A. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S Tgl Masuk : 2 Januari2021
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl Pengkajian : 2 Januari2021
No. Register : 3244xxx Diagnosa Medis :
TTL : Malang , 7 Mei 1991 Alamat : Jln. Melati
Usia : 30 tahun PenanggungJwb : Keluarga Klien
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama Klien mengeluh sesak nafas. Klien mengatakan seperti terasa ada
pembengkakan dan nyeri pada leher. Sulit menelan sehingga tidak nafsu
makan, suara parau, Mudah lelah, terlihat ada penebalan pada kuku,
kulit kering, pecah-pecah.
2. Riw. Penyakit Sekarang Klien mengeluh sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, ada pembengkakan
dan nyeri pada leher. Klien mengeluh sakit saat menelan, sehingga
nafsu makan menurun. Suara klien saat berbicara menjadi parau.
3. Riw. Penyakit Dahulu Klien pernah dirawat 2 tahun yang lalu karena terdapat benjolan pada
leher depan dan nyeri tekan pada leher.
4. Riw. Penyakit Keluarga Tidak terkaji.
E. Terapi
Terapi Cairan - Ringe Laktat 20 tetes/menit
Medikasi - Propanolol 3 x 10 mg.
- Omeprazole 3 x 1 amp.
- Antasida sirup PTU 3 x 200 mg.
- Ondansetron 4 mg/8 jam.
- Aspar K 2 x 1 tab.
- Dexamethason 1 mg/12 jam.
F. Resume Keperawatan (Data Sekunder)
S O A P I E
✓ Klien mengatakan Hasil pemeriksaan Fisik : Konstipasi b.d kelemahan Setelah dilakukan tindakan 3x24 SIKI : Manajemen S:
sudah 3 hari tidak BAB ✓ Terdapat distensi otot abdomen (SDKI jam, diharapkan eliminasi fekal Konstipasi - Klien mengatakan sudah
dan sering sekali BAB abdomen. D.0049) membaik. 1. Observasi bisa untuk BAB.
tidak teratur/ obstipasi. ✓ Nafsu makan menurun SLKI : Eliminasi Fekal (L.04033) a. Memeriksa tanda - Klien mengatakan merasa
✓ Klien mengatakan dan sering mual karena Kriteria Hasil : dan gejala nyaman setelah dilakukan
seperti terasa ada tenggorokannya Kriteria 1 2 3 4 5 konstipasi. tindakan enema dan
pembengkakan dan bengkak. Hasil b. Memeriksa messae abdomen.
nyeri pada leher. Sulit ✓ Otot-otot terasa lemas pergerakan usus, - Klien mengatakan
menelan sehingga dan lemah sehingga Distensi karakteristik feses lehernya masih sakit dan
tidak nafsu makan mempengaruhi aktivitas abdomen (konstitensi,bentuk, masih sulit untuk
klien. volume dan warna). menelan.
Keluhan
✓ Hasil laboratorium c. Mengidentifikasi
o FT 4 < 0,5 ug/l (normal defekasi faktor resiko O:
4,5-11,7). lama dan konstipasi (obat- ✓ Keadaan umum klien
o TSH > 10 mU/L sulit obata, tirah baring, sedang
(normal 0,3-5,0 mU/l) dan diet rendah ✓ Tidak terdapat distensi
Keteragan : serat). abdomen
1 = Meningkat d. Memonitor tanda ✓ Nafsu makan klien mulai
2 = Cukup meningkat dan gejala rupture meningkat, dan mual
3 = Sedang usus dan atau mulai berkurang.
4 = Cukup menurun peritonitis. ✓ Setelah diberikan obat
5 = Menurun 2. Terapiutik pencahar, klien dapat
a. Menganjurkan diet BAB.
Kriteria 1 2 3 4 5 tinggi serat. ✓ Setelah dilakukan
Hasil b. Melakukan tindakan enema dan
massae abdomen, messae abdomen, klien
Frekuensi
jika perlu. merasa nyaman
defekasi
c. Memberikan
Keteragan : enema atau irigasi, A:
1 = Memburuk jika pelu. Masalah teratasi sebagian
2 = Cukup memburuk 3. Edukasi P:
3 = Sedang a. Menjelaskan Lanjutkan Intervensi :
4 = Cukup membaik etiologi masalah Manajemen Konstipasi
5 = Membaik dan alasan
tindakan.
b. Menganjurkan
peningkatan
asupan cairan, jika
tidak ada
kontraindikasi.
c. Melatih buang air
besar secara
teratur.
d. Mengajarkan cara
mengatasi
konstipasi/impaksi
4. Kolaborasi
a. Berkonsultasi
dengan tim medis
tentang
penurunan
peningkatan
frekuensi suara
usus.
b. Berkolaborasi
penggunaan obat
pencahar, jika
perlu.
Referensi :
DPP PPNI, Tim Pokja. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
DPP PPNI, Tim Pokja. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
DPP PPNI, Tim Pokja. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.