Kelinci Timbangan Larutan morfin 4%, Kafein Benzoat 4% dan larutan Nalokson Semprit Penggaris 2. Cara Kerja : Ambillah seekor kelinci, kemudian timbang berat badannya dengan menggunakan timbangan, amati dengan akurat dan catat hasilnya. Lakukan observasi parameter dasar : sikap kelinci, refleks otot, diameter pupil kanan dan kiri dan frekuensi pernapasan. Amati pula gerak dan aktivitas kelinci. Sikap kelinci : lincah, jalan-jalan di meja laboratorium. Refleks otot : tariklah (jangan terlalu keras) tungkai kaki depannya, normal biasanya ada tahanan. Diameter pupil diukur dalam kondisi cahaya yg konstan. Frekuensi napas dapat dihitung dengan meraba dada kelinci atau dengan menghitung kembang-kempisnya cuping hidungnya. Karena frekuensi napas kelinci cepat maka hitunglah 1/6 menit, kemudian kalikan 6. Setelah semuanya selesai, hitung dosis morfin yg diperlukan. Kemudian lakukan tindakan asepsis, dan suntikkan morfin 4% secara subkutan di daerah subskapula. Amati seluruh parameter setiap 5 menit setelah pemberian morfin. Bila frekuensi napas telah 20x/menit, laporkan dan mintalah larutan kafein benzoat 0,5ml dan suntikkan secara subkutan pada daerah subskapula. Bila frekuensi pernapasan tetap turun sampai kurang dari 15x/menit, laporkan agar segera disuntikkan nalokson 0,2 ml pada vena marginalis kelinci. Amati perubahan yg terjadi pada kelinci. 3. Hasil : Berat badan kelinci : 2300 gram (2,3 kg). Dosis morfin : 2,3 x 0,5 = 1,15 ml. Dosis nalokson : 0,2 ml.
Sebelum Pemberian Morfin :
Frekuensi nafas Rata-rata : 24x per sepuluh detik = 24x6 = 144x/menit. Diameter pupil : 1cm. Tonus otot : Baik Gerak dan aktivitas : Lincah.
Setelah Pemberian Morfin :
5 menit pertama : Frekuensi nafas : 60x/menit Diameter pupil : 0,5 cm. Tonus otot : Lemah Gerak dan aktivitas : Pasif. 5 menit kedua : Frekuensi nafas : 20x/menit Diameter pupil : 0,5 cm. Tonus otot : Lemah Gerak dan aktivitas : Pasif.
Setelah Pemberian Kafein Benzoat 4% :
5 menit pertama : Frekuensi napas : 16x/menit Diameter pupil : 0,5 cm Tonus otot : Lemah Gerak dan aktivitas : Pasif. 5 menit kedua : Frekuensi napas : 13x/menit Diameter pupil : 0,5 cm. Tonus otot : Lemah Gerak dan aktivitas : Pasif.
Setelah Pemberian Nalokson (Efeknya timbul segera setelah pemberian):
Frekuensi napas : 150x/menit Diameter pupil : 1 cm Tonus otot : Baik Gerak dan aktivitas : Aktif. Kesimpulan : Morfin akan memberikan efek berupa depresei pernapasan, miosis dan penurunan kesadaran serta aktivitas motorik dari kelinci. Kafein benzoat merupakan stimulan SSP, namun pada praktikum ini kurang memberikan hasil yang baik dalam memperbaiki depresi pernapasan yg terjadi. Nalokson merupakan antidotum bagi intoksikasi morfin, sehingga gejala- gejal intoksikasi morfin (trias) berupa depresi pernapasan, miosis, dan penurunan kesadaran serta aktivitas motorik dapat dihilangkan pada kelinci tersebut.