, dan penggenapan perkataan ilahi,
seperti dalam Yer. 28:9; 44:28).
2. Siapa penulisnya merupakan satu faktor penting dalam
menilai kitab-kitab untuk kanonitas. Pada umumnya, orang-
orang yang menulis kitab-kitab yang terhimpun dalam kanon
Ibrani menduduki jabatan kepemimpinan yang ditunjuk oleh
Allah seperti pemberian hukum, nabi, raja dan imam.
3. Isi tiap-tiap kitab diteliti sehubungan dengan konsistensi
internal dan pengajarannya dan kesatuan menyeluruh dari
tema dan berita dengan pengalaman perjanjian yang tersurat
dalam kitab-kitab lain yang diakui sebagai "firman Tuhan".
4. Penggunaan dokumen-dokumen atau kitab-kitab tertentu oleh
masyarakat Ibrani tidak dapat diragukan lagi telah
mempengaruhi penyaringan kanon. Kitab-kitab yang dibaca,
dipelajari, disalin dan ditaati oleh umat Israel selanjutnya
diakui sebagai kanon.
Pada hakekatnya, kita harus menerima bahwa Roh Kudus
yang sama mengilhami penulis-penulis manusia untuk menulis
18
kitab-kitab itu, juga telah membimbing para pemimpin Ibrani
selama proses penyaringan kanon.

19
Pembagian Kitab Perjanjian Lama

Dalam Yudaisme, Alkitab Ibrani dikenal dengan sebutan


''tanakh", di dalamnya mencerminkan tiga bagian dari Perjanjian
Lama, yaitu: 'T' untuk Torah atau Taurat, 'N' untuk Nebiim atau
nabi-nabi, dan 'K' untuk ketubim atau tulisan-tulisan.
Pengelompokkan ini telah ada sejak abad ke-II sM. Hal ini
dijelaskan dalam prolog Ben Sirakh dan Talmud Babelonia (Baba
Bahtra 14b - 15a) serta tokokh-tokoh Yahudi dan Kristen selama
empat abad pertama sesudah Kristus, yaitu Philo, Yosefus,
Melito, Tertulianus, Origenes, Eusebius, Hieronimus dan
Agustinus.
Kitab Suci umat Ibrani hanya berjumlah 24 kitab bukan 39
kitab. Hal ini dikarenakan dalam Kitab Suci umat Ibrani, kitab
Samuel, Raja-raja, Tawarikh, Ezra - Nehemia dianggap satu
kitab. Sedangkan 12 kitab nabi kecil dipandang sebagai kitab
kedua belas Nabi yang menyatu. Di bawah ini akan dijelaskan
pembagian kanon Perjanjian Lama Yahudi dan Kristen:
TANAK KATOLIK ROMA PROTESTAN
DAN ORTODOKS
Torah Pentateukh Pentateukh
1. Bereshith 1. Kejadian 1. Kejadian
(Kejadian) 2. Keluaran 2. Keluaran
2. Shemoth 3. Imamat 3. Imamat
(Keluaran) 4. Bilangan 4. Bilangan
3. Wayiqra 5. Ulangan 5. Ulangan
(Imamat)
4. Bemidbar
20
(Bilangan)
5. Debarim
(Ulangan)

Nevi'im (Nabi Sejarah Sejarah


Awal) 6. Yosua 9. Yosua
6. Yosua 7. Hakim-hakim 10. Hakim-hakim
7. Shofetim 8. Rut 11. Rut
(Hakim-hakim 9 - 10. I & II 12. I & II Samuel
8. Samuel Samuel 13. I & II Raja-
9. Melakim (Raj- 11-12. I & II Raja- raja
raja) raja 14. I & II
10. Yesaya 13-14. I & II Tawarikh
11. Yeremia Tawarikh 15 - 16. Ezra dan
12. Yehezkiel 15-16. Ezra dan Nehemia
13. Tereasar (Dua Nehemia 17. Ester
belas) 17. Tobit
Hosea 18. Yudit
Yoel 19. Ester,
Amos termasuk
Obaja tambahan Syair dan Hikmat
Yunus pada kitab 18. Ayub
Mikha Ester 19. Mazmur
Nahum 20. Amsal
Habakuk Syair dan 21. Pengkhotbah
Zefanya Kebijaksanaan 22. Kidung Agung
Hagai 20. Ayub
Zakharia 21. Mazmur
Maleakhi 22. Amsal
23. Pengkhotbah
24. Kidung Agung
25. Kebijaksaan
Salomo
26. Eklesiastikus
(Kebijaksanaan

21
Yesus bin
Sirakh)
Ketu'bim Nabi-nabi Nabi-nabi
14. Tehilim 27. Yesaya 23. Yesaya
(Mazmur) 28. Yeremia 24. Yeremia
15. Ayub 29. Ratapan 25. Ratapan
16. Mishle (Amsal) 30. Barukh, 26. Yehezkiel
17. Rut termasuk surat 27. Daniel
18. Shir Hashirim nabi Yeremia 28. Hosea
(Kidung Agung) 31. Yehezkiel 29. Yoel
19. Kohelet 32. Daniel termasuk 30. Amos
(Pengkhotbah) tambahan pada 31. Obaja
20. Ekah kitab Daniel, 32. Yunus
(Ratapan) Susana, Lagu 33. Mikha
21. Ester Pujian Ketiga 34. Nahum
22. Daniel Pemuda, Dewa 35. Habakuk
23. Ezra-Nehemia Bel dan Naga. 36. Zefanya
24. Dibre Hayamin 33. Hosea 37. Hagai
(Tawarikh) 34. Yoel 38. Zakharia
35. Amos 39. Maleakhi
36. Obaja
37. Yunus
38. Mikha
39. Nahum
40. Habakuk
41. Zefanya
42. Hagai
43. Zakharia
44. Maleakhi
45. I Makabe
46. II Makabe

22
BAB III
Introduksi Kitab-Kitab Perjanjian Lama
(Kitab-kitab Pentateukh)

Para rabi Yahudi dalam Septuaginta menyebut lima kitab


pertama Perjanjian Lama dengan sebutan "Penta - Teuchos"
(Pentateukh) atau lima jilid kitab". Sedangkan dalam frase Ibrani
"lima kitab" itu disebut "mashab chomeshi torah" artinya "lima
per-lima jilid Torah" yang terdiri atas lima bagian. Pemahaman ini
penting mengingat banyak pakar Alkitab yang tidak mengakui
kesatuan Pentateukh).
Pentateukh juga diindikasikan sebagai Torah karena
berjanra hukum, perintah, peraturan dan petunjuk yang
diintruksikan Tuhan melalui Musa kepada umat Israel. Kata
Torah berasal dari akar kata 'yarah', artinya 'mengarah atau
membidik ke arah' yang tepat. Seluruh Pentateukh ditulis oleh
Musa. Kecuali mungkin bagian terakhir kitab Ulangan yang
mengisahkan kematian Musa.
Pentateukh merupakan basis seluruh penjelasan akan
kedatangan Mesias yang diurapi Allah dan diutus di kalangan
bangsa Israel. Sebagai umat pilihan Allah, Israel boleh dikatakan:
"Penjaga Perjanjian Lama, sebagai penerima perjanjian dan
sebagai kanal Mesias (The Channel of Messiah, Rm. 3:2; 9:1-5).
Intisari Kitab Pentateukh, yaitu:

23
KEJADIAN Permulaan Pemilihan Bangsa
KELUARAN Penebusan Penebusan
Bangsa
IMAMAT Kekudusan Pengudusan
Bangsa
BILANGAN Pengembaraan Pengarahan
Bangsa
ULANGAN Pengulangan Pengajaran
Bangsa

Kitab Kejadian
1. Judul Kitab
Ada beberapa judul yang biasa dipakai untuk menyebut kitab
Kejadian, di antaranya:
 Tanakh menyebutnya b'eresyith "pada mulanya".
 Talmud menyebutnya Book of Creation of the World
 "Kejadian" diambil dari Genesos dari Septuaginta
menunjuk pada "awal terjadinya segala sesuatu di langit
dan di bumi".
2. Tahun Penulisan
Kitab ini ditulis oleh Musa dalam perjalanan bangsa Israel dari
tanah Mesir ke tanah perjanjian, yaitu antara th. 1450 - 1410
sM.
3. Tema

24
Tema kitab Kejadian adalah berkat dan kutuk. Artinya setiap
orang Israel yang taat akan menerima berkat dari Allah, tetapi
bagi mereka yang tidak taat akan menerima hukuman dari
Allah. Hal ini nyata dalam kehidupan Adam dan Hawa,
bahkan Nuh.
4. Tujuan
Tujuan penulisan kitab Kejadian adalah untuk memberikan
survei hostoris singkat tentang wahyu Allah sejak awal
penciptaan hingga orang Israel dibawa ke Mesir untuk
dibentuk menjadi bangsa yang Theokrasi.
5. Tokoh Penting
Adam dan Hawa, Nuh, Abraham dan Sara, Ishak, Yakub
yang kemudian disebut Israel dan Musa sebagai mediator
umat-Nya.
6. Ide Kunci
Pada mulanya: Kejadian bukan hanya sekedar asal mula,
(beginning) namun juga merupakan kitab "semua asal mula
atau asal usul segala sesuatu". Dimana dalam kitab ini
diceritakan asal usul semua yang ada: penciptaan alam
semesta, penciptaan manusia, kejatuhan manusia dalam
dosa, janji penyelamatan Allah, dll.
7. Garis Besar
a. Riwayat manusia dan keturunannya (psl 1-11).
 Penciptaan manusia pertama: Adam
 Kejatuhan manusia pertama: Hawa
25
 Kematian manusia pertama: Habel
 Hukuman manusia pertama: Air bah
 Penyebaran manusia pertama: Menara Babel
b. Riwayat manusia dan kovanan-Nya (psl. 12-36).
 Bapak leluhur: Abraham, Ishak dan Yakub.
 Berkat kovenan: Tanah, bangsa, nama
c. Riwayat Manusia dan kekuasaannya (psl. 37-50).
 Kerajaan Mesir di bawah pemerintahan Firaun
 Keselamatan Mesir di bawah pemerintahan Yusuf
8. Pasal dan Ayat Mas
Pasal penting dalam ayat ini, yaitu:
Pasal 12, sedangkan ayat penting dalam kitab Kejadian
adalah 3:15; 12:3.

Kitab Keluaran
1. Judul
Ada beberapa sebutan untuk menyebut kitab Keluaran, di
antaranya:
 Tanakh menyebutnya me'elleh shemoth, artinya inilah
nama-nama", diambil dari kata pertama kitab Keluaran.
 Septuaginta menyebutnya exodus, artinya "keluar" (exit)
atau "keluaran" atau "berangkat pergi" (departure).

26
2. Tujuan
 Memberikan penjelasan mengenai kehidupan bangsa
Israel di Mesir dan peristiwa keluarnya bangsa Israel dari
tanah Mesir.
 Memberikan penjelasan mengenai pertolongan Tuhan
kepada bangsa Israel.
3. Tema
 Tema kitab Keluaran, yaitu Penebusan. Penebusan ini
nyata pada saat: pertama: tulah kesepuluh. Dimana
malaikat maut melewati rumah orang Ibrani karena
adanya percikan darah domba di ambang pintu, sehigga
semua anak sulung orang Ibrani tidak mati. Kedua,
pembebasan dari perudakan di Mesir. Dimana setelah
hampir 400 tahun bangsa Israel diperbudak di Mesir,
mereka dibebaskan untuk kembali, dibawa ke tanah
perjanjian.
4. Tokoh Penting
Tokoh penting dalam kitab Keluaran, yaitu Musa. Musa
(Mosheh) artinya "diangkat dari air". Musa merupakan anak
laki-laki orang Ibrani. Karena takut dibunuh orang Mesir,
ibunya menghanyutkannya ke sungai Nil. Akhirnya ia
ditemukan oleh putri Firaun dan diangkat sebagai anak.
Setelah dewasa ia dipanggil untuk membawa bangsa Israel
keluar dari tanah Mesir ke tanah Kanaan. Panggilah itu nyata
dari penglihatan akan semak yang menyala-nyala. Kemusian
27
jadilah Musa pemimpin bangsa Israel dan membawa mereka
keluar dari tanah Mesir.
5. Peristiwa penting
Ada beberapa peristiwa penting terjadi pada saat bangsa
Israel keluar dari Mesir. Salah satunya: peristiwa musa
menerima hukum-hukum Taurat di gunung Sinai (Kel. 19:4-7).
Penerimaan hukum Taurat ini penting sebab hukum Taurat
merupakan pedoman bagi kehidupan bangsa Israel pada
zaman itu. Baik itu dalam ibadah, kehidupan sehari-hari
maupun dalam peradilan.
6. Pasal dan Ayat Mas
Pasal penting dalam kitab ini, yaitu psl 12 - 14 yang mencatat
penebusan Israel dari perbudakan dalam penggenapan janji
Allah. Ayat-ayat pentingnya, yaitu 6:6; 19:5-6.
7. Garis Besar
a. Penebusan dari Mesir (psl. 1 - 18)
 Dalam perbudakan / perhambaan (psl. 1 - 11)
 Keluar dari perbudakan / penebusan (psl. 12 - 14)
 Perjalanan ke Sinai / peribadahan (psl. 15-18)
b. Penyataan Allah (psl. 19 - 40)
 Pemberian hukum (psl. 19 - 40)
 Pendirian tabernakel (psl. 25 - 31)
 Palanggaran hukum (psl. 32-34)
 Pembangunan tabernakel (psl. 35 - 40)

28
Kitab Imamat
1. Judul
Ada beberapa sebutan untuk kitab Imamat, yaitu:
 Tanakh menamainya we'yiqra, artinya 'and he called' atau
dan ia telah memanggil'.
 Talmud menyebutnya torat kohanim (Law of the Priest)
artinya 'hukum dan imam'.
 Septuaginta memberi judul Levitikon dari ungkapan
Levitical Biblion, diterjemahkan: "Kitab Imamat Orang
Lewi" atau singkatnya: 'Kitab Imamat'.
2. Tujuan
Kitab Imamat ditulis dengan tujuan untuk mendidik bangsa
Israel:
 Bagaimana menyembah dan berjalan bersama Allah.
 Bagaimana bangsa Israel telah memenuhi panggilan
Allah sebagai suatu banga para imam.
3. Tema
Tema utama kitab Imamat adalah Kekudusan. Hal ini nyata
dalam pasal 11:45 yang berisi perintah supaya bangsa Israel
hidup dalam kekudusan sebab Allah adalah kudus. Hal ini
penting karena Allah yang kudus hanya dapat dihampiri
dalam kekudusan.
4. Pasal dan ayat mas
Pasal penting dalam kitab ini, yaitu pasal 16 yang berkaitan
dengan "Hari Pendamaian" (yom kippur / the day of
29
Atonement) yang menjadi hari terpenting dalam kalender
Ibrani karena hari itu merupakan satu-satunya hari dimana
imam besar diperbolehkan masuk di dalam ruang mahakudus
untuk mempersembahkan korban penebusan bagi umat.
"Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagi kalian
untuk mentahirkan kalian. Kalian akan ditahirkan dari segala
dosa kalian di hadapan Tuhan" (Ibr. 16:30).
5. Garis Besar
a. Hukum persembahan (psl. 1 - 17)
 Hukum pengorbanan (1 - 7)
 Hukum para imam (psl. 8 - 10)
 Hukum pentahiran (psl. 11 - 15)
 Hukum pendamaian (psl. 16-17)
b. Hukum Pengudusan (psl. 18 - 27)
 Pengudusan bagi umat Allah (psl. 18-20)
 Pengudusan bagi kaum Lewi (psl. 21 - 22)
 Pengudusan bagi tata ibadah (psl. 23 - 24)
 Pengudusan dalam tanah Kanaan (psl. 25 - 26)
 Pengudusan melalui nazar (psl. 27

Kitab Bilangan
1. Judul
Ada beberapa sebutan untuk kitab Bilangan, yaitu:

30
 Tanakh menamainya bemidvar, in the wilderness, artinya
(di gurun) atau 'wayedaver, and 'he spoke' (dan ia
berkata).
 Septuaginta menyebutnya arithmoi, numbers yang oleh
Vulgata diterjemahkan Numeri atau bilangan.
2. Periode penulisan
Kitab Bilangan ini ditulis antara tahun 1450 - 1410 sM.
3. Tujuan
Tujuan kitab Bilangan, yaitu:
 Untuk mengajar kita bahwa Tuhan tidak pernah
membiarkan dan meninggalkan umat-Nya walau umat-
Nya sering memberontak kepada-Nya.
 Peringatan bagi kita bahwa saat menghadapi pencobaan
dan persoalan iman dapat menjadi lemah.
4. Tema
Tema utama kitab Bilangan adalah: Pemeliharaan Allah yang
tak putus-putusnya terhadap umat-Nya. Memang judul kitab
ini diambil dari menghitung bilangan orang Israel, namun
sebenarnya kitab ini lebih menjelaskan tentang
pengemabaraan bangsa Israel di padang gurun selama
hampir 40 tahun. Dimana Allah terus memenuhi kebutuhan
mereka, sekalipun umat terus menerus memberontak dan
melanggar hukum-hukum-Nya. Allah menyediakan mereka
air, manna dan makanan permintaan ketika mereka

31
bersungut-sungut dan memberontak melawan Allah, dengan
sabar Ia menangani masalah mereka.
5. Pasal dan Ayat Mas
Pasal penting dalam kitab ini, yaitu pasal 14. Pasal ini
menjelaskan tentang titik balik bangsa yang sedang krisis,
dimana mereka telah menerima laporan buruk dari kedua-
belas mata-mata, kecuali Yosua dan Kaleb, bangsa Israel
menolak masuk untuk menaklukkan tanah Kanaan, tanah
perjanjian.
6. Tokoh Kunci
Tokoh-tokoh penting dalam kitab Bilangan, yaitu: Musa,
Harun, Yosua, Kaleb dan Balak.
7. Garis Besar
a. Persiapan generasi lama di Sinai ((psl. 1 - 10)
 Posisi dan sensus umat (psl. 1 - 4)
 Perintah Allah dan pengudusan umat (psl. 5 - 9)
 `Perjalanan ziarah ke tanah perjanjian (9 - 10)
b. Kegagalan Generasi Lama di Moab (psl. 11 - 25)
 Ketidak-puasan di sepanjang perjanan (11 - 12)
 Ketidak-percayaan di Kadesy-Barnea (psl. 13 - 14)
 Kedisiplinan dari Tuhan (psl. 15 25).
c. Persiapan generasi baru (psl. 26 - 36)
 Pengaturan ulang bangsa Israel (psl. 26 - 27)
 Peraturan persembahan dan nazar (psl. 28 - 30)
 Pembagian wilayah tanah perjanjian (psl. 31 - 36)
32
Kitab Ulangan
1. Judul
Ada beberapa sebutan untuk kitab Ulangan ini, yaitu:
 Tanakh menamainya: elleb baddevarim atau devarim,
artinya "inilah preambul pidato... ". Kaum Yahudi juga
menyebut mishnebat torah, repetition / copy of the law,
artinya "pengulangan atau salinan hukum".
 Septuaginta memberi judul: to deuteronomion touto, pada
versi Inggris, deuteronomy disalah-artikan sebagai
'pemberian hukum ke dua' (second law-giving), yang
seharusnya diterjemahkan 'salinan hukum ini'.
 Ulangan, mempunyai arti yang lebih akurat, artinya hukum
yang sama ditinjau, dikembangkan dan diulang dari
hukum yang aslinya diberikan di Sinai.
2. Tujuan
 Untuk menegaskan akan kebutuhan hakiki bagi anak-
anak untuk mengasihi dan menaati Allah.
 Untuk mengingatkan kembali kepada kita tentang hukum-
hukum Allah dan penyertaan-Nya kepada orang percaya.
3. Tema
Tema kitab ini, yaitu awasilah dirimu agar tidak alpa. Dimana
setelah mengembara 40 tahun di padang gurun, umat Israel
segera masuk tanah perjanjian. Sebelum mereka masuk,
mereka perlu diingatkan kembali tentang semua hal yang
33
telah Allah kerjakan bagi mereka dan tentang hukum Allah
yang kudus dan hakiki bagi mereka agar dapat menjaga
keadaan mereka di tempat itu dan berfungsi sebagai umat
Allah yang kudus dan imamat yang rajani (Ul. 4:18).
4. Pasal dan Ayat Penting
Pasal kunci dalam kitab ini, yaitu: psl. 27 yang menjelaskan
inagurasi kovenan Israel dan psl. 28-30 menjelaskan janji
mengenai Israel di masa dekat, yaitu berkat bagi mereka
yang taat dan laknat bagi mereka yang tidak taat.
Ayat kunci dalam kitab inni, yaitu: psl. 6:4-5. Ayat-ayat ini
merupakan kunci iman kaum Yahudi hingga saat ini.
Sehingga perlu terus dihafalkan dan dilafalkan seumur hidup,
agar mereka tidak menyembah ilah-ilah lain. Referensi
pendukungnya: 10:12-13; 30:19-20.
5. Garis Besar
a. Pengulangan pidato Musa (psl. 1)
b. Sejarah bangsa Israel sebagai peringatan (psl. 2 - 4)
c. Anjuran percaya satu Tuhan dan ajaran mengasihi Allah
(psl. 5 - 11)
d. Norma tata ibadah dan nazar umat percaya (psl. 12 - 26)
e. Peringatan: berkat dan kutuk (psl. 27 - 28)
f. Ajakan untuk mereformasi kovenan dan hidup bagi Tuhan
(psl. 29 - 30)
g. Nyanyian Musa serta pelantikan Yosua (psl. 31 - 32)

34
BAB IV
Introduksi Kitab-Kitab Perjanjian Lama
Kitab - Kitab Sejarah

Setelah mempelajari kitab Pentateukh, sekarang kita akan


memepelajari kitab-kitab sejarah yang menjelaskan tentang
kehidupan umat Allah sejak menduduki tanah perjanjian sampai
mereka dideportasi dan kehilangan tanah pusaka leluhur mereka.
Secara lebih terinci kitab-kitab itu menceritakan: kisah tentang
penaklukkan dan pendudukan Kanaan, kepemimpinan hakim-
hakim, berdirinya pemerintahan raja-raja, pecahnya Israel
menjadi kerajaan Utara dan Selatan, jatuhnya kerajaan Utara
kepada Aram, kerajaan Selatan dideportasi ke Babilon dan
kembalinya Yerusalem di bawah pimpinan Ezra dan Nehemia.
Kitab-kitab ini mempersiapkan kita untuk kedatangan
Kristus, Sang Mesias. Hal ini dijelaskan dalam diagram berikut
ini:
Kitab Sejarah Peristiwa Persiapan Mesianik
Theokrasi:
Yosua Pendudukan tanah Mencakup periode
Hakim-Hakim Penindasan Bangsa ketika Israel dipimpin
Rut Allah (1405-1043 sM)
Stabilitasi bangsa Monarki:
I Samuel Ekspansi bangsa Menelusuri monarki
II Samuel Pemulihan bangsa Israel dari berdirinya
I Raja-raja 1-10 Perpecahan bangsa hingga
I Raja-raja 11-22 Kemerosotan kehancurannya (586
II Raja-raja 1-17 Kerajaan Utara sM)
35
II Raja-raja 18-25 Deportasi
I Tawarikh Kerajaan Selatan
II Tawarikh Persiapan Bait Suci
Penghancuran Bait
Suci
Ezra Rekonstruksi Bait Reformasi:
Nehemia Suci Menjabarkan
Ester Rekonstruksi Kota pulangnya
Suci .................. setelah
Perlindungan Israel 70 tahun
pengasingan (605-
536)

Kitab Yosua
1. Judul
Tidak seperti kitab Pentateukh, kitab Yosua ini mengambil
nama tokoh utamanya, yaitu Yosua, anak Nun, abdi Musa
sebagai judul kitab. Memang dalam kitab ini diceritakan
bagaimana Yosua memimpin bangsa Israel masuk ke tanah
Kanaan.
2. Tokoh Yosua
Yosua bin Nun dari suku Yusuf (separuh keturunan Efraim)
yang lahir di Mesir. Pada waktu bangsa Israel keluar dari
tanah Mesir, ia masih sangat muda (Kel. 33:11). Nama asli
Yosua sebenarnya adalah Hosea (Bil. 13:8; Ul. 32:44) yang
berarti "keselamatan". Namun, selama pengembaraan di
padang belantara Musa mengubah namanya menjadi
Yehoshua (disingkat Yosua) artinya "Yahwe keselamatan
atau selamat Yahwe" (Bil. 13:16). Hal ini mengantisipasi
36
nubuatan dan peringatan bagi Yosua dan Kaleb dan para
pengintai lainnya bahwa apabila mereka mengalahkan musuh
dan merebut tanah itu, semuanya adalah pertolongan Tuhan,
bukan karena kemampuan sama sekali.
Yosua dipilih Musa menjadi pembantu pribadinya dan hadir di
Gunung waktu Musa menerima Taurat (Kel. 24:13, dst.). Ia
menjadi penjaga kemah pertemuan ketika Musa bertemu
dengan Allah (Kel. 33:11). Yosua diberi tanggung jawab untuk
memimpin bala tentara Israel waktu mengalahkan bangsa
Amalek dan Rafidim (Kel. 17:9). Kemudian ia menjadi salah
satu pengintai tanah Kanaan (Bil. 13:8). Akhirnya ia diangkat
menjadi pemimpin bangsa Israel menggantikan Musa (Ul.
31:14-15). Yosua adalah salah satu perancang strategi
terbaik dalam sejarah. Walau begitu, keberhasilan bangsa
Israel menaklukkan tanah Kanaan sebenarnya berasal dari
YESHUA panglima perang yang sesungguhnya, Juru selamat
satu-satunya. Jadi Tuhan sendirilah yang membawa
kemenangan bagi Israel dan mengalahkan musuh-musuh
Israel serta memberikan tanah itu kepada mereka.
3. Penulis dan Tahun Penulisan
Sebenarnya tidak ada bukti yang menjelaskan siapa penulis
kitab Yosua. Dalam psl. 8:32 dijelaskan bahwa pada masa
kehidupan Yosua ada kegiatan-kegiatan tulis menulis di
antara umat Israel. Oleh karena itu, sangat memungkinkan
apabila kitab Yosua merupakan catatan sejarah pada zaman
37
itu. Dan kemungkinan ditulis oleh Yosua sendiri. Sedangkan
tahun penulisannya, karena ditulis pada zaman kehidupan
Yosua maka tahun penulisannya, yaitu: 1400-1370 sM.
4. Tujuan
Tujan Kitab yosua, yaitu menunjukkan kesetiaan Allah
terhadap kovenan-Nya (bnd. Kej. 15:18; Yos. 1:2-6; 21:43-
45). Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam kitab Yosua
merupakan yang terpilih untuk menyatakan campur tangan
Allah secara khusus demi umat-Nya untuk melawan segala
macam rintangan yang hebat. Penggenapan janji-janji Allah
yang terbukti pada kelahiran Ishak melalui Abraham dan Sara
dan dalam pemilihan tanah serta kota-kota perlindungannya
adalah pekerjaan Allah yang tak seorang pun dapat
melakukan sekuat apapun orang itu (lih. Rom. 4).
5. Tema
Tema kitab Yosua adalah pendudukan, penaklukkan dan
pembagian tanah perjanjian. Tema ini sesuai dengan isi kitab
Yosuam, dimana dalam bab ini diceritakan bagaimana Israel
masuk ke tanah Kanaan. Mereka berhasil kembali merebut
tanah perjanjian yang telah dijanjikan kepada mereka sejak
zaman Abraham. Setelah semua dapat direbut kembali maka
tanah tersebut dibagi sesuai perintah Tuhan kepada ke-12
suku Israel.

38
6. Garis Besar
a. Penyerbuan Kanaan (psl. 1-5)
 Pengangkatan Yosua (psl. 1)
 Perintah Yosua kepada Israel
 Penghancuran Yerikho (psl. 2)
 Penyerangan Yordan (psl. 3
 Peringatan dan pentahiran Israel (psl. 4-5)
b. Penaklukkan Kanaan (psl. 1)
 Persyaratan kemenangan (psl. 5)
 Penyerbuan di pusat ( psl. 6-8)
 Penyerbuan di Selatan (psl. 9-19)
 Penyerbuan di Utara (psl. 11)
 Peninjauan kemenangan (psl. 12)
c. Pembagian Kanaan (ps. 13-31)
 Untuk Ruben, Gad, Manaseh (psl. 13)
 Untuk Yehuda dan Kaleb (psl. 14-15)
 Untuk sembilan suku, Efraim (psl. 16-18)
 Untuk Yosua (psl. 19)
 Untuk kubu-kubu perlindungan (psl. 20)
 Untuk kota-kota kaum Lewi (psl. 21)
d. Penutup (psl. 22-24)
 Pertikaian mezbah (psl. 22)
 Pidato Yosua (psl. 23)
 Pesan terakhir Yosua (psl. 24)

39
Kitab Hakim-hakim
1. Judul
Judul kitab ini diambil dari gelar yang dianugerahkan kepada
para pemimmpin bangsa yang diangkat Tuhan untuk
memerintah bangsa Israel antara zaman Yosua hingga
zaman monarkhi. Shophetim (pada hakim, penguasa,
pembebas atau penyelamat) bertugas memperhatikan
kerohanian bangsa yang diatur sesuai hukum-hukum Tuhan.
Seorang hakim tidak hanya memelihara hukum keadilan dan
menyelesaikan pertikaian, melainkan juga membebaskan
mereka dari penindasan musuh. Judul kitab ini diekspresikan
paling indah, sebagai berikut: "Maka Tuhan membangkitkan
hakim-hakim yang melepaskan mereka dari tangan para
penjarah mereka (2:16).
2. Penulis
Sulit untuk menentukan siapa penulis kitab Hakim-hakim
sebab tidak ada informasi yang jelas. Namun menurut tradisi
orang Yahudi penulis kitab Hakim-hakim adalah Samuel hal
ini didasarkan pada kehidupan Samuel yang sering mencatat
peristiwa dan tokoh penting dalam kehidupan bangsa Israel
pada waktu itu (bnd. 1 Taw. 29:29).
3. Tahun Penulisan
Karena ditulis oleh Samuel, kemungkinan besar tahun
penulisannya antara tahun 1050-1000 sM.
40
4. Tujuan
Tujuan kitab Hakim-hakim, yaitu:
 Untuk memperingatkan bangsa Israel bahwa ketaata akan
membawa berkat, sebaliknya ketidak-taatan akan
mengundang disiplin dan hukuman Allah.
 Mengingatkan bangsa Israel bahwa ketika umat Allah
berbalik kepada Tuhan, berseru kepada-Nya dan
bertobat, Allah yang setia panjang sabar dan penuh belas
kasihan, meresponinya dengan penyelamatan.
5. Tema
Tema-tema kitab Hakim-hakim, yaitu kegagalan bangsa
Israel. Nuansa kegagalan ini nampak jika kita
membandingkan antara kitab Yosua dan Hakim-hakim.
Dimana Israel berangkat dari pekik kemenangan dan ratap
kegagalan, dari kebebasan ke penindasan, dari kemajuan ke
kemerosotan.
Memang secara historikal, kitab ini menjembatani jenjang
antara zaman Yosua dan zaman Samuel dan mengawali
bentuk monarkhi di bawah kepemimpinan raja Daud. Namun
kitab ini mencatat tujuh siklus pelanggaran - penindasan -
permohonan - pembebasan. Dari ketidak-taatan pertama
(sejak zaman Adam), sejarah memaparkan pola kehidupan
manusia berdosa sampai ke periode Hakim-hakim, dimana
setiap pelanggaran hukum (2:11-13) senantiasa diikuti oleh
penghukuman melalui tangan musuh (2:14-15), sehingga
41
terhimpit dan terhukum untuk berteriak minta tolong agar
Tuhan melepaskan mereka dari malapetaka itu (2:15), dan
karena kesetiaan Allah kepada kovenan-Nya, Tuhan
mengangkat Hakim-hakim untuk melepaskan mereka dari
hukuman (2:16). Itu sebabnya kitab ini juga melangsir
kebutuhan sebuah monarkhi di Israel. Ketika setiap
melakukan setiap apa yang benar menurut pandangan sendiri
(21:15), maka itulah pertanda betapa bangsa ini
membutuhkan kepemimpinan seorang raja yang adil.
Secara doktrinal, kitab Hakim-hakim menarik perhatian kita
kepada sejumlah kebenaran esensial, yaitu peringatan Tuhan
supaya orang Israel hidup dalam kehendak-Nya da juga
providensia-Nya yang terjadi dalam kehidupan bangsa Israel.
6. Tokoh Kunci
Tokoh-tokoh penting dalam kitab Hakim-hakim, yaitu: Barak,
Debora, Gideon, Yefta, Simson. Kendati nama Debora lebih
mengemuka, namun yang tercantum dalam deretan orang
beriman justru Barak (Ibr. 11:32).
7. Garis Besar
a. Kemerosotan Hakim-hakim (psl. 1-2)
 Kondisi politik (psl. 1-2)
 Kondisi rohani (psl. 2)
b. Penugasan Hakim-hakim (psl. 3-16)
 Pembebasan dari Mesopotamia oleh Otniel (psl. 3)
 Pembebasan dari Moab dan Elihud
42
 Pembebasan dari Filistin oleh Samgar
 Pembebasan dari Kanaan oleh Debora (psl. 4-5)
 Pembebasan dari Midian oleh Gideon (psl. 6-8)
 Pelayanan dan perilaku Abimelek (psl. 9)
 Pelayanan hakim Tola ( psl. 10)
 Pelayanan hakim Yair
 Pembebasan dari Amon oleh Yefta (psl. 11-12)
 Pelayanan hakim Ebzan
 Pelayanan hakim Elon
 Pelayanan hakim Abdon
 Pembebasan dari Filistin oleh Simson (13-16))
c. Kemurtadan Hakim-hakim (psl. 17-21)
 Mikha dan migrasi suku Dan (psl. 17-18)
 Memerangi Benyamin (psl. 19-21)

Kitab Rut
1. Judul
Nama kitab ini diambil dari salah satu tokoh utamanya, yaitu
Rut. Rut adalah seorang muda dari Moab. Ia adalah menanti
Naomi. Ia merupakan nenek buyut Daud dan salah satu
wanita yang masuk dalam silsilah Mesias (Mat. 1:5).
2. Penulis
Seperti penulis kitab Hakim-hakim, penulis kitab ini juga tidak
jelas. Namun tradisi Yahudi menunjuk Samuel sebagai

43
penulisnya. Walaupun demikian, sebenarnya pendapat
tersebut tidak memiliki alasan yang kuat sebab penulis kitab
Rut menyebut Daud, sedangkan Samuel sudah meninggal
sebelum Daud naik takhta (4:17, 22).
3. Periode penulisan
Kalau kitab Rut ditulis oleh Samuel maka kemungkinan besar
kitab ini ditulis sekitar tahun 1000 sM.
4. Tujuan
 Untuk menunjukkan pada orang Yahudi kerinduan Allah
untuk menyelamatkan bangsa-bangsa non-Yahudi.
 Untuk menunjukkan pada orang Yahudi bahwa di tengah-
tengah masa kemurtadan orang Israel, ternyata masih
ada orang yang saleh.
5. Tema
Tema kitab Rut adalah keselamatan bangsa-bangsa. Hal ini
sesuai dengan isi kitab ini sendiri yang menceritakan
bagaimana Allah menyelamatkan Rut, orang Moab.
Walaupun Rut bukan seorang Yahudi tetapi ia memiliki iman
dan ketaatan yang biasa kepada Allah (lih. 1:16). Ia memiliki
loyalitas, integritas dan cinta murni dalam dalam kelemahan
masa hakim-hakim. Rut adalah seorang figur iman dan
ketaatan di tengah-tengah kemurtadan umat Allah. Rut telah
membuktikan betapa Allah tetap setia pada kovenan-Nya.
6. Kanonisasi Kitab

44
Kitab Rut adalah kitab penting yang harus dibaca pada hari
raya Pentakosta (penuaian gandum), sebagai pertanda
pentingnya tradisi Yahudi dalam narasi ini, sehingga Tanakh
menempatkan kitab Rut di posisi Ketubim (kitab-kitab sakral /
puisi), sedangkan Talmud menempatkannya sebelum kitab
Mazmur. Versi Inggris dan Indonesia mengikuti pembagian
Septuaginta, menempatkan kitab ini setelah kitab Hakim-
hakim sebab terindikasi ada latar belakang sejarah. Tradisi ini
diikuti oleh Vulgata dan didukung oleh veri-versi Perjanjian
Lama masa kini.
7. Garis besar dan kerangka kitab
Garis besar kitab Rut, yaitu:
 Pasal I Keputusan dan iman Rut
 Pasal II Hak dan kewajiban Rut
 Pasal III Permohonan Rut
 Pasal IV Berkat dan silsilah Rut
Kerangka kitab:
1:1-15 Introduksi
1:6-18 Episode I: Kembalinya Naomi dan keputusan Rut
1:19-22 Interlude: Pulang ke Betlehem
2:1-17 Episode II: Perencanaan Naomi bagi Rut dan
Boas
2:18-22 Interlude: Percakapan antara mertua dan menantu
3:1-15 Episode III: Pelaksanaan rencana Naomi
3:16-18 Interlude: Percakapan antara Naomi dan Rut
45
4:1-12 Episode IV: Kekuatan hukum penebusan Boas
atas Rut
4:13-17 Inklusio
4:18-20 Konfirmasi Mesianik: Silsilah Daud, leluhur Yesus.

I dan II Samuel
1. Judul
Dalam Tanakh, kitab I & II Samuel digabung menjadi satu
kitab. Kedua kitab ini menuliskan sejarah periode awal
kerajaan Israel. Pada awalnya I Samuel mengisahkan tentang
bagaimana munculnya tokoh Samuel sebagai nabi, imam,
dan Hakim, yang kemudian digeser oleh Saul sebagai raja
pertama. Sedangkan II Samuel mempersiapkan
pemerintahan Daud.
Dalam naskah aslinya, kitab Samuel ini hanya satu kitab
tetapi kemudian dibagi menjadi dua oleh para penerjemah
Septuaginta (LXX). Kemudia pembagian diikuti oleh Jerome
(Vulgata) dan versi-versi modern. Judul kitab ini bervarisi dari
waktu ke waktu, yaitu: kitab kerajaan (LXX), kitab Raja-raja
(Vulgata), dan Samuel (tradisi Ibrani dan sebagian besar
versi-versi modern).
2. Penulis
Identitas penulis tidak jelas diketahui, namun Talmud Yahudi
menyebut Samuel sebagai penulisnya. Meskipun judulnya
diambil dari nama tokohnya, hal itu bukan berarti ia menulis
46
semua kitab Samuel, sebab kematiannya tercatat dalam I
Samuel 25:1. Bukti internal menyebutkan bahwa Samuel
memang menulis sebuah kitab (I Sam. 10:25). I Tawarikh
29:29 menunjuk Natan dan Gad sebagai penulis peristiwa-
peristiwa yang tercatat dalam kitab Samuel. Rupanya ia
menulis sesudah masa pemerintahan Salomo, sebab I Sam.
27:6 menunjukkan bahwa kerajaan sudah terbagi dua.
3. Periode Penulisan
Kalau memang kitab Samuel ditulis oleh Samuel, Natan dan
Gad maka kemungkinan periode penulisannya sekitar tahun
390 sM, sebab mereka hidup pada zaman itu.
4. Tujuan
 Memberikan penjelasan mengenai keberadaan bangsa
Israel yang hidup dalam masa peralihan, yaitu dari sistem
Theokrasi menjadi sistem Monarkhi.
 Mencatat asal usul dinasti Daud.
 Memberikan penjelasan akan kegagalan bangsa Israel
sebagai pelajaran bagi generasi penerus supaya tidak lagi
melakukan kegagalan yang sama seperti pendahulunya.
5. Tema dan Inti Berita
Tema kitab I & II Samuel, yaitu dosa dapat menggeroti
kemenangan menjadi kemalangan. Hal ini nyata dari isi kitab I
& II Samuel. Dimana kegagalan pemimpin dan bangsa untuk
menaati firman Tuhan menyebabkan mereka harus
menghadapi penderitaan dan kemalangan.
47
Kitab Samuel diawali dengan kelahiran Samuel sebagai hasil
pergumulan doa ibunya. Kata Shemuel berarti 'didengar Allah'
atau 'namanya Allah'. Samuel adalah hamba Allah yang saleh
yang memimpin bangsa Israel sebagai nabi, imam dan hakim.
Namun kesalehannya tidak cukup mempengaruhi anak-
anaknya adan bangsa Israel untuk setia kepada Allah. Ia
tidak berhasil mempimpin bangsa Israel untuk tetap bertahan
pada pemerintahan Theokrasi. Bangsa Israel menolak sistem
Theokrasi dan meminta seorang raja. Kemudian Allah
memerintahakan Samuel mengurapi Saul sebagai raja
pertama. Karena ketidak-taatannya, Saul ditolak sebagai raja.
Sekali lagi Allah mengutus Samuel mengurapi Daud, seorang
yang berkenan di hati Allah sebagai ganti Saul.
Kitab ini menelusuri masa transisi bangsa Israel dari masa
pemerintahan hakim hingga masa penguasaan raja dan dari
masa Theokrasi menjadi masa Monarkhi. Bani Israel tidak
menghendaki Allah menguasai hidup mereka, sebab mereka
lebih suka melakukan apa yang baik menurut pandangannya
sendiri. Pada intinya, akar dosa manusia sejak mulanya
adalah melawan pemerintahan Allah sebagai raja atas
mereka.
6. Garis Besar
Garis besar kitab I Samuel
a. Samuel, hakim terakhir (psl. 1-8)
 Panggilan Samuel (psl. 1-3)
48
 Pengutusan Samuel (psl. 4-7)
 Prihatin Samuel (psl. 8)
b. Saul, raja pertama (psl. 9-15)
 Pemilihan atas Saul (psl. 9-12)
 Penolakan atas Saul (psl. 13-15)
c. Daud, raja pilihan (psl. 16-31)
 Daud sebagai gembala, diurapi (psl. 16)
 Daud mengalahkan Goliat, disambut Saul (psl. 17)
 Daud sahabat Yonatan, ditolak Saul (psl. 18-19)
 Daud sebagai pelarian, diburu Saul (psl. 20-26)
 Daud dilindungi Yonatan (20)
 Daud dilindungi Ahimelek, Akhis (psl. 21)
 Daud dilindungi pasukannya (psl. 22-26)
 Daud mencari perlindungan Filistin (psl. 27-31)
 Saul mencari petenung di Endor (psl. 28)
 Daud diusir dari Filistin (psl. 29)
 Daud menghancurkan bangsa Amalek (30)
 Saul mangkat (31)
Garis besar kitab II Samuel:
a. Kemenangan Daud (psl. 1-10)
 Perayaan raja (psl. 1-5)
 Persatuan kerajaan (psl. 5-6)
 Perjanjian kerajaan (psl. 7)
 Perjuangan raja (psl. 8-10)

49
b. Pelanggaran Daud (psl. 11)
 Perzinahan
 Pembunuhan
c. Permasalahan Daud (psl. 12-24)
 Urusan keluarga (psl. 12-13)
 Urusan kerajaan (psl. 13-24)

Kitab Raja-raja
1. Judul
Aslinya kitab I & II Raja-raja merupakan satu kitab saja sama
seperti kitab Samuel dan kitab Tawarikh. Biasa disebut "Raja-
raja" (Ibrani: Melechim). Judul ini sebenarnya sesuai dengan
isinya sebab kitab ini menelusuri sejarah raja-raja Israel dan
Yehudan dari masa Salomo sampai masa pembuangan di
Babel.
2. Penulis
Penulis kitab Raja-raja ini tidak jelas. Ada yang mengatakan
Yehezkiel, Ezra dan lain-lain. Orang Yahudi mengakui
Yeremia sebagai penulis semua kitab Raja-raja kecuali
bagian terakhir kitab II Raja-raja sebab Yeremia mati di Mesir,
bukan di Babilon (Yer. 43:6-7).
3. Periode Penulisan
Dibebaskannya Yehoakin dari penjara adalah peristiwa
terakhir yang tercatat dalam II Raja-raja. Hal itu terjadi pada
tahun ke-37 masa pemerintahannya dan kira-kira terjadi pada
50
tahun 560 sM. Kitab ini tidak mungkin ditulis sepulangnya
kaum Yahudi dari masa pembuangan di Babel (538 sM),
karena penulisannya tidak menyebutkan hal itu. Oleh karena
itu, kemungkinan kitab ini ditulis antara tahun 560-538 sM.
4. Tujuan.
Tujuan penulisan kitab ini, yaitu:
 Sebagai catatan sejarah tentang kerajaan-kerajaan
bangsa Israel yang terpecah belah.
 Sebagai peringatan bahwa ketidak-taatan akan
mendatangkan bencana.
5. Tema dan Inti Berita
Tema kitab ini, yaitu: Ketidak-taatan membawa kehancuran
bagi kerajaan. Hal ini sesuai dengan isi kitab ini, yaitu
dijelaskan tentang ketidak-taatan bangsa Israel. Hal ini
dimulai sejak zama raja Salomo. Pertama-tama Salomo hidup
taat pada Tuhan, namun pada masa tuanya ia mulai menjauh
dari Tuhan karena pengaruh para istrinya. Akibatnya kerajaan
terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Utara dan Kerajaan
Selatan. Walaupun mereka mengalami perpecahan, namun
raja-raja Israel dan Yehuda tetap melakukan hal-hal yang
tidak berkenan di hadapan Tuhan. Sehingga akhirnga kedua
kerajaan itu ditaklukkan dan diasingkan oleh kerajaan lain.
Kerajaan Utara dan Israel jatuh ke tangan bangsa Asiria pada
tahun 722 sM. Sedangkan kerajaan Selatan atau Yehuda
jatuh ke tangan bangsa Babilonia pada tahun 586 sM. Dalam
51
situasi seperti itu sebenarnya para nabi terus
memperingatkan bangsanya bahwa Allah tidak akan
menghukum mereka jika mereka bertobat. Jadi kitab Raja-
raja ini mengajarkan bahwa ketidak-setiaan dan melanggar
titah Allah pastilah mendapatkan ganjaran Allah dan jatuhnya
kerajaan. Kedua kerajaan runtuk karena kegagalan raja-raja
untuk memerintah dengan adil serta tidak mengindahkan
kebenaran Allah.
6. Garis Besar
Di bawah ini akan dijelaskan garis besar kitab I Raja-raja,
yaitu:
a. Kesatuan Kerajaan: 40 tahun (psl. 1-11)
 Takhta raja Salomo (1-2)
 Himat raja Salomo (3-4)
 Bait Suci didirikan raja Salomo (5-8)
 Kejayaan raja Salomo (psl. 9-10)
 Kejatuhan raja Salomo (11)
b. Kerajaan terpecah: 80 tahun (psl. 12-22)
 Penyebab pecahnya kerajaan (12)
 Pemerintahan Yerobeam di Israel (13)
 Dosa raja
 Peringatan nabi Allah
 Dosa nabi Allah
 Penghakiman atas raja
 Pemerintahan Yerobeam di Yehuda (14)
52
 Pemerintahan dua raja di Yehuda: Abiyam dan Asa
(15)
 Pemerintahan 5 raja di Israel (16): Nadab, Baasha,
Ela, Zimri, Omri.
 Pemerintahan Ahab di Israel (17-22)
 Dosa Ahab: penyembahan berhala
 Pelayanan nabi Elia di Karmel
 Perang api dengan Baal
 Pembantaian nabi-nabi Baal
 Pelarian nabi Elia
 Perang melawan Siria
 Dosa Ahab
 Perampasan tanah Nabot
 Pembunuhan pemilik tanah
 Kematian Ahab yang memalukan
 Pemerintahan Yehosafat di Yehuda
 Pemerintahan Ahasia di Israel
Garis besar kitab II Raja-raja:
a. Bubarnya kerajaan Israel (psl. 1-17)
 Pemerintahan Ahazia di Israel (psl. 1)
 Pemerintahan Yoram di Israel (2-8)
 Terangkatnya nabi Elia
 Ekspedisi raja Yoram
 Pelayanan nabi Elia
 Pemerintahan Ahazia di Yehuda
53
 Pemerintahan Yehu di Israel (psl. 9-10)
 Pemerintahan Atalya, Yehoas di Yehuda (psl. 11-12
 Pemerintahan Yoas di Israel (13)
 Pemerintahan Amasia di Yehuda (14)
 Pemerintahan Yerobeam II di Israel
 Pemerintahan Azaria di Yehuda (psl. 15)
 Pemerintahan Zakharia, Salum di Israel
 Pemerintahan Menahem, Pekhanya di Israel
 Pemerintahan Yotam, Ahas di Yehuda
 Pemerintahan Ahaz di Yehuda (psl. 16)
 Pemerintahan Hosea di Israel (17)
 Penurunan kerajaan di Israel
 Perzinahan rohani Israel
 Pembubaran kerajaan Israel
b. Bertahannya kerajaan Yehuda (psl. 18-25)
 Pemerintahan Hizkia (psl. 18-20)
 Pemerintahan Manasye, Amon (21)
 Pemerintahan Yosia (psl. 22)
 Pemerintahan Yoahas (psl. 23)
 Pemerintahan Yoyakim, Yoyakin (psl. 24)
 Pemeritahan Zedekia (psl. 25)
 Kehancuran Bait Allah
 Deportasi ketiga ke Babel
 Pembebasan raja Yoyakin di Babel

54
Kitab Tawarikh
1. Judul
Hingga tahun 180 sM, kedua kitab Tawarikh ini masih
menyatu dengan judul Ibraninya: "Riwayat hari ini" (the words
/ affairs of the days) yaitu tawarikh Israel dari Adam hingga
pengasingan di Babel dan dekrit Koresy yang mengijinkan
kaum Yahudi pulang ke negerinya. Kitab ini terkadang disebut
"miniatur Perjanjian Lama".
Septuaginta membagi kitab Tawarikh menjadi dua bagian,
dengan judul "Yang Terhapus" (of things omitted), ini merujuk
pada hal-hal yang terhapus dari kitab Samuel dan kitab Raja-
raja. Judul Tawarikh (Chronicorum) berasal dari Jerome
dalam Vulgata (385) -405, yaitu Chronicorum Liber. Yang
dimaksudkan adalah "Tawarikh Sejarah Suci" (The
Chronicles of the whole of sacred history).
2. Penulis
Penulis kitab Tawarikh tidak jelas, namun tradisi Yahudi
merujuk pada Ezra sebagai penulisnya. Ada konsistensi cara
penulisan dalam seluruh kitab ini walaupun terindikasi
beberapa beberapa sumber digunakan untuk menyusunnya,
sehingga disimpulkan hanya seorang editor yang telah
menyusun kitan ini sebagai produk finalnya. Dari beragam
sumber termasuk catatan para nabi, Samuel (I Taw. 29:29),
Yesaya (II Taw. 32:32) dan lainnya (II Taw. 9:29; 12:15;
55
20:34; 33:19), secara khusus menyebut kitab ini sebagai
"kirab raja-raja Yehuda dan Israel" (II Taw. 16:11; 25:26). Isi
kitabnya menunjuk penulisnya dari golongan imam karena
fokusnya yang kuat terhadap Bait Allah, imamat dan garis
teokratis Daud dan kerajaan Selatan yaitu Yehuda. Bahwa
Ezra adalah penulis kitab ini juga didukung oleh tema umum
kitab Ezra - Nehemia yang berisi pembangunan dan inagurasi
Bait Allah.
3. Periode Penulisan
Kalau kitab ini ditulis oleh Ezra maka kemungkinan besar
ditulis sekitar tahun 450 - 425 sM.
4. Tujuan
Tujuan kitab Tawarikh, yaitu:
 Untuk mengingatkan kaum remnan yang pulang dari
pengasingan bahwa mereka berasal dari keturunan raja
Daud dan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah.
 Untuk mengajar bahwa masa purbakala sarat dengan
pelaharan bagi masa kini mereka. Bidat, berhala, kawin
campur dengan bangsa lain, serta kurangnya persatuan
adalah kelanjutan penyebab kehancuran mereka.
5. Tema dan Inti Berita Kitab
Tema kitab ini, yaitu Allah setia dengan Kovenan-Nya".
Walaupun bangsa Israel sering memberontak kepada Allah
namun Allah tetapi setia kepada mereka, mereka tetap
menjadi umat pilihan Allah dan berhak atas janji-janji Allah.
56
Hal ini nyata dalam kehidupan bangsa Israel yang dijelaskan
dalam kedua kitab ini.
6. Garis Besar Kitab
Garis besar kitab I Tawarikh, yaitu:
a. Silsilah garis Daud (psl. 1-9)
 Adam ke Abraham (1)
 Abraham ke Yakub
 Yakub ke Daud (2)
 Yakub ke pengasingan (3)
 Silsilah dua belas suku (4-8)
 Penduduk Yerusalem (9)
b. Penobatan Daud (psl. 10-12)
 Kematian Saul (10)
 Pengangkatan Daud (11)
 Perebutan Yerusalem
 Pahlawan-pahlawan Daud
c. Pemerintahan Daud (psl. 13-28)
 Daud dan tabut Suci (13-17)
 Daud membawa tabut ke Kidon
 Kemenangan raja Daud atas Filistin
 Daud membawa tabut ke Yerusalem
 Kerinduan Daud mendirikan Bait Suci
 Peperangan raja Daud (18-20)
 Sensus dan dosa raja Daud (21)

57
 Pembangunan Bait Suci (22-26)
 Penugasan kaum Lewi
 Penugasan kelompok musisi
 Penugasan penjaga gerbang
 Penugasan bendahara
 Penugasan para hakim
 Pamong praja kerajaan (27)
 Instruksi terakhir Daud (28)
d. Saat terakhir Daud (psl. 29)
Garis besar kitab II Tawarikh
a. Pemeritahan raja Israel (psl. 1-9)
 Penobatan raja Salomo
 Pembangunan Bait Suci
 Kesohoran raja Salomo
b. Pemerintahan raja Yehuda
 Raja Rehabeam
 Raja Asa
 Raja Yosafat
 Raja Yoas
 Raja Uzia .............................................Nabi Amos,
Hosea
 Raja Yotam .......................................... Nabi Yesaya
 Raja Ahaz ............................................ Nabi Mikha
 Raja Hizkia ..........................................Nabi Hosea

58
 Raja Manasye
 Raja Yosia ..........................................Nabi Yeremia,
Zefanya
 Raja Yoyakim ................................... Nabi Daniel
 Raja Yoyakin .....................................Nabi Yehezkiel
 Raja Zedekia
c. Dekrit Koresh, raja Persia (psl. 36)
 Menugaskan bangsa membangun kembali Yerusalem
 Memulangkan remnan untuk kembali ke Yerusalem

Kitab Ezra
1. Judul Kitab.
Dalam Tanakh kuno, Ezra dan Nehemia dianggap satu kitab
yang disebut Kitab Ezra. Sedang Josephus dalam Againts
Apiuon 1.8 dan Jerome dalam Preface to the Commentary on
Galatians juga menganggap kitab Ezra dan Nehemia itu satu
unit. Walaupun begitu Tanakh modern membagi dua yaitu :
Kitab Ezra dan Kitab Nehemia. Selain itu beberapa ahli
menyanggah Kitab Ezra dan Nehemia satu unit karena daftar
pada Ezra 2 dan Nehemia 7 itu pada dasarnya sama, maka
sulit diterima jika daftar yang sama dicantumkan dalam satu
kitab.
2. Penulis
Kitab Ezra tidak mencantumkan penulisnya. Namun Talmud
menunjuk Ezra sebagai penulisnya. Para Pakar modern
59
setuju kalau Ezra memang penulis kitab ini dengan
menggunakan beragam dokumen (psl. 4:7-16), silsilah (psl.
2:1-70) dan memo pribadi (psl. 7:27 – 9:15) sebagai
sumbernya. Selain itu dari segi isi, Ezra merupakan tokoh
kunci dalam kitab ini. Hal ini mendukung bahwa Ezra penulis
kitab ini.
3. Tahun Penulisan
Berdasarkan tatabahasanya, kitab ini mirip dengan papirus
Aramaik abad kelima milik kaum Yahudi di Elephantine,
Mesir. Berdasarkan hal ini maka penulisan kitab ini pada awal
kehidupan Ezra yang sezaman dengan Nehemia (Neh. 8:1-9;
12:36). Ezra mungkin menyelesaikan kitab ini ketika peristiwa
psl. 10:17-44 tengah berlangsung di saat Nehemia tiba di
Yerusalem. Oleh karena itu penulisan kitab ini yaitu : 457 –
444 sM.
4. Tema
Tema Kitab ini yaitu pemulihan spiritual, moral dan sosial dari
kaum Remnan yang pulang dibawah kepemimpinan
Zerubabel dan Ezra. Hal ini nyata dari isi kitab ini dimana
dalam kitab ini dipaparkan bagaimana Allah menggenapi
janjinya untuk memulangkan umatNya ke tanah perjanjian
setelah 70 tahun di tempat pengasingan sesuai dengan
nubuatan para nabi. Hal ini dimulai dengan dekrit Koresh,
Raja Persia yang mengijinkan kaum Remnan pulang. Mereka
begitu antusias untuk membangun kembali puing-puing Bait
60
Suci. Namun selama 18 tahun terhambat oleh gangguan
musuh-musuh dari utara. Akhirnya dekrit Darius mengijinkan
gelombang kedua kaum Remnan untuk pulang
menyelesaikan pembangunan Bait Suci (Ezra 1 – 6). Dalam
Ezra 7-10 juga dijelaskan tentang imam Ezra yang mengajar
umat tentang hukum taurat dan mereformasi kehidupan
rohani bangsa.
5. Garis Besar
I. Pemulihan Dipimpin Zerubabel (psl. 1-6).
a. Dikeluarkannya dekrit Koresh (psl. 1).
b. Diadakannya sensus (psl. 2).
c. Dipersiapkannya rekontruksi Bait Suci (psl. 3).
d. Dihalanginya oleh pihak oposisi (psl. 4).
e. Dituntaskannya Rekontruksi Bait Suci (psl. 5-6).
II. Pembaharuan dipimpin oleh Ezra (psl. 7-10).
a. Pemulangan ke Yerusalem (psl. 7-8).
b. Pembaharuan Yerusalem (psl. 9-10).

Kitab Nehemia
1. Judul
Judul kitab ini didasarkan akan isi kitab. Dimana isi kitab ini
menceritakan tentang Nehemia, juru minum raja Persia. Kata
Nehemia artinya ‘Yahwe menghibur’.

61
2. Penulis.
Banyak ahli menyakini bahwa Nehemia, kolega Ezra adalah
penulis kitab ini. Hal ini didasarkan pada psl. 1:1 yang
berbunyi: “Perkataan Nehemia bin Hakhalya” . Selain itu
pemakaian kata ganti orang pertama dalam kisah kepulangan
Bangsa Israel ke Tanah Kanaan itu menunjuk kepada
Nehemia sebagai pemimpin saat itu (psl. 1 – 7; 12:31 –
13:31).
3. Tahun Penulisan.
Berdasarkan catatan sejarah yang ada maka kitab Nehemia
ini ditulis sekitar tahun 445-425 sM. Hal ini sesuai dengan isi
kitab tersebut dimana peristiwanya terjadi pada tahun-tahun
tersebut.
4. Tema.
Tema kitab ini yaitu pemulihan spiritual, moral dan sosial
kaum Israel. Kitab ini sebenarnya melanjutkan sejarah
bangsa Yahudi yang pulang dari pengasingan. Nehemia yang
adalah juru minum Artahsasta (Raja Persia) mengundurkan
diri untuk menjadi gubernur Yerusalem. Bersama dengan
Ezra, Nehemia mulai membangun kembali kota Yerusalem
dengan memperbaiki Tembok Yerusalem yang telah hancur.
5. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan kitab ini yaitu untuk menunjukkan tangan
Allah yang menegakkan umatNya di atas tanah air mereka
sendiri setelah bertahun-tahun hidup dalam pengasingan.
62
6. Garis besar
I. Rekontruksi tembok Yerusalem (psl. 1 – 7).
a. Persiapan rekontruksi (1-2)
b. Proses rekontruksi (3-7).
II. Reformasi umat Allah di Yerusalem (psl. 8 – 13).
a. Reformasi kovenan (8-10).
b. Rededikasi umat Kovenan (11-13).

KITAB ESTER
1. Judul
Kitab ini menganbil judul dari karakter tokohnya, yang nama
Ibraninya: Hadassah: myrtle yang kemudian diganti dengan
nama Ester (bhs Persia artinya Dewi Bintang). Namun kata
tersebut dalam bahasa Ibraninya artinya: ‘sembunyi’.
2. Penulis
Kitab ini tidak memberi petunjuk apa-apa tentang siapa
penulisnya. Siapapun dia, ia tentu tahu betul tentang
kebudayaan Persia. Dari isinya terdeteksi semua tanda
seseorang yang pernah berada disana, sebab ia dapat
menjelaskan banyak peristiwa sebagai layaknya saksi mata.
Mungkin saja ia orang Yahudi. Ada yang berpendapat bahwa
Ezra atau Nehemia yang menulisnya, namun tak ada bukti
otentik yang mendukung pendapat ini.

63
3. Tahun penulisan
Segala peristiwa yang terjadi dalam Kitab Ester, muncul juga
dalam Kitab Ezra pasal 6 dan 7, antara kepulangan pertama
yang dipimpin oleh Zerubabel dan kepulangan kedua yang
dipimpin oleh Ezra. Oleh karena itu kemungkinan Kitab Ester
ditulis sekitar tahun 470 – 435 sM, selama tahun-tahun
terakhir kekuasaan Ahasveros (lih. 10:2-3), atau pada masa
kekuasaan putranya, Zerxes (thn. 464-424).
4. Tema
Tema kitab ini yaitu kesetiaan Allah terhadap kovenannya.
Kitab Ester mengisahkan tentang seorang gadis cantik
Yahudi yang dipilih oleh raja Persia Ahasveros untuk menjadi
ratunya. Ketika Haman berencana memusnahkan orang
Yahudi, maka Mordekai saudara sepupu Ester mencoba
menyelamatkan kaumnya melalui Ester. Dengan
mempertaruhkan nyawanya, ia memohon kepada sang raja
untuk menmyelamatkan kaum Yahudi dari tangan Haman, si
Amalek itu. Walaupun nama Allah tersembunyi dalam kitab
ini. Providensia Allah menyebar jelas dalam setiap cerita
didalamnya. Allah tetap setia pada kovenanNya dan Ia terus
membela umatNya dalam pencobaan penihilan sebuah
bangsa.
5. Garis besar
I. Malapetaka mengancam kaum Yahudi (psl. 1 – 3).
a. Pemilihan Ratu Ester (1-2).
64
b. Persekongkolan Haman (3).
II. Maharaja meluputkan Kaum Yahudi (psl. 4 – 10).
a. Keputusan Ester (4-5).
b. Kekalahan Haman (6-7).
c. Ketetapan Raja (8).
d. Kesemarakan Purim (9).
e. Kejayaan Mordekai (10).

65
KITAB – KITAB PUISI

Setelah kita melakukan survei untuk kitab-kitab sejarah,


maka selanjutnya kita akan mensurvei kitab-kitab yang
digolongkan sebagai kitab puisi. Kitab puisi ini lebih pendek
karena hanya terdiri dari lima kitab yaitu Ayub, Mazmur, Amsal,
Pengkhotbah dan Kidung Agung. Kitab ini berisi tentang
pengalaman para penulis. Dimana kitab ini memaparkan
pengalaman nyata manusia yang mengutak-atik masalah-
masalah pelik dan mengungkapkan realita secara merata.
Khususnya pengalaman rohani kaum saleh dan beragam cara
mengatasi hidup yang berubah-rubah di bawah matahari.
Hikmat dari kata dasar bahasa Ibrani hakam tersebar
disetiap kitab puisi sebagai ciri khas yang saling melengkapi.
1. Kitab Ayub mengajarkan hikmat, bawasanya Allah adalah
Hakim yang adil, sekalipun yang dialami manusia seperti
Ayub seakan akan tidak adil.
2. Kitab Mazmur mengajarkan hikmat untuk senantiasa taat
kepada semua perintah sesuai petunjuk hukum-hukumNya.
3. Kitab Amsal mengajarkan hikmat bahwa orang benar akan
diberkati, sedangkan orang fasik pasti dihukum.
4. Kitab Pengkhotbah mengajarkan hikmat bahwa pada
akhirnya akan ada penghakiman Allah.
5. Kitab Kidung Agung mengajarkan hikmat, bawasanya Tuhan
adalah Hikmat kasih sumber segala kasih.
66
Tiga macam Kitab Puisi Ibrani:
1. Puisi syair lagu.
Melalui puji-pujian kepada Tuhan Pencipta dan Penebus.
 Kitab Mazmur.
2. Puisi Moral agama.
Melalui pengajaran hidup penulis-penulis Amsal dan ibarat.
 Kitab Amsal dan Kitab Pengkhotbah.
3. Puisi drama kehidupan.
Melalui pengalaman kebahagiaan dan penderitaan.
 Kitab Ayub dan Kidung Agung.

KITAB AYUB
1. Judul
Judul kitab ini diambil dari tokoh utama yang diceritakan oleh
kitab ini yaitu Ayub. Nama Ayub berasal dari kata Ibrani IYOB
dari akar kata AYAB yang artinya ‘memusuhi’ (to be hostile
to), ‘menjadi musuh’ (to be an enemy), ‘aku ingin menjerit’ (I
will exclaim), ‘membenci’ (hatred), ‘celaka’ (the cry of woe).
Arti sesungguhnya sulit dipastikan karena kurangnya bukti-
bukti otentik. Namun yang pasti nama Ayub mengingatkan
kita akan aib yang harus ditanggung Ayub yang saleh dan
berintegritas tinggi, sehingga ia disangka orang terkena tulah
dari Allah.

67
2. Penulis.
Memang tidak ada bukti yang otentik untuk menunjukkan
siapa penulis kitab Ayub. Walaupun begitu ada beberapa ahli
yang mengusulkan nama Elihu, Musa dan Salomo sebagai
penulis kitab ini. Namun dilihat dari detail yang dicatat dan
dari nama kitabnya saja kemungkinan besar bahwa Ayub
menulis autobiografinya sendiri (bdn. Yunus, Ester).
3. Tahun penulisan.
Tahun penulisan kitab Ayub ini sangat sulit untuk dijelaskan.
Walaupun begitu ada beberapa prinsip pandangan tentang
tanggal penulisan kitab Ayub. Diantaranya yaitu:
o Ayub hidup pada masa Patriakhat. Hal ini nyata dari umur
Ayub 140 tahun (42:16) umur yang langka zaman
Patriakhat, kekayaan Ayub dimana harta kekayaan
dibanding dengan jumlah ternak (1:3) merupakan tipe
khas zaman Patriakhat, seperti halnya Abraham Ishak
dan Yakub, Ayub adalah imam dalam keluarganya (1:5),
tidak disebut-sebutnya Bani Israel atau Taurat Musa
menunjukkan masa itu sebelum Musa.
o Walaupun begitu para ahli menganggap bagian-bagian
puisi kitab Ayub (3:1 – 42:6) berasal dari waktu yang lebih
kemudian. Kemiripan kitab Ayub dengan Kitab Yeremia
(bnd. Ayb. 3:3-26 dengan Yer. 20:14-18), dengan paroan
akhir Kitab Yesaya (terutama nyanyian hamba Tuhan
yang menderita Yes. 52:13 – 53:12), dengan Mazmur 8
68
(bnd. Ayb. 7:17,18 dengan Maz. 8:6,7) dan dengan Ams.
8 (bnd. Ayb. 15:7,8 dengan Ams. 8:22,25) semuanya
menunjuk pada abad ke-7 sM.
Dari data-data diatas kemungkinan kitab Ayub ini ditulis
sebelum kitab Amsal namun penyusunan akhirnya
diselesaikan zaman penulisan kitab Amsal. Oleh karena itu
Kitab Ayub ditulis tahun 700 – 600 sM.
4. Tema
Tema kitab ini yaitu tentang theodicy. Theodicy atau problem
of evil yaitu ketika kebaikan, keadilan dan kedaulatan Allah
ditantang oleh eksistensi penderitaan dan kejahatan. Kitab ini
memang membahas pertanyaan yang sudah usang :
“Mengapa orang benar menderita, kalau Allah adalah Allah
yang penuh belas kasihan ?” Kisah ayub sengaja
mengajarkan tentang kedaulatan Allah dan kebutuhan
manusia untuk memahaminya. Ketiga sobat Ayub
memberikan jawaban yang pada hakekatnya sama yaitu
semua penderitaan diakibatkan oleh dosa. Namun Elihu
menyatakan bahwa penderitaan sering terjadi untuk
memurnikan orang benar. Tujuan Allah melucuti seluruh
pembenaran diri Ayub dan membawanya ketingkat
penyerahan diri secara lebih total kepada Allah.
5. Tujuan penulisan
Selain yang sudah dijelaskan dalam points tema diatas,
tujuan kitab ini yaitu memaparkan konflik berabad-abad
69
antara Allah dan Satan dan menunjukkan kaitan penderitaan
akibat konflik ini. Pada akhirnya kitab ini membuntikan
kebenaran yang dicatat Rom. 8:28.
6. Garis besar.
I. Prolog : Kesengsaraan Ayub (psl. 1-2).
A. Karakter Ayub dipaparkan
B. Karakter Ayub dibahas
C. Karakter Ayub diuji – coba
1. Iman dan fasilitas
a. Allah memberikan fasilitas
b. Satan mengambil fasilitas
c. Ayub mengembalikan fasilitas
2. Iman dan integritas
a. Allah menguji integritas Ayub
b. Satan merusak integriotas Ayub
c. Ayub mempertahankan integritas
II. Dialog : Ayub dan para sahabat (psl. 3-26).
A. Ratapan Ayub
B. Keluhan sahabat
1. Tanggapan Elifas
2. Tanggapan Bildad
3. Tanggapan Zofar
C. Kegelisahan sahabat
1. Komentar Elifas
2. Komentar Bildad
70
3. Komentar Zofar
III. Monolok : Elihu (psl. 27-41).
A. Dari Ayub ke Ayub
1. Mengingat masa silam.
2. Melihat masa sekarang
B. Dari Elihu untuk Ayub.
C. Dari Tuhan untuk Ayub
1. Dimanakah engkau ?
2. Dapatkah engkau ?
3. Siapakah yang dapat ?
IV. Epilog : Allah.
A. Penyesalan Ayub
B. Pemulihan Ayub

KITAB MAZMUR
1. Judul
Dalam Bahasa Ibrani, kitab Mazmur berjudul Tehilim atau
Sefer Tehilim (Kitab-kitab Tahlil) atau disingkat Tilim (Kidung
pujian). Septuaginta memberi nama Psalmoi (Mazmur) yaitu
lagu-lagu atau puisi-puisi yang dinyanyikan dengan iringan
musik. Kata Psalmos berasal dari psallein artinya ‘memetik
senar’ pengiring lagu.
2. Penulis
Sekalipun sebagian besar teks Mazmur tidak menunjukkan
siapa penulisnya, namun judulnya sering memberi petunjuk
71
tentang penulisnya. Para penulis itu diantaranya : Ethan
menulis 1 Mazmur yaitu psl. 89; Musa menulis 1 Mazmur
yaitu psl. 90; Salomo menulis 2 Mazmur yaitu psl. 72 dan
127; Korah menulis 12 Mazmur yaitu psl. 42, 44-49, 84-85,
87-88; Asaf menulis 12 Mazmur yaitu psl. 50, 73-83 dan
Daud menulis 73 Mazmur.
3. Tahun penulisan
Karena cakupan kronologis yang sangat luas, pengaturan
tema yang melebar dan banyaknya orang yang hidup dalam
beragam kondisi, kitab Mazmur merefleksikan multi-suasana
dan pengalaman yang sangat relevan bagi para pembacanya
tanpa menghiraukan di zaman apa ia hidup. Dibawah ini
dijelaskan penanggalan kitab Mazmur menurut Archer yaitu :
Mazmur 90 merupakan Mazmur pertama yang ditulis Musa
sekitar tahun 1405 sM. Mazmur Daud aslinya ditulis sekitar
tahun 1020-975 sM. Mazmur Asaf diperkirakan ditulis tahun
pada periode yang sama. Mazmur 127 ditulis pada masa
pemerintahan Salomo yaitu tahun 950 sM. Untuk Mazmur
Korah sulit untuk menentukan tahun penulisannya sebab sulit
untuk memastikan masa keturunan Korah. Namun ada
kemungkinan Mazmur tersebut ditulis pada masa
pengasingan.
4. Tema
Sulit untuk menggeneralisasi sebuah tema untuk kumpulan
150 Mazmur ini sebab Mazmur tersebut mencakup beragam
72
perasaan, keadaan dan tema. Namun secara keseluruhan
tema umum kitab Mazmur yaitu Ibadah, yang secara hakiki
merupakan penawar keresahan melalui respon pribadi
terhadap karya Allah. Mazmur merupakan ekspresi ibadah,
iman dan kehidupan rohani umat Israel. Dalam Mazmur, kita
punya cermin hati umat Allah yang mencatat pengalaman
manusia yang sederhana, universal, dalam pancangan
pribadi, perjanjian, rancangan dan kehadiran Allah.
5. Tujuan penulisan
Untuk mengekspresikan respon pribadi orang percaya atas
kebajikan dan anugerah Allah. Oleh karena itu kebanyakan
Mazmur berisikan catatan isi hati pemazmur yang terdalam
tentang keputusasaan, kecemasan, atau syukur yang muncul
bahkan disaat menghadapi perlawanan dari musuh-musuh
Allah atau ketika pengalami pemeliharaan Allah.
6. Cara menafsir Mazmur.
Ada empat cara menafsir Kitab Mazmur yaitu:
o Berdasarkan latar belakang sejarah peristiwanya.
o Berkaitan dengan aspek-aspek tata ibadah Israel.
o Berhubungan dengan srtuktur dan motif penulisnya.
o Berdasarkan metode gramatika-historika, dengan
memperhatikan : penggenapan nubuatan-nubuatan
Mazmur khusus mengacu pada Yesus Kristus.
 Tipikal Mesianik. Pemazmur mempunyai tipe Kristus
(34:20), namun unsur-unsur lainnya kurang sesuai.
73
Dalam hal ini, mungkin Yesus dan para rasulNya
mengaplikasikan ungkapan mazmur yang mirip
dengan pengalaman mereka (109:8 bnd. Kis. 1:20).
 Tipologi Mesianik. Kendati para pemazmur
mendeskripsikan pengalaman pribadi, bahasa mereka
yang melampaui mereka, menjadi kenyataan historis
dalam diri Kristus secara : pertama, mesianik.
Mengacu pada keluarga Daud atau raja tertentu,
namun hanya akan mencapai puncak
penggenapannya dalam pribadi Kristus, Anak Daud
(2). Kedua, profetik. Mengacu langsung pada Kristus
tanpa acuan kepada orang lain (110).

KITAB AMSAL
1. Judul
Amsal memperoleh namanya dari isinya yaitu pepatah atau
peribahasa yang menyampaikan kebenaran dengan cara
yang ringkas dan tajam. Kata Ibrani Mashal (terjemahan
Indonesia : misal atau perumpamaan) yang juga berarti
‘paralel’ , ‘serupa’, ‘perbandingan’. Amsal merujuk pada suatu
perbandingan atau tamsil yang menggaris bawahi peribahasa
moral. Sebagai pepatah ringkas, sebuah Amsal merujuk pada
suatu antitesis. Judul ini berasal dari fakta bahwa tulisan ini
adalah ringkasan pengajaran moral dan spiritual yang

74
dirancang untuk memungkinkan seseorang dapat hidup
bijaksana.
2. Penulis.
Menurut 1 Raja-raja 4:32, Salomo menggubah 3000 amsal
dan 1005 lagu. Sekalipun dia memang menulis sebagaian
besar dari kitab Amsal ini, paruh terakhir menunjukkan bahwa
dia bukan satu-satunya penulis kitab ini. Rinciannya yaitu
Salomo menulis psl. 1-24, koleksi Hizkia psl. 25-29, koleksi
Agur psl. 30 dan koleksi Lemuel psl. 31.
3. Tahun Penulisan
Sebagai Kitab Hikmat, Amsal bukanlah sebuah kitab sejarah
tetapi lebih kepada hasil karya sekolah hikmat di Israel.
Amsal-amsal Salomo ditulis sebelum wafatnya di tahun 931
sM dan koleksinya disimpan para juru tulis Raja Hizkia sekitar
tahun 700 sM. Sedang Amsal yang lain juga ditulis sekitar
tahun tersebut. Oleh karena itu kitab Amsal ini ditulis tahun
950 – 700 sM.
4. Tema
Tema dari kitab ini adalah hikmat untuk hidup melalui
pengajaran khusus dalam setiap persoalan hidup: kebebalan,
dosa, kebaikan, kesehatan, kemiskinan, lidah, kesombongan,
kerendahan hati, keadilan, keluarga, dendam, perselisihan,
keserakahan, kasih, kemalasan, sahabat, kehidupan dan
kermatian. Tidak ada kitab selain Amsal yang lebih praktis
dalam menyampaikan hikmat hidup sehari-hari.
75
Tesis : “Takut akan Tuhan adalah awal hikmat” (1:7; 9:10).
Absennya takut akan Allah menuju pada kebebalan hidup
tanpa kendali. Takut akan Tuhan artinya ‘berdiri takjub karena
karakterNya dan kekuasaanNya yang kudus’. Pada saat
bersamaan, Amsal menunjukkan bahwa hikmat sejati
mengarahkan pembaca pada takut akan Tuhan (2:1-5).
5. Hikmat dalam Kitab Amsal.
Dalam Amsal 8 hikmat dipersonifikasikan sebagai spirit
(ruach) hikmat (hokmah). Ia tidak diciptakan, sebab sejak
semula ia telah bersama-sama dengan Tuhan. Psl. 8:22
berbunyi “ Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan
pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama
dahulu kala.” Kata yang digunakan untuk ‘menciptakan’
bukanlah kata bara (menciptakan) atau asa (membuat)
melainkan qanah yang artinya ‘lebih merujuk pada memiliki’,
mendapatkan atau mengupayakan ukuran standart
(kanon/ruler) hikmat untuk memulai segala sesuatu pada
mulanya. Pengertian ini menunjukkan bahwa hikmat itu sudah
ada sejak kekal sebagai standart pengukur pekerjaan Allah
sumber hikmat itu.
 Hikmat itu bersifat ilahi (8:22-31)
 Hikmat itu sumber kehidupan (3:18; 8:35-36).
 Hikmat itu benar dan pengukur moral (8:8-9).
 Hikmat itu tersedia bagi yang mau menerimanya (8:1-6)

76
 Hikmat itu didalam Kristus ‘sebab dalam Dialah
tersembunyi seluruh harta hikmat dan pengetahuan’ (Kol.
2:3).

KITAB PENGKHOTBAH
1. Judul.
Nama Pengkhotbah berasal dari judul yang diberikan oleh
Septuaginta. Istilah Yunani: ecclesiastes, berarti
‘perhimpunan’ yang berasal dari kata ekklesia yaitu yang
dipanggil keluar untuk berhimpun bersama (kaum beriman).
Judul Ibrani Qoheleth berarti ‘seseorang yang berbicara
dalam suatu qahalayak ramai’ yang biasanya disebut
‘pengkhotbah’.
2. Penulis.
Ada dua pendapat tentang siapa penulis kitab ini yaitu:
 Memakai bukti eksternal, dimana tradisi Yahudi mengakui
bahwa Salomo penulis kitab ini. Hal ini juga didukung oleh
bukti internal dimana penulis selalu merujuk kepada
Salomo. Diantaranya yaitu : penulis memperkenalkan
dirinya sebagai ‘Anak Daud, raja di Yerusalem’ (1:1).
Porsi hikmatnya tak ada tandingannya (1:16 bnd. 1 Raj.
4), kekayaannya tak habis-habisnya (2:7), dan
pembangunan yang tak henti-hentinya (2:4-6) seluruhnya
memberi kesan bahwa hanya orang sekaliber Salomo
sajalah yang sanggup melakukannya.
77
 Pendapat kedua menyanggah pendapat diatas, dengan
menunjukkan bahwa kitab Pengkhotbah mempunyai gaya
bahasa abad 5 sM yang tidak sezaman dengan Salomo,
misalnya adanya pengaruh bahasa Aramaik serta adanya
pinjaman kata-kata asal Persia, ditambah lagi dengan
kegiatan-kegiatan agamis yang baru muncul di Palestina
sekitar abad 2 sM, di tengah-tengah gejolak isme-isme
dan perilaku hidup yang dipaparkan Pengkhotbah.
Menurut bahasa Ibrani yang digunakan oleh Ezra-
Nehemia (abad 5 sM), maka Pengkhotbah tidak
dimungkinkan menuliskannya lebih dini dari abad 4 sM.
Belum lagi ada kesan yang seakan menunjuk si penulis
bukan seorang raja, sehingga ia tak dapat mengambil
keputusan dalam pengadilan (3:16).
Dari kedua pendapat diatas, pendapat pertama lebih banyak
dianut oleh para ahli, sebab alasannya lebih dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Tahun Penulisan.
Menurut tradisi Yahudi, Salomo menulis Kitab Pengkhotbah
pada masa tuanya, seakan mengungkapkan penderitaan
orang lanjut usia (bnd. 12:1). Ada kemungkinan, Kitab
Pengkhotbah merupakan catatan jurnal penyesalan Salomo
dan pertobatannya dari penyelewengan imoralitasnya yang
tercatat dalam 1 Raj. 11. Kitab Pengkhotbah mungkin saja

78
ditulis antara menjelang kematian Salomo hingga kerajaannya
terbagi dua yaitu tahun 1000 – 900 sM.
4. Tema.
Tema kitab Pengkhotbah yaitu kesia-siaan hidup yang
terpisah dari Allah. Hal itu nyata dalam :
 Hidup tanpa Allah sia-sia saja. Pengkhotbah mencoba
menjelaskan bahwa keberhasilan dan kebijaksanaan
manusiawi itu akhirnya akan sia-sia jika tanpa Allah.
 Pengkhotbah menegaskan bahwa tidak semua kenyataan
hidup dapat seutuhnya terpahami, yang berarti kita harus
hidup dengan mata rohani bukan mata jasmani. Oleh
karena itu kunci hidup adalah takut akan Allah dan takluk
kepada hukum-hukumnya.
 Pengkhotbah menunjukkan bahwa manusia yang
meninggalkan Tuhan akan menemukan hidup yang
hampa dan kekecewaan.
5. Garis besar.
I. Pendahuluan.
A. Permasalahan hidup dipaparkan (psl. 1-2).
1. Kefanaan lingkaran kehidupan
2. Kefanaan hikmat manusia
3. Kefanaan kesukaan dan kekayaan
4. Kefanaan materialisme
5. Kesimpulan
B. Perencanaan Allah yang kekal (psl. 3).
79
1. Ia menetapkan peristiwa kehidupan
2. Ia menetapakan kondisi kehidupan
3. Ia menghakimi semua
4. Kesimpulan
C. Kefanaan keadaan hidup (psl. 4-5).
1. Kekuasaan kejahatan
2. Kefanaan kerja keras
3. Kefanaan kesuksesan politik
4. Kefanaan kepercayaan manusia
5. Kefanaan kepercayaan manusia
6. Kesimpulan.
D. Kefanaan hidup secara keseluruhan (psl. 6).
1. Kekayaan tak akan memuaskan
2. Kematian lebih baik dari pada kehidupan
3. Kerja keras tak akan memuaskan
E. Nasihat untuk hidup dalam kefanaan (psl. 7-12).
1. Nasihat mengingatkan akan kejahatan manusia
2. Nasihat mengingat akan providensia Allah
3. Nasihat mengingat ketidakpastian hidup
4. Nasihat mengingat proses penuaan hidup
II. Penutup

80
KITAB KIDUNG AGUNG
1. Judul
Berkaitan dengan judul kitab ini Ryrie menulis: kitab ini diberi
judul dengan beberapa cara: Judul Ibraninya diayat 1, Kidung
dari segala Kidung yang artinya ‘paling indah atau kidung
terindah’. Judul Inggrisnya juga diambil dari ayat 1, Kidung
Salomo yang menunjuk sang penulis dan canticles (Latin)
yang artinya ‘kidung pujian’.
2. Penulis
Kendati ada beberapa kritikus menolak Salomo sebagai
penulis karena pengartikan of Salomo pada pasal satu ayat
satu, bukan dalam pengertian “oleh Salomo” melainkan
“tentang Salomo”, bukti internal mendukung pendapat
tradisional bahwa Salomo adalah penulisnya. Isi kitab yang
senada dengan segala sesuatu yang kita ketahui tentang
hikmat Salomo, menyulitkan mereka yang tidak mengakui
Salomo sebagai Sang penulis. Nama Salomo disebut tujuh
kali (1:1,5; 3:7,9,11; 8:11,12), dan dia diidentifikasi sebagai
mempelai laki-laki.
3. Tahun penulisan
Kidung Agung ini ditulis mungkin pada awal karir
pemerintahan Salomo sekitar tahun 965 sM. Saat itu,
Salomo baru mempunyai 60 istri dan 80 selir (6:8).
Selanjutnya 700 istri dan 300 selir (1 Raj. 11:3).

81
4. Tema
Tema kitab ini yaitu cinta kasih. Hal ini nyata dari isi kitab
Kidung Agung yang adalah kidung cinta yang penuh dengan
beragam metafora dan ibarat yang dirancang untuk
melukiskan cara pandang Allah tentang kasih dan
pernikahan: keindahan cinta suami-istri.
5. Garis besar
I. Judul Kidung cinta
II. Jatuh cinta (1-3)
III. Bersatu dalam cinta kasih (3-5)
IV. Bergumul dalam cinta kasih (5-7)
V. Dewasa dalam cinta kasih (7-8).

82
KITAB – KITAB NABI BESAR

Setelah kita mempelajari kitab puisi maka dibawah ini


akan kita pelajari kitab-kitab yang digolongkan sebagai kitab
nabi-nabi. Kitab nabi-nabi ini menceritakan tentang kehidupan
para nabi sebagai utusan Allah untuk Israel. Menurut 1 Sam. 9:9
para nabi Israel awalnya disebut ro’eh (pelihat) yaitu seseorang
yang bisa melihat hal-hal diluar alam penglihatan atau
pendengaran biasa. Istilah lain dari etimologi sejenisnya adalah
hozeh atau “seseorang yang melihat secara supranatural” (2
Sam. 24:11). Belakangan pelihat Ibrani lebih umum disebut
nabhi. Nama ini dikaitkan dengan akar kata nabu (Akadia),
“memanggil atau memberitakan”, “yang dipanggil Allah” secara
pasif, atau “pemberita” secara aktif. Kata nabi yang berasal dari
kata Ibrani navi secara hakiki berarti ‘seorang juru bicara resmi
(yang diberi otoritas berbicara)’. Pengertian ini diambil dari
etimologi yang tidak jelas sumbernya, namun dipakai dalam tiga
perikop Perjanjian Lama yaitu Kel. 6:28 – 7:2, Bil. 12:1-8, dan Ul.
18:9-22.
Kitab nabi-nabi dalam kitab Perjanjian Lama terbagi
dalam dua golongan yaitu Kitab nabi-nabi besar dan Kitab nabi-
nabi kecil. Dibawah ini akan dijelaskan introduksi kitab yang
digolongkan sebagai kitab nabi-nabi besar. Diantaranya yaitu:

83
KITAB YESAYA
1. Judul
Nama Yesaya diambil dari nama penulis yang menyusun
kitabnya dibawah inspirasi Roh Kudus. Nama Ibrani,
YESAYAHU yang berarti “Yahweh adalah keselamatan”,
cocok dengan ringkasan unggulan tema dan isi kitab ini.
2. Penulis.
Penulis kitab ini yaitu Yesaya bin Amos. Buktinya yaitu:
 Dalam Yes. 1:1 dijelaskan bahwa Yesaya yang mendapat
penglihatan yag akhirnya dituliskan menjadi Kitab Yesaya.
 Kitab Yesaya yang dikutib dalam kitab Perjanjian Baru
selalu dikaitkan dengan nabi Yesaya. Misalnya: Kutiban
psl. 40-66 yang tercatat dalam Mat. 3:3; 12:17-21; Luk.
3:4-6; dll.
3. Tahun penulisan.
Yesaya memiliki rentang waktu pelayanan yang sangat
panjang. Pelayanannya dimulai menjelang akhir masa
pemerintahan Raja Uzia (790-739 sM), berlanjut selama
pemerintahan raja Yotam (739-731 sM), Raja Ahaz (731-715
sM) dan Hizkia (715-686 sM). Dia meloncati beberapa tahun
masa Hizkia karena Yes. 37:38 mencatat kematian Sanherib
pada 681 sM. Raja Hizkia digantikan oleh anaknya yang
lalim, Raja Manasye yang membuang ibadah kepada Yahwe
dan sudah tentu melawan tugas Yesaya. Dari keterangan di
atas maka kitab Yesaya ditulis antara tahun 740 – 680 sM.
84
4. Tema.
Tema kitab Yesaya yaitu keselamatan adalah dari Yahwe.
Hal ini nampak dari istilah keselamatan yang muncul sekitar
26 kali dalam Yesaya. Oleh karena itu Yesaya suka disebut
nabi penginjil karena ia banyak berbicara mengenai
keselamatan dan karya penebusan mesias. Kitab ini banyak
menyebutkan tentang pribadi dan karya Mesias dibanding
kitab-kitab Perjanjian Lama lainnya.
5. Garis besar.
I. Nubuat penghukuman (psl. 1-39).
A. Nubuat melawan Yehuda (1-12).
1. Penghukuman Yehuda
2. Pengutusan nabi
3. Penantian Mesias
B. Nubuat melawan bangsa-bangsa (13-23).
1. Babel, Asyur, Filistin
2. Moab, Damsyik, Etiopia
3. Mesir, babel, Edom
4. Arab, Yerusalem, Tirus
C. Nubuat datangnya hari Tuhan (24-27).
1. Masa penganiayaan
2. Masa pendamaian
D. Nubuat atas Israel dan Yehuda (28-35).
1. Laknat atas Samaria
2. Laknat atas Yehuda
85
3. Menantikan Mesias
4. Menantikan kerajaanNya
E. Nubuat atas Sanherib (36-39).
1. Kenistaan Asyur.
2. Kebenaran Allah
3. Ancaman Asyur
4. Kemenangan atas Asyur
5. Kebodohan Hizkia
III. Nubuat Pendamaian (psl. 40-66).
A. Nubuat tentang penebusan Israel
B. Nubuat tentang penyelamatan Israel.
1. Kemuliaan hamba yang menderita
2. Pemulihan masa depan Israel.

KITAB YEREMIA
1. Judul
Kitab ini mengambil judul dari nama penulisnya yaitu Yeremia
yang berasal dari kata Ibrani YIRME-YAHU yang artinya
‘Yahwe menetapkan atau Yahwe meninggikan’. Dilihat dari
kata kerjanya rama arti harafiahnya adalah ‘Tuhan
melemparkan’ baik dalam pengertian meletakkan fondasi
atau pun ‘melemparkan’ sang nabi kedalam dunia yang keji
atau ‘dilempar’ ke bawah untuk ‘menghakimi bangsa-bangsa’.

86
2. Penulis
Penulis kitab ini adalah Yeremia bin Hilkia (psl. 1:1). Ia
berasal dari salah satu kota imam di Anatot tanah Benyamin.
Ia mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Baruk juru tulisnya,
kecuali psl. 52. Yeremia dicap sebagai nabi yang suka
menangis (9:1; 134:17). Ia juga nabi yang sendirian, karena
demi pelayanannya ia tidak boleh menikah (16:2). Semula ia
enggan menjalankan tugasnya sebagai nabi karena merasa
usianya masih muda (1:6), namun akhirnya ia malah
membuktikan komitmennya yang konstan dalam
menyuarakan suara kenabian dan nubuat-nubuat
penghakiman Allah atas Yehuda yang telah menyimpang jauh
dari Tuhan. Ia rela ditolak, dipenjarakan,. dipukuli dan bahkan
hampir dibunuh (11:189-23; 18:18; 20:1-3; 37:11 – 38:28).
3. Tahun penulisan
Kitab Yeremia ini ditulis kira-kira tahun 627 – 585 sM. Saat
pelayanan di Yerusalem. Nabi Yeremia ini sezaman dengan
Zefanya, Habakuk dan Yeheskiel. Nabi Yeremia merupakan
nabi terakhir di Yerusalem. Tidak ada yang tahu pasti
bagaimana masa akhir hidupnya, namun menurut tradisi
Yahudi Yeremia mati dibunuh ketika ia berada di Mesir (bnd.
Ibr. 11:37).
4. Tema.
Tema kitab Yeremia adalah penghakiman dan pemulihan.
Dimana dalam kitab ini dijelaskan tentang keseimbangan
87
antara pengumuman penghakiman (bagian pembukaan) dan
pengharapan pemulihan (bagian penutup). Memang saat itu
situasi Yerusalem penuh dengan konflik dimana banyak
pelanggaran yang dilakukan khususnya penyembahan
kepada berhala (22:9; 32:29). Namun Yeremia tetap
mengasihi umat Yehuda dan tetap mendoakan mereka
(14:7,20).
5. Garis besar.
I. Pengutusan Yeremia (psl. 1).
A. Panggilan
B. Peneguhan
II. Nubuat atas Yehuda (psl. 2-45).
A. Penghukuman atas Yehuda
1. Dosa dan hukuman
2. Periuk pecah di tangan penjunan
3. Raja-raja dan nabi-nabi palsu
4. Pengasingan Yehuda
B. Penolakan terhadap Yeremia
1. Reaksi Yehuda
2. Nasehat Yeremia
C. Pengharapan pemulihan
D. Kejatuhan Yerusalem
III. Nubuat atas bangsa lain (psl. 46-51).
A. Mesir dan Filistin
B. Moab dan Amon
88
C. Edom dan Damsyik
D. Arab dan Babel.
IV. Nasib umat Tuhan (psl. 52).
A. Nasib Yerusalem
B. Nasib umat.

KITAB RATAPAN
1. Judul
Judulnya terdapat pada kata pertama di pasal pertama di ayat
pertama kitab ini : AIKAH (“Bagaimana !” atau “Akh !”). Dilihat
dari pokok permasalahannya, kitab ini juga disebut Qinot atau
ratapan-ratapan menurut Septuaginta dan Vulgata.
2. Penulis.
Penulis Kitab Ratapan memang tak disebut namanya, namun
ada dua bukti yang menunjukkan bahwa Yeremia sebagai
penulis kitab ini. Bukti itu yaitu
 Bukti eksternal. Konsensus tradisi Yahudi merujuk kitab
ini ditulis oleh Yeremia. Septuaginta menunjuk Yeremia
sebagai nabi yang meratapi penawanan dan penhancuran
Yerusalem.
 Bukti internal. Penulis adalah saksi mata pengepungan
Yerusalem dan kejatuhannya yang terlukis jelas dalam
kitab ini (1:134-15; 2:6-9; 4:1-12). Selanjutnya ada frase
yang serupa dalam Kitab Yeremia dan kitab Ratapan
(mis. Putri dari) (lih. 2 Taw. 35:25).
89
3. Tahun penulisan
Kitab ini ditulis setelah kejatuhan Yerusalem yang selesai
tahun 586 sM dan masa-masa pembuangan. Oleh karena itu
tahun penulisannya kira-kira 586-585 sM.
4. Tema.
Tema utama kitab ini yaitu ratapan dan berkabung atas
kesengsaraan bangsa Yehuda yang telah jatuh dalam dosa
dan kerusakan kota suci dan bait suci yang begitu
memilukan. Tuntutan penghakiman Allah atas dosa Yehuda
telah dijatuhkan. Nabi berseru kepada bangsa yang dihukum
bahwa Allah adalah adil dan benar dalam tindakanNya.
Karena itu mereka dihimbau untuk menaklukkan diri mereka
dibawah tangan kemurahanNya disertai dengan pertobatan
yang sungguh.
Yahwe memang telah mencurahkan murkaNya, namun
karena kemurahanNya, Ia tetap setia terhadap kovenanNya.
Tak berkesusdahan kasih setia Tuhan, tak habis-habis
rahmatNya. Selalu baru setiap pagi, besar kesetiaanMu
(3:22-23).
5. Garis besar
Pasal 1 : Dosa yang menghancurkan Yerusalem
Pasal 2 : Dosa yang dihukum Allah
Pasal 3 : Dosa yang memicu ratapan nabi
Pasal 4 : Dosa yang mengakibatkan penderitaan
Pasal 5 : Dosa memohon pengampunan dosa.
90
KITAB YEHEZKIEL
1. Judul.
Kitab Yehezkiel juga memperoleh judul dari nama penulisnya.
YEH’ZKE’L artinya ‘Yahwe menguatkan’.
2. Penulis.
Penulisnya adalah Imam Yehezkiel bin Buzi yang menerima
panggilan sebagai nabi ketika berada di pengasingan di
Babel (1:1-3). Jabatannya sebagai nabi terfokus pada
keprihatinannya pada bait suci, keimaman, korban dan
kemuliaan Allah. Kita mengenal Yehezkiel seluruhnya dari
tulisannya sendiri. Dia menikah (24:15-18), tinggal dirumah
sendiri (bnd. 3:24; 8:1) dan dengan sesama tawanan memiliki
kehidupan yang relatif bebas.
3. Tahun penulisan
Kitab Yehezkiel berisi banyak tanggal sehingga nubuatan-
nubuatannya dapat ditentukan waktunya lebih akurat. Hampir
semua almanak dalam kitab ini menunjukkan waktu Yehezkiel
menerima firman Tuhan. Almanak lainnya adalah kedatangan
utusan yang melaporkan kejatuhan Yerusalem (33:21). Ketika
ia menerima panggilannya sebagai nabi sekitar tahun 593
sM, Yehezkiel aktif selama 22 tahun. Nubuat terakhir
diterimanya sekitar tahun 571 sM. Oleh karena itu kitab ini
ditulis antara tahun 593-571 sM.

91
4. Tema.
Tema kitab ini yaitu kejatuhan karena dosa. Kejatuhan
Yerusalem dan pengasingan Babel merupakan ukuran yang
dibutuhkan untuk menunjukkan anugerah Allah bila Ia harus
mendisiplin umatNya yang tidak taat dan merebut mereka
kembali dari kemurtatan. Suatu hari kelak Yahwe akan
memulihkan umatNya yang bertobat dan menegakkan
mereka kembali kedalam kemuliaan theokrasi di akhir zaman.
Pelayanan Yehezkiel adalah mengingatkan umat, sebelum
mereka diasingkan dan meyakinkan mereka akan perjanjian
kovenan Allah yang tidak berubah.
5. Garis besar.
I. Pengutusan dan pemanggilan Yehezkiel (psl. 1-3)
A. Yehezkiel melihat kemuliaan Allah
B. Yehezkiel diutus memberitakan Firman Tuhan.
II. Penghakiman atas Yerusalem dan Yehuda (psl. 4-24).
A. Empat tanda datangnya penghakiman.
B. Dua pemberitahuan datangnya penghakiman
C. Empat nubuat melalui penglihatan
D. Kepastian datangnya penghaliman
III. Nubuat melawan bangsa lain (psl. 25-32).
A. Amon dan Moab
B. Edom dan Filistin
C. Tirus dan Sidon
IV. Nubuat pemulihan bani Israel (psl. 33-48).
92
A. Kembalinya Israel ke tanah perjanjian
B. Pemulihan Israel dalam Kerajaan Baru.

KITAB DANIEL
1. Judul
Kitab ini diberi judul sesuai dengan nama penulisnya. Kata
DANI’EL artinya ‘Allah adalah Hakimku’. Dalam Septuaginta,
Daniel menjadi basis judul dalam bahasa Latin, Inggris dan
Indonesia.
2. Penulis
Para ahli setuju bahwa penulis kitab ini adalah Daniel. Hal ini
nyata dari isi kitab Daniel. Dalam Dan. 12:4 dan 7:2
dijelaskan bagaimana Daniel menerima penglihatan yang
akhirnya dituliskan menjadi sebuah kitab yaitu kitab Daniel.
3. Tahun penulisan
Jikalau kitab ini ditulis oleh Daniel maka kitab ini ditulis Daniel
pada masa pembuangan di babel yaitu antara tahun 605 –
537 sM.
4. Tema
Tema kitab Daniel adalah kuasa kedaulatan Allah sebagai
Allah sejati yang menghancurkan kuasa dunia yang
memberontak dan yang setia menyertai umat kovenanNya,
sesuai imannya yang kokoh. Kitab Daniel ditulis untuk
menguatkan kepercayaan kaum Yahudi yang diasingkan.
Allah yang berdaulat mempunyai rancangan tersendiri untuk
93
bangsa Israel selama dan setelah masa dominasi bangsa-
bangsa kafir. Ini adalah masa bangsa kafir yang dimulai dari
pengasingan di babel, yang akan berakhir dengan
ditegakkannya kerajaan Mesias sebagai batu yang tidak
diolah tangan manusia, yang menjadi gunung besar yang
memenuhi seluruh bumi (2:34-35, lih. 7:13-14).
5. Garis besar
I. Sejarah pribadi Daniel (psl. 1).
A. Pengasingannya di Babel
B. Kesetiaannya di Babel.
C. Reputasinya di Babel.
II. Nubuat buat bangsa-bangsa (psl. 2-7).
A. Mimpi Nebukadnesar : Patung Besar (2).
B. Tungku api : pelajaran iman (3).
C. Penglihatan Nebukadnesar : pohon besar (4).
D. Pesta Belshazar : Tulisan di dinding (5).
E. Dekrit Darius : Daniel di gua singa (6).
F. Penglihatan Daniel : empat maklhuk (7).
III. Nubuat buat bangsa Israel (psl. 8-12).
A. Penglihatan Daniel : Domba (8).
B. Nubuat Daniel : “70 Minggu” (9).
C. Panorama Daniel : Israel yang akan datang (10-12).

94
KITAB – KITAB NABI KECIL

Setelah kitab mempelajari kitab nabi-nabi besar maka kita


akan mempelajari kitab nabi-nabi kecil. Nama kitab nabi-nabi
kecil berasal sejak masa Augustinus (akhir abad ke-4). Disebut
kecil atau minor karena lebih singkat dibanding dengan kitab
nabi-nabi besar. Kitab nabi-nabi kecil ini terdiri dari dua belas
kitab. Dibawah ini akan dijelaskan introduksi dari setiap kitab.

KITAB HOSEA
1. Judul
Judul kitab menurut nama penulisnya yaitu Hosea. Hosea ini
merupakan salah satu nabi di kerajaan utara. Nama Hosea
ini menarik sebab nama Hosea, Yosua dan Yesus diambil
dari akar kata ibrani yang sama yaitu HOSHEA artinya
‘keselamatan’. Sebagai utusan Allah Hosea menawarkan
keselamatan kepada bangsanya jika mereka berbalik dari
penyembahan berhala kepada Tuhan.
2. Penulis.
Berdasarkan Hos. 1:1 maka dapat disimpulkan bahwa kitab
ini merupakan Firman Tuhan yang ditujukan kepada Hosea.
Oleh karena itu para ahli setuju bahwa Hosea adalah penulis
kitab ini.

95
3. Tahun penulisan
Menurut Hos. 1:1, Hosea melayani pada masa pemerintahan
raja-raja Yehuda: Raja Uzia (767-739 sM), Raja Yotam (739-
731 sM), Raja Ahaz (731-715 sM) dan raja Hizkia (715-686
sM) serta pemerintahan raja Israel: Raja Yeroboam II (782-
752 sM). Oleh karena itu kemungkinan kitab ini ditulis tahun
782-686 sM.
4. Tema
Kitab Hosea ditulis untuk mendemontrasikan betapa besar
dan tak putus-putusnya kasih setia Allah bagi Israel, umat
pilihanNya yang terus menerus menyeleweng dengan ilah-
ilah lain. Melalui pengalaman pernikahan Hosea, kitab ini
menunjukkan betapa hati Allah yang penuh kasih setia,
senantiasa rindu memberkati umatNya dengan menyediakan
segala sesuatu yang mereka mereka perlukan. Demi
mempertahankan tujuan tersebut, tema Hosea merupakan
saksi kuat melawan kerajaan Utara, karena kerajaan ini telah
tidak setia terhadap kovenan mereka dengan Tuhan,
sebagaimana tercatat dalam kitab ini dengan membeberkan
rusaknya moral “istrinya” baik secara publik maupun pribadi.
Bersama itu pula sang nabi menghimbau agar bangsanya
bertobat dan kembali dengan hati remuk kepada Allah
mereka yang panjang sabar. Hal ini dinyatakan dari sudut
pandang kasih Yahwe kepada Israel sebagai anak-anak
kesayanganNya dan sebagai istri kovenanNya.
96
5. Garis besar
I. Pendahuluan (1:1).
II. Pernikahan Hosea (1-3)
A. Keadaan keluarga nabi Hosea (1)
1. Pernikahan Hosea: ketidaksetiaan Israel
2. Anak-anak Hosea: penghakiman Israel.
3. Masa depan Israel: pemulihan Israel.
B. Pemulihan melalui penghukuman (2).
1. Hukuman Tuhan atas Israel
2. Pemulihan Tuhan atas Israel.
C. Pemulihan pernikahan Hosea (3).
1. Perintah ilahi
2. Respon ketaatan Hosea
3. Keterangan lukisan
III. Pemberitaan Hosea (psl. 4-14).
A. Acungan tangan Tuhan atas Israel (4-6)
1. Menyingkap pelanggaran Israel.
2. Menyerukan penghakiman Israel
3. Menubuatkan pemulihan Israel.
B. Perlawanan Tuhan atas Israel (7-11).
1. Kesalahan dan penghukuman Israel.
2. Kasih setia dan belas kasihan Tuhan
C. Penanganan Tuhan melawan Israel (12-14).
1. Pendakwaan
2. Penuntutan.
97
KITAB YOEL
1. Judul.
Dalam bahasa Ibraninya YOEL berarti “Yahwe-Allah”. Nama
ini sangat sesuai dengan pemberitaan Yoel yang
menegaskan bahwa Allah adalah yang berdaulat, pemilik
seluruh ciptaan dan seluruh bangsa di muka bumi, yang
harus tunduk dibawah kontrol kuasaNya sebagai Allah
sejarah.
2. Penulis.
Seperti tercantum pada psl. 1:1, penulisnya adalah Yoel
artinya ‘Yahwe adalah Allah’. Kita tidak dapat informasi lain
tentang dirinya kecuali nama ayahnya yaitu Petuel (1:1).
3. Tahun penulisan
Dalam Alkitab memang tidak disebutkan secara rinci tentang
masa penulisan kitab ini. Namun dilihat dari segi isinya maka
kitab ini menceritakan masa-masa pra-pengasingan ke Babel
(lih. nubuatan Yoel 3:2b; 1:9; 1:15; 2:1-11). Oleh karena itu
tahun penulisan kitab ini yaitu antara tahun 835 – 400 sM.
4. Tema
Tema kitab ini yaitu Peringatan untuk bertobat. Dimana Yoel
menggunakan bala kelaparan dan serbuan belalang yang
menyerang Yehuda secara mendadak, sebagai obyek
pelajaran untuk memperingatkan serangan mendatang
terhadap Israel, pada Hari Tuhan. Secara kilat, dalam
98
hitungan jam, setiap pucuk tanaman habis ludes. Jika bangsa
ini bertobat dan kembali kepada Tuhan, Allah akan
memulihkan hubunganNya dengan Israel dan akan
memberkatinya.
5. Garis besar
I. Hari Tuhan dalam sejarah (psl. 1).
A. Datangnya belalang.
B. Datangnya kemarau.
II. Hari Tuhan dinubuatkan (psl. 2-3).
A. Hari Tuhan mendekat
1. Nubuat serangan atas Yehuda.
2. Kondisi keselamatan Yehuda.
B. Hari Tuhan menjelang.
1. Peristiwa akhir sebelum hari Tuhan.
2. Peristiwa hari Tuhan.
a. Penghakiman bangsa-bangsa.
b. Penghakiman Yehuda.

KITAB AMOS
1. Judul
Nama kitab ini diambil dari nama tokohnya. Nama Amos
dalam bahasa Ibraninya berarti ‘beban’ atau ‘pemikul beban’
yang cocok dengan beban yang ditanggungnya. Sekalipun ia
berasal dari Yehuda (bukan Israel), ia diberi beban untuk

99
menyampaikan peringatan menentang dosa-dosa mereka
yang ada di Israel.
2. Penulis.
Kitab ini ditulis oleh Amos (lih. 1:1; 7:14; 7:10). Amos adalah
seorang peternak dan petani. Ia pemungut buah ara di hutan.
Ia berasal dari Tekoa, yang terletak dekat Betlehem sekitar
10 mil di selatan Yerusalem.
3. Tahun penulisan.
Amos memberitahukan pembacanya bahwa ia hidup pada
zaman Uzia raja Yehuda (790-739 sM) dan zaman Yerobeam
bin Yoas raja Israel (793-753 sM), dua tahun sebelum gempa
bumi (1:1). Oleh karena itu kitab ini ditulis kira-kira tahun
760-750 sM
4. Tema.
Tema kitab ini yaitu Penghakiman dan Pengharapan. Nubuat
yang disampaikan Amos bernada penghakiman, yang diakhiri
dengan kata-kata pengharapan. Amos mengingatkan bahwa
Tuhan Allah yang berdaulat akan datang sebagai pejuang
yang menghakimi bangsa-bangsa yang telah memberontak
terhadap otoritasNya. Israel secara khusus akan dihukum
karena pelanggarannya melawan kovenan Allah. Amos
berusaha menarik suku-suku utara yang makmur dan
materialistis dibawah pemerintahan Raja Yerobeam untuk
bertobat sebagai satu-satunya jalan keluar dari penghakiman
yang semakin mendekat. Dalam prosesnya kitab ini
100
menunjukkan kebencian Allah terhadap kejahatan, sebab
kekudusanNya dan keadilanNya terpicu untuk melawan dosa
Israel. Ia tak dapat membiarkan dosa lewat begitu saja tanpa
ada yang dihukum. Kendati demikian, Allah akan tetap
menyisakan remnan yang bertobat dan suatu saat mereka
akan dipulihkan karena kovenan Tuhan untuk menarik segala
bangsa kepada diriNya sendiri.
5. Garis besar.
I. Prakata : Penulis dan tema (psl. 1).
II. Delapan penghakiman Amos (psl. 2).
A. Atas Damsyik, Filistin dan Tirus.
B. Atas Edom, Amon dan Moab.
C. Atas Yehuda dan Israel.
III. Nubuat Amos (psl. 3-6).
A. Malapetaka Israel.
B. Ratapan atas Israel
C. Teguran terhadap umat.
D. Teguran terhadap seluruh bangsa.
IV. Lima penglihatan Amos (psl. 7-8).
A. Belalang, Api, Tali sipat.
B. Selingan sejarah – Oposisi Imam di Betel.
C. Bakul buah tropis
D. Penghakiman Tuhan.
V. Lima janji pemulihan bagi Israel (psl. 9).

101
KITAB OBAJA
1. Judul
Nama kitab diambil dari nama tokohnya yaitu Obaja. Kata
Obaja dalam bahasa Ibrani OBEDYAH artinya ‘Hamba
Yahwe’ atau ‘yang beribadah kepada Yahwe’.
2. Penulis.
Penulis kitab ini yaitu Obaja (1:1). Obaja adalah seorang nabi
asal Yehuda yang tidak begitu dikenal. Tidak diketahui asal-
usul dan latar belakang keluarganya. Ayahnya tidak
dicantumkan, hal ini memberi kesan ia bukan berasal dari
garis keturunan raja atau keluarga imam.
3. Tahun penulisan.
Perode kepenulisan kitab ini berkait dengan perlawanan
Edom terhadap Yerusalem (1:1-14). Dimana diceritakan
bahwa Edom membantu bangsa-bangsa yang melakukan
penyerbuan ke Yerusalem. Ada empat penyerbuan ke
Yerusalem yang penting yaitu:
a. Sisak Raja Mesir selama pemerintahan Rehobeam (926
sM) (1 Raj. 14:25-26).
b. Filistin dan Arab selama pemerintahan Jehoram (848-841
sM) (2 Taw. 21:16-17).
c. Raja Yoas raja Israel selama pemerintahan Amazia (790
sM) (2 Raj. 14:13-14).
d. Babilon selama periode (605-586 sM) (2 Raj. 24-256).

102
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kitab
ini ditulis antara tahun 926-586 sM.
4. Tema.
Tema Obaja adalah sebuah pengulangan konsep kebenaran
bahwa keangkuhan datang sebelum kejatuhan. Obaja
menyatakan bahwa Edom berada dibawah laknat karena
beria-ria di atas kemalangan yang menimpa Yerusalem.
5. Garis besar
I. Nubuat penghakiman Edom (1-9).
A. Kepastian penghakiman (1-4).
B. Kesudahan penghakiman (5-9).
II. Dasar penghakiman Edom (10-14)
A. Akibat kasih yang memudar (10).
B. Akibat keangkuhan (11-12).
C. Akibat kebengisan (13-14).
III. Waktu penghakiman Edom (15).
IV. Hasil penghakiman Edom (16-19).
V. Nubuat pembebasan Israel (19-21).

KITAB YUNUS
1. Judul
Dalam bahasa Ibrani, YONAH berarti ‘merpati’. Septuaginta
menerjemahkan kata ini kedalam bahsa Yunani menjadi
Ionas dan Alkitab Latin Vulgata menggunakan judul Jonas.
103
2. Penulis.
Penulis kitab ini adalah Yunus Bin Amitai (1:1). Ia seorang
nabi dari Galilea di Kerajaan Utara, Israel.
3. Tahun penulisan
Dalam 2 Raj. 14:27 Yunus terkait dengan pemerintahan
Yerobeam II di Israel (793-753 sM). Yunus melayani sesudah
zaman Elisa dan tepat sebelum masa Amos dan Hosea.
Walaupun tidak ada prasasti yang menyebutkan adanya
reformasi rohani seperti yang dilukiskan dalam kitab ini,
selama pemerintahan Ashurdan III, memang pernah terjadi
suatu alih kepercayaan terhadap monoteisme yang cukup
beralasan untuk bisa dihubungkan dengan khotbah Yunus.
Pertobatan Niniwe mungkin terjadi pada masa pemerintahan
Ashurdan III (777-755 sM). Dari keterangan diatas maka
disimpulkan bahwa kitab ini ditulis antara tahun 793-753 sM.
4. Tema.
Kitab Yunus dengan jelas mendemonstrasikan bahwa Allah
kaum Ibrani :
a. Berbelas kasihan terhadap segala bangsa di muka bumi.
b. Berdaulat atas makluk apapun di alam semesta.
c. Berurusan dengan persoalan manusia sekecil apapun.
Yunus juga mendemonstrasikan bahwa pengampunan adalah
hak Tuhan (2:9), dan kemurahan Allah boleh ditawarkan
kepada siapa saja yang mau bertobat atau berbalik dari
kejahatannya serta kembali kepada hukum-hukum Allah
104
secara umum. Kitab ini juga mengkritik Yunus yang berburuk
sangka bahwa Allah seolah-olah tidak memegang janjiNya
untuk menghukum musuh-musuhNya. Sulit bagi sang nabi
untuk menerima fakta bahwa Allah berhak tidak jadi
menghukum atau menunda waktu penghukuman dan bahkan
berhak menyelamatkan siapa saja yang Ia perkenan, dan
kapanpun Ia mau (seperti perihal pertobatan para awak
kapal).
5. Garis besar.
I. Pelarian Yunus (1:1-17).
A. Alasan pelariannya (1:1-2).
B. Rute pelariannya (1:3).
C. Hasil pelariannya (1:4-17).
II. Doa Yunus (2:1-10).
A. Karakteristik doanya (2:1-9).
B. Jawaban doanya (2:10).
III. Khotbah Yunus (3:1-10).
A. Perintah Allah untuk berkhotbah (3:1-3)
B. Isi khotbah Yunus (3:4).
C. Dampak khotbah Yunus (3:5-10).
IV. Pelajaran Yunus (4:1-11).
A. Keluhan Yunus kepada Allah (4:1-3).
B. Kurikulum Allah bagi Yunus (4:4-11).

KITAB MIKA
105
1. Judul.
Diambil dari nama penulisnya MIKAH. Judul kitab dalam
Septuaginta adalah Michaias dan dalam Vulgate Micha.
2. Penulis.
Penulis kitab ini adalah Mikha (1:1). Dalam kitab Yer. 26:18,
Mikha singkatan MICHAYAH artinya ‘Siapakah yang seperti
Yahwe ?’. Mikha berasal dari Moresyet, sebuah kota sekitar
40 km di barat daya Yerusalem dekat kota Gad di Gfilistin.
Moresyet berlokasi dikaki bukit yang subur di Yudea dekat
Lakhish, sebuah kota perdagangan internasional.
3. Tahun penulisan
Mikha bernubuat pada masa pemerintahan Yotam (750-732
sM), Ahas (736-716 sM0 dan Hizkia (716-687 sM). Mikha
secara khusus bernubuat kepada Yehuda tetapi juga pada
kerajaan Utara, Israel dan menubuatkan kejatuhan Samaria
(1:6). Bagian yang baik dari pelayanannya terjadi sebelum
penawanan bangsa Asyur pada tahun 722 sM, kemungkinan
sekitar tahun 700 sM. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa penulisan kitab ini yaitu tahun 750 – 687
sM.
4. Tema.
Tema kitab ini yaitu penghakiman dan pemulihan. Mikha
menunjukkan bagaimana umat Allah telah gagal untuk hidup
sesuai dengan ketetapan kovenanNya yang telah dibuat
dengan Israel yang tersedia berkat untuk ketaatan (Ul. 28:1-
106
14) dan laknat untuk ketidak taatan, oleh karenanya mereka
disingkirkan dari tanah perjanjian (Ul. 28:15-68). Dalam
prosesnya, Mikha membeberkan ketidak adilan Yudea dan
mendeklarasikan kebenaran dan keadilan yang Yahwe
tunjukkan untuk mendisiplin mereka. Ia mendakwa Israel dan
Yehuda karena dosa penganiayaan, menyuap para hakim,
nabi dan imam, ketamakan, penipuan, keangkuhan dan
kekerasan. Tentu saja disiplin yang diterapkan pada bangsa
ini mendemonstrasikan kasih Allah kepada mereka dan
bahwa ia akan memulihkan mereka.
Tema penghakiman begitu menonjol dalam ketiga berita
Mikha, namun ia juga menegaskan kebenaran pemulihan.
Lebih jauh, Mikha mengacu pada prinsip remnan disetiap
bagian ketiga beritanya (2:12; 4:7; 5:7-8; 7:18). Dia
mengumumkan bahwa dimasa yang akan datang Yahwe
akan memulihkan umatNya di suatu tempat mulia pada
kedatangan Mesias yang kedua kali.
5. Garis besar.
I. Prakata (1:1).
II. Berita pertama: Hukuman atas Yehuda (1-2).
A. Nubuat penghukuman.
B. Ratapan Mikha bagi umat.
C. Dosa-dosa Yehuda.
D. Nubuat tentang perhimpunan kembali.
III. Berita kedua: Malapetaka diikuti pembebasan (3-5).
107
A. Hukuman atas para pemimpin bangsa (3).
B. Berkat-berkat kerajaan atas bangsa.
IV. Berita ketiga: Pengaduan dosa dan janji berkat (6-7).

KITAB NAHUM
1. Judul.
Sama dengan kitab nabi kecil lainnya, nama kitab diambil dari
nama nabi yang bernubuat. Judul yang digunakan di
Septuaginta Naoum dan Vulgata adalah Nahum.
2. Penulis.
Penulis kitab ini adalah Nahum (1:1). Kata Nahum atau
NACHAM artinya ‘menarik nafas untuk menghibur’. Nahum ini
berasal dari Elkos. Para ahli mengatakan bahwa Elkos ini
diyakini berada di selatan Yehuda. Memang sesuai dengan
psl. 1:15 Nahum diutus untuk menjadi nabi di Yehuda.
3. Tahun penulisan.
Nahum berbicara tentang kejatuhan Tebes yang sudah lewat
(3:8-10). Tebes runtuh tahun 663 sM. Selanjutnya dalan
ketiga pasalnya Nahum menubuatkan kejatuhan Niniwe dan
hal itu terjadi pada tahun 612 sM. Dengan demikian Nahum
menyampaikan nubuatnya atara tahun 663-612 sM atau
mendekati akhir masanya karena ia mewakili kejatuhan
Niniwe yang mendekat (2:1; 3:14). Oleh karena itu kitab ini
ditulis antara tahun 663-612 sM.
4. Tema
108
Tema kitab Nahum adalah penghukuman Allah atas bangsa
yang berdosa. Pertobatan Niniwe setelah peringatan Nabi
Yunus ternyata tidak bertahan lama. Karena mereka kembali
ke pola kehidupan mereka yang bengis dan keji. Dan Niniwe
tak mungkin lagi luput dari malapetaka yang dinubuatkan
Yang Maha Kudus melalui Nahum. Kebengisan, kekuatan
dan kecongkakan akhirnya berhenti dibawah kedaulatan
Allah. Selain itu kitab ini juga menjelaskan tentang kejatuhan
Asyur, sebagai penghukuman dari Allah. Kitab ini ditulis untuk
memberi penghiburan kepada Yehuda.
5. Garis besar.
I. Nubuat penghukuman Allah atas Niniwe (1).
II. Hukuman Allah atas Niniwe (2).
III. Alasan penghukuman Allah atas Niniwe (3).

KITAB HABAKUK
1. Judul.
Nama kitab diambil dari nama penulisnya yaitu Habakuk.
Kata ini berasal dari bahasa Ibrani CHABAQ yang artinya
‘memeluk’. Apa maksudnya ? Kita harus memahaminya
dalam bentuk aktif, ‘seseorang yang memeluk atau
bergantung.’ Dalam kebingungannya karena akan diserbu,
sang nabi akhirnya bergantung pada Yahwe sebagai Tuhan
keselamatannya dan kekuatannya.
2. Penulis.
109
Kitab ini ditulis oleh Habakuk (1:1). Habakuk
mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang nabi (1:1; 3:1).
Selain itu ia juga seorang imam. Hal ini nyata dari doa-doa
serta pujiannya yang selalu diakhiri dengan pernyataan ‘untuk
pemimpin biduan, dengan musik kecapi.’
3. Tahun penulisan.
Karena kitab ini mengantisipasi datangnya serbuan tentara
Babel yang terkenal kehebatannya, Habakuk mungkin
melayani pada masa pemerintahan Yoyakim, Raja Yehuda.
Babel belum menyerang Yehuda (1:6; 2:1) dan nubuat
Habakuk disampaikan tak lama sebelum penyerbuan Babel
sekitar tahun 606 sM. Oleh karena itu penulisan kitab ini
sekitar tahun 606 sM.
4. Tema.
Tema kitab ini yaitu pergumulan dan kemenangan. Kitab ini
menjelaskan kebingungan Habakuk menjelang datangnya
serbuan Babel yang bengis. Hal ini terkait dengan masalah
iman yaitu:
 Mengapa Allah tidak menjatuhkan hukuman atas
kejahatan yang semakin meningkat dan merajalela di
Yehuda (1:1-4).
 Mengapa Allah yang kudus memakai bangsa lalim seperti
Babel sebagai alat penghakiman (1:12 – 2:1).
Habakuk menggumuli kebingungan itu dalam terang firman
Tuhan, yang akhirnya menyingkapkan teka-tekinya, sehingga
110
kitabnya ditutup dengan Mazmur kemenangan. Kitab ini boleh
juga disebut THEODICY, pembelaan terhadap kebaikan dan
kuat kuasa Allah untuk mengatasi kejahatan.
5. Garis besar.
I. Kebingungan Habakuk : Iman teruji (1-2).
A. Persoalan pertama: Mengapa Allah mengijinkan
kejahatan ?
B. Jawaban pertama dari Allah.
C. Persoalan kedua: Mengapa Allah memakai bangsa
lalim ?
D. Jawaban kedua dari Allah.
II. Pujian Habakuk: Iman berkemenangan (3).
A. Pujian bagi pribadi Allah.
B. Pujian bagi kekuatan Allah.
C. Pujian untuk tujuan Allah.
D. Pujian iman kepada Allah.

KITAB ZEFANYA
1. Judul.
Nama kitab ini diambil dari nama penulisnya yaitu Zefanya,
berasal dari kata Ibrani TSAPHAN-YAH yang artinya
‘tersembunyi’ atau ‘disembunyikan Tuhan’ (2:3). Judul kitab
dalam Septuaginta dan Vulgata adalah Sophonias.
2. Penulis.

111
Seperti tercantum dalam 1:1, kitab ini ditulis oleh Zefanya bin
Kusyi bin Gedalya bin Amarya bin Hizkia. Dengan
tercatatnya silsilah leluhur empat generasi nabi ini,
pembukaan kitab ini termasuk unik. Biasanya informasi
silsilah hanya dicatat sebatas ayah sang nabi (bnd. Yes. 1:1;
Yer. 1:1; Hos. 1:1). Silsilah yang panjang memberi kesan
adanya darah biru sang nabi, dimana kakek cicitnya adalah
raja Hizkia yang terkenal saleh.
3. Tahun Penulisan.
Dari catatan pendahuluan (1:10), Zefanya bernubuat dalam
pemerintahan Raja Hosia, raja Yehuda (640-609 sM). Dosa
dan pelanggaran yang dituduhkan Zefanya kepada
Yerusalem dan Yehuda (1:4-13; 3:1-7) mengindikasikan
bahwa ia bernubuat sebelum reformasi Yosia, karena tiang-
tiang berhala masih tegak berdiri (zaman Manasye dan
Amon). Oleh karena itu kitab ini ditulis kira-kira tahun 640-609
sM.
4. Tema.
Kitab ini menyajikan pernyataan yang paling luas dalam
Perjanjian Lama mengenai Hari Tuhan. Zefanya bernubuat
untuk memperingatkan Yehuda dan Yerusalem akan
datangnya ‘Hari Tuhan’ yang dasyat (1:14), sebagai ganjaran
dan hukuman akibat kemerosotan moral dan kemunduran
rohani karena pengaruh Raja Manasye dan Raja Amon yang
tidak adil (3:1-7).
112
Tema ‘Hari Tuhan’ mengacu pada kekudusan dan keadilan
Allah yang harus menghancurkan dosa sekaligus menuntut
bangsa-bangsa di dunia untuk bertanggung jawab di
hadapanNya. Di sisi lain Allah yang berpengasihan juga
mengajak umatNya untuk bertobat, agar mereka menikmati
berkat kovenanNya. Ada kemungkinan peringatan Zefanya
begitu mempengaruhi raja sehingga memicu gerakan
reformasinya. Pada tahun ke-12 masa pemerintahannya (627
sM), Raja Yosia mulai memberasihkan bangsa dari
penyembahan berhala dan kembali menghidupkan ibadah
yang benar. Delapan tahun kemudian ia memerintahkan
untuk memperbaiki dan menyucikan bait suci Salomo,. Pada
saat itulah salinan kitab Torah ditemukan (2 Raj. 22:8).
5. Garis besar.
I. Penghakiman pada hari Yahwe.
A. Penghakiman atas isi seluruh bumi.
B. Penghakiman atas Yehuda (1).
C. Penghakiman atas bangsa-bangsa (2).
B’ Penghakiman atas Yerusalem (3).
A’ Penghakiman atas isi seluruh bumi
II. Pemulihan pada hari Yahwe.

KITAB HAGAI
1. Judul.

113
Judul kitabnya diambil dari nama penulisnya yaitu Hagai
berasal dari kata CHAGGAI. Judul kitab dalam Septuaginta
Aggaios dan dalam Vulgata, Aggaeus.
2. Penulis kitab ini adalah Hagai. Hal ini nyata dari isi kitab
dimana dalam kitab ini diceritakan tentang firman yang
diberikan kepada nabi Hagai untuk disampaikan kepada
umatnya. Oleh karena itu para ahli mengakui Hagai sebagai
penulis kitab ini. Nama Hagai artinya ‘pesta’ atau ‘perayaan’,
memberi kesan bahwa ia mungkin dilahirkan pada hari raya,
walaupun memang tak ada catatan yuang mendukung hal itu.
Hagai hanya dikenal melalui kitabnya dan ia disebut-sebut
dalam Ezr. 5:1-2; 6:14. Ia memperkenalkan dirinya sebagai
Nabi Hagai (1:1), namun tanpa silsilah. Ia hidup sezaman
dengan Zakharia dan Zerubabel.
3. Tahun penulisan.
Dengan dikeluarkannya dekrit Raja Persia, Koresh (538 sM),
hampir 50.000 orang Yahudi diijinkan pulang ke Yerusalem.
Termasuk Zerubabel (Ezr. 1:2-4 bdn. Yes. 44:28), Imam
Besar Yosua, Nabi Hagai dan Nabi Zakharia.
Korban persembahan akan diletakkan lagi diatas mesbah
(Ezr. 3:1-6), dan pada tahun kedua kepulangan mereka,
fondasi bait suci diletakkan (Ezr. 3:8-13; 5:16).
Pembangunan menjadi terhambat oleh adanya gangguan
Samaria dan tekanan Persia, ditambah lagi dengan
kemunduran rohani. Enambelas tahun berikutnya dalam
114
pemerintahan Darius Hystaspes, raja Persia (521-486 sM)
rekontruksi dihentikan sama sekali. Pada tahun kedua
pemerintahan Darius (520 sM) Tuhan mengutus Hagai untuk
mendorong umat Yahudi dalam merekontruksi bait Suci
mereka (1:1 bnd. Ezr. 5:1-2). Oleh karena itu penulisan kitab
ini yaitu sekitar tahun 520 sM.
4. Tema
Tema kitab ini yaitu dorongan untuk maju. Kitab ini berisi
empat berita (bnd. Garis besar) yang penting untuk memberi
semangat merekontruksi Bait Suci. Memang waktu itu bangsa
Yahudi sedang memasuki masa-masa sulit setelah kembali
ke Yerusalem. Pembangunan Bait Suci belum terselesaikan
dan Tuhan melalui nabi Hagai mendorong jemaat untuk
kembali bersemangat membangun Bait Suci.
5. Garis besar.
I. Berita pertama: Panggilan membangun Bait Suci
A. Teguran pertama dan remedinya.
B. Teguran kedua dan responnya.
II. Berita kedua: Panggilan mempertahankan kovenan.
A. Pendahuluan.
B. Kemuliaan mendatang.
III. Berita ketiga: Panggilan mentahirkan hidup
A. Pendahuluan.
B. Ketaatan umat.
IV. Berita keempat: Panggilan mengharapkan masa depan.
115
A. Datangnya kekalahan.
B. Datangnya pemulihan.

KITAB ZAKhARIA
1. Judul
Judul kitab ini diambil dari nama penulisnya yaitu Zakharia.
Kata Zakharia berarti ‘Yahwe ingat’. Sedangkan versi
Septuaginta dan Vulgata menyebutnya Zacharias.
2. Penulis.
Secara umum para ahli setuju bahwa kitab ini ditulis oleh
Zakharia. Hal ini nyata dari isi kitabnya yang berisi
penglihatan yang diberikan Allah kepada Zakharia untuk
disampaikan ke umatNya. Zakharia bin Berekhya bin Ido
adalah imam yang memimpin kaum Lewi (Neh. 12:4),
sezaman dengan nabi Zerubabel (Ezr. 6:14).
3. Tahun penulisan
Zakharia masih sangat muda (2:4) ketika bekerjasama
dengan Hagai dalam seruan pembangunan di tahun 520 sM.
Nubuatnya yang terakhir (7) terjadi dua tahun kemudian (518
sM). Oleh karena itu kitab ini kemungkinan ditulis tahun 520 –
518 sM.
4. Tema.
Tema kitab ini yaitu pemulihan. Kitab Zakharia ditulis untuk
memberi semangat kepada kaum remnan yang pulang untuk
menyelesaikan rekonstruksi bait suci. Sang nabi juga
116
menunjukkan bahwa Tuhan bekerja dalam memulihkan Israel
untuk kembali ke warisan rohani mereka dalam
mempersiapkan kedatangan Mesias. Secara doktrinal, kitab
Zakharia menunjukkan pentingnya peran Bait Suci guna
mengembalikan relasi kaum Israel kepada Allahnya. Kitab ini
juga memperlihatkan providensia Allah untuk membawa
kembali umatNya ke tanah air mereka dan hal itu menyoroti
dekatnya hari Mesias yang akan memulihkan kehidupan
rohani umatNya.
5. Garis besar
I. Ajakan pertobatan (1-6)
II. Delapan penglihatan
A. Penglihatan kuda dan penunggangnya.
B. Penglihatan empat tanduk dan empat pandai besi.
C. Penglihatan penyelidik dengan tali sipat
D. Penglihatan menorah emas
E. Penglihatan skrol terbang
F. Penglihatan perempuan dalam gantang.
G. Penglihatan empat kereta perang.
III. Penobatan Imam besar Yosua
IV. Pertanyaan tentang puasa (7-8).
V. Nubuat tentang masa depan (9-14).
A. Nubuat pertama: Penolakan terhadap Mesias
B. Nubuat kedua: Pemerintahan Mesias

117
KITAB MALEAKHI
1. Judul.
Judul kitab ini diambil dari nama tokoh utama dalam kitab ini
yaitu Maleakhi. Dalam Septuaginta disebut Malachias sedang
bahasa Latinnya Maleachi.
2. Penulis.
Maleakhi Cuma disebut namanya sebagai penulis dalam psl
1:1. Sekalipun ada tradisi Yahudi yang kurang berbobot
mengatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Nehemia, sebab
‘Maleakhi’ dalam bahasa Ibrani Malak-i artinya ‘utusanku’,
bisa berarti utusan tak bernama (anonim). Keabsahan
penulisnya, tanggal penulisannya dan kesaatuan kitabnya tak
perlu diragukan. “Mal(e)ak-i“ (utusanku) bisa juga merupakan
kependekan MALAK-YAH (utusan atau malaikat TUHAN).
Hal ini senada dengan isi kitab yang mengantisipasi
kedatangan utusan Allah (bnd. 3:1), nubuatan tentang
datangnya pendahulu Mesias, Yohanes pembabtis (Mat.
11:10).
3. Tahun penulisan
Ditinjau dari bukti-bukti internal, nubuat jelas terjadi pada
pertengahan abad ke-5 sM (435 sM). Kesimpulan ini ditarik
dari beberapa indikasi.
a. Bait suci telah selesai dibangun dan persembahan korban
menurut hukum Musa telah dilaksanakan kemabali (1:7;
3:1).
118
b. Gubernur Persia yang berkuasa saat itu, tidak mungkin
masih ada pada pemerintahan Gubernur Nehemia (445
sM atau 433 sM).
c. Dosa-dosa yang dituntut Maleakhi sama dengan yang
dikoreksi Nehemia selama term kedua pelayanannya yaitu
 Kelesuan keimaman (1:6; Neh. 13:4-9).
 Mengabaikan perpuluhan untuk keperluan kaum Lewi
(3:7-12 bnd. Neh. 13:10-13).
 Banyaknya kawin campur dengan wanita asing (2:10-
16 bnd. Neh. 13:23-28). Hal ini masuk akal bila
memperkirakan bahwa Maleakhi telah memprotes
semua kejahatan itu mendahului kembalinya Nehemia,
sehingga sesuai jika diperkirakan sekitar tahun 435
sM.
4. Tema
Tema kitab ini yaitu teguran untuk hidup benar dihadapan
Tuhan. Dalam kitab ini Maleakhi menegur umat karena
kelalaian mereka terhadap ibadah sejati mereka kepada Allah
dan memanggil mereka untuk bertobat (1:6; 3:7).
Persembahan yang kudus adalah mempersembahkan diri
secara hidup kudus dan berkenan kepada Allah. Maleakhi
mengarahkan jemaaat untuk memiliki ketulusan terhadap
Tuhan dan menjaga integritas yang murni dihadapan Allah,
sehingga Ia tak segan-segan mencurahkan berkat
kemurahanNya atas panen dan kesejahteraan bangsa. Israel
119
terutama harus hidup sesuai dengan panggilannya sebagai
bangsa yang kudus seraya menunggu kedatangan Mesias.
Pengharapan muncul melalui penghakiman yang bertujuan
menyelamatkan.
5. Garis besar.
I. Hak-hak khusus bagi Israel (1).
A. Kasih Allah dinyatakan.
B. Kasih Allah diragukan.
C. Kasih Allah dipaparkan.
II. Dosa-dosa Israel (2).
A. Penyelewengan.
B. Kawin campur.
C. Parentesis: Kedatangan Elia.
D. Kekerasan.
E. Perceraian.
III. Janji-janji pada Bangsa Israel (3-4).
A. Kedatanga utusan Kovenan.
B. Kedatangan pendahulu Mesias
C. Kedatangan hari Tuhan.

120
121

Anda mungkin juga menyukai