Anda di halaman 1dari 10

KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Ety Mukhlesi Yeni


Dosen FKIP Prodi PGSD, Universitas Almuslim
email: emy_itsme@yahoo.com

Abstrak
Kesulitan belajar juga dapat diartikan sebagai ketidakmampuan anak dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Anak-anak dengan
ketidakmampuan belajar memiliki karakteristik unik mereka sendiri dan gaya belajar
yang berbeda. Oleh karena itu, setiap anak memiliki kemampuan untuk berhasil
dalam studi mereka. Guru mampu dalam memantau kemajuan mereka dan
menerapkan berbagai strategi mengajar di kelas. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar matematika anak, yang secara umum berupa faktor
dari dalam diri anak sendiri dan faktor dari luar diri anak. Siswa yang menunjukkan
kesulitan dalam belajar matematika juga menunjukkan kesulitan dalam berperilaku
seperti adanya gangguan emosional, rasa tak tenang, khawatir, mudah tersinggung,
sikap agresif, gangguan dalam proses berpikir, semuanya menjadikan kegiatan
belajar terganggu. Solusi yang dapat diberikan guru adalah dengan melaksanakan
pembelajaran remedial bagi anak berkesulitan belajar matematika.

Kata Kunci: kesulitan belajar, kesulitan belajar matematika, pembelajaran remedial.

1. PENDAHULUAN Anak-anak dengan ketidakmampuan


Setiap anak memiliki karakter yang belajar memiliki karakteristik unik mereka
berbeda, begitu juga dalam hal kemampuan sendiri dan gaya belajar yang berbeda. Oleh
akademis yang sering disebut intelektual atau karena itu, setiap anak memiliki kemampuan
kecerdasan. Sebagian anak memiliki untuk berhasil dalam studi mereka. Guru
kecerdasan yang dibawah rata-rata, rata-rata, mampu dalam memantau kemajuan mereka dan
bahkan di atas rata-rata, dan hal ini menerapkan berbagai strategi mengajar di
mempengaruhi prestasi anak di sekolah. Ketika kelas. Siswa-siswa ini memerlukan perhatian
anak tidak mampu berprestasi dengan baik dan khusus dan dikategorikan sebagai siswa dengan
memuaskan berdasarkan kecerdasan yang kebutuhan khusus (Slavin dalam dalam
dimiliki, maka anak tersebut dikatakan sebagai Sulaiman, dkk, 2008).
anak bermasalah dalam belajar atau kesulitan Dalam pembelajaran matematika, jika
belajar. anak mengalami kesulitan belajar dianggap
Kesulitan belajar juga dapat diartikan sebagai sebuah hal yang biasa dan sudah realita
sebagai ketidakmampuan anak dalam umumnya sepertii itu. Hal ini disebabkan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh karena matematika merupakan pelajaran yang
guru. Menurut Masroza (2013), kesulitan menjadi momok menakutkan bagi anak-anak.
belajar ini merupakan gangguan yang secara Matematika dianggap sebagai ilmu yang sulit
nyata ada pada anak yang terkait dengan tugas untuk dipahami karena abstrak, tidak saja oleh
umum maupun khusus, yang diduga siswa tingkat sekolah dasar bahkan hingga
disebabkan karena faktor disfungsi neurologis, mahasiswa di perguruan tinggi. Namun, jika
proses psikologis maupun sebab-sebab lainnya diteliti lebih lanjut, kesulitan belajar anak
sehingga anak yang berkesulitan belajar dalam merupakan masalah yang harus ditanggulangi
suatu kelas menunjukkan prestasi belajar sejak dini karena akan mempengaruhi anak
rendah. dalam karir akademi selanjutnya.
JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 |1
Akibat keberlanjutan kesulitan belajar dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar
pada matematika dibiarkan saja, maka anak- dalam pelajaran matematika bagi anak yang
anak akan semakin kurang berminat belajarnya dikarenakan kurang pahamnya orang tua dan
pada pelajaran matematika. Matematika akan lingkungan terhadap matematika.
terus menjadi momok yang menakutkan bagi Berkaitan dengan paparan masalah di
anak. Anak selalu bosan dan mudah jenuh atas, maka diperlukan pemahaman dan
dalam pembelajaran matematika. Jika melihat penanggulangan segera bagi anak-anak yang
bagaimana terkaitnya matematika dalam mendapatkan kesulitan dalam belajar
kehidupan sehari-hari, maka akan dapat matematika. Seharusnya anak-anak yang
diprediksi bagaimana sulitnya anak dalam mengalami kesulitan belajar matematika
kehidupan sosialnya jika tidak dapat diberikan dukungan dan motivasi yang baik
memahami matematika dengan baik. agar mampu mengikuti pembelajaran
Karena sebenarnya pelajaran matematika dan menyenangi matematika,
matematika tidak sekedar soal hitung-hitungan. bukan dibiarkan saja dengan anggapan sebagai
Menurut Johnson dan Myklebust (dalam anak bodoh dan pemalas.
Abdurrahman, 2003:252), matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk 2. KAJIAN LITERATUR
mengekspresikan hubungan-hubungan Pengertian Kesulitan Belajar
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi Kesulitan belajar merupakan suatu
teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. konsep multidisipliner yang digunakan di
Bidang studi matematika yang diajarkan di SD lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun
mencakup tiga cabang, yaitu aritmatika, ilmu kedokteran. Pada tahun 1963, Samel A.
aljabar, dan geometri. Kirk untuk pertama kalinya menyarankan
Cockroft (dalam Abdurrahman, penyatuan nama-nama gangguan anak seperti
2003:253) mengemukakan bahwa matematika disfungsi otak minimal, gangguan neurologis,
perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu disleksia, dan afasia perkembangan menjadi
digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) satu nama, kesulitan belajar (Takeshi dalam
semua bidang studi memerlukan keterampilan Abdurahman, 2003:6).
matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana Definisi kesulitan belajar pertama kali
komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dikemukakan oleh The United States Office of
dapat digunakan untuk menyajikan informasi Education (USOE) pada tahun 1977 yang
dalam berbagai cara; (5) meningkatkan dikenal dengan Public Law (PL) 94-142.
kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan Definisi tersebut seperti yang dikutip oleh
kesadaran keruangan (spatial sense); dan (6) Hallahan, Kauffman, dan Lloyd (dalam
memberikan kepuasan terhadap usaha Abdurahman, 2003:6) seperti berikut ini:
memecahkan masalah yang menantang. Kesulitan belajar khusus adalah suatu
Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan gangguan dalam satu atau lebih dari
matematika kepada siswa pada hakikatnya proses psikologis dasar yang
dapat disimpulkan karena masalah kehidupan mencakup pemahaman dan
penggunaan bahasa ujaran atau
sehari-hari.
tulisan. Gangguan tersebut mungkin
Melihat pentingnya matematika bagi menampakkan diri dalam bentuk
anak, maka kesulitan belajar yang dihadapi kesulitan mendengarkan, berpikir,
anak sebaiknya dideteksi sejak dini. Kesulitan berbicara, membaca, menulis,
belajar matematika ini akan mulai terlihat sejak mengeja atau berhitung. Batasan
anak duduk di bangku sekolah dasar. Ada tersebut mencakup kondisi-kondisi
banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan seperti gangguan perseptual, luka
belajar matematika anak, seperti minat dan pada otak, disleksia, dan afasia
motivasi yang kurang dalam matematika, perkembangan. Batasan tersebut tidak
pembelajaran yang kurang tepat dalam mencakup anak-anak yang memiliki
problema belajar yang penyebab
mengajarkan matematika, dan kurangnya
utamanya berasal dari adanya

JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 |2


hambatan karena tunagrahita, karena Kondisi tersebut dapat berpengaruh
gangguan emosional, atau karena terhadap harga diri, pendidikan,
kemiskinan lingkungan, budaya, atau pekerjaan, sosialisasi, dan/atau
ekonomi. aktivitas kehidupan sehari-hari
sepanjang kehidupan (Lovitt dalam
Namun, definisi diatas mendapatkan Abdurahman, 2003:8).
banyak kritik sehingga The National Joint
Committee for Learning Disabilities (NJCLD) Di Indonesia sendiri juga ada beberapa
mengemukakan definisi sebagai berikut: definisi yang disampaikan ahli hampir serupa,
Kesulitan belajar menunjuk pada seperti Mulyadi (dalam Rusmawan, 2012)
sekelompok kesulitan yang berpendapat bahwa kesulitan belajar dapat
dimanifestasikan dalam bentuk diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu
kesulitan yang nyata dalam kemahiran proses belajar yang ditandai adanya hambatan-
dan penggunaan kemampuan hambatan tertentu untuk mencapai tujuan
mendengrakan, bercakap-cakap, belajar.
membaca, menulis, menalar, atau
Hal ini juga senada dengan yang
kemampuan dalambidang studi
matematika. Gangguan tersebut diutarakan oleh Lamm dan Fisch (dalam Gebre,
instrinsik dan diduga disebabkan oleh 2008), yaitu kesulitan belajar menggambarkan
adanya disfungsi sistem saraf pusat. kondisi atau serangkaian kondisi tertentu yang
Meskipun suatu kesulitan belajar menghalangi proses belajar normal pada
mungkin terjadi bersamaan dengan seorang anak dengan kecerdasan rata-rata atau
adanya kondisi lain yang menggangu di atas rata-rata. Kesulitan belajar juga
(misalnya gangguan sensoris, merupakan masalah yang mempengaruhi
tunagrahita, hambatan sosial dan kemampuan otak untuk menerima, memproses,
emosional) atau berbagai pengaruh menganalisis atau menyimpan informasi
lingkungan (misalnya perbedaan
(Lyness dalam Sulaiman, dkk, 2008).
budaya, pembelajaran yang tidak
tepat, faktor-faktor psikogenik), Berdasarkan beberapa paparan diatas,
berbagai hambatan tersebut bukan maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan
penyebab atau pengaruh langsung belajar merupakan gangguan yang dimiliki
(Hammill dalam Abdurahman, anak terkait dengan faktor internal dan
2003:7). eksternal pada anak yang menyebabkan
kesulitan otak dalam mengikuti proses
Kemudian the Board of the Association pembelajaran secara normal dalam hal
for Children and Adulth with Learning menerima, memproses, dan menganalisis
Disabilities (ACALD) juga memberikan informasi yang didapat selama pembelajaran.
definisi sebagai berikut:
Kesulitan belajar khusus adalah suatu Kesulitan Belajar Matematika di SD
kondisi kronis yang diduga bersumber Menurut Dumont (dalam Van
neurologis yang secara selektif Steenbrugge, 2010) kesulitan belajar dapat
mengganggu perkembangan, dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
integrasi, dan/atau kemampuan verbal
ketidakmampuan belajar yang terletak dalam
dan/atau nonverbal.
Kesulitan belajar khusus tampil perkembangan kognitif anak sendiri dan
sebagai suatu kondisi kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor di
ketidakmampuan yang nyata pada luar anak atau masalah lain pada anak.
orang-orang yang memiliki inteligensi Berdasarkan yang dikutip oleh Carnine,
rata-rata hingga superior, yang Jitendra, dan Silbert (dalam Van Steenbrugge,
memiliki sistem sensoris yang cukup, 2010) menyatakan bahwa individu yang
dan kesempatan untuk belajar yang mengalami kesulitan belajar bukan berarti
cukup pula. Berbagai kondisi tersebut memiliki kekurangan atau gangguan dalam
bervariasi dalam perwujudan dan intelektual atau kecerdasan, namun juga
derajatnya.

JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 |3


disebabkan karena hasil desain dari matematika, tapi tidak dalam membaca,
pembelajaran yang kurang efektif. terutama kesulitan dalam pembelajaran yang
Menurut Lerner (dalam Abdurahman, terkait dengan pemecahan masalah kehidupan
2003:259) kesulitan belajar matematika juga sehari-hari. Efektif menggunakan strategi untuk
disebut diskalkulia. Diskalkulia memiliki menentukan jawaban untuk fakta-fakta dasar
konotasi medis, yang memandang adanya yang tidak diketahui telah didokumentasikan
keterkaitan dengan gangguan sistem saraf sebagai daerah kelemahan signifikan bagi siswa
pusat. Diskalkulia juga mengacu kepada yang mengalami kesulitan belajar matematika
kesulitan belajar matematika pada konsep- (Geary, Bow-Thomas dan Yao, Siegler, dalam
konsep matematika dan komputasi (Vaughn, Montani, 2004).
dkk., 2013). Menurut Lerner (dalam Pierangelo dan
Menurut Zentall dan Smith (dalam Giulani, 2006), setiap siswa dengan kesulitan
Vaughn, dkk., 2013) siswa dengan gangguan matematika adalah unik; tidak semua anak
perilaku, keterbelakangan mental, menunjukkan kekurangan atau kesulitan yang
ketidakmampuan belajar, dan bermasalah sama. Menurut Wood (dalam Untari, 2014)
dalam fokus/perhatian dalam belajar biasanya bahwa beberapa karakteristik kesulitan siswa
mendapatkan nilai lebih rendah dibandingkan dalam belajar matematika adalah sebagai
anak-anak seusianya dalam pembelajaran berikut: (1) kesulitan membedakan angka,
matematika. Beberapa kesulitan siswa dalam simbol-simbol, serta bangun ruang, (2) tidak
matematika berhubungan dengan memahami sanggup mengingat dalil-dalil matematika, (3)
masalah. Dalam kasus lain, siswa tidak menulis angka tidak terbaca atau dalam ukuran
memiliki keterampilan perhitungan untuk kecil, (4) tidak memahami simbol-simbol
menyelesaikan masalah secara memadai. matematika, (5) lemahnya kemampuan berpikir
Biasanya, siswa dengan kebutuhan khusus abstrak, (6) lemahnya kemampuan metakognisi
memiliki kesulitan dengan masalah matematika (lemahnya kemampuan mengidentifikasi serta
dan prosedur penyelesaiannya (Barnes dalam memanfaatkan algoritma dalam memecahkan
Vaughn, dkk., 2013). soal-soal matematika). Sedangkan menurut
Menurut Bryannt, Hartman, dan Kim Radatz (dalam Untari, 2014) kesalahan yang
(dalam Vaughn, dkk., 2013) bahwa tidak semua sering dilakukan siswa adalah kesalahan dalam
kesulitan siswa dalam matematika berhubungan penggunaan bahasa matematika dengan bahasa
dengan pengetahuan anak tentang matematika: sehari-hari, kemampuan dalam keruangan
beberapa mencerminkan masalah lain seperti (spatial sense), kemampuan dalam penguasaan
memori, kesulitan dalam mengingat masalah prasyarat, kesalahan dalam penguasaan teori,
matematika, lemahnya keterampilan dan kesalahan dalam penerapan aturan yang
perhitungan, jumlah pembalikan, dan kesulitan relevan.
memahami tanda-tanda operasi. Sedangkan
berdasarkan USEO (dalam Pierangelo dan Faktor-faktor yang mempengaruhi
Giulani, 2006), siswa dengan kesulitan belajar Kesulitan Belajar Matematika Anak SD
mungkin memiliki masalah pada perhitungan Ada banyak faktor yang mempengaruhi
matematika dan penalaran matematika. kesulitan belajar matematika anak, yang secara
Kesulitan belajar matematika anak- umum berupa faktor dari dalam diri anak
anak juga terdapat pada daerah kognisi sendiri dan faktor dari luar diri anak. Hamalik
matematika seperti kemampuan untuk (dalam Paridjo, 2008) berpendapat bahwa
memecahkan masalah cerita yang relatif faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan
kompleks dan yang terkait dengan bilangan belajar matematika adalah sebagai berikut:
(Jordan dan Hanich, Russell dan Ginsburg a. Faktor-faktor yang bersumber dari diri
dalam Montani, 2004). Dalam sebuah studi dari sendiri
siswa kelas tiga, Jordan dan Montani (dalam Faktor yang bersumber dari diri sendiri juga
Montani, 2004) menemukan bahwa anak-anak disebut sebagai faktor intern. Sebab-sebab
diidentifikasi memiliki kelemahan dalam

JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 |4


yang tergolong dalam faktor ini adalah 2. Faktor Intelektual
sebagai berikut: Siswa yang mengalami kekurangan
1. tidak mempunyai tujuan belajar yang dalam daya abstraksi, generalisasi, dan
jelas kemampuan penalaran deduktif maupun
2. kurangnya minat terhadap bahan induktif serta kemampuan numeriknya
pelajaran akan mengalami kesulitan dalam belajar
3. kesehatan yang sering terganggu matematika, karena kemampuan-
4. kecakapan mengikuti pelajaran kemampuan tersebut merupakan
5. kebiasaan belajar kemampuan dasar yang menentukan
6. kurangnya penguasaan bahasa keberhasilan dalam belajar matematika.
b. Faktor-faktor yang bersumber dari Misalnya siswa yang kesulitan
lingkungan sekolah memahami sifat komutatif dan sifat
Kesulitan belajar tidak saja berasal dari diri asosiatif dalam penjumlahan, maka siswa
anak akan tetapi juga dari sekolah tempat akan kesulitan menyelesaikan soal yang
anak mendapatkan pendidikan formal. melibatkan hukum-hukum itu dalam
c. Faktor-faktor yang bersumber dari keluarga penyelesaiannya.
Faktor dari lingkungan yang paling dekat 3. Faktor Pedagogik
adalah keluarga, karena sebagian besar Kesulitan yang disebabkan oleh guru,
waktu anak adalah di rumah. Maka, misalnya: guru tidak mampu memilih
keluarga sangat mempengaruhi kemajuan atau menggunakan metode mengajar
studi anak, bahkan dapat dikatakan menjadi yang sesuai dengan pokok bahasan dan
faktor dominan untuk sukses di sekolah. kedalaman materinya; motivasi serta
d. Faktor yang bersumber dari masyarakat perhatian guru terhadap siswa kurang;
Masyarakat pada umumnya tidak akan cara pemberian motivasi yang kurang
menghalangi kemajuan belajar pada anak- tepat, misalnya membandingkan
anaknya, bahkan sebaliknya mereka kemampuan individu siswa (siswa yang
membutuhkan anak-anak yang berkemampuan kurang selalu
berpendidikan untuk kemajuan lingkungan mendapatkan penilaian negatif dan
masyarakat. Semakin tinggi tingkat sebaliknya); guru memperlakukan semua
pendidikan setiap warga akan semakin siswa secara sama yang sebenarnya
tinggi tingkat kemajuan dan kesejahteraan siswa memiliki kemampuan yang
masyarakatnya. berbeda-beda; suasana kelas selama
Sudjono (Paridjo, 2008) kegiatan belajar mengajar berlangsung
mengklasifikasi kesulitan belajar matematika cenderung kaku dan serius sehingga
yang difokuskan pada penyebabnya, dibedakan siswa kurang berani mengungkapkan
atas faktor dasar umum dan faktor dasar pendapatnya; variasi bahasa yang
khusus. digunakan guru dalam menyampaikan
a. Faktor Dasar Umum suatu konsep kurang, sehingga jika siswa
Faktor dasar umum adalah faktor yang kesulitan menangkap penyampaian guru
secara umum menjadi penyebab kesulitan maka akan timbul sikap negatif.
belajar siswa, faktor-faktor itu terdiri dari; 4. Faktor Sarana dan Cara Belajar Siswa
1. Faktor Fisiologis Kesulitan belajar matematika juga dapat
Faktor fisiologis dapat berupa anak yang disebabkan oleh keterbatasan sarana
mengalami permasalahan pada fisik belajar seperti literatur, alat-alat bantu
seperti pendengaran yang lemah akan visualisasi, dan ruang tempat belajar.
kesulitan dalam mengikuti penjelasan 5. Faktor Lingkungan Sekolah
guru atau temannya, penglihatan yang Lingkungan sekolah yang nyaman, indah
kurang akan sulit melihat tulisan di dan sejuk akan membuat siswa menjadi
papan tulis atau ketika guru menjelaskan bergairah untuk belajar. Sebaliknya jika
di depan. sekolah berada di dekat pusat-pusat

JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 |5


keramaian seperti gedung bioskop, pusat di sekolah. Perilaku menyimpang ini bukanlah
perbelanjaan, terminal, bengkel yang sebuah hal yang jahat tetapi dapat berupa
mengeluarkan suara bising, atau pabrik kurang bahkan hilangnya rasa percaya diri akan
maka suasana belajar menjadi tidak kemampuan dirinya, menjadi anak yang
nyaman akibatnya aktivitas belajar siswa pemalas, bahkan bisa menjadi sasaran bullying
akan terganggu, sehingga siswa akan teman-teman sekolahnya.
mengalami kesulitan dalam belajarnya. Siswa yang menunjukkan kesulitan
b. Faktor Dasar Khusus dalam belajar matematika juga menunjukkan
Yang dimaksud dengan faktor dasar khusus bukti kekurangan atau kesulitan dalam hal
adalah faktor yang secara spesifik sosial seperti kekurangan dalam keterampilan
menjadi penyebab siswa mengalami menolong diri sendiri seperti pemalu atau tidak
kesulitan melakukan aktivitas belajar. percaya diri dan sulit dalam bekerja kelompok
Faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai serta sulit dalam bersosialisasi (Rourke dalam
berikut: Little, 2009). Adanya gangguan emosional,
1. Kesulitan Menggunakan Konsep rasa tak tenang, khawatir, mudah tersinggung,
Dalam hal ini diasumsikan bahwa siswa sikap agresif, gangguan dalam proses berpikir,
telah memperoleh pembelajaran semuanya menjadikan kegiatan belajar
mengenai konsep, tetapi belum terganggu (Paridjo, 2008).
menguasai dengan baik karena mungkin Siswa dengan kesulitan belajar juga
lupa sebagian atau seluruhnya. Mungkin menunjukan sikap yang kurang wajar seperti
juga penguasaan siswa atas suatu konsep acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta
masih kurang jelas atau kurang cermat dan sebagainya. Siswa menunjukan tingkah
sehingga ia kesulitan dalam laku yang kurang wajar seperti membolos,
menggunakannya. datang terlambat, tidak mengerjakan tugas
2. Kurangnya Keterampilan Operasi rumah, mengganggu di dalam kelas atau di luar
Aritmetika kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak tertib
Kesulitan siswa yang disebabkan oleh dalam kegiatan belajar mengajar,
kurangnya keterampilan operasional mengasingkan diri, tidak mau bekerja sama dan
aritmetika merupakan kesulitan yang sebagainya. Dan secara emosi siswa
disebabkan oleh kekurangmampuan menunjukkan gejala emosional yang kurang
dalam mengoperasikan secara tepat wajar seperti pemurung, mudah tersinggung,
kuantitas-kuantitas yang terdapat dalam pemarah, kurang gembira dalam menghadapi
soal. Operasi yang dimaksud meliputi nilai rendah tidak menunjukan perasaan sedih
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan menyesal dan sebagainya (Fauzi, 2012).
dan pembagian bilangan bulat, pecahan
maupun desimal. Pembelajaran yang Mereduksi Terjadinya
3. Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Kesulitan Belajar Matematika
Soal cerita adalah soal yang disusun Faktor kesulitan belajar matematika
sedemikian rupa sehingga membentuk tidak hanya berasal dari dalam diri anak, akan
suatu cerita yang dapat dimengerti dan tetapi juga dari luar diri anak yang salah
ditangkap secara matematis. satunya adalah faktor dari lingkungan sekolah
terutama proses pembelajaran di kelas.
Pengaruh Kesulitan Belajar Matematika Menurut Sudjono (dalam Paridjo, 2008),
Terhadap Perilaku Anak di Sekolah terdapat faktor pembelajaran yang
Sesuatu hal yang tidak baik maka pasti mengakibatkan terjadinya kesulitan belajar
akan menghasilkan hal yang tidak baik, begitu matemtika, yaitu guru tidak mampu memilih
juga terhadap anak-anak yang mengalami atau menggunakan metode mengajar yang
kesulitan belajar. Anak dengan kondisi sesuai dengan pokok bahasan dan kedalaman
kesulitan belajar matematika juga memiliki materinya; tidak adanya reward dan motivasi
perilaku-perilaku yang terkadang menyimpang serta perhatian guru terhadap siswa yang lemah

JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 |6


dalam matematika; guru memperlakukan a. Dalam mengajarkan konsep, prinsip, atau
semua siswa secara sama tanpa memperhatikan keterampilan matematika diperlukan
latar belakang dan karakter siswa; suasana kemampuan guru untuk mengaitkan konsep,
kelas selama kegiatan belajar mengajar prinsip, serta keterampilan itu dengan
berlangsung cenderung kaku dan serius pengalaman sehari-hari siswa yang
sehingga siswa kurang berani mengungkapkan diperoleh dari alam sekitarnya. Jika
pendapatnya; variasi bahasa yang digunakan diperlukan guru dapat menggunakan
guru dalam menyampaikan suatu konsep perumpamaan atau alat peraga yang mudah
kurang, sehingga jika siswa kesulitan dijangkau dan murah serta secara tepat
menangkap penyampaian guru maka akan dapat menggambarkan situasi yang ada.
timbul sikap negatif. b. Guru melibatkan siswa dalam membuat
Matematika dikenal sebagai pelajaran generalisasi. Guru menuntun siswa untuk
yang sulit karena abstrak nya, sehingga ketika mampu membuat kesimpulan berdasarkan
pembelajaran pada matematika tidak sifat-sifat yang khas dari suatu situasi atau
menggunakan metode pembelajaran yang tepat masalah yang diberikan. Kekurangan-
dan efisien bagi anak, maka akan semakin kekurangan yang masih terdapat dalam diri
membuat pelajaran matematika tidak disukai siswa dalam membuat generalisasi perlu
oleh anak-anak. Pembelajaran yang ditangapi secara positif sehingga siswa
membosankan, seperti guru hanya menjelaskan semakin terpacu untuk mampu memperoleh
dengan metode ceramah saja, tidak jawaban yang tepat.
menggunakan media pembelajaran sebagai c. Dalam pembelajaran matematika guru
bantuan kepada anak untuk memahami materi, hendaknya mampu menjelaskan konsep-
dan latihan soal secara terus-menerus tanpa konsep matematika kepada siswa dengan
memperhatikan anak sudah memahami konsep bahasa yang sederhana. Jika memang
dengan benar atau tidak. Bagi anak yang diperlukan guru dapat menggunakan alat
mengalami kesulitan belajar matematika maka peraga matematika, karena dengan bantuan
akan semakin membuat anak tertinggal dari alat peraga yang sesuai dengan pokok
teman-temannya yang mampu mengikuti bahasan yang diajarkan, konsep matematika
pembelajaran dengan baik. akan lebih mudah dipahami oleh siswa.
Kesulitan belajar matematika pada Dengan demikian siswa akan mudah
anak jika tidak didiagnosis sejak awal dapat memahami ide dasar suatu konsep atau
saja memberi anggapan pada anak sebagai anak membuktikan suatu konsep.
yang bodoh atau pemalas. Guru dapat d. Dalam membantu mengatasi kesalahan yang
mengklaim bahwa cara mengajarnya sudah dihadapi siswa, dilakukan dengan
benar dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran remedial. Kesalahan
yang inovatif, namun karena anak yang pada dibedakan dalam dua hal yaitu kesalahan
dasarnya lemah maka memang tidak akan bisa konseptual atau kesalahan prosedural.
pada pelajaran matematika. Seharusnya guru Apabila terjadi kesalahan konseptual, dapat
harus memahami bahwa bisa saja ada kesulitan diatasi dengan cara mengajar kembali teori-
yang dialami anak dan bertambah dengan teori atau rumus-rumus yang telah
pembelajaran yang belum tepat bagi anak. dipelajari. Pembelajaran dilaksanakan
dengan cara yang berbeda dengan cara
Bimbingan dalam Kelas bagi Anak yang sebelumnya. Kesalahan prosedural diatasi
Mengalami Kesulitan Belajar Matematika di dengan mencoba kembali soal-soal atau
SD permasalahan dengan memperhatikan fakta-
Menurut Paridjo (2008), terdapat fakta, konsep-konsep dan prinsip yang telah
beberapa cara untuk mengatasi kesulitan belajar dipelajari sebelumnya. Pembelajaran
matematika oleh guru di dalam kelas kepada dilaksanakan dengan cara yang berbeda
anak-anak, yaitu: dengan cara sebelumnya.

JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 |7


Formulasi Upaya Pemecahan yaitu tes kelompok baku dan tes klinis
Kualitas pengajaran dan pembelajaran individual.
dalam matematika merupakan tantangan utama 2. Pengajaran remedial matematika
bagi pendidik. Kekhawatiran umum tentang Pengajaran remedial matematika harus
prestasi matematika telah terbukti selama 20 berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran
tahun terakhir. Perdebatan saat ini di kalangan matematika yang mencakup: perlunya
para ahli pendidikan atau pihak-pihak yang menyiapkan anak untuk belajar matematika,
terkait adalah apa siswa harus belajar untuk mulai dari yang konkret ke yang abstrak,
menjadi sukses dalam matematika. Diskusi penyediaan kesempatan kepada anak untuk
menekankan teknik dan desain pembelajaran berlatih dan mengulang, generalisasi ke
baru untuk menghasilkan individu yang dapat dalam situasi yang baru, bertolak dari
memahami dan menerapkan konsep-konsep kekuatan dan kelemahan siswa, perlunya
dasar matematika. Sebuah isu sentral adalah membangun fondasi yang kuat tentang
bagaimana menyediakan lingkungan konsep dan keterampilan matematika,
pembelajaran, kondisi, metode, dan solusi yang penyediaan program matematika yang
mencapai tujuan pembelajaran bagi siswa seimbang, dan penggunaan kalkulator.
dengan keterampilan dan tingkat kemampuan Terdapat cara yang intensif dapat
yang berbeda. Pendekatan pembelajaran yang merangsang penyembuhan bagi anak
inovatif dan teknik harus dikembangkan untuk dengan kondisi kesulitan belajar
memastikan bahwa siswa menjadi pembelajar matematika, yaitu (Agustin, 2011:50):
yang sukses (Little, 2009). a. Metode teritorial, metode ini
Anak dengan kondisi kesulitan belajar memerlukan pendampingan dari spesialis
matematika tidak dapat diperlakukan sama berkompeten yang memiliki special skill
dengan seperti anak lain pada umumnya. untuk anak kesulitan belajar matematika.
Diperlukan penanganan khusus agar anak dapat Umumnya cara yang digunakan adalah
memecahkan masalah matematika dengan baik. mengajar berhitung dengan
Berikut terdapat beberapa langkah penanganan menggunakan tangan.
yang dapat dilakukan (Abdurahman, b. Metode visual, yaitu memulai dari hal
2003:265): yang konkret ke yang abstrak. Pemberian
1. Asessmen gambar yang tidak membutuhkan angka,
Asessmen dilakukan untuk mengetahui sambil disertai bicara untuk
sejauh mana kemampuan anak dalam menerangkan gambar tersebut.
matematika. Ada dua asessmen, yaitu: c. Menyediakan untuk berlatih dan
a. Asessmen informal mengulang
Asessmen informal dapat dilakukan
dengan melakukan observasi terhadap 3. PENUTUP
perilaku keseharian anak. Berbagai Kesimpulan
observasi terhadap perilaku anak sehari- Berdasarkan paparan dari beberapa
hari dalam bidang studi matematika, pembahasan sebelumnya maka dapat
kinerja anak dalam menyelesaikan disimpulkan bahwa kesulitan belajar
pekerjaan rumah, atau tes buatan guru matematika merupakan gangguan yang dimiliki
yang dikaitkan dengan kurikulum atau anak terkait dengan faktor internal dan
buku pelajaran dapat menyajikan eksternal pada anak yang menyebabkan
informasi sebagai dasar pemberian kesulitan otak dalam mengikuti proses
pelayanan pengajaran remedial. pembelajaran secara normal dalam hal
b. Instrumen asessmen formal menerima, memproses, dan menganalisis
Instrumen formal mencakup tes yang informasi yang didapat selama pembelajaran
bersifat umum untuk digunakan matematika. Terdapat beberapa faktor yang
dalamkelompok dan yang digunakan mempengaruhi kesulitan belajar matematika
secara individual. Terdapat dua jenis tes, anak, yaitu faktor dari diri sendiri anak,

JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 |8


lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. MI Yappi Mulusan Paliyan Gunung
Selain faktor dari siri sendiri, faktor dari Kidul. Diakses: 2 Desember 2015.
aktivitas pembelajaran di kelas menjadi Online: http://digilib.uin-
pertimbangan yang harus dicarikan solusi suka.ac.id/9955/1/BAB%20I,%20IV,%2
penyelesaiannya. Pembelajaran yang tidak 0DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.
tepat, efisien dan efektif dari guru akan
membuat anak kesulitan belajar menjadi lebih Gebre, Laeke. 2008. Choosing Educational
sulit. Guru harus mempertimbangkan sulitnya Toys For Children With Learning
matematika bagi anak-anak dan mengetahui Disability. Diakses: 2 Desember 2015.
latar belakang kemampuan anak agar mampu Online:
merancang pembelajaran matematika yang baik http://ezinearticles.com/?Choosing-
dan tepat bagi anak. Guru harus mampu Educational-Toys-For-Children-With-
memberikan pelayanan dan bimbingan yang Learning-Disability&id=1494929.
lebih bagi anak berkesulitan belajar matematika
di kelas. Solusi yang dapat diberikan guru Little, Mary E. 2009. Teaching Mathematics:
adalah dengan melaksanakan pembelajaran Issues and solutions. Diakses: 2
remedial bagi anak berkesulitan belajar Desember 2015. Online:
matematika. http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ875420.
pdf.
Rekomendasi
Dari pembahasan dalam makalah dan Masroza, Fitria. 2013. Prevalensi Anak
kesimpulan, maka ada beberapa rekomendasi Berkesulitan Belajar Di Sekolah Dasar
yang dapat diberikan, yaitu pertama, masalah Se Kecamatan Pauh Padang. Diakses: 5
kesulitan belajar matematika secara umum November 2015. Online:
menjadi masalah pendidikan yang sangat besar http://download.portalgaruda.org/article.
karena matematika menjadi pelajaran yang sulit php?article=24454&val=1496. 
dan kurang disenangi anak-anak, maka
selayaknya kesulitan belajar matematika Montani, Teresa Oettinger. 2004. Mathematical
menjadi fokus dan perhatian seluruh pihak Disabilities in Elementary School
yang terkait dengan pendidikan untuk Children. Number 7 Electronic Journal
menanggulangi nya dan mencarikan solusinya. for Inclusive Education. Vol. 1, No. 7.
Kedua, guru dan sekolah yang merupakan Diakses: 5 November 2015. Online:
rumah kedua bagi anak-anak dalam menimba http://corescholar.libraries.wright.edu/eji
ilmu selayaknya terus membenahi diri dengan e/vol1/iss7/3/.
memperbaiki pembelajaran yang dilaksanakan
di kelas dan memberikan sarana-saran yang Paridjo. 2008. Sebuah Solusi Mengatasi
dapat menunjang anak-anak berkesulitan Kesulitan Belajar Matematika. Diakses:
belajar matematika. 15 November 2015. Online:
http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfpr
4. REFERENSI osiding2/Solusi%20Mengatasi%20Kesul
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan itan%20Belajar.pdf.
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta. Pierangelo, Roger dan Giuliani, George. 2006.
Learning Disabilities: A Practical
Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar Approach to Foundations, Assessment,
dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Diagnosis, and Teaching. New York:
Refika Aditama. Pearson.
Rusmawan. 2012. Faktor Yang Mempengaruhi
Fauzi, Danang Tri. 2012. Faktor-faktor Kesulitan Belajar IPS Siswa Sekolah
Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Dasar. Diakses: 18 November 2015.

JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 |9


Online:
http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/arti
cle/download/1487/pdf.

Sulaiman, dkk. 2008. The Level of Cognitive


Ability among Learning Disabilities
Children in Malacca Malaysia. Diakses:
18 Oktober 2015. Online:
http://www.ccsenet.org/journal/index.ph
p/ijps/article/download/10747/7596

Untari, Erny. 2014. Diagnosis Kesulitan


Belajar Pokok Bahasan Pecahanpada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Diakses: 5
November 2015. Online:
http://jurnal.stkipngawi.ac.id/index.php/
mp/article/viewFile/28/pdf_8.

Van Steenburge, H. 2010. Mathematics


Learning Difficulties In Primary
Education: Teachers’ Professional
Knowledge And The Use Of
Commercially Available Learning
Packages. Diakses: 1 November 2015.
Online:
http://users.ugent.be/~mvalcke/CV/CAL
P_ed_studies.pdf.

Vaughn, Sharon., dkk. 2013. Teaching Students


Who Are Exceptional, Diverse, and at
Risk in the General Education
Classroom. New York: Pearson.

JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2, No. 2, September 2015 | 10

Anda mungkin juga menyukai