109 - Modul Ibd Dela
109 - Modul Ibd Dela
PRAKTIKUM VENTILASI
ISI MODUL :
STANDART KOMPETENSI:
KOMPETENSI DASAR:
A. KOGNITIF
B. PSIKOMOTOR
Mahasiswa mampu melakukan penghitungan frekuensi pernafasan :
1. Perubahan posisi tubuh
2. Latihan jasmani
3. Tahan nafas
4. Hiperventilasi
C. AFEKTIF
Mahasiswa mampu :
1. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan frekuensi
pernafasan.
2. Melaksanakan praktik pengukuran dan penghitungan frekuensi pernafasan sesuai dengan
prinsip etis dan Kode Etik Perawat Indonesia.
1. Otak : ketika mengalirkan impuls pada otot yang berkontraksi dianggap mengirimkan impuls
kolateral ke dalam batang otak untuk merangsang pusat pernafasan → ventilasi meningkat.
2. Latihan → pergerakan tubuh/ekstremitas→ merangsang proprioseptor sendi →mengirimkan
impuls ke pusat pernafasan → meningkatkan ventilasi paru
3. Hipoksia yg terjadi di dalam otot → sinyal saraf afferen ke pusat pernafasan → merangsang
pernafasan.
Gerakan pernafasan diatur oleh pusat pernafasan yang terdapat di otak dan aktifitas saraf pernafasan
terjadi karena adanya rangsangan dari kadar CO2 dalam darah. Pada umumnya manusia bernafas 16-24
kali per menit. Akan tetapi cepat atau lambatnya bernafas pada setiap orang berbeda-beda.
Mengukur frekuensi pernafasan dilakukan dengan cara merasakan gerakan napas dengan memegang
tangan pasien atau dengan melihat gerakan dada/tangan yang naik turun. Gerakan naik (inhalasi) dan turun
(ekhalasi) dihitung 1 frekuensi napas. Pada bayi dan balita, pengukuran dilakukan dengan mengobservasi
abdomen, sedangkan pada anak di atas 5 tahun dilakukan dengan melihat gerakan thorax.
Jika irama teratur pada orang dewasa, hitung frekuensi napas dalam 30 detik dan kalikan 2. Pada
bayi dan anak kecil, hitung pernapasan satu menit penuh. Pada orang dewasa , jika irama tidak teratur atau
frekuensi kurang dari 12 atau lebih dari 20, hitung frekuensi napas dalam 60 detik. Perubahan posisi dan
keadaan tempat berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan.
KOMPETENSI KOGNITIF 1:
Mahasiswa mampumenjelaskan tentang pengturan pernafasan.
1. Mengapa gerak badan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan frekuensi pernafasan? Jelaskan secara
singkat !
Karena, semakin berat aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, maka frekuensi pernapasnnya
pun akan semakin meningkat. Hal itu berguna agar dapat memasok energi yang dibutuhkan untuk
mendukung aktivitas tersebut.
Persiapan alat :
1. Posisi tubuh istirahat : minta teman anda disuruh berbaring selama 10 menit, kemudian lakukan
perhitungan frekuensi pernapasannya dalam 1 menit.
2. Posisi tubuh berdiri : Hitunglah frekuensi pernapasan pada teman anda setelah berdiri selama 10
menit.
3. Latihan Jasmani :
a. Hitung frekuensi napas teman anda pada posisi duduk
b. Lakukan Harvard step up test selama 2 menit (tinggi bangku 50 cm dan metronome pada angka
120), kamudian duduk
Catat hasil pengukuran frekuensi pernafasan yang telah anda lakukan dengan menggunakan tabel berikut
ini.
HASIL PEMERIKSAAN FREKUENSI PERNAFASAN
(KALI PER MENIT)
NO NAMA UMUR SEX ISTIRAHAT/ BERDIRI LATIHAN HIPER-
(THN) (P/L) BERBARING JASMANI VENTILASI
Tugas :
1. Buatlah kesimpulan analisa hasil pada masing-masing teman anda, dengan terlebih dahulu
mempelajari konsep fisiologi pernafasan dari berbagai referensi.
A. USIA
Frekuensi pernapasan manusia menjadi semakin lambat sejalan dengan bertambahnya usia. Manusia yang
berusia lanjut memiliki jumlah kebutuhan energi yang lebih sedikit dibandingkan pada usia pertumbuhan
(remaja atau dewasa) sehingga oksigen yang dibutuhkan juga cenderung lebih sedikit.
B. Jenis Kelamin
Secara umum, laki-laki memiliki kebutuhan energi yang lebih besar dibandingkan wanita. Sehingga jumlah
oksigen yang dibutuhkan laki-laki juga lebih banyak. Menurut Jan Tambayong (2011), kapasitas paru-paru
pada laki-laki lebih besar dengan volume 4, 8 liter dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 liter. Hal ini terjadi
karena perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah
hemoglobin, dan elastisitas paru-paru.
C. Suhu Tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan (berkisar antara 360 – 370C) karena manusia mampu mengatur
produksi kalor dalam tubuh dengan meningkatkan laju metabolisme. Ketika suhu tubuh turun, tubuh akan
meningkatkan metabolismenya sehingga kebutuhan oksigen naik.
D. Posisi Tubuh
Posisi tubuh mempengaruhi kinerja otot. Contohnya, pada saat berdiri otot akan berkontraksi sehingga
kebutuhan oksigen lebih banyak dan laju pernapasan meningkat dibandingkan ketika posisi duduk.
E. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit pada paru-paru dapat mempengaruhi volume dan kapasitas paru-paru seseorang. Sehingga
frekuensi pernapasan pada orang yang sehat memilki perbedaan jika dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki penyakit pada paru-paru, seperti : asma. Paru-paru penderita asma mengalami penyempitan sehingga
jumlah udara yang keluar dan masuk ke paru-paru menjadi berkurang.
F. Pola Hidup
Pola hidup gemar merokok, jarang berolahraga, serta konsumsi makanan secara berlebihan akan menimbulkan
dampak berupa penyempitan pembuluh darah sehingga akan mengganggu kinerja sistem pernapasan.
G. Aktivitas
Semakin berat aktivitas yang kita lakukan, maka semakin cepat pula frekuensi pernapasan kita. Begitu juga
dengan sebaliknya.
Sumber Pustaka:
Purnama, 2016, Tatacara Melakukan Pengujian Harvard Step Test Untuk Menentukan Tingkat Kebugaran
Jantung Paru, diakses dari https://www.volimaniak.com/2016/02/tatacara-melakukan-pengujian-
harvard-step-test.html
Ross & Wilson (2010), Dasar dasar Anatomi dan Fisiologi, Jakarta: Salemba Medika
Fasilitator Mahasiswa
BUKTI PERHITUNGAN