Anda di halaman 1dari 9

Instruksi Bagi Dosen Pelatih Keterampilan Klinik Terpadu (DPKKT)

1. DPKKT bertanggung jawab atas kelompok diskusi yang difasilitasinya sampai


semua sesi topik pelatihan selesai.

2. DPKKT memastikan jumlah kehadiran mahasiswa kelompok diskusinya


memenuhi syarat untuk mengikuti sesi topik pelatihan selanjutnya. (mahasiswa
tidak diijinkan meninggalkan satu sesi dari setiap topik pelatihan)

3. DPKKT turut serta berperan aktif selama proses pelatihan keterampilan klinik
berlangsung.

4. DPKKT mengarahkan mahasiswa untuk selalu menjaga dinamika pelatihan


keterampilan klinik berjalan dengan baik.

5. DPKKT harus aktif memandu dan melatih mahasiswa melakukan pelatihan


keterampilan klinik sesuai dengan topik yang telah dipersiapkan.

6. DPKKT tidak memberikan topik-topik pelatihan keterampilan yang sudah


disusun di dalam buku pemandu DPKKT kepada mahasiswa.

7. DPKKT wajib mengisi rubrik keterampilan klinik yang telah disediakan dengan
benar dan obyektif.

8. DPKKT wajib memperlihatkan nilai rubrik dan memberikan feed back kepada
mahasiswa pada setiap sesi pelatihan keterampilan selesai.

Modul SPKKT Bantuan Hidup Dasar



Nama Blok : DS 3

Tema : Bantuan Hidup Dasar

Semester :6

Waktu Pelatihan : 1 kali pertemuan @3 jam (per kelompok)

Kompetensi Utama:

Mampu melakukan tindakan penyelamatan dalam keadaan henti jantung dan


henti nafas dengan menerapkan teknik Bantuan Hidup Dasar dengan baik dan
benar.

Kompetensi Penunjang :

1. Mengetahui cara melakukan penilaian kondisi henti jantung dan henti nafas
dengan tepat dan sigap.
2. Mengetahui cara menghubungi call center untuk meminta bantuan dalam
keadaan gawat darurat .

Bahan Kajian :

1. Pemeriksaan tanda vital.


2. Tata laksana kompresi dada dan bantuan nafas.
3. Tata laksana pemanggilan bantuan dalam keadaan gawat darurat.

Muatan Pelatihan Keterampilan :

1. Keterampilan mengenali tanda henti jantung.


2. Keterampilan mengenali tanda henti nafas.
3. Keterampilan melakukan kompresi dada pada pasien henti jantung.
4. Keterampilan melakukan bantuan nafas pada pasien henti nafas.

Tujuan Umum :
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa mampu
melaksanakan Bantuan Hidup Dasar dengan baik dan benar.

Modul SPKKT Bantuan Hidup Dasar



Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa diharapkan:
1. Mampu melakukan penilaian pada pasien henti jantung dan henti nafas.
2. Mampu melakukan kompresi dada pada pasien henti jantung.
3. Mampu melakukan bantuan nafas pada pasien henti nafas.
4. Mampu bersikap sigap dan siap saat dihadapkan pada keadaan henti jantung dan
henti nafas.
5. Memiliki pengetahuan dan kepercayaan diri yang cukup dalam menangani kasus
kegawatdaruratan henti jantung dan henti nafas.

Modul SPKKT Bantuan Hidup Dasar



Metode Pelatihan : Demonstrasi


Tempat Pelatihan : Laboratorium SPKKT Jatinangor
Peserta Pelatihan : Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi semester 6
Sistem Assessment : Rubrik Formatif
Sistem Evaluasi : Rubrik Somatif pada OSCE

Alat dan Bahan :


1. Model manequin dewasa.
2. Alat pengaman diri.

Sinopsis Kasus Pelatihan Keterampilan Klinik

Saat menunggu akan dirawat di lobi Rumah Sakit Gigi dan Mulut, tiba-tiba
seorang pasien laki-laki berusia sekitar 40 tahun terjatuh tidak sadarkan diri. Pasien
terjatuh ke lantai dari posisi duduk dengan mekanisme jatuh badan membentur lantai
terlebih dahulu. Pasien saat itu tidak ada yang mendampingi. Dokter A yang sedang
berada di tempat yang sama langsung menghampiri pasien dan melakukan pemeriksaan.

Pasien tidak memberikan respon saat dipanggil dan diguncang-guncangkan


bahunya. Pemeriksaan tanda vital tidak didapatkan pulsasi pada arteri carotid dalam
rentang waktu 10 detik. Dokter A langsung melakukan tindakan bantuan hidup dasar
kepada pasien tersebut.

Kegunaan Kasus :
Kasus ini digunakan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi pasien tidak sadarkan diri
dengan henti jantung dan henti nafas serta mampu melakukan prosedur bantuan hidup
dasar.

Penyusun Pemandu DPKKT


Dr drg. Endang Syamsudin, Sp.BM (K)
Drg. Farah Asnely Putri

Modul SPKKT Bantuan Hidup Dasar



TOPIK : Bantuan Hidup Dasar


Waktu Pelatihan : 30 menit

Metode pelatihan:
1. Demonstrasi/modelling (15 menit) :
DPKKT melakukan demonstrasi menggunakan alat dan bahan yang tersedia
sesuai topik pelatihan yang terdapat pada pemandu DPKKT
2. Simulasi masing-masing mahasiswa menggunakan alat dan bahan yang tersedia
sesuai topik pelatihan.

Instruksi untuk mahasiswa :


- Peragakan dan verbalkan urutan bantuan hidup dasar yang tepat dan sesuai.

POKOK PELATIHAN KETERAMPILAN


- Identifikasi kondisi henti jantung.
- Identifikasi kondisi henti nafas.
- Simulasi cara memanggil bantuan ke rumah sakit terdekat atau sistem gawat
darurat.
- Simulasi cara membuka dan membebaskan jalan nafas.
- Simulasi cara memberikan bantuan nafas.
- Simulasi cara mempertahankan sirkulasi darah.

Modul SPKKT Bantuan Hidup Dasar



Prosedur Bantuan Hidup Dasar

Saat menemukan pasien tidak sadarkan diri, maka lakukan :

1. Pastikan pasien berada pada area yang aman baik bagi pasien maupun bagi
operator. Letakkan pasien pada tempat yang memiliki dasar yang rata dan keras.

2. Periksa tingkat kesadaran pasien.


2.1.Tepuk-tepuk bahu pasien
2.2.Panggil pasien

3. Panggil bantuan dengan berteriak ke orang terdekat/hubungi rumah sakit


terdekat/aktifkan sistem gawat darurat.
1.1 Berikan informasi mengenai adanya pasien tidak sadarkan diri.
1.2 Berikan informasi mengenai apa yang terjadi/mekanisme trauma
1.3 Berikan lokasi spesifik pasien berada.
1.4 Informasikan mengenai tindakan bantuan pertama yang akan diterima oleh
pasien.

4. Circulation.
4.1 Memeriksa denyut nadi pasien dengan meletakkan paling sedikit dua jari
pada arteri karotid.
4.2 Rasakan denyut nadi selama 5-10 detik. Tidak dilakukan lebih dari 10 detik.
4.3 Apabila tidak dirasakan adanya denyut nadi lakukan kompresi dada.
4.4 Letakkan pangkal telapak tangan dengan jari-jemari saling berkaitan pada
sepertiga bawah sternum atau 2-3 jari di atas processus xyphoideus.

Modul SPKKT Bantuan Hidup Dasar



4.5 Posisikan lengan lurus dan beban bertumpu pada badan operator.

4.6 Lakukan kompresi dengan kedalaman 2 inch atau 5 cm.


4.7 Tekan dengan kuat dan cepat (dengan kecepatan kompresi paling sedikit 100
tekanan per menit).
4.8 Lakukan 30 kompresi setiap siklusnya dan hitung dengan suara lantang.
4.9 Tunggu dada mengembang penuh sebelum melakukan kompresi berikutnya.

5. Airway (Jalur nafas).


4.1 Lakukan manuver head tilt-chin lift.
4.2 Periksa bagian dalam rongga mulut apakah terdapat benda asing dengan
teknik cross finger.

6. Breathing.
5.1 Pertahankan posisi head tilt-chin lift.
5.2 Tutup lubang hidung pasien dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri.
5.3 Tutup seluruh bagian mulut pasien dengan mulut operator sehingga tidak ada
udara yang dapat keluar.
5.4 Tiupkan udara ke pasien selama 1 detik (jangan berikan udara terlalu
berlebihan ke paru-paru)

Modul SPKKT Bantuan Hidup Dasar



5.5. Lihat ke arah dada pasien untuk memeriksa apakah dada pasien
mengembang dengan baik.

5.6 Lepaskan mulut operator dari mulut pasien untuk memberikan kesempatan
bagi pasien untuk ekspirasi.

7. Siklus
Lakukan siklus tersebut sebanyak 5 kali (setiap siklus terdiri dari 30x kompresi
dada dan 2x ventilasi) secara langsung tanpa terinterupsi.

Modul SPKKT Bantuan Hidup Dasar



8. Evaluasi ulang.
7.1 Setelah 5 siklus selesai dilakukan, maka evaluasi ulang denyut nadi , jalur
nafas, dan pernafasan pasien.
7.2 Jika denyut nadi masih tidak teraba, lakukan 5 siklus kembali.
7.3 jika denyut nadi teraba namun pasien masih belum bernafas, berikan
ventilasi mouth to mouth kembali sebanyak 10-12 kali per menit selama dua
menit.
7.4 Jika pasien sudah bernafas maka tempatkan pasien pada posisi pemulihan.

8. Operator menghentikan bantuan hidup dasar apabila :

1. Denyut nadi dan nafas kembali spontan (pasien bergerak spontan)


2. Tim medis datang dan mengambil alih pertolongan pasien.
3. Terdapat hal yang mengancam keselamatan operator
4. Adanya perintah jangan diresusitasi dari tim medis/dokter.

Modul SPKKT Bantuan Hidup Dasar

Anda mungkin juga menyukai