PERENCANAAN AWAL
Kesimpulan :
Lebar balok b = 86,5 mm 103 152
Tinggi balok h = 226 mm 259 281
2. Penentuan Tebal Plat
Menurut 9.5.3.3 SNI 2013, syarat tebal plat minimum untuk plat 2 arah :
fy
ln (0.8 )
h min ≥ 1500 …… 1
1
36 5 m 0.12(1
fy
ln (0.8 )
h min ≥ 1500 …… 2
36 9
dimana
ln = bentang bersih
ln
β = max
sn
tebal minimum plat tidak boleh kurang dari :
αm ≤ 2 120 mm
αm ≥ 2 90 mm
Taksir tebal plat yang ingin digunakan sesuai syarat
Untuk pers. 1 harus terlebih dahulu dicari αm.
Mencari αm
Ambil 1 buah panel mewakili panel yang lainnya
S2
α3
α2 α4 S1
α1
L1 L2
Untuk balok pinggir/tepi/berkisar (α1 dn α2)
bE = bw + 4t diambil bE yang terkecil
bE = bw + h –t kemudian digunakan untuk menghitung K
3
bw.h 1 s1 3 1 l1 3
Ib = k Is1 = ( )t Is2 = ( )t
12 12 2 12 2
Ib Ib
α1 = dan α2 =
Is1 Is2
bE
bE = bw + 4t }
z bE = bw + h – t }
bw
Diambil bE yang terkecil kemudian digunakan untuk menghitung k.
bw . h 3 1 S1 3 1 t1 3
Ib = k Is1 t IS2 t
12 12 2 12 2
Ib Ib
α1= dan α2 =
IS1 IS2
bw
bE t t t bE t
1 ( 1) ( ) 4 6( ) 4( ) 2 ( 1)( )3
bw h h h bw h
Rumus k
bE t
1 ( 1)( )
bw h
Jadi αm = (α1 + α2 + α3 + α4) / 4
Dihitung kembali tebal plat dengan persamaan 1.
Dicek lagi apakah tebal plat yang ditaksir pertama telah memenuhi persyaratan
persamaan 1.
3. Penentuan Dimensi Kolom ( )
Taksir ukuran kolom (misalkan 25 x 25)
a. Beban mati yang bekerja pada kolom interior lantai bawah :
1 1
plat = t x (l1 l2 ) x ( s1 s2 ) x b. j beton
2 2
1
balok arah memanjang = b x h x (l1 l2 ) x b. j beton
2
1
balok arah melintang = b x h x ( s1 s2 ) x b. j beton
2
kolom = Sk x Sk x tinggi kolom x jumlah kolom x b.j beton
1
dinding arah memanjang = (l1 + l2) x tinggi dinding x tebal dinding x b.j
2
dinding
1
diding arah melintang = (S1 + S2) x tinggi dinding x tebal dinding x b.j
2
dinding
+
Total PDL =
b. Beban hidup yang bekerja pada kolom interior lantai bawah :
q = kg/m2 ; sesuai dengan fungsi gedung dapat dilihat pada peraturan
pembebanan gedung 1983
1 1
PLL = (l1 l2 ) x ( s1 s2 ) x q
2 2
Jadi Pu = 1,2 PDL + 1,6 PLL
Rasio penulangan kolom ρmin = 1,4 / fy
Pn = 0,8 φ [0,85. fc’. Ab + fy.As]
Φ = 0,65
Ab = luas kolom
As = ρmin x Ab
Jika Pu < Pn maka dimensi kolom dapat digunakan
Jika Pu > Pn maka dimensi kolom diperbesar
BAB II
PERENCANAAN PLAT
S4
S3
Lebar S2
½ S2
Ekivalen I
½ S1 S1
L1 L2 L3 L4
Lebar Ekivalen II
S4
S3
S2
S1
½ L1 ½ L2
Menurut SNI 2013 13.6.3.3 pada suatu bentang ujung, momen statis total (Mo)
harus didistribusikan sebagai berikut :
Untuk portal ekivalen I
E. Distribusi Momen ke Lajur Kolom dan Lajur Tengah (Bab 13.2.1-13.2.2 hal
128/138)
bE
bw
bE, t, bw hasil perhitungan Bab I
tetapan torsi (C) = bag. I + Bag. II
x x3 y x x3 y
= (1 0,63 ) ( ) (1 0,63 ) ( )
y 3 y 3
Tetapan torsi (C) dihitung 2x sesuai gambar (a) dan (b)
Harga yang diambil adalah yang terbesar.
I II II x = dimensi pendek
y = dimensi panjang
II I
M+ 0,57 MoA
M - in 0,7 MoA Hasil dari perhitungan bagian F
Bentang B M - kiri 0,65 MoB
Kolom 1 x Kolom 2
Kolom 3 x Kolom 5
Kolom 1 - Kolom 3
Kolom 3 - Kolom 6
M+ 0,35 MoB
M - kanan 0,65 MoB
Bentang C M - kiri 0,65 MoB
M+ 0,35 MoB
M - kanan 0,65 MoB
Bentang D M - ex 0,16 MoD
M+ 0,57 MoD
M - in 0,7 MoD
L
1 L 2
Jika 0 1 dilakukan interpolasi linier
L1
Untuk komponen struktur yang dibebani oleh geser dan lentur saja :
1
Vc Fc . bw . d
b
Jika Vc Vc dengan = 0,6 maka tebal plat memenuhi dan tidak perlu
tulangan geser
Jika Vu > Vc maka tebal plat dirubah atau digunakan tulangan geser yang
dilimpahkan pada balok.
½ Jalur Tengah
Jalur Kolom
½ Jalur Tengah