Anda di halaman 1dari 6

MODUL F

PRAKTIKUM VENTILASI

ISI MODUL :

1. Standart kompetensi dan kompetensi dasar


2. Deskripsi singkat mata ajar
3. Evaluasi kognitif
4. Daftar referensi

I. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR :

STANDART KOMPETENSI:

Setelah melaksanakan perkuliahan ini, mahasiswa mampu melakukan penghitungan frekuensi


pernafasan.

KOMPETENSI DASAR:

A. KOGNITIF

Mahasiswa mampu memahami ventilasi pulmonal.

B. PSIKOMOTOR
Mahasiswa mampu melakukan penghitungan frekuensi pernafasan :
1. Perubahan posisi tubuh
2. Latihan jasmani
3. Tahan nafas
4. Hiperventilasi

C. AFEKTIF
Mahasiswa mampu :
1. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan frekuensi
pernafasan.
2. Melaksanakan praktik pengukuran dan penghitungan frekuensi pernafasan sesuai dengan
prinsip etis dan Kode Etik Perawat Indonesia.

PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF, AFEKTIF & PSIKOMOTOR


- Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk mencapai kompetensi
kognitif yang diharapkan.
- Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif (evaluasi kognitif) wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan topik tersebut dimulai.
- Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh fasilitator.
- Masing-masing mahasiswa harus mengumpulkan modul yang sudah terisi sesuai dengan pencapaian
kompetensi yang diharapkan terlebih dahulu kepada fasilitator perkuliahan masing-masing (setiap
setelah perkuliahan materi tersebut).

II. DESKRIPSI SINGKAT MATA AJAR

PENGATURAN PERNAFASAN SELAMA GERAK BADAN

2 Faktor yg bekerja mengatur pernafasan selama latihan :

1) Rangsangan langsung pusat pernafasan oleh sinyal dari korteks motoris


2) Rangsangan tidak langsung pusat pernafasan oleh propioreptor
Gerak badan → kontraksi otot meningkat →

dibutuhkan energi tinggi → metabolisme meningkat → dibutuhkan O2 yg


berlebih →
hiperventilasi→ respirasi rate meningkat

2 aspek yg perlu diperhatikan yg menyebabkan giatnya pernafasan selama latihan :

1. Otak : ketika mengalirkan impuls pada otot yang berkontraksi dianggap mengirimkan impuls
kolateral ke dalam batang otak untuk merangsang pusat pernafasan → ventilasi meningkat.
2. Latihan → pergerakan tubuh/ekstremitas→ merangsang proprioseptor sendi →mengirimkan
impuls ke pusat pernafasan → meningkatkan ventilasi paru
3. Hipoksia yg terjadi di dalam otot → sinyal saraf afferen ke pusat pernafasan → merangsang
pernafasan.

Gerakan pernafasan diatur oleh pusat pernafasan yang terdapat di otak dan aktifitas saraf pernafasan
terjadi karena adanya rangsangan dari kadar CO2 dalam darah. Pada umumnya manusia bernafas 16-24
kali per menit. Akan tetapi cepat atau lambatnya bernafas pada setiap orang berbeda-beda.

Frekuensi pernafasan dipengaruhi oleh :


1. Umur. Makin bertambah umur maka semakin kecil frekuensi pernafasan seseorang.
2. Aktifitas. Semakin tinggi aktifitas maka frekuensi pernafasan akan semakin cepat.
3. Jenis kelamin. Frekuensi pernafasan pada laki-laki lebih sedikit dibandingkan wanita. Karena
wanita memiliki volume paru lebih kecil sehingga frekuensi bernafasnya lebih banyak.
4. Posisi tubuh. Frekuensi pernafasan akan meningkat saat berjalan atau berlari dibadingkan posisi
diam. Frekuensi pernafasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi
pernafasan posisi tidur terlentang lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
5. Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernafasan akan semakin cepat.

Mengukur frekuensi pernafasan dilakukan dengan cara merasakan gerakan napas dengan memegang
tangan pasien atau dengan melihat gerakan dada/tangan yang naik turun. Gerakan naik (inhalasi) dan turun
(ekhalasi) dihitung 1 frekuensi napas. Pada bayi dan balita, pengukuran dilakukan dengan mengobservasi
abdomen, sedangkan pada anak di atas 5 tahun dilakukan dengan melihat gerakan thorax.
Jika irama teratur pada orang dewasa, hitung frekuensi napas dalam 30 detik dan kalikan 2. Pada
bayi dan anak kecil, hitung pernapasan satu menit penuh. Pada orang dewasa , jika irama tidak teratur atau
frekuensi kurang dari 12 atau lebih dari 20, hitung frekuensi napas dalam 60 detik. Perubahan posisi dan
keadaan tempat berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan.

III. EVALUASI KOGNITIF

KOMPETENSI KOGNITIF 1:
Mahasiswa mampumenjelaskan tentang pengturan pernafasan.
1. Mengapa gerak badan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan frekuensi pernafasan? Jelaskan secara
singkat !

Karena, semakin berat aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, maka frekuensi pernapasnnya
pun akan semakin meningkat. Hal itu berguna agar dapat memasok energi yang dibutuhkan untuk
mendukung aktivitas tersebut.

D. PROSEDUR TINDAKAN PEMERIKSAAN PERNAPASAN

Persiapan alat :

1. Jam tangan atau stop-watch


2. Bolpoin dan alat tulis

Lakukan pengukuran frekuensi pernafasan dengan mengikuti petunjuk berikut ini:

1. Posisi tubuh istirahat : minta teman anda disuruh berbaring selama 10 menit, kemudian lakukan
perhitungan frekuensi pernapasannya dalam 1 menit.
2. Posisi tubuh berdiri : Hitunglah frekuensi pernapasan pada teman anda setelah berdiri selama 10
menit.
3. Latihan Jasmani :
a. Hitung frekuensi napas teman anda pada posisi duduk
b. Lakukan Harvard step up test selama 2 menit (tinggi bangku 50 cm dan metronome pada angka
120), kamudian duduk

Gambar Harvard Step up test.


c. Hitunglah frekuensi pernapasanya mulai menit pertama, kedua dan sampai frekuensi napas
kembali seperti semula
d. Catat waktu yang diperlukan untuk kembalinya frekuensi napas seperti semula
4. Hiperventilasi :
a. Tetapkan frekuensi napas istirahat pada posisi berdiri
b. Lakukan hiperventilasi yaitu menarik dan menghembuskan napas sekuat-kuatnya dengan
frekuensi secepat-cepatnya (dalam praktikum ini digunakan frekuensi 25 x/menit) selam
mungkin. Dan catat waktunya mulai awal ia melakukan hiperventilasi sampai teman anda tidak
kuat lagi untuk melakukan hiperventilasi
c. Hitung frekuensi napas menit demi menit sampai kembali seperti semula dan catat waktunya

IV. EVALUASI PSIKOMOTOR

Catat hasil pengukuran frekuensi pernafasan yang telah anda lakukan dengan menggunakan tabel berikut
ini.
HASIL PEMERIKSAAN FREKUENSI PERNAFASAN
(KALI PER MENIT)
NO NAMA UMUR SEX ISTIRAHAT/ BERDIRI LATIHAN HIPER-
(THN) (P/L) BERBARING JASMANI VENTILASI

1. Yudha dwi janu pribadi 19 Tahun L 20x/menit 25x/ Menit 1: Menit 1:


menit 59x/ 69x/menit
menit Menit 2:
Menit 2: 61x/menit
40x/ Menit 3:
menit 55x/menit
Menit 3: Menit 4:
33x/ 38x/menit
menit Menit 5:
Menit 4: 20x/menit
20x/
menit
2. Rama putra arifian pradana 5 tahun L 19x/menit 18x/ Menit 1: Menit 1:
menit 53x/ 86x/menit
menit Menit 2:
Menit 2: 51x/menit
27x/ Menit 3:
menit 45x/menit
Menit 3: Menit 4:
23x/ 28x/menit
menit Menit 5:
21x/menit
3. Samsul Arifin 50 Tahun L 23x/menit 22x/ Menit 1: Menit 1:
menit 55x/ 115x/menit
menit Menit 2:
Menit 2: 69x/menit
43x/ Menit 3:
menit 64x/menit
Menit 3: Menit 4:
24x/ 58x/menit
menit Menit 5:
26x/menit
Menit 6:
24x/menit

Tugas :

1. Buatlah kesimpulan analisa hasil pada masing-masing teman anda, dengan terlebih dahulu
mempelajari konsep fisiologi pernafasan dari berbagai referensi.

A. USIA
Frekuensi pernapasan manusia menjadi semakin lambat sejalan dengan bertambahnya usia. Manusia yang
berusia lanjut memiliki jumlah kebutuhan energi yang lebih sedikit dibandingkan pada usia pertumbuhan
(remaja atau dewasa) sehingga oksigen yang dibutuhkan juga cenderung lebih sedikit.
B. Jenis Kelamin
Secara umum, laki-laki memiliki kebutuhan energi yang lebih besar dibandingkan wanita. Sehingga jumlah
oksigen yang dibutuhkan laki-laki juga lebih banyak. Menurut Jan Tambayong (2011), kapasitas paru-paru
pada laki-laki lebih besar dengan volume 4, 8 liter dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 liter. Hal ini terjadi
karena perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah
hemoglobin, dan elastisitas paru-paru.
C. Suhu Tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan (berkisar antara 360 – 370C) karena manusia mampu mengatur
produksi kalor dalam tubuh dengan meningkatkan laju metabolisme. Ketika suhu tubuh turun, tubuh akan
meningkatkan metabolismenya sehingga kebutuhan oksigen naik.
D. Posisi Tubuh
Posisi tubuh mempengaruhi kinerja otot. Contohnya, pada saat berdiri otot akan berkontraksi sehingga
kebutuhan oksigen lebih banyak dan laju pernapasan meningkat dibandingkan ketika posisi duduk.
E. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit pada paru-paru dapat mempengaruhi volume dan kapasitas paru-paru seseorang. Sehingga
frekuensi pernapasan pada orang yang sehat memilki perbedaan jika dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki penyakit pada paru-paru, seperti : asma. Paru-paru penderita asma mengalami penyempitan sehingga
jumlah udara yang keluar dan masuk ke paru-paru menjadi berkurang.
F. Pola Hidup
Pola hidup gemar merokok, jarang berolahraga, serta konsumsi makanan secara berlebihan akan menimbulkan
dampak berupa penyempitan pembuluh darah sehingga akan mengganggu kinerja sistem pernapasan.
G. Aktivitas
Semakin berat aktivitas yang kita lakukan, maka semakin cepat pula frekuensi pernapasan kita. Begitu juga
dengan sebaliknya.

Sumber Pustaka:

Purnama, 2016, Tatacara Melakukan Pengujian Harvard Step Test Untuk Menentukan Tingkat Kebugaran
Jantung Paru, diakses dari https://www.volimaniak.com/2016/02/tatacara-melakukan-pengujian-
harvard-step-test.html

Ross & Wilson (2010), Dasar dasar Anatomi dan Fisiologi, Jakarta: Salemba Medika

Lumajang, 30 Oktober 2020

Fasilitator Mahasiswa

( ) ( Dela dwi putri arifina )

TANDA TANGAN, NAMA LENGKAP DAN TANGGAL


DOKUMENTASI

BUKTI PERHITUNGAN

Anda mungkin juga menyukai