Analisa Pengaruh Customer Value
Analisa Pengaruh Customer Value
1
LANDASAN TEORI kedalam benak konsumen tentang suatu produk. Menurut
Strategi Pemasaran Kasali (1998), positioning adalah sebuah strategi
Menurut Schnars (1998), yang dijadikan fokus komunikasi untuk memasuki pikiran konsumen, agar
dalam strategi pemasaran khususnya pada tingkat makro suatu produk memiliki arti tertentu untuk mencerminkan
adalah variabel bauran pemasaran, yaitu peoduk, harga, keunggulan terhadap pesaingnya dalam bentuk hubungan
distribusi dan promosi. Tujuan pemasaran untuk asosiatif.
membantu perusahaan dalam upayanya untuk meraih
Customer value
tujuan dan target perusahaan. Untuk mencapai hal
Customer value merupakan salah satu hal penting
tersebut maka dibuat suatu strategi pemasaran yang
dalam proses pemasaran. Memahami kebutuhan dan
berbentuk bauran pemasaran (marketing mix). Strategi
keinginan konsumen menjadikan customer value ini
pemasaran terdiri dari STP, yaitu segmentation,
menjadi sakah satu hal yang diperhatikan. Dengan
targeting, dan positioning.
memperhatikan customer value diharapkan akan
Segmentation, merupakan langkah awal dalam
terjadinya permintaan, yang produk atau jasa yang
strategi pemasaran. Segmentasi pasar menurut Kasali
ditawarkan mampu memberikan kepuasan akan tujuan
(1998), merupakan suatu proses menggolongkan pasar
konsumen. Banyak perusahaan yang berlomba-lomba
untuk membentuk pasar potensial, baik yang memiliki
untuk memberikan nilai tambah dalam produk atau jasa.
kesamaan kebutuan ataupun memiliki kesamaan
Hal ini dianggap penting sehingga menjadi perhatian
karakter, dan yang memiliki respon yang sama dalam
khusus dalam pembuatan atau produksi suatu produk,
membelanjakan uangnya. Segmentasi dapat dilakukan
dimana konsumen akan membeli produk yang
dengan mengelompokan konsumen berdasarkan
memberikan nilai yang lebih.
geografi, demografi, psikografi, perilaku, dan lain-lain.
Pilihan yang dirasakan pelanggan dan evaluasi
Dengan data-data yang diperoleh, perusahaan mengolah
terhadap atribut produk, kinerja produk, dan konsekuensi
data tersebut untuk mendapatkan informasi tentang daya
yang timbul dari penggunaan produk untuk mencapai
tarik konsumen.
tujuan yaitu kepuasan dan konsekuensi yang timbul dari
Targeting, setelah melakukan segmentasi,
maksud konsumen yang menggunakan produk atau jasa.
tahapan selanjutnya menentukan target pasar yang dituju
Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa nilai pelanggan
berdasarkan data yang diperoleh tentang minat beli
(customer value) adalah persepsi pelanggan atau
konsumen. Menurut Kasali (1998), tergeting merupakan
konsumen terhadap konsekuensi yang diinginkan dari
tindakan memilih satu atau beberapa segmen yang
penggunaan barang atau jasa demi memenuhi kebutuhan
dijadikan target pasar dimana yang akan menjadi fokus
(Woodruff, 1997). Customer value menilai fungsi suatu
kegiatan pemasaran dan meninggalkan segmen yang
produk dimana apakah sesuai yang diterima dan apa
lain. Dalam menentukan target pasar, perusahaan harus
yang diberikan. Apakah sudah memenuhi kebutuhan
mengetahui seberapa luas pasar yang akan dimasuki.
mereka sesuai dengan yang diharapkan (Zeithaml, 1988).
Dalam melakukan evaluasi segmen yang dituju terdapat
Dijelaskan juga oleh Kotler dan Keller (2006) dimana
beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti ukuran
nilai pelanggan adalah selisih antara evaluasi calon
segmen, pertumbuhan segmen, daya tarik struktural,
pelanggan atas semua manfaat serta biaya yang
tujuan perusahaan, sumber daya perusahaan untuk
dikeluarkan dengan memikirkan alternatif-alternatif
memastikan penetapan segmen yang dilakukan oleh
lainnya. Nilai pelanggan total adalah nilai yang
perusahaan tetap fokus pada target perusahaan yang
dipikirkan atas manfaat ekonomis, fungsional, psikologis
ingin dicapai.
yang diharapkan oleh konsumen dengan penawaran
Positioning, merupakan tahap selanjutnya setelah
tertentu. Biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya
perusahaan menetapkan sasaran pasar yang akan dituju.
yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk
Tujuan positioning adalah menanamkan persepsi
2
mengevaluasi, mendapatkan, dan membuat tawaran disampaikan oleh Howard (1989), dimana minat beli
kepada pasar tertentu termasuk biaya dalam uang, waktu, merupakan sesuatu hal yang berhubungan dengan
energi maupun psikis. Dapat disimpulkan bahwa rencana konsumen untuk membeli sebuah produk
customer value merupakan segala sesuatu yang tertentu dengan merencanakan berapa banyak produk
diinginkan konsumen dalam memuaskan kebutuhan yang akan dibeli pada periode tersebut. Dapat dikatakan
mereka yang berupa barang atau jasa dengan bahwa minat beli adalah perencanaan konsumen untuk
memaksimalkan kualitas yang diterima konsumen dan membeli produk tertentu dengan jumlah yang sesuai
biaya yang dikeluarkan. dengan kebutuhan.
Bearman (2001) mengemukakan bahwa tumbuhnya
Online promotion
minat beli konsumen diakibatkan oleh tiga tahapan:
Promosi merupakan hal penting dalam konsep
rangsnagan, kesadaran, dan pencarian informasi.
pemasaran dimana dengan melakukan sebuah promosi
Rangsangan merupakan suatu syarat yang bertujuan
dapat memperkenalkan produk dan juga perusahaan
untuk mendorong atau menggerakan seseorang untuk
kepada konsumen atau target yang menjadi sasaran
melakukan suatu hal. Kesadaran merupakan tahapan
produk. Promosi adalah sebagai koordinasi dari penjual
lanjutan dari rangsangan yaitu dimana secara sadar
yang bertujuan untuk memberikan informasi dan
konsumen berpikir. Dimana pikiran tersebut dipengaruhi
persuasi kepada konsumen agar dapat menjual barang
dari produk dan jasa yang ditawarkan. Pencarian
dan jasa yang ditawarkan (Belch, 2009). Proses
informasi bisa didapatkan dengan dua cara yaitu secara
mengkomunikasikan pesan dari sebuah produk atau jasa
internal dan eksternal. Informasi internal berasal
kepada konsumen disebut juga promosi. Promosi ini
dari diri sendiri saat memilih produk atau jasa yang dapat
mempengaruhi keputusan dari konsumen untuk membeli
memuaskan kebutuhannya.
(Sunday dan Bayode, 2011). Internet telah meningkatkan
bauran promosi dan mengurangi banyak biaya dalam hal
Penelitian Terdahulu
promosi. Sebelumnya perusahaan menggunakan majalah,
Penelitian oleh Harris dan Goode (2010) berjudul
brosur ataupun media cetak lainnya untuk melakukan
Online service scapes, trust, and purchase intentions,
promosi namun sekarang alat utama yang digunakan
dengan jumlah survey yang diteliti sebanyak 50 orang
adalah internet. Iklan dapat dilakukan melalui televisi,
dengan temuan bahwa trust dan customer value
radio, surat kabar, internet, dll. Namun memiliki
berpengaruh positif dan signifikan pada purchase
anggaran yang cukup besar, internet menjadi salah satu
intention melalui online promotion. Penelitian Hao Kui
promosi yang digunakan sebagai cara yang lebih murah
(2013) di China pada eight national university dengan
untuk berpromosi. Penggunaan internet dalam promosi
temuan bahwa customer value yang ditunjukan melalui
terbukti dalam kegiatan pemasaran. Online promotion
online promotion berpengaruh positif dan signifikan
menjadi salah satu cara untuk menarik konsumen baru
pada purchase intention pada toko online. Penelitian
dikarenakan kemudahan konsumen untuk mengakses
Cahyo (2013) yang berjudul pengaruh store atmosphere
internet. Konsumen diundang ke website jika mereka
dan peer pressure terhadap purchase intention komedy
ingin lebih tahu tentang produk atau jasa yang
kopi sutos di Surabaya dengan temuan bahwa store
ditawarkan (Abou-Moghli dan Al-Abdallah, 2012).
atmosphere dan peer pressure berpengaruh secara positif
dan signifikan pada purchase intention.
Purchased Intention
Minat beli konsumen berasal dari pengaruh
Hubungan Antar Konsep
eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan
Hubungan antara Customer value dengan Online
produk, dan evaluasi alternatif. Pengaruh eksternal ini
promotion
terdiri dari usaha pemasaran dan faktor budaya yang ada
(Schiffman dan Kanuk, 2004). Pengertian minat beli juga
3
Promosi adalah sebagai koordinasi dari penjual diundang ke website jika mereka ingin lebih tahu tentang
yang bertujuan untuk memberikan informasi dan produk atau jasa yang ditawarkan (Moghli, 2012). Untuk
persuasi kepada konsumen agar dapat menjual barang itu, hipotesis yang diajukan: H1 = Online promotion
dan jasa yang ditawarkan (Belch, 2009). Proses berpengaruh terhadap purchase intention di Starbuck
mengkomunikasikan pesan dari sebuah produk atau jasa Coffe.
kepada konsumen disebut juga promosi. Promosi ini
Kerangka Konseptual
mempengaruhi keputusan dari konsumen untuk membeli
H1 H2
(Sunday dan Bayode, 2011). Penggunaan internet dalam Customer Value Online Promotion Purchase Intention
4
karakteristik tertentu seperti yang ditentukan yang dapat Hao Kui (2013); Cahyo (2013) dengan indikator sebagai
dijadikan sampel. berikut:
- Harga yang ekonomis.
Teknik Pengambilan Sample - Fungsi produk yang sesuai dengan kebutuhan.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 - Memiliki tempat yang nyaman.
responden, dengan berdasarkan pada pertimbangan b. online promotion (Y1)
tingkat keyakinan 0,95 dengan α 0,05 dan kesalahan Proses mengkomunikasikan pesan dari sebuah
yang mungkin terjadi tidak lebih dari 10% sehingga produk atau jasa kepada konsumen melalui media online
jumlahs ampel yang didapatkan adalah 100 sampel. seperti internet. Pengukuran variabel online promotion
diadopasi dari penelitian Harris dan Goode (2010); Hao
Jenis dan Sumber Data Kui (2013); Cahyo (2013) dengan indikator sebagai
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: berikut:
data primer (Primary Data) dan data sekunder. - Information, mencakup: kesadaran atas produk baru
dari Starbucks, mengetahui efek dari produk
Instrumen Penelitian Starbucks, dan menjelaskan tentang produk yang
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti ditawarkan
dalam penelitian ini adalah kuisioner. Menurut Malhotra - Persuasive, mencakup indikator: mendorong orang
(2004, p.280), kuisioner merupakan salah satu teknik untuk mengkonsumsi produk Starbucks,
terstruktur dalam mengumpulkan data yang terdiri dari mempengaruhi pelanggan untuk membeli sekarang,
sejumlah pertanyaan, baik tertulis maupun lisan, yang dan mendorong konsumen untuk menyarankan orang
dijawab oleh responden. lain untuk membeli.
- Customer reminding, adalah mencakup indikator:
Skala pengukuran
mengingatkan konsumen tentang adanya produk baru,
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
mengingatkan konsumen tentang adanya event yang
Likert. Menurut Malhotra (2004, p.258), skala Likert
akan dilaksanakan, dan mengingatkan konsumen
merupakan pengukuran skala dengan 5 kategori mulai
tentang promo yang ditawarkan
sari “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”, yang
c. Purchase intention (Z).
mengharuskan responden untuk menunjukkan
Purchased intention merupakan sesuatu hal yang
ketidaksetujuan atau persetujuan dengan serangkaian
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
pertanyaan.
sebuah produk tertentu dengan merencanakan berapa
banyak produk yang akan dibeli pada periode tersebut.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Dapat dikatakan bahwa minat beli adalah perencanaan
Variabel penelitian meliputi: satu variabel
konsumen untuk membeli produk tertentu dengan jumlah
independen yaitu customer value (X) dan dua variabel
yang sesuai dengan kebutuhan. Pengukuran purchase
terikat yaitu: online promotion (Y1) dan purchase
intention dengan mengadopsi penelitian Harris dan
intention (Y2).
Goode (2010); Hao Kui (2013); Cahyo (2013) dengan
a. Customer value (X)
indikator sebagai berikut:
Customer value merupakan segala sesuatu yang
- Stimulus, mencakup indikator: konsumen menyukai
diinginkan konsumen dalam memuaskan kebutuhan
aroma kopi Starbucks sehingga membeli produk
mereka yang berupa barang atau jasa dengan
Starbucks, promosi yang dilakukan oleh Starbucks
memaksimalkan kualitas yang diterima konsumen dan
membuat konsumen tertarik untuk mengkonsumsi
biaya yang dikeluarkan. Pengukuran variabel customer
produk Starbucks, konsumen menyukai tempat dan
value diadopasi dari penelitian Harris dan Goode (2010);
5
desain Starbucks sehingga ingin mengkonsumsi yang digunakan untuk menjelaskan satu atau beberapa
produk. variabel. Untuk melihat hubungan pengaruh antar
- Kesadaran, mencakup indikator: konsumen selalu variabel respon emosi secara langsung maupun tidak
ingin mengkonsumsi Starbucks karena suka dengan langsung terhadap kecendrungan perilaku pembelian
rasa produk, konsumen ingin mengkonsumsi implusif, diperlukan suatu system persamaan secara
Starbucks karena pelayanan ataupun produk yang stimultan. Hubungan tidak langsung melibatkan variabel
ditawarkan di Starbucks, konsumen tergabung dalam intervening orientasi belanja dan sumber daya yang
member Starbucks karena menguntungkan konsumen. dikeluarkan. Salah satu alat analisisnya adalah analisis
- Pencarian informasi, mebcakup indikator: konsumen jalur atau juga analisis dengan menggunakan structural
mengetahui Starbucks dari promosi, konsumen equation modeling (SEM).
mengkonsumsi Starbucks karena rekomendasi dari
teman, konsumen mengetahui Starbucks dari media Struktur Equation Modeling (SEM)
sosial. Struktur Equation Modeling (SEM), merupakan
suatu teknik modeling statistika yangpaling umum, dan
Metode Analisis Data
telah digunakan secara luas dalam ilmu perilaku
Metode analisis data yang digunakan dalam
(behavior science). SEM dapat ditunjukan sebagai
penelitian ini merupakan metode analisis data kuantitatif.
kombinasi dari analisis faktor, analisis regresi, dan
analisis path. Diagaram path atau diagram lintasan
Uji Validitas
merupakan sarana komunikasi yang efektif untuk
Uji validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk
menyampaikan ide konsep dasar dari model SEM
mengukur kevalidan suatu kuisioner. Kuisioner
(Hoyle, 1995). Diagram lintasan jika digambarkan secara
dinyatakan valid apabila mampu menyatakan sesuatu
benar dan mengikuti aturan yang ditetapkan, akan dapat
yang akan diukur dalam kuisioner tersebut. Uji ini
diturunkan menjadi model matematika SEM.
bertujuan untuk menilai apakah alat ukur yang akan
Menurut Hair et al. (1995) evaluasi terhadap GOF
digunakan benar-benar mengukur apa yang hendak
dilakukan melalui beberapa tingkatan,yaitu kecocokan
diukur. Teknik untuk menguji validitas adalah
keseluruhan model, kecocokan model pengukuran, dan
menggunakan teknik content validity. Suatu indikator
kecocokan model structural. Ukuran GOF serta tingkat
dikatakan valid secara statistik apabila nilai standardized
penerimaan kecocokan yang berhasil dikomplikasi dari
faktor loading untuk masing-masing indikator tidak
beberap penulis, seperti berikut:
kurang dari 0,5.
1. Statistic Chi-Square (X2) makin kecil makin baik
Uji Reliabilitas (p>0,05).
Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur kuesioner 2. RMSEA (TheRoot Mean Square Error of
yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Approximation); adalah sebuah indeks yang dapat
Suatu kuesioner dinyatakan reliable atau dapat digunakan untuk mengkompensasi statistic chi-
diandalkan apabila jawaban yang diberikan terhadap square (X2), nilai makin kecil makin baik (≤ 0,08)
pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu merupakan indeks untuk dapat diterimanya model
(Ghozali dan Fuad, 2005). Reliabilitas konstruk dapat yang menunjukkan sebagai sebuah close fit dari
dikatakan baik jika nilai construct reliability > 0,7. model berdasarkan derajat kebebasan, (Broune dan
Cudeck, 1993).
Analisis Jalur 3. GFI (Goodness ogf Fit Index); merupakan indeks
Menurut Ferdinand, (2002), analisis jalur adalah kesesuaian yang akan menghitung proporsi
model dasar yang digunakan untuk menganalisis jalur, tertimbang dari varian dalam matriks kovarian
mengestimasi kekuatan dari hubungan-hubungan kausal sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarian
6
populasi yang terestimasikan, (Bentler, 1993). Nilai dilihat dari tanggapan pada purchase intention tergolong
GFI berada antara 0,00-1,00; dengan nilai ≥ 0,90 tinggi.
merupakan model yang baik (better fit).
Pengujian Data
4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit), amalog dengan
Validitas indicator
koefisien determinasi (R2) pada analisis regresi
Berdasarkan pada tabel outer loading di atas,
berganda. Indeks ini dapat disesuaikan terhadap
indikator validitas : Nilai Factor Loading lebih besar
derajat bebas yang tersedia untuk menguji
dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645
diterimanya model (Arbuckle, 1994). Tingkat
(nilai Z pada α = 0,10). Factor Loading merupakan
penerimaan yang direkomendasi adalah bila AGFI ≥
korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar
0,90, (Hair, et al. 1995).
dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-
5. CMIN/DF (The Minimum Sample Discrepancy
Statistic lebih besar dari 1,645 maka korelasinya disebut
Function), umumnya dilaporkan oleh peneliti
signifikan. Berdasarkan uji validitas variabel (konstruk),
sebagai salah satu indicator mengukur tingkat fitnya
nilai Avarage Variance Extracted (AVE) lebih besar 0,5
sebuah model. CMIN/DF tidak lain adalah statistic
menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi
X2 dibagi dengan df sehingga disebut X2 relatif.
variabel laten.
Nilai X2 relatif ≤ 2,0 bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi
dari model fit dengan data, (Arbuckle, 1994).
Reliabilitas
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Reliabilitas
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability,
Karakteristik Responden
konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas
Berdasarkan jenis kelamin, 62% konsumen
0,70 maka indikator disebut konsisten dalam mengukur
Starbucks berjenis kelamin laki-laki dan 38% berjenis
variabel latennya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
kelamin perempuan. Dikarenakan laki-laki memiliki
konstruk (variabel) Customer value, Online promotion,
kecenderungan berkumpul dengan teman-teman daripada
dan Purchase Intetion miliki nilai composite reliability
perempuan. Berdasarkan usia, 18% konsumen Starbucks
lebih besar dari 0,7. Sehingga reliabel.
berusia 17-25 tahun, 46% berusia 26-35 tahun, dan 31%
berusia 36-45 tahun dan 5% berusia >46. Jadi dapat
Model Struktural
diketahui konsumen Starbucks yang menjadi responden
Goodness – Fit Model
dalam penelitian ini sebagian besar berusia 26-35 tahun.
Nilai R2 = 0,3845. Hal ini dapat diinterpretasikan
Berdasarkan pekerjaan, 11% konsumen Starbucks
bahwa model mampu menjelaskan fenomena/masalah
memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil, 24%
online promotion sebesar 38,45 %. Sedangkan sisanya
memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta, 37%
(61,55 %) dijelaskan oleh variabel lain (selain customer
memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, dan 28%
value) yang belum masuk ke dalam model dan error.
memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa. Jadi dapat
Artinya online promotion dipengaruhi oleh customer
diketahui bahwa konsumen Starbucks yang menjadi
value sebesar 38,45 % sedang sebesar 61,55 %
responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah
dipengaruhi oleh variabel selain customer value.
bekerja sebagai wiraswasta sebesar 37%.
Nilai R2 = 0,3587. Hal ini dapat diinterpretasikan
bahwa model mampu menjelaskan fenomena/masalah
Tanggapan Terhadap Variabel Penelitian
purchase intention sebesar 35,87 %. Sedangkan sisanya
Tanggapan responden terhadap customer value di
(64,13 %) dijelaskan oleh variabel lain (selain online
Starbuck coffe dengan kategori tinggi, tanggapan
promotion) yang belum masuk ke dalam model dan
terhadap online promotion dari Starbuck coffe juga
error. Artinya purchase intention dipengaruhi oleh
kategori tinggi. Keinginan untuk melakukan pembelian
7
online promotion sebesar 35,87 % sedang sebesar 64,13 ditentukan oleh adanya customer value yaitu segala
% dipengaruhi oleh variabel selain online promotion. sesuatu yang diinginkan konsumen dalam
memuaskan kebutuhan mereka yang berupa barang atau
Uji Kausalitas (Inner Model)
jasa dengan memaksimalkan kualitas yang diterima
Pada Partial Least Square (PLS) koefisien
konsumen dan biaya yang dikeluarkan.
parameter jalur diperoleh melalui bobot inner model
Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan promosi
dengan terlebih dahulu dicari nilai t_statistic melalui
online yang dilakukan oleh perusahaan karena
prosedur bootstrap standart error, dengan hasil
dipengaruhi customer value yang bertujuan untuk
perhitungan software smart PLS sebagai berikut :
memenuhi kebutuhan/mempermudah pelanggan dalam
mencari informasi. Hal ini di dukung oleh Lamb (2004),
dimana kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi
pemasaran, selain dari iklan, penjualan pribadi, dan
hubungan dengan masyarakat, dimana insentif jangka
pendek memotivasi konsumen dan anggota saluran
distribusi untuk membeli barang atau jasa dengan segera,
baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikan
nilai tambah. Lamb membagi tujuan promosi menjadi
tiga yaitu memberi informasi, membujuk pelanggan dan
1. Customer value (X1) berpengaruh terhadap Online Hubungan antara Online promotion dengan Purchase
0,6201, dapat diterima dimana nilai t-Statistic = Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah
9,4899 lebih besar dari nilai Z α = 0,10 (10%) = dilakukan untuk menganalisis pengaruh online
1,645 , maka signifikan (positif) promotion terhadap purchase intention diperoleh hasil
2. Online promotion (X2) berpengaruh terhadap bahwa online promotion berpengaruh positif signifikan
purchase intention (Y) dengan koefisien path terhadap purchase intention maka dapat dijelaskan
sebesar 0,5989 dapat diterima dimana nilai t- bahwa online promotion berpengaruh terhadap purchase
Statistic = 11,3802 lebih besar dari nilai Z α = 0,10 intention. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
(10%) = 1,645 , maka signifikan (Positif) online promotion yang dilakukan maka semakin tinggi
pula purchase intention, begitu juga sebaliknya semakin
Hubungan antara Customer value dengan Online intention sehingga purchase intention sangat ditentukan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah mengkomunikasikan pesan dari sebuah produk atau jasa
dilakukan untuk menganalisis pengaruh customer value kepada konsumen melalui media online seperti internet.
terhadap online promotion diperoleh hasil bahwa Hasil ini menunjukkan bahwa online promotion
customer value berpengaruh signifikan terhadap online menjadi salah satu cara untuk menarik konsumen baru
promotion. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dikarenakan kemudahan konsumen untuk mengakses
customer value yang dirasakan konsumen maka semakin internet. Konsumen diundang ke website jika mereka
tinggi pula online promotion,begitu juga sebaliknya ingin lebih tahu tentang produk atau jasa yang
semakin rendah customer value maka semakin rendah ditawarkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi
online promotion sehingga online promotion sangat online mampu meningkatkankan minat beli konsumen,
8
hal ini juga di dukung dengan kemajuan teknologi dan bahwa customer value berpengaruh terhadap
informasi sehingga media online lebih mudah di aksess Purchase intention dikarenakan nilai rata-rata yang
pada era modern ini. cenderung ke arah setuju maupun sangat tidak
setuju.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan
peneliti mengemukakan saran sebagai berikut :
maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai
1. Untuk meningkatkan customer value, perusahaan
berikut:
harus selalu melakukan pengecekan mengenai
1. Customer value berpengaruh terhadap purchase
tenggang waktu penggunaan agar aman digunakan.
intention. Hal ini dapat dijelaskan bahwa customer
Untuk melakukan pengecekan dengan cara selalu
value yang positif, lebih mempengaruhi dalam
menjaga disiplin kerja pegawai dimana dengan
melakukan pembelian karena customer value positif
membuang barang ataupun produk yang sudah tidak
mendorong konsumen untuk memiliki minat positif
layak pakai sehingga tidak merugikan konsumen.
terhadap produk tersebut. Dapat dilihat dari nilai
2. Untuk meningkatkan online promosi, perusahaan
rata-rata nilai Customer value yaitu rata-rata
menggunakan pesan yang mudah diingat dan unik,
terendah 3,180 dan nilai rata-rata tertinggi sebesar
serta memiliki hubungan antara brand dengan
3,790. Nilai rata-rata tersebut menunjukan
kategori produk, serta harus menetapkan sasaran
tanggapan responden terhadap Customer value
kualitas dengan jelas dan tidak terlalu umum karena
dikategorikan tinggi. Dengan menggunakan patokan
sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung
berdasarkan nilai 1 (sangat tidak setuju) sampai 5
menjadi tidak bermanfaat, seperti lebih memperkuat
(sangat setuju) nilai tersebut dapat dikategorikan
kualitas kopi, dan tersedianya stok di berbagai toko
tinggi karena berada di atas angka 3 yaitu nilai
yang ada.
tengah yang berada antara sangat tidak setuju dan
3. Untuk meningkatkan purchase intention, Starbucks
setuju. Hal ini menyimpulkan bahwa customer
sebaiknya perlu menambah keunggulan produk
value berpengaruh terhadap Purchase intention
seperti perlu membangun kualitas produk dengan
dikarenakan nilai rata-rata yang cenderung ke arah
melakukan riset terhadap pelanggannya sehingga
setuju maupun sangat tidak setuju.
diperoleh informasi masukan tentang mutu dari
2. Online promotion berpengaruh terhadap purchase
pelanggan yang akurat, relevan dan up to date.
intention, hal ini dapat dijelaskan semakin tinggi
online promotion yang dilakukan, maka purchase
REFERENSI
intention konsumen terhadap produk tersebut
Abou-Moghli, Azzam A., Al-Abdallah, Gaith M. (2012).
meningkat karena produk itulah yang diketahuinya.
The Effect of Promotional Mix on Internet
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata nilai Online
Adoption in Jordanian Small and Medium
promotion yaitu rata-rata terendah 3,340dan nilai
Enterprises. The European Journal June edition
rata-rata tertinggi 3,580. nilai rata-rata tersebut
vol. 8 no.12.
menunjukan tenggapan responden terhadap Online
Arbuckle, J.L. (1994). AMOS. Analysis of Moment
promotion diketegorikan tinggi. Dengan
Structure. Psychometrica.59, 135-137
menggunakan patokan berdasarkan nilai 1 (sangat
Belch, George E., Belch, Michael A. (2009). Advertising
tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju) nilai tersebut
and Promotion : An Integrated Marketing
dapat dikategorikan tinggi karena berada di atas
Communication Perpective. 8th Edition. New
angka 3 yaitu nilai tengah yang berada antara sangat
York : McGraw-Hill
tidak setuju dan setuju. Hal ini menyimpulkan
9
Bearman, B. (2001). Retail Management : A Strategic Schiffman & Kanuk, Leon G. (2004). Consumer
Approach. New Jersey : Prentice Hall Behaviour 8th ed. Upper Saddle River, NJ:
Cahyo, Endra (2013). Pengaruh Store Atmosphere dan Pearson Education, Inc.
Peer Preasure terhadap Purchase Sunday, Adebisi & Bayode, Babatunde (2011). Strategic
Intention Comedy Kopi Sutos di Surabaya. Influence of Promotional Mix on Organisation
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Sale Turnover in the Face of Strong Competitors
Universitas Surabaya Vol. 2 No.2 Sweeney, J.C. and Soutar, G.N. (2001), Consumer
Ferdinand, Augusty (2002). Structural Equation Perceived Value: The Development of A Multiple
Modelling dalam Penelitian Managemen. item Scale, Journal of Retailing, Vol. 77, No. 2,
Semarang: BP UNDIP. pp. 203-220.
Ghozali, I. dan Fuad, 2005. Model Persamaan Struktural, Woodruff, Robert B. (1997). Customer Value: The Next
Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos Source for Competitive Advantage. The
Ver. 5.0,Semarang: Universitas Diponegoro. University of Tennessee
Hair JF., Anderson RE, Tatham RL., & Black WC. Zeithaml, Valarie A. (1988). Consumer Perceptions of
(1995)/ Multivariate Data Analysis, Fourth ed. Price, Quality and Value: A Means-End
New Jersey: Prentice Hall. Model and Synthesis of Evidence. Journal of
Hao Kui (2013). Students’ Online Purchase intentions at Marketing Vol. 52
Eight National Univetsity in Beijing, China.
Harris, Lloyd C. & Goode Mark M.H (2010). Online
Servicescapes, Trust, and Purchase intentions.
Journal of Services Marketing, Vol. 24
Howard, J.A. (1989). Buyer Behavior in Marketing
Strategy (2nd edition). New Jersey,
Prentice Hall.
Hoyle, Rick H. (1995). Structural Equation Modeling:
Concepts, Issues, and Applications. Sage
Publications, International Educational and
Profesional Publisher, Thousand Oaks, London,
New Delhi
Kasali, Rhenald. (1998). Membidik Pasar Indonesia:
Segmentation, Targeting, Positioning.
Jakarta.
Kotler, Philip (2006). Manajemen Pemasaran Jilid 1
Ed.12. Upper Saddle River, NJ.: PT. Indeks.
2006
Lamb, Charles W. (2004). Marketing 7th ed. Australia
Maholtra, N.K. (2004). Marketing research (4th ed.).
Prentice Hall: Pearson Education, Inc
Miller, J.C, Miller, J.N, (1991), Statistics for Analytical
Chemistry, John Wiley and Sons, New
York
Schnars, S.P. (1998). Marketing Strategy. New York:
The Free Press.
10