Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, Volume 2, Nomor 1, Maret 2020

Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya


https://journal.unesa.ac.id/index.php/risetbiologi

Komunitas Bivalvia yang Berasosiasi dengan Kerang Lentera (Brachiopoda:


Lingulata) di Zona Intertidal Selat Madura

Bivalves Communities Associated with Lamp Shells (Brachiopoda: Lingulata)


from the Intertidal Zone of Madura Strait

Rakmawati1*, Reni Ambarwati2


1Program Magister Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
2Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Surabaya

Article History Abstrak


Received : 2 Maret 2020 Kerang lentera merupakan salah satu makrobentos penyusun ekosistem intertidal
Approved : 27 Maret 2020 berlumpur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunitas bivalvia yang
Published : 31 Maret 2020 yang berasosiasi dengan kerang lentera di zona intertidal Selat Madura. Sampling
dengan menggunakan metode simple random sampling pada lima lokasi yang telah
Kata Kunci: Bivalvia, ditentukan, yakni di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten
Brachiopoda, kerang lentera, Bangkalan, Kecamatan Kwanyar-Bangkalan, dan Kabupaten Pamekasan. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggali substrat pada area plot sedalam 5-10 cm. Hasil
Koreamya sp.
penelitian menunjukkan bahwa dijumpai 15 spesies anggota kelas Bivalvia yang memiliki
ko-eksistensi dan berasosiasi dengan kerang lentera (Brachiopoda) yang berasal dari
Keywords: Bivalvies; famili Arcidae, Veneridae, Solenidae, Cardiidae, Lucinidae, Lasaeidae, Laternulidae,
Brachiopoda, Lantern shells, Mactridae, dan Tellinidae. Koreamya sp. merupakan spesies yang berasosiasi
Koreamya sp. komensalisme dengan kerang lentera (Brachiopoda: Lingulata).

Abstract
Lamp shells can be associated life with Bivalves communities. This research aimed to identify and
describe the diversity of Bivalves associated with lamp shells. Sampling was conducted by using
the simple random sampling method in five predetermined locations, namely in Probolinggo
Regency, Situbondo Regency, Bangkalan Regency, Kwanyar-Bangkalan District, and Pamekasan
Regency. Sampling was done by digging the substrate in plot areas for 5-10 cm depth. The results
revealed that there were 15 species of bivalves found in the habitat of lamp shells and associated
with lamp shells (Brachiopoda). They belong to Arcidae, Veneridae, Solenidae, Cardiidae,
Lucinidae, Lasaeidae, Laternulidae, Mactridae, and Tellinidae. Koreamya sp. has commensalism
association with the lamp shells (Brachiopoda: Lingulata).

How to cite: Rakmawati & Ambarwati, R. (2020). Komunitas Bivalvia yang Berasosiasi dengan Kerang Lentera (Brachiopoda:
Lingulata) di Zona Intertidal Selat Madura. Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, 2 (1), 36-42.

*Corresponding Author: e-ISSN 2655-9927


Jln. Mulyorejo, Kampus C, Unair Surabaya Jawa Timur 60115
E-mail: watio294@gmail.com
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, 2(1), 36-42, Maret 2020| 37

PENDAHULUAN mencerminkan tingkat keragaman Bivalvia tersebut


Kerang lentera, atau juga dikenal dengan nama di dalam sebuah komunitas.
kerang lampu, tauge laut, kerang daun, maupun Menariknya, hanya anggota kelompok Bivalvia
tebalan (Ambarwati et al., 2019) merupakan anggota tertentu yang dapat berasosiasi atau memiliki
invertebrata purba yang termasuk dalam filum hubungan simbiosis (sebagian besar bersifat
Brachiopoda kelas Lingulata. Kerang lentera komensal) dengan kerang lentera (Goto et al., 2014).
merupakan salah satu dari sedikit invertebrata laut Asosiasi atau hubungan simbiotik yang terbentuk
yang memiliki catatan fosil terlengkap, yakni dari biasanya dengan hidup di tubuh kerang lentera atau
munculnya kerangka awal pada masa Cambrian di dalam liang kerang lentera, dan Bivalvia akan
hingga terjadinya distribusi secara sporadis di memanfaatkan kerang lentera yang merupakan
lautan modern (Koneva & Ushatinskaya, 2008); inangnya sebagai tempat berlindung dari predator
Skovsted et al., 2016). Secara filogeni, kerang lentera dan untuk mendapatkan keuntungan dari arus air
merupakan anggota kelompok Lophophorata yang kaya akan oksigen dan partikel organik yang
(Pechenik, 2010). Lophophore merupakan istilah diciptakan oleh kerang lentera (Goto et al., 2014).
untuk struktur organ esensial yang dimiliki oleh Pada penelitian sebelumnya, dilaporkan bahwa
kerang lentera yang merepresentasikan cara kerang Koreamya arcuata merupakan satu-satunya Bivalvia
lentera makan dengan menggunakan bantuan organ yang berasal dari superfamili Galeommatoidea yang
lophophore (Carlson, 2016; Samanta, Choudhury, diketahui berasosiasi atau memiliki hubungan
dan Chakraborty, 2014; Zhang et al., 2003). simbiotik dengan kerang lentera (Luetzen, 2009;
Kerang lentera merupakan nama lokal untuk Sato et al., 2011; Savazzi, 2001). Sementara itu,
anggota Filum Brachiopoda yang dijumpai masih penelitian mengenai keragaman anggota Bivalvia
hidup hingga saat ini. Bitner et al., (2012) dan secara keseluruhan yang berasosiasi atau memiliki
Samanta et al., (2014) memaparkan bahwa kerang ko-eksistensi dengan kerang lentera belum pernah
lentera dapat dijumpai meliang di bawah sedimen dilaporkan, terutama yang berasal dari Selat
atau substrat pada zona intertidal suatu perairan. Madura. Ambarwati et al., (2019) melaporkan
Berdasarkan tempat hidupnya, Samanta et al (2015) keberadaan tebalan atau lamp shells yang
memaparkan bahwa biasanya kerang lentera hidup dimanfaatkan oleh penduduk di pesisir Probolinggo
di substrat lempung berpasir. Mitra & Pattanayak yang terletak di Selat Madura.
(2013) melaporkan bahwa kerang lentera lebih Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
menyukai substrat berupa tanah lanau hitam yang dan mendeskripsikan keragaman Bivalvia yang
mengandung materi dekomposisi dan lumpur yang berasosiasi atau memiliki ko-eksistensi dengan
berpasir. Sementara itu, Goto et al (2014) kerang lentera yang berada di perairan Selat
menyatakan bahwa biasanya kerang lentera hidup Madura.
meliang di bawah substrat dan berko-eksistensi
dengan beberapa anggota filum lain, di antaranya BAHAN DAN METODE
ialah anggota filum Platyhelminthes, Arthropoda, Pengambilan sampel bivalvia yang berasosiasi
dan Mollusca, termasuk anggota filum Mollusca atau memiliki ko-eksistensi dengan kerang lentera
yang berasal dari kelas Bivalvia. dilakukan di lima lokasi yang telah ditentukan,
Adanya ko-ekistensi kerang lentera dengan yakni di perairan Kabupaten Probolinggo (Pantai
Bivalvia mengindikasikan bahwa terjadi asosiasi Mayangan, Bee Jay Bakau Resort, dengan koordinat
antara kerang lentera dengan anggota Bivalvia. 7º43’42.15” S 113º13’24.93” E), Kabupaten
Asosiasi merupakan hubungan timbal balik Situbondo (Pantai Bhoong, Kecamatan Besuki,
antarspesies di dalam suatu komunitas dan dapat dengan koordinat 7º43’36.00” S 113º41’00.74” E),
digunakan untuk menduga komposisi organisme Kabupaten Bangkalan (7º02’06.69” S 112º44’19.46”
dari suatu komunitas (Macfarlan et al., 2009). Selain E), Kecamatan Kwanyar-Bangkalan (7º18’60.53” S
itu, Macfarlan et al., (2009) juga menambahkan 112º92’11.05” E), dan Kabupaten Pamekasan
bahwa peristiwa asosiasi dalam suatu komunitas (7º09’07.59” S 113º34’57.37” E). Kelima lokasi
dapat menunjukkan tingkat keragaman dari tersebut merupakan habitat kerang lentera.
komunitas tersebut. Dengan demikian, keberadaan Sampling dilakukan pada saat pantai surut terjauh di
anggota Bivalvia yang hidup bersama dan kelima lokasi (Gambar 1).
berasosiasi dengan kerang lentera dapat
38 | Rakmawati & Ambarwati; Komunitas bivalvia yang berasosiasi dengan kerang lentera

Gambar 1. Peta lokasi sampling

Metode simple random sampling, yakni sampling HASIL DAN PEMBAHASAN


dilakukan dengan menggunakan metode plotting. Sebanyak lima lokasi berbeda dipilih sebagai
Sampel Bivalvia yang berasosiasi dengan kerang lokasi sampling pada penelitian ini, yakni di
lentera diperoleh dengan cara menggali substrat Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo,
(pada area plot yang merupakan habitat kerang Kabupaten Bangkalan, Kecamatan Kwanyar-
lentera) menggunakan sekop sedalam 5-10 cm. Bangkalan, dan Kabupaten Pamekasan. Pemilihan
Substrat yang merupakan habitat bivalvia dan kabupaten-kabupaten tersebut sebagai lokasi
kerang lentera juga diambil untuk dianalisis penelitian dikarenakan kelima lokasi tersebut
komposisinya berdasarkan ukuran partikelnya. memiliki komposisi partikel penyusun substrat yang
Metode simple random sampling, yakni sampling berbeda-beda (Tabel 1), sehingga kemungkinan
dilakukan dengan menggunakan metode plotting. keragaman komunitas Bivalvia yang berasosiasi
Sampel Bivalvia yang berasosiasi dengan kerang dengan kerang lentera juga berbeda. Hal tersebut
lentera diperoleh dengan cara menggali substrat sesuai dengan yang dipaparkan oleh Bloomfield &
(pada area plot yang merupakan habitat kerang Gillanders, (2005); Handayani, (2017); dan
lentera) menggunakan sekop sedalam 5-10 cm. Negelkerken et al., (2000), bahwa komposisi atau
Substrat yang merupakan habitat bivalvia dan partikel penyusun substrat akan menentukan
kerang lentera juga diambil untuk dianalisis struktur komunitas invertebrata (termasuk
komposisinya berdasarkan ukuran partikelnya. Bivalvia) yang mendiaminya.
Sampel Bivalvia yang diperoleh kemudian Bivalvia merupakan anggota filum Mollusca
diletakkan ke dalam nampan maupun plastik klip yang sebagian besar anggotanya hidup bersama dan
yang sudah diberi label. Setelah itu, sampel bivalvia berasosiasi dengan anggota filum lain, termasuk
dicuci bersih dengan air laut, kemudian diawetkan dengan anggota filum Brachiopoda. Berdasarkan
dengan menggunakan alkohol 70% dan diletakkan penelitian yang dilakukan di lima lokasi yang telah
dalam botol koleksi. Teknik identifikasi dan ditentukan, dijumpai sebanyak 15 spesies Bivalvia
deskripsi Bivalvia dilakukan berdasarkan ciri berasosiasi atau juga dijumpai berada di habitat
morfologi (bentuk dan pola dasar) cangkang yang yang sama dengan kerang lentera (Tabel 2).
mengacu pada Dharma (2005) dan Sato et al., (2011). Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa
Sementara itu, sampel substrat yang diperoleh anggota kelas Bivalvia yang paling banyak
dianalisis komposisi berdasarkan ukurannya untuk berasosiasi dengan kerang lentera (Brachiopoda)
menentukan persentase komposisi bahan atau ialah berasal dari kelas Veneridae, yakni sebanyak
partikel penyusun substrat tersebut. Data dianalisis enam spesies, antara lain ialah spesies Meretrix
secara deskriptif. meretrix, Callista chione, Dosinia fibula, Placamen
lamellatum, Marcia japonica., dan Meretrix sp. Hal
tersebut diduga dikarenakan spesies anggota famili
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, 2(1), 36-42, Maret 2020| 39

Veneridae memiliki keragaman yang lebih luas spesies Tellina verrucosa memiliki batas toleransi
dibanding dengan anggota famili lainnya. Selain itu, yang lebih tinggi terhadap komposisi penyusun
substrat yang didominasi oleh keberadaan lumpur substrat dibandingkan dengan spesies lainnya.
dan pasir juga merupakan substrat yang cocok bagi Lindawaty et al (2016) menyatakan bahwa kerang
sebagian anggota famili Veneridae. Nybakken & Anadara granosa banyak dijumpai di daerah
Bertness (2005) menyatakan bahwa substrat pasir intertidal suatu perairan, yang mana kerang
dan lumpur dapat memfasilitasi ketersediaan Anadara ini dapat hidup di perairan yang memiliki
makanan yang berupa detritus dan makroalga, serta substrat berupa pasir berlumpur. Hal tersebut
kondisi lingkungan pasir dan lumpur terlindung dikarenakan kerang Anadara merupakan jenis
dan meminimalkan adanya gerakan air, sehingga kerang pemakan suspensi pada perairan yang
kerang famili Veneridae dapat bertahan hidup di memiliki muatan padatan tersuspensi yang cukup
dalamnya. tinggi. Penelitian ini juga menemukan keberadaan
Selain itu, terdapat tujuh spesies kelas Bivalvia kerang Laternula truncata yang berada di habitat
yang dapat dijumpai berada di habitat yang sama yang sama dengan kerang lentera di Probolinggo.
dengan kerang lentera di semua lokasi penelitian, Kerang Laternula truncata meliang dalam ke dalam
yakni spesies Anadara antiquata, A. granosa, Meretrix substrat dan membentuk lubang yang hampir
meretrix, Meretrix sp., Vasticardium flavum, Mactra serupa dengan lubang yang dibuat kerang lentera.
queenslandica, dan spesies Tellina verrucosa. Hal Keberadaan kerang Laternula truncata di habitat
tersebut diduga dikarenakan spesies Anadara yang sama dengan kerang lentera ini juga
antiquata, A. granosa, Meretrix meretrix, Meretrix sp., dilaporkan oleh Mitra & Pattanayak, (2013).
Vasticardium flavum, Mactra queenslandica, dan

Tabel 1. Data komposisi substrat (berdasarkan partikel penyusunnya) pada lima lokasi penelitian

No. Lokasi Penelitian Tipe Substrat Komposisi Substrat


1. Kabupaten Probolinggo Pasir berlumpur Pasir (++) dan lumpur (++)
2. Kabupaten Situbondo Pasir berlumpur Pasir (++) dan lumpur (++)
3. Kabupaten Bangkalan Lumpur Lumpur (++++)
4. Kecamatan Kwanyar-Bangkalan Lumpur berpasir Pasir (++) dan lumpur (+++)
5. Kabupaten Pamekasan Pasir berlumpur Pasir (++) dan lumpur (+)
Keterangan: (+): indikator dominansi

Tabel 2. Data keragaman jenis Bivalvia yang berasosiasi dengan kerang lentera

No. Famili Spesies Lokasi Perjumpaan


1. Arcidae Anadara antiquata I, II, III, IV, dan V
2. Anadara granosa I, II, III, IV, dan V
3. Veneridae Meretrix meretrix I, II, III, IV, dan V
4. Meretrix sp. I, II, III, IV, dan V
5. Dosinia fibula III
6. Placamen lamellatum IV
7. Marcia japonica III
8. Callista chione III
9. Solenidae Solen sp. III dan IV
10. Cardiidae Vasticardium flavum I, II, III, IV, dan V
11. Lucinidae Fimbria sowerbyi IV
12. Lasaeidae Koreamya sp. I, V
13. Laternulidae Laternula truncata I
14. Mactridae Mactra queenslandica I, II, III, IV, dan V
15. Tellinidae Tellina verrucosa I, II, III, IV, dan V
Keterangan: I= Probolinggo, II= Situbondo, III= Bangkalan, IV= Kwanyar-Bangkalan,
V=Pamekasan
40 | Rakmawati & Ambarwati; Komunitas bivalvia yang berasosiasi dengan kerang lentera

Keberadaan spesies Anadara antiquata, A. mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
granosa, Meretrix meretrix, Meretrix sp., Vasticardium Goto et al., (2014), yang mengungkapkan bahwa
flavum, Mactra queenslandica, dan Tellina verrucosa terjadi hubungan simbiotik antara kerang lentera
yang berasosiasi dengan kerang lentera di seluruh dengan anggota Mollusca, yakni anggota Mollusca
lokasi penelitian berbanding terbalik dengan sering menempel di bagian anterior cangkang
keberadaan spesies Dosinia fibula, Placamen kerang lentera untuk memanfaatkan aliran air yang
lamellatum, Callista chione, Fimbria sowerbyi, Solen sp., dibuat oleh inang (kerang lentera) untuk
Marcia japonica, Koreamya sp., dan spesies Laternula penyaringan makanan, sehingga dapat diperkirakan
truncata yang hanya dapat dijumpai di lokasi bahwa Mollusca mungkin memanfaatkan organ
penelitian tertentu. Spesies Dosinia fibula, Marcia kerang lentera untuk membantu pernapasan. Selain
japonica, dan Callista chione hanya dijumpai berada di itu, Goto et al., (2014) dan Sato et al., (2011) juga
habitat yang sama dengan kerang lentera di menambahkan bahwa kerang lentera yang menjadi
Kabupaten Bangkalan yang memiliki komposisi inang bagi Koreamya sp. ialah spesies Lingula adamsi
substrat berupa lumpur, sedangkan spesies dan Lingula anatina.
Placamen lamellatum dan Fimbria sowerbyi dijumpai Berdasarkan data keragaman jenis Bivalvia
di Kecamatan Kwanyar-Bangkalan yang komposisi yang berasosiasi dengan kerang lentera pada Tabel
substratnya terdiri atas lumpur dan pasir (lumpur 2, dapat diketahui bahwa terdapat ketimpangan
lebih mendominasi), dan spesies Solen sp. yang pada persebaran Bivalvia. Ketimpangan data
dapat dijumpai berasoisasi dengan kerang lentera di persebaran tersebut mengindikasikan adanya
perairan Kabupaten Bangkalan, sebagaimana ketidakmerataan persebaran Bivalvia di suatu
diketahui bahwa Solen sp. atau biasa disebut dengan wilayah. Persebaran Bivalvia yang tidak merata
lorjuk merupakan kerang yang lebih senang hidup tersebut dipengaruhi oleh faktor gerakan air,
di dasar perairan dengan jumlah pasir yang lebih aktivitas biologis seperti pemangsaan, ketersediaan
banyak. Subiyanto et al, (2013) memaparkan bahwa makanan yang ditinjau dari tipe substrat, diameter
semakin tinggi kandungan pasir pada substrat suatu rata-rata butiran sedimen, kandungan debu dan liat,
perairan, maka semakin tinggi pula kepadatan keberadaan cangkang-cangkang mati, dan
lorjuk yang dijumpai. Hal tersebut disebabkan kestabilan substrat (Nybakken & Bertness, 2005).
karena jenis sedimen pasir mempunyai pertukaran Lindawaty et al., (2016) juga menambahkan bahwa
air yang cepat sehingga menambah persediaan persebaran Mollusca pada suatu daerah dipengaruhi
oksigen dan merupakan penyangga yang baik bagi oleh hubungan timbal balik dari beberapa faktor
perubahan suhu dan salinitas yang besar. Adanya lingkungan, mulai dari derajat keterbukaan
campuran lumpur cenderung mengakumulasi bahan terhadap hantaman ombak, panjang massa air yang
organik. Bahan organik ini dimanfaatkan oleh berada di atas permukaan, batas maksimum dan
fitoplankton yang merupakan sumber makanan bagi minimum suhu air dan udara, ada tidaknya
lorjuk Subiyanto et al., (2013). Sementara itu, kompetitor terhadap daya dukung lingkungan dan
keberadaan spesies Laternula truncata yang ketersediaan makanan.
berasosiasi dengan kerang lentera hanya dapat Sementara itu, Kabupaten Bangkalan
dijumpai di perairan Probolinggo, sedangkan merupakan lokasi penelitian dengan jumlah
spesies Koreamya sp. keberadaannya yang keragaman Bivalvia yang berasosiasi dengan kerang
berasosiasi dengan kerang lentera dapat dijumpai di lentera tertinggi dibandingkan lokasi penelitian
perairan Probolinggo dan Pamekasan. yang lain, yakni hampir seluruh spesies Bivalvia
Asosiasi merupakan hubungan timbal balik dijumpai di Kabupaten Bangkalan (kecuali spesies
atau hubungan simbiotik antarspesies baik secara Placamen lamellatum, Fimbria sowerbyi, Laternula
langsung maupun secara tidak langsung yang truncata, dan Koreamya sp.) (Tabel 2). Hal tersebut
umumnya terjadi di dalam suatu komunitas. kemungkinan dikarenakan Kabupaten Bangkalan
Asosiasi antara kerang lentera dengan komunitas memiliki substrat dominan lumpur (Tabel 1).
Bivalvia bersifat komensalisme atau bahkan Substrat dominan lumpur memiliki partikel-partikel
parasitisme. Dalam penelitian ini, selain dijumpai penyusun substrat yang lebih halus dibandingkan
bentuk asosiasi secara tidak langsung antara kerang dengan substrat pasir berlumpur dan substrat
lentera dengan komunitas Bivalvia, juga dijumpai lumpur berpasir. Taqwa et al., (2014) memaparkan
bentuk asosiasi secara langsung, yakni dijumpainya bahwa semakin halus tekstur substrat dasar pada
spesies Koreamya sp. melekat pada bagian anterior suatu perairan, maka kemampuan dalam menjebak
cangkang kerang lentera. Data penemuan tersebut bahan organik juga akan semakin besar. Dengan
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, 2(1), 36-42, Maret 2020| 41

demikian dapat diketahui bahwa substrat lumpur Bloomfield, A. L., dan Gillanders, B. M. (2005). Fish
memiliki kandungan bahan organik yang tinggi and Invertebrate Assemblages in Seagrass,
daripada substrat pasir berlumpur dan substrat Mangrove, Saltmarsh, and Nonvegetated
lumpur berpasir. Selanjutnya, Riniatsih & Habitats. Estuaries, 28(1), 63–77. Diakses dari
Kushartono, (2009) juga menambahkan bahwa http://www.issg.org/pdf/publications/GISP/
Resources/SEAsia-1.pdf
substrat lumpur berpasir dan substrat pasir
Carlson, S. J. (2016). The Evolution of Brachiopoda.
belumpur memiliki kandungan bahan organik Annual Review of Earth and Planetary Sciences,
kategori sedang, sedangkan substrat lumpur (44), 409–438.
memiliki kandungan bahan organik kategori tinggi, https://doi.org/10.1146/annurev-earth-
dengan kata lain substrat lumpur lebih 060115-012348
menyediakan daya dukung lingkungan yang tinggi Dharma, B. (2005). Recent and Fossil Indonesian
(berupa makanan dan tempat untuk melekat) untuk Shells. Conchbooks, Hackenheim.
keberadaan Bivalvia dibandingkan dengan substrat Goto, R., Ishikawa, H., Hamamura, Y., Sato, S., &
lumpur berpasir dan pasir berlumpur. Keragaman Kato, M. (2014). Evolution of Symbiosis with
Bivalvia yang tinggi di substrat lumpur sebanding Lingula (Brachiopoda) in the Bivalve
dengan keberadaan kerang lentera yang melimpah Superfamily Galeommatoidea (Heterodonta),
di substrat berkomposisi lumpur, sehingga akan with Description of a New Species of
Koreamya. Journal of Molluscan Studies, 80(2),
terjadi asosiasi antara kerang lentera dengan
148–160.
komunitas Bivalvia yang lebih tinggi dibandingkan https://doi.org/10.1093/mollus/eyu009
dengan asosiasi antara kerang lentera dengan Handayani, T. (2017). Potensi Makroalga di
komunitas Bivalvia di substrat lain. Paparan Terumbu Karang Perairan Teluk
Lampung. Oseanologi Dan Limnologi Di
SIMPULAN Indonesia, 2(1), 55–67. Diakses dari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dijumpai http://www.jurnal-
15 spesies anggota kelas Bivalvia yang memiliki ko- oldi.or.id/index.php/oldi/article/view/15
eksistensi dan berasosiasi dengan kerang lentera Koneva, S. P., dan Ushatinskaya, G. T. (2008). New
(Brachiopoda), yaitu Anadara antiquata, A. granosa, Upper Cambrian Lingulata (Brachiopoda)
Meretrix meretrix, Meretrix sp., Dosinia fibula, from the Agyrek Mountains (Northeastern
Central Kazakhstan). Paleontological Journal,
Placamen lamellatum, Marcia japonica., Callista chione,
2(42), 139–148.
Solen sp., Vasticardium flavum, Fimbria sowerbyi, https://doi.org/10.1134/S0031030108020044
Koreamya sp., Laternula truncata, Mactra Lindawaty, Dewiyanti, I., & Karina, S. (2016).
queenslandica, dan Tellina verrucosa. Koreamya sp. Distribusi dan Kepadatan Kerang Darah
merupakan spesies yang berasosiasi komensalisme (Anadara sp.) berdasarkan Tekstur Substrat di
dengan kerang lentera (Brachiopoda: Lingulata) Perairan Ulee Lheue Banda Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan Dan Perikanan
UCAPAN TERIMA KASIH Unsyiah, 1(1), 114–123.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Luetzen, J. (2009). Koreamya arcuata (A. Adams,
segenap tim sampling atas kerja samanya selama 1856) gen. nov. (Galeommatoidea:
kegiatan sampling di lima lokasi penelitian. montacutidae), a Commensal Bivalve
Associated with the Inarticulate Brachiopod
Lingula anatina. Journal of Conchology, 39(6),
DAFTAR PUSTAKA 669–679.
Ambarwati, R., Rahayu, D. A., & Faizah, U. (2019). Macfarlan, D. A. B., Bradshaw, M. A., Campbell, H.
The Potency and Food Safety of Lamp Shells J., Cooper, R. A., Lee, D. E., Mackinnon, D. I.,
(Brachiopoda: Lingula sp.) as Food Resources. Robinson, J. H. (2009). Phylum Brachiopoda
J. Phys.: Conf. Ser., 1417, 12039. Lamp Shells. New Zealand Inventory of
https://doi.org/10.1088/1742- Biodiversity, 255–267. Diakses dari
6596/1417/1/012039 https://www.researchgate.net/publication/26
Bitner, M. A., Dulai, A., Kocsis, L., & Müller, P. M. 9519543_Phylum_Brachiopoda_lamp_shells
(2012). Lingula dregeri (Brachiopoda) from the Mitra, S., dan Pattanayak, J. G. (2013). Studies on
Middle Miocene of Hungary. Annales Societatis Lingula anatina (Brachiopoda: Inarticulata) in
Geologorum Poloniae, 82, 39–43. Diakses dari Subarnarekha Estuary, Odisha with special
https://yadda.icm.edu.pl/baztech/element/b reference to habitat and population. Rec. Zool.
wmeta1.element.baztech-4f70b2f8-82c2-47b1- Surv. India, 113(Part 3), 49–53. Diakses dari
a1c7-f215861fb1cc http://recordsofzsi.com/index.php/zsoi/articl
42 | Rakmawati & Ambarwati; Komunitas bivalvia yang berasosiasi dengan kerang lentera

e/view/121795 commensalism of the galeommatoid bivalve


Negelkerken, I., Dorenbosch, M., Verberk, W. C. E. Koreamya arcuata (A. Adams, 1856) associated
P., Cocheret de la Moriniere, E., & van der with lingulid brachiopods. Molluscan Research,
Verlde, G. (2000). Importance of Shallow- 31(2), 95–105. Diakses dari https://static-
water Biotopes of a Caribbean Bay for Juvenile curis.ku.dk/portal/files/164534570/Sato_201
Coral Reef Fishes: Patterns in Biotope 1_Genus_specific.pdf
Association, Community Structure and Spatial Savazzi, E. (2001). A Review of Symbiosis in the
Distribution. Marine Ecology Progress Series, Bivalvia, with Special Attention to
202, 175–192. Diakses dari https://www.int- Macrosymbiosis. Paleontological Research, 5(1),
res.com/abstracts/meps/v202/p175-192/ 55–73. Diakses dari
Nybakken, M. D., dan Bertness, J. W. (2005). https://www.jstage.jst.go.jp/article/prpsj199
Marine Biology: An Ecological Approach (6th 7/5/1/5_1_55/_article/-char/ja/
ed.). San Fransisco: Pearson Education, Inc. Skovsted, C., Pan, B., Topper, T. P., Betts, M. J., Li,
Benjamin Cummmings. G., & Brock, G. A. (2016). The Operculum and
Pechenik, J. A. (2010). Biology of the invertebrates (6th Mode of Life of The Lower Cambrian Hyolith
ed.). McGraw-Hill Higher Education. Cupitheca from South Australia and North
Riniatsih, I., dan Kushartono, E. W. (2009). China. Palaeogeography, Palaeoclimatology,
Substrat Dasar dan Parameter Oseanografi Palaeoecology 443: 123-130.
sebagai Penentu Keberadaan Gastropoda dan https://doi.org/10.1016/j.palaeo.2015.11.042
Bivalvia di Pantai Sluke Kabupaten Rembang. Subiyanto, Hartoko, A., & Umah, K. (2013). Stuktur
Ilmu Kelautan: Indonesian Journal of Marine Sedimen dan Sebaran Kerang Pisau (Solen
Sciences, 14(1), 50–59. Diakses dari lamarckii) Di Pantai Kejawanan Cirebon Jawa
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ijms/a Barat. Journal of management of aquatic
rticle/view/221 resources, 2(3), 65–73. Diakses dari
Samanta, S., Choudhury, A., dan Chakraborty, S. K. http://ejournal-
(2014). Morpho-anatomical study of Lingula s1.undip.ac.id/index.php/maquares
anatina Lamarck, 1801 from West Bengal- Taqwa, R. N., Muskananfola, M. R., & Ruswahyuni.
Odisha coast, India. Journal of the Marine (2014). Studi Hubungan Substrat Dasar dan
Biological Association of India, 56(2), 26–33. Hubungan Bahan Organik dalam Sedimen
https://doi.org/10.6024/jmbai.2014.56.2.017 dengan Kelimpahan Hewan Makrobenthos di
75-04 Muara Sungai Sayung Kabupaten Demak.
Samanta, S., Choudhury, A., dan Chakraborty, S. K. Management of Aquatic Resources, 3(1), 125–
(2015). Eco-biology of a Precambrian 133. Diakses dari
intertidal benthic brachiopod, Lingula anatina https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/maqu
from the confluence of Subarnarekha estuary ares/article/view/4429
with Bay of Bengal, India. Journal of the Zhang, X. G., Hou, X. G., & Emig, C. C. (2003).
Marine Biological Association of India, 57(1), Evidence of lophophore diversity in Early
41–46. Cambrian Brachiopoda. Proceedings of the Royal
https://doi.org/10.6024/jmbai.2015.57.1.183 Society B: Biological Sciences, 270(SUPPL. 1),
6-06 65–68.
Sato, S., Owada, M., Haga, T., Hong, J. S., Lützen, https://doi.org/10.1098/rsbl.2003.0013
J., & Yamashita, H. (2011). Genus-specific

Anda mungkin juga menyukai