Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ORGANISASI PENYULUHAN DI KECAMATAN JORLANG

HATARAN KABUPATEN SIMALUNGUN

Dosen Pengampuh : HAFNI ZAHARA,S.P,M.Si

Oleh :
RIZKA FEBRIANI BATUBARA (190320091)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ACEH UTARA

2021
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah


melimpahkan taufik dan hidaya Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah untuk mamenuhi tugas pada mata
kuliah penyuluhan pertanian.

Yang pertama, saya ucapkan terima kasih kepada ibu Hafni


Zahara,S.P,M.Si selaku dosen mata kuliah penyuluhan pertanian yang telah
membimbing, mengajar, dan memberi arahan terkait organisasi penyuluhan.
Dalam penulisan makalah ini, kami membahas tentang organisasi penyuluhan di
Kecamatan Jorlang Hataran,Kabupaten Simalungun .

Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi syarat. Besar harapan saya


kepada pembaca, sekurangnya dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kearah perbaikan makalah ini, sehingga makalah ini menjadi lebih
sempurna.

Krueng Geukuh, 20 juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

1. PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan penelitian......................................................................................2
1.3 Manfaat penelitian....................................................................................3
2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................4
2.1 Jumlah penyuluh yang terdapat pada organisasi......................................4
2.2 Jangkauan kerja penyuluh.........................................................................5
2.3 Petunjuk teknis dan petunjuk lapangan....................................................6
2.4 Metode dan media penyuluhan ..............................................................10
2.5 Kendala yang di hadapi penyuluh...........................................................11
3. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................12
3.1 Kesimpulan.............................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan


pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Penyuluh berada pada
dua kepentingan yaitu kepentingan petani dan kepentingan pemerintah.
Kepentingan pemerintah adalah untuk mencukupi kebutuhan pangan oleh
karena itu petani diharapkan meningkatkan produksi tetapi dengan
harga yang murah. Kepentingan petani adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarganya dan mengusahakan kegiatan pertanian yang
berkelanjutan. Penyuluh berada pada dua kepentingan yang saling
bertentangan. Selama penyuluh berpihak kepada pemerintah,
maka akan timbul konflik kepentingan petani dan pemerintah.
Kepercayaan petani kepada penyuluh akan menurun. Partisipasi petani
dalam pembangunan juga akan menurun.
Oleh karena itu, organisasi penyuluhan pertanian yang efektif sangat
penting dalam situasi tersebut terutama di negara berkembang (Ikbal, 2010).
Konsep dasar penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang
disadari mampu mempengaruhi sasarannya yaitu petani. Di lain pihak, petani
mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak sasaran yang diberikan
penyuluh.

Kabupaten Simalungun memiliki luas wilayah hingga 4.372,01 km2


yang secara geografis salah satu potensi terbesar yang dimiliki adalah kelapa
sawit, karet, dan perkebunan holtikultura.produksi kelapa sawit di Simalungun
mencapai 112.661 ton/tahun. Salah satu kecamatan yang masuk ke dalam
Kabupaten Simalungun adalah Kecamatan Jorlang Hataran. Di Kecamatan
Jorlang Hataran terdapat Desa Hatonduhan yang memiliki produktivitas
tertinggi yaitu sebesar 49.350,58 ton/tahun .

Sebagian besar penduduk di Kecamatan Jorlang Hataran bermata pencaharian


sebagai petani kelapa sawit. Para petani sudah lama melakukan usahatani padi
kelapa sawit. Petani padi kelapa sawit sebelumnya menggunakan cara
tradisional dalam mengelola kelapa sawitnya sehingga hasil panen atau
produksinya belum maksimal. Lahan perkelapa sawitan di Kecamatan Jorlang
Hataran berada dalam wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Kecamatan Jorlang Hataran. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) memiliki
kewajiban dalam meningkatkan produksi padi kelapa sawit di Kecamatan
Jorlang Hataran melalui peran penyuluh pertanian serta berbagai macam
fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada petani padi kelapa sawit agar
bisa meningkatkan produksi padi kelapa sawit di Kecamatan Jorlang Hataran.
Jumlah penyuluh yang berada di BPP Kecamatan Jorlang Hataran sebanyak 6
orang. Satu orang penyuluh memiliki satu desa wilayah kerja.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi BPP yang ada di Kecamatan Jorlang Hataran baik


dari jumlah penyuluh, profil penyuluh, jangkauan kerja penyuluh

2. Bagaimana sistematis metode atau cara kerja para penyuluh BPP kec.
Jorlang Hataran untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.

1.3. Tujuan Penelitian


1.Menganalisis kinerja para penyuluh dari organisasi BPP Kec. Jorlang
Hataran
2.Menganalisis metode dan cara kerja para penyuluh dari organisasi BPP
Kec. Jorlang Hataran untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.

1.4. Manfaat penelitian


1. Bagi penulis,peneliti ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai peran penyuluh pertanian
2. Bagi penyuluh, laporan organisasi ini diharapkan dapat menjadi acuan
sebagai bahan masukan dalam evaluasi peran penyuluh dalam
meningkatkan produksi padi kelapa sawit yang telah dilakukan
3. Bagi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) laporan organisasi ini diharapkan
dapat menjadi bahan masukan untuk pengembangan peran penyuluh
pertanian dalam meningkatkan produksi padi kelapa sawit.
4.
5.
6.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. JUMLAH PENYULUH YANG TERDAPAT PADA ORGANISASI

Jumlah penyuluh yang terdapat pada organisasi balai penyuluhan pertanian di


kecamatan Jorlang Hataran ialah sebanyak 10 orang dimana satu orang penyuluh
memiliki 3 desa wilayah kerja. Adapun nama nama dari jumlah penyuluh
organisasi balai penyuluhan pertania dikecamatan Jorlang Hataran yaitu

1.Agogo Pane,S,ST

2.Wagimin S.P

3.wiwik Maiwita sari

,4.Elvia Netty,S.P

5.Hariani Pakpahan , S.P., M.Si

6.Martua harahap, S.P.

7. situlan Pardede, S.P.

8. Posman Sirait,S.P. M.Si

9. Parman Saliman,S.P.

10. Suman Hutauruk,S.P.

2.2 JANGKAUAN KERJA PENYULUH

Nama Penyuluh Jangkauan Kerja Penyuluh


Agogo Pane,S,ST Bandar, Bandar Huluan, Bandar Masilam
Wagimin S.P ujung padang, tapian dolok, dolok sanggul
wiwik Maiwita sari bosar maligas, tanah jawa, silimakuta
Elvia Netty,S.P Raya , raya kahean, sidamanik
Martua harahap, S.P. Girsang sipangan , haranggaol horison, panei
Siantar , silau kahean, purba
situlan Pardede, S.P. Saribu dolok, pematang sidamanik, pematang
bandar
Posman Sirait,S.P. M.Si panombean panei , pematang silimahuta, gunung
maligas
. Parman Saliman,S.P. Haranggaol ,hatonduan, huta bayu raja

Suman Hutauruk,S.P. jawa maraja bahjambi, gunung malela, dolog


masanggal,

2.3 PETUNJUK TEKNIS DAN PETUNJUK LAPANGAN

Praktek kerja lapang ini dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)


Jorlang Hataran yang melakukan usahatani padi kelapa sawit di Kecamatan
Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
sengaja dengan pertimbangan bahwa BPP Jorlang Hataran merupakan salah satu
BPP yang memiliki peran penyuluh dalam meningkatan hasil produksi padi
kelapa sawit di Kecamatan Jorlang Hataran. Waktu praktik kerja lapang ini
dilakukan pada bulan Juni 2021.

Objek dalam praktek kerja lapang ini adalah penyuluh pertanian lapangan
di Kecamatan Jorlang Hataran. Ruang lingkup praktek kerja lapang adalah untuk
mengetahui peran penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi padi kelapa
sawit di Kecamatan Jorlang Hataran.

2.4 PROGRAM KERJA PENYULUH

2.4.1. Rencana Kegiatan Penyuluhan

Perencanaa kegiatan penyuluhan di wilayah kecamatan Jorlang Hataran


didasarkan kebijkan dan peningkatan penyelesaian masalah yang ada di WKPP
yang ada di lingkungan BPP kecamatan Jorlang Hataran melalui hasil supervise
(monitoring)yang dilakukan,disamping itu tentu adanya program program kasus
di tingkat kecamatan yang lebih mengarah pada peningkatan pengetahuan petugas
dilapangan berdsarkan perumusan aspek diatas maka bebrapa hal yang penting
untuk menjadi bahan rencana penyuluhan pertanian di kecamatan Jorlang Hataran
tahun 2019 adalah sebagi berikut:

a.Upaya kegiatan penyuluhan dititik beratkan pada aspek perubahan


perilaku dalam pelaksanaan usaa tani melalui pendekatan pelaksanaan kegiatan
oenyuluhan yang bersifat parsipatif,berorientasi mengatsi masalah serta terus
mengupayakan inovasi terkonologi yang terbaru.

b.Kegiatan penyuluhan yang bersifat benah kelompok dengan tujuan untuk


meningkatkan peran serta kelembagaan kelompok tani di tengah tengah
msyarakat.

c.Berupaya mewujudkan jembatan perantara pemegang kebijakan seperti


dinas dinas yang terkait dengan petani scara umum dan kelompok tani secara
khusus sebagai upaya adanya berkelanjutan pemanfaatan program pembangunan
daerah,mendukung ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani

Berdasarkan masalah yang ada di wilayah kerja balai penyuluhan


pertanian kecamatan Jorlang Hataran kabupaten simalungun mak dibuat program
yang akan dijalankan untuk memecahkan maslah yang ada yaitu sebagia berikut:

1.) Program Penyediaan Saprodi

Masalah dalam ketersediaan saprodi yang belum memadai secara jumlah dan
jadwal penggunaan,maka program yang harus dibuat adalah penyediaan saprodi
bagi petani yang berada di kecamatan Jorlang Hataran.Sehingga petani dapat
menggunakan saprodi secara optimal sesuai dengn jadwal tanam.

2.) Program Sumber Modal Bagi Petani

Langkah yang diambil dalam masalah ini adalah dengan meningkatkan


kepemilikan modal petani atau dapat memanfaatkan kredit yang disubsidi
pemerintah,jadi dalam permasalahan ini pemerintah sangat memiliki peran yang
penting untuk memberikan sumber modal bagi petani.Sehingga petani dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemauan petani terhadap program asuransi
komoditas pertanian.Meningkatkan pengetahuan tentang kesuburan tanah agar
petani mau dan mampu mengaplikasikan pupuk orgaik di lahannya.
2.5 METODE DAN MEDIA PENYULUH

Metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan)


pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik
secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu
menggunakan inovasi baru (Mardikanto, 1993). Dengan demikian, tujuan
pemilihan metode penyuluhan adalah:

1. Agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi


beberapa metode yang tepat dan berhasil guna.
2. Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan untuk menimbulkan
perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota
keluarganya dapat berdaya guna dan berhasil guna.

Beberapa jenis metode yang dapat diterapkan antara lain:


1. Anjangsana
Anjangsana atau kunjungan merupakan kegiatan penyuluhan pertanian
yang dilakukan secara langsung kepada sasaran. Kunjungan dapat dilakukan ke
tempat sasaran yaitu lahan usahatani atau ke rumah berupa pendekatan
perorangan. Selain itu, apabila penyuluh melakukan kunjungan pada kelompok
tani disebut pendekatan kelompok dan jika penyuluh memberikan ceramah kepada
sasaran yang jumlahnya banyak dan heterogen, disebut pendekatan kelompok.
Kegiatan kunjungan secara umum mempunyai tiga tujuan utama, yaitu
mempengaruhi sikap sasaran, mengajarkan pengetahuan dan mengajarkan
keterampilan.

2. Ceramah
Ceramah merupakan metode penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan
penyampaian materi tanpa banyak partisipasi dalam bentuk pertanyaan dan
diskusi dari pihak peserta. Tujuan dari metode ini adalah untuk menyampaikan
materi-materi yang penting dan baru.

3. Demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode dan teknik penyuluhan pertanian yang
dilakukan dengan cara peragaan. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksdu
agar memperlihatkan suatu inovasi baru kepada sasaran secara nyata atau konkret.
Melalui kegiatan demonstrasi sasaran (audience) di ajarkan mengenai
keterampilan dan memperagakan cara kerja teknik-teknik baru termasuk
keunggulannya untuk menyempurnakan cara lama.

Penyuluhan pertanian dengan metode demonstrasi dikenal ada dua macam,


yaitu demonstrasi cara dan demonstrasi hasil;

a. Demonstrasi Cara
Demonstrasi ini mempertunjukkan suatu cara kerja baru atau suatu cara
lama tetapi dilakukan dengan lebih baik, misalnya bagaimana cara menanam padi
menurut sistem jajar legowo, cara melakukan vaksinasi, cara pembuatan pupuk
organik (bokasi) dan sebagainya.

Metode demonstrasi cara tidak mempersoalkan mengenai hasilnya, tetapi


bagaimana melakukan suatu cara kerja. Demonstrasi bukanlah suatu percobaan
atau pengujian, tetapi suatu usaha pendidikan atau percontohan. Manfaat
demonstrasi cara, yaitu:
1) Efektif untuk mengajarkan keterampilan
2) Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri
3) Merangsang kegiatan
4) Mempunyai efek publisitas

Sedangkan hambatan dari demonstrasi cara, yaitu:


1) Tidak semua dapat di demonstrasikan
2) Memerlukan banyak persiapan
3) Akan merugikan program penyuluhan apabila demonstrasi berjalan buruk

b. Demonstrasi Hasil
Demonstrasi hasil untuk memperlihatkan hasil yang diperoleh dari
penerapan teknik baru, misalnya demonstrasi pemupukan dengan dosis pupuk
tertentu, adaptasi varietas tanaman padi dan sebagainya. Metode demonstrasi hasil
memperlihatkan atau membuktikan pemanfaatan satu atau beberapa seri teknologi
yang dianjurkan. Selain itu, memerlukan banyak waktu dan biasanya diperlukan
perbandingan dan pencatatan.

Manfaat demonstrasi hasil adalah mempercepat proses adopsi,


memperoleh keterangan dan data yang nyata dan memberi pengalaman kepada
petugas sehingga memperbesar keyakinan atau tugasnya. Sedangkan hambatannya
adalah memerlukan biaya besar dan sering gagal karena faktor agroklimat juga
dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat.

Sedangkan menurut bentuknya dikenal ada empat tingkatan demonstrasi,


yaitu:
1) Demonstrasi plot (demplot); demonstrasi usahatani perorangan dengan
penerapan teknologi pertanian pada usahatani kecil dengan komoditi tertentu
(tanaman pangan, perkebunan, ternak, ikan dan penghijauan). Luas lahan yang
digunakan 0,1 ha. Pembiayaannya berasal dari pemerintah atau pihak swasta
yang bertujuan mempromosikan produk atau teknologinya.
2) Demonstrasi farming (demfarm); demonstrasi usahatani dengan penerapan
teknologi pertanian pada usahatani yang dilakukan secara kelompok. Luas
lahan yang digunakan adalah 1-5 ha.
3) Demonstrasi area (dem-area); demonstrasi usahatani gabungan kelompok
dengan penerapan teknologi pertanian pada usahatani yang dilakukan secara
Kerjasama antara kelompok dalam satu gabungan kelompok. Luas lahan yang
digunakan 24-100 ha. Dem-area ini merupakan pola dasar dari model
intensidikasi khusus (INSUS).
4) Demonstrasi unit (dem-unit); demonstrasi yang dilaksanakan antar gabungan
kelompok tani dalam suatu hamparan wilayah kerja penyuluhan. Kegiatan
utamanya meliputi produksi, pengolahan, penguasaan dan pemasaran hasil
pertanian menuju kepada pembangunan masyarakat perdesaan.

4. Diskusi
Metode diskusi merupakan metode yang memberikan kesempatan yang
sebesar-besarnya kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapannya,
pendapatnya maupun saran. Berbeda dengan ceramah, peran penyuluh pertanian
dalam metode ini relatif kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai
fasilitator atau narasumber dan bukan semata-mata sebagai informan.

5. Kursus Tani
Kursus tani adalah kegiatan belajar dan mengajar bagi para petani dalam
waktu tertentu dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.

6. Pameran
Pameran merupakan metode dan teknik penyuluhan pertanian dengan
pendekatan massal. Sifat pengunjungnya heterogen, tidak terbatas hanya pada
petani tetapi juga orang yang bukan petani. Dalam pemeran akan dijumpai
berbagai macam visual aid yang digunakan secara tunggal atau digabungkan.

Tujuan pameran pertanian adalah memperlihatkan fakta, memberi


informasi kepada pengunjung, memperlihatkan suatu cara, memajukan usaha,
memperkenalkan hasil-hasil usaha dan memperlihatkan hasil yang dicapai dengan
kuantitas dan kualitas yang baik. Agar pameran lebih menarik dan lebih besar
pengaruhnya terhadap perubahan kegiatan sasaran, artinya dapat mengakibatkan
perubahan yang baik dan terarah terhadap pengunjung, maka pameran harus
menggugah hati, membangkitkan minat dan mendorong untuk mengadopsi.

Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh adalah
mengkomunikasikan inovasi dalam arti mengubah perilaku sasaran agar tahu, mau
dan mampu menerapkan inovasi demi peningkatan kesejahteraan hidupnya. Perlu
di ingat bahwa sasaran penyuluhan sangatlah beragam. Baik beragam mengenai
karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya, dan beragam
pula kebutuhannya, motivasi serta tujuan yang diinginkannya. Dengan demikian,
dapat kita simpulkan bahwa tidak ada satupun metode yang selalu efektif untuk
diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan tetapi tergantung dari situasi dan
kondisi serta materi yang akan disuluhkan sehingga dalam penggunaan metode
dan teknik

2.6 KENDALA YANG DIHADAPI PENYULUH

Masalah Umum Masalah Khusus


Penggunaan benih unggul masih
Tidak adanya petani penangkar benih
kurang serta sentra penyediaan benih lokal
untuk tingkat kabupaten
Rendahnya produktivitas -Masih sedikit petani gunakan
Kelapa sawit bibit unggul
- Masih sedikit (20 %) petani yang
menerapkan pola tanam yang tepat
- Masih sedikit (1%) petani
melakukan
pemupukan berimbang
Pengolahan tanah kurang maksimal
Belum semua petani mampu
melaksanakan pengolahan tanah
yang menggunakan teknologi PTT.
Penggunaan jarak tanam yang Terdapat hanya beberapa petani yang
belum sesuai menggunakan sistem tanam jajar 4:1
hanya sekitar 20%
Penanganan HPT Sulitnya penanganan HPT yang
disebabkan oleh karakteristik
lingkungan kelapa sawit yang
sebagian besar masih bergabung
dengan Hutan
Pencegahan dan pengendalian OPT
Hampir seluruh petani masih
membutuhkan pestisida dan bahan
kimia dalam pengendalian OPT
Penggunaan ZPT Hanya 1%

Kurangnya pengelolaan pasca


Masih tinggi kehilangan hasil akibat
panen pengendalian pasca panen sebagai
akibat sistem pemanenan yang
manual dan alat yang kurang
memadai
Pengelolaan tanaman belum
Dominan petani tidak mempunyai
menghasilkan (TBM) pengetahuan dalam teknis ablasi
serta manfaatnya dimasa tanaman
berproduksi
Penggunaan Lahan Sebagian besar petani belum
membangun lahan dengan baik
Kurangnya pengetahuan petani Kesadaran petani akan pemupukan
dalam pemupukan yang berimbang berimbang dan pemanfaatan bahan
serta pemanfaatan bahan organik organik sebagai pupuk masih sangat
rendah sekali

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Jorlang Hataran telah
berperan dalam meningkatkan produksi kelapa sawit di Kecamatan Jorlang
Hataran melalui peran penyuluh pertanian yang telah dilakukan oleh penyuluh-
penyuluh untuk meningkatan produksi padi kelapa sawit. Adapun peran penyuluh
tersebut adalah:
1. Peran penyuluh pertanian sebagai pembimbing petani
2. Peran penyuluh pertanian sebagai motivator
3. Peran penyuluh pertanian sebagai organisator dan dinamisator petani
4. Peran penyuluh pertanian sebagai teknisi
5. Peran penyuluh pertanian sebagai penghubung antara lembaga penelitian
dengan petani
6. Peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator

3.2 Saran
Dari peneliti yang dilakukan, penulis menyarankan:
1. Penyuluh lebih giat lagi dalam melakukan penyuluhan agar petani mau
seutuhnya menerima informasi yang diberikan oleh penyuluh lapangan
dan mau mengikuti bimbingan serta menjalankan program-program yang
telah direncanakan.
2. Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) lebih giat lagi memantau peran
penyuluh pertanian yang dijalankan penyuluh dan sebaiknya
menambahkan jumlah penyuluh lapangan juga dapat meningkatkan peran
penyuluh pertanian dalam meningkatkan produksi padi kelapa sawit.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Penyuluhan Pertanian Jorlang Hataran. 2017. Programa Penyuluhan
Pertanian BPP Jorlang Hataran. BPP Jorlang Hataran.

Badan Penyuluhan Pertanian Jorlang Hataran. 2018. Programa Penyuluhan


Pertanian BPP Jorlang Hataran. BPP Jorlang Hataran.

Badan Penyuluhan Pertanian Jorlang Hataran. 2019. Programa Penyuluhan


Pertanian BPP Jorlang Hataran. BPP Jorlang Hataran.

Ikbal. 2010.

Isbandi, R. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Jakarta: FISIP
UI Press.

Kartasapoetra, A.G. 1993. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bumi


Aksara.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas


Maret University Press.

Moris, J. 1991. Extension Alternatives In Tropical Agriculture. London: ODI.

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 47 Tahun 2016 tentang Penyusunan


Programa Penyuluhan Pertanian. Jakarta.

Rachmasari, T. Dede. Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian Dalam


Meningkatkan Produksi Padi Kelapa sawit Di Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Agribisnis.

Setiana. L. 2005. Teknik Penyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor:


Ghalia Indonesia.

Soeharto N.P. 2005. Program Penyuluhan Pertanian (materi dalam diklat dasar–
dasar funsional penyuluh). Jakarta.

Soekartawi. 2012. Pembangunan Pertanian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suhardiyono. 1992. Penyuluhan Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Jakarta: PT.


Erlangga.
Sumardi. 2005. Metode Penyuluhan Pertanian (materi dalam diklat dasar-
dasarfungsional penyuluh).

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan


Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai