BIOSEL1
BIOSEL1
Oleh:
DRS. SLAMET SANTOSA MSi
BIOLOGI PMIPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2001
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa telah selesainya kami susun sebuah buku ajar dengan judul
“BIOLOGI SEL”.
Buku ini dipersiapkan untuk buku ajar mata kuliah Biologi Sel yang
dipakai khususnya mahasiswa Biologi dan secara umum untuk
mahasiswa Pertanian, Peternakan, ataupun kedokteran. Buku ini
mencakup aspek mikrobiologi, anatomi tumbuhan, morfologi tumbuhan,
fisiologi tumbuhan dan biokimia. Dalam buku ini diuraikan tentang
perkembangan teori sel dan struktur sel; virus, prokariota dan eukariota;
dinding sel; membran plasma; system membran dalam; organel
pembangkit tenaga; nucleus, kromosom dan pembelahan sel; asam
nukleat, riboson dan sintesis protein.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam
penyelesaian buku ini iniBuku biologi sel ini mempelajari tentang struktur,
fungsi, fisiologi, dan biokimia dari sel.
2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I : PENDAHULUAN
1. PERKEMBANGAN TEORI SEL
2. STRUKTUR UMUM SEL
3. PROTOPLASMA
BAB II : VIRUS, PROKARIOTA DAN EUKARIOTA
BAB III : DINDING SEL
BAB IV : MEMBRAN PLASMA
BAB V : SISTEM MEMBRAN DALAM
: 1. RETIKULUM ENDOPLASMA
: 2. APARAT GOLGI
: 3. LISOSOM
: 4. BADAN MIKRO
BAB VI : MITOKONDRIA DAN KLOROPLAS
BAB VII : NUKLEUS DAN NUKLEOLUS
BAB VIII : RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3
2. Ukuran sel.
Organisme yang paling kecil adalah Mycoplasma atau juga disebut
PPLO (Pleuro Pneumonia Like Organism), merupakan penyebab infeksi
pada saluran pernafasan, mempunyai ukuran 0.1 nm atau 0.0001 mikron
(). Basil berukuran sekitar 0.5 . Sel yang paling besar pada sel telur
ostrich 150.000 (150 mm). Pada Ovum orang sekitar 100 , pada
amoeba 200 , telur katak 2000 mikron dan telur burung unta sekitar 500
(0.5 mm). Ukuran sel hewan multiseluler diameter sel berkisar 10-30
mikron dan pada sel tumbuhan berkisar 10 sampai dengan beberapa
ratus mikron.
C. PROTOPLASMA
6
alipatik rantai panjang dan asam lemak rantai panjang, misalnya miristil
palmitat.
2). Lipida Gabungan.
Merupakan ester asam lemak dan bila dihidrolisis menjadi asam
lemak, alkohol, dan zat-zat lain. Fosfolipid atau fosfogliserida terdiri dari
mol gliserol, asam lemak dan asam fosfat. Lipid gabungan merupakan
komponen membran sel dan berperan pada metabolisme lemak pada
hati, sedangkan pada sel hewan mengandung fosfatidil kholin atau
lecithin. Spingolipid mengandung amino alkohol spingosin. Glikolipid
mengandung karbohidrat dan lipid. Lipoprotein merupakan lipid yang
mengandung protein. Karotenoid yaitu lipid yang mengandung pigmen,
misalnya hemoglobin dan klorofil.
3). Turunan Lipid.
a). Steroid.
Steroid adalah sekelompok lipid yang tak tersabunkan atau tidak
dapat dihidrolisis menjadi komponen penyusunnya dalam media reaksi
yang bersifat basa. Steroid larut dalam pelarut nonpolar. Senyawa yang
termasuk dalam steroid adalah garam empedu, kolesterol, vit D, kortison,
testosteron, dan progesteron. Kolesterol merupakan komponen utama
batu empedu dan mudah mengendap dalam pembuluh darah (seperti
pada arteri). Garam empedu dibuat dan disimpan dalam kantong
empedu. Kortison merupakan hormon yang mengatur penggunaan
glukosa, berapa yang dibakar dan berapa yang disimpan, dan hormon ini
bekerjasama dengan insulin.
b). Prostaglandin.
Prostaglandin dapat berfungsi sebagai hormon, pengatur aktivitas
otot halus, aliran darah, dan sekresi berbagai zat. Selain itu dapat dipakai
untuk pembuatan obat sebagai perangsang kelahiran, meninggikan atau
menurunkan tekanan darah, mengurangi sekresi asam lambung,
menyembuhkan sesak nafas, obat asma, mencegah penyumbatan darah
pada penyakit jantung.
10
c. Protein.
Protein merupakan suatu rangkaian asam amino (polimer asam
amino) yang panjang. Asam amino dapat dibedakan menjadi:
1). Asam amino yang mempunyai gugus R non polar (hidrofobik)
seperti alanin, prolin, valin, leusin, isoleusin, metionin,
fenilalanin, dan triptofan.
2). Asam amino yang mempunyai gugus R polar dan tidak
bermuatan misalnya glisin, serin, treonin, tirosin, asparagin,
dan glutamin.
3). Asam amino yang mempunyai gugus R bermuatan negatif
misalnya asam aspartat dan asam glutamat.
4). Asam amino yang Mempunyai gugus R bermuatan positif
misalnya lisin, arginin, dan histidin.
Penggolongan protein berdasarkan fungsi fisiologis dapat
dikelompokkan menjadi:
1). Sebagai pengangkut dan penyimpan. Sebagai pengangkut dan
penyimpan seperti contonya adalah hemoglobin sebagai
pembawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, dan
mioglobin sebagai penyimpan oksigen dalam otot, dan
beberapa protein pengangkut pada membran.
2). Sebagai jaringan struktural. Sebagai jaringan struktural seperti
penyusun gigi, tulang, kulit, tendon, rambut, dan kuku.
3). Sebagai katalis seperti enzim. Sebagai katalis seperti enzim
yaitu sebagai katalis reaksi biokimia.
4). Sebagai penggerak. Sebagai penggerak yaitu sebagai
pengerutan dan pemekaran otot.
5). Sebagai penyebar informasi. Sebagai penyebar informasi
seperti protein saraf sebagai penerima impuls saraf, protein
11
d. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan persenyawaan makromolekul yang terdiri
dari tiga komponen yaitu:
1). Basa nitrogen, yang merupakan derivat pirimidin atau purin.
2). Gula pentosa, mengandung 5 atom C berupa ribosa atau
deoksiribosa.
3). Gugusan pospat yang mengikat molekul basa nitrogen dengan
gula pentosa dengan ikatan ester
Basa nitrogen ada dua golongan yaitu basa pirimidin dan basa
purin. Basa pirimidin ada tiga jenis yaitu sitosin, timin dan urasil (Gambar
12
1). Basa purin ada dua jenis yaitu adenin dan guanin. Gula pentosa ada
dua macam yaitu ribosa dan deoksiribosa (Gambar 2).
C C
N CH N CH
H–C CH C CH
N O N
H
Pirimidin Sitosin (4-amino, 2-Oksi pirimidin)
O O
C C
CH3
H- N C H- N CH
C CH C CH
O O
N N
H H
C N
N C
CH
H–C C
N N
H
Purin
NH2 O
C N C N
N C HN C
CH CH
H–C C C C
H2N
N N N N
H H
O O
HOCH2 H HOCH 2 H
C C C C
H H H OH H H H OH
C C C C
OH OH OH H
C N
N C CH
HC C
N N
O- O- O-
-
O - P - O - P - O - P - O - CH 2 O
O O O C C
H H H H
C C
OH OH
ATP
GTP pembentukan ARN
ATP UTP
STP
d-ATP
d-GTP pembentukan ADN
d-TTP
d-STP
e. Hormon.
Hormon merupakan suatu zat aktif, terdapat pada manusia, hewan
dan tumbuhan. Pada manusia hormon dikeluarkan oleh kelenjar, seperti
insulin dikeluarkan oleh kepulauan langerhans, gastrin oleh lambung,
estrogen dan progesteron oleh ovarium dan testosteron oleh testis.
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon seperti hormon pertumbuhan
(hormon somatropik), hormon tirotropik, hormon adrenotirotropik, hormon
gonadotropik, folicle stimulating hormon (FSH), luteinising hormon (LH)
dan hormon anti diuretik (ADH). Pada tumbuhan hormon berperan dalam
pengaktifan gen yang inaktif adan sebaliknya, pengaktifan gen tertentu
saja, dan berpengaruh dalam reaksi metabolisme. Hormon pada
tumbuhan seperti auxin yang berperan dalam pembentangan sel,
pembelahan sel, pembentukan akar baru, pembentukan tunas, dan
pembentukan bunga. Hormon sitokinin berperan dalam pembelahan sel,
16
f. Vitamin.
Vitamin berperan dalam proses metabolisme dan pertumbuhan.
Vitamin ada yang larut dalan air seperti vitamin B dan vitamin C.
Sedangkan yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak yaitu
vitamin A,D,E dan K.
g. Enzim.
Enzim merupakan protein yang disekresikan baik oleh hewan,
tumbuhan maupun mikroba. Enzim memudahkan reaksi kimia di dalam
sel hidup. Kerja enzim pada suhu optimum, jika terlalu panas dapat
terdenaturasi dan jika terlalu dingin dapat terjadi koagulasi. Sifat-sifat
enzim yaitu:
1). Aktip walaupun konsentrasinya rendah.
2). Enzim mudah terpengaruh oleh perubahan temperatur, pH,dan
lain-lain.
17
DAFTAR KEPUSTAKAAN:
1. Brock, T.D, and Madigan, M.T. 1995. Biology of Microorganisms.
Prentice Hall. Englewood Cliffs, New Jersey.
2. Issoegianti, S.M.R. & Wibisono, S. 1990. Biologi Sel. Proyek LPTK.
Biologi. UGM. Yogyakarta.
3. Kimball, J.W. 1990. Biology. Addison Wesley Publishing Company.
4. Kimball, J.W., 1991. Biologi Jilid I, II. Terjemahan Siti Soetarmi &
Nawangsari Sugiri. Gelora Aksara Pratama. Bogor.
5. Lehninger, A.L. Terjemahan Maggy Thenawidjaja. 1990. Dasar-dasar
Biokimia. Erlangga. Jakarta.
6. Wayan Bawa. 1988. Dasar-Dasar Biologi Sel. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
19
BAB II
VIRUS, PROKARIOTA DAN EUKARIOTA
A. VIRUS
Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan mengandung
molekul asam nukleat (DNA, atau RNA). Molekul asam nukeat ini yang
membawa semua informasi genetik yang diperlukan untuk mengadakan
replikasi di dalam sel yang dimasukinya. Sifat virus adalah merupakan
parasit obligat pada sel yang hidup.
Virus berbeda dengan makhluk lain karena mempunyai sifat-sifat
seperti:
1). Virus hanya mengandung salah satu asam nukleat saja, DNA
atau RNA.
2). Untuk reproduksinya hanya diperlukan asam nukleat saja, dan
3). Virus tidak memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri di
luar
sel-sel hidup.
daun tembakau, dan ada juga yang menyerang pada sel-sel hewan atau
manusia seperti cacar, campak, parotitis, poliomyelitis. Disamping itu
virus dapat mengubah sel yang normal menjadi sel kanker.
Selain sifat-sifat di atas virus juga mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1). Ukurannya sangat kecil sehingga selalu lolos dalam saringan
bakteri, kebanyakan berukuran 100-300 angstrom.
2). Strukturnya sangat sederhana jika dibandingkan dengan sel,
walaupun dengan sel yang paling kecil mycoplasma, hanya
terdiri dari DNA atau RNA saja.
3). Virus tidak dapat hidup mandiri di luar sel hidup.
Virion
Perlekatan (1)
Reseptor pada permukaan sel
Penetrasi (2)
Tempat Intra sel
Perlepasan Pembungkus (3)
Asam Nukleat
Transpor (4)
Asam nukleat virus pada tempat sel Replikasi (14)
Aktivasi polimerase yang 1. Perantara replikasi
berhubungan virion (5)
Transkripsi (6) 2. Turunan asam nukleat virus Nukleokapsid
Transkripsi (mRNA dari transkripsi, pembentu-
asam nukleat parental) kan & poliadenilasi (15)
Poliadenilasi (7) mRNA dari asam nukleat
(modifikasi setelah transkripsi) turunan
Transkripsi fungsional Tanspor ke ribosom (16)
Transpor ke tempat sitoplasma (8) Kompleksi mRNA-ribosom
Interaksi dengan ribosom (9) Translasi (17)
Kompleks mRNA -ribosom Peptida virus (lanjut)
Penggunaan faktor-faktor (10) Perakitan (18) integrasi
Translasi mRNA (11) Protein virus (lanjut) glukoprotein (19) Selaput
Peptida Virus (Protein struktural)
Perakitan Menjadi protein (12) Transpor (20)
Protein virus (awal) Distribusi pada tempat sel
(tidak struktural dan struktural) virion pembungkus
Pelepasan (24)
Virion matang
21
Bentuk Virus ada yang silindris, oval, kotak, dan bentuk kecebong.
Ukuran 30 nm-300nm (0.03 -0.3 mikron). Strukturnya terdiri dari kepala
dan ekor, kepala terdiri dari DNA dan RNA diselubungi kapsid yang terdiri
22
1. Virus Tumbuh-tumbuhan.
23
2. Virus Hewan.
Virus patogen pada hewan dan manusia, misalnya cacar, cacar air,
campak, rabies, poliomielitis, influenza, pilek. Vektor virus biasanya
adalah serangga. Bahan genetik virus hewan adalah DNA atau RNA.
Polinukleotida DNA pada umumnya dalam bentuk heliks rangkap,
sedangkan RNA terdapat sebagai rantai polinukleotida tunggal. Penyakit
cacar air diakibatkan oleh Virus varicella, virus menginfeksi saluran
pernafasan, menyebar melalui darah dan termasuk virus diam di bawah
kulit serta dapat menyebabkan gelembung-gelembung kecil. Virus cacar
24
patogen pada hewan dan manusia, seperti Variola (cacar), dan Vaccinia
(cacar sapi).
Virus dapat menyebabkan kanker, istilah kanker adalah orang
awam yang artinya untuk menyatakan pertumbuhan yang abnormal,
walaupun istilah yang lebih tepat yaitu tumor. Beberapa tumor
disebabkan oleh virus, virusnya dinamakan virus ongkogenik. Genom
virus yang berintegrasi dengan genom sel inang dapat mengubah
morfologi dan metabolisme sel inang secara drastis sehingga
pembelahannya berlangsung terus-menerus. Virus tumor DNA
diklasifikasi menjadi kelomok virus papova, virus adeno, virus herpes,
virus hepadna, dan virus pox. Sedangkan virus tumor RNA disebut virus
retro, penyebab leukemia tikus, leukosa burung, tumor buah dada tikus,
dan leukemia kucing. Transformasi sel oleh virus tumor DNA (Gambar
7).
fage yang banyak digunakan dalam penelitian sekarang ini adalah fage
T2, T4, dan T6. Contoh bentuk fage T dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. : Fage T
4). DNA virus membuat RNA virus untuk menyusun protein virus
dengan meggunakan ribosom bakteri dan sumber ATP bakteri.
5). Protein virus terbentuk, membungkus ADNnya, dan
6). Sel bakteri mengalami lisis.
PROKARIOTA
Prokariota adalah sel yang belum mempunyai inti yang jelas (inti
sel berbatasan langsung dengan sitoplasma). Misalnya pada bakteri,
ganggang biru dan mikoplasma. Struktur umum terdiri dari dinding sel
yang mengandung mukopeptida, selaput plasma, sitoplasma, ribosom,
nukleoid. Kadang-kadang mempunyai selaput plasma yang melipat-lipat
yang disebut mesosom.
1. Bakteri.
Bentuk bakteri ada yang bulat (kokus), batang (basil), dan spiril
(spirilum). Bentuk basil ada yang bergandeng-gandeng (streptobasil) dan
dua-dua (diplobasil). Bentuk kokus ada yang dua-dua (diplokokus),
gandeng-gandeng (streptokokus), empat-empat (tetrakokus), untaian
(stafilokokus), dan serupa kubus (sarsina). Bentuk spiril ada yang bentuk
spiral dan bengkok. Ukuran terkecil pada Dialister (0.15 mikron) dan
terbesar pada Spirillum (15 mikron). Struktur umum sel bakteri dapat
dilihat pada Gambar 11.
Bagian luar dinding sel terdapat kapsula berupa lapisan lendir yang
terdiri dari polisakarida, polipeptida atau protein-polisakarida. Fungsi
kapsul sebagai pelindung sel dari faktor lingkungan yang merugikan, dan
sebagai patogenisitas (jika kapsul hilang patogenisitas hilang).
Dinding selnya terdiri dari asetil glukosamin, asetil muramat dan
asam diamino pimelat (mukopeptida), glutamat, alanin, glisin, lisin,
karbohidrat, lemak, protein, fosfor, dan garam anorganik. Pada bakteri
Gram positip disertai dengan polisakarida sederhana dan kadang asam
teikoat (polimer gula-asam amino) dan pada Gram negatip selalu
mengandung protein, lipid, mukopeptida, dan polisakarida (tidak
30
sebagian bakteri Gram positif dan Gram negatif, serta beberapa sel ragi.
Plasmid tidak didapatkan pada sel eukariota tingkat tinggi. Plasmid dapat
bereplikasi sendiri, artinya tidak tergantung pada kromosom disebut
autonomous replication. Plasmid dapat mengandung bermacam-macam
gen seperti gen yang mengontrol toksin, resistensi terhadap antibiotik,
resistensi terhadap logam berat, katabolisme substrat aromatik dan
pestisida.
2. Cyanobakter.
Cyanobakter juga dinamakan ganggang biru (hijau-biru). Talus
tidak selalu berwarna kebiru-biruan, ada yang merah, kuning, dan biru.
Banyak ditemukan dalam bentuk tunggal, berkoloni atau filamen panjang.
Struktur terdiri dari selubung gelatin, dinding sel terdiri dari lipoprotein,
lipopolisakarida, dan mukoprotein. Sitoplasma tidak mengandung
retikulum endoplasma, aparat golgi, mitokondria, dan lisosom.
Mengandung ribosom dan nukleoid (Gambar 12). Termasuk prokariota
fotosintetik (mengandung pigmen karotenoid), berujut lamella yang
ditempeli butir-butir fikobilosom. Tidak mempunyai alat gerak. Contoh
organismenya adalah: Anabaena, dan Nostoc.
3. Mikoplasma
Mikoplasma merupakan organisme terkecil yang dapat tumbuh dan
berkembang diluar inang atau sel hidup. Ukuran diameter berkisar 0.1 –
0.3 mikron. Dimasukkan ke dalam Mycoplasmataceae. Patogen pada
hewan dan manusia karena dapat merusak alat-alat pernafasan.
Mikoplasma yang telah diisolasi dari sapi dinamakan Pleuro Pneumonia
Like Organism (PPLO).
Mikoplasma tidak mempunyai dinding sel, tetapi mempunyai
membran sel. DNA terletak ditengah berbentuk sirkuler beruntai ganda
(double helix). Mempunyai ribosom untuk sintesis protein. Sitoplasma
mengandung enzim untuk sintesis protein (replikasi DNA, transkripsi dan
translasi). Berkembang biak dengan membelah diri, membentuk tunas
atau membentuk spora. Diagram sel PPLO dapat dilihat pada Gambar
13.
Sel eukariota yaitu merupakan sel yang sudah mempunyai inti dan
membran inti yang jelas (nukleus dibungkus membran nukleus). Sel
eukariota terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Sel hewan dengan
sel tumbuhan mempunyai bagian-bagian yang sama diantaranya
mempunyai membran plasma, sitoplasma, nukleus, ribosom, mitokondria,
dan retikulum endoplasma.
1. Sel Hewan.
Bagian luar sel hewan dibatasi membran plasma (plasmalema),
pada beberapa sel mengandung mikrovilli yang berfungsi untuk
memperluas permukaan. Membran plasma terdiri dari senyawa protein
dan lipid. Hubungan membran plasma satu dengan membran plasma
tetangganya dengan desmosom atau hubungan yang lain. Membran
plasma bersifat selektif permeabel, berfungsi sebagai pelindung sel,
mengatur pertukaran zat. Sitoplasma mengandung organel-organel
seperti retikulum endoplasma, ribosom, mitokondria, aparat golgi, lisosom
dan nukleus. Diagram struktur sel hewan dapat dilihat pada Gambar 14.
Fungsi komponen-komponen sel hewan sebagai berikut:
Retikulum Endoplasma, merupakan membran yang terdiri dari
lipoprotein, sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti dari luar
inti sel. Ada macam retikulum endoplasma yaitu retikulum endoplasma
granuler mengandung ribosom, dan retikulum endoplasma yang non
granuler tidak terdapat ribosom.
Ribosoma, berdiameter antara 20 sampai dengan 25 mm,
terdapat bebas pada sitoplasma atau menempel pada retikulum
endoplasma. Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.
Mitokondria, berbentuk bulat lonjong atau bercabang, ukuran 500-
2000 nm. Terdiri dari membran luar dan membran dalam, membran
dalam berlekuk-lekuk yang dinamakan krista (untuk memperluas
permukaan). Fungsi mitokondria sebagai tempat respirasi atau oksidasi
karbohidrat untuk dihasilkan energi.
35
2. Sel Tumbuhan.
Struktur sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan, walaupun
terdapat kesamaan yang dipunyai seperti, membran plasma, sitoplasma,
retikulum endoplasma, ribosom, mitokondria, dan nukleus. Sel tumbuhan
mempunyai dinding sel, plastida, vakuola, dan diktiosom. Struktur sel
tumbuhan dapat dilihat pada Gambar 15.
Dinding sel, terdiri dari senyawa polisakarida seperti selulosa.
Dibagi menjadi lamela tengah, dinding primer dan dinding sekunder.
Berfungsi sebagai pembentuk sel, pelindung membran plasma,
sitoplasma dan isinya, serta sebagai tansportasi zat keluar-masuk sel.
Pada sel tumbuhan hubungan sel satu dengan sel yang lain dihubungkan
oleh plasmodesmata.
Plastida, berukuran diameter 4 – 6 mikron. Plastida yang
berwarna dinamakan kromoplas dan yang tidak berwarna dinamakan
leukoplas. Leukoplas yang berfungsi sebagai pembentuk amilum
37
Badan Mikro, ada dua macam yaitu glioksisom jika enzim yang
dikandung enzim glikolat dan glioksilat, dan peroksisom jika enzim yang
dikandung katalase dan oksidase.
Sferosom, bentuk bulat, selalu bergerak oleh arus plasma,
berfungsi sebagai penyimpan lemak.
Diktiosom, bentuk pipa, tidak ditempeli ribosom, penghasil sekret
yang dikeluarkan ke dalam plasma, berfungsi dalam pembentukan
membran plasma dan dinding sel.
Mikrotubul, terdapat dalam nukleus dan plasma. Dalam nukleus
berfungsi membentuk benang spindel dan pengatur gerak kromatid pada
pembelahan sel. Dalam plasma berfungsi mengatur arah rangkaian
molekul selulosa pada saat penebalan dinding sel.
3. Perbedaan Sel
Perbedaan sel prokariotik dapat dilihat pada Tabel 6., dan
perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dapat dilihat pada Tabel 7.
Daftar Kepustakaan:
1. Brock, T.D, and Madigan, M.T. 1995. Biology of Microorganisms.
Prentice Hall. Englewood Cliffs, New Jersey.
2. Grinsted, J. and Bennett, P.M. 1990. Plasmid Technology. Academic
Press. London San Diego New york.
3. Issoegianti, S.M.R. 1994. Biologi Sel. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
4. Jawetz, E., Melnick, J.L., dan Adelberg. 1986. Mikrobiologi. EGC.
Penerbit buku Kedokteran.
5. Kimball, J.W. 1990. Biology. Addison Wesley Publishing Company.
6. Salisbury, F.B, and Ross.C.W. 1991. Plant Physiology. Wadsworth
Publishing Company belmont California.
40
BAB III
DINDING SEL
Gambar 16. : Struktur Dinding Sel Bakteri Gram Negatif dan Positif
43
B. Sel Eukariota.
1. Fungi.
Struktur dinding sel fungi terdiri dari senyawa yang bermolekul
besar seperti khitin dan beta-glukan. Khitin merupakan komponen utama
dari dinding sel fungi yang berbentuk filamen. Komposisi khitin berupa
homopolisakarida yang terdiri dari -1,4 N-asetil glukosamin. Struktur
tersebut hampir mirip selulosa pada sel tumbuhan tinggi. Beta-glukan
merupakan polimer D-glukosa dengan ikatan -1,3 dan -1,6, yang
berfungsi sebagai skelet sel pada fungi.
2. Tumbuhan .
Dinding sel merupakan benda ergastik atau bahan inklusion non
protoplasmik yang terdapat diluar plasma sel dan membran plasma.
Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron tampak dua
daerah yang berbeda yaitu daerah mikrofibril acak atau daerah yang
terbentuk saat replikasi sel, dan daerah mikrofibril sejajar atau disebut
dinding primr dan sekunder yang letaknya mengelilingi sel yang dewasa.
Mikrofibril adalah suatu unit dasar dari dinding sel yang terdiri dari
selulosa.
Dinding sel dibagi menjadi: lamela tengah, dinding primer dan
dinding sekunder (Gambar 17). Dinding primer terdiri dari selulosa,
pektin, hemiselulosa, lemak dan protein. Lamela tengah terdiri dari
kalsium pektat yang bentuknya seperti anyaman, dan dinding sekunder
terdiri dari selulosa.
Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatan -1,4-
glikosida, kira-kira satu molekul selulosa terdiri dari 8000-15000 unit
glukosa. Hemiselulosa adalah heteropolimer dari polisakarida seperti
xilan, galaktomanan, arabinoxilan, dan glukomanan. Fungsi hemiselulosa
adalah sebagai pelapisi mikrofibril. Pektin merupakan polisakarida
kompleks dengan residu asam galakturonat dan asam glukuronat. Pektin
44
di dalam air akan membentuk koloid, dan dapat mengendap jika diberikan
alkohol dan logam berat, serta bila ditambahkan gula akan membentuk
gel.
Dinding sel yang berhubungan dengan udara luar sering dilapisi
kutin dan suberin sehingga merupakan lapisan kutikula. Lapisan kutikula
inipun juga tidak rapat sehingga masih dapat dipakai untuk melewatkan
senyawa kimia melewati ektodesmata (plasmodesmata yang menghadap
keluar). Plasmodesmata adalah bagian dinding sel yang tidak ikut
mengalami penebalan, yang sehingga seperti porous atau lubang-lubang.
Kutin mengandung asam lemak tinggi dengan ikatan kovalen yang
fungsinya sebagai pelindung dari serangan patogen dan dehidrasi. Kalau
khitin terdapat pada kutikula artropoda merupakan polisakarida dari
polimer asetil glukosamin.
Fungsi dinding sel adalah: 1) memberi kekuatan mekanik yang
sehingga sel mempunyai bentuk tetap, 2) memberi perlindungan
membran plasma dan isi sel, dan 3) sebagai alat transportasi zat dari
dalam keluar sel atau sebaliknya.
Lamela Tengah
Dinding Primer
Porous
Dinding Sekunder
Daftar Kepustakaan.
1. Brock, T.D, and Madigan, M.T. 1995. Biology of Microorganisms.
Prentice Hall. Englewood Cliffs, New Jersey.
2. Grinsted, J. and Bennett, P.M. 1990. Plasmid Technology.
Academic Press. London San Diego New york.
3. Issoegianti, S.M.R. 1994. Biologi Sel. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
4. Kimball, J.W. 1990. Biology. Addison Wesley Publishing Company.
5. Neidhardt, F.C., Ingraham, J.L., and Schaechter, M. 1990.
Physiology
of the Bacterial Cell. Sinauer Associates. Inc. Publishers.
Sunderland. Massachusetts.
6. Salisbury, F.B, and Ross.C.W. 1991. Plant Physiology. Wadsworth
Publishing Company belmont California.
7. Schlegel, H.G. and Schmidt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
8. Sheeler, P. and Bianchi, D.E. 1983. Cell Biology. John Wiley & Sons.
Inc. New York.
9. Thorpe, N.O. 1984. Cell Biology. John Wiley & Sons. Inc. New
York.
46
BAB IV
MEMBRAN PLASMA
Kutub (hidrofilik)
Kutub (hidrofobik)
47
Kutub (hidrofilik)
2. Protein Membran.
Protein yang terdapat pada sisi membran bagian dalam dan bagian
luar tidak sama atau tidak simetris, hal ini merupakan komposisi yang
sangat penting dalam proses transportasi dan translokasi zat lewat
membran. Protein membran dapat dibagi menjadi:
1). Protein ekstrinsik atau periferal yang terletak diluar membran
dan mudah dipisahkan dengan ekstraksi.
51
Gugus metil pada asam lemak bentuk iso dan anteiso lebih
dominan pada organisme termofilik dibandingkan pada mesofilik. Analisis
asam lemak penyusun lipid selaput pada Bacillus stearothermophilus
(bentuk iso ada 34-64 %), sedangkan bakteri yang lebih termofilik lagi
pada Bacillus caldolyticus (bentuk iso ada 80 %).
Protein selaput plasma mikroorganisme termofilik lebih termostabil
dari pada di sitosol, hal ini ditentukan oleh senyawa poliamin. Misalnya
spermidin banyak ditemukan pada Bacillus stearothermophilus , thermin
didapatkan pada Thermus.
a. Difusi sederhana.
Molekul yang dapat melewati selaput plasma secara difusi bebas
diantaranya adalah molekul air, CO 2, O2, dimana molekul ini bergerak dari
56
c. Transport Aktif.
Transport aktif adalah berpindahnya bahan-bahan melalui selaput
plasma dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang tinggi dengan
memerlukan energi (Gambar 27). Transport aktif akan berhenti jika
didinginkan pada suhu rendah (2-4 oC), karena protein enzim tidak aktif
dan akan mengalami koagulasi. Selain itu adanya racun dan energinya
habis dapat menyebabkan transport membran secara aktif dapat berhenti.
Transport aktif ada dua macam:
1). Transport aktif primer yaitu berlangsungnya transportasi
dengan memerlukan bantuan ATP.
2). Transport aktif sekunder yaitu transpor yang tergantung pada
kekuatan selaput/potensial membran/gradien ion atau tenaga
kemiosmotik.
1). Transport aktif primer.
Transport aktif primer merupakan transpor yang memerlukan
bantuan ATP atau aliran elektron. Dengan adanya transport aktif primer
dapat mengakibatkan adanya transport aktif sekunder. Contoh transpor
aktif primer adalah transportasi K+ dan Na+.
Sel dalam menjaga konsentrasi K+ di dalam sel lebih besar dari
pada di luar sel, sedangkan Na + konsentrasi di dalam sel lebih kecil dari
pada di luar sel. Pemeliharaan ion K + dan Na+ maka harus dipompa untuk
melawan konsentrasi yang lebih tinggi dan diperlukan ATP.
Penjelasan mekanisme transpor K+ dan Na+ yaitu dengan model
enzim membran (ATPase) sebagai carrier (pengangkut), dapat dilihat
pada Gambar 27. Konsentrasi ion K + di dalam sel dipertahankan agar
selalu tinggi dari pada di luar sel. Sebaliknya konsentrasi ion Na + di
dalam sel diusahakan selalu rendah. Mekanisme pengangkutannya
adalah:
58
6. Pengangkutan makromolekul.
Proses pengambilan suatu substansi oleh sel dari sekitarnya
melalui membran plasma dinamakan endositosis, sedangkan proses
pengeluarannya dinamakan eksositosis. Endositosis dapat dibagi menjadi
dua macam yaitu pengambilan partikel-partikel padat (fagositosis) dan
penganbilan partikel cair (pinositosis).
a. Fagositosis.
Fagositosis merupakan proses pengambilan partikel-partikel padat
yang ukurannya besar. Sebagai contoh organisme mikroskopik yang
dimakan oleh amuba (Gambar 28).
b. Pinositosis.
Pinositosis adalah proses suatu sel mengambil makanan dalam
bentuk cair. Dimana membran plasma membentuk invaginasi,
membentuk saluran dan membentuk vakuola (Gambar 29). Misalnya sel
leukosit, sel-sel ginjal, epitelium usus, makrofag hati, dan sel-sel akar
tumbuhan. Mekanismenya adalah:
1). Menempelnya induser atau bahan pada reseptor khusus
membran plasma.
2). Terjadinya lekukan atau invaginasi dari membran membentuk
saluran pinositik dan membentuk gelembung.
3). Saluran pinositik semakin semakin sempit yang akhirnya
memutus.
4). Pecahnya fagosom oleh lisosom.
c. Eksositosis.
Membran plasma membuka untuk sementara isi vesikel atau isi
vakuola dapat dikeluarkan dari sel. Substansi yang dikeluarkan dapat
berupa sekresi (hormon) atau partikel yang tidak berguna.
a. Desmosom.
Desmosom adalah hubungan antar sel yang berfungsi untuk
melekatkan sel dengan sel yang lainnya. Hubungan desmosom dapat
dibagi menjadi dua yaitu belt desmosom dan spot desmosom. Belt
desmosom adalah rangkaian filamen-filamen kontraksi yang mengandung
aktin dan membentuk jalinan panjang hingga sampai mikrovilli.
Sedangkan spot desmosom yaitu perlekatan yang menyerupai kancing
dan tersebar berhadapan antara keduabelah membran (Gambar 31).
Daftar Pustaka.
1. Issoegianti, S.M.R. 1994. Biologi Sel. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
2. Kimball, J.W. 1990. Biology. Addison Wesley Publishing Company.
3. Neidhardt, F.C., Ingraham, J.L., and Schaechter, M. 1990.
Physiology
of the Bacterial Cell. Sinauer Associates. Inc. Publishers.
Sunderland. Massachusetts.
4. Salisbury, F.B, and Ross.C.W. 1991. Plant Physiology. Wadsworth
Publishing Company belmont California.
5. Schlegel, H.G. and Schmidt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
6. Sheeler, P. and Bianchi, D.E. 1983. Cell Biology. John Wiley & Sons.
Inc. New York.
67
7. Thorpe, N.O. 1984. Cell Biology. John Wiley & Sons. Inc. New
York.
8. Tizard, 1988. Pengantar Imunologi Veteriner. Airlangga University
Press. Surabaya.
BAB V
SISTEM MEMBRAN DALAM
UT hal 33
Issoegianti 210
72
UT.3.21
74
C. LISOSOM
Pada tahun 1950 de Duve dan kawan-kawannya mempelajari
penyebaran enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat dan
pencernaan ultra seluler. Pada tahun 1955 pertama-tama de Duve
melaporkan mengenai pembentukan Lisosom yaitu: protein-protein
hidrolitik dibuat oleh ribosom dan REG yang disalurkan oleh RE ke aparat
Golgi. Pada saat protein melewati aparat Golgi dari permukaan cembung
(luar) ke cekung (dalam) terjadi pemrosesan yang akhirnya terbentuk
Lisosom primer.
Lisosa adalah organela yang berbentuk kantung kecil (Vesiculi)
yang dibatasi oleh satu lapis membran berisi dua atau lebih asam
hidrolase. Pada analisis Lisosom diketahui terdapat banyak enzim asam
fosfatase, oleh karena itu enzim ini sebagai penanda Lisosom. Beberapa
macam enzim Lisosom dapat dilihat pada tabel 11.
FOSFATASE
Asam Fosfatase Ester Jaringan hewan,
tumbuhan dan
protista
Asam Oligonukleotida dan idem
Fosfodiesterase di ester fosfat
NUKLEASE
RNA ase RNA idem
DNA ase DNA idem
HIDROLASE
Galaktosidase Galaktosidase idem
Glukosidase Glikogenase Jaringan hewan
Monosidase Monosakarida Jaringan hewan
Glukoronidase Polisakarida & Mono Jaringan hewan
sakarida
Lisosiminase Dinding sel belakang Ginjal
dan muka
polisakarida
Hialuronidase Asam hialuronat dan Hati dan
kondroitin sulfat tumbuhan
PROTEASE
Katepsin Protein Sel hewan
Kolagenase Kolagen Sel tulang
Peptidase Peptida Jaringan hewan,
tumbuhan dan
protista
ENZIM
PEROMBAK LIPID
Esterase Ester asam lemak Jaringan hewan,
tumbuhan dan
protista
2. Lisosom Sekunder
Lisosom yang sedang terlibat dalam proses pencernaan di dalam
sel. Berfungsi mencerna materi yang berasal dari luar sel dengan cara
76
karena obat. Makin banyak dan lama obat dikonsumsi makin dikerahkan
lisosom untuk bekerja.
Peranan Lisosom
1. Peran lisosom dalam pencernaan
Telah dijelaskan di muka bahwa lisosom dapat mencerna materi
dari luar sel yang disebut heterofagi. Selain itu juga mencerna materi
intraselnya sendiri yang disebut otofagi. Pada heterofagi dapat bersifat
fagositosis atau pinositosis.
2. Peran lisosom dalam sekresi
Lisosom berfungsi sebagai vesikula sekresi pada berbagai
kelenjar, baik eksokrin maupun endokrin. Enzim-enzim lisosom bekerja di
dalam sel untuk membantu menyiapkan materi yang dapat berfungsi di
luar sel. Misalnya membantu persiapan pengaktifan hormon tiroid.
Hormon-hormon tiroid yaitu tirosin dan tri yodotirosin mempunyai
ikatan kovalen dengan protein (pada folikel kelenjar tiroid). Dengan
adanya rangsang hormon hipofisis TSH (Tirotropic Stimulating Hormon)
tanpa berikatan dengan protein (tiroglobulin) maka hormon muncul di
dalam darah. Mekanismenya adalah TSH merangsang pinositosis pada
permukaan epitel yang menghadap lumen pada folikel. Butir-butir
pinositosis yang berisi hormon bergabung dengan lisosom, kemudian
proteinnya lepas oleh adanya enzim lisosom, akhirnya hormon dilepas
oleh sel ke dalam darah.
Pada tumbuhan fungsi seperti kantung semar (Nephentes)
mengeluarkan enzim hidrolisis untuk menyerang serangga. Pada jamur
dapat mengeluarkan enzim-enzim hidrolitik untuk memecah makro
molekul yang terdapat di luar sel agar molekul-molekul dapat dimasukkan
kedalam sel.
Lisosom ini terdapat pada sel endotel pembuluh kapiler darah. Zat
yang dicytosis adalah seperti serum dan antibodi.
4. Lisosom sebagai aktivator
Biasanya terdapat pada kelenjar yang mengeluarkan getah,
enzim atau hormon dan belum aktif. Apabila belum aktif seperti
tiroglobulin maka dihidrolisis dahulu agar menjadi hormon tiroksin yang
aktif. Setelah dihidrolisis hormon aktif dilepaskan ke dalam peredaran
darah secara exocytosis.
5. Lisosom sebagai perombakan tulang
Pada tulang terdapat sel osteoblast yang berfungsi pengerasan
matrik dan membantu memecah matrik yang keras. Adanya rangsang
hormon paratiroid maka terjadi penambahan aktifitas glikolisis dan
sintesis enzim-enzim lisosom. Pada proses glikolisis menghasilkan asam
laktat dan menurunkan pH matrik tulang dekat osteoblas serta lisosom
menyiapkan enzim-enzim yang dibutuhkan. Oleh adanya pH turun maka
tulang larut dan matrik yang berupa kolagen, mukopolisakarida dicerna
secara intrasel dengan bantuan lisosom.
6. Lisosom sebagai pengabsorbsi
Jaringan yang sedang berdegenerasi diabsorbsi lisosom.
Terutama alat atau bagian tubuh yang mengalami organogenesis dan
metamorphosis. Misal absorbsi ekor dan insang pada kecebong, katak,
absorbsi corpus luteum dalam ovarium.
7. Lisosom sebagai pertahanan dan penawar racun
Selain lisosom berfungsi mencerna benda asing atau racun yang
difagositosis, lisosom juga membersihkan debris yang berasal dari sel-sel
yang mati atau rusak oleh benda asing atau racun serta mencerna dan
menawarkan benda asing yang bersifat racun.
D BADAN MIKRO
Badan mikro dibatasi satu lapis membran, bentuknya bundar,
diameter antara 0,2 – 1,5 mikron (hampir sama dengan ukuran
mitokondria dan lisosom). Badan mikro berisi enzim katalase dan
oksidase yang dikelompokkan pada peroksisom. Sedangkan yang berisi
enzim glikolat dan glioksilat dinamakan glioksisom.
Peroksisom terdapat pada hewan dan tumbuhan sedangkan
glioksisom umumnya terdapat pada tumbuhan.
Badan mikro terdapat pada sitoplasma dan umumnya terdapat
didekat RE. Pada tumbuhan sering berasosiasi dengan kloroplas karena
mempunyai metabolik dalam reaksi jalur glikolat.
Enzim yang terdapat pada membran badan mikro yaitu sitokron
b5 dan NADH-sitokron b5 reduktase yang biasanya sebagai protein
integral, sedangkan yang sifatnya protein periferal seperti enzim-enzim
sitrat dan malat sintetase, malat dan 3 hidroksil-koA dehidrogenase dan
krotonase.
akan bersifat racun, oleh karena itu segera dirubah oleh katalase menjadi
1
H2O + O2 pada peroksisom.
2
1
O2 Oksidase H2O2 Katalase H2O + O2
2
RH2 R
Peroksida H2O (invitro)
Rred Roks
Asam D-Amino + H2O + E – FAD Asam keto + NH3 + E FAD
3. Daur Glioksilat
Daur ini seluruhnya terjadi pada glioksisom. Daur glioksilat
(Gambar 36). Reaksi ini dapat memakai satu-satunya sumber karbon
yaitu asetil– KOA. Dua asetil-KOA dipergunakan menghasilkan satu
molekul suksinat yang kemudian dipakai untuk glukoneogenesis dalam
mitokondria. Suksinat diubah menjadi malat dan kemudian pada sitosal
81
Sitrat
Sis. Akonitrat
Isositrat
Suksinat ke mitokondria
Asetil-KOA
Glioksilat
Asetil – KOA oksidasi
Malat
Oksidasi
Oksalosuksinat
4. Jalur Glikolat
Reaksi ini terjadi pada peroksisom yang erat hubungannya dengan
daur karbon pada kloroplas. Jalur ini melibatkan kloroplas, peroksisom,
mitokondria dan sitosol untuk mengubah senyawa-senyawa yang tidak
menjadi fosfat menjadi glisin atau serin dan persenyawaan C1. Dari ketiga
persenyawan ini penting pada biosintesis asam nukleat.
Pada kloroplast dibuat fosfoglikolat, glikolat, fosfogliserat dengan
proses fotosintesis. Karena kloroplas punya fosfatase maka dapat
melepas fosfat dari fosfogliserat dan fosfoglikolat menjadi glikolat.
Glikolat meninggalkan kloroplas dan masuk peroksisom. Dalam
peroksisom glikolat dioksidasi menjadi glioksilat. Glioksilat dapat diubah
menjadi serin atau kembali ke kloroplas. Kembalinya glioksilat ke
kloroplas diduga untuk menghilangkan NADPH yang dihasilkan saat
fotosintesis. NADPH direoksidasi di dalam kloroplas dengan tidak
menghasilkan H2O2, tetapi H2O2 terbentuk di peroksisom karena terdapat
katalase.
82
Acuan :
1. Arbayah Siregar, 1990 Biologi Sel, F. MIPA IPB, : Bandung.
2. Issoegiyanti, SMR & Wibisono, S, 1990, Biologi Sel, F. Biologi UGM, :
Yogyakarta.
3. Sheeler P & D.E. Bianchi, 1980, Cell Biology, John Willey & Sons,:
New York.
4. Thorpe, N.O, 1984, Cell Biology, John Willey & Sons, New York.
83
A. MITOKONDRIA
Mitokondria berasal dari kata Mito yang berarti benang dan
Chondrion yang berarti granula, merupakan organel sel eukarotik yang
bentuknya memanjang. Sebelum adanya mikroskop elektron (ME),
Kolliker (1880) meneliti otot serangga dan mendapatkan granula yang
mengembang dalam air. Altmann (1894) menganggap semacam mikroba
yang hidup di dalam sel. Pada tahun 1882 Fleming memberi nama Fila.
Pada tahun 1890 Altman memberi nama Biobblas. Sedangkan C. Banda
(1898) menyebutnya organel sel yang dinamakan mitokondria. Bensley
dan Hoerz (1934) pertama-tama mengisolasi organel ini hasilnya terdiri
dari butiran-butiran bentuk batang pendek, benang, mudah larut dalam
alkohol dan asam asetat. Clause (1943) meneliti mitokondria yang terdiri
dari satu juta mol protein, 25 % lipid dan 10 % ARN serta banyak enzim
oksidase dan menduga organel ini berfungsi dalam penggunaan energi
dan oksidasi lemak. Clause (1948) berpendapat bahwa mitokondria
merupakan mesin pembangkit energi dalam sel. Tahun 1948 Hogeboom
melihat mitokondria sebagai tempat atau lokasi respirasi sel dan Noss
(1963) membuktikan bahwa mitokondria terdapat ADN. Polade &
Sjortrand (1956) menyodorkan pewarnaan dengan Osmium tetraoksida
yang memperlihatkan bahwa organel ini diselaputi 2 membran masing-
masing tebal 6-7 mikron dan diantaranya ada ruang intermembran
dengan lebar antara 6-8 mikron. Membran dalam mempunyai pelipatan
ke dalam rongga atau matrik, pelipatan tersebut dinamakan Kista.
1. Morfologi
Mitokondria dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Ukurannya kira-kira panjang 3 mikron dan lebar 0,5 – 1,0 mikron yang
84
ditemukan pada sel ginjal, hati dan pankreas. Pada jaringan lain
ditemukan ukuran dan bentuk mitokondria yang bervariasi.
Letak mitokondria tidak tetap atau tidak teratur dan ada juga
dengan pola tertentu. Misalnya pada sel otot lurik, letaknya tersusun di
antara serabut-serabut kontraktil otot. Pada spermatozoa letaknya
tersusun pada bagian ekor spermatozoa.
Jumlah dapat bervariasi pada tiap-tiap jenis selnya atau
kebutuhannya. Misalnya pada flagellata (Chromulina) ada satu
mitokondria tiap selnya. Pada telur landak laut dan amuba lebih dari
500.000 mitokondria. Pada sel yang sedang aktif mengadakan
pembelahan (sel yang umurnya muda) lebih banyak jumlahnya.
2. Struktur Ultra
Mitokondria mempunyai dua lapis membran (membran rangkap)
dan mempunyai persamaan dengan sistem membran yang lain. Membran
yang pertama yaitu membran luar yang berbatasan dengan sitosol dan
membran luar yang berbatasan dengan matrik. Antara membran luar dan
membran dalam terdapat ruang yang dinamakan intermembran.
Membran dalam membentuk lipatan-lipatan yang dinamakan krista,
dengan maksud untuk memperluas permukaan. Disebelah dalam
membran dalam berisi matrik dan kelihatan partikel-partikel berupa
granula, ribosoma, dan poliribosoma dan benang-benang ADN. Struktur
mitokondria dapat dilihat pada Gambar 37.
Kebanyakan krista mitokondria berbentuk lamelar (lembaran) atau
tubular (lempeng). Krista berbentuk lamelar biasanya terdapat pada sel
pankreas, sel hati, sel otot terbang serangga. Sedangkan krista tubular
terdapat pada hampir semua protozoa, berbagai sel mamalia.
Fernandes Moran (1962) melepaskan membran dalam serta krista
dan menemukan struktur bulat seperti butiran yang disebut sub unit
membran dalam. Wringglesworth (1970) sub unit membran dalam ini
terdapat diseluruh permukaan krista.
85
UT 4.4 &
Issoegiyanti : 158
3. Komposisi Kimia
Mitokondria terdiri dari protein baik dalam bentuk protein
struktural atau enzimatik yang terdapat pada membran dalam. Protein
membran dalam mitokondria berisi 60 % dari seluruh protein mitokondria.
Protein pada mitokondria ada dua bentuk yaitu protein yang larut dan
protein yang tidak larut. Protein yang larut sebagian besar dari enzim
pada matrik dan protein periferal (ekstrinsik) menbran. Protein yang tidak
larut yaitu protein integral dari membran.
86
5. Fungsi Mitokondria
a. Metabolisme karbohidrat dan lemak (respirasi) termasuk fase-
fase penghasil tenaga (ATP).
Glukosa dipecah menjadi asam piruvat terjadi pada sitosol, lemak
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Perubahan asam piruvat dan
asam lamak menjadi asetil-KOA terjadi di luar mitokondria (sitosol)
ataupun terjadi di dalam matrik. Asetil-KOA – CO2, H2O & ATP di
mitokondria.
b. Sintesis lemak dan hormon steroid
Sintesis lemak dan steroid mitokondria bekerjasama dengan
retikulum endoplasmik agranuler. Steroid dapat dibuat dari kolesterol.
Kolesterol diubah menjadi pregnolon kemudian progesteron. Progesteron
dapat diubah menjadi testoteron atau estrogen serta kortikosteron.
87
FAD dan NAD (Gambar 39). Energi ATP yang dihasilkan untuk 1 mol
piruvat terbentuk 1 NADH atau 3 ATP (2 asam piruvat = 6 ATP).
Glukosa
ATP Heksokinase/Glukokinase
ADP Mg2+
Glukosa-6-fosfat
Phosphoglukoisomerase
Fruktosa-6-fosfat
ATP Phosphofruktokinase
ADP
Fruktosa-1,6-di fosfat
Aldolase
pospotriose isomerase
Dihidroksiaseton Pospat Gliseroldehid-3-fosfat
Pi
Gliseraldehid-3-phosphat
NAD+ dehidrogenase
NADH
1,3 diphosphogliserat
2 Phosphogliserat
enolase
H2O
Phosphoenol Piruvat
ADP Piruvat kinase
ATP Mg2+
Asam Piruvat
gliserol-3-P dan masuk glikolisis dan daur Krebs. Asam lemak dioksidasi
menjadi asetil-KOA yang kemudian masuk siklus Krebs.
Protein dapat dipecah menjadi asam amino, asam amino dapat
diubah menjadi asam ketoglutanat dan oksaloasetat dan kedua asam
itu dapat masuk daur krebs.
Oksidasi Karbohidrat selain dengan glikolisis dan siklus Krebs
masih ada jalur yang lain seperti :
Jalur glikogenesis dan glikogenolisis
Jalur asam glukoronat
Jalur HMP-Shunt Chexose Mono Phosphat Shunt – Jalur glukonat
Jalur glukoneogenesis.
7. Respirasi Anaerob/Fermentasi
Apabila di dalam sitoplasma/protoplasma tidak terdapat oksigen
maka untuk memperoleh energi walaupun sedikit melalui respirasi
anaerob/fermentasi (Gambar 42)
Sel-sel otak tidak dapat hidup lama tanpa oksigen, karena energi
yang dihasilkan pada proses fosforilasi menurun akibatnya tidak dapat
mempertahankan kehidupannya. Beberapa sel lebih toleran terhadap
kekurangan oksigen karena dapat membentuk ATP secara anaerob
melalui fermentasi. Jenis-jenis invertebrata tertentu dan mikroorganisme
dapat hidup tanpa adanya oksigen.
94
B. KLOROPLAS
Kloroplas pada umumnya terdapat pada eukariot walaupun pada
bakteri fotosintesis mempunyai kloroplas. Kloroplas dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya, panjang antara 5-10 mikron, bentuk lonjong dan
sebagian sisinya datar atau cekung. Kloroplas pada spirogyra berupa pita,
pleurocaceus seperti cakram, pada Chlamydemeus seperti mangkuk,
Cladophora seperti jala dan pada Zygeuma seperti bintang.
Dengan mikroskop cahaya kloroplas terlihat gelap-terang, bagian
yang gelap dinamakan Grana dan bagian yang terang dinamakan Stroma.
1. Struktur Netra
Kloroplas mempunyai membran rangkap, yaitu membran luar dan
dalam dengan ruang antar membran. Membran dalam berhubungan
dengan kompleks membran di bagian dalam kloroplas. Kompleks
membran dalam tersebut berbentuk kantung pipih yang disebut Tilakoid.
Ruang tilakoid dinamakan Lokulus. Tumpukan tilakoid-tilakoid dinamakan
Granum (jamak Grana). Selaput antar granum satu dengan yang lain atau
dalam satu granum dinamakan Fret. Tilakoid yang melebar/memanjang
ke dalam stroma dinamakan Tilakoid Stroma dan masing-masing tilakoid
disebut Tilakoid Granum. (Gambar 44)
ADP dan NADP dapat tinggal di dalam stroma, sedangkan ATP
dan NADPH dibentuk pada permukaan bebas antara tilakoid dan stroma.
Suatu bentuk tenaga dapat diberikan ke ruangan intra tilakoid selama
terjadinya reaksi cahaya, kemudian berdifusi melalui saluran fret
menyebabkan gradien konsentrasi proton antara stroma dengan ruang
internal. Hal ini dapat menyebabkan berlangsungnya fosforilasi.
96
3. Jalur Fotofosforilasi
Pembnetukan ATP dalam fotosintesis dinamakan fotofosforilasi,
serupa fosforilasi oksidatif pada mitokondria. Proses pembentukan ATP
melibatkan transfer ion hidrogen, transpor elektron dalam senyawa-
senyawa NADPH dan sitokrom. Perbedaannya adalah sumber energi
pada fotosintesis adalah cahaya dan CO2 serta air digunakan dalam
proses untuk menghasilkan O2 dan karbohidrat.
Reaksi dalam fotosintesis dipengaruhi oleh cahaya disebut reaksi
terang dan terjadi pada tilakoid. Reaksi dengan adanya cahaya terjadi
fotolisis air dan fase gelap terjadi fiksasi CO2.
Aliran elektron pada reaksi terang dapat digambarkan sebuah
skema berbentuk huruf Z. (gambar 46). Pada reaksi ini aliran elektron
yang berasal dari air berakhir pada koenzim yang direduksi (NADPH).
Reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut :
cahaya 1
H2O + A AH2 + 2 O2
koroplas
cahaya
6CO2 + 12H2O (C6H12O6)11 +6O2+6H2O
kloroplas
99
4. DNA Kloroplas
Kloroplas mempunyai ADN pada stroma. Dengan genon tersebut
maka disintesis sejumlah protein kloroplas yang spesifik dan ribosom juga
terdapat pada stroma . Kloroplas memperbanyak diri dengan cara
replikasi. DNA kloroplas bentuknya sirkuler dan terdapat kopi (multiple
copies) dalam satu kloroplas. ADN kloroplas memberikan informasi
genetik untuk pembentukan r RNA, t RNA dan pembentukan protein
struktural.
Kloroplas pada saat replikasi dan differensiasi dipengaruhi ADN inti
dan AND kloroplas. Selain itu replikasinya dipengaruhi cahaya, suhu,
regulator pertumbuhan dan mineral.
Daftar Pustaka :
1. Thorpe, N.O, 1989 . Cell Biology. John Willey & Sons : New York.
2. Raven. P.H., R.F. Evert, and SC. Eichern, 1986. Biology of Plants
Worth. Publishing MC : New York.
3. Verma, P.S. and V.K. Agraval. 1981. Cell Biology Genetic and Ecology.
New Delhi Chand and Company. Ltd.
4. Sheeler. P. Cell Biology, Structure, Biochemistry and Function,
New York, Brisbane, Toronto, John Willey & Sons.
101
A. NUKLEUS
3. Kromatin
Kromatin yaitu benang-benang halus yang mengikat zat warna di
dalam nukleoplasma. Kromatin tampak jelas pada saat interfase dan pada
saat fase propase benang-benang memendek dan menebal membentuk
kromosom. Pada saat interfase kromatin dapat dibedakan menjadi
heterokromatin dan eukromatin. Heterokromatin adalah daerah kromatin
105
yang gelap, padat dan relatif mudah mengikat zat-zat warna. Daerah
heterokromatin mengandung ADN yang sedang non-aktif (dormant).
Eukromatin yaitu daerah kromatin yang terang, menarik zat warna dan
mengandung gen-gen yang sedang aktif (DNA yang aktif)
B. KROMOSOM
Benang-benang kromatin merapat dan memadat menjadi pendek
dan tebal disebut kromosom. W. Waldeyer (1836-1921) memperkenalkan
istilah kromosom (Kroma = warna dan Soma = badan/benda). Pada tahun
1942 Karl Nigeli melihat benda serupa tongkat kecil dalam nukleus sel
tumbuhan.
Walter S. Suton (1878-1916 ; Amerika) mengetahui perubahan-
perubahan yang berlangsung pada kromosom (tingkah laku kromosom)
dan pemindahan gen.Pada tahun 1902 merumuskan bahwa faktor-faktor
yang diwariskan kepada keturunannya terdapat dalam kromosom.
Thomas Hunt Morgan (1922) dan Herivan Muller menemukan faktor-
faktor genetik pada Drosophilla melanogaster dari masing-masing
kromosomnya.
Kromosom adalah …..sel yang mempunyai struktur, individualitas
dan fungsi khusus. Fungsi kromosom adalah pembawa gen (DNA) yang
merupakan pengatur struktur dan fungsi di dalam sel setiap mahluk hidup.
Bahan genetik kromosom terdiri dari dua daerah yaitu kepala dan
lengan. Kepala (sentromer, kinektor) pada umumnya hanya 1 tiap
kromosom dan lengan ada 2. Lengan ada yang sama panjang, ada yang
satu pendek dan ada pula yang satu pendek sekali. Tipe kromosom
dapat dilihat pada gambar 48.
Berdasarkan letak sentromernya kromosom dapat dibedakan
menjadi empat tipe, yaitu :
1. Kromosom telosentrik, bentuk seperti tongkat dan sentromer pada
ujung proksimal.
106
46
48
78
38
64
36
Lalat buah 8
Tembakau 48
24
16
C. PEMBELAHAN SEL
Salah satu ciri mahluk hidup yaitu mempunyai kemampuan
berkembangbiak. Pembelahan adalah suatu cara sel memperbanyak diri.
Pembelahan dapat bertujuan untuk pembiakan dan untuk tumbuh.
Tumbuh sendiri menempuh dua proses, yaitu pembelahan dan
diferensiasi.
1. Siklus sel
Siklus sel merupakan serangkaian proses yang berlangsung sejak
pembentukannya sampai mulai membelah. Siklus sel terdiri dua fase,
yaitu interfase dan fase pembelahan. Pada sel eukariot pembelahan sel
ada 2 macam, yaitu mitosis dan meiosis.
Pembelahan mitosis, yaitu proses yang menghasilkan dua sel
anakan yang identik dan mempertahankan kromosom sel anak tetap satu
dengan sel induk. Mitosis dapat berfungsi untuk mengadakan
pertumbuhan (mengganti sel-sel yang rusak/mati) Mitosis terjadi pada sel-
108
sel yang muda misalnya pada sel ujung akar, batang dan sel-sel muda
pada perkembangan embrio.
Pembelahan meiosis, yaitu proses yang mereduksi jumlah
kromosom menjadi separuh dari induknya (in). Terjadi pada proses
pembentukan gamet, yaitu gamet jantan (n) dan gamet betina (n), setelah
terjadi pembuahan akan menjadi diploid (2n). Meiosis merupakan
pembelahan yang hanya terjadi pada organisme yang berkembangbiak
secara seksual.
a). Mitosis
Fase yang terdapat pada mitosis, yaitu interfase/tahap persiapan
dan mitosis/tahap pembelahan. Fase persiapan lebih lama daripada fase
pembelahan itu sendiri, misalnya pada sel mamalia yang dikulturkan
dengan selang waktu pembelahan setiap 16 jam. Hal ini menunjukkan
bahwa interfasenya 15 jam dan pembelahannya 1 jam.
a) Periode Interfase
Periode ini dinamakan periode istirahat atau periode antara dua
pembelahan. Periode ini tidak terjadi pembelahan sitoplasma maupun
kromosom, tetapi pada inti dan sitoplasma terjadi peningkatan aktivitas
metabolisme akibatnya volume inti dan sitoplasma bertambah. Periode
interfase dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase G 1, fase S dan fase G2
(gambar 49)
- Fase G1 (Gab) yaitu periode yang sedang aktif mensintesis ARN
(transkripsi) dan sintesis protein (translasi). Hal ini untuk
membentuk protoplasma baru yang dipergunakan sel anak
setelah terjadi pembelahan. Selain bahan genetis, bahan
sitoplasma dan organel dibikin rangkap. Dengan adanya proses
transkripsi dan translasi maupun sintesis bahan protoplasma
menyebabkan inti dan sitoplasma membesar. Waktu G1 dapat
mencapai 30 – 40% dari seluruh waktu siklus.
109
Profase
- Kromosom mulai tampak, karena pilinan ADN kromatin makin
rapat, pendek dan menebal.
- Kromosom membelah memanjang membentuk dua kromatid
(terlihat dua sister kromatid) yang dihubungkan oleh sentromer.
- Nukleolus mengecil dan akhirnya hilang/hancur.
- Selaput inti hancur/hilang.
110
Metafase
- Benang-benang gelendong menjadi jelas pada awal permulaan
metafase, seperti kumparan yang terdiri dari serabut protein
halus terbuat dari mikrotubula yang sangat kecil.
- Kromosom bergerak ke bidang equator (bidang khayal yang
terletak di tengah badan sel), membagi dua sama besar antara
dua kutub.
- Sentromer melekat pada benang gelendong.
- Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi
kromosom tunggal.
- Nukleolus menghilang.
Anafase
- Sentromer tiap kromosom membelah menjadi dua dan kromatid
dari satu kromosom berpisah.
- Tiap-tiap kromatid pergi ke kutub yang berseberangan (kutub
yang berlawanan).
- Terjadi penyebaran kromosom dan ADN yang seragam di dalam
sel.
- Akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang equator.
Telofase
- Membran inti terbentuk mengelilingi inti.
- Benang-benang gelendong menghilang.
- Nukleolus terbentuk lagi.
- Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel
anak.
111
b). Meiosis
Meiosis adalah pembelahan reduksi yang hanya terjadi pada
organisme yang berkembangbiak secara seksual (terjadi pada
gametogenesis). Sel induk yang diploid (2n) pada akhir pembelahan
menjadi sel anak yang haploid (n). Meiosis terdiri dari meiosis I dan
meiosis II, dengan masing-masing memiliki 4 tahap yaitu, profase,
metafase, anafase, dan telofase. Seperti pada mitosis, meiosis juga
didahului periode sintesis (S), yaitu waktu yang digunakan untuk sintesis
ADN.
Meiosis I
- Protease I : Profase pada meiosis lebih lama dari pada profase
mitosis dan dibagi menjadi 5 tahap. Leptonema (leptoten).
(Lepto = kecil, nema = benang).
- Ukuran nukleus bertambah besar.
- Kromosom kelihatan seperti benang yang panjang dan halus
dan tidak berpasangan dan merenggang.
- Nukleolus dan selaput inti masih ada.
- Filamen protein terbentuk dan melekat pada sentromer.
Metafase I :
- Pembentukan serat gelendong dan benang melekat pada
sentromer.
114
Anafase I :
- Pemisahan kromosom homolog selesai, kemudian
bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
- Sentromer belum membelah sehingga dua kromatid masih
bertaut.
Telofase I :
- Kromosom menjadi halus dan sentromer belum membelah.
- Pada beberapa organisme tidak membentuk membran
nukleus anak dan meiosis langsung ke tahap meiosis II
(tanpa interkinesis) dengan ditandai kromosom menjadi
halus. Pada organisme yang lain ada interkinesis dalam
waktu singkat dan membentuk membran nukleus anak dan
kromosom bertambah panjang.
- Tidak berlangsung sintesis AND tetapi sintesis protein
dapat berlangsung terus.
- Terjadi cytokinesis sehingga terbentuk 2 sel anak.
Meiosis II
Profase II :
- Kromatin berubah menajdi kromosom haploid (n) pendek
dan tebal. Tiap-tiap kromosom terdiri dari 2 kromatid.
- Selaput inti hilang, nukleolus hilang dan sentriol berpisah
menjadi dua.
- Kromosom menyebar dikedua kutub yang berseberangan.
115
Metafase II :
- Kromosom menempati pada bidang equator, menggantung
pada serat gelendong lewat sentromer.
- Kromosom kelihatan seperti dua kromatid dan menyebar
ke arah kutub.
- Sentromer melekat pada benang-benang gelendong dan
mulai membelah.
Anafase II :
- Kromatid memisah dan sentromer membelah dan masing-
masing tertarik pada kutub yang berlawanan.
Telofase II :
- Tahap 4 sel (pembentukan teleoid).
- Selaput inti terbentuk mengelilingi 4 hasil pembelahan.
- Kromosom anak menjadi halus berubah menjadi kromatin.
- Serat gelendong hilang dan nukleolus muncul.
- Terjadi modifikasi sel lebih lanjut untuk menghasilkan
gamet.
Meiosis secara lengkap dapat dilihat pada gambar …..dan
perbedaan antara mitosis dengan meiosis dapat dilihat pada tabel …..
Tabel perbedaan Mitosis dan Meiosis
Mitosis Meiosis
1.Berlangsung pada sel-sel 1.Berlangsung pada sel-sel gamet
somatis, baik haploid (n) atau (sel generatif) yang diploid (2n)
diploid (2n)
2.Pembelahan nukleus dan 2.Pembelahan nukleus dan
sitoplasma berlangsung 1 kali. sitoplasma berlangsung 2 kali
berturut-turut.
3.Kromosom homolog biasanya 3.Kromosom homolog membentuk
tidak membentuk kiasma (terjadi kiasma dan terjadi pindah silang
pindah silang). materi genetik.
4.Satu kali daur dari satu sel 4.Tiap daur satu sel dihasilkan
dihasilkan dua sel anak. empat sel anak.
5.Jumlah kromosom sel anak 5.Jumlah kromosom sel anak
sama dengan jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom
sel induk. sel induk.
116
GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah suatu proses untuk menghasilkan gamet
matang sehingga mampu membuahi. Gametogenesis dapat dibagi
menjadi dua, yaitu pembentukan spermatozoa dari spermatogonia
(spermatogenesis) dan pembentukan ovum (sel telur) dari oogonia
(oogenesis).
Genetika Tumbuhan
Hal. 10 - 16
Gambar Meiosis
SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah pembentukan spermatozoa di dalam
tubulus seminiferus yang terdapat di dalam testis. Sel yang mengalami
proses meiosis adalah spermatosit hasil diferensiasi spermatogonium.
Pada meiosis I spermatosit primer (2n) menghasilkan dua buah
spermatosit sekunder (n). Pada meiosis II setiap spermatosit sekunder
menghasilkan spermatida, kemudian mengalami metamorfosis menjadi
117
OOGENESIS
Oogenesis yaitu pembentukan sel telur (ovum). Pada oogenesis
terjadi pembelahan inti dan diikuti sitokinesis yang tidak sama, sehingga
sebuah sel yang diploid menghasilkan sebuah sel telur yang besar dan 3
buah polosit (kecil-kecil).
Oogenesis terjadi di dalam ovarium yang dimulai dari pembelahan
oogenium sehingga lebih banyak. Tiap-tiap oogenium berdiferensiasi
menjadi oosit primer. ADN mengadakan rreplikasi dan oosit primer
masuk profase I sampai terbentuk tetrad.
Meiosis I kromosom terpisah dan selama sitokinesis tidak terjadi
dua bagian yang sama. Satu nukleus dengan sitoplasma dikeluarkan dan
membentuk polosit primer. Sedangkan polosit lain mendapatkan bagian
sitoplasma yang jauh lebih banyak menjadi oosit sekunder.
Meiosis II oosit sekunder membentuk dua sel anak yang tidak
sama besar, yaitu satu polosit sekunder (kecil) dan sebuah sel telur
(besar).
(Gambar ……)
Daftar Pustaka
A. ASAM NUKLEAT
Abad ke 20 Albretcht Kossel menemukan asam nukleat
mengandung karbohidrat, asam dan basa. Oleh Paul Fisher bahwa basa
yang terdapat pada asam nukleat merupakan turunan dari pirimidin dan
purin. Sedangkan Lavene (Rusia0 mengidentifikasi bahwa KH (gula) yang
terdapat dalam asam nukleat adalah ribosa dan deoksiribosa. Selain itu
Lavene juga berpendapat bahwa pospor yang terdapat dalam asam
nukleat adalah gugusan pospat yang berfungsi mengikat molekul gula
dan molekul pirimidin atau purin secara kovalen.
Asam nukleat terdiri dari tiga komponen, yaitu basa nitrogen, gula
pentosa dan gugusan pospat. Basa nitrogen merupakan derivat molekul
pirimidin dan molekul purin yang strukturnya lingkar. Gula pentosa berupa
ribosa atau deoksiribosa. Gugusan pospat yaitu mengikat mol basa
nitrogen dengan gula pentosa.
Basa pirimidin ada tiga jenis, yaitu sitosin, timin dan urasil.
Sedangkan basa purin ada dua jenis, yaitu adenin dan guanin.
(Gambar…..). Gula pentosa ada dua yaitu ribosa dan deoksiribosa
dengan perbedaan pada ribosa ada kelebihan 1 atom oksigen (O).
(Gambar .…). Gugusan pospat pada asam nukleat bersifat asam karena
melepas ion H+ sehingga dalam keadaan ion negatif. Persenyawaan gula
pentosa dengan basa purin atau pirimidin disebut nukleosida (gambar
….). Derivat pirimidin diberi nama dengan akhiran –idin, sedangkan
derivat purin diberi akhiran –osin dengan diberi awalan –deoksi (tabel …)
Persenyawaan gula pentosa, basa pirimidin/purin dan asam pospat
disebut nukleotida dengan diberi nama akhiran –ilat dan awalan doksi
(tabel ….)
119
Tabel : Nukleosida
Jenis Basa Gula Ribosa Gula Deoksiribosa
Nitrogen
Pirimidin
Timin Timidin Deoksitimidin
Sitosin Sitidin Deoksisitidin
Purin
Adenin Adenosin Deoksiad
enosin
Guani Guanosin Deoksiguano
sin
Tabel : Nukleotida
Jenis Basa Gula Ribosa Gula Deoksiribosa
Nitrogen
Pirimidin
Timin Timidilat Deoksi Timidilat
Sitosin Sitidilat Deoksi Sitidilat
Urasil Uridilat
Purin
Adenin Adenilat Deoksi Adenilat
Guanin Guanilat Deoksi Guanilat
Struktur DNA
James Watson dan Francis Cricle (1953) mengusulkan struktur
DNA adalah suatu heliks ganda (heliks kembar/double helix). Erwin
Chorgat (1949-1953) memisahkan basa-basa DNA berbagai organisme
dan memberikan kesimpulan :
1. Dalam setiap molekul DNA jumlah Adenin (A) sama dengan
jumlah Timin (T) dan jumlah Guanin (G) selalu sama dengan
jumlah Sitosin (S).
2. Jumlah purin selalu sama dengan jumlah oirimidin (A+G =
T+S).
3. Perbandingan A+T dengan G-S (AT : GS) pada tiap sel tubuh
organisme yang berlainan spesies sangat bervariasi.
Pada tahun 1953 Rosalin Franklin dan Maurice Wilkins dengan
sinar X pada pengamatan serat DNA menunjukkan struktur DNA berupa
helix. Oleh Watson – Crick struktur DNA diusulkan :
1. Setiap molekul DNA terdiri dari dua rantai poli nukleotida
(heliks ganda) yang mengelilingi sumbu pusat seperti lilitan.
Lilitan tersebut bersifat plektonik yang artinya hanya dapat
dipisahkan sempurna dengan cara menguraikan (unwinding)
lilitannya.
2. Kedua utas DNA bersifat anti paralel, artinya kedua utas DNA
mempunyai ikatan ester pospat pada atom C nomor (5 1) dan
atom C nomor (31) dengan arah yan berlawanan.
121
Transkripsi balik
Replikasi DNA
Replikasi ada dua, yaitu pertama : penguraian heliks ganda
menjadi utasan tunggal dan membentuk percabangan replikasi, kedua :
sintesis rantai baru dengan menggunakan utasan tunggal sebagai model
yang sekaligus menjadikan utasan tunggal tersebut menjadi heliks ganda.
Berdasarkan antiparalel dari utaas heliks ganda DNA, maka pada
percabangan replikasi ada cabang yang berbeda ujungnya, yaitu 3 1 OH
dan ujung 51 P. Sintesis DNA dari ujung 5 1 P ke ujung 31 OH, sehingga
pada percabangan replikasi akan terdapat dua pola sintesis DNA baru,
yaitu pada cabang ujung 3 1 OH dari bagian ujung ke arah pangkal
percabangan, sedangkan cabang 5 1 P pada pangkal percabangan
bergerak ke arah ujung (gambar ……).
Cabang yang berujung 3 1 OH disebut cabang “leading” sedangkan
ujung 51 P disebut cabang “lagging”. Pada utas lagging sintesis berjalan
secara diskontinue dan akan ditemukan berbagai fragmen yang disebut
fragmen Okazaki sesuai dengan nama penemunya Reiji Okazaki (1969).
Pentingnya Renaturasi ADN Mol dalam Biologi Molekuler :
Banyaknya molekul ADN (Genom) memerlukan renaturasi yang lebih
lama daripada yang sedikit genom. Misal pada anak sapi lebih banyak
daripada E.Coli. Rantai ADN tunggal dapat membentuk hibrid dengan
rantai ADN untuk yang berasal dari spesies lain (makin dekat
kekerabatannya makin banyak persamaan mol ADNnya dan
kemungkinan hibridnya lebih banyak). Rantai ADN tunggal dapat
membentuk hibrid dengan rantai ARN yang nukleotidanya bersifat
komplementer, misalnya Adenin (A) pada mol ADN dihubungkan dengan
Urasil (U) pada mol ARN dengan ikatan hidrogen.
125
DNA girase
Helikase
Protein SSB
DNA polimerase
DNA polimerase
Fragmen
Okazaki
B. RIBOSOM
Ribosom merupakan struktur multi molekul (organel tak
bermembran) yang berfungsi sebagai tempat untuk sintesis protein.
Ukuran ribosom dengan garis tengah 150-200 A o.
Ribosom terdapat pada sel prokariot dan sel eukariotik. Pada sel
prokariotik, ribosom terdapat bebas didalam sitoplasma, sedangkan pada
sel eukariotik terdapat pada sitosol, matrik mitokondria, stroma kloroplas
dan menempel pada permukaan selaput Retikulum Endoplasma (RE). RE
dan ribosom membentuk REG atau ergastoplasma, serta sering
membentuk polisom.
127
dari 34 protein dan 3120 nukleotida, sedangkan sub unit 30S berat
molekul 1.000.000, rRNA 16 S, 1500 nukleotida dan 21 protein.
Ribosom 80S terdapat pada sel eukariot, terdiri dari dua sub unit
yaitu sub unit 60S dan sub unit 40S. Sub unit 60S dengan berat molekul
3.000.000, mempunyai 3 tipe rRNA, yaitu rRNA 28S dan rRNA 5S. Sub
unit 60S terdiri dari 45 protein dan 5180 nukleotida. Sedangkan sub unit
40S (berat molekul 1.500.000), tipe rRNA 18S, 2000 nukleotida, dan 33
protein. (Tabel……)
Tabel Komposisi Ribosom Prokariota dan Eukariota
Jenis/Faktor Prokariot Eukariot
Ribosom pengendapan
- Koefisien sedimentasi 70S 80S
- Berat molekul 2.800.000 dalton 4.500.000 dalton
- Sub unit 2 2
Sub unit besar
- Koefisien 50S 60S
pengendapan 1.800.000 dalton
- Berat molekul 23S= 3000 nukleotida 28S= 5000 nukleotida
- Ukuran molekul rRNA
5S= 120 nukleotida 5S= 160 nukleotida
31 - 34 45 – 49
- Jumlah protein
Sub unit kecil
- Koefisien 30S 40S
pengendapan 1.000.000 dalton 1.500.000 dalton
- Berat molekul 16S= 21 nukleotida 18S= 2000 nukleotida
- Ukuran molekul rRNA 21 33
- Jumlah protein
Fungsi Ribosom
Ribosom merupakan organel yang memegang peranan penting
dalam proses sintesis protein. Didalam sintesis protein, ribosom dibantu
mRNA, tRNA, rRNA, dan faktor-faktor protein.
C. SINTESIS PROTEIN
Sintesis protein merupakan suatu proses yang kompleks termasuk
didalamnya proses penerjemahan kodon-kodon pada mRNA menjadi
130
Tabel …..
Kodon Asam Amino dalam Molekul ARN-duta (mRNA)
NUKLEOTIDA KEDUA
U S* A G
N UGU Cys
U
K UGA Stop
L USG UGG Trp
E
O
T
I
D
A
PER-
131
Keterangan :
Ala : Alanin Ileu : Isoleusin
Arg : Arginin Leu : Leusin
Asn : Asparagin Lys : Lysin
Asp : Asam asportat Met : Metionin
Cys : Cystein Phe : Fenil alanin
Gln : Glutamin Pro : Protein
Glu : Asam glutamat Ser : Serin
Gly : Glycin Thr : Treonin
Tyr : Tyrosin Trp : Triptofan
His : Histidin Val : Valin
1. mRNA (ARN, d)
mRNA pada sel eukariotik hanya mengandung sebuah kodon
permulaan (AUG) sehingga dinamakan monosistronik. Pada sel
prokariotik semua jenis ARN ditranskripsikan dengan bantuan enzim yang
sama, yaitu RNA-polimerase. MRNA pada bakteri sering mengandung
kodon-kodon untuk menyusun beberapa rantai polipeptida sehingga
ukuran molekulnya cukup panjang (Gambar…)
RNA tersebut dinamakan polisistronik, yang pada kodon
permukaan terdapat beberapa kodon (AUG).
2. tRNA (ARN-t)
RNA penerjemahan atau tRNA adalah satu jenis RNA yang
mempunyai fungsi menerjemahkan sandi-sandi genetik yang berupa
rangkaian kodon mRNA menjadi rangkaian asam amino. TRNA juga
berfungsi sebagai RNA primer proses transkripsi balik (pembentukan DNA
dengan menggunakan RNA sebagai model cetakan) dalam pembiakan
retrovirus.
Struktur tRNA :
a. Bentuk umum seperti daun semanggi
b. Urutan basa terminal yang sama, yaitu basa 5 1 – SSA – 31 dari
nukleotida tRNA yang bersangkutan. Asam amino menempel pada
basa A (Adenin) yang terletak paling ujung.
c. Mempunyai bagian yang melengkung yang disebut lengan T.
Pada lengan ini terdapat tujuh basa yang tidak berpasangan
termasuk pseudouridin ( ) pada urutan TSG.
d. Mempunyai bagan yang disebut lengan dihidrouridin (DHU) yang
mengandung 8-12 basa yang tidak berpasangan.
133
kodon yang berdampingan mulai dari kodon awal (AUG pertama hingga
ujung 51) sampai pada salah satu kodon akhir (UAA, UAG, atau UGA).
Tahapan sintesis polipeptida adalah (1) Pembentukan aminoasil-
tRNA, (2) Inisiasi atau pengenalan kodon awal, (3) Perpanjangan rantai
polipeptida, dan (4) Penutupan sintesis polipeptida pada kodon akhir.
Inisiasi sintesis polipeptida meliputi tiga tahap, yaitu : (1)
Penempelan sub unit ribosom kecil pada tRNA inisiator, (2) Penempelan
mRNA pada kompleks sub unit kecil ribosom dengan tRNA inisiator, (3)
Sub unit besar ribosom dengan sub unit kecil ribosom-tRNA-mRNA,
membentuk ribosom sempurna yang siap membaca kodon-kodon mRNA.
Proses inisiasi protein pada E.Coli dibantu oleh tiga protein IF1, IF2
dan IF3 (IF merupakan singkatan Initiation Factor). Ketiga faktor protein
tersebut didalam sitoplasma menempel pada sekelompok sub unit kecil
ribosom yang menunggu proses inisiasi. IF3 berperan memisahkan sub
unit kecil dan sub unit besar setelah selesai translasi pada periode
sebelumnya. IF1 dan IF2 berfungsi mendorong penempelan aminoasil-
tRNA inisiator (f Met-tRNA fmet) dan mRNA kepada sub unit 30S ribosom.
Sel eukariot mengandung faktor inisiasi yang lebih kompleks
dibanding prokariot. Dikenal dua faktor inisiasi yaitu eIF2 yang
mempunyai fungsi sama dengan gabungan IF1, IF2 dan IF3 dan eIF3
yang mempunyai fungsi yang sama dengan IF3. Proses inisiasi dimulai
dari penempelan eIF2, GTP dan Met-tRNA-met pada sub unit ribosom
kecil (40S) sedangkan eIF3 sudah lebih dulu menempel pada sub unit
ribosom kecil, yaitu pada saat pemisahan kedua sub unit ribosom setelah
proses translasi periode sebelumnya. Sub unit kecil ribosom eukariot
akan menempel pada dekat ujung 51 dan bergerak sepanjang mRNA
mencari AUG pertama (kodon awal). Pada eukariot proses inisiasi ini
melibatkan hidrolisis ATP menjadi ADP dan P, hal ini tidak terjadi pada
prokariot.
Proses perpanjangan melibatkan sejumlah protein faktor EF
(Elongation Factor), enzim transferase peptidil, serta GTP. Pada akhir
135