Anda di halaman 1dari 2

PENGATURAN BEBAN BELAJAR

Sekolah menetapkan beban belajar peserta didik sebagai berikut :

a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum SMA N 1 Kinali.
b. Menurut Standar Isi :
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan peserta didik
untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Kegiatan tatap muka adalah pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta
didik dengan pendidik.

Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi


pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa


pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur (PTT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
(KMTT) maksimum 60 % dari jumlah alokasi waktu tatap muka per mata pelajaran
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran. Alokasi waktu dimaksud,
digunakan untuk pelaksanaan remedial dan pendalaman/pengayaan materi

c. Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua jam
kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah.

Beban Belajar Peserta Didik


Jumlah Minggu Jumlah
Satu jam jam Efektif Waktu jam per
Kelas tatap muka pembela- per pembelajaran tahun
(menit) jaran Per tahun per tahun (@60
minggu ajaran menit)

X s.d. 1326 jam pel


45 42 35 994,5 jam
XII (59.679 menit)

E. Ketuntasan Belajar
SMA Negeri 1 Kinali menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di awal
tahun pelajaran dengan mempertimbangkan :

1. tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (Intake),

2. mendidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar


(kompleksitas),

3. serta kemampuan daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran,yang


orientasinya pada sumber belajar.

KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain
ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan nilai batas ambang kompetensi.

Hasil penetapan KKM,oleh Guru atau kelompok Guru mata pelajaran, disahkan
oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan Guru dalam melakukan penilaian.

KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak yang berkepentingan, yaitu


siswa, orang tua siswa dan dinas pendidikan.

KKM dicantumkan dalam lembar hasil belajar (LHB) pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua/wali siswa.

Usaha sekolah dalam rangka pencapaian KKM 100% oleh siswa, Guru diwajibkan
membuat rancangan penilaian dan analisis KKM SK/KD, sehingga setelah melakukan
penilaian, segera tahu mana siswa yang perlu diremedial maupun perlu pengayaan.
Sekolah membentuk Tim Evaluasi yang bertugas menginput atau meregristrasi nilai
ulangan harian, ulangan tengah semester dan semester dan merekap siswa yang harus
diremedial atau butuh pengayaan. Tim tersebut terdiri dari beberapa wakil kepala
sekolah, staf tata usaha dan beberapa orang Guru. Tim ini diketuai oleh Wakil Bidang
Peningkatan Mutu.

Anda mungkin juga menyukai