MODUL PRAKTIKUM

DESAIN STRUKTUR
BETON I

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
2020
1
 MODUL PRAKTIKUM
DESAIN STRUKTUR
BETON I

DISUSUN OLEH :
ARLINA PHELIA, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
2020
DAFTAR ISI
1. Perencanaan dimensi balok dan
pelat
2. Pembebanan
3. Tulangan lentur, tulangan geser,dan
tangga
4. Gambar rencana

3
SOAL TUGAS BESAR BETON I

4
SOAL TUGAS BESAR BETON I

5
PENYELESAIAN PRAKTIKUM
DESAIN STRUKTUR BETON I

6
 PENULANGAN PELAT PADA LANTAI

A B C D E F

G H I J K L

M N O P Q R

S T U V W X

Co/ L2 (termasuk bentang anak), cari

Co/ L5 –L6 (termasuk bentang
diantara semua balok anak yg
induk), cari diantara semua balok
bentangnya terpanjang (L)
induk yg bentangnya terpanjang (L)

Berikan setiap ukuran masing-masing L1-L10, dan sudah diberikan F’c

dan F’y sesuai dengan NPM.

MENENTUKAN DIMENSI BALOK LANTAI

Balok Induk :
h = 1/16 * L (L = merupakan bentang induk terpanjang)
b = 0,6 s/d 0,7 * h
b1 = 0,6 * h
b2 = 0,7 * h
• Yang digunakan bI = b1 mm< …….. mm < b2 mm
7
PENULANGAN PELAT PADA LANTAI
Balok Anak :
h = 1/16 * L (L = merupakan bentang anak terpanjang)
b = 0,6 s/d 0,7 * h
b1 = 0,6 * h
b2 = 0,7 * h
• Yang digunakan bA = b1 mm< …….. mm < b2 mm

Dimensi balok induk = bI/hI

Dimensi balok anak = bA/hA

CHECK JENIS PELAT LANTAI:

(Check semua jenis pelat yang ukuran antara L nya
sama)
Contoh: Pelat A = Pelat D
β = Ly/Lx = Bentang terpanjang/ Bentang
terpendek

(apabila Ly/Lx < 2 sehingga jenis pelatnya 2 arah)

8
PENULANGAN PELAT PADA LANTAI

CHECK TEBAL PELAT 2 ARAH LANTAI :

CONTOH PELAT A = PELAT D
RUMUS:
Ln = Ly – ((1/2 *bI) + (1/2*bA)) mm
Hmin = Ln * (0,8 + (Fy/1500)) mm
36 + (9 * β)

Hmax =Ln * (0,8 + (Fy/1500)) mm

36

Kemudian dibuatkan “TABEL HASIL

PERHITUNGAN TEBAL PELAT MINIMUM”
PELAT H min (mm) H max (mm)
A-D 74 93
B-C 81 105
Dst…….

Tebal pelat yang digunakan adalah 120 mm (Berdasarkan

SNI 2002)

Syarat tebal pelat minimum (SK SNI Hal. 19)

Ly/Lx < 2 120 mm
Ly/Lx > 2 90 mm

9
 PEMBEBANAN PELAT ATAP
• BEBAN MATI
 Berat sendiri pelat (120mm) = 0,12 * Bj. Beton = ….kg/m2
 Berat air hujan (5 cm ) = 0,05 * Bj. Air = ….. Kg/m2
 Berat plafond + penggantung = 11 + 7 (ketentuan)= .Kg/m2
 Berat aspal (5 cm) = 0,05 * Bj. Aspal = …….kg/m2 +

Berat total beban mati (qd) = ….. Kg/m2

Berat beban hidup (qL) = ………… kg/m2
• BERAT ULTIMATE
Qu = (1,2 * qd) + (1,6 * qL) = …… kN/m2

PEMBEBANAN PELAT LANTAI

• BEBAN MATI
 Berat sendiri pelat (120mm) = 0,12 * Bj. Beton = ….kg/m2
 Berat spesi (3 cm ) = 0,03 * Bj. spesi = ….. Kg/m2
 Berat tegel (2 cm) = 0,02 + Bj. beton = …. Kg/m2
 Berat plafond + penggantung = 11 + 7 (ketentuan)= .kg/m2

Berat total beban mati (qd) = ….. Kg/m2

Berat beban hidup (qL) = ………… kg/m2
• BERAT ULTIMATE
Qu = (1,2 * qd) + (1,6 * qL) = …… kN/m2
• Catatan Ketentuan :
Bj beton = 2400
Bj air = 1000
Bj aspal = 2200
Bj spesi = 2100
Berat plafond +penggantung = 11+7 (PPI Beban Indonesia)
qL = 100 kg/m2 (ketentuan atap PPI) 10
qL = 250 kg/m2 (ketentuan lantai PPI)
PERHITUNGAN q Ekuivalen (q ekv)
A. Segitiga Sama Kaki

a
A B
Q1 Q2
Rav
Rbv
L
½L ½L
• RUMUS yang dapat digunakan (penjabarannya) : ditulis dalam
lembar penyelesaian

Q1 = Q2 = ½ * L * a * ½ = ¼ *a*L
ΣMb = 0
Rav * L – Q1 ((1/3 * ½ *L) + ½ *L) – Q2 (2/3 * ½ *L) = 0
Rav * L – ¼ *a *L ((1/6 *L) + (1/2*L)) – ¼ * a *L (1/3 *L) = 0
Rav * L – ((¼ * a *L) * (2/3 * L)) – (1/12 * a *L²) = 0
Rav = aL² / aL
Rav = ¼ * aL ( )

ΣMa = 0
-Rbv * L + Q2 ((1/3 * ½ *L) + (1/2 *L)) + Q1 (2/3 * ½ *L) = 0
-Rbv * L + ¼ *a *L ((1/6 *L) + (1/2*L)) + ¼ * a *L (1/3 *L) = 0
-Rbv * L + ((¼ * a *L) * (2/3 * L)) + (1/12 * a *L²) = 0
-Rbv * L + (1/6 * aL²) + (1/12 * aL²) = 0
Rbv = -aL² / -aL
Rbv = ¼ aL ( )

Check:
Rav + Rbv – Q1 – Q2 = 0
¼ aL + ¼ aL – ¼ aL – ¼ aL = 0
11
0=0 ok!!!
PERHITUNGAN q Ekuivalen (q ekv)
A. Segitiga Sama Kaki
• RUMUS yang dapat digunakan (penjabarannya) :
Momen Max dititik C

Mc = Rav * ½ * L – Q1 * ( 1/3 * ½ *L)

= (¼ * aL) * (½ * L) – (¼ * aL) * (1/6 * L)
= 1/8 * aL² - 1/24 * aL²
= ((3* aL²)-(aL²) / 24
= 2 aL² / 24

Mmax = 1/8 * qekv * L²

1/12 * a * L² = 1/8 * qekv * L²
qekv = 2/3 * a (yg dipakai untuk perhitungan)

B. Trapesium

A B
Rav
Rbv
Q1 Q2 Q3
L
a (L – 2a) a

Q1 = Q3 = ½ * a * a = ½ * a²
Q2 = a * (L-2a) = aL – 2a² = La – 2a²
12
PERHITUNGAN q Ekuivalen (q ekv)
B. Trapesium
• RUMUS yang dapat digunakan (penjabarannya) : ditulis dalam
lembar penyelesaian

ΣMb = 0
Rav * L – Q1 ((1/3*a + (L-2a)+a)) - Q2 (1/2 *(L-2a)+a) – Q3*2/3*a = 0
Rav * L – ½ a² (1/3*a + (L-2a) + a) – ((L-2a²)*(1/2*L-a+a)) – (½
a²*2/3a)=0
Rav * L – (1/2*a²((-2a/3)+L)) – ((1/2 aL²) – (a²L)) – (a³/3) = 0
Rav * L - (-a³/3 + ½*a²L)– ((1/2 aL²) – (a²L)) – (a³/3) = 0
Rav * L + a³/a³ - ½ * a²L – ½ aL² + a²L - a³/3 = 0
Rav * L + ½* a²L – ½* aL² = 0
Rav = aL - a²
2 ( )

ΣMa = 0
-Rbv * L + Q3 ((1/3*a + (L-2a)+a)) + Q3 (1/2 *(L-2a)+a) + Q1*2/3*a =
0
-Rbv * L + ½ a² (1/3*a + (L-2a) + a) + ((L-2a²)*(1/2*L-a+a)) + (½
a²*2/3a)=0
-Rbv * L + (1/2*a²((-2a/3)+L)) + ((1/2 aL²) + (a²L)) + (1/3 a²) = 0
-Rbv * L + (1/2 *a² *(-2a/3+L)) + (½ aL²) – (a²L)) – (1/3 a³) = 0
-Rbv * L - ½* a²L + ½ L²a = 0
-Rbv * L = (a²L – L²a) / 2
Rbv = a²L - L²a
-2 * L
Rbv = aL - a²
2 ( )

Check:
Rav + Rbv – Q1 – Q2 – Q3 = 0
((aL-a²) / 2) + ((aL-a²) / 2) – (½ *a²) – (La-2a²) – (1/2 *a²) = 0
aL - a² - aL + 2 * aL² = 0 13
0=0 ok!!!
PERHITUNGAN q Ekuivalen (q ekv)
B. Trapesium
• RUMUS yang dapat digunakan (penjabarannya) :
Momen max dititik C

Mc = Rav * ½ * L – Q1 * ( 1/3a + ½ * (L-2a)) – a *1/2 *(L-2a) *

¼ * (L-2a)
𝒂𝑳 −𝒂² 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝒂 𝑳−𝟐𝒂
= x 𝐋 − 𝒂² ( a+ 𝑳 − 𝒂) - (L-2a) ( )
𝟐 𝟐 𝟐 𝟑 𝟐 𝟐 𝟒

𝒂𝑳²−𝒂²𝑳 𝟏 𝟏 𝟏 𝒂
= - 𝟐 𝐚² (𝟑a – a + 𝑳) - (L-2a)²
𝟒 𝟐 𝟖

𝒂𝑳²−𝒂²𝑳 𝟏 𝟐𝒂 𝟏 𝒂
= 𝟒
- 𝟐 𝐚² (- 𝟑
+ 𝟐
𝑳) - 𝟖
(L² - 4aL + 4a²)

𝟏 𝟏
= 𝟖 aL² - 𝒂²)
𝟖

𝟏
Mmax = * qekv * L²
𝟖
𝟏 𝟏 𝟏
aL² - 𝟔 a³ = 𝟖 * qekv * L²
𝟖
𝟒𝒂³
qekv =a- (yg dipakai untuk perhitungan)
𝟑𝑳²

14
PERHITUNGAN YANG SAMA
MENENTUKAN DIMENSI BALOK ATAP
Balok Induk :
h = 1/16 * L (L = merupakan bentang induk terpanjang)
b = 0,6 s/d 0,7 * h
b1 = 0,6 * h
b2 = 0,7 * h
• Yang digunakan bI = b1 mm< …….. mm < b2 mm

Balok Anak :
h = 1/16 * L (L = merupakan bentang anak terpanjang)
b = 0,6 s/d 0,7 * h
b1 = 0,6 * h
b2 = 0,7 * h
• Yang digunakan bA = b1 mm< …….. mm < b2 mm

Dimensi balok induk = bI/hI

Dimensi balok anak = bA/hA

CHECK JENIS PELAT ATAP:

(Check semua jenis pelat yang ukuran antara L nya
sama)
Contoh: Pelat A = Pelat D
β = Ly/Lx = Bentang terpanjang/ Bentang
terpendek

(apabila Ly/Lx < 2 sehingga jenis pelatnya 2 arah)

15
PERHITUNGAN YANG SAMA
MENENTUKAN DIMENSI BALOK ATAP
CHECK TEBAL PELAT 2 ARAH ATAP
(SEMUA PELAT) :

CONTOH PELAT A = PELAT D

RUMUS:
Ln = Ly – ((1/2 *bI) + (1/2*bA)) mm
Hmin = Ln * (0,8 + (Fy/1500)) mm
36 + (9 * β)

Hmax =Ln * (0,8 + (Fy/1500)) mm

36

Kemudian dibuatkan “TABEL HASIL

PERHITUNGAN TEBAL PELAT MINIMUM”
PELAT H min (mm) H max (mm)
A-D 74 93
B-C 81 105
Dst…….

Tebal pelat yang digunakan adalah 120 mm (Berdasarkan

SNI 2002)

Syarat tebal pelat minimum (SK SNI Hal. 19)

Ly/Lx < 2 120 mm 16
Ly/Lx > 2 90 mm
PERTEMUAN 4 TANGGAL 9 MARET 2020
TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
INDUK AKIBAT BEBAN PELAT ATAP
Setelah selesai menghitung dimensi balok induk dan balok anak pada
Lantai dan Atap serta pembebanan pelat atap terhadap beban mati,
beban hidup, dilanjutkan dengan TRANSFER PEMBEBANAN PADA
BALOK INDUK AKIBAT BEBAN PELAT ATAP.

Yang di arsir
termasuk
balok induk

Yang di arsir
termasuk
balok induk

GAMBAR 1

Membuat transfer pembebanan pada balok induk atap seperti pada

contoh gambar diatas, dibuat sama seperti ini lalu dilanjutkan dengan
perhitungan (dibuat dengan skala)

17
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
INDUK AKIBAT BEBAN PELAT ATAP
PEMBEBANAN PADA PELAT ATAP :
• Beban mati pada pelat atap
qd = (diambil perhitungannya dari PEMBEBANAN PELAT ATAP
(SLIDE 10)) N/m2 dijadikan kN/m2

• Beban hidup pada atap

qL = (diambil perhitungannya dari PEMBEBANAN PELAT ATAP
(SLIDE 10)) N/m2 dijadikan kN/m2

RUMUS YANG DAPAT DIGUNAKAN :

qu = (1,2 x qd) + (1,6 x qL) = ……. kN/m²

Qds = bI x hI x γ beton = ……. kN/m

(γ beton = 24)

PENYELESAIAN PEMBEBANAN PADA PELAT ATAP : (dibuat per bentang

disesuaikan dari gambar 1 dan panjang L nya disesuaikan juga)

CONTOH PADA BENTANG A=D (SEGITIGA SAMA KAKI)

BENTANG AB = DE (dilihat dari gambar transfer pembebanan induk) :

½a Qekv I = Qekv II = qekv x qu

Qekv I 𝟐
a = 𝟑 a x qu
= …… kN/m
Qekv
II ½a
Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds
= …….. kN/m
L
18
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
INDUK AKIBAT BEBAN PELAT ATAP
CONTOH PADA BENTANG C=F (TRAPESIUM)
BENTANG CD = FG (dilihat dari gambar transfer pembebanan) :
Qekv I = qekv x qu
𝟒𝒂3
½a = (𝐚 − 𝟑𝑳2 ) x qu
Qekv I
= …… kN/m
a
Qekv II = qekv x qu
Qekv II 𝟒𝒂3
½a
= (𝐚 − )
x qu
𝟑𝑳2
= …… kN/m

L Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds

= …….. kN/m

LAKUKAN HINGGA SEMUA BENTANG MEMPEROLEH NILAI!

19
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
ANAK AKIBAT BEBAN PELAT ATAP

Yang di arsir
termasuk
balok anak

GAMBAR 2

Membuat transfer pembebanan pada balok anak atap seperti pada

contoh gambar diatas, dibuat sama seperti ini lalu dilanjutkan dengan
perhitungan (dibuat dengan skala dan diberi penamaan pada balok
anak)

20
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
ANAK AKIBAT BEBAN PELAT ATAP
PEMBEBANAN PADA PELAT ATAP :
• Beban mati pada pelat atap
qd = (diambil perhitungannya dari PEMBEBANAN PELAT ATAP
(SLIDE 10))

• Beban hidup pada atap

qL = (diambil perhitungannya dari PEMBEBANAN PELAT ATAP
(SLIDE 10))

RUMUS YANG DAPAT DIGUNAKAN :

qu = (1,2 x qd) + (1,6 x qL) = ……. kN/m²

Qds = bA x hA x γ beton = ……. kN/m

(γ beton = 24)

PENYELESAIAN PEMBEBANAN PADA PELAT ATAP : (dibuat per bentang

disesuaikan dari gambar 2 dan panjang L nya disesuaikan juga)

CONTOH PADA BENTANG A=E (SEGITIGA SAMA KAKI)

(dilihat dari gambar transfer pembebanan anak) :

Qekv I = Qekv II = qekv x qu

½a 𝟐
Qekv I = a x qu
𝟑
a = …… kN/m

Qekv Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds

II ½a
= …….. kN/m
L 21
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK ANAK
AKIBAT BEBAN PELAT ATAP
CONTOH PADA BENTANG EC = GM (SEGITIGA DAN TRAPESIUM)
(dilihat dari gambar transfer pembebanan ANAK) :

Qekv I = qekv x qu
𝟒𝒂3
= (𝐚 − )x
qu
½a 𝟑𝑳2
Qekv I = …… kN/m

a Qekv II = qekv x qu
𝟐
Qekv II = (𝟑 𝒂) x qu
½a = …… kN/m

L
Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds
= …….. kN/m

CONTOH PADA BENTANG CI = MK (TRAPESIUM)

(dilihat dari gambar transfer pembebanan ANAK) :
Qekv I = qekv x qu
𝟒𝒂3
= (𝐚 − qu)x
𝟑𝑳2
= …… kN/m

Qekv II = qekv x qu
𝟒𝒂3
= (𝐚 − )
x qu
𝟑𝑳2
= …… kN/m

Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds

= …….. kN/m
22
LAKUKAN HINGGA SEMUA BENTANG MEMPEROLEH NILAI!
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
INDUK AKIBAT BEBAN PELAT LANTAI

Yang di arsir
termasuk
balok induk

Yang di arsir
termasuk
balok induk

GAMBAR 3

Membuat transfer pembebanan pada balok induk lantai seperti pada

contoh gambar diatas, dibuat sama seperti ini lalu dilanjutkan dengan
perhitungan (dibuat dengan skala)

23
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
INDUK AKIBAT BEBAN PELAT LANTAI
PEMBEBANAN PADA PELAT LANTAI :
• Beban mati pada pelat lantai
qd = (diambil perhitungannya dari PEMBEBANAN PELAT ATAP
(SLIDE 10)) N/m2 dijadikan kN/m2

• Beban hidup pada lantai

qL = (diambil perhitungannya dari PEMBEBANAN PELAT ATAP
(SLIDE 10)) N/m2 dijadikan kN/m2

RUMUS YANG DAPAT DIGUNAKAN :

qu = (1,2 x qd) + (1,6 x qL) = ……. kN/m²

Qds = bI x hI x γ beton = ……. kN/m

(γ beton = 24)

PENYELESAIAN PEMBEBANAN PADA PELAT LANTAI : (dibuat per

bentang disesuaikan dari gambar 3 dan panjang L nya disesuaikan
juga)

CONTOH PADA BENTANG A=D (SEGITIGA SAMA KAKI)

BENTANG AB = DE (dilihat dari gambar transfer pembebanan induk) :

Qekv I = Qekv II = qekv x qu

𝟐
= 𝟑 a x qu
= …… kN/m

Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds

= …….. kN/m
24
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
INDUK AKIBAT BEBAN PELAT LANTAI
CONTOH PADA BENTANG C=F (TRAPESIUM)
BENTANG CD = FG (dilihat dari gambar transfer pembebanan) :
Qekv I = qekv x qu
𝟒𝒂3
= (𝐚 − qu)x
𝟑𝑳2
= …… kN/m

Qekv II = qekv x qu
𝟒𝒂3
= (𝐚 − )
x qu
𝟑𝑳2
= …… kN/m

Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds

= …….. kN/m

LAKUKAN HINGGA SEMUA BENTANG MEMPEROLEH NILAI!

25
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
ANAK AKIBAT BEBAN PELAT LANTAI

Yang di arsir
termasuk
balok anak

GAMBAR 4

Membuat transfer pembebanan pada balok anak atap seperti pada

contoh gambar diatas, dibuat sama seperti ini lalu dilanjutkan dengan
perhitungan (dibuat dengan skala dan diberi penamaan pada balok
anak)

26
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
ANAK AKIBAT BEBAN PELAT LANTAI
PEMBEBANAN PADA PELAT ATAP :
• Beban mati pada pelat atap
qd = (diambil perhitungannya dari PEMBEBANAN PELAT ATAP
(SLIDE 10))

• Beban hidup pada atap

qL = (diambil perhitungannya dari PEMBEBANAN PELAT ATAP
(SLIDE 10))

RUMUS YANG DAPAT DIGUNAKAN :

qu = (1,2 x qd) + (1,6 x qL) = ……. kN/m²

Qds = bA x hA x γ beton = ……. kN/m

(γ beton = 24)

PENYELESAIAN PEMBEBANAN PADA PELAT LANTAI : (dibuat per

bentang disesuaikan dari gambar 4 dan panjang L nya disesuaikan
juga)

CONTOH PADA BENTANG A=E (SEGITIGA SAMA KAKI)

(dilihat dari gambar transfer pembebanan anak) :
Qekv I = Qekv II = qekv x qu
½a 𝟐
Qekv I = a x qu
𝟑
a = …… kN/m

Qekv Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds

II ½a
= …….. kN/m
L 27
 TRANSFER PEMBEBANAN PADA BALOK
ANAK AKIBAT BEBAN PELAT LANTAI
CONTOH PADA BENTANG EC = GM (SEGITIGA DAN TRAPESIUM)
(dilihat dari gambar transfer pembebanan ANAK) :

Qekv I = qekv x qu
𝟒𝒂3
= (𝐚 − )x
qu
½a 𝟑𝑳2
Qekv I = …… kN/m

a Qekv II = qekv x qu
𝟐
Qekv II = (𝟑 𝒂) x qu
½a = …… kN/m

L
Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds
= …….. kN/m

CONTOH PADA BENTANG CI = MK (TRAPESIUM)

(dilihat dari gambar transfer pembebanan ANAK) :
Qekv I = qekv x qu
𝟒𝒂3
= (𝐚 − qu)x
𝟑𝑳2
= …… kN/m

Qekv II = qekv x qu
𝟒𝒂3
= (𝐚 − )
x qu
𝟑𝑳2
= …… kN/m

Qtotal = Qekv I + Qekv II + Qds

= …….. kN/m
28
LAKUKAN HINGGA SEMUA BENTANG MEMPEROLEH NILAI!