Anda di halaman 1dari 2

Nama : Izdihar Aisy

Kelas : Geografi 2018-C


NIM : 18040274106
UAS Evaluasi Tata Guna Lahan
1. Dasar penentuan sampel pada Penelitian Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
sebagai bentuk dari aplikasi Geomorfologi yakni :
- Aspek tanaman : dalam hal ini tanaman dilakukan karena kinerja tanaman yang ada
merupakan pencerminan kondisi lahan, sehingga identifikasi kondisi tanaman bisa
digunakan sebagai indicator kondisi lahan saat itu untuk menentukan sampel yang akan
di ambil dari penelitian kesesuaian lahan. Untuk area hutan, informasi kinerja tanaman
pun berperan penting dalam melihat kesesuaian lahan karena sebagai sarana pemantauan
pengambilan sampel dapat diketahui. Dengan demikian area yang baik maupun
bermasalah akan mudah diketahui
- Aspek iklim : perbedaan pola lahan, hujan antar petak merupakan bukti keterkaitan
iklim dalam menentukan lahan. Dalam hal ini tanah sangat berpengaruh oleh iklim,
sehingga iklim berperan penting dalam menentukan kesuburan tanah
2. Evaluasi Kemampuan Lahan merupakan kemampuan suatu lahan untuk digunakan sebagai
usaha pertanian yang paling intensif termasuk penentuan tindakan pengelolaannya, tanpa
menyebabkan lahan tersebut menjadi rusak.
Faktor-Faktor Evaluasi Kemampuan Lahan diantaranya :

a) Inventaris :

Bentuk lahan, batuan,


tanah, lereng, erosi, upaya
konservasi tanah,
penutupan
lahan/penggunaan lahan

b) Informasi Iklim dan


Hidrologi

c) Penilian Kemampuan
Penggunaan Lahan (KPL)

Kelas, Sub Kelas, Satuan

d) DATA SOSIAL EKONOMI


e) PENGGUNAAN LAHAN YANG
DIREKOMENDASIKAN UNTUK
PERENCANAAN PENGELOLAAN
DAS TERPADU

3) Prinsip Evaluasi kesesuaian lahan parameter yang digunakan adalah dengan diklasifikasikan
dari kelas I hingga kelas VIII. Ancaman kerusakan atau hambatan meningkat berturut-turut dari
kelas I sampai kelas VIII.
- Kelas I – IV : Ditetapkan atas kesesuaiannya untuk budidaya tanaman tanpa teras. Sesuai
untuk budidaya tanaman pertanian pada teras, dan mempunyai pembatas fisik yang meningkat
untuk tanaman pertanian tanpa teras.
- kelas V : Tidak sesuai untuk budidaya tanaman pertanian tanpa teras. Sesuai untuk
budidaya tanaman pertanian dengan teras, agroforestry, padang rumput atau hutan
- kelas VI : Hanya sesuai untuk budidaya tanaman pertanian dimana kedalaman tanah,
kedalaman regolit dan lereng memungkinkan tanaman pertanian atau agroforestry pola kayu-
tanaman semusim pada teras bangku
- kelas VII : Tidak sesuai untuk tanaman pertanian atau agroforestry pola kayu-tanaman
semusim. Sesuai untuk agroforestry pola kayu-rumput, padang rumput atau hutan
- kelas VIII : Memiliki faktor pembatas yang berat. Tidak sesuai untuk segala bentuk
tanaman pertanian, padang rumput atau hutan produksi. Hanya sesuai untuk kasawan perlindung
DAS (Hutan Lindung)
4) Arahan Penggunaan Lahan berupa pola Hkm (Hutan Kemasyarakatan) bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumberdaya hutan secara
optimal, adil, dan berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai