Anda di halaman 1dari 240

Laporan Akhir

Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kata Pengantar 
Laporan ini merupakan Laporan Akhir Studi ”Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan
Danau”. Secara umum laporan ini memuat :

- Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan dan lokasi
pekerjaan;

- Gambaran Umum Transportasi Sungai dan Danau, berisikan kondisi transportasi sungai dan danau
saat ini, peranan angkutan sungai dan danau, kebijakan legalisasi/perundang-undangan, kajian terkait,
dan kondisi umum wilayah kajian;

- Metodologi Studi, berisikan tentang pendekatan teknis dan metodologi dan program kerja;

- Kajian Teoritis berisikan tentang karakteristik kapal, jenis-jenis kecelakaan angkutan sungai dan
danau, penyebab kecelakaan alur pelayaran sungai dan danau, dan kajian umum kompetensi;

- Keselamatan Kapal Sungai dan Danau di Wilayah Studi berisikan kecelakaan kapal, keselamatan
kepal sungai dan danau, dan peralatan keselamatan kapal sungai dan danau;

- Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Wilayah Studi berisikan Kondisi Transportasi Sungai dan
Danau di Sumatera Utara, Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Kota Pelembang (Sumatera
Selatan), Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Kalimantan Selatan, dan Kondisi Transportasi
Sungai dan Danau di Kalimantan Timur;

- Karakteristik SDM Awak Kapal Sungai dan Danau di Wilayah Studi berisikan kualitas SDM Awak
Kapal Sugai dan Danau dan tipologi SDM Awak Kapal,

- Tugas Pokok SDM Awak Kapal Sungai dan Danau berisikan kewajiban dan tanggung jawab
operator/perusahaan angkutan sungai danau dan penyeberangan dan tugas pokok awak kapal sungai
dan danau;

- Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau berisikan tentang Konsep Dasar
Penyusunan Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau, Pengertian Standar Kompetensi, Struktur
Standar Kompetensi, Format Standar Kompetensi, Kompetensi Kunci, Hubungan Antara Unit, Level
Unjuk Kerja Kompetensi Kunci, Kodefikasi Unit Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau, Peta
Unit Kompetensi, Nama Unit-unit Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau, Profil Kompetensi
Awak Kapal Sungai dan Danau, dan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau;
- Program Pembelajaran Awak Kapal Sungai dan Danau berisikan tentang Pengertian Kebutuhan
Pendidikan dan Pelatihan, Pendekatan Identifikasi Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan, Faktor-faktor
Penentu Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan, Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi, dan
Deskripsi Pembelajaran Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau;

- Penutup berisikan kesimpulan dan rekomendasi

Demikian Laporan Akhir ini dibuat, kami mengharap semoga Laporan Akhir ini telah sesuai dengan
Kerangka Kerja Acuan.

Jakarta, November 2009

PT. Arun Prakarsa Inforindo

PT. Arun Prakarsa Inforindo i


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Daftar Isi 

Halaman

Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan 1–1


1.1 Latar Belakang 1–1
1.2 Tujuan 1–2
1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan 1–3
1.4 Lokasi Pekerjaan 1–4

Bab 2 Gambaran Umum Transportasi Sungai dan Danau 2–1


2.1 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau saat ini 2–1
2.2 Peranan Angkutan Sungai dan Danau 2–2
2.3 Kebijakan Legalisasi/Perundang-undangan 2–6
2.3.1 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran 2–6
2.3.2 Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri 2–8
2.4 Kajian Terkait 2 – 22

Bab 3 Metodologi Studi 3–1


3.1 Pendekatan Teknis dan Metodologi 3–1
3.1.1 Pendekatan Teknis 3–1
3.1.2 Metodologi 3–2
3.1.3 Tahapan Persiapan 3–3
3.1.4 Tahap Pengumpulan Data 3–4
3.1.5 Tahap Pengolahan Data 3–7
3.1.6 Tahap Analisis 3–7
3.1.7 Tahap Finalisasi 3 – 15

3.2 Program Kerja 3–3

PT. Arun Prakarsa Inforindo ii


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3.2.1 Jenis Kegiatan 3 – 16


3.2.2 Pembabakan Kegiatan 3 – 16

Bab 4 Kajian Teoritis 4–1


4.1 Umum 4–1
4.2 Karakteristik Kapal 4–1
4.3 Jenispjenis Kecelakaan Angkutan Sungan dan Danau 4–3
4.4 Penyebab Kecelakaan Alur Pelayaran Sungai dan Danau 4–4
4.5 Kajian Umum Kompetensi 4–5

Bab 5 Keselamatan Kapal Sungai dan Danau di Wilayah Studi 5–1


5.1 Umum 5–1
5.2 Kecelakaan Kapal 5–3
5.3 Keselamatan Kapal Sungai dan Danau di Wilayah Studi 5–5
5.4 Peralatan Keselamatan Kapal Sungai dan Danau 5 – 12

Bab 6 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Wilayah Studi 6–1


6.1 Umum 6–1
6.2 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Sumatera Utara 6–1
6.3 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Kota Pelembang (Sumatera 6–4
Selatan)
6.4 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Kalimantan Selatan 6 – 10
6.5 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Kalimantan Timur 6 – 18

Bab 7 Karakteristik SDM Awak Kapal Sungai dan Danau di Wilayah Studi 7–1
7.1 Umum 7–1
7.2 Kualitas SDM Awak Kapal Sungai dan Danau 7–2
7.3 Tipologi SDM Awak Kapal 7–4

Bab 8 Tugas Pokok SDM Awak Kapal Sungai dan Danau 8–1
8.1 Umum 8–1
8.2 Kewajiban dan Tanggung Jawab Operator/Perusahaan Angkutan 8–1
Sungai Danau dan Penyeberangan
8.3 Tugas Pokok Awak Kapal Sungai dan Danau 8–2

Bab 9 Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau 9–1
9.1 Konsep Dasar Penyusunan Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau 9–1
9.2 Pengertian Standar Kompetensi 9–6
9.3 Struktur Standar Kompetensi 9–9
9.4 Format Standar Kompetensi 9 – 10
9.5 Kompetensi Kunci 9 – 12
9.6 Hubungan Antara Unit, Level Unjuk Kerja Kompetensi Kunci 9 – 13
9.7 Kodefikasi Unit Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau 9 – 14
9.8 Peta Unit Kompetensi
9.8.1 Unit Kelompok Kompetensi Umum (01) 9 – 16
9.8.2 Unit Kelompok Kompetensi Inti (02) 9 – 17
9.8.3 Unit Kelompok Kompetensi Spesialisasi/kekhususan (03) 9 – 18
9.9 Nama Unit-unit Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau 9 – 19
9.10 Profil Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau 9 – 20
9.11 Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau 9 – 26

Bab 10 Program Pembelajaran Awak Kapal Sungai dan Danau 10 – 1


10.1 Pengertian Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan 10 – 1
10.2 Pendekatan Identifikasi Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan 10 – 2
10.3 Faktor-faktor Penentu Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan 10 – 3

PT. Arun Prakarsa Inforindo iii


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

10.4 Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi 10 – 4


10.5 Deskripsi Pembelajaran Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau 10 – 5

Bab 11 Penutup 11 – 1
11.1 Kesimpulan 11 – 1
11.2 Rekomendasi 11 – 2

Daftar Tabel 

Halaman

Tabel 2.1 Jenis dan Karakteristik Kapal Sungai 2–4


Tabel 2.2 Perbandingan Konsumsi Energi per Unit Muatan 2–5
Tabel 2.3 Perbandingan Jarak Tempuh Per Liter Bahan Bakar 2–5
Tabel 2.4 Perbandingan Kerusakan Lingkungan Per Unit Muatan dan Jarak 2–5
Tabel 2.5 Perbandingan Biaya Angkut per Unit Muatan 2–5
Tabel 2.6 Fasilitas Ruang Akomodasi Penumpang 2 – 15
Tabel 2.7 Rencana Program Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan 2 – 21
Tabel 2.8 Standar Keahlian dan Keterampilan yang harus Dimiliki oleh Pelaut 2 – 28
Bagian Dek yang Mengawaki Kapal Niaga
Tabel 2.9 Standar Keahlian dan Keterampilan yang harus Dimiliki oleh Pelaut 2 – 31
Bagian Dek yang Mengawaki Kapal Niaga
Tabel 2.10 Kondisi Terminal Sungai 2 – 33
Tabel 2.11 Jumlah Kendaraan dan Penumpang serta Barang Lintas Balikpapan- 2 – 34
Panajam
Tabel 2.12 Produksi Angkutan Penyeberangan Komersiil 2008 2 – 35
Tabel 2.13 Karakteristik Kapal (Ship Particular) di Pelabuhan Kariangau 2 – 35
Tabel 2.14 Data Ukuran Kkapal yang Beroperasi di Danau Toba 2 – 27
Tabel 3.1 Kebutuhan Data Sekunder 3–4
Tabel 4.1 Jenis Ukuran Kapal 4–2
Tabel 5.1 Kecelakaan Kapal Sungai dan Danau di Wilayah Studi 5–6
Tabel 5.2 Tipologi Peralatan Keselamatan Awak Kapal Sungai & Danau 5 – 15
Tabel 5.3 Ketersediaan Alat Keselamatan pada Kapal di Sungai Musi 5 – 17

PT. Arun Prakarsa Inforindo iv


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Tabel 6.1 Daftar Jaringan Pelayanan Angkutan Danau di Danau Toba, Sumatera 6–2
Utara
Tabel 6.2 Daftar Dermaga di Kabupaten Samosir 6–3
Tabel 6.3 Jumlah Kapal Sungai (unit) di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005 6–4
Tabel 6.4 Karakteristik Kapal Sungai di Provinsi Kalimantan Selatan 6 – 15
Tabel 6.5 Nama Dermaga dan Rute Angkutan Sungai di Provinsi Kalimantan 6 – 16
Selatan
Tabel 7.1 Tipologi SDM Awak Kapal Sungai dan Danau 7–7
Tabel 8.1 Tugas Pokok masing-masing Awak Kapal Sungai dan Danau di Lokasi 8–3
Studi
Tabel 9.1 Hubungan Kompetensi Kunci 9 – 13
Tabel 9.2 Kode dan Nama Unit Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau 9 – 19
Tabel 9.3 Tabel Kompetensi dan Sub Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau 9 – 20

 
Daftar Gambar 

Halaman

PT. Arun Prakarsa Inforindo v


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 2.1 Skema Penerbitan SIB 2–4


Gambar 2.2 Jaringan Trayek Angkutan Danau dan Penyeberangan 2 – 37
di Kawasan Danau Toba
Gambar 3.1 Metodologi dan Tahapan Pekerjaan 3–3
Gambar 3.2 Struktur Standar Kompetensi 3 – 10
Gambar 3.3 Skema Kedudukan Standar Kompetensi 3 – 11
Gambar 3.4 Model Job Competencies 3 – 15
Gambar 6.1 Kapal Danau yang Melayani di Danau Toba 6–2
Gambar 6.2 Kondisi Dermaga di Danau Toba 6–4
Gambar 6.3 Kapal Sungai Berjenis Jukung 6–6
Gambar 6.4 Kapal Sungai Berjenis Speedboat 6–6
Gambar 6.5 Kapal Sungai Berjenis Ketek 6–7
Gambar 6.6 Kapal Sungai Berjenis Tugboat 6–9
Gambar 6.7 Kapal Sungai Berjenis Tongkang 6–9
Gambar 6.8 Kapal Sungai Berjenis Sampan 6 – 10
Gambar 6.9 Beberapa Jenis Kapal Sungai yang Beroperasi di Sungai Barito 6 – 14
Gambar 6.10 Sarana Transportasi Sungai di Sungai Mahakam 6 – 18
Gambar 6.11 Kapal Sungai Jenis Kiting 6 – 21
Gambar 6.12 Kapal sungai jenis Angkutan Pasir/Umum 6 – 22
Gambar 6.13 Kapal Sungai Jenis Bus Air 6 – 22
Gambar 6.14 Kapal sungai jenis Kapal Gandeng 6 – 23
Gambar 6.15 Kapal Sungai Jenis Truk Air 6 – 24
Gambar 6.16 Kapal Sungai Jenis Chess 6 – 24
Gambar 6.17 Kapal Sungai jenis Kapal Penumpang 6 – 25
Gambar 6.18 Jenis Alat Angkat Tradisional 6 – 26
Gambar 6.19 Ponton Tempat Bongkar Muat 6 – 26
Gambar 6.20 Alur Sungai Mahakam 6 – 27
Gambar 7.1 Rata-Rata Umur SDM Awak Kapal Sungai dan Danau 7 – 10
Gambar 7.2 Latar Belakang Pendidikan Formal SDM Awak Kapal Sungai dan 7 – 10
Danau
Gambar 7.3 Latar Belakang Pendidikan Keahlian SDM Awak Kapal Sungai dan 7 – 11
Danau
Gambar 7.4 Kebutuhan Pendidikan Keahlian SDM Awak Kapal Sungai dan Danau 7 – 11
Gambar 7.5 Pengetahuan /Skill SDM Awak Kapal Sungai dan Danau 7 – 12
Gambar 7.6 Pengetahuan /Skill SDM Awak Kapal Sungai dan Danau 7 – 12
Gambar 7.7 Pengetahuan /Ketrampilan Penunjang Pekerjaan yang dibutuhkan 7 – 13
Gambar 7.8 Muatan Kapal 7 – 13
Gambar 7.9 Pengoperasian Kapal 7 – 14
Gambar 7.10 Sertifikat Ketrampilan Dasar Keselamatan Bagi Nahkoda 7 – 15
Gambar 7.11 Sertifikat Perawatan Medis di atas Kapal Bagi Nahkoda 7 – 15
Gambar 7.12 Sertifikat Ketrampilan Pemadam Kebakaran Bagi Nahkoda 7 – 16
Gambar 7.13 Sertifikat Kesehatan yang masih berlaku Bagi Nahkoda 7 – 16
Gambar 7.14 Sertifikat Ketrampilan Dasar Keselamatan Bagi Petugas Mesin 7 – 17
Gambar 7.15 Sertifikat Keahlian Sebagai Rating Bagian Mesin 7 – 17
Gambar 7.16 Sertifikat Ketrampilan Pemadaman Kebakaran Bagi Petugas Mesin 7 – 18
Gambar 7.17 Sertifikat Kesehatan yang Masih Berlaku Bagi Petugas Mesin 7 – 18
Gambar 7.18 Cara Memperoleh Sertifikasi 7 – 19
Gambar 7.19 Kepemilikan Surat Keahlian Kecakapan 7 – 19
Gambar 7.20 Pembinaan Pemerintah 7 – 20
Gambar 9.1 Model Kompetensi Gunung 9–5
Gambar 9.2 Konsep Model Pengembangan Kompetensi Awak Kapal Sungai dan 9–6
Danau
Gambar 9.3 Struktur Standar Kompetensi 9–9
Gambar 9.4 Skema Standar Kompetensi 9 – 10
Gambar 9.5 Pola Pemetaan Unit-unit Kompetensi 9 – 16

PT. Arun Prakarsa Inforindo vi


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 1 
Pendahuluan 

1.1 Latar Belakang


Sektor transportasi merupakan salah satu sektor penunjang kebutuhan yang sangat penting dan strategis
dalam pengembangan wilayah yang berfungsi sebagai promoting sector dan servicing sector di mana
transportasi mempunyai peran yang sangat vital sebagai urat nadi perekonomian dan sebagai penggerak
potensi-potensi daerah. Angkutan penyeberangan merupakan salah satu bentuk sistem transportasi yang dapat
menunjang dalam menghubungkan daerah-daerah terpencil atau daerah terisolir dan juga menghubungkan
daerah maju dengan daerah terbelakang. Angkutan Penyeberangan sebagai moda dalam peningkatan
pertumbuhan daerah terutama daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau oleh transportasi darat maupun udara,
baik antar propinsi maupun antar kabupaten dan dalam kabupaten. Seiring dengan pelayanan kepada
masyarakat kadang-kadang terjadi suatu kendala terhadap sarana angkutan (kapal) yang mengalami
kerusakan atau menjalani docking tahunan, sehingga pelayanannya sering tertunda dan menghambat aktivitas
masyarakat. Untuk menjaga kesinambungan pelayanan angkutan pada lintas-lintas penyeberangan perintis
perlu adanya pengaturan dalam hal ini keberadaan kapal cadangan.

Jasa angkutan penyeberangan antar pulau yang termasuk dalam Kategori Pengangkutan dan Komunikasi,
memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat sekitar meskipun dalam persentase yang tidak
terlalu besar. Seperti halnya tipikal daerah-daerah lain, proporsi PDRB masih didominasi oleh sektor
pertanian dengan persentasi sebesar 32.47 persen. Indusri Pengangkutan dan Komuniasi yang didalamnya
termasuk Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan hanya memberikan kontribusi sebesar 8.11 persen.
Namun demikian, keberadaan industri ini tidak berdiri sendiri.

Meskipun secara persentase industri ini hanya memberikan kontribusi sebesar 8.11 persen tetapi juga
memberikan efek multiplier (multiplier effect). Apabila dalam jangka panjang angkutan penyeberangan ini
juga dikembangkan untuk tujuan wisata, maka juga akan memberikan dukungan kepada industri-industri lain
terutama industri-industri yang masih terkait dengan industri pariwisata. Industri yang berpotensi
mendapatkan dampak positif dari industri ini adalah Industri Perdagangan, Hotel dan Restoran yang saat ini
memberikan kontribusi sebesar 17.63 persen. Secara singkat, dapat disimpulkan meskipun secara
independent Industri Pengangkutan dan Komunikasi memberikan kontribusi yang tidak terlalu besar, tetapi
berpotensi besar untuk memberikan dampak positif untuk mendukung perkembangan industri-industri lain.

Angkutan perairan daratan adalah moda angkutan yang memanfaatkan prasarana alam yang tersedia berupa
perairan daratan sebagai prasarananya. Yang dimaksud perairan daratan adalah sungai, danau atau pun kanal
serta rawa di mana syarat-syarat untuki berlalu lintas untuk sarana angkutan dipenuhi, terutama yang
menyangkut dimensi lebar perairan, kedalam perairan serta tiadanya hambatan di dalam, di permukaan
maupun di atas permukaan air. Adapun sebagai sarana angkutnya dapat berupa kapal, tongkang (barge) serta
alat apung lainnya. Angkutan perairan daratan yang ada saat ini lebih dikenal sebagai angkutan sungai dan
danau. Perkembangan dan kegiatan ekonomi negara dewasa ini, ditambah lagi dengan pertumbuhan yang
pesat dalam pengelolaan daerah pedalaman telah menempatkan sungai-sungai atau danau-danau pada
kedudukan yang strategis.

Angkutan sungai diperlukan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh oleh moda
angkutan lainnya. Angkutan sungai dapat dimanfaatkan untuk mengangkut barang dalam jumlah besar
dibanding moda angkutan darat lainnya dan angkutan sungai juga memungkinkan kegiatan pariwisata dan
interaksi sosial budaya antara daerah dan wilayah terpencil.

Keterkaitan antara komponen dalam penyelenggaraan sistem transportasi sungai dan danau diantaranya
adalah Sumber Daya Manusia baik sebagai operator maupun pengoperasi sarana SDP, dimana sasaran
penyelenggaraan transportasi SDP diantaranya adalah keselamatan pelayanan transportasi SDP. Kondisi
SDM (awak) kapal sungai dan Danau menjadi salah satu unsur dalam pencapaian kualitas dan kuantitas
keselamatan transportasi SDP. Fenomena yang ada saat ini tergambarkan dengan adanya kualitas dan
kuantitas SDM yang belum memenuhi standar baik di bidang pelayanan maupun pengoperasian. Pelayanan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 1-1


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

kapal sungai dan danau secara implementatif terkadang belum mendapat fokus penanganan kebijakan yang
maksimal.

1.2 Tujuan
Pekerjaan “Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau” dimaksudkan untuk
memberikan dan menciptakan tolak ukur/parameter kompetensi bagi awak kapal sungai dan danau.

Sedangkan tujuan yang dirancang dalam pekerjaan ini adalah tersusunnya standar kompetensi bagi awak
kapal sungai dan danau, yang diharapkan dapat menghasilkan awak kapal sungai dan danau yang berkualitas
dan profesional sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan di sungai dan danau, serta dapat
meningkatkan pelayanan dan keselamatan transportasi sungai dan danau.

Maksud dan tujuan paket pekerjaan ini telah tergambar dengan jelas dan dapat dioperasionalkan, menyangkut
Konsep Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau.
1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan
a. melakukan pendalaman materi hasil studi sebelumnya yang berkaitan dengan Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan

pendalaman materi tentang beberapa studi-studi terdahulu yang sangat terkait dengan paket pekerjaan ”
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau” akan konsultan lakukan, hal ini tentunya
akan menambah khasanah, wawasan, serta pola pikir dalam menyelesaikan peket pekerjaan tersebut. Selain
materi studi-studi terdahulu yang terkait, konsultan mencoba menggali informasi tentang peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan sumber daya manusia awak kapal sugai dan danau yang tertuang
dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan peraturan-peraturan turunannya seperti
Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, SK Dirjen.

b. mengumpulkan dan melakukan kajian referensi yang sesuai, baik dari dalam maupun dari luar negeri
untuk melengkapi materi, serta melakukan kaji banding (benchmarking) sehingga komprehensif dan
representatif yang sesuai dengan kondisi di Indonesia

guna memperkaya materi, konsultan juga mencoba menambah dengan beberapa referensi-referensi baik
didapat dari handbook atau dari internet terkait dengan kaji banding atau benchmarking. Dengan adanya kaji
banding tersebut tentunya akan dapat membandingkan sumber daya manusia awak kapal sungai dan danau
yang ada di beberapa negara, komparasi terhadap SDM yang ada akan menjadi tujuan utama dari kaji
banding tersebut meliputi beberapa aspek skill (kemampuan), aspek knowledge (pengetahuan) dan aspek
attitude (sikap perilaku) serta mengakomodir juga aspek habbit (kebiasaan).

c. melakukan penelitian dan pengambilan data yang berkaitan dengan Awak dan Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan di beberapa kota (Banjarmasin, Balikpapan, dan Medan)

penelitian dan pengembilan data di beberapa lokasi seperti Banjarmasin, Balikpapan, dan Medan merupakan
representatif potret awak kapal danau dan penyeberangan yang ada di Indonesia. Bentuk pengambilan data
yang nantinya akan dilakukan meliputi data sarana dan prasarana kapal sungai dan danau, kuantitas dan
kualitas SDM yang ada di masing-masing kapal, tugas pokok dan fungsi dari masing-masing awak kapal,
beban kerja yang awak kapal laksanakan dalam pengoperasian kapal serta kompetensi yang ada saat ini. Data
yang terkumpul tentunya akan memberikan gambaran tentang profile SDM awak kapal sungai dan danau
yang ada saat ini serta tipologi masing-masing awak kapal sungai dan danau yang ada di masing-masing
lokasi.

d. secara garis besar Standar Kompetensi bagi Awak Kapal Sungai dan Danau terdiri dari 3 aspek yaitu
aspek skill (kemampuan), aspek knowledge (pengetahuan) dan aspek attitude (sikap perilaku) serta
mengakomodir juga aspek habbit (kebiasaan)
aspek skill (kemampuan), aspek knowledge (pengetahuan) dan aspek attitude (sikap perilaku) serta aspek
habbit (kebiasaan) merupakan fokus konsultan dalam merancang pekerjaan “Penyusunan Standar
Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau”. Keempat aspek tersebut akan menjadi pijakan awal dalam
menyusun kompetensi awak kapal sungai dan danau. Dengan mempunyai kompetensi tersebut diharapkan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 1-2


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

masing-masing awak kapal sungai dan danau dapat melaksanakan tugas, pokok, dan fungsinya sesuai dengan
peran masing-masing awak, sehingga pelayanan dan keselamatan pelayaran utamanya di sungai dan danau
dapat terwujud.

e. melakukan survey terhadap awak kapal sungai dan danau untuk menambah bahan kajian

survei yang akan dilaksanakan di beberapa lokasi (Banjarmasin, Balikpapan, dan Medan) tentunya akan
menggali semua informasi terkait dengan awak kapal sungai dan danau. Formulir-formulir survei yang
berkaitan dengan perolehan data akan disiapkan oleh konsultan sebelum turun ke lapangan. Data tentang
sarana dan prasarana kapal, jumlah awak kapal, kualitas awak kapal, tugas, pokok, dan fungsi masing-masing
awak kapal, serta beban kerja akan menjadi fokus konsultan dalam perolehan data. Kompilasi data komparasi
serta tipologi dari masing-masing lokasi kajian nantinya akan dianalisis konsultan guna mengetahui
gambaran tentang kompetensi awal awak kapal sungai dan danau.

f. penyusunan Standar Kompetensi bagi Awak Kapal Sungai dan Danau

dalam menyusun standar kompetensi awak kapal sungai dan danau konsultan melakukan analisis terhadap
penyusunan struktur standar kompetensi, yang meliputi standar kompetensi, unit kompetensi, sub
kompetensi, kriteria unjuk kerja, persyaratan unjuk kerja, dan sampai kepada acuan penilaian. Penyusunan
format kompetensi tentunya juga akan dilakukan oleh konsultan yang meliputi : kode unit, judul unit, uraian
unit, sub kompetensi, kriteria unit kerja, persyaratan unjuk kerja sampai kepada acuan penilaian.

g. menyelenggarakan seminar sehari dengan mengundang para stakeholder untuk mendapatkan masukan-
masukan yang berguna melengkapi Konsep Laporan Akhir

konsep laporan akhir yang telah diselesaikan oleh konsultan tentunya akan dipaparkan dihadapan tim teknis
dan akan dilakukan seminar dengan mengundang beberapa stakeholder guna memperoleh masukan atau input
guna kesempurnaan laporan.

1.4 Lokasi Pekerjaan


Lokasi kegiatan Studi Penyusunan Standar Kompetensi Awak Sungai dan Danau adalah di wilayah : Medan
(Sumatera Utara), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), dan Samarinda (Kalimantan Timur).

PT. Arun Prakarsa Inforindo 1-3


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 2 
Gambaran Umum  
Transportasi Sungai dan Danau 

2.1 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau Saat Ini


Angkutan adalah kegiatan perpindahan orang dan/barang dari suatu tempat ke tempat lain. Pada subsektor
perhubungan darat terdapat tiga jenis angkutan yaitu angkutan jalan, angkutan sungai, danau dan angkutan
penyeberangan.

Secara geografi Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki ribuan pulau besar
dan kecil oleh karena itu jenis angkutan penyeberangan sangat strategis karena berfungsi menghubungkan
antarapulau satu ke pulau yang lain dan mempunyai peranan yang sangat penting guna pemerataan
pembangunan diseluruh wilayah Indonesia dan memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Republik
Indonesia.

Angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang dilakukan untuk melayani lintas penyeberangan yang
berfungsi sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan jalan atau jalur kereta api yang terputus
karena adanya perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya.

Angkutan penyeberangan adalah jenis angkutan yang memanfaatkan prasarana alam yang tersedia berupa
perairan selat yang memisahkan antar pulau. Adapun sebagai sarana yang biasanya digunakan adalah kapal
Ro-Ro yang berfungsi untuk mengangkut penumpang, kendaraan dan barang dalam kendaran, sehingga
dalam angkutan penyeberangan tidak diperlukan adanya bongkar muat barang dalam pelabuhan
penyeberangan.

Lintas angkutan penyeberangan digolongkan menjadi :


a. lintas penyeberangan antar Negara, yaitu yang menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan/atau
jaringan jalur kereta api antar Negara;
b. lintas penyeberangan antar Propinsi, yaitu yang menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan/atau
jaringan jalur kereta api antar Propinsi;
c. lintas penyeberangan antar Kabupaten/Kota dalam Propinsi, yaitu yang menghubungkan simpul pada
jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api antar Kabupaten/Kota dalam Propinsi;
d. lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota, yaitu yang menghubungkan simpul pada jaringan jalan
dan/atau jaringan jalur kereta api dalam Kabupaten/Kota.

Indonesia memiliki 214 sungai yang umumnya tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Panjang
sungai secara keseluruhan mencapai sekitar 34.342 km dan yang dapat dilayari sekitar 23.255 km.

Angkutan sungai dan danau mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan angkutan yang menggunakan
moda lainnya, yaitu merupakan angkutan kargo, masal, jarak jauh, hemat energi, rendah polusi, bersahabat
dengan lingkungan dan ketepatan lebih utama daripada kecepatan.

Jenis angkutan sungai dan danau yang beroperasi di berbagai sungai dan danau adalah berupa sampan, ketek,
getek, kano, speed boat, long boat, untuk angkutan cepat, jukung, bis air, klotok, truk air, barge, steel hull,
dan tug boat. Jenis angkutan sungai dan danau ini pada umumnya dibuat secara tradisional menurut
kebiasaan dan budaya masyarakat setempat secara turun temurun.

Permasalahan umum yang dihadapi dalam pengoperasian sungai dan danau tersebut adalah belum
memadainya tingkat kehandalan, tingkat keselamatan, dan kualitas pelayanan, karena faktor kondisi teknis
angkutan sungai dan danau, prasarana pendukung, sosial budaya masyarakat, dan lain sebagainya. Khusus
jasa angkutan penyeberangan, pada awalnya mempnyai fungsi menghubungkan jalur transportasi jalan raya

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2-1


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

maupun kereta api yang terputus oleh adanya perairan danau, sungai dan selat, sehingga dulu sering disebut
jembatan penyeberangan. Tetapi di era sekarang fungsi penyeberangan telah berubah menjadi moda
transportasi perairan dengan jarak tidak terbatas, tetapi pada umumnya masih bersifat point to point services.

Seperti diketahui, sasaran pembangunan angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP) adalah: (1)
meningkatnya jumlah prasarana dermaga/lintas penyeberangan yang memenuhi standar yang ditentukan; (2)
meningkatnya kelaikan dan jumlah sarana ASDP; (3) meningkatnya keselamatan ASDP; (4) meningkatnya
kelancaran perpindahan antarmoda angkutan penumpang dan kendaraan, serta meningkatnya pelayanan
angkutan perintis; (5) meningkatnya peran swasta dan pemerintah daerah dalam pembangunan dan
pengelolaan ASDP, serta meningkatnya kinerja BUMN di bidang ASDP.

2.2 Peranan Angkutan Sungai dan Danau

Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) merupakan istilah yang terdiri dari dua aspek yaitu
“Angkutan Sungai dan Danau” atau ASD dan “Angkutan Penyeberangan. Istilah ASDP ini merujuk pada
sebuah jenis “moda” atau “jenis angkutan” dimana suatu sistem transportasi terdiri dari 5 macam yaitu moda
angkutan darat atau jalan raya, moda angkutan udara, moda angkutan kereta api, moda angkutan pipa yang
saat ini mungkin belum dikenal luas, moda angkutan laut dan moda ASDP.

Angkutan perairan daratan atau angkutan perairan pedalaman merupakan istilah lain dari ASD, jenis
angkutan ini terbilang tradisional dan telah lama dikenal oleh manusia. Sebelum menggunakan angkutan
jalan dengan mengendarai hewan seperti kuda dan sapi, manusia telah memanfaatkan sungai sebagai
prasarana transportasi untuk menempuh perjalanan jarak jauh. Demikian juga di Indonesia, sungai
merupakan prasarana yang menarik untuk digunakan sehingga banyak sekali terdapat pusat-pusat
pemukiman, ekonomi, budaya maupun kota-kota besar yang berada di tepian sungai seperti Samarinda yang
terletak ditepi sungai Mahakam, dan Palembang yang terletak di tepi sungai Musi.

Angkutan Perairan Daratan yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Inland Waterways atau juga dalam bahasa
Perancis yaitu Navigation d’Interieure atau voies navigables yang memiliki makna yang sama yaitu
pelayaran atau aktivitas angkutan yang berlangsung di perairan yang berada di kawasan daratan seperti
sungai, danau dan kanal. Sementara itu, menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
dijelaskan bahwa angkutan perairan daratan yang juga dikenal sebagai angkutan sungai dan danau adalah
meliputi angkutan di waduk, rawa, anjir, kanal, dan terusan. Di Indonesia, angkutan perairan daratan
merupakan bagian dari sub sistem perhubungan darat dalam sistem transportasi nasional.

Moda angkutan perairan daratan ini tentunya tidak mempergunakan perairan laut sebagai prasarana utamanya
melainkan melulu perairan daratan. Dalam kamus Himpunan Istilah Perhubungan, istilah perairan daratan
didefinisikan sebagai ”semua perairan danau, terusan dan sepanjang sungai dari hulu sampai dengan muara
sebagaimana dikatakan undang-undang atau peraturan tentang wilayah perairan daratan”.

Sedangkan ”angkutan penyeberangan” adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan bergerak yang
menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan kereta api yang terputus karena adanya perairan. Dalam
bahasa Inggris, moda ini dikenal dengan istilah ferry transport, beberapa contoh penyeberangan yang sudah
dikenal masyarakat luas seperti : Lintas penyeberangan Merak – Bakauheni, Palembang – Bangka, dan
bahkan juga Inggris – Perancis.

Secara teknis karakteristik moda angkutan perairan daratan mempunyai beberapa keunggulan untuk dapat
bersaing dengan moda transportasi lainnya, keungggulan-keunggulan tersebut antara lain berupa:
a. Pada daerah yang mempunyai sungai yang bisa digunakan untuk transportasi, tidak perlu dibangun
prasarana atau infrastruktur baru selain dermaga untuk melakukan aktifitas bongkar muat barang dan
menaikan/ menurunkan penumpang, karena telah tersedia secara alami. Misalnya di India, dengan
panjang jalur transportasi yang sama, biaya untuk mengembangkan angkutan perairan daratan hanya
sekitar 5% hingga 10% dari biaya mengembangkan jalan tol 4 lajur ataupun membangun jaringan kereta
api;
b. Infrastruktur sungai hanya perlu dipelihara dengan biaya yang murah sehingga kapasitas infrastruktur
umumnya akan mencukupi. Di India, dengan panjang jalur transportasi yang sama, biaya pemeliharaan
angkutan perairan daratan hanya sekitar 20% dari biaya pemeliharaan jalan;

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2-2


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

c. Berperan sebagai angkutan utama untuk daerah terpencil (remote area) dimana konstruksi jalan belum
atau mahal untuk dibangun;
d. Mempunyai tingkat keselamatan yang lebih tinggi dibandingkan moda angkutan jalan dari aspek
kecepatannya yang rendah, terutama bila dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang memadai;
e. Hemat penggunaan bahan bakar dibanding dengan moda lainnya
f. Jarak tempuh lebih jauh dibanding penggunaan modal transportasi lainnya
g. Mempunyai dampak lingkungan lebih rendah bila dibandingkan jalan dan rel
h. Lebih ekonomis untuk angkutan barang curah pada jarak relatif panjang
i. Mampu mengangkut secara langsung dari angkutan perairan laut dalam ke perairan daratan dan
sebaliknya.
j. Mampu mengangkut barang atau muatan dengan volume besar;

Tabel 2.1
Jenis dan Karakteristik Kapal Sungai
Kapasitas Angkut
Isi Kotor Draft Tenaga Kecepatan
No Jenis Barang
(m3) Penumpang (m) (hp) (km/jam)
(ton)
< 40
1 Speed Boat 1-5 - < 14 0,35 – 0,60 < 200
20 – 30
2 Long Boat 5 - 10 - < 60 0,40 – 0,60 < 85
12 – 15
3 Bis Air < 200 < 10 < 200 0,80 – 1,50 75 – 100
7 – 12
4 Klotok < 15 <5 - 0,50 – 0,65 5 – 15
7–8
5 Truck Air 15 -200 20 – 70 - 1,00 – 1,60 22 – 33
Barge Steel
6 50 – 190 50 - 150 - 1,00 – 1,60 - -
Hull
Barge
7 20 – 50 15 – 35 - 1,00 – 1,60 - -
(tjung)
30 – 60
8 Tug Boat 20 - 50 - - 0,80 – 1,40 < 100
Sumber : Dit LLASDP Ditjen Hubat

Meskipun angkutan perairan mempunyia berbagai keunggulan, akan tetapi pada sisi lain karakteristik
angkutan perairan daratan juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
a. Penggunaannya tergantung pada kedalaman dan kelebaran alur perairan ;
b. Fluktuasi ketinggian air pada musim kemarau;
c. Pada musim hujan terkadang terjadi banjir;
d. Sering terjadinya pendangkalan akibat sedimen dan erosi tebing sungai;
e. Kecepatan relatif lebih rendah mengingat kehidupan disekitar sungai;
f. Aksesibiltas rendah karena terkadang sulit dijangkau dari jalan;
g. Tingkat kenyamanan yang rendah untuk angkutan penumpang;
h. Waktu operasi terbatas karena pada malam hari sulit berlayar dengan sarana bantu navigasi yang terbatas.

Tabel 2.2
Perbandingan Konsumsi Energi per Unit Muatan
Konsumsi Energi
No Moda Angkutan
Liter per Ton Relatif Terhadap Moda Air
1 Air (perairan daratan) 2,12 1
2 Kereta Api 13 6,13
3 Jalan Raya 57 26,89
4 Angkutan Pesisir 14,9 7,02
Sumber : Narmada Water Transport Study

Tabel 2.3
Perbandingan Jarak Tempuh Per Liter Bahan Bakar
Jarak Tempuh
No Moda Angkutan Relatif Terhadap Moda Air
(ton-km)
1 Air (perairan daratan) 105 1

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2-3


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

2 Kereta Api 85 0,81


3 Jalan Raya 24 0,23
Sumber : Inland Water Transport Development In India

Tabel 2.4
Perbandingan Kerusakan Lingkungan Per Unit Muatan dan Jarak
No Moda Kerusakan Lingkungan
1 Air (perairan daratan) 5,38 %
2 Kereta Api 22,25 %
3 Jalan Raya 100 %
Sumber : Transportasi Sungai & Saluran,

Tabel 2.5
Perbandingan Biaya Angkut per Unit Muatan
Biaya angkut
Moda Angkutan
US$ per Ton Mile Relatif Terhadap Moda Air
Air (perairan daratan) 0,75 1
Pipa 1,45 2
Kereta Api 2,30 3
Jalan Raya 26,2 35
Udara 61,2 82
Sumber : Teknologi Alur Pelayaran

2.3 Kebijakan Legalitas/Perundang-Undangan

2.3.1 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

1. Asas dan Tujuan

Pelayaran diselenggarakan berdasarkan asas manfaat; asas usaha bersama dan kekeluargaan; asas persaingan
sehat; asas adil dan merata tanpa diskriminasi; asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan; asas
kepentingan umum; asas keterpaduan; asas tegaknya hukum; asas kemandirian; asas berwawasan lingkungan
hidup; asas kedaulatan negara; dan asas kebangsaan.

Pelayaran diselenggarakan dengan tujuan memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui
perairan dengan mengutamakan dan melindungi angkutan di perairan dalam rangka memperlancar kegiatan
perekonomian nasional; membina jiwa kebaharian; menjunjung kedaulatan negara; menciptakan daya saing
dengan mengembangkan industri angkutan perairan nasional; menunjang, menggerakkan, dan mendorong
pencapaian tujuan pembangunan nasional; memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa dalam rangka
perwujudan Wawasan Nusantara; dan meningkatkan ketahanan nasional.

2. Angkutan Sungai dan Danau

Kegiatan angkutan sungai dan danau di dalam negeri dilakukan oleh orang perseorangan warga negara
Indonesia atau badan usaha dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan
kelaiklautan kapal serta diawaki oleh Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia. Kegiatan angkutan sungai
dan danau antara Negara Republik Indonesia dan negara tetangga dilakukan berdasarkan perjanjian antara
Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah negara tetangga yang bersangkutan. Angkutan sungai dan
danau yang dilakukan antara dua negara hanya dapat dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia dan/atau
kapal berbendera negara yang bersangkutan. Kegiatan angkutan sungai dan danau disusun dan dilakukan
secara terpadu dengan memperhatikan intra dan antarmoda yang merupakan satu kesatuan sistem transportasi
nasional. Kegiatan angkutan sungai dan danau dapat dilaksanakan dengan menggunakan trayek tetap dan
teratur atau trayek tidak tetap dan tidak teratur. Kegiatan angkutan sungai dan danau dilarang dilakukan di
laut kecuali mendapat izin dari Syahbandar dengan tetap memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal.

Untuk menunjang usaha pokok dapat dilakukan kegiatan angkutan sungai dan danau untuk kepentingan
sendiri. Kegiatan angkutan sungai dan danau dapat dilakukan oleh orang perseorangan warga negara
Indonesia atau badan usaha dengan izin Pemerintah.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2-4


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3. Angkutan Penyeberangan

Kegiatan angkutan penyeberangan di dalam negeri dilakukan oleh badan usaha dengan menggunakan kapal
berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal serta diawaki oleh Awak Kapal
berkewarganegaraan Indonesia. Kegiatan angkutan penyeberangan antara Negara Republik Indonesia dan
negara tetangga dilakukan berdasarkan perjanjian antara

Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah negara yang bersangkutan. Angkutan penyeberangan yang
dilakukan antara dua negara hanya dapat dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia dan/atau kapal
berbendera negara yang bersangkutan.

Angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan
jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan
kendaraan beserta muatannya. Penetapan lintas angkutan penyeberangan sebagaimana dimaksud dilakukan
dengan mempertimbangkan pengembangan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan
oleh perairan; fungsi sebagai jembatan; hubungan antara dua pelabuhan, antara pelabuhan dan terminal, dan
antara dua terminal penyeberangan dengan jarak tertentu; tidak mengangkut barang yang diturunkan dari
kendaraan pengangkutnya; Rencana Tata Ruang Wilayah; dan jaringan trayek angkutan laut sehingga dapat
mencapai optimalisasi keterpaduan angkutan antar dan intramoda. Angkutan penyeberangan dilaksanakan
dengan menggunakan trayek tetap dan teratur.

4. Kewajiban dan Tanggung Jawab Pengangkut

Perusahaan angkutan di perairan wajib mengangkut penumpang dan/atau barang terutama angkutan pos yang
disepakati dalam perjanjian pengangkutan. Perjanjian pengangkutan sebagaimana dimaksud dibuktikan
dengan karcis penumpang dan dokumen muatan. Dalam keadaan tertentu Pemerintah memobilisasi armada
niaga nasional. Perusahaan angkutan di perairan bertangggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan
penumpang dan/atau barang yang diangkutnya. Tanggung jawab tersebut berupa kematian atau lukanya
penumpang yang diangkut; musnah, hilang, atau rusaknya barang yang diangkut; keterlambatan angkutan
penumpang dan/atau barang yang diangkut; atau kerugian pihak ketiga. Perusahaan angkutan di perairan
wajib mengasuransikan tanggung jawabnya dan melaksanakan asuransi perlindungan dasar penumpang
umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perusahaan angkutan di perairan wajib
memberikan fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah usia 5
(lima) tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia. Pemberian fasilitas khusus dan kemudahan sebagaimana
dimaksud tidak dipungut biaya tambahan.

5. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran

Keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi keselamatan dan keamanan angkutan di perairan, pelabuhan,
serta perlindungan lingkungan maritim. Keselamatan dan keamanan angkutan perairan yaitu kondisi
terpenuhinya persyaratan kelaiklautan kapal dan kenavigasian. Kelaiklautan kapal wajib dipenuhi setiap
kapal sesuai dengan daerah pelayarannya yang meliputi keselamatan kapal; pencegahan pencemaran dari
kapal; pengawakan kapal; garis muat kapal dan pemuatan; kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan
penumpang; status hukum kapal; manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal; dan
manajemen keamanan kapal. Pemenuhan setiap persyaratan kelaiklautan kapal dibuktikan dengan sertifikat
dan surat kapal. Kenavigasian terdiri atas sarana bantu navigasi-pelayaran; telekomunikasi-pelayaran;
hidrografi dan meteorologi; alur dan perlintasan; pengerukan dan reklamasi; pemanduan; penanganan
kerangka kapal; dan salvage dan pekerjaan bawah air

2.3.2 Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri

1. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2-5


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Sungai sebagai sumber air sangat penting fungsi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan meningkatkan
pembangunan nasional. Dalam rangka pemanfaatan dan pelestarian sungai dipandang perlu melakukan
pengaturan mengenai sungai yang meliputi perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian
sungai dengan Peraturan Pemerintah.

Ketentuan-ketentuan umum dalam Peraturan Pemerintah ini adalah sebagai berikut :


a. Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai
muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.
b. Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah jauh melebihi ruas-ruas
lain dari sungai yang bersangkutan.
c. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bangunan sungai dalam hal ini
bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran alur/badan/palung sungai.
d. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih
daerah pengaliran sungai.
e. Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi sampai dengan
kaki tanggul sebelah dalam.
f. Bangunan sungai adalah bangunan yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan, penggunaan dan
pengendalian sungai.
g. Garis sempadan sungai adalah garis batas luar pengamanan sungai.
h. Badan usaha milik Negara adalah badan usaha milik Negara yang dibentuk untuk melakukan pembinaan,
pengusahaan, eksploitasi dan pemeliharaan.
i. Pejabat yang berwenang adalah Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
j. Menteri adlah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pengairan.

Lingkup pengaturan sungai berdasarkan Peraturan Pemerintah ini mencakup perlindungan, pengembangan,
penggunaan, dan pengendalian sungai termasuk danau dan waduk. Sungai dikuasai oleh Negara, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah. Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab penguasaan sungai
dilakukan Menteri. Dalam rangka pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab penguasaan sungai Menteri
menetapkan : (a) Garis sempadan sungai, (b) Pengaturan daerah diantara dua garis sempadan sungai yang
ditetapkan sebagai daerah manfaat sungai dan daerah penguasaan air, dan (c) Pengaturan bekas sungai.

Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan batas lebar sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di
sebelah luar sepanjang kaki tanggul. Garis sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan berdasarkan
pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh Pejabat yang berwenang. Garis sempadan sungai yang
bertanggul dan tidak bertanggul yang berada di wilayah perkotaan dan sepanjang jalan ditetapkan tersendiri
oleh pejabat yang berwenang.

Pembangunan bangunan sungai yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum diselenggarakan
oleh pemerintah atau badan usaha milik Negara. Pembangunan bangunan sungai selain untuk tujuan
kesejahteraan dan keselamatan umum dapat dilakukan oleh badan hukum, badan sosial atau perorangan
setelah memperoleh ijin dari pejabat yang berwenang. Pembangunan bangunan sungai dilakukan berdasarkan
standar konstruksi bangunan yang ditetapkan oleh Menteri.

Pembiayaan pembangunan bangunan sungai yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum
ditanggung oleh pemerintah atau badan usaha milik Negara. Pembiayaan pembangunan bangunan sungai
untuk usaha-usaha tertentu yang diselenggarakan oleh badan hukum, badan sosial atau perorangan
ditanggung oleh yang bersangkutan. Masyarakat yang secara langsung memperoleh manfaat dari
pembangunan bangunan sungai dapat diikutsertakan dalam pembiayaan untuk pembangunan bangunan
tersebut sesuai dengan kepentingan kemampuannya.

2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 73 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan


Angkutan Sungai dan Danau.

a. Setiap kapal yang melayani angkutan sungai dan danau, wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut
memenuhi persyaratan teknis/kelaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; memiliki fasilitas sesuai
dengan spesifikasi teknis prasarana pelabuhan pada trayek yang dilayani; memiliki awak kapal sesuai
dengan ketentuan persyaratan pengawakan untuk kapal sungai dan danau; memiliki fasilitas utama
dan/atau fasilitas pendukung baik bagi kebutuhan awak kapal maupun penumpang, barang dan/atau
hewan, sesuai dengan persyaratan teknis yang berlaku; mencantumkan identitas perusahaan/pemilik dan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2-6


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

nama kapal yang ditempatkan pada bagian kapal yang mudah dibaca dari samping kiri dan kanan kapal;
mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.

b. Awak kapal yang bertugas dalam pengoperasian kapal untuk pelayanan angkutan sungai dan danau,
wajib memakai pakaian yang sopan atau pakaian seragam bagi awak kapal perusahaan; memakai kartu
tanda pengenal awak kapal sesuai yang dikeluarkan oleh perusahaan; bertingkah laku sopan dan ramah;
tidak minum minuman yang mengandung alkohol, obat bius, narkotika maupun obat lain yang dapat
mempengaruhi pelayanan dalam pelayaran; mematuhi waktu kerja, waktu istirahat dan pergantian awak
kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Pengusaha kapal angkutan orang di sungai dan danau yang telah memperoleh persetujuan pengoperasian
kapal, diwajibkan untuk memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam persetujuan pengoperasian
kapal; mengoperasikan kapal sesuai dengan jenis pelayanan berdasarkan persetujuan pengoperasian
kapal yang dimiliki; mengoperasikan kapal yang memenuhi persyaratan teknis/kelaikan; mempekerjakan
awak kapal yang memenuhi persyaratan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku; mematuhi waktu kerja
dan waktu istirahat bagi awak kapal; melaporkan apabila terjadi perubahan kepemilikan kapal dan/atau
domisili perusahaan/pemilik selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah terjadi perubahan;
membuat laporan kedatangan dan keberangkatan kapal kepada Kepala Pelabuhan Sungai dan Danau di
pelabuhan pemberangkatan maupun pelabuhan tujuan; menyampaikan laporan bulanan kegiatan
operasional kepada Kepala Dinas Propinsi untuk angkutan dalam trayek antar Negara dan angkutan
trayek antar Kabupaten/Kota dalam Propinsi dan antar Propinsi serta Kepala Dinas Kabupaten/Kota
untuk angkutan dengan trayek dalam Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, yang
dibuat selambat-lambatnya pada tanggal 5 bulan berikut yang merupakan rekapitulasi dari laporan
kedatangan dan keberangkatan kapal; mengumumkan jadwal perjalanan dan daftar tarif angkutan kepada
masyarakat dan menempatkan di dalam kapal yang mudah dilihat; melayani trayek sesuai dengan
persetujuan yang diberikan, dengan cara mengoperasikan kapal secara tepat waktu sejak saat
pemberangkatan, persinggahan dan sampai ke tujuan; memelihara kebersihan dan kenyamanan kapal
yang dioperasikan; memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada penumpang.

Hal-hal yang berkenaan dengan pengawakan, menyebutkan :

Bab II, Bagian Kedua, Pasal 4

(1) Setiap kapal yang melayani angkutan sungai dan danau, wajib memenuhi persyaratan sbb :
a. Memenuhi persyaratan teknis/kelaikan sesuai ketentuan yang berlaku ;
b. Memiliki fasilitas sesuai dengan spesifikasi teknis prasarana pelabuhan pada trayek yang dilayani.
c. Memiliki awak kapal sesuai dengan ketentuan persyaratn pengawakan untuk kapal sungai dan
danau;
d. Memiliki fasilitas utama dan/atau fasilitas pendukung baik bagi kebutuhan awak kapal maupun
penumpang, barang dan/atau hewan, sesuai dengan persyaratan teknis yang berlaku;
e. Mencantumkan identitas perusahaan/pemilik dan nama kapal yang ditempatkan pada bagian kapal
yang mudah dibaca dari samping kiri dan kanan kapal;
f. Mencantumkan semua informasi/petunjuk yang diperlukan dengan bahasa Indonesia

Pasal 11

Awak kapal yang bertugas dalam pengoperasian kapal untuk pelayanan angkutan sungai dan danau, wajib:
a. Memakai pakaian yang sopan atau pakaian seragam awak kapal
b. Memakai kartu tanda pengenal awak kapal yang dikeluarkan oleh perusahaan
c. Bertingkah laku sopan dan ramah
d. Tidak minum minuman yang mengandung alkohol, obat bius, narkotika maupun obat ain yang dapat
mempengaruhi pelayanan dalam pelayaran.
e. Mematuhi waktu kerja, waktu istirahat dan pergantian awak kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Bab V, Pasal 53:

(1) Setiap awak kapal yang mengoperasikan kapal harus mematuhi tata cara menaikkan dan menurunkan
penumpang, barang dan/atau hewan.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2-7


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menaikan dan menurunkan penumpang, barang dan/atau
hewan sebagaimana dimaksud

3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 32 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan


Angkutan Penyeberangan

Setiap kapal yang melayani angkutan penyeberangan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memenuhi persyaratan teknis laik laut dan standar pelayanan minimal kapal penyeberangan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
b. memiliki fasilitas sesuai dengan spesifikasi teknis prasaranan pelbuhan pada lintas yang dilayani;
c. memiliki dan/atau memperkerjakan awak kapal yang memenuhi persyaratan kualifikasi yang diperlukan
untuk kapal penyeberangan dan dapat berbahasa Indonesia serta mengetahui kondisi wilayah operasi
yang dilayani.
d. memiliki fasilitas bagi kebutuhan awak kapal maupun penumpang dan kendaraan berserta muatannya
sesuai dengan persyaratan teknis yang berlaku;
e. mencantumkan informasi/pentunjuk yang diperlukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris.

Dalam pengoperasian kapal untuk pelayaran angkutan penyeberangan awak kapal yang bertugas wajib:
a. memakai pakaian seragam yang dilengkapi dengan identitas perusahaan.
b. memakai kartu tanda pengenal awak kapal sesuai yang dikeluarkan oleh perusahaan;
c. bertingkah laku sopan dan ramah;
d. tidak mengkonsumsi/menggunakan minuman yang mengandung alkohol, obat bius, narkotik maupun
obat lain yang dapat mempengaruhi pelayanan dan keselamtan dalam pelayaran.
e. mematuhi waktu kerja, waktu istirahat dan pergantian awak kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM 3 Tahun 2007 Tentang Peningkatan Pelaksanaan


Tugas dan Fungsi Aparatur Departemen Perhubungan Menuju Road Map to Zero Accident

a. Meningkatkan kapasitas manajemen organisasi dan menerapkan etika profesi dengan mengutamakan
kompetensi dan profesionalisme melalui mekanisme good governance serta pencegahan kegiatan
praktek-praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
b. Meningkatkan citra sistem transportasi nasional melalui langkah-langkah sistematis dan
berkesinambungan untuk menurunkan angka kecelakaan transportasi melalui program road map to zero
accident dengan tiga sasaran strategis sebagai berikut :
1) Secara sistematis dan berkesinambungan melakukan pembinaan agar setiap pelaku usaha
transportasi dapat membenahi tingkat keselamatan wahana transportasi yang dioperasikan dengan
memenuhi standar keselamatan yang ditentukan (compliance to rules and regulations) sehingga
dapat menurunkan angka kecelakaan secara signifikan minimum 20% setiap tahunnya (road map to
safety).
2) Secara sistematis dan berkesinambungan meningkatkan keamanan bandar udara, pelabuhan, stasiun
kereta api, dan teminal bus dari potensi ancaman terhadap keamanan operasi moda transportasi
antara lain dengan menghilangkan ancaman sabotase dan terorisme; dengan menghilangkan potensi
kelalaian dalam penanganan barang-barang berbahaya; dengan melakukan sterilisasi bandar udara,
pelabuhan, dan stasiun kereta api dari penumpang tanpa identitas dan tanpa karcis.
3) Meningkatkan kapasitas manajemen operasi bandar udara, pelabuhan, stasiun kereta api, dan
terminal bus, serta jembatan timbang untuk menciptakan kenyamanan dan pelayanan sempurna
kepada pengguna jasa layanan jasa transportasi.

5. Road Map Peningkatan Keselamatan Transportasi Nasional Departemen Perhubungan

Beberapa rencana tindak yang akan dilakukan antara lain adalah penerapan manajemen keselamatan kapal;
pembatasan umur kapal maksimal 20 tahun; pembebasan tugas kepada petugas di lapangan yang melakukan
kesalahan; audit teknis terhadap kapal penumpang dan ferry pada aspek persyaratan keselamatan,
kelengkapan keselamatan, dan kompetensi SDM operator; pembangunan sarana bantu navigasi pelayaran
(SBNP); diklat teknis keselamatan; penataan dan pembenahan SDM; dan sosialisasi bidang keselamatan
pelayaran.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2-8


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Berdasar pemaparan tersebut maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Pemerintah memiliki kewajiban untuk :
1) Menyediakan sistem transportasi nasional yang memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan
bagi masyarakat.
2) Menyediakan sistem transportasi nasional yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dengan demikian, pemerintah wajib memberikan subsidi kepada penyedia dan pengguna jasa
transportasi.
3) Menutup pintu privatisasi dan liberalisasi bidang transportasi karena transportasi merupakan cabang
produksi strategis dan yang menguasai hajat hidup orang banyak sehingga harus dikuasai oleh
negara. Hal ini merupakan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pasal 33 ayat 2 dan ayat 3.
4) Mendukung dan mengembangkan keterlibatan rakyat dalam pengusahaan angkutan rakyat. Hal ini
sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayat
2 serta pasal 33 ayat 1 dan ayat 2.
5) Membuka keterlibatan rakyat dalam setiap penyusunan regulasi dalam bidang transportasi. Hal ini
sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28.

b. Pemerintah memiliki hak untuk :


1) Menerbitkan regulasi untuk mendukung pengembangan sistem transportasi nasional yang berpihak
kepada rakyat banyak.
2) Menerbitkan regulasi untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan trasnportasi nasional.
3) Menolak memberikan izin operasi kepada pengusaha layanan transportasi yang tidak memenuhi
syarat izin usaha.
4) Memberikan sanksi kepada pengusaha layanan transportasi yang melanggar aturan.
5) Memberikan hukuman kepada siapapun yang membahayakan transportasi nasional.
c. Masyarakat memiliki kewajiban untuk :
1) Mengawasi pelaksanaan transportasi nasional.
2) Mematuhi setiap regulasi bidang transportasi yang berpihak kepada rakyat.
d. Masyarakat memiliki hak untuk :
1) Turut serta dalam penyusunan regulasi.
2) Turut serta dalam pengusahaan angkutan.
3) Mengajukan tuntutan hukum atas pelanggaran terhadap regulasi bidang transportasi yang berpihak
kepada rakyat

6. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. SK 73/AP005/DRJD/2003 tentang


Persyaratan Minimal Angkutan Penyeberangan

Perusahaan angkutan penyeberangan yang melakukan usaha angkukan penyeberangan harus memenuhi
persyaratan pelayanan untuk penumpang, pemuatan kendaraan dikapal penyeberangan, kecepatan kapal dan
pemenuhan jadwal operasi kapal.

1) Persyaratan Pelayanan Untuk Penumpang

Angkutan penyeberangan yang berfungsi sebagai jembatan bergerak merupakan pergerakan penumpang dari
tempat asal ke tempat tujuan yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi pada daerah yang dilayani harus
mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada penumpang yang menggunakan jasa angkutan
penyeberangan. Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang maka harus memenuhi
persyaratan pelayanan untuk penumpang yang terdiri dari :

a. Persyaratan pelayanan kenyamanan penumpang;


Persyaratan pelayanan kenyamanan penumpang ditentukan berdasarkan :
(1) Waktu atau lama berlayar;
(2) Waktu turun naik penumpang;
(3) Kelas-kelas tempat duduk;

Persyaratan pelayanan kenyamanan penumpang berdasarkan kelas-kelas tempat duduk terdiri dari:
(i) tempat duduk kelas ekonomi;
(ii) tempat duduk kelas non – ekonomi bisnis;
(iii) tempat duduk kelas non – ekonomi eksekutif.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2-9


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

b. Persyaratan kontruksi kapal untuk pelayanan penumpang;


Kontruksi kapal untuk pelayanan penumpang sekurang-kurangnya terdiri dari:
(1) Luas ruangan
(2) Tempat penumpang terdiri dari :
(i) penumpang geladak terbuka;
(ii) penumpang gelagak tertutup;
(iii) penumpang kamar;
(iv) tempat duduk;
(v) gang/jalan lewat orang;
(vi) kamar mandi dan WC/Peturasan;
(vii) sistem lubang angin/ventilasi;
(viii) dapur dan kantin/kafetaria;
(ix) ruang publik.

c. Persyaratan jalan penumpang keluar/masuk kapal (gangway).


Dalam kegiatan turun naik penumpang harus dapat tercipta kondisi yang tertib, lancar, teratur, aman dan
nyaman dengan demikian jalan keluar masuk kapal harus sesuai dengan jumlah penumpang yang akan
turun naik kapal.

Tabel 2.6
Fasilitas Ruang Akomodasi Penumpang
Sistem
Tempat Urinoir/WC P. Addreser CCTV
No. Jam Belayar Kelas Sirkulasi
Dukuk/Luas M2 K.Mandi Musik Video
Udara
1 Sampai Ekonomi
dengan 1,0 Geladak Bangku/0,3 m2 Urinoir/WC Terbuka ada -
jam Terbuka
Geladak Bangku/0,3 m2 Urinoir/WC Terbuka ada -
Tertutup
Bisnis Kursi/0,4m2 Urinoir/WC Fan ada -
2 Diatas 1,0 jam Ekonomi Bangku/0,3 m2 Urinoir/WC Terbuka ada
s/d 4 jam Bisnis Kursi/0,4m2 Urinoir/WC Fan ada ada
Eksekutif K.Reklining/0,5 Urinoir/WC AC ada ada
m2
3 Diatas 4 jam Ekonomi Bangku/0,3 m2 Urinoir/WC Fan ada ada
s/d 8 jam Bisnis Kursi/0,4m2 Urinoir/WC Fan/AC ada ada
Eksekutif K.Reklining/0,5 Urinoir/WC AC ada ada
m2
4 Diatas 8 jam Ekonomi Bangku/0,3 m2 Urinoir/WC Fan ada ada
s/d 12 jam Bisnis Kursi/0,4m2 Urinoir/WC Fan/AC ada ada
Eksekutif K.Reklining/0,5 Urinoir/WC/K AC ada ada
m2 M
5 Lebih dari 12 Ekonomi Bangku/0,3 m2 Urinoir/WC Fan ada ada
jam Bisnis Kursi/0,4m2 Urinoir/WC Fan/AC ada ada
Eksekutif K.Reklining/0,5 Urinoir/WC/K AC ada ada
m2 M
Sumber : SK 73/AP005/DRJD/2003

2) Persyaratan Pelayanan Untuk Pemuatan Kendaraan di Kapal Penyeberangan

Angkutan penyeberangan hanya mengangkut barang-barang yang melekat atau menjadi satu kesatuandengan
kendaraan pengangkutnya atau barang jinjingan yang dibawa oleh penumpang, sehingga tidak memerlukan
proses bongkar muat barang dari dan ke kapal. Sesuai dengan fungsinya tersebut angkutan penyeberangan
dalam pelayanan pemuatan kendaraan di kapal harus memenuhi persyaratan perlengkapan pintu dan ruang
kendaraan berserta fasilitasnya. Adapun persyaratan pemuatan kendaraan di kapal penyeberangan adalah
sebagai berikut:

a. Pintu Rampa :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 10


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

(1) Terdiri dari 2 pintu, yang dipasang dibagian haluan dan buritan (type Ro-Ro) atau samping kiri
dan kanan yang berguna sebagai jalan keluar dan masuk kendaraan;
(2) Di lintas-lintas tertentu yang mempunyai peralatan tangga rampa samping (elevated side-ramp),
kapal yang melayani lintas tersebut harus mempunyai geladak atas untuk kendaraan (upper car
deck) dan memuat dudukan atau tumpuan untuk rampa dermaga sehingga langsung dapat
digunakan untuk jalan keluar masuk kendaraan.

Spesifikasi pintu rampa adalah sebagai berikut :


(i) Panjang : Harus disesuaikan dengan kondisi prasarana yang
dilayani
(ii) Lebar : Minimum 4 m
(iii Kecepatan buka / tutup pintu :
)
membuka penuh : tidak lebih dari 2 menit
menutup penuh : tidak lebih dari 3 menit
(iv) Daya dukung : Harus mampu mendukung beban kendaraan minimal
Jumlah Berat yang Diperbolehkan : 17,5 ton
(JJB)
Muatan Sumbu Terberat (MST) : 8,0 ton

Khusus untuk lintas Penyeberangan Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, Padangbai-Lembar,


Kahyangan-Pototano dan Bajo Eloka.
+ Jumlah Berat yang Diperbolehkan (JBC) : 40 ton;
+ Muatan Sumbu Terberat (MST) : 10 ton.

Ketentuan Daya dukung tersebut harus disesuaikan dengan kapasitas lalu lintas dan angkutan serta daya
dukung jalan raya yang akan dilalui.

b. Ruang untuk kendaraan :

(1) Lantai ruang kendaraan harus dirancang mampu menahan beban kendaraan minimal JBB 17,50 ton
dan MST 8 ton untuk muatan berat atau truk, dan mampu menahan beban kendaraan minimal JBB
40 ton dan MST 10 ton Untuk kapal yang beroperasi di lintas Penyeberangan Merak-Bakauheni,
Ketapang-Gilimanuk, Padangbai-Lembar, Kahyangan-Pototano dan Bajo Eloka.
(2) Tinggi ruang kendaraan :
1) Kendaraan kecil/sedan, minimal 2,50 m;
2) Kendaraan besar/truk dan campuran minimal 3,80 ton;
3) Kendaraan trailer/peti kemas, minimal 4,70 ton
(3) Lantai ruang kendaraan dilengkapi dengan tanda jalur kendaraan yang dapat dilihat secara jelas oleh
pengemudi kendaraan dan penempatan kendaraan harus berada didalam jalur kendaraan.
(4) Jarak minimal antar kendaraan :
a. jarak antara masing-masing kendaraan pada sisi kiri dan kanan adalah 60 cm;
b. jarak antara muka dan belakang masing - masing kendaraan adalah 30 cm
c. untuk kendaraan yang sisi sampingnya bersebelahan dengan dinding kapal, berjarak 60 cm
dihitung dari lapisan dinding dalam atau sisi luar gading-gading (frame).
d. jarak sisi antara kendaraan dengan tiang penyangga (web frame) adalah 60-80 cm.
(5) antara pintu rampa haluan/buritan dengan batas sekat pelanggaran dilarang dimuati kendaraan.
(6) untuk lintas - lintas penyeberangan yang kondisi lautnya berombak kuat sehingga
membuat sudut kemiringan kapal mencapai lebih dari 100, kendaraan yang dimuat dalam kapal
harus dilengkapi dengan sistem pengikatan (lashing)
(7) ruang kendaraan yang tertutup harus disediakan lampu penerangan, sistem sirkulasi udara,
tangga/jalan masuk bagi pengemudi, serta harus ditempelkan/ditulisi tanda larangan ”DILARANG
MEROKOK”, ”PENUMPANG DILARANG TINGGAL DIRUANG KENDARAAN” serta
”DILARANG MENGHIDUPKAN MESIN SELAMA PELAYARAN SAMPAI PINTU RAMPA
DIBUKA KEMBALI ”, yang dapat terlihat jelas dan mudah dibaca.

3) Persyaratan Pelayanan Kecepatan Kapal

Persyaratan pelayanan kecepatan kapal terdiri dari 2 kategori sebagai berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 11


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

a. Kapal pelayanan ekonomi untuk kendaraan mempunyai kecepatan pelayanan (service speed)
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) knot per jam;
b. Kapal pelayanan non-ekonomi untuk kendaraan mempunyai kecepatan pelayanan (service speed)
sekurang-kurangnya 15 (lima belas) knot per jam.

Dalam pemenuhan kecepatan pelayanan, kapal yang melayani lintas pendek dengan jarak sampai dengan
6 (enam) mil rata-rata kecepatan kapal dapat disesuaikan untuk memenuhi jadwal perjalanan kapal.

4) Persyaratan Pelayanan Pemenuhan Jadwal Kapal

Persyaratan pelayanan pemenuhan jadwal kapal terdiri dari :


a. Pemenuhan jadwal perjalanan kapal, ditentukan berdasarkan:
1) pemenuhan jadwal waktu (time table) yang telah ditetapkan oleh pejabat yang menetapkan
jadwal kapal;
2) pemenuhan hari operasi berdasarkan jumlah hari operasi dan jumlah trip yang dilayani yang
telah ditentukan.

Perusahaan angkutan penyeberangan dengan dikoordinasi oleh Kepala Capang PT ASDP atau
Kepala Pelabuhan Penyeberangan wajib mengumumkan jadwal perjalanan kapal yang telah
ditetapkan pada papan pengumuman yang dipasang di dermaga dan di loket penjualan tiket.
b. Pemenuhan jadwal siap operasi (stand by) ditentukan berdasarkan pernyataan operasi dari operator
kapal dan dapat dioperasikan bila diperintahkan.
c. Pemenuhan jadwal istirahat (off) ditentukan berdasarkan laporan operator kapal dan keberadaan
kapal yang angker dikolam pelabuhan pada lintas penyeberangan yang dilayani.
d. Pemenuhan jadwal docking ditentukan oleh adanya pekerjaan docking kapal berdasarkan penetapan
jadwal dari pejabat yang mempunyai kewenangan dibidang kelaikan kapal.

7. Masterplan Transportasi Darat Departemen Perhubungan

Penyusunan masterplan transportasi darat tersebut secara umum berisikan uraian tentang gambaran umum
kondisi Indonesia yang akan mempengaruhi rencana transportasi darat ke depan seperti kondisi geografis
Indonesia, kondisi demografi dan perkembangan sosial budaya, dan sebagainya. Selain itu juga dikaji
produk-produk perencanaan dan hukum yang terkait dengan perencanaan transportasi darat ke depan seperti
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Sistem Transportasi Nasional, dan regulasi terkait.

Kondisi transportasi darat di Indonesia yang meliputi moda jalan, kereta api, sungai danau dan
penyeberangan serta perkotaan, serta pola perjalanan transportasi darat yang terjadi saat ini, baik untuk
penumpang maupun barang juga diuraikan untuk memberikan gambaran kondisi transportasi darat di
Indonesia saat ini. Secara detil gambaran umum transportasi darat di Indonesia ini, merupakan data dan
informasi yang menjadi dasar untuk menyusun rencana umum dan program pengembangan transportasi darat
di Indonesia.

Transportasi sungai di Indonesia umumnya digunakan untuk melayani mobilitas barang dan penumpang baik
di sepanjang sungai maupun di lintas penyeberangan sungai. Transportasi sungai relatif murah namun
pemanfaatannya makin berkurang terutama pada wilayah yang sudah dibangun jalan dan jembatan.
Penyelenggaraannya lebih banyak oleh masyarakat, dan peran pemerintah dalam investasi terutama pada
pembangunan prasarana dermaga penyeberangan sungai dan relatif sedikit jumlahnya.

Panjang sungai di Indonesia mencapai 34.342 km dari 214 buah sungai dan panjang sungai yang dapat
dilayari adalah sepanjang 23.255 km, itupun seringkali mengalami pengurangan kerana pengaruh musim.
Angkutan sungai seringkali merupakan satu-satunya alternatif bagi mereka yang tinggal di daerah terisolasi
sehingga merupakan instrumen penting dalam menanggulangi kemiskinan. Di lain sisi angkutan sungai
merupakan angkutan barang yang efisien dan berbiaya murah namun sekali lagi masih tergantung dari siklus
musim dimana panjang yang dapat dilayari akan berkurang sangat signifikan di musim kemarau. Armada
angkutan sungai saat ini mengalami penurunan sangat signifikan dengan adanya kebijakan daerah untuk
mengembangkan jaringan jalan sejajar sungai. Disisi lain masalah pembiayaan swasta yang semakin

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 12


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

menurun karena sulitnya akses kredit kapal, mengakibatkan semakin tingginya resiko swasta dan
implikasinya terhadap keselamatan pelayaran.

Salah atu isu strategis yang mendasari penyusunan masterplan transportasi darat adalah berkenaan dengan
semakin pentingnya aspek keselamatan dalam penyelenggaraan transportasi, termasuk transportasi sungai.

Jaringan prasarana transportasi sungai dan danau terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan sungai dan
danau, dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaran. Pelabuhan sungai dan danau dikelompokkan
menurut fungsi dan kapasitasnya serta kepemilikannya. Menurut fungsi dan kapasitasnya, pelabuhan sungai
dan danau terdiri dari : (a) Pelabuhan sungai dan danau utama yang melayani angkutan antar propinsi, (b)
Pelabuhan sungai dan danau pengumpul yang melayani angkutan dalam propinsi, dan (c) Pelabuhan sungai
dan danau lokal yang melayani angkutan lokal.

Menurut pengelolaannya, dikelompokkan menjadi : (a) Pelabuhan sungai dan danau nasional yaitu pelabuhan
sungai dan danau yang dikelola oleh pemerintah, (b) Pelabuhan sungai dan danau daerah yaitu pelabuhan
sungai dan danau yang dikelola oleh pemerintah propinsi atau kabupaten/kota, dan Pelabuhan sungai dan
danau khusus yaitu pelabuhan sungai dan danau yang dikelola oleh instansi, badan hokum, atau perorangan
yang digunakan hanya untuk kepentingan yang bersangkutan.

Jaringan Pelayanan adalah sebagai berikut. Pelayanan transportasi sungai dan danau untuk angkutan
penumpang dan barang dilakukan dengan kapal pedalaman umum dan kapal pedalaman khusus.
Pengangkutan penumpang dan barang dengan kapal pedalaman umum dapat dilakukan dalam trayek tetap
teratur, dan tidak tetap tidak teratur. Pengangkutan dalam trayek tetap dan teratur dikelompokkan menjadi :
trayek utama yaitu trayek yang menghubungkan antar pelabuhan sungai dan danau sebagai pusat akumulasi
dan distribusi; trayek pengumpan yaitu trayek yang menghubungkan antara pelabuhan sungai dan danau yang
berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi dengan yang bukan berfungsi sebagai pusat akumulasi dan
distribusi atau antar pelabuhan sungai dan danau yang bukan berfungsi sebagai pusat akumulasi dan
distribusi. Pengangkutan penumpang dan barang dengan trayek tidak tetap dan tidak teratur dapat dilakukan
hanya berdasarkan sewa/charter atau perjanjian lain.

Penyusunan masterplan transportasi darat meliputi penetapan visi, misi, analisis SWOT, tujuan, target,
strategi dan kebijakan. Pengertian visi adalah suatu pandangan jauh ke depan mengenai cita dan citra yang
ingin diwujudkan suatu institusi/organisasi pada masa yang akan datang, sehingga dapat menjawab
pertanyaan institusi/organisasi ingin menjadi apa? Sedangkan misi mempunyai pengertian sesuatu yang harus
diemban oleh suatu institusi/organisasi sesuai dengan visinya. Tujuan memiliki arti hasil spesifik ke depan
yang ingin dicapai suatu institusi/organisasi terkait dengan misi utamanya. Strategi adalah cara-cara yang
tepat untuk mewujudkan tujuan jangka panjang, sedangkan kebijakan adalah suatu alat yang dengan tujuan-
tujuan jangka pendek akan tercapai.

Kebijakan pengembangan transportasi sungai adalah bahwa angkutan sungai menjadi bagian penting dalam
pengembangan jaringan transportasi darat, karena pelayarannya aman, murah dan ramah lingkungan.
Meskipun angkutan sungai tidak eksis (exist) disemua propinsi di Indonesia, tetapi dibeberapa propinsi
terutama di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan dan Papua, angkutan sungai merupakan transportasi yang saat
ini dapat dihandalkan. Di Pulau Sumatera, jaringan transportasi sungai menjadi alternatif transportasi jalan
dengan titik berat untuk angkutan barang dalam jumlah besar (masal). Di Pulau Kalimantan dan Pulau Irian
Jaya peran transportasi sungai dan danau diharapkan akan sinergi dengan transportasi jalan yang akan
menjadi tulang punggung sistem transportasi serta diharapkan dapat membuka daerah terisolir.

Pengembangan jaringan transportasi sungai diprioritaskan di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera dan Irian
Jaya, Rencana program transportasi sungai, danau dan penyeberangan disiapkan untuk mengakomodasi
rencana pengembangan transportasi sungai, danau dan penyeberangan yang ditujukan untuk angkutan barang
dan menyambung angkutan jalan yang terputus oleh perairan. Program yang direncanakan adalah penerapan
standar keselamatan dan keamanan penyelenggaraan angkutan, perencanaan jaringan, penyusunan dan
penetapan standar pelayanan dan tata operasi, pengembangan sarana-prasarana, penyusunan standar
kompetensi operator dan rencana integrasi dengan moda lain. Uraian lebih lengkap dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 13


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Tabel 2.7
Rencana Program Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan
Misi Tujuan Kebijakan Program
Sistem pelayanan Peningkatan keamanan dan Memberikan rasa aman, Penerapan standar
transportasi darat yang keselamatan pelayanan selamat, dan nyaman dalam keselamatan dan
aman, selamat dan mampu transportasi darat penyelenggaraan keamanana transportasi
menjangkau masyarakat dan transportasi sungai, danau, sungai, danau, dan
wilayah Indonesia dan penyeberangan penyeberangan
Pemenuhan kebutuhan Menciptakan aksesibilitas Perencanaan jaringan
prasarana dan sarana yang tinggi dengan sungai, danau, dan
transportasi darat yang transportasi sungai, danau, penyeberangan dan fasilitas
menjangkau masyarakat dan dan penyeberangan penunjangnya
wilayah Indonesia
Transportasi darat yang Perusahaan dan Mewujudkan perusahaan Penyusunan dan penetapan
berkualitas, berdaya saing operator/penyedia jasa di dan operator/penyedia jasa standar pelayanan dan tata
dan berkelanjutan transportasi darat yang transportasi sungai, danau, cara operasi sungai, danau,
memiliki kualitas prima di dan penyeberangan yang dan penyeberangan
dalam menajemen produksi berkualitas prima
: process, capacity,
inventory, workforce’s dan
quality
Meningkatkan daya saing Mewujudkan kualitas Penerapan dan penegakan
pelayanan transportasi darat pelayanan transportasi standar pelayanan pada
sehingga mampu sungai, danau dan transportasi sungai, danau,
berkompetisi dengan moda penyeberangan sesuai dan penyeberangan
lainnya dengan standar pelayanan
Pertumbuhan pembangunan Minimalisasi dampak Pengembangan sarana
transportasi darat yang negatif operasional sungai, prasarana transportasi
merata dan berkelanjutan danau, dan penyeberangan sungai, danau, dan
terhadap lingkungan penyeberangan yang ramah
lingkungan
Tata niaga dan industri Peningkatan perkembangan Terwujudnya kesempatan Menciptakan lingkungan
transportasi darat yang tata niaga yang menjamin kepada BUMN, pengusaha yang kondusif bagi
transparan dan akuntabel hak-hak pemangku swasta untuk berperan serta pengembangan angkutan
kepentingan yang dalam pelayanan angkutan sungai, danau, dan
berkeadilan sungai, danau, dan penyeberangan
penyeberangan
Perkuatan industri Menciptakan iklim kondusif Menyusun standar
transportasi darat yang pengusahaan tranportasi kompetensi pengusahaan
bertata kelola usaha yang sungai, danau, dan transportasi sungai, danau,
baik penyeberangan dan penyeberangan
Prasarana dan sarana Terciptanya pembangunan Menciptakan aksesibilitas Perencanaan integrasi
transportasi darat yang transportasi jalanyang maksimum dengan integrasi intermoda
terintegrasi dengan moda terintegrasi dengan moda intermoda
lainnya lainnya
Sumber : Diraktorat Jenderal Perhubungan Darat

Secara umum Masterplan Transportasi Darat ini telah memberikan kerangka utama dalam pengembangan
transportasi darat di Indonesia. Pengembangan yang tercakup dalam masterplan ini mempunyai kerangka
waktu 20 tahun yang terbagi menjadi 4 (empat) periode pengembangan untuk masing-masing moda (moda
Jalan, moda ASDP dan moda Perkotaan). Dalam pelaksanaannya kerangka utama yang telah disusun dalam
masterplan transportasi darat ini perlu dijabarkan dalam kebijakan-kebijakan yang lebih rinci sehingga
mudah dalam pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Untuk itu penajaman lebih lanjut dari Masterplan
Transportasi Darat ini dalam bentuk produkproduk perencanaan yang lebih rinci tetap perlu dilakukan oleh
masing-masing direktorat di dalam lingkup Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

2.4 Kajian Terkait

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 14


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

1. Keselamatan Angkutan Penyeberangan

Keselamatan merupakan faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan angkutan penyeberangan. Setiap
perusahaan angkutan penyeberangan yang akan mengoperasikan kapal penyeberangan harus memenuhi
persyaratan kelaik lautan, mulai dari kontruksi kapal, awak kapal yang harus memenuhi peryaratan,
kelengkapan alat-alat keselamatan dan kelengkapan penunjangnya. Pengawasan dalam hal keselamatan kapal
penyeberangan dilakukan oleh Direktorat jenderal Perhubungan Laut (syahbandar) sesuai dengan peraturan
yang berlaku sedangkan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat hanya mengeluarkan izin operasi kapal
penyeberangan sesuai dengan wewenangnya, karena untuk mendapatkan izin operasi angkutan
penyeberangan setiap kapal penyeberangan harus memenuhi peryaratan kelaik lautan dan persyaratan
pelayanan angkutan penyeberangan.

a. Surat/Sertifikat Yang Harus Dimiliki Oleh Kapal Penyeberangan


Setiap kapal penyeberangan yang akan beroperasi wajib memiliki sertifikat :
1). Surat Laut & Sertifikat Kebangsaan
2). Sertifikat Pencegahan Pencemaran Minyak (International oil Polition Prevention Certificate)/
Sertifikat Suplemen Pencegahan Pencemaran Minyak (Suplement to the International Oil Polution
Prevention Certificate)
3). Hasil Pemeriksaan Sanitasi Kapal (Result Inspection of Ship Sanitation)
4). Sertifikat Pembebasan Tikus (Exemption Certificate/ De-ratting Exempion Certificat)
5). Sertifikat Pemadam Kebakaran/Sertifikat Ulang Pemeriksaan Pemadam Kebakaran
6). Sertifikat Rakit Penolong/ Sertifikat Pemeriksaan Ulang Rakit Penolong
7). Serifikat Manajemen Keselamatan (Safety Managemen Certificate (ISM code))
8). Sertifikat Keselamatan Kapal Penyeberangan
9). Surat Ukur International 1966 (International Tonnge Certificate)
10). Sertifikat Klisifikasi Lambung Kapal
11). Sertifikat Garis Muat 1966 (Load Line Certificate)
12). Sertifikat Klasifikasi Mesin
13). Sertifikat keselamatan Radio Kapal Barang

b. Penerbitan Surat Izin Belayar (SIB)

Penerbitan surat izin belayar merupakan mekanisme pengawasan untuk meningkatkan keselamatan
dalam belayar yang sangat penting, karena setiap kapal yang berlayar harus memiliki Surat Izin Belayar
untuk kapal penyeberangan dikeluarkan oleh syahbandar.

Dalam penerbitan surat izin belayar, syahbandar tidak hanya memeriksa dokumen/surat kapal saja
namun melakukan pengecekan fisik terhadap kondisi kapal serta peralatan lain seperti alat keselamatan,
alat pemadam kebakaran, navigasi, dan sebagainya sehingga kapal yang mendapat SIB betul-betul laik
belayar.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 15


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Peraturan Tertib dan Lancar


Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan

Pemeriksaan Pemeriksaan Phisik


Administrasi Kapal

Sertifikat Dokumen dan Surat Kapal Struktural Perlengkapan Operasional

• Ada/lengkap? • Ada/lengkap?
• Valid? • Valid?
• Up to date • Up to date

Memenuhi persyaratan kelaik lautan Kapal

TIDAK YA

Minor Mayor

Pencabutan/pembatalan SIB bila melanggar UU 21 Psl


37,38 (1),39 (2), 40 (2), 44 (2), 66 (1,2), 87 (1) SIB
Penahanan Kapal
SIB Penundaan SIB
Laporkan ke pejabat berwenang UU 21 Psl 38 (1)
keadaan kapal tidak sesuai dengan sertifikat dan
Pemenuhan/ Gambar 2.1
perbaikan dokumen yang ada (UU 21 Psl 21, 35 (3), 45 (2), 50 (1)
Perintah Dalam keadaan Skema Penerbitan SIB
pemenuhan tertentu
Pemeriksaan Ulang

SIB

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 16


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

2. Persyaratan Pengawakan Kapal

Sampai saat ini belum terdapat aspek legalitas yang mengatur persyaratan awak kapal untuk kapal sungai dan
danau. Persyaratan yang tercantum didalam KM.73/2004 yang masih sangat terbatas, sedangkan yang
bersifat menyeluruh dan lengkap belum ada. Namun pada dasarnya, dimanapun, kapal memiliki persamaan
dalam hal pengoperasian dan pengawakan, oleh karena itu akan ditinjau persyaratan untuk awak kapal laut,
baik yang berlaku secara internasional maupun yang nasional.

Berikut tinjauan mengenai hal-hal yang tercantum peraturan yang berlaku untuk awak kapal laut.

a. STCW tahun 1995


STCW 1995 menyebutkan bahwa pada dasarnya awak kapal bagian dek yang ikut dinas jaga, harus
memiliki sertifikat dan,

1) Mampu,
a) Melaksanakan tugas navigasi dalam tingkat penunjang;
b) Mengemudikan kapal dan mematuhi perintah-perintah kemudi dan menggunakan kompas
magnit.
c) Melakukan tugas pengamatan secara visual (penglihatan) dan audio (pendengaran) termasuk
perkiraan posisi kapal, semboyan/rambu-rambu sinar dan bunyi atau obyek-obyek lain
d) Penggunaan sistem tanda bahaya dan komunikasi internal
e) Membantu pemantauan dan pengontrolan tugas jaga yang aman
f) Mengoperasikan peralatan keselamatan dan menerapkan prosedur darurat

2) Memiliki pengetahuan, pemahaman dan pemenuhan sebagai berikut:


a) Istilah-istilah dan definisi perkapalan
b) Tugas-tugas jaga dalam keadaan darurat dan isyarat-isyarat bahaya pyroteknik, EPIRB dan
SART, termasuk membedakan isyarat / tanda bahaya sesungguhnya dengan tanda bahaya palsu
(yang terjadi akibat ketidak-sengajaan)
c) Prosedur pergantian tugas jaga
d) Prosedur dasar perlindungan lingkungan
e) Peraturan-peraturan nasional dan lokal yang berlaku dalam berlalu lintas disungai dan danau.

Sedangkan untuk Engine Watchkeeping Rating (Awak kapal bagian mesin) sesuai STCW Bab III/4,
awak kapal bagian mesin yang berdinas jaga wajib:

1) Mampu :
a) Melaksanakan tugas jaga rutin sesuai kewajiban rating bagian mesin sebagai bagian dari tugas
jaga kamar mesin
b) Memahami perintah-pertintah dan menerima pengertian yang diberikan dalam hal-hal yang
berkaitan dengan tugas-tugas jaga.
c) Menjaga dan mengoperasikan semua permesinan, dan merawat agar selalu dalam kondisi siap
operasi
d) Mengoperasikan / menggunakan alat-alat keselamatan
e) Menggunakan semua peralatan darurat dan menerapkan prosedur darurat.
f) Menggunakan system komunikasi internal yang ada

2) Memiliki pengetahuan, pemahaman dan pemenuhan sebagai berikut :


a) Istilah-istilah permesinan yang digunakan
b) Cara kerja dan nama bagian permesinan dan peralatannya, termasuk fungsi/kegunaan masing-
masing bagian.
c) Prosedur tugas jaga di kamar mesin
d) Prosedur dasar perlindungan lingkungan termasuk mencegah kerusakan dan/atau pencemaran
lingkungan
e) Praktek kerja aman sesuai operasi kamar mesin

b. Keputusan Menteri No. 70/1998 Tentang Pengawakan Kapal Niaga

1) Bab III – Pasal 3

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 17


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Setiap awak kapal harus memiliki Sertifikat Keahlian pelaut (certificate of competency/COC) dan
sertifikat keterampilan pelaut (certificate of proficiency/COP).

2) Bab III – pasal 6


Jenis-jenis sertifikat keterampilan pelaut (certificate of proficiency/COP) sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 terdiri dari:
(a) Sertifikat keterampilan dasar pelaut
(b) Sertifikat keterampilan khusus

3) Bab III – pasal 7


(a) Sertifikat keterampilan dasar pelaut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, adalah
sertifikat keterampilan dasar keselamatan (basic safety training/BST).

(b) Sertifikat keterampilan khusus sebagaimana dmaksud dalam Pasal 6 huruf b, terdiri dari:
Sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki yang terdiri dari :
i. Familiarisasi kapal tangki (tanker familiarzation);
ii. Program pelatihan tingkat lanjut tentang pengoperasian kapal tangki minyak (advance
training program on oil tanker operation);
iii. Program pelatihan tingkat lanjut tentang pengoperasian kapal tangki bahan kimia (advance
training program on chemical tanker operation);
iv. Program pelatihan tingkat lanjut tentang pengoperasian kapal tangki gas cair (advance
training program on liquefied gas tanker operation);
(c) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-ro yang terdiri:
i. Pelatihan Manajemen Pengendalian Massa (crowd management);
ii. Pelatihan Familiarisasi Kapal Penumpang Ro-Ro
iii. Pelatihan keselamatan untuk personil yang memberikan pelayanan ke penumpang di
ruang-ruang penumpang (safety training for personnel providing direct services to
passengers in passenger spaces);
iv. Pelatihan keselamatan penumpang, muatan dan kekedapan lambung (passenger safety,
cargo safety and hull integrity training);
v. Pelatihan Pengendalian Krisis dan Perilaku Manusia (crisis management
and human behavior training);

(d) Sertifikat Keterampilan Sekoci Penolong dan dan sekoci penyelamat (survival craft and rescue
boat );
(e) Sertifikat keterampilan sekoci penyelamat cepat (fast rescue boat);
(f) Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran lanjutan (advance fire fighting);
(g) Sertifikat keterampilan pertolongan pertama (medical first aid);
(h) Sertifikat keterampilan perawatan medis di atas kapal (medical care on board);
(i) Sertifikat keterampilan pengoperasian radar simulator dan alat bantu plotting radar otomatis
(radar observation and automatic radar plotting aid simulator/ARPA simulator).

4) Bab III pasal 8


Awak kapal yang mengawaki kapal niaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(1) Bagi Nahkoda, Mualim atau Masinis harus memiliki sertifikat keahlian pelaut yang jenis dan
tingkat sertifikatnya sesuai dengan daerah pelayaran, tonase dan ukuran tenaga penggerak serta
memiliki sertifikat keterampilan pelaut.
(2) Bagi operator radio harus memiliki sertifikat keahlian pelaut bidang radio yang jenis dan tingkat
sertifikatnya sesuai dengan peralatan radio yang ada di kapal dan memiliki sertifikat
keterampilan pelaut.
(3) Bagi rating harus memiliki sertifikat keahlian pelaut dan sertifikat keterampilan pelaut yang
jenis sertifikatnya sesuai dengan jenis tugas, ukuran dan jenis kapal serta tata susunan kapal.

5) Bab IV pasal 9 - STANDAR KEAHLIAN DAN KOMPETENSI


Standar keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki oleh pelaut bagian dek yang mengawaki
kapal niaga adalah sebagai berikut:

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 18


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Tabel 2.8
Standar Keahlian dan Keterampilan yang harus Dimiliki oleh Pelaut Bagian Dek yang Mengawaki Kapal Niaga
No Jenis Awak Kapal Standar Keahlian dan Keterampilan
1 Nahkoda dan Mualim I pada kapal ukuran 1) Sertifikat keahlian sebagai Nakhoda dan Mualim I untuk
GT 3.000 kapal ukuran GT 3.000 atau lebih;
2) Sertifikat keahlian pelaut radio elektronika, sekurang-
kurangnya sertifikat operator radio umum (ORU);
3) Sertifikat keterampilan pengoperasian radar simulator dan
alat bantu plotting radar otomatis (radar observation and
automatic radar plotting aid/ARPA), untuk yang bekerja di
kapal yang dilengkapi dengan ARPA;
4) Sertifikat keterampilan perawatan medis di atas kapal
(medical care on board);
5) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki bagi yang
bekerja di kapal oil tanker/chemical carriers/gas carriers;
6) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-
ro bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
7) Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran tingkat
lanjut (advance fire fighting);
8) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
2 Nahkoda dan Mualim I di kapal ukuran GT 1) Sertifikat keahlian sebagai Nakhoda dan Mualim I untuk
500 s/d kurang dari GT 3.000 kapal ukuran GT 500 s/d kurang dari GT 3.000;
2) Sertifikat keahlian pelaut radio elektronika, sekurang-
kurangnya sertifikat operator radio umum (ORU);
3) Sertifikat keterampilan pengoperasian radar simulator dan
alat bantu plotting radar otomatis (radar observation and
automatic radar plotting aid/ARPA), untuk yang bekerja di
kapal yang dilengkapi dengan ARPA;
4) Sertifikat keterampilan perawatan medis di atas kapal
(medical care on board);
5) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki bagi yang
bekerja di kapal oil tanker/chemical carriers/gas carriers;
6) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-
ro bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
7) Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran tingkat
lanjut (advance fire fighting);
8) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
3 Nahkoda pada kapal ukuran kurang dari GT
500
kapal yang beroperasi di daerah pelayaran 1). Sertifikat keahlian sebagai Nakhoda pada kapal ukuran GT
Indonesia 500 s/d kurang dari GT 3.000;
2). Sertifikat keahlian pelaut radio elektronika, sekurang-
kurangnya sertifikat operator radio umum (ORU);
3). Sertifikat keterampilan pengoperasian radar simulator dan
alat bantu plotting radar otomatis (radar observation and
automatic radar plotting aid/ARPA), untuk yang bekerja di
kapal yang dilengkapi dengan ARPA;
4). Sertifikat keterampilan perawatan medis di atas kapal
(medical care on board);
5). Sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki bagi yang
bekerja di kapal oil tanker/chemical carriers/gas carriers;
6). Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-
ro bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
7). Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran tingkat
lanjut (advance fire fighting);
8). Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
kapal yang beroperasi di daerah pelayaran 1). Sertifikat keahlian Nakhoda di kapal ukuran kurang dari
lokal GT 500;
2). Sertifikat keahlian pelaut radio elektronika, sekurang-
kurangnya sertifikat operator radio umum (ORU);
3). Sertifikat keterampilan pengoperasian radar simulator dan
alat bantu plotting radar otomatis (radar observation and
automatic radar plotting aid/ARPA), untuk yang bekerja di
kapal yang dilengkapi dengan ARPA;
4). Sertifikat keterampilan perawatan medis di atas kapal

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 19


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

No Jenis Awak Kapal Standar Keahlian dan Keterampilan


(medical care on board);
5). Sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki bagi yang
bekerja di kapal oil tanker/chemical carriers/gas carriers;
6). Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-
ro bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
7). Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran tingkat
lanjut (advance fire fighting);
8). Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
4 Mualim yang melaksanakan tugas jaga 1) Sertifikat keahlian Mualim untuk kapal ukuran kurang dari
dikapal ukuran kurang 500 GT GT 500;
2) Sertifikat keahlian pelaut radio elektronika, sekurang-
kurangnya sertifikat operator radio umum (ORU);
3) Sertifikat keterampilan pengoperasian radar simulator dan
alat bantu plotting radar otomatis (radar observation and
automatic radar plotting aid/ARPA), untuk yang bekerja di
kapal yang dilengkapi dengan ARPA;
4) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki bagi yang
bekerja di kapal oil tanker/chemical carriers/gas carriers;
5) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-
ro bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
6) Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran tingkat
lanjut (advance fire fighting) bagi yang ditunjuk
bertanggung jawab dalam pengendalian pemadaman
kebakaran;
7) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
5 Rating bagian dek yang melaksanakan tugas 1) Sertifikat keahlian sebagai rating bagian dek;
jaga 2) Sertifikat keterampilan dasar keselamatan (basic safety
training);
3) Sertifikat keterampilan penggunaan sekoci penolong dan
sekoci penyelamat bagi yang ditunjuk sebagai koordinator
penggunaan sekoci penolong dan sekoci penyelamat;
4) Sertifikat pemenuhan keselamatan kapal tangki yaitu
tanker familiarization bagi yang bekerja pada kapal oil
tanker/chemical carriers/gas carriers;
5) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-
ro bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
6) Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran tingkat
lanjut (advance fire fighting) bagi yang ditunjuk
bertanggung jawab dalam pengendalian pemadaman
kebakaran;
7) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
6 Rating bagian dek lainnya 1) Sertifikat keterampilan dasar keselamatan (basic safety
training);
2) Sertifikat keterampilan khusus sesuai dengan jenis kapal;
3) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 20


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

6) Bab IV pasal 10
Standar keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki oleh pelaut bagian mesin yang mengawaki
kapal niaga adalah sebagai berikut :

Tabel 2.9
Standar Keahlian dan Keterampilan yang harus Dimiliki oleh Pelaut Bagian Dek yang Mengawaki Kapal Niaga
No Jenis Awak Kapal Standar Keahlian dan Keterampilan
1 Kepala Kamar Mesin (Chief Engineer) dan 1) Sertifikat keahlian sebagai Kepala Kamar Mesin dan
Masinis II (Second Engineer) pada kapal Masinis II untuk kapal dengan tenaga penggerak 3.000 KW
dengan tenaga penggerak 3.000 KW atau atau lebih;
lebih 2) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki bagi yang
bekerja di kapal oil tanker/chemical carriers/gas carriers;
3) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-
ro bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
4) Sertifikat pemenuhan pemadaman kebakaran lanjutan
(advance fire fighting);
5) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
2 Kepala Kamar Mesin (Chief Engineer) dan 1) Sertifikat keahlian sebagai Kepala Kamar Mesin dan
Masinis II (Second Engineer) di kapal Masinis II untuk kapal dengan tenaga penggerak 750 KW
dengan tenaga penggerak 750 s/d 3.000 KW s/d kurang dari 3.000 KW;
2) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki bagi yang
bekerja di kapal oil tanker/chemical carriers/gas carriers;
3) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-ro
bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
4) Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran tingkat lanjut
(advance fire fighting);
5) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
3 Masinis yang melaksanakan tugas jaga 1) Sertifikat keahlian sebagai Masinis;
2) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki bagi yang
bekerja di kapal oil tanker/chemical carriers/gas carriers;
3) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-
ro bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
4) Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran tingkat
lanjut (advance fire fighting) bagi yang ditunjuk
bertanggung jawab dalam pengendalian pemadaman
kebakaran;
5) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
4 Rating bagian mesin yang melaksanakan 1) Sertifikat keahlian sebagai rating bagian mesin;
tugas jaga 2) Sertifikat keterampilan dasar keselamatan (basic safety
training);
3) Salah satu sertifikat keterampilan keselamatan kapal tangki
yaitu tanker familiarization bagi yang ditunjuk untuk
bertanggung jawab dalam penanganan muatan pada kapal
oil tanker/chemical carriers/gas carriers;
4) Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-
ro bagi yang bekerja pada kapal penumpang Ro-ro;
5) Sertifikat keterampilan pemadaman kebakaran tingkat
lanjut (advance fire fighting) bagi yang ditunjuk
bertanggung jawab dalam pengendalian pemadaman
kebakaran;
6) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
5 Rating bagian mesin lainnya 1) Sertifikat keterampilan dasar keselamatan (basic safety
training);
2) Sertifikat keterampilan khusus sesuai dengan jenis kapal;
3) Sertifikat kesehatan yang masih berlaku.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 2 - 21


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 3 
Metodologi Studi 

3.1 Pendekatan Teknis dan Metodologi


3.1.1 Pendekatan Teknis

Sebagaimana dijelaskan di dalam Kerangka Acuan Kerja, bahwa permasalahan penyusunan standar
kompetensi awak sungai dan danau saat ini telah menjadi isyu yang harus segera dibenahi. Aspek pengakuan
keberadaan atau eksistensi pada awak kapal sungai dan danau, aspek keselamatan lalu lintas sungai dan
danau, aspek pelayanan telah menjadi alasan utama segera dilakukan penyusunan standar kompetensi awak
kapal sungai dan danau.

Secara umum permasalahan kompetensi awak sungai dan danau adalah sebagai berikut :

a. belum adanya pengakuan terhadap profesi awak sungai dan danau;


b. kondisi keselamatan lalu lintas sungai dan danau masih dirasa sangat rendah;
c. masih banyaknya kecelakaan lalu lintas sungai dan danau;
d. pelayanan angkutan sungai dan danau belum sesuai dengan harapan
e. belum adanya standar kompetensi awak kapal sungai dan danau

Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka pendekatan yang diusulkan


konsultan menyangkut beberapa aspek kajian, yakni:

a. kajian peraturan perundang-undangan

kajian terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan sumber daya manusia baik peraturan
perundang-undangan teknis kapal sungai dan danau, serta kajian peraturan pendukung standar kompetensi
akan menjadi fokus konsultan dalam menggali informasi. Kajian standar kompetensi yang akan disusun
diharapkan dapat mengacu pada peraturan perundangan yang ada, sehingga nantinya akan dapat mendukung
dan memperkaya isi dan muatan peraturan peundangan serta turunannya.

b. kajian keselamatan transportasi angkutan sungai dan danau

data tentang kecelakaan lalu lintas sungai dan danau akan menjadi langkah awal dalam melakukan kajian
keselamatan transportasi sungai dan danau. Pengumpulan data terkait kecelakaan sungai dan danau akan
konsultan lakukan guna memberikan gambaran terhadap kondisi keselamatan transportasi sungai dan danau,
serta upaya-upaya apa yang telah dilakukan guna mencegah atau meminimalisir terjadinya kecelakaan
tersebut. Keselamatan transportasi tentunya akan menjadi tujuan akhir disamping pelayanan dengan adanya
penyusunan kompetensi awak sungai dan danau.

c. kajian teknis kapal sungai dan danau

kajian teknis kapal sungai dan danau menyangkut kajian terhadap sarana dan prasarana yang ada di kapal
sungai dan danau. Sarana dan prasarana yang ada nantinya untuk menentukan komponen-komponen apa
yang akan menjadi dasar dalam menentukan tugas dan fungsi masing-masing awak kapal sungai dan danau
yang ada. Komponen-komponen tersebut tentunya akan ditangani oleh satu atau beberapa awak kapal,
sehingga nantinya akan diperlukan suatu kompetensi tertentu untuk dapat mengoperasikan masing-masing
komponen.

d. kajian psikologi dan pendidikan

kajian psikologi dan pendidikan terkait dengan beberapa aspek seperti : aspek skill (kemampuan), aspek
knowledge (pengetahuan) dan aspek attitude (sikap perilaku) serta mengakomodir juga aspek habbit
(kebiasaan). Analisisi terhadap keempat aspek tersebut akan menjadi dasar dalam menyusun standar

PT. Arun Prakarsa Inforindo 3-1


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

kompetensi yang akan dimiliki oleh awak kapal sungai dan danau. Kajian tentang pendidikan dan pelatihan
juga akan dianalisis guna untuk memenuhi kebutuhan kompetensi tersebut.

e. kajian struktur standar kompetensi

kajian struktur standar kompetensi yang akan dianalisis konsultan meliputi : kajian standar kompetensi,
kajian unit kompetensi, kajian sub kompetensi, kajian kriteria unjuk kerja, kajian persyaratan unjuk kerja, dan
sampai kepada kajian acuan penilaian. Penyusunan format kompetensi tentunya juga akan dilakukan oleh
konsultan yang meliputi : kode unit, judul unit, uraian unit, sub kompetensi, kriteria unit kerja, persyaratan
unjuk kerja sampai kepada acuan penilaian.

3.1.2 Metodologi

Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja yang diberikan oleh pemberi pekerjaan, konsultan mencoba
merancang metodologi dan pentahapan pekerjaan. Metodologi dan pentahapan pekerjaan yang akan
dilakukan oleh konsultan tentunya akan dijabarkan secara rinci dan detail sesuai dengan maksud, tujuan,
sasaran, hasil keluaran dan ruang lingkup studi. Metodologi dan pentahapan pekerjaan Penyusunan Standar
Kompetensi Awak Kapal Sungan dan Danau dapat disajikan pada gambar 3.1.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 3-2


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Inventarisasi Regulasi:  SURVAI DATA SEKUNDER  KAJIAN PERATURAN 


2.1 AKTIVITAS  Peraturan perundangan  ƒ Inventarisasi Jaringan  PERUNDANG‐UNDANGAN
angkuan sungai dan danau  Pelayanan, Prasarana & 
SDM (Awak Kapal Sungai & 
KAJIAN KESELAMATAN 
Danau 
TRANSPORTASI 
Inventarisasi Kebijakan 
Transportasi (Angkutan  SURVAI DATA PRIMER 
Sungai dan Danau) :  ™ Sarana dan prasarana kapal  KAJIAN TEKNIS KAPAL SUNGAI 
Kebijakan Teknis dan SDM   ™ Jumlah awak kapal  & DANAU 
™ Tupoksi awak kapal 
™ Beban tugas awak kapal
Inventarisasi Best Practices :   KAJIAN PSIKOLOGI & 
Standar Kompetensi Awak  PENDIDIKAN SEMINAR
Kapal Sungai dan Danau  KOMPILASI DATA SURVAI
KAJIAN STRUKTUR STANDAR 
Inventarisasi   IDENTIFIKASI PERMASALAHAN  KOMPETENSI 
Mater Plan SDM Angkutan Sungai  ƒ Kajian Standar Kompetensi  FINALISASI REKOMENDASI 
dan Danau  ƒ Kajian Unit Kompetensi  STANDAR KOMPETENSI AWAK 
ƒ Kajian Sub Kompetensi  KAPAL SUNGAI DAN DANAU 
IDENTIFIKASI KOMPETENSI 
AWAK KAPAL SUNGAI &  ƒ Kajian Kriteria Unjuk Kerja
DANAU
KAJIAN FORMAT STANDAR 
- Persiapan administrasi  KOMPETENSI 
- Studi Literatur  TIPOLOGI KOMPETENSI AWAK  Kode Unit, Judul Unit, Uraian 
- Pemantapan metodologi  KAPAL SUNGAI & DANAU  Unit, Sub Kompetensi, 
Persyarat Unjuk Kerja, Acuan 
Penilaian

2.2 PRODUK  LAPORAN PENDAHULUAN  LAPORAN ANTARA  KONSEP LAPORAN AKHIR   LAPORAN AKHIR  


(Inception Report)  (Interim Report)  (Draft Final Report)  (Final Report) 

2.3 TAHAPAN  PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA ANALISIS FINALISASI

Gambar 3.1 
Metodologi & Tahapan Pekerjaan 

PT. Arun Prakarsa Inforindo 3-3


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Proses pentahapan pekerjaan agar nantinya sesuai dengan maksud, tujuan, sasaran, hasil, dan ruang lingkup
pekerjaan“Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau”, konsultan mencoba melakukan
beberapa pentahapan pekerjaan, sebagaimana dijelaskan pada sub bab berikut.

3.1.3 Tahap Persiapan

Di dalam tahap persiapan pekerjaan yang dilakukan meliputi :

a. pemahaman secara rinci dan detail Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan menelaah apa yang diinginkan
oleh pemberi pekerjaan, mulai dari maksud, tujuan, sasaran, hasil keluaran, ruang lingkup;
b. pengumpulan beberapa literatur yang terkait dengan paket pekerjaan, seperi beberapa regulasi tentang
peraturan perundangan seperti UU Pelayaran, Peraturan Pemerintah, dan Keputusan Menteri, beberapa
studi yang terkait dan pernah dilakukan sebelumnya;
c. pengumpulan beberapa referensi dari beberapa negara sebagai bahan kaji banding;
d. penyusunan metodologi dan pentahapan pekerjaan;
e. pengenalan awal secara umum terhadap permasalahan kompetensi awak kapal sungai dan danau;
f. perencanaan pengumpulan data sekunder dan survei lapangan secara detail akan dilakukan pada tahap
ini. Termasuk di dalam pekerjaan ini ialah pengorganisasian dan mobilisasi personel yang akan terlibat
di dalam pekerjaan.

3.1.4 Tahap Pengumpulan Data

Data Sekunder

Beberapa data sekunder yang berhubungan dengan Penyusunan Estándar Kompetensi Awaka Kapal Sungai
dan Danau yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Kebutuhan Data Sekunder
No Data Sekunder Sumber Keterangan
1 Peraturan Perundang-undangan di Dephub Data awal
bidang Pelayaran, Sungai dan Danau
2 Master Plan Perhubungan Darat (SDM Dephub Data awal
Sungai dan Danau)
3 Peraturan Daerah di bidang sungai dan Dishub Data awal
danau Provinsi/Kabupaten/Kota
4 Studi terkait Dephub, Dishub Data awal
Provinsi/Kabupaten/Kota
5 Karaktersitik Operasional sungai dan Dephub, Dishub Data awal
danau Provinsi/Kabupaten/Kota
6 Data Kecelakaan Lalu lintas sungai dan Dephub, Dishub Data awal
danau Provinsi/Kabupaten/Kota
6 Best Practice Kompetensi Awak Kapal Literatur, website Data awal
Sungai dan Danau

Survei Primer

Survei primer dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Perencanaan survei yang
matang (persiapan formulir, uji coba formulir, dan pilot survey) diperlukan sebelum dilakukan survei primer
sesungguhnya. Dengan cara seperti itu akan diketahui kendala-kendala yang nantinya akan muncul di
lapangan, sehingga akan dapat mudah melakukan antisipasi.

Survei Pendahuluan

Arahan yang jelas diperlukan kepada para surveior yang akan turun ke lapangan, seperti penjelasan cara
pengisian formulir survei, sehingga nantinya diharapkan data yang diambil akan benar-banar akurat dan
dapat digunakan sebagai bahan analisis. Disamping itu pengenalan kondisi lapangan juga diperkenalkan
kepada surveior. Maksud pelaksanaan survei pendahuluan adalah :

a. menyiapkan perlengkapan survei, yang mencakup peta lokasi dan formulir survei.

PT.. Arun Prakarsa Inforindo 3-4


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

b. mempelajari cara pengisian formulir survei.


c. menguji coba pengisian formulir survei.

1) Survei inventarisasi jaringan pelayanan dan jaringan prasarana sungai dan danau

Umum

Tujuan survei inventarisasi untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya tentang jaringan pelayanan dan
jaringan prasarana angkutan sungai dan danau yang ada di lokasi kajian (Banjarmasin, Balikpapan, dan
Medan).

Target data

Target data dari survei inventarisasi tersebut adalah :

a. jaringan pelayanan yang melayani lokasi kajian, seperti : jumlah trayek yang melayani, jumlah armada
yang diizinkan beroperasi, kapasitas angkut masing-masing trayek, dan jenis sarana angkutan yang
dioperasikan;
b. jaringan prasarana yang mendukung terselenggaranya jaringan pelayanan, seperti : lokasi-lokasi terminal
penumpang dan titik-titik pemberhentian (halte/shelter);
Teknik Survei

Metoda survei inventarisasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan
dengan melakukan pencatatan jenis, pola, dan jaringan pelayanan yang melayani, seperti (pencatatan jenis
dan jumlah trayek, jumlah armada yang melayani, jenis armada yang digunakan, kapasitas angkut),
pencatatan jaringan prasarana (titik-titik lokasi terminal, halte/shelter).

2) Survei Inventarisasi Sumber Daya Manusia Awak Kapal Sungai dan Danau

Umum

Tujuan survei inventarisasi sumber daya manusia awak kapal sungai dan danau untuk mengetahui kondisi
yang sebenarnya tentang jenis awak kapal yang mengoperasikan pelayanan, kuantitas, kualitas, tugas pokok
dan fungsi serta beben kerja masing-masing awak kapal sungai dan danau di lokasi kajian.

Target data

Target data dari survei inventarisasi SDM tersebut adalah :

a. mendapatkan informasi tentang jenis awak kapal sungai dan danau yang mengoperasikan kapal;
b. mendapatkan informasi tentang kuantitas dan kualitas awak kapal sungai dan danau yang
mengoperasikan pada masing-masing pelayanan yang ada di lokasi kajian;
c. mendapatkan informasi tentang tugas, pokok, dan fungsi dari masing-masing awak kapal sungai dan
danau;
d. mendapatkan informasi tentang beban kerja masing-masing awak kapal sungai dan danau.

Teknik Survei

Metoda survei inventarisasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan
dengan melakukan pencatatan dan pengisisn formulir yang terkait dengan jenis awak kapal, kuantitas dan
kualitas awak kapal, tugas pokok dan fungsi, serta beban kerja masing-masing awak kapal sungai dan danau.

3) Survei Preferensi Penumpang, Operator, dan Regulator

Survei preferensi dilakukan dengan menggunakan pertanyaan terbuka (revealed preference) untuk
mengetahui keiginan dan harapan pengguna dan penentu kebijakan terhadap kompetensi awak kapal sungai
dan danau.

3.1.5 Tahap Pengolahan Data

PT.. Arun Prakarsa Inforindo 3-5


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Beberapa data sekunder dan perolehan data primer kemudian dikompilasi dan diolah, sehingga akan
mendapatkan informasi atau kajian awal tentang :

a. jenis pelayanan yang ada di angkutan sungai dan danau;


b. jenis prasarana yang ada di angkutan sungai dan danau;
c. komponen-komponen pendukung dalam mengoperasikan kapal sungai dan danau;
d. jenis awak kapal yang mengoperasikan angkutan sungai dan danau;
e. kuantitas awak kapal yang mengoperasikan angkutan sungai dan danau;
f. kualitas SDM awak kapal yang mengoperasikan angkutan sunngai dan danau;
g. tugas, pokok, dan fungsi masing-masing awak kapal;
h. beban kerja masing-masing awak kapal

Di dalam tahapan ini akan dilakukan sintesis terhadap data baik yang didapat dari data sekunder maupun
survei-survei primer. Data dan informasi tersebut akan dipergunakan didalam rangka perumusan penyusunan
standar kompetensi awak kapal sungai dan danau.

3.1.6 Tahap Analisis

Sebagaimana Kerangka Acuan Kerja, maka tahapan analisis yang akan dilakukan meliputi analisis kajian
peraturan perundang-undangan, kajian keselamatan transportasi angkutan sungai dan danau, kajian teknis
kapal sungai dan danau, kajian psikologi dan pendidikan, kajian struktur standar kompetensi awak kapal
sungai dan danau.

1. Pengertian Standar Kompetensi

Konsep dasar Standar Kompetensi ditinjau dari segi etimologi terbentuk atas kata “Standar” dan
“Kompetensi”. Kata “standar” diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati. Sedangkan kata
“kompetensi” adalah kemampuan melaksanakan tugas-tugas di tempat kerja yang mencakup penerapan
keterampilan yang didukung oleh pengetahuan dan sikap sesuai dengan kondisi yang disyaratkan. Dari
pengertian kedua kata tersebut, maka standar kompetensi diartikan sebagai suatu ukuran atau patokan tentang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu
pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Standar kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu tugas, tetapi dilandasi pula
bagaimana serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain, standar kompetensi meliputi faktor-faktor
yang mendukung seperti pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal
di tempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan
lingkungan yang berbeda. Standar kompetensi merupakan rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja, sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang maka yang bersangkutan akan memahami :

a. bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan;


b. bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan;
c. apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula;
d. bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan atau
melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang berbeda.

Standar kompetensi dapat dimanfaatkan pada lembaga pendidikan dan pelatihan, perusahaan, dan lembaga
sertifikasi profesi.

a. pada lembaga pendidikan dan pelatihan

Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum dan pengembangan
pengajaran, sekaligus mendorong konsistensi dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta
menetapkan kualifikasinya.

PT.. Arun Prakarsa Inforindo 3-6


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

b. pada dunia usaha/perusahaan

Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai alat manajemen, terutama dalam :


− Menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan.
− Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya.
− Membantu dalam merekrut tenaga kerja.
− Mengembangkan program pelatihan yang khas/spesifik sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

c. pada lembaga sertifikasi penguji


Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan :
− klasifikasi dan kualifikasi,
− kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.

2. Struktur Standar Kompetensi

Struktur standar kompetensi pada setiap unit kompetensi minimal memuat unsur-unsur sebagai berikut :
+ Kode unit
+ Judul unit
+ Deskripsi unit
+ Elemen kompetensi
+ Kriteria unjuk kerja
+ Batasan Variabel
+ Panduan Penilaian

Pada rumusan unit kompetensi juga dimasukkan tingkat kompetensi kunci dan bobotnya.

Kode Unit
Kode unit dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengolahannya. Kode unit terdiri dari beberapa huruf
dan angka yang disepakati oleh pengembang.

Judul Unit
Judul memberikan penjelasan umum tentang pekerjaan yang harus dilakukan di tempat kerja atau
menjelaskan suatu pekerjaan yang akan dilakukan. Judul ditulis dengan mengarah pada hasil yang ingin
dicapai dan harus ditulis singkat, jelas dan menggunakan kata kerja aktif.

Deskripsi Unit
Uraian memberikan gambaran singkat kegunaan unit kompetensi tersebut dan kemungkinan hubungan
dengan kompetensi yang lain (bila ada)

Elemen Kompetensi
Elemen kompetensi merupakan dasar pembentukan bangunan unit kompetensi atau merupakan unsur/aspek
utama yang dibutuhkan untuk tercapainya unit kompetensi tersebut.

Kriteria Unjuk Kerja


Pernyataan yang mengidentifikasikan hasil akhir yang perlu dinilai, bila unit kompetensi tersebut telah
dicapai. Kriteria unjuk kerja menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dituangkan dalam
kalimat pasif, yang mengarah pada pembendaan. Kriteria unjuk kerja ini merupakan standar kerja untuk
setiap elemen kompetensi.

Batasan Variabel
Menjelaskan konteks unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan unit yang akan dilakukan, prosedur atau
kebijakan yang harus dipatuhi pada saat melakukan pekerjaan tersebut serta informasi tentang peralatan dan
fasilitas yang diperlukan.

Panduan Penilaian
Panduan penilaian berisi tentang penjelasan pelaksanaan pengujian dan unit kompetensi yang mungkin
dipersyaratkan. Acuan penilaian sebagai indikator kompetensi dapat memberikan :

PT.. Arun Prakarsa Inforindo 3-7


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

+ aspek dari kompetensi yang perlu diberikan tekanan pada saat penilaian,
+ penilaian apa yang perlu dilakukan bersamaan,
+ pengetahuan yang diperlukan, terkait, dan mendukung tercapainya kompetensi tersebut,
+ penjelasan tentang metode penilaian

Berdasar pada berbagai referensi dan pertimbangan keterbacaan kemudahan dalam penggunaannya,
disepakati struktur standar kompetensi sebagaimana digambarkan pada gambar 3.2 berikut :

STANDAR KOMPETENSI
Sejumlah unit kompetensi yang 
diperlukan untuk melaksanakan 
melakukan pekerjaan tertentu 

UNIT KOMPETENSI
Merupakan uraian fungsi dan tugas 
atau pekerjaan yang mendukung 
tercapainya standar kompetensi 

SUB KOMPETENSI
Merupakan sejumlah fungsi tugas 
atau pekerjaan yang mendukung 
ketercapaian unit kompetensi dan 
merupakan aktivitas yang dapat 
diamati

KRITERIA UNJUK KERJA
Merupakan pernyataan sejauh 
mana subkompetensi yang 
dipersyaratkan tersebut terukur 
berdasarkan pada tingkat yang 
diinginkan

PERSYARATAN UNJUK KERJA
Gambar 3.2
Pernyataan‐pernyataan kondisi 
Struktur Standar Kompetensi
atau konteks dimana kriteria unjuk 
kerja tersebut diaplikasikan 
3. Kedudukan Standar Kompetensi dalam Pengembangan SDM

Pada dasarnya Standar Kompetensi suatu bidang keahlian, merupakan salah satu sub sistem dari Sistem
Pengembangan Sumber daya Manusia yang ACUAN PENILAIAN
memberikan informasi tentang standar minimal kompetensi yang
Pernyataan‐pernyataan kondisi 
dibutuhkan oleh suatu sektor industri atau usaha. Skematik kedudukan standar kompetensi tersebut
atau konteks sebagai acuan dalam 
diilustrasikan dengan bagan sebagaimana gambar 3.3 berikut :
melaksanakan penilaian 
BADAN OTORITAS NASIONAL
DALAM BIDANG DIKLAT DARI 
INTERDEP DAN INDUSTRI SEBAGAI 
PENGARAH KEBIJAKAN NASIONAL 

PENGEMBANGAN STANDAR
KOMPETENSI BERDASAR PADA 
KEBUTUHAN INDUSTRI/USAHA 
PT.. Arun Prakarsa Inforindo OLEH KELOMPOK PROFESI  3-8
Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 3.3
Skematik Kedudukan Standar kompetensi

4. Format Unit Kompetensi

Kode Unit
Terdiri dari berapa huruf dan angka yang disepakati oleh para pengembang dan industri terkait
Judul Unit
Merupakan fungsi tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang mendukung sebagian atau keseluruhan standar
kompetensi. Judul unit biasanya menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif
Uraian Unit
Penjelasan singkat tentang unit tersebut berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Merupakan elemen-elemen yang dibutuhkan Pernyataan-pernyataan tentang hasil atau output yang
untuk tercapainya unit kompetensi tersebut di diharapkan untuk setiap elemen/Sub Kompetensi
atas (untuk setiap unit biasanya terdiri dari 2 yang dinyatakan dalam kalimat pasif dan terukur
hingga 6 Sub Kompetensi)
Persyaratan Unjuk Kerja
Menjelaskan kontek unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan unit yang akan dilakukan, prosedur atau
kebijakan yang harus dipatuhi pada saat melakukan pekerjaan tersebut serta informasi tentang peralatan dan
fasilitas yang diperlukan
Acuan Penilaian
+ Menjelaskan prosedur penilaian yang harus dilakukan
+ Persyaratan awal yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit yang dimaksud tersebut
+ Informasi tentang pengetahuan yang diperlukan terkait dan mendukung tercapainya kompetensi
dimaksud
+ Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi yang dimaksud
+ Pernyataan tentang jenjang/level kompetensi unit yang dimaksud

5. Kunci Kompetensi

Yang dimaksud dengan kompetensi kunci adalah kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Kompetensi-kompetensi kunci tersebut diformulasikan ke dalam
unit-unit kompetensi, dimana jumlah dan komposisi kompetensi kunci yang dibutuhkan tergantung dari
tingkat kesulitan unit kompetensi dimaksud.

PT.. Arun Prakarsa Inforindo 3-9


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Berdasarkan pada rangkuman dari referensi yang ada, dirumuskan terdapat 7 (tujuh) kompetensi kunci
sebagai berikut :

a. mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi


b. mengkomunikasikan ide dan informasi
c. merencanakan dan mengatur kegiatan
d. bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
e. menggunakan ide dan teknik matematika
f. memecahkan persoalan/masalah
g. menggunakan teknologi

6. Jenjang/Level Unit Kompetensi

Level kompetensi adalah pengelompokan unit-unit kompetensi berdasarkan pada tingkat kesukaran atau
kompleksitas serta tingkat persyaratan yang harus dipenuhinya. Diskripsi level unit kompetensi sebagai
berikut :

Level 1
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada
pemahaman prosedur/instruksi kerja dibawah pengawasan atasan langsung.

Level 2
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada
penerapan prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya :
+ kemampuan analisa masalah.
+ kemampuan pemecahan masalah
+ kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.

Level 3
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada
prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya :
+ kemampuan analisa masalah.
+ kemampuan pemecahan masalah
+ kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.
+ kemampuan memberikan bimbingan dan supervisi kepada bawahannya

7. Model Job Competency

Kompetensi mencakup melakukan sesuatu, tidak hanya pengetahuan yang pasif. Seorang karyawan mungkin
pandai, tetapi jika mereka tidak meterjemahlkan kepandaiannya ke dalam perilaku di tempat kerja yang
efektif, kepandaian tidak berguna. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan.

Kebingungan yang banyak terjadi dengan kompetensi adalah pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills),
sikap (attiudes), dan sifat-sifat pribadi lain (KSAs). Apakah KSAs sama dengan kompetnsi kerja? Kravetz
menyatakan tidak sama, walaupun terdapat hubungan antara KSAs dan kompetensi, ada perbedaan tertentu
antara mereka. Tabel di bawah ini memperlihatkan pebedaan-perbedaan kunci :

Suatu kompetensi adalah apa yang seorang karyawan mampu kerjakan untuk mencapai hasil yang diinginkan
dari satu pekerjaan. Kinerja atau hasil yang diinginkan dicapai dengan perilaku ditempat kerja yang
didasarkan pada KSAs. ditunjukkan dengan kerangka berikut :

KSAs –> Behavior –> Performance.

Dari kerangka di atas dapat diketahui bahwa secara teoritis KSAs adalah sebagai dasar perilaku di tempat
kerja, sedangkan perilaku di tempat kerja yang mengandung unsur-unsur KSAs menghasilkan kinerja. Untuk
praktik, seuatu pekerjaan spesifik harus diidentifikasi kriteria-kriteria utamanya yang kemudian dijabarkan ke
dalam dimensi-dimensi dan indikator-indikator kinerja kunci yang harus dicapai berdasarkan standar kinerja

PT.. Arun Prakarsa Inforindo 3 - 10


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

yang telah ditetapkan. KSAs di sini adalah merupakan dasar kompetensi kerja yang merupakan kemampuan,
kemauan, dan sikap untuk mencapai strandar kinerja yang telah dietapkan dalam setiap pekerjaan spesifik.
Kemampuan, kemauan, dan sikap ini dapat diamati dalam perilaku di tempat kerja dalam seseorang
melaksanakan pekerjaannya.

Misalnya, Motivasi sesungguhnya tidak lain adalah sikap seseorang dalam bekerja di tempat kerja, seperti
bersemamgat, tekun, ulet, yang tidak dapat diamati di luar tempat kerja. Dasar motivasi adalah kebutuhan-
kebutuhan manusia, yang menimbulkan dorongan atau tidak untuk berperilaku tertentu.

Kepemimpinan tidak lain adalah KSAs, artinya mengandung unsur-unsur pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap dalam proses mempengaruhi orang-orang lain. Komunikasi sebagai bidang ilmu pemahaman juga
mengandung KSAs, artinya untuk berkomunikasi yang efektif harus memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
sikap yang etis. Jadi tidak ada pekerjaan apapun yang tidak mengandung KSAs, hanya berbeda dalam
proporsinya saja.

Dalam bidang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah sampai pendidikan tinggi memerlukan
adannya keterkaitan dan kesesuaian antara lembaga pendidikan dan dunia kerja (link antara University &
Industry). Sebagai konsekwensinya, kurikulum-bebasiskan-kompetensi harus dirancang berdasarkan pada
praktik-praktik dalam industri, sebaliknya praktek-praktek dalam industri seharusnya didasarkan pada KSAs
yang telah diperoleh dari lembaga pendidikan. Di Indonesia, ini berarti perlu adanya kerjasama antara badan
yang mempunyai otoritas dalam penysunan kurikulum berbasiskan kompetensi deangan badan yang
mempunyai otoritas menentukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang berwewnang
memberikan sertifikasi profesi.. Jika tidak, maka ”kurikulum-berbasiskan-kompetensi” kemungkinan besar
tidak akan sesuai dengan standar kompetensi kerja dalam industri. Berarti krikulum-berbasiskan-kompetensi
tidak mampu menyediakan SDM yang ”siap pakai”.
Kompetensi kerja secara teoritis dipengruhi oleh faktor-faktor seperti pelatihan, pengembangan karir,
imbalan berdasarkan kompetensi, seleksi, petunjuk strategik, yang dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

Secara lebih detail model job competency dapat dijelaskan pada alur pikir sebagaimana gambar 3.4 berikut.

Pengukuran 
Kinerja 

Evaluasi 
Pengembangan 
Karier  
Ki j
 
 
Job Competencies 
Penilaian  Pendidikan & 
Modal Manusia  Pelatihan 

Gambar 3.4
Seleksi  Model Job Competencies Pembayaran 
Kompetensi 
3.1.7 Tahap Finalisasi
Evaluasi 
Pekerjaan/Uraian 
Tahap terakhir dari pekerjaan ini merupakan tahap penyusunan finalisasi. Pada tahap ini rangkaian diskusi
baik dengan pihak pelaksana maupun dengan pihak penentu kebijakan akan dilakukan, sehingga nantinya
muncul kesepakatan-kesepakatan dalam menetapkan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau.

PT.. Arun Prakarsa Inforindo 3 - 11


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3.2 Program Kerja


3.2.1 Jenis Kegiatan

Sebagaimana dijelaskan di dalam Kerangka Acuan Kerja, jenis kegiatan yang dilakukan untuk paket
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. melakukan pendalaman materi hasil studi sebelumnya yang berkaitan dengan Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan
b. mengumpulkan dan melakukan kajian referensi yang sesuai, baik dari dalam maupun dari luar negeri
untuk melengkapi materi, serta melakukan kaji banding (benchmarking) sehingga komprehensif dan
representatif yang sesuai dengan kondisi di Indonesia
c. melakukan penelitian dan pengambilan data yang berkaitan dengan Awak dan Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan di beberapa kota (Banjarmasin, Balikpapan, dan Medan)
d. secara garis besar Standar Kompetensi bagi Awak Kapal Sungai dan Danau terdiri dari 3 aspek yaitu
aspek skill (kemampuan), aspek knowledge (pengetahuan) dan aspek attitude (sikap perilaku) serta
mengakomodir juga aspek habbit (kebiasaan)
e. melakukan survey terhadap awak kapal sungai dan danau untuk menambah bahan kajian
f. penyusunan Standar Kompetensi bagi Awak Kapal Sungai dan Danau
g. menyelenggarakan seminar sehari dengan mengundang para stakeholder untuk mendapatkan masukan-
masukan yang berguna melengkapi konsep Laporan Akhir

Lingkup pekerjaan tersebut harus disusun secara sistematis ke dalam jenis-jenis kegiatan dan tahapan-
tahapan penyelesaian pekerjaannya. Jenis-jenis kegiatan dan tahapan penyelesaian pekerjaannya sebagaimana
dijelaskan di dalam sub bab berikut.

3.2.2 Pembabakan Kegiatan

Sebagai tahap awal melakukan kegiatan studi adalah melakukan persiapan-persiapan kegiatan yang antara
lain meliputi proses surat-menyurat, komunikasi dan perizinan pelaksanaan survei. Termasuk di dalam
tahapan persiapan ini juga dilakukan pekerjaan pengembangan metodologi studi dan penyusunan rencana
pengumpulan data sekunder dan primer.

Setelah tahap persiapan dilakukan, maka dimulai tahapan-tahapan pekerjaan. Tahapan pekerjaan yang dapat
dilakukan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja meliputi pendalaman materi studi sebelumnya,
mengumpulkan dan melakukan kajian referensi, melakukan pengumpulan data, menganalisis penyusunan
standar kompetensi awak kapal sungai dan danau dan tahap terakhir ialah tahap finalisasi/rekomendasi.

PT.. Arun Prakarsa Inforindo 3 - 12


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 4 
Kajian Teoritis 

4.1 Umum
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung
yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya kelaut melalui sungai
utama.Wilayah tersebut dinamakan daerah tangkapan air (DTA) / catchment area , yang merupakan suatu
ekosisitem dengan unsur utamanya terdiri atas sumber daya alam (tanah, air dan vegitasi) dan sumber daya
manusia sebagai pemanfaat sumberdaya alam.

1. Ekosistem DAS
Ekosisitem adalah suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponen-komponen yang beritegrasi sehingga
membentuk satu kesatuan, yang mempunyai sifat tertentu tergantung pada jumlah dan jenis komponen (biotis
dan abiotis) yang menyusunnya.

2. Komponen-komponen ekosistim DAS; Desa, sawah/ladang, sungai dan hutan, sebagai hubungan timbal
balik.

3. Sistem hidrologi dalam ekosistem das; Karakteristik biofisik DAS seperti; -jenis tanah, tata guna lahan,
topografi, kemiringan dan panjang lereng tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap besar
kecilnya evapotranspirasi, infiltrasi, perkolasi, air larian, aliran permukaan, kandungan air tanah dan
aliran sungai.

Pola drainase dan urutan sub-das; Sistem drainase sepintas nampak seperti percabangan pohon (dendritik).
Jaringan aliran sungai yang dikenal seperti; - dendritic horizontal rock, bentuk cabang yang melingkar dan
ranting yang menyatu. - dendritic crystaline rock, cabang dengan ranting-ranting yang menyerupai garis
cristal. - rectangular, cabang yang berbentuk empat persegi. - trellis, bentuk cabang dengan anak sungai
langsung mengalir ke induknya. - radial, arah sungai seolah-olah memusat ke satu titik yang kadangkala
menyerupai kipas atau lingkaran. - annular. cabang sungai seperti memusat namun dengan arah yang tidak
beraturan.

4.2 Karakteristik Kapal


Sebagai gambaran umum, di bawah ini diberikan beberapa “ukuran pokok”bagi perencana terhadap
karakteristik kapal (deep bottom type) yang dapat digunakan dalam perancangan pelabuhan dan pengambilan
kebijakan teknis dalam rangka peningkatan keselamatan dan pelayanan transportasi SDP. Di bawah ini
diberikan beberapa “ukuran dasar” terhadap rencana karakteristik kapal yang digunakan dalam perancangan
pelabuhan:

Tabel 4.1
Jenis Ukuran Kapal
UKURAN
DRAFT
JENIS ANGKUTAN LAUT KAPAL L (o,a) B (mld)
DRAUGHT
(DWT)
• Muatan umum 2.350 79,1 14,20 4,7
• Regional 3.000 100 16.00 5.2
• Muatan konvensional 18.000 170.0 26.00 10.00
• Muatan peti kemas (kontener) 22.000 210.00 30.50 9.50
• Curah khusus 40.000 200.00 32.00 11.00
• Tanki minyak 40.000 200.00 32.00 11.00
.

1. Karakteristik Alur Pelayaran Sungai

PT. Arun Prakarsa Inforindo 4-1


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Alur pelayaran sungai atau yang lebih dikenal sebagai alur pelayaran pedalaman (Inland Waterways)
mempunyai karakteristik khusus yang sangat berbeda dengan alur pelayaran laut baik pelayaran menyusuri
pantai (Off Shore) maupun pelayaran di laut terbuka (Open Sea).

Ciri-ciri Alur Pelayaran di Sungai

Alur pelayaran sungai mempunyai ciri – ciri khusus antara lain :


a. Banyak terdapat tikungan - tikungan tajam.
b. Lebar Alur pelayaran yang tidak rata, kadang lebar dan kadang sempit.
c. Kedalaman alur yang berbeda – beda karena tingginya sedimentasi.
d. Pandangan terbatas terutama pada saat – saat terjadinya kebakaran hutan.
e. Arus sungai yang cenderung menguat pada saat musim penghujan.
f. Kurang tersedianya rambu – rambu navigasi pada alur pelayaran.
g. Adanya balok kayu / sampah yang bergerak liar.
h. Morfologi sungai yang berbelok-belok.

Umumnya trayek perjalanan menggunakan alur sungai cukup panjang, lama dan melelahkan. Oleh karena
kondisi demikian itulah, maka pada alur pelayaran sungai yang digunakan sebagai prasana transportasi ini
terdapat daerah – daerah rawan kecelakaan, meskipun dari data yang ada, jumlah kejadian kecelakaan tidak
signifikan. Namun demikian, bila terjadi kecelakaan pada alur sungai akan dapat mengakibatkan fatal
terhadap kegiatan ekonomi kota tempat tujuan pelayaran disepanjang sungai tersebut, mengingat komoditi
yang diangkut melalui alur pelayaran sungai adalah komoditi yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat.

2. Karakteristik Alur Pelayaran Danau

Sementara itu, alur pelayaran danau juga mempunyai karakteristik tersendiri.


Alur pelayaran danau mempunyai ciri – ciri khusus antara lain :
a. Kedalaman alur danau dalam dan curam.
b. Lalu lintas yang tidak padat.
c. Pandangan tidak terbatas kecuali saat terjadi hujan dan kabut asap.
d. Arus tidak deras.
e. Route tidak panjang.
f. Kurang tersedianya rambu – rambu navigasi pada alur pelayaran.
g. Umumnya perairan bersih.
h. Pasang surut tidak terjadi.

Pada kondisi demikian itulah, maka di alur pelayaran danau yang digunakan sebagai prasana transportasi
juga terdapat daerah – daerah rawan kecelakaan, meskipun dari data yang ada, jumlah kejadian kecelakaan
tidak terlalu banyak. Namun kecelakaan yang pernah terjadi pada alur danau mengakibatkan banyak korban
jiwa dan fatal terhadap kegiatan ekonomi pada tempat tujuan pelayaran disekitar danau tersebut, serta supply
bahan makanan menjadi terganggu mengingat muatan yang diangkut melalui alur pelayaran danau adalah
muatan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat disekitar danau tersebut.

4.3 Jenis-jenis Kecelakaan Angkutan Sungai dan Danau


Dalam dunia Angkutan Sungai dan Danau, kecelakaan dapat terjadi setiap saat tanpa dapat diprediksi
sebelumnya, sehingga seluruh Stake Holder yang berkaitan dengan pengoperasian Angkutan Sungai dan
Danau dituntut untuk selalu waspada sehingga terjadinya kecelakaan dapat berkurang atau bahkan kalau bisa
ditiadakan sama sekali. Terjadinya kecelakaan pada kegiatan Angkutan Sungai dan Danau merupakan salah
satu resiko yang harus dihadapi oleh pihak–pihak yang terkait dengan pengoperasian angkutan ini.

Menurut buku Basic Safety Training Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran – Jakarta tahun 2000 dijelaskan bahwa
jenis – jenis kecelakaan yang mungkin terjadi dalam kegiatan transportasi air dibedakan atas :

1. Kecelakaan disebabkan Faktor Internal

Kecelakaan yang disebabkan oleh Faktor Internal terdiri atas :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 4-2


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

a. Kebakaran (Fire)
b. Kebocoran (Leaking)
c. Orang Jatuh ke air (Man Overboard)
d. Pencemaran Lingkungan (Pollution Environment)

2. Kecelakaan disebabkan Faktor Eksternal

Sedangkan jenis kecelakaan yang disebabkan oleh Faktor Eksternal meliputi :


a. Kandas (Grounding)
b. Tubrukan (Collision)
c. Terbalik (Capsize)

Terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh faktor eksternal pada umumnya sangat berkaitan dengan lokasi
terjadinya kecelakaan. Lokasi terjadinya kecelakaan sangat dipengaruhi oleh karakteristik alur pelayaran
ditempat tersebut.

4.4 Penyebab Kecelakaan Alur Pelayaran Sungai dan Danau


Penyebab terjadinya kecelakaan karena kondisi alur pelayaran sungai antara lain adalah terdapatnya
tikungan – tikungan tajam. Bila operator tidak berhati – hati pada saat kapal berada di tikungan tajam maka
akan dapat terjadi kecelakaan tubrukan. Penyempitan alur pelayaran juga dapat mengganggu kegiatan
perlayaran, terutama pada saat terdapat dua kapal yang berpapasan. Hal ini juga menimbulkan resiko
terjadinya tubrukan antar kapal yang saling melintas berpapasan.

Kedalaman alur pelayaran yang tidak sama merupakan penyebab terjadinya kapal kandas (grounding).
Akibat lanjutan dari kapal yang kandas adalah kemungkinan kapal akan terbalik (Capsize) bila stabilitas
kapal tidak terjaga.

Menurut konvensi Internasional tentang Collission Regulation 1972 dijelaskan bahwa lalu lintas yang ramai
dan padat juga dapat menimbulkan resiko terjadinya tubrukan antar kapal. Adanya kapal yang membuang
jangkar menunggu giliran mendapat dermaga di tempat – tempat yang tidak semestinya menimbulkan resiko
ditubruk oleh kapal lain yang melintas. Pandangan operator kapal yang terbatas sangat rawan terhadap resiko
terjadinya tubrukan antar kapal .(Collission Regulation 1972). Terjadinya peningkatan kekuatan arus
menyebabkan pengendalian kapal menjadi lebih sulit, hal ini mempunyai resiko terhadap terjadinya kapal
kandas. Kurang tersedianya rambu–rambu Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) menyebabkan daerah
tersebut menjadi black area untuk dilayari,hal demikian menjadikan daerah tersebut menjadi daerah yang
rawan terhadap terjadinya kecelakaan angkutan sungai. Adanya balok kayu atau sampah yang bergerak liar di
permukaan sungai maupun danau beresiko tertubruk kapal yang sedang melintas. Bila kapal melintas dengan
kecepatan tinggi, maka lambung kapal akan bocor dan dapat menyebabkan kapal tenggelam

4.5 Kajian Umum Kompetensi


1. Pengertian Kompetensi

Pengertian kompetensi dapat dijelaskan secara sederhana sebagai kemampuan manusia yang ditemukan dari
praktek dunia nyata dapat digunakan untuk membedakan antara mereka yang sukses (‘superior’) dengan
yang biasa-biasa saja di tempat kerja. Kompetensi seseorang dapat ditunjukkan dengan hasil kerja atau karya,
pengetahuan, keterampilan, perilaku, karakter, sikap, motivasi dan/atau bakatnya. Untuk membedakan
penyanyi dan pelukis yang superior dengan rata-rata, misalnya, dapat dilihat dari karyanya, yaitu album dan
lukisannya. Sedangkan untuk membedakan juru-taksir (“appraisal”) superior dengan rata-rata, yang tugas
utamanya memberikan estimasi harga suatu barang, adalah pengetahuannya akan harga barang. Sedangkan
yang membedakan tukang las superior, misalnya: “over head welder” dengan yang rata-rata adalah
ketrampilannya menggunakan peralatan las untuk posisi dan tempat kerja yang sangat sulit, seperti
kemampuan melas posisi di atas kepala. Dari contoh-contoh di muka ditemukan bahwa yang membedakan
antara mereka yang berkinerja superior dengan yang rata-rata bukan semata tingkat intelegensi dan nilai
akademis yang dimilikinya. Spencer (1993:9) mendefinisikan kompetensi “an underlying characteristic of
individual that is causally related to criterion-referenced effective and/or superior performance in a job or

PT. Arun Prakarsa Inforindo 4-3


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

situation”. Sebagai karakteristik individu yang melekat kompetensi merupakan bagian dari kepribadian
individu yang relatif dalam dan stabil, dan dapat dilihat serta diukur dari perilaku individu yang
bersangkutan, di tempat kerja atau dalam berbagai situasi. Untuk itu kompetensi seseorang mengindikasikan
kemampuan berperilaku seseorang dalam berbagai situasi yang cukup konsisten untuk suatu perioda waktu
yang cukup panjang, dan bukan hal yang kebetulan sesaat semata. Kompetensi memiliki persyaratan yang
dapat digunakan untuk menduga yang secara empiris terbukti merupakan penyebab suatu keberhasilan.
(sumber:BKN)

Awalnya, kompetensi fokus pada 5 bagian yaitu:


a. Skill (menunjukkan keahlian)
b. Knowledge (akumulasi informasi)
c. Self-concepts (sikap, nilai, self-image)
d. Traits (disposisi umum untuk berkelakuan dalam cara khusus)
e. Motives (arus berpikir yang menggerakkan perilaku)

Skill dan knowledge dipertimbangkan sebagai karakteristik penting yang dibutuhkan setiap orang agar efektif
dalam pekerjaan. Contohnya efektifitas dalam memecahkan masalah. Sedangkan tiga fokus kompetensi
lainnya tidak dapat diukur secara langsung. Kategori tersebut harus disimpulkan dari tingkah laku dan
karakteristik, yang dapat disimpulkan dari tingkah laku dan karakteristik menjadi kompetensi yang berbeda,
faktor kritis yang membedakan kinerja superior dan kinerja dalam setting tim.

2. Dimensi Kompetensi

a. Memimpin perubahan, yaitu menggunakan inisiatif dan pengaruh terhadap hal lain untuk menuju hasil
dan mempromosikan peningkatan.
b. Membangun gerakan kerja yang lebih efektif, yaitu pelatihan pengembangan individu dan meningkatkan
kapabilitas operasional, proyek, atau fungsi lintas tim untuk meningkatkan hasil.
c. Tehnis dan sistem bisnis, yaitu mendapatkan dan mengaplikasikan keluasan dan kedalaman
pengetahuan, skill, dan pengalaman untuk meniingkatkan tantangan fungsi.
d. Melaksanakan dengan cara yang tepat, yaitu dengan pemodelan, pembelajaran, dan pelatihan nilai-nilai
perusahaan.

3. Menganalisis Kompetensi

a. Personal karakteristik. Dalam dunia kerja, karakteristik yang relevan bagi seseorang adalah integritas,
kedewasaan dalam menilai, fleksibel, dan menghormati orang lain. Para pegawai harus mampu
menerjemahkan karakter-karakter tersebut ke dalam peningkatan kompleksitas dan ketidakpastian dunia
kerja.
b. Visionari, merupakan level tertinggi dalam kompetensi. Hal ini harus diaplikasikan pada perspektif yang
lebih global. Mengambil inisiatif dalam menggerakkan organisasi dan mampu mengartikulasikan pada
trend organisasi sesuai segmentasi pasar, kejadian dunia, dan pada komunitas lokal.
c. Spesifikasi organisasi. Diantara klasifikasi di atas yang ada dalam bagian organisasi dan bagian fungsi
dimana hal tersebut diaplikasikan.

4. Kompetensi Sebagai Karakteristik Individu Yang Melekat

Sebagai karakteristik individu yang melekat, kompetensi nampak pada cara berperilaku di tempat kerja
seseorang. Spencer (1993:9-23) mengemukakan kompetensi dapat bersumber dari lima jenis sumber
kompetensi yang berbeda, yaitu:
a. Motif. Sesuatu yang secara konsisten menjadi dorongan, pikiran atau keinginan seseorang yang
menyebabkan munculnya suatu tindakan. Motif akan mengarahkan dan menyeleksi sikap menjadi
tindakan atau mewujudkan tujuan sehingga berbeda dari yang lain.
b. Karakter (trait) dan unsur bawaan. Karakter dan bawaan seseorang dapat mempengaruhi prestasi di
tempat kerja. Karakter dan unsur bawaan ini dapat berupa bawaan fisik (seperti postur atletis,
penglihatan yang baik), maupun bawaan sifat yang lebih kompleks yang dimiliki seseorang sebagai
karakter, seperti kemampuan mengendalikan emosi, perhatian terhadap hal yang sangat detail, dan
sebagainya.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 4-4


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

c. Konsep diri (self-concept). Konsep diri seseorang mencakup gambaran atas diri sendiri, sikap dan nilai-
nilai yang diyakininya. Misalnya, seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi
menggambarkan dirinya sendiri sebagai orang yang dapat mencapai sesuatu yang diharapkan, yang
menurutnya, baik dalam berbagai situasi, baik situasi sulit maupun mudah.
d. Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan mencerminkan informasi yang dimiliki seseorang pada area
disiplin yang tertentu yang spesifik. Nilai akademis atau indeks prestasi akademis seringkali kurang
bermanfaat untuk memprediksi performansi di tempat kerja, karena sulitnya mengukur kebutuhan
pengetahuan dan keahlian yang secara nyata digunakan dalam pekerjaan. Pengetahuan dapat
memprediksikan apa yang mampu dilakukan seseorang, bukan apa yang akan dilakukan. Hal ini
disebabkan pengukuran tes pengetahuan lebih banyak menghafal, jika yang dipentingkan adalah
kemampuan untuk mencari informasi. Ingatan mengenai fakta spesifik, tidak lebih penting daripada
pengetahuan mengenai fakta yang relevan, terhadap masalah spesifik dan pengetahuan tentang sumber
informasi di mana mencarinya ketika diperlukan. Tes pengetahuan juga sangat tergantung situasi
responden. Tes tersebut mengukur kemampuan memilih alternatif pilihan, yang merupakan respon yang
benar, dan bukan untuk mengukur apakah seseoranng dapat bereaksi sesuai dengan pengetahuan
dasarnya. Mengetahui sesuatu yang benar tidaklah selalu menjamin akan melakukan sesuatu yang benar.
e. Keterampilan. Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental. Kompetensi keterampilan
mental atau kognitif meliputi pemikiran analitis (memproses pengetahuan atau data, menentukan sebab
dan pengaruh, mengorganisasi data dan rencana) serta pemikiran konseptual (pengenalan pola data yang
kompleks). (Sumber: BKN)

5. Klasifikasi Kompetensi (sumber BKN)

Lebih lanjut Spencer (1993:15) menguraikan bahwa kompetensi dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut
padang yang berbeda. Awalnya, kompetensi diklasifikasikan menjadi kompetensi teknikal dan manajerial.
Dalam berbagai buku teks menyatakan, bahwa semakin tinggi tingkatan manajerial suatu jabatan akan
membutuhkan kebutuhan tingkat kompetensi manajerial yang semakin tinggi, dan tingkat kebutuhan
kompetensi teknikal yang semakin rendah, dan sebaliknya. Tentu saja dikotomi kompetensi teknikal dan
manajerial masing-masing dengan satu dimensi ini terlalu disederhanakan (“over simplified”), sempit, tidak
akurat, dan dapat mengarahkan pada praktek diskriminasi. Pemilihan bidang manajerial dan teknikal saja,
misalnya, seolah-olah tidak ada bidang lain yang juga penting untuk efektivitas operasional organisasi.

Lebih lanjut, arti kompetensi lebih diperluas dan bersifat lebih umum, dimana menurut substansinya,
kompetensi bisa dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kompetensi umum (“generic competencies” atau
“soft competencies”) dan kompetensi bidang (“hard competencies”). Selanjutnya, kompetensi umum dan
kompetensi bidang ini diuraikan lagi ke dalam berbagai dimensi dan ukuran yang berbeda.

Sudut pandang lain dalam mengklasifikasikan kompetensi, dapat pula ditinjau dari tingkatan kompetensi dan
efek tingkat kinerja yang ditimbulkannya. Dalam klasifikasi ini, kompetensi dibedakan menjadi kompetensi
minimum (“threshold competencies”) dan kompetensi pembeda individu dengan kinerja superior dan rata-
rata (“differentiating competencies”). Kompetensi minimum, menunjukkan suatu tingkat
kompetensi/karakteristik penting yang dibutuhkan seseorang dalam pekerjaannya agar efektif, namun belum
mengakibatkan individu tersebut memiliki performansi superior atau di atas rata-rata. Sedangkan kompetensi
pembeda kinerja, merupakan tingkat kompetensi yang dapat membedakan performansi superior atau sukses
dari yang rata-rata.

Ketiga, pada tingkat organisasi, kompetensi dapat pula diklasifikasikan menurut perannya dalam pencapaian
visimisi, bisnis, strategi dan budaya perusahaan. Dalam hal ini kompetensi dibedakan menurut kompetensi
inti (“core competencies”) dan kompetensi pendukung (“supporting competencies”).

Kompetensi inti diperlukan untuk mencapai visi-misi, bisnis, strategi dan budaya perusahaan. Kompetensi
yang termasuk inti memiliki kontribusi dan keterkaitan yang jelas terhadap visi-misi, bisnis, strategi dan
budaya perusahaan. Biasanya kelompok kompetensi ini diwajibkan untuk dimiliki oleh seluruh anggota
perusahaan, karena diyakini memberikan nilai tambah dan meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan.
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki visi untuk “mengutamakan kepuasan pelanggan”, maka kompetensi
“Costumer service orienttation (CSO)” merupakan kompetensi yang diwajibkan untuk dimiliki oleh seluruh
pegawainya.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 4-5


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

PT. Arun Prakarsa Inforindo 4-6


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 5 
Keselamatan Kapal Sungai & Danau 
di Wilayah Studi 

5.1 Umum
Kapal sebagai sarana perangkutan sebagaimana sarana perangkutan lainnya, misalnya pesawat terbang, bus,
kereta api, berpotensi mengalami kecelakaan. Dan dalam sejarah perangkutan, telah banyak terjadi kecelakan
merenggut nyawa manusia secara langsung, maupun merusak lingkungan secara fatal. Oleh karena itu
manusia sebagai khalifah di muka bumi harus belajar menghindari kecelakaan tersebut atau setidaknya
meminimalkan kerugian. Dari hasil belajar tersebut, khususnya bidang perkapalan, dibuat setumpuk
peraturan baik teknis konstruksi, instalasi, peralatan, perlengkapan kapal dan kecakapan awak kapal. Badan
PBB yang menangani masalah keselamatan Perkapalan “International Maritime Organization” (IMO),
menghasilkan banyak sekali konvensi, dan Indonesia sebagai anggota badan tersebut telah meratifikasi
konvensi-konvensi tersebut, yang paling terkenal adalah Safety Of Life At Sea Convention (SOLAS). Oleh
karena itu, sebenarnya kapal merupakan salah satu sarana perangkutan yang sangat aman. Di Amerika
Serikat rata-rata 200 juta penumpang kapal domestik setiap tahunnya (tidak termasuk kapal pesiar) dengan
kecelekaan fatal mendekati nihil.

Di Indoensia, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No 20 tahun 2006, suatu kapal, mulai dari
gambar rekabentuk dan rekayasa pembuatannya harus memenuhi syarat keselamatan seperti bahan,
konstruksi, bangunan, instalasi mesin dan listrik, tata susunan ruang, perlengkapan dan perlatan, termasuk
alat dan perlengkapan penolong, radio dan elektronika kapal. Kapal tersebut harus mendapat sertifikat dari
institusi yang ditunjuk Menteri Perhubungan berkaitan dengan kesempurnaan terpenuhinya persyaratan
keselamatan. Untuk konstruksi lambung, permesinan, instalasi listrik, lambung timbul, dan teknik
pembuatannya harus memenuhi peraturan dan mendapat pengawasan dari badan klasifikasi kapal Indonesia
yang merupakan lembaga yang membuat peraturan kekuatan konstruksi dan permesinan kapal, jaminan mutu
bahan konstruksi, pengawasan pembangunan, pemeliharaan, dan perombakan kapal. Badan kalsifikasi di
Indonesia adalah PT (Persero) Biro Klasifikasi Indonesia, yang saat ini telah mempunyai peraturan tentang
material kapal, konstruksi kapal, instalasi mesin dan listrik, pengelasan kapal yang relatif komplit dan andal.

Kapal tidak cukup hanya mendapat sertifikat, karena untuk keberlakuan sertifikat tersebut, kapal harus ditilik
atau disurvei secara reguler. Kalau tidak mengikuti jadwal survei atau rekomendasi surveyor, sertifikat
dinyatakan batal, dan kapal dinyatakan tidak laik laut dan pada gilirannya tidak bisa mendapatkan surat ijin
belayar.
Kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan
pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan
penumpang, status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan
manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu. Keselamatan kapal adalah keadaan kapal
yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata
susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang
dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.

Semua pihak yang terkait dengan kapal dan aktivitas perkapalan sadar akan pentingnya keselamatan, akan
tetapi apa makna keselamatan masih sering sulit didefinisikan. Dengan demikian akan sulit juga dicapai
kesepakatan pemilihan metode dan cara menjamin keselamatan tersebut. Dalam Buku Cetak Biru
Pembangunan Transportasi Laut 2005-2024, dinyatakan bahwa masih banyak kecelakaan kapal di perairan
Indonesia, akibat berbagai permasalahan dan keterbatasan, seperti: teknologi, kecukupan, keandalan, fasilitas
keselamatan, kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sebagainya.

Dalam pandangan para insinyur dan ahli perkapalan telah tertanam pemahamaan bahwa keselamatan adalah
persoalan teknologi sehingga bisa dicapai dengan jalan rekabentuk dan rekayasa produksi. Sayangnya paham
seperti ini dalam kehidupan sehari-hari tidak selalu benar. Kapal yang sudah dirancang dan dibuat dengan
teknologi hebat sekalipun, kecelakaan masih tetap terjadi, ingat kasus tenggelamnya kapal Pelni setelah
tabrakan dengan kapal barang di Sungai Mahakam beberapa tahun lalu. Kecelakaan kapal hampir selalu

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5-1


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

berpangkal pada manusia yang mengoperasikan kapal (awak kapal) maupun orang di darat yang
bersangkutan dengan keselamatan operasi pelayaran dan juga penumpang. Kasus Acita III tahun 2007 di
Baubau menjadi contoh yang baik, penumpang berebut naik ke atap kapal menjelang pelabuhan untuk
mendapatkan sinyal HP, akibatnya kapal kehilangan stabilitas dan tenggelam di perairan yang dilaporkan saat
itu tenang.

Keselamatan pada prinsipnya adalah persepsi kualitatif tentang sejauh mana pengelolaan, teknologi dan
sistem operasi kapal bebas dari bahaya kehidupan, harta benda dan lingkungan. Oleh karena itu berbicara
masalah keselamatan bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Keselamatan bukanlah sesuatu yang mutlak,
tetapi persepsi yang kualitatif, sehingga ukurannya bisa berkembang dari masa ke masa. Apa yang dipandang
memenuhi keselamatan sekarang ini, tahun depan dianggap kurang atau bahkan tidak memenuhi syarat
keselamatan. Persepsi keselamatan bergantung pula pada kondisi aktual, kompetensi, dan pengalaman dari
pihak-pihak yang terlibat.

5.2 Kecelakaan Kapal


Aspek Legalitas “Pedoman Pelaksanaan dari Surat Keputusan Bersama Direktur Jendral Perhubungan Laut
Dan Direktur Jendral Perhubungan Darat No. DKP 1/96/9 M. 8/4/13, dalam Pasal 5, menyebutkan bahwa
yang dimaksud peristiwa pelanggaran lalu lintas dan angkutan meliputi :
1. kurangnya perlengkapan kapal;
2. tidak tersusunnya muatan dengan baik;
3. berlayar dengan sertipikat yang sudah tidak berlaku lagi;
4. nakhoda, K.K.M. tidak memiliki ijazah/ surat tanda kecakapan yang disyaratkan;
5. membawa muatan lebih dari yang diizinkan ;
6. membawa penumpang lebih dari maximum;
7. pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan rambu-rambu pedalaman;
8. pelanggaran-pelanggaran lain karena kesengajaan atau kelalaian dan lain sebagainya.

Bila terjadi kecelakaan kapal, yang berwenang menyelesaikan peristiwa tabrakan antara kapal, sesuai pasal 3
ayat (2), adalah:

1. Penyelesaian peristiwa tabrakan antara Kapal dilakukan sebagai berikut :


a. Antara Kapal Laut dan Kapal Pedalaman oleh Direktorat Jendral Perhubungan Laut;
b. Antara Kapal Pedalaman dengan Kapal Pedalaman oleh Direktorat Jendral Perhubungan Darat.
2. Pada peristiwa pelanggaran lalu lintas dan angkutan yang dilakukan oleh Kapal-kapal Pedalaman akan
diselesaikan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Darat.

Secara umum penyebab kecelakaan kapal dikelompokkan menjadi kesalahan manusia (human error),
kelemahan rekabentuk (design), kesalahan teknologi, kegagalan institusional, dan lainnya. Nampaknya di
Indonesia relatif mudah menjatuhkan putusan pada akibat kesalahan manusia pada setiap kali terjadi
kecelakaan laut. Padahal untuk tiba pada kesimpulan ini tidaklah mudah. Memang benar peraturan
rekabentuk dan konstruksi kapal yang dibuat BKI persis sama ketatnya dan sama kriterianya dengan
peraturan yang dibuat Der Germanischer Lloyd di Jerman. Peraturan tersebut dibuat untuk kondisi perairan
Atlantik Utara yang terkenal ganas, sehingga gelombang laut di Indonesia secara umum mestinya belum akan
merontokkan kapal yang disertifikasi oleh BKI.

Secara teknis kecelakaan kapal bisa terjadi karena: tabrakan, kandas/menabrak karang, bocor lalu tengelam,
terguling (capsizing), terbakar/ledakan. Setiap nakhoda dan mualim yang sedang memimpin pelayaran kapal
harus menguasai peraturan pencegahan tabrakan di laut yang terkenal dengan Colreg (ini preskriptifnya).
Alur pelayaran dan kedalaman perairan harus bisa dibaca oleh nakhoda/mualim dalam peta pelayaran, dan
juga harus trampil memanfaatkan instrumen teknologi (echosounder, gps, dll). Peraturan (preskripsi)
pencegahan kebakaran di kapal cukup ketat, mulai tahap reka bentuk, material pembuatan, sampai
pengoperasian.
Kapal tenggelam akibat bocor atau patah terjadi karena beban tekanan gelombang air yang tidak sanggup
ditahan oleh konstruksi kapal. Akibatnya konstruksi mengalami perubahan bentuk, bergeser, robek atau bisa

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5-2


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

jadi patah. Hal inilah sebenarnya yang perlu mendapat perhatian khususnya pada kapal-kapal yang dibuat di
dalam negeri atau dioperasikan di Indonesia yang dalam bahasa di kalangan maritim negara maju disebut
kapal qualitas rendah. Apalagi tidak mendapat pengawasan dari BKI sejak awal dan juga bahan-bahan, alat
dan mesin yang dipakai tidak bersertifikat ”marine use” yang dibuat oleh salah satu badan klasifikasi. Jika
dimensi struktur kapal dipasang kurang atau tidak sekokoh seharusnya, maka akibat beban tekanan
gelombang, beban percepatan gerak kapal dan sebagainya, konstruksi kapal akan keok, dan alamat kapal
kemasukan air dan tenggelam.

Kapal yang benar dirancang dan dibangun sesuai aturan untuk mengangkut penumpang, kalaupun mengalami
kebocoran, bahkan sampai dua kompartemen di bawah geladak kapal bocor dan tergenang air, kapal tidak
akan tengelam. Ini adalah peraturan tentang stabilitas, kebocoran dan keapungan kapal yang disyaratkan, dan
ini harus dihitung dan dibuktikan sebelum kapal dibangun, supaya mendapat sertifikat kapal.

Kasus kapal tenggelam karena terguling (capsizing) bisa terjadi pada saat kapal berada di gelombang dengan
irama tertentu, antara lain terjadinya resonansi gerak yang berakibat amplitudo besar. Jadi tidak selalu karena
tingginya gelombang,. Informasi dari awak kapal atau penumpang yang selamat tentang tinggi gelombang
juga sulit divalidasi. Teknik pengukuran tinggi gelombang laut dengan peralatan canggih dan mahal saja
hasilnya sering menjadi bahan perdebatan. Kasus kapal terguling atau ”capsizing” adalah salah satu sisi
keselamatan kapal yang sampai saat ini masih intensif diteliti dan belum ditemukan preskripsi ampuh. Ini
karena pola karakterisitik ritme gelombang laut dan juga sifat gerak natural lambung kapal yang sulit
diantisipasi.

Dalam kecelakaan perangkutan selalu berlaku pemeo ”setiap kecelakaan pasti didahului pelanggaran
peraturan”. Ini menggambarkan betapa aturan sudah dianggap komplit. Sayangnya pelanggaran itu selalu
dilakukan orang kecil, nakhoda, pilot, sopir, dan masinis sering menjadi tumbal pelaku pelanggaran. Karena
”human error”, maka harus ada ”human”, dan mereka tersebutlah yang mudah dijerat.

”Human error” itu seperti nyamuk, bisa dipukul atau ditepis satu persatu, tapi temannya tetap akan datang
satu demi satu seolah siap dipukul mati. Maka lebih baik membersihkan genangan air yang menjadi sarang
tempatnya berkembang biak. Karena pendekatan keselamatan yang dipakai preskriptif, maka sarang
”nyamuk” itu ada dipihak pembuat preskriptif dan institusi yang mendapat kewenangan untuk memaksa
pihak-pihak lain patuh pada preskripsi.

5.3 Keselamatan Kapal Sungai dan Danau di Wilayah Studi


Profil keselamatan kapal sungai dan danau di wilayah studi akan menggambarkan beberapa kejadian
kecelakaan kapal sungai dan danau yang pernah terjadi, baik di Danau Toba (Sumatera Utara), Sungai Musi
(Sumatera Selatan), Sungai Barito (kalimantan Selatan), dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur). Berikut
disampaikan beberapa kejadian kecelakaan kapal sungai dan danau sebagaimana tabel 5.1.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5-3


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Tabel 5.1
Kecelakaan Kapal Sungai dan Danau di Wilayah Studi
No Uraian Lokasi Kejadian
1 Tanggal 14 Juli 1997 Danau Toba
Musibah KMP Peldatari I merupakan kecelakaan kapal penyeberangan terbesar yang pernah terjadi di
Danau Toba. Pada 1955, terjadi kecelakaan di danau itu. Dua kapal saling bertabrakan, mengakibatkan
56 penumpang tewas. Kemudian pada 1986, kapal yang mengangkut puluhan pelajar tenggelam.
Empat penumpangnya tewas. Tahun berikutnya, kembali kapal penyeberangan tenggelam, 23
penumpangnya tewas. Kali ini, tahun 1997, KMP Peldatari I dengan kapasitas 70 penumpang itu
tenggelam. Kelebihan daya angkut, lalainya pemilik kapal dan nakhoda serta masih belum berdisiplinnya
masyarakat pengguna jasa angkutan tersebut merupakan penyebab musibah di danau terbesar di Asia
Tenggara itu.
2 Tahun 2001 Danau Toba
KMP Peldatari I tenggelam sekitar 150 meter menjelang pantai Sosor Pasir, Tomok, Kecamatan
Simanindo, Kabupaten Tapanuli Utara. Saat itu, ketika kapal hendak mencapai dermaga, seluruh
penumpang merasa tidak sabar untuk segera turun ke darat.
3 Bulan September 2001 Sungai Musi
Tabrakan kapal di sungai Musi antara kapal laut Othello yang melintas dengan angkutan Jukung bernama
Halimun yang mengangkut warga Makarti Jaya dan mengakibatkan banyaknya korban jiwa.

4 Tahun 2003
Sungai Musi depan BKB
Tenggelam Tag Boat AB. Nusantara XIV
5 Tahun 2003
Sungai Musi Galangan kapal rakyat tangga buntung
Kebakaran Jukung MS Akar Mas 01
6 Tahun 2003
Sungai Musi
Tubrukan Ketek
7 Tahun 2003
Sungai Musi di belakang pasar 16 Ilir
Tenggelam Jukung Tenaga Baru 02
8 Tahun 2003
Sungai Musi didepan Pertamina Plaju
Tubrukan Tag Boat PLTU-01 dgn Kapal AN GIANG-05
9 Tahun 2003
Sungai Musi Tangga Buntung
Tenggelam Tag Boat Tanjung Enim
10 Tahun 2003
Sungai Musi Tangga Buntung
Tubrukan Tag Boat Tanjung Enim dengan Ketek Janjimu
11 Tahun 2003
Sungai Musi 4 Ulu Laut
Tenggelam SB. Tian Putra
12 Tahun 2003 Sungai Musi Dermaga III Sungai Gerong

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5-4


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

No Uraian Lokasi Kejadian


Tenggelam Ketek MS. NICA
13 Tahun 2003
Sungai Musi
Tenggelam Jukung MS Anugrah Ekspress
14 Tahun 2004
Sungai Ogan
Tubrukan Jukung Propana Jaya dengan Tag Boat
15 Tahun 2004
Sungai Musi 3 Ulu laut
Tubrukan Ketek dgn Speed Boat Darmawan-A
16 Tahun 2004
Sungai Musi, Dermaga Khusus, PT SUSRS
Tenggelam MS Anugrah Ekspress
17 Tahun 2004
Sungai Musi Dermaga Benteng Kuto Besak
Tubrukan Tongkang Singapore Ap. 3008
18 Tahun 2004
Depan PT. PUSRI
Tubrukan MS. Alam Saputra dgn KM Riki Saputra
19 Tahun 2005
Depan Rumah sakit 7 Ulu
Kebakaran Speed Patroli Polda Sumsel
20 Tahun 2005
Perbatasan Pulau Salah Nama
Tenggelam MS. Sejiwa 14
21 Tahun 2005
Dermaga Sungai Jakabaring
Kandas KM. SCN VI dan KM Bina Karya
22 Tahun 2005
Pelabuhan Boom Baru
Tenggelam Tag Boat United VIII
23 Tahun 2006
Depan P. Kemaro
Tubrukan Kapal MV Corall dengan Tongkang pasir
24 Tahun 2006
Pelabuhan Pabrik Es Assegaf Plaju
Tubrukan MV Taruna Putra IX dengan 5 Unit Kapal Motor
25 Bulan Juli 2003 Sungai Musi
Tabrakan antara tongkang PLTU-I/PLN yang mengangkut 363 kiloliter bahan bakar solar dengan kapal
kargo An Giang. Akibatnya adalah muatan BBM tumpah mencemari sungai Musi dan kapal tongkang
tenggelam
26 Tanggal 30 Maret 2009 Sungai Musi
Kecelakaan di perairan Sungai Musi kembali terjadi, sebuah kapal motor sungai yang mengangkut 20 ton
beras tenggelam di Sungai Musi tepatnya di perairan Sungai Lais Palembang. KM Musdalifah tenggelam
akibat menabrak dermaga Pelabuhan Sungai Lais. Sebelumnya, KM Musdalifah itu berangkat dari
Makakarti dengan tujuan Pasar Sekanak Palembang. Rencananya, di pasar itu KM Musdalifah akan
membongkar 20 ton beras yang diangkutnya. Tetapi malangnya, belum sampai ke tujuan tiba-tiba mesin
KM Musdaklifah mati mendadak karena mengalami kerusakan. Akibatnya, laju kapal tidak bisa

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5-5


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

No Uraian Lokasi Kejadian


dikendalikan sehingga terseret arus sungai yang cukup deras dan menghantam dermaga Pelabuhan
Sungai Lais. Tak pelak, kapal yang terbuat dari kayu ini mengalami kerusakan parah. Bagian depan kapal
pecah, sehingga air langsung masuk ke dalam badan kapal. Perlahan tapi pasti, KM Musdalifah pun
karam ke dalam Sungai Musi.
dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa dan tiga awak kapal naas tersebut, berhasil menyelamatkan
diri ketika kapal mulai tenggelam.

27 Tanggal 11 April 2005 Sungai Musi


Kapal Tongkang berbendera Singapura bernama Topniche 7 yang membawa 6.000 ton batubara
menabrak tiang Jembatan Ampera. Tongkang tersebut berencana membawa batubara dari pelabuhan PT
Batubara Bukitasam, Keramasan, menuju Pelabuhan Boom Baru. Kecelakaan itu tidak memakan korban
jiwa. Namun, membuat lalu lintas di Sungai Musi kacau.
28 Tanggal 24 Pebruari 2009 Sungai Musi
Kecelakaan kapal motor sungai (KMS) di perairan Sungai Musi kembali terjadi. Jika seminggu yang lalu,
KMS Jasa Famili hangus terbakar, kemarin (23/2) sekitar pukul 08.05 WIB, KMS Lara Hati tenggelam.
Kejadian di Dok IV Dermaga IV, PT Pertamina UP-II, Sungai Gerong, itu akibat hantaman gelombang
sebuah jetfoil (kapal cepat). 7 (tujuh) penumpang berhasil diselamatkan, sementara seorang kapal masih
dalam pencarian. Ketek tersebut bertolak dari Sei Rebo menuju Pulau Borang. Tiba di lokasi kejadian
datang gelombang besar dari sebuah kapal cepat. Ketek terbalik dan tenggelam.
29 Tanggal 8 Maret 2009 Sungai Musi
KM Sungai Harapan Kita Meledak Usai mengisi BBM di SPBU terapung di Kelurahan 28 Ilir, KM
Sungai Harapan Kita meledak di Sungai Musi, Palembang, Sumsel. Akibatnya satu orang menderita luka
bakar dan empat lainnya luka ringan.

30 Tanggal 14 Desember 2008 Sungai Barito


Sebuah kapal penarik atau tugboat karam di muara Sungai Barito, Banjarmasin, Kalimantan Selatan,
Nahkoda kapal belum ditemukan, sementara lima awak kapal bisa menyelamatkan diri. Kapal Morindo
karam saat menarik sebuah tongkang bermuatan alat berat.
31 Tanggal 17 Desember 2008 Sungai Barito
Tabrakan antara Kapal Motor (KM) Kurnia Abadi dengan KM Intan Samudera II terjadi di sekitar Pulau
Kaget, Bontan, Perairan Sungai Barito, Kalimantan Selatan, Minggu (7/12/2008), sekitar pukul 04.00
Wita pagi tadi. KM Kurnia Abadi yang tenggelam kemudian sempat berusaha diselamatkan oleh KM
Intan Samudera. Beruntung 7 orang penumpangnya selamat dan langsung dievakuasi oleh petugas Polair
Polda Kalsel dengan menggunakan dua unit speedboat. Kesimpulan sementara dari Kepolisian Air

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5-6


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

No Uraian Lokasi Kejadian


(Polair) Polda Kalimantan Selatan, kejadian tabrakan dua buah kapal motor tersebut adalah murni
kecelakaan.
32 Tanggal 9 Desember 2008 Sungai Barito
Sebuah kapal motor Kurnia Abadi yang mengangkut puluhan hewan kurban dan ratusan ton garam serta
pupuk tenggelam setelah bertabrakan dengan KM Intan Samudera II.
Peristiwa tabrakan kapal di muara Sungai Barito terjadi Minggu (7/12) dini hari sekitar pukul 04.30 Wita.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tabrakan kapal itu, tetapi salah satu kapal tenggelam bersama
seluruh barang yang diangkutnya. Peristiwa tabrakan kapal itu terjadi di sekitar Selat Tanjung Pelantan
Pulau Kaget, Sungai Barito. Penyebab kecelakaan kapal diduga karena cuaca buruk akibat hujan deras
dan gelombang tinggi.
33 Tanggal 31 Desember 2006 Sungai Mahakam
Menjelang penutupan tahun 2006 terjadi musibah kapal penumpang di pedalaman Mahakam sekitar
Sungai Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat, Kaltim menyebabkan satu orang hilang dan 100 lainnya
selamat.
34 Tanggal 24 Mei 2005 Sungai Mahakam
Nasib naas menimpa Kapal Motor (KM) Putra Assabirin tadi pagi. Kapal bertingkat jurusan Melak-
Samarinda yang membawa kurang lebih 60 orang penumpang ini mengalami kecelakaan di perairan
sungai Mahakam di sekitar Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai
Kartanegara (Kukar). Empat orang penumpang dilaporkan hilang akibat musibah ini. KM Putra Assabirin
mengalami kecelakaan sekitar pukul 04.30 WITA setelah menabrak sebuah pohon besar yang berdiri
kokoh di tepi sungai Mahakam. Akibatnya, kapal besar tersebut oleng dan karam tak jauh dari dermaga
Desa Loa Apari.
Sumber : Data Diolah, 2009

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5-7


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5-8


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

5.4 Peralatan Keselamatan Kapal Sungai & Danau


Pengertian keselamatan dan keamanan angkutan perairan menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2008
Tentang Pelayaran pada pasal 117, yaitu kondisi terpenuhinya persyaratan:
1. kelaiklautan kapal; dan
2. kenavigasian.

Kelaiklautan kapal wajib dipenuhi setiap kapal sesuai dengan daerah-pelayarannya yang meliputi:
1. keselamatan kapal;
2. pencegahan pencemaran dari kapal;
3. pengawakan kapal;
4. garis muat kapal dan pemuatan;
5. kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang;
6. status hukum kapal;
7. manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal;
8. manajemen keamanan kapal.

Menurut Kep Ditjend Hubla Nomor : PY.65/1/1-86 Tentang Persyaratan Keselamatan Bagi Kapal Layar
dengan Pesawat Penggerak Bantu yang Memiliki Isi Kotor lebih dari 424.50 m³ s.d lebih kecil dari 850 m³.
Menyebutkan bahwa “setiap kapal harus memiliki perlengkapan yang memenuhi syarat dan dalam keadaan
baik sebagai berikut :

1. Navigasi
a. Satu lampu puncak warna merah dan dibawahnya satu lampu puncak hijau yang dapat terlihat dengan
baik dari sekeliling cakrawala.
b. Satu lampu lambung kiri warna merah dan satu lampu lambung kanan warna hijau.
c. Satu lampu buritan warna putih.
d. Satu lampu jangkar warna putih.

2. Perlengkapan
a. Memiliki sekurang-kurangnya satu buah jangkar haluan dan satu buah jangkar arus dengan rantai
atau tali.
b. Memiliki sekurang-kurangnya tali tarik dan dua tali tambat yang panjang.
c. Setiap kapal harus dilengkapi dengan alat-alat pemadam kebakaran dan alat penolong yangmemenuhi
syarat serta dalam keadaan baik.
d. Alat-alat pemadam kebakaran sbb :
1) Memiliki sekurang-kurangnya 2 buah tabung pemadam kebakaran @ 9 liter tipe busa atau yang
sepadan dan ditempatkan diluar ruang mesin.
2) Memiliki sekurang-kurangnya 2 buah tabung pemadam kebakaran @ 9 liter dan ditempatkan
didalam ruang mesin.
e. Satu bak berisi sekurang-kurangnya ½ ( setengah ) meter kubik pasir dengan dua buah tembilang.

3. Alat-alat penolong :
a. Memiliki sekurang-kurangnya 2 buah pelampung penolong berwarna jingga bertuliskan nama kapal
dengan tali secukupnya.
b. Memiliki baju penolong berwana jingga untuk setiap pelayar.
c. Inflatable life raft dengan kapasitas cukup untuk seluruh pelayar, untuk kapal dengan isi kotor kurang
dari 650 m³ dapat dipakai jenis rakit lainnya.
d. Satu sekoci kerja beserta dayungnya dengan kapasitas sekurang-kurangnya 4 (empat) orang.
e. Alat isyarat bahaya, sekurang-kurangnya :
1) Dua buah cerawat payung.
2) Empat buah cerawat merah.
3) Dua buah isyarat asap apung

Persyaratan perlengkapan, navigasi dan alat penolong untuk kapal pedalaman telah diatur dalam Pedoman
Pengawasan dan Persyaratan Tentang Kelaikan, Lambung Timbul, Susunan dan Perlengkapan Kapal-kapal
Pedalaman No. A2-F/2/III/73, pada pointer 7.1 sampai dengan 7.10.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5-9


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

1. Pada pedoman tersebut dinyatakan bahwa kapal motor selama tidak melulu melakukan pelayaran
dimuara dimana tidak mudah diperoleh bahan bakar, harus membawa bahan bakar 1 1/5 dari kebutuhan
yang diperlukan untuk menempuh suatu trayek, dimana kemudian kapal tersebut dapat mengisi bahan
bakar.

2. Kapal motor yang panjangnya kurang dari 12 m paling sedikit harus dilengkapi dengan sebuah botol alat
pemadam kebakaran yang dalam keadaan baik dengan ketentuan harus ditempatkan dekat
motor/ditempat yang mudah dicapai.

3. Seluruh awak kapal harus mengetahui sungguh-sungguh cara menggunakannya . Kapal motor yang
panjangnya lebih dari 12 m paling sedikit 2 buah botol alat pemadam kebakaran.

4. Pada tiap-tiap kapal motor dan kapal gandengan yang panjangnya kurang dari 12 m harus dilengkapi
paling sedikit dengan sebuah pelampung penolong (lifebuoy) yang diikatkan pada tali penolong (life
heaving line) yang panjangnya paling sedikit 30 m ujung tali penolong yang lain harus diikatkan pada
bagian kapal.

5. Pada kapal yang berukuran lebih panjang dari 12 m harus dilengkapi dengan dua buah atau lebih
pelampung penolong dan diantaranya diikatkan tali penolong panjang 30 m.
6. Pada tiap-tiap kapal harus ada alat (pompa) pemarau untuk menguras air yang masuk, banyaknya alat
pemarau tersebut tergantung penggunaan dan besarnya kapal. Untuk kapal-kapal kecil dapat dilengkapi
dengan ember atau alat lain misalnya kaleng kosong.

7. Kecuali kapal yang digerakkan dengan motor tempel, semua bahan bakarnya harus disimpan didalam
tangki-tangki yang tetap dan terbuat dari bahan material yang baik. Membawa bahan bakar serap dapat
diijinkan asalkan disimpan didalam drum² yang kuat dan tidak bocor dan ditempatkan ditempat yang
aman (dibawah geladak atau ditempat yang cukup terlindung) diatas geladak.

8. Dikapal yang bergeladak penuh atau sebagian saja tidak diijinkan memakai bahan bakar bensin, kecuali
kapal yang digerakkan dengan motor tempel. Dikapal yang memakai bahan bakar bensin tangki bahan
bakarnya harus ditempatkan diatas geladak.

9. Di tiap tiap kapal harus dilengkapi sebuah kotak PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) lengkap
dengan obat obatan dan pembalut dari berbagai ukuran dengan disertai sebuah daftar dan cara
menggunakannya dan gambar dengan cara-cara PPPK di sungai.

10. Perlengkapan lain yang harus ada diatas kapal yang digerakkan motor ialah :

a. Lampu-lampu navigasi.
1) Kapal motor pedalaman yang isi kotornya 113,2 m³ ( 40 BRT ) keatas:
a) sebuah lampu tiang, cahaya putih, menyinari kearah depan dengan busur 225˚.
b) Sebuah lampu lambung kanan, cahaya hijau, menyinari dari lurus kedepan kesamping
kanan dengan busur 112,5˚.
c) Sebuah lampu lambung kiri, cahaya merah menyinari dari dari lurus kedepan kesamping
kiri dengan busur 112,5˚.
d) Sebuah lampu buritan, cahaya putih, menyinari kearah belakang dengan busur 135˚.
e) Sebuah lampu labuh (jangkar), cahaya putih menyinari keliling cakrawala.
f) Dua buah lampu bulat, cahaya merah menyinari keliling cakrawala.

Kapal diatas, bila panjangnya lebih dari 45,6 m (150 kaki) harus ditambah :
a) Sebuah lampu tiang belakang, yang warna dan sinarnya sama dengan lampu tiang pertama
dan sebuah lampu labuh lagi yang warna dan sinarnya sama pula dengan lampu labuh
pertama.
b) Pada bagian sisi dalam lampu lambung, harus dipasang sebuah tedeng sepanjang 9 dm
untuk untuk mencegah sinar lampu merah tidak kelihatan dari lambung kanan sinar hijau
tidakkelihatan dari lambung kiri.
c) Bilamana kapal tersebut menggandeng kapal lain, dibawah atau diatas lampu tiang depan
memasang sepasang lampu tiang lagi, yang warna dan sinarnya sama dengan lampu tiang
pertama. Jarak antara kedua lampu 1.80 m (6 kaki).

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5 - 10


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

2) Kapal motor yang isi kotornya kurang dari 113,2 m³ (40 BRT) = Sebagai pengganti 2 lampu
lambung hijaundan merah, dapat menggunakan sebuah lampu kombinasi yang dapat menyinari
bagian sisi kiri sinar merah, dan bagian sisi kanan sinar hijau.

a) Bilamana lampu lambung tidak dapat dipasang secara tetap harus tersedia lampu lambung
atau lampu kombinasi.
b) Bilamana kapal tersebut juga digunakan menggandeng kapal lain, harus tersedia lampu
tiang yang warna dan sinarnya sama dengan lampu tiang pertama.
c) Pemasangan antara kedua lampu 0,5 m sampai 1 m.
d) Dikapal tersebut diatas juga wajib tersedia 2 buah lampu bulat warna merah dansebuah
lampu labuh.
e) Kapal gandengan wajib diperlengkapi lampu² sebagai kapal motor kecuali lampu² tiang
(tidak boleh sama sekali memasang lampu tiang putih).

b. 1 buah suling atau peluit kapal.


c. 2 buah bola jangkar hitam.
d. 1 buah bendera RI.
e. 2 buah jangkar dengan rantainya.
f. Sejumlah tali temali dari berbagai ukuran secukupnya menurut pertimbangan Kepala Inspeksi.
g. Buku² peraturan/petunjuk yang ditetapkan oleh Kepala Inspeksi.
h. Lampu sorot atau flashlight.
i. Semua perlengkapan tsb diatas disesuaikan dengan keadaan kapal, besarnya kapal dengan pedoman
pada peraturan² Pelayaran Sungai dan Pedalaman a.l tentang Peraturan Pelanggaran Pedalaman.

Semua kapal harus dilengkapi dengan baju berenang atau alat pengapung lainnya yang cukup 1 orang
penyeberang = 1 buah baju berenang/alat pengapung. Alat perlengkapan harus dijaga agar selalu dalam
keadaan baik dan terpelihara.

Tipologi peralatan keselamatan awak kapal sungai dan danau di lokasi studi dapat diuraikan pada tabel 5.2.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5 - 11


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Tabel 5.2
Tipologi Peralatan Keselamatan Awak Kapal Sungai & Danau
Wilayah Studi
No Variabel
Sumater Utara Sumater Selatan (Kota Kalimantan Selatan (Kota Kalimantan Timur (Kota
(Medan & Sekitarnya) Palembang & Sekitarnya) Banjarmasin & Sekitarnya) Samarinda & Sekitarnya)
Ada : 45%
Tidak Ada : 30% Ada : 65% Ada : 40% Ada : 35%
1 Alat Navigasi (Lampu Navigasi) Akan ada : 25% Tidak Ada : 15% Tidak Ada : 30% Tidak Ada : 335%
(Biasanya tergantung jenis Akan ada : 20% Akan ada : 30% Akan ada : 30%
kapal dan jarak pelayaran)
2 Perlengkapan :
Ada : 90% Ada : 95% Ada : 90% Ada : 80%
- Jangkar
Tidak Ada : 10% Tidak Ada : 5% Tidak Ada : 10% Tidak Ada : 20%
- Tali Tarik/Tali Tambat Ada : 100% Ada : 100% Ada : 100% Ada : 100%
Ada : 40% Ada : 45% Ada : 40% Ada : 40%
- Alat Pemadam Kebakaran
Tidak Ada : 60% Tidak Ada : 55% Tidak Ada : 60% Tidak Ada : 60%
Ada : 50% Ada : 65% Ada : 45% Ada : 48%
- Alat penolong (pelampung)
Tidak Ada : 50% Tidak Ada : 35% Tidak Ada : 55% Tidak Ada : 52%
- Alat pompa (penguras) pemarau air Ada : 80% Ada : 85% Ada : 70% Ada : 60%
masuk Tidak Ada : 20% Tidak Ada : 15% Tidak Ada : 30% Tidak Ada : 40%
Ada : 40% Ada : 50% Ada : 30% Ada : 20%
3 Kotak PPPK (Obat-obatan)
Tidak Ada : 60% Tidak Ada : 50% Tidak Ada : 70% Tidak Ada : 80%
Ada : 20% Ada : 30% Ada : 10% Ada : 30%
4 Peluit Kapal
Tidak Ada : 80% Tidak Ada : 70% Tidak Ada : 90% Tidak Ada : 70%
Ada : 40% Ada : 60% Ada : 55% Ada : 50%
5 Lampu Sorot
Tidak Ada : 60% Tidak Ada : 40% Tidak Ada : 45% Tidak Ada : 50%
Sumber : Data Hasil Olahan, 2009

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5 - 12


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Secara rinci gambaran prosentase perlengkapan keselamatan pelayaran kapal sungai dan danau sebagai
berikut :

1. Provinsi Sumatera Utara (Kota Medan dan Sekitarnya)

a. Untuk keselamatan pelayaran, perlu disediakan peralatan keselamatan untuk pertolongan


penumpang dan pencegah atau pemadam kebakaran. Peralatan keselamatan penumpang pada kapal
yang beroperasi di perairan danau Toba pada umumnya tersedia meskipun jumlahnya lebih kecil
daripada jumlah penumpang.

b. Pada kapal yang berukuran besar pada umumnya tersedia peralatan pemadam kebakaran, sedangkan
pada kapal berukuran kecil tidak memilikinya. Tabel berikut menggambarkan ketersediaan peralatan
keselamatan pada beberapa kapal yang disurvei.

Ketersediaan alat keselamatan kapal sungai di Sungai Musi disajikan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3
Ketersediaan Alat Keselamatan pada Kapal di Sungai Musi
Kapasitas Rakit Inflatablelife Pemadam
Nama Kapal Life jacket Life Bouy Penolong raft
penumpang kebakaran
5 jerigen
PB. Mars Morsik 27 - - - 1 botol racun api
plastik
3 jerigen
PB Rokstar 2 - - - 1 botol racun api
plastik
6 jerigen
KM. Pos-5 Ambarita 47 3 - - 1 botol racun api
plastik
Kapal Solu solu 7 - - - - -
6 botol racun api &
KMP. Tao Toba I 198 120 20 - -
Slnk Hydrat
6 botol racun api &
KMP. Tao Toba II 120 60 7 - -
Slnk Hydrat
KM. Toledo Inn 50 20 4 - - 1 botol racun api
KM. Horas Lito 1 48 10 20 - - 1 botol racun api
KM. Horas Lito 2 53 20 15 - - 1 botol racun api
KM. Sumber 3 52 50 2 - - 1 botol racun api
Sumber : Dinas Perhubungan Prov Sumut, 2009

c. Penempatan peralatan keselamatan pelayaran seharusnya pada tempat yang terlihat dan mudah
dijangkau oleh penumpang sehingga dapat dengan mudah mengambilnya bila memerlukannya. Pada
beberapa kapal, menempatkan life jacket dalam suatu ruangan yang jauh dari penumpang dan belum
tentu semua penumpang mengetahuinya.
d. Perlengkapan Komunikasi
1) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radio Vhf.
2) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radio SSB.
3) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radar.
4) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan EPIRB

2. Provinsi Sumatera Selatan (Kota Palembang dan Sekitarnya)

a. Kondisi pelayaran di sungai Musi dengan peralatan keselamatan penumpang pada kapal yang
beroperasi pada umumnya tersedia namun jumlahnya lebih kecil daripada jumlah penumpang.

b. Perlengkapan keselamatan :
1) pelampung hanya dipunyai oleh sebagian kecil dari kapal speedboat yang hilir mudik di perairan
Sumatera Selatan, sementara untuk kapal jukung hampir sebagian sudah dilengkapi dengan
pelampung meski jumlahnya tidak memadai, untuk kapal ketek atau sampan bermesin hampir
seluruhnya tidak dilengkapi dengan pelampung
2) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Sekoci/Inflatable Life Raft/Rakit.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5 - 13


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3) Mayoritas jumlah Life Buoy yang tersedia pada kapal angkutan sungai berukuran sekitar ≤ 7 GT
adalah 1 (satu) buah sedangkan yang berukuran ≥ 7 GT maksimum 2 (dua) buah.

c. Fasilitas keselamatan lain yang tidak semua jukung memiliki adalah alat pemadam kebakaran. Kapal
jukung memerlukan alat pemadam kebakaran karena menempuh perjalanan yang cukup jauh dan itu
memerlukan bahan bakar yang lebih dari kapasitas tangki sehingga diperlukan tempat-tempat
penampungan seperti drum dan jerigen untuk menyimpan bahan bakar. Kondisi ini tentunya sangat
rawan bahaya kebakaran, seperti yang pernah terjadi kebakaran hebat pada sebuah jukung yang
meledakkan satu unit Stasion Pengisian Bahan Bakar Umum terapung, dan menewaskan semua
penumpang kapal.

d. Perlengkapan Komunikasi
5) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radio Vhf.
6) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radio SSB.
7) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radar.
8) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan EPIRB

3. Provinsi Kalimantan Selatan (Kota Banjarmasin dan Sekitarnya)

a. Untuk keselamatan pelayaran dihimbau kepada pemilik kapal atau nahkoda kapal supaya
pemberangkatan kapal memperhatikan situasi dan kondisi di perairan, jangan memaksakan kapal
untuk berlayar.

b. Kemudian surat-surat kapal atau dokumen pelayaran harus lengkap. Melengkapi alat-alat
keselamatan pelayaran seperti baju renang (life jacket) dan pelampung penolong (life buoy) dengan
jumlah sesuai kapasitas penumpang. Nahkoda dilarang menempatkan penumpang diatas bagian
kapal selain tempat penumpang. Dilarang mengangkut penumpang dan barang melebihi kapasitas
yang diijinkan.

c. Perlengkapan keselamatan :
1) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Sekoci/Inflatable Life Raft/Rakit.
2) Mayoritas jumlah Life Buoy yang tersedia pada kapal angkutan sungai berukuran sekitar ≤ 7 GT
adalah 1 (satu) buah sedangkan yang berukuran ≥ 7 GT maksimum 2 (dua) buah.

d. Perlengkapan Komunikasi
1) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radio Vhf.
2) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radio SSB.
3) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radar.
4) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan EPIRB

e. Dari survey yang dilakukan pada umumnya setiap kapal memiliki alat keselamatan pelayaran seperti
life jacket dan pelampung penolong, tetapi jumlahnya tidak sesuai kapasitas penumpangnya.

4. Provinsi Kalimantan Timur (Kota Samarinda dan Sekitarnya)

Peralatan keselamatan pelayaran pada armada angkutan sungai yang beroperasi di sungai Mahakam
mayoritas sesuai dengan lampiran Sertifikat Kelaikan dan Kebangsaan Kapal Sungai dan Danau yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Samarinda atas nama Walikota Samarinda, karena
tanpa adanya surat (clearence) tersebut kapal tidak diperbolehkan untuk beroperasi dan peralatan
keselamatan pelayaran yang tersedia diatas kapal adalah sebagaimana berikut :

a. Perlengkapan keselamatan :
1) Jumlah Life Jacket (Baju renang) sesuai dengan jumlah Anak Buah Kapal (ABK) ditambah
dengan jumlah penumpang.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5 - 14


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

2) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Sekoci/Inflatable Life Raft/Rakit.
3) Mayoritas jumlah Life Buoy yang tersedia pada kapal angkutan sungai berukuran sekitar ≤ 7 GT
adalah 1 (satu) buah sedangkan yang berukuran ≥ 7 GT maksimum 2 (dua) buah.

b. Perlengkapan Pemadam Kebakaran


1) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Selang Hidran.
2) Mayoritas jumlah Botol Api yang tersedia pada kapal angkutan sungai berukuran sekitar ≤ 7 GT
adalah 1 (satu) buah sedangkan yang berukuran ≥ 7 GT maksimum 2 (dua) buah.
3) Semua jenis ukuran angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Bak Pasir.

c. Perlengkapan Komunikasi
1) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radio Vhf.
2) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radio SSB.
3) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan Radar.
4) Semua jenis angkutan sungai tidak dilengkapi dengan EPIRB.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 5 - 15


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 6 
Kondisi Transportasi Sungai dan Danau  
di Wilayah Studi 

6.1 Umum
Kondisi transportasi sungai dan danau di wilayah studi, konsultan lebih mengarahkan pada transportasi
unggulan pada masing-masing wilayah, seperti wilayah Sumatera Utara transportasi air unggulannya adalah
transportasi danau di Danau Toba, wilayah Sumatera Selatan lebih kepada transportasi sungai di Sungai
Musi, Kalimantan Selatan kepada transportasi sungai di Sungai Barito, dan Kalimantan Timur lebih kepada
transportasi sungai di Sungai Mahakam
.

6.2 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Kota Medan (Sumatera Utara)
Kondisi transportasi sungai dan danau di Provinsi Sumatera Utara, pada kajian ini konsultan lebih
menitikberatkan pada kondisi transportasi danau yang ada di Danau Toba. Danau Toba yang mengelilingi
Pulau Samosir menjadi daya tarik utama bagi pulau ini. Danau ini tampak seperti samudera air tawar yang
tak bertepi, dan merupakan yang terluas dan terdalam di dunia dengan ketinggian 906 meter di atas
permukaan laut, luas permukaan 1,265 km2, dengan panjang 90 km, dan kedalaman rata-rata sekitar 450
meter. Danau Toba telah sejak lama menjadi jalan lalu-lintas air bagi setiap orang yang datang dan pergi ke
Pulau Samosir. Setiap jam ada kapal motor yang datang dan pergi dari Pulau Samosir. Tambahan pula, danau
ini merupakan sumber air minum, tempat mencuci dan mandi bagi sebagian besar penghuni Pulau Samosir,
khususnya mereka yang tinggal di tepi danau.

Danau Toba yang begitu luas memiliki tranpostasi air berupa kapal kecil, yang menghubungkan beberapa
lokasi disekitar danau tersebut. Kapal tersebut menjadi alat transportasi yang paling murah dan cepat dalam
menjangkau suatu kawasan di daerah danau tersebut, karena jika menggunakan jalur darat dapat dipastikan
jarak yang akan ditempuh semakin jauh dan lama. selain sebagai alat trasportasi kapal ini juga menjadi daya
tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Danau Toba tersebut. Berikut disajikan gambar kapal danau yang
melayani di Danau Toba sebagaimana gambar 6.1.

Gambar 6.1
Kapal Danau yang Melayani di Danau Toba

Jaringan pelayanan yang ada di Danau Toba pada saat ini berjumlah 22 rute, dengan 19 rute bersifat tetap dan
2 rute bersifat tetap dan tidak tetap. Berikut disajikan data jaringan pelayanan angkutan danau yang ada di
Danau Toba, sebagaimana tabel 6.1.

Tabel 6.1
Daftar Jaringan Pelayanan Angkutan Danau di Danau Toba, Sumatera Utara
No Asal Tujuan Keterangan
1 Tomok Ajibata Trayek Tetap dan Tidak Tetap
2 Tomok Tigaraja Trayek Tetap dan Tidak Tetap
3 Simanindo Tigaras Trayek Tetap
4 Simanindo Haranggaol Trayek Tetap

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6-1


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

No Asal Tujuan Keterangan


5 Janji Raja Pangururan Trayek Tetap
6 Rangsang Bosi Pangururan Trayek Tetap
7 Sabulan Pangururan Trayek Tetap
8 Harian Pangururan Trayek Tetap
9 Bonan Dolok Pangururan Trayek Tetap
10 Hasinggaan Pangururan Trayek Tetap
11 Bahal-bahal Pangururan Trayek Tetap
12 Binangara Pangururan Trayek Tetap
13 Mogang Balige Trayek Tetap
14 Sabulan Mogang Trayek Tetap
15 Rangsang Bosi Mogang Trayek Tetap
16 Holbung Mogang Trayek Tetap
17 Janji Raja Mogang Trayek Tetap
18 Mogang Ajibata Trayek Tetap
19 Nainggolan Balige Trayek Tetap
20 Nainggolan Ajibata Trayek Tetap
21 Onan Runggu Balige Trayek Tetap
22 Onan Runggu Ajibata Trayek Tetap
Sumber : Dishub Kab Samosir, 2009

Sebagai pendukung dari jaringan pelayanan tersebut, jaringan prasarana berupa dermaga telah ada di
beberapa kecamatan yang ada di Danau Toba. Masing-masing kecamatan ada yang memeliki lebih dari 1
dermaga, seperti Kecamatan Onan Runggu, Nainggolan, Palipi, Pangururan, dan Simanindo, semantara yang
memiiki 1 (satu) dermaga adalah Kecamatan Sitio-tio dan Sianjur Mula-mula. Nama-nama dermaga pada
masing-masing kecamatan dapat disajikan pada tabel 6.2.

Tabel 6.2
Daftar Dermaga di Kabupaten Samosir
No Kecamatan Nama Dermaga
1 Kecamatan Onan Runggu a. Dermaga Lagundi
b. Dermaga Onan Runggu
c. Dermaga Sitinjak
d. Dermaga Sukkean
2 Kecamatan Nainggolan a. Dermaga Nainggolan
b. Dermaga Sipoltongon
3 Kecamatan Palipi a. Dermaga Mogang
b. Dermaga Urat
c. Dermaga Urat Sinaga Uruk II
d. Dermaga Gorat Pallombuan
4 Kecamatan Sitio-tio Dermaga Cinta Maju
5 Kecamatan Pangururan a. Dermaga Onan Lama
b. Dermaga Onan Baru
c. Dermaga Aek Rangat
d. Dermaga Rianiate
6 Kecamatan Sianjur Mula-mula Dermaga Hasinggaan
7 Kecamatan Simanindo a. Dermaga Simanindo
b. Dermaga Siallagan
c. Dermaga Tomok Wisata
d. Dermaga Lopo Parindo
e. Dermaga Pardomuan Lottung
f. Dermaga Ferry Simanindo
Sumber : Dishub Kab Samosir, 2009

Beberapa-beberapa gambaran tentang jaringan prasarana yang ada di Danau Toba dapat disajikan pada
gambar 6.2.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6-2


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 6.2
Kondisi Dermaga di Danau Toba

6.3 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Kota Palembang (Sumatera


Selatan)
Jaringan pelayanan angkutan sungai di Sumatera Selatan dilayani oleh 6 (enam) jenis armada, yang melayani
angkutan sungai dan angkutan pelayaran pedalaman. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Perhubungan
Provinsi Sumatera Selatan, terdapat 1.216 kapal dari berbagai jenis yang terdaftar dan beropeasi di seluruh
perairan pedalaman di Provinsi Sumatera Selatan. Kapal berjenis speed boat banyak dioperasikan untuk
transportasi penyeberangan penumpang terutama didalam kota, sedangkan kapal berjenis Jukung digunakan
untuk transportasi barang antardaerah dan biasanya digunakan pelayanan jarak jauh. Berikut disampaikan
data kapal sungai di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan data tahun 2005, sebagaimana tabel 6.3

Tabel 6.3
Jumlah Kapal Sungai (unit) di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005
Tahun
No Jenis
2000 2001 2002 2003 2004
1 Jukung 783 653 678 703 689
2 Speedboat 398 199 300 401 393
3 Ketek 920 767 410 54 56
4 Tugboat 291 237 131 26 26
5 Tongkang 189 154 103 52 52
Jumlah 2.581 2.010 1.622 1.236 1.216
Sumber : Dishub Prov Sumatera Selatan

guna mengetahui karakteristik masing-masing jenis kapal sungai yang beroperasi di Provinsi Sumatera
Selatan, berikut disajikan karakteristik masing-masing jenis kapal tersebut :

1. Jukung

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6-3


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Jukung adalah kapal yang terbuat dari konstruksi kayu yang digunakan sebagai sarana transportasi angkutan
barang, biasanya mengangkut barang hasil tanaman pangan dan perkebunan.

Keberadaan kapal ketek ini dapat ditemui hampir di semua dermaga, baik yang berada dalam kota Palembang
maupun di kota-kota lain. Dari survey yang telah dilakukan pada Agustus 2008, dapat diamati bahwa hampir
semua dari ketek yang beroperasi memiliki izin atau sertifikat keselamatan bagi nahkoda. Dan kelengkapan
tersebut didapat pada tahun 2007 kemarin dimana Dinas Perhubungan Kota Palembang membagikan secara
cuma-cuma perlengkapan keselamatan bagi kapal ketek seperti life jacket dan pelampung. Dari data tahun
2007 terlihat adanya sejumlah 101 izin trayek bagi pengoperasian ketek yang dikeluarkan oleh Dinas
Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan.
Sementara dari data lapangan dapat tercatat bahwa rata-rata kapal ketek yang beroperasi terutama untuk
trayek dalam kota Palembang, masih berusia lebih dari 5 tahun atau paling tidak merupakan kapal buatan
tahun 2000.

Operasional kapal ketek dilakukan dengan cara mangkal pada dermaga tertentu untuk menunggu penumpang,
dan hanya dapat mengambil penumpang di tempat kapal tersebut bersandar, jadi setelah mengantar
penumpang ke tempat tujuan maka ketek tersebut kembali ke pangkalannya dalam kondisi kosong. Dan
mengingat cukup banyak kapal ketek yang bersandar maka kapal akan segera berangkat begitu ada
penumpangnya, namun di satu dua tempat sudah lebih tertata dengan sistim antri yaitu kapal yang datang
lebih dulu akan mendapat prioritas pengisian penumpang dengan batas tertentu misal lima atau enam orang,
dan setelah berangkat tempatnya diisi oleh kapal dibelakangnya, lalu saat kembali lagi dalam kondisi kosong
kapal tersebut mengisi tempat antrian yang paling belakang, demikian seterusnya saling susul menyusul.
Retribusi biaya standar yang dikenakan pada kapal ketek adalah Rp. 500 per hari, dan itu dibayarkan secara
langsung setiap hari di dermaga tempat mangkal.

Pada umumnya kapal-kapal ketek tersebut dibuat di beberapa galangan kapal yang terdapat di sepanjang
Sungai Musi. Dengan usaha galangan kapal yang dijalankan dengan cara tradisional dan sangat sederhana
serta dikelola oleh satu keluarga secara turun temurun, satu kapal ketek berbahan sekitar 2 meter kubik kayu
meranti dapat diselesaikan selama 15 hari oleh satu orang tukang dibantu satu orang tenaga kasar.

Untuk kelengkapan administrasi hanya disertakan surat jual beli, sementara sertifikat keselamatan dan
registrasi kapal diurus sendiri oleh pembeli atau pemilik kapal. Gambaran tentang Kapal Jukung dapat
disajikan pada gambar 6.3

Gambar 6.3
Kapal Sungai Berjenis Jukung

2. Speedboat

Kapal jenis ini hanya digunakan untuk mengangkut penumpang yang tujuannya relatif jauh dan umumnya
melayani rute atau trayek antar kota. Kapal jenis ini mempunyai kecepatan yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis angkutan perairan pedalaman yang lain. Gambaran tentang Kapal Speedboat
dapat disajikan pada gambar 6.4

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6-4


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 6.4
Kapal Sungai Berjenis Speedboat

Ada dua jenis speed boat yang beroperasi. Perbedaan fisik ke dua speed boat di atas adalah untuk memenuhi
tuntutan fungsi yaitu agar mampu membawa penumpang yang lebih banyak ke tujuan yang lebih jauh,
dengan konsekuensi kecepatan berkurang atau menambah kekuatan mesin tempel yang digunakan.

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Propinsi bahwa pada Juni 2007 terdapat 15 buah speed boat yang
mengajukan dan memperoleh izin trayek. Dan hal tersebut apabila dikaitkan dengan hasil pengamatan di
lapangan dapat dipastikan tidak akan bergeser jauh mengingat sebagian besar speed boat yang ditemui rata-
rata sudah memiliki izin atau mempunyai sertifikat keselamatan dan registrasi kapal.

Operasional speed boat mengingat jumlah serta jarak tempuhnya yang memakan waktu cukup panjang,
sebagian besar hanya satu kali mangkal tiap harinya dengan mengambil dan membawa penumpang yang
diambil dan diangkut dari pinggir sungai yang dilaluinya sepanjang alur pelayaran menuju tempat tujuan, dan
hal yang sama berlangsung saat dalam perjalanan kembali ke tempat mangkal semula. Namun di beberapa
pangkalan yang memang cukup ramai dengan mobilitas penduduk yang cukup tinggi, setiap speed boat yang
melayani trayek berjarak tempuh yang tidak begitu jauh akan dapat menyeberangkan dan membawa
penumpang beberapa kali atau lebih dari satu kali setiap harinya. Kondisi yang sangat kontras dapat ditemui
pada pangkalan yang memiliki mobilitas penduduk sangat rendah, seperti tampak pada daerah-daerah
pedalaman, dengan jarak tempuh yang cukup jauh serta waktu tempuh cukup panjang membuat satu speed
boat hanya akan berlayar dua sampai tiga kali pulang pergi dalam satu minggunya. Sebagian besar speed boat
yang ditemui sudah memiliki kelengkapan administrasi namun sebagian besar diantaranya pula tidak
dilengkapi dengan fasilitas keamanan dan perlengkapan navigasi yang memadai. Sama seperti proses
pembuatan kapal ketek, galangan untuk pembuatan dan perbaikan speed boat yang terdapat di pinggiran
sungai Musi dan sungai Ogan, juga dilakukan secara tradisional dengan metode kerja yang sederhana.

Untuk satu buah sped boat mini yang memiliki kapasitas 10 orang, pembuatannya dapat diselesaikan selama
satu minggu oleh 2 sampai 3 tenaga ahli, serta memiliki harga jual 2 juta rupiah dalam kondisi kosong atau
tanpa mesin, tanpa bangku tempat duduk dan tanpa fasilitas penunjang yang lain.

Data administrasi yang menyertai pembelian speed buat hanya berupa surat jual beli, sementara untuk
persyaratan administrasi agar dinyatakan layak layar seperti sertifikat keselamatan dan registrasi diurus
langsung oleh pembeli atau pemilik kapal.

3. Ketek

Merupakan alat angkut barang dan penumpang dalam jumlah kecil dan biasanya hanya untuk melayani
penyeberangan antar wilayah seberang Ulu dan seberang Ilir yang saling berhadapan dan jaraknya relatif
dekat. Gambaran tentang kapal sungai berjenis ketek disajikan pada gambar 6.5

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6-5


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 6.5
Kapal Sungai Berjenis Ketek

Keberadaan kapal ketek ini dapat ditemui hampir di semua dermaga, baik yang berada dalam kota Palembang
maupun di kota-kota lain. Dari survey yang telah dilakukan pada Agustus 2008, dapat diamati bahwa hampir
semua dari ketek yang beroperasi memiliki izin atau sertifikat keselamatan bagi nahkoda. Dan kelengkapan
tersebut didapat pada tahun 2007 kemarin dimana Dinas Perhubungan Kota Palembang membagikan secara
cuma-cuma perlengkapan keselamatan bagi kapal ketek seperti life jacket dan pelampung. Dari data tahun
2007 terlihat adanya sejumlah 101 izin trayek bagi pengoperasian ketek yang dikeluarkan oleh Dinas
Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan.

Sementara dari data lapangan dapat tercatat bahwa rata-rata kapal ketek yang beroperasi terutama untuk
trayek dalam kota Palembang, masih berusia lebih dari 5 tahun atau paling tidak merupakan kapal buatan
tahun 2000.

Operasional kapal ketek dilakukan dengan cara mangkal pada dermaga tertentu untuk menunggu penumpang,
dan hanya dapat mengambil penumpang di tempat kapal tersebut bersandar, jadi setelah mengantar
penumpang ke tempat tujuan maka ketek tersebut kembali ke pangkalannya dalam kondisi kosong. Dan
mengingat cukup banyak kapal ketek yang bersandar maka kapal akan segera berangkat begitu ada
penumpangnya, namun di satu dua tempat sudah lebih tertata dengan sistim antri yaitu kapal yang datang
lebih dulu akan mendapat prioritas pengisian penumpang dengan batas tertentu misal lima atau enam orang,
dan setelah berangkat tempatnya diisi oleh kapal dibelakangnya, lalu saat kembali lagi dalam kondisi kosong
kapal tersebut mengisi tempat antrian yang paling belakang, demikian seterusnya saling susul menyusul.
Retribusi biaya standar yang dikenakan pada kapal ketek adalah Rp. 500 per hari, dan itu dibayarkan secara
langsung setiap hari di dermaga tempat mangkal.

Pada umumnya kapal-kapal ketek tersebut dibuat di beberapa galangan kapal yang terdapat di sepanjang
Sungai Musi. Dengan usaha galangan kapal yang dijalankan dengan cara tradisional dan sangat sederhana
serta dikelola oleh satu keluarga secara turun temurun, satu kapal ketek berbahan sekitar 2 meter kubik kayu
meranti dapat diselesaikan selama 15 hari oleh satu orang tukang dibantu satu orang tenaga kasar.

Untuk kelengkapan administrasi hanya disertakan surat jual beli, sementara sertifikat keselamatan dan
registrasi kapal diurus sendiri oleh pembeli atau pemilik kapal.

4. Tugboat

Kapal ini merupakan kapal penarik atau pendorong kapal Tongkang dan dibedakan menjadi Tug Boat Besi
yang ukurannya besar dan Tug Boat Kayu yang sedikit lebih kecil, dan selalu berlabuh di pelabuhan atau
dermaga/pangkalan khusus milik perusahaan dan industri, atau pada pangkalan-pangkalan pasir yang
umumnya dikelola oleh swasta, mengikuti berlabuhnya kapal Tongkang. Gambaran tentang kapal sungai
berjenis Tugboat disajikan pada gambar 6.6

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6-6


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 6.6
Kapal Sungai Berjenis Tugboat

5. Tongkang

Berdasarkan fungsinya kapal Tongkang baik itu Tongkang Besi yang ukurannya besar maupun Tongkang
Kayu yang sedikit lebih kecil. Tongkang adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut hasil tambang,
industri olahan dan hasil hutan seperti batu bara, karet, kayu, pasir dan lain-lain. Kapal ini tidak bermesin
biasanya berlabuh di pelabuhan atau dermaga/pangkalan khusus milik perusahaan dan industri, atau pada
pangkalan-pangkalan pasir yang umumnya dikelola oleh swasta. Gambaran kapal sungai berjenis Tongkang
dapat disajikan pada gambar 6.7

Gambar 6.7
Kapal Sungai Berjenis Tongkang

6. Sampan

Kapal ini merupakan angkutan sungai yang paling tradisional karena memang sudah ada sejak manusia
mengenal sistem transportasi air. Kapal tidak bermotor yang paling kecil ukurannya dibanding dengan kapal
sungai yang lain ini sudah jarang keberadaannya di kota Palembang, karena memang karakteristik sungai
yang lebar dengan lalu lintas air yang lebih didominasi kapal-kapal bermesin, juga karena sampan lebih
bersifat individual. Untuk saat ini kapal kayu yang sangat sederhana ini dapat ditemui di daerah pedalaman
dan biasanya dimiliki oleh perorangan serta digunakan sebagai sarana untuk transportasi pribadi seperti
memancing dan lain-lain. Gambaran kapal sungai berjenis Sampan dapat disajikan pada gambar 6.8

Gambar 6.8
Kapal Sungai Berjenis Sampan

6.4 Konsidi Transportasi Sungai dan Danau di Kalimantan Selatan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6-7


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Jukung dan kelotok adalah alat transportasi di Sungai Barito yang paling populer, Petersen (2001) secara
detail menggambarkan jenis jukung di Sungai Barito beserta bahan-bahan dasar dan cara pembuatannya,
adapun jenis jukung tersebut adalah : Jukung Sudur Jukung Rangkan, Jukung Patai, Jukung Hawaian, Alkon,
Jukung Rombong, Klotok Halus, Feri, Klotok Baangkut Barang, Jukung Nalayan, Jukung Tiung, Jukung
Raksasa, Motorbot. (Mengenai penjelasan masing-masing Jukung, lihat Petersen, Jukung dari Dataran
Rendah Barito, 2001)

Dari semua jenis jukung tersebut, ada beberapa paling populer bagi masyarakat Sungai Barito sementara
sebagian lainnya jarang digunakan. Sebelum membahas tentang jenis angkutan sungai, terlebih dahulu
dikemukakan ada 2 (dua) bagian utama dari kapal sungai, yakni haluan dan ngambudi. Haluan merupakan
bagian depan kapal, tempat juragan kapal menyetir. Setiran dihubungkan dengan tali yang digulungkan
kemudian pada dua sisi kapal tempat tali tersebut akan diikat pada dua ujung sampan pada buritan. Selain tali
untuk sampan, ada satu tali berhubungan dengan mesin kapal. Di sebut tali gas, jika ditarik kecepatan kapal
akan bertambah namun jika diulur kecepatannya akan melemah hingga mesin menjadi mati. Apabila jenis
kapal menggunakan kopling untuk maju, mundur dan prai (tidak jalan), akan menggunakan satu lagi di ujung
tali bagian mesin dihubungkan ke sebuah lonceng. Apabila loncengnya berbunyi satu kali “teng”, maka
kopling harus prai, bila lonceng berbunyi dua kali, “teng, teng” maka kapal harus maju, kalau lonceng
berbunyi tiga kali “teng, teng, teng” berarti kapal harus mundur. Adapun ngambudi adalah buritan kapal,
terdiri dari mesin kapal dan bagian terakhir di belakang kapal terdiri dari roda dan sampan kapal. Dengan
kata lain, ngambudi adalah tempat untuk mesin mendorong kapal untuk bergerak sedangkan haluan mengatur
kecepatan kapal sekaligus arah bergeraknya kapal.

Berdasarkan penggunaannya terdapat 3 (tiga) jenis kapal, yakni Kapal Tarik, Kapal Barang dan Angkutan
Pribadi, sebagai berikut:

1. Kapal Tarik

Jenis kapal ini digunakan untuk menarik angkutan besar, Petersen menyebutnya dengan istilah Kapal Tunda,
atau Tog Boat semua bahan dasarnya terbuat dari besi. Kapal Tunda/Tug Boat tersebut digunakan untuk
menarik tongkang berisi batu-bara atau kayu (log) tebangan dari hulu Sungai Barito. Sesuai dengan
kegunaannya, kapal tarik mempunyai kekuatan besar untuk membawa beban. Bisa juga digunakan untuk
menarik lanting (rakit kayu), umunya lebih kecil dari pada kapal tarik untuk tongkang. Sebab menarik
lanting diperlukan kapal-kapal tarik dengan jenis lain, menggunakan mesin diesel (kelotok) dengan haluan
lebih lancip dan buritan tumpul gunanya supaya lebih mudah berputar dan tidak hanya menarik juga
berfungsi mendorong.
Lanting berisi jejeran batang kayu panjangnya mencapai seratus meter lebih, di kelokan-kelokan Sungai
Barito mesti hati-hati untuk menariknya. Resiko ceroboh adalah tali-tali mengikat kayu bisa putus, kalau
terjadi batang kayu akan berhamburanh atau lanting mengenai pemukiman penduduk. Jadi meskipun
kekuatan mesin kapal bisa menarik dengan kuat dan cepat, diperlukan kehati-hatian agar tidak beresiko
kecelakaan di Sungai Barito.

2. Kapal Barang

Digunakan khusus untuk mengangkut barang, termasuk hasil hutan di dalam kapal tersebut. Terbuat dari besi
adalah kapal tanker, oleh penduduk di sebut Kapal Tampak karena haluannya tumpul digunakan untuk
mengangkat minyak atau kendaraan alat berat, seperti derek, stom, eskavator dan lain-lain. Kemudian terbuat
dari kayu, semua dinding terbuat dari papan dan atapnya menutupi keseluruhan dari kapal tersebut. Kapal
Dagang, isinya barang-barang (sembako) untuk diperjualbelikan kepada penduduk di sepanjang DAS Barito.
Kapal Dagang biasanya datang dari Banjarmasin.

Dari arah berlawanan yakni hulu, kapal dagang sejenis digunakan untuk mengangkut rotan untuk dijual ke
Banjarmasin. Jenis angkutan dari hulu ini, bisa seluruh kapal menggunakan atap bisa juga di bagian
ngambudi, bagian haluannya saja atau bagian ngambudi dan haluan menggunakan atap di tengah kapal
dibiarkan terbuka untuk lebih memudahkan memuat dan mengeluarkan barang.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6-8


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Jenis lain, adalah Jukung Tiung, bentuknya tidak dibuat serapi dan sehalus kapal barang lainnya. Jukung
Tiung dibuat terbuka tanpa atap penutup, kalau pun ada hanya sedikit untuk menutupi mesin kapal
(ngambudi). Bahkan kebiasaan jukung tiung tidak dilengkapi mesin, karena digandeng kapal tunda. Jukung
Tiung digunakan untuk memuat papan, pasir dan bebatuan atau jenis material yang tahan hujan dan panas.
Kemudian Kapal Fery adalah jenis angkutan untuk menyeberangkan motor atau mobil di sungai Barito,
meskipun sudah ada jembatan Barito yang menghubungkan dua daratan yang berseberangan namun satu
jembatan penyebarangan saja tidak memadai untuk DAS Barito yang begitu panjang.

Jenis lain adalah kapal Camplon, merupakan nama lain dari kapal Pinisi, biasanya berasal dari Indonesia
Timur, dari Makassar dan Madura keperluan kapal Camplon hanya untuk membuat hasil hutan Kalimantan
berupa galam dan papan.

3. Kapal Taksi

Kapal taksi, kalau model angkutan darat seperti bus, angkot, metromini dan lain sebagainya. Beberapa tahun
lalu antara tahun 1980-an dan menjelang tahun 2000 paling populer di Sungai Barito disebut masyarakat
yakni Taksi Barito, adalah jenis bis air, kapal dengan bertingkat dua bisa mengangkut ratusan orang. Taksi
Barito mengangkut penumpang dari Hulu Sungai Barito hingga tujuan akhir kota Banjarmasin. Di dalam
kapal disediakan beberapa puluh ranjang, tentu dengan bayaran ekstra, bagi penumpang biasa bisa lesehan
duduk berdempetan kalau penumpangnya sedikit bisa berbaring. Di dalamnya disediakan televisi video,
memutar berbagai film untuk membuang rasa jenuh di dalam kapal, juga disediakan warung nasi di buritan
kapal. Juga tersedia jamban, yang kotoran langsung jatuh ke dalam sungai Barito.

Kapal taksi jenis tercepat adalah speedboat terbuat dari fiberglass, bisa mengangkut penumpang 25 hingga
30 orang. Penumpangnya memiliki kesan mewah, atau bisa dikatakan sebagai angkutan kelas satu sebab
selain cepat, barang bawaan terbatas juga tarif penumpang lebih mahal dari angkutan lain. Di bawah
speedboat adalah longboat sesuai namanya bentuknya hanya lebih panjang dan memuat penumpang lebih
banyak namun kalah cepat dengan speed boat.

Jenis berikutnya adalah Masin Motor atau motorboat panjangnya mencapai 25 meter lebih besar dari
longboat bisa mengangkut penumpang 100 hingga 150 orang. Masin motor dikembangkan dari bakal jukung
yang khusus untuk motorboat. Selain di bukanya jalan darat ke beberapa ibukota Kabupaten di sepanjang
Sungai Barito. Keberadaan motorboat ini pada akhirnya menggeser keberadaan Taksi Barito dan longboat,
karena lebih praktis dan cepat.

Selanjutnya adalah kapal getek, adalah jenis kelotok yang fungsinya khusus untuk mengangkut orang. Getek
beroperasi pada kawasan kota Marabahan, untuk membawa penumpang dari desa-desa sekitar kota tersebut.
Di banding taksi Barito, Speedboat, motorboat kemampuan getek membawa penumpang lebih sedikit, karena
digunakan untuk angkutan sungai jarak dekat.

4. Angkutan Pribadi bernama Kelotok, Ces, Taletek dan Jukung

Angkutan pribadi yang saya maksud adalah angkutan sungai yang paling banyak di miliki orang Bakumpai
adalah kelotok, bahan dasarnya terbuat dari jukung hanya saja karena ukurannya lebih besar maka jukung
dibuat dari batang pohon kayu besar. Ketika jukung besar dipasang mesin diesel sebagai tenaga penggerak,
maka namanya berubah menjadi kelotok. Penggunaan kelotok selain angkutan pribadi atau keluarga,
maksimal hanya bisa memuat belasan orang saja bisa digunakan membawa hasil alam berupa buah-buahan,
padi juga mengangkut manusia untuk keperluan tertentu seperti berobat dan pergi ke pasar, silaturrahmi atau
menghadiri acara perkawinan maupun hiburan di desa lain.

Ada kelotok khusus untuk berjualan, dinamakan jukung rombong ada yang menggunakan mesin diesel dan
bisa juga di kayuh saja. Di daerah muara Sungai Barito, barang dagangan dalam jukung rombong adalah
minuman hangat seperti teh, kopi, susu dan sejenisnya. Juga menjual kue-kue khas Banjar, cara
mengambilnya menggunakan tongkat diujungnya ada paku untuk menancapkan kue-kue tersebut. Di
pedalaman sungai Barito, jukung rombong semuanya beratap dan menjual makanan seperti gado-gado dan
soto. Pembelinya menunggu di batang sambil membawa piring, bisa juga masuk ke dalam jukung untuk
makan disitu.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6-9


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Mesin kelotok adalah digerakkan oleh mesin diesel berbahan bakar solar, mesin diesel tersebut pada awalnya
menggunakan mesin buatan Jepang. Mesin diesel berbahan bakar solar tersebut dihidupkan menggunakan
engkol berbentuk huruf “L” yang diputar pada bagian depan mesin dalam kecepatan putaran tertentu engkol
dilepas dan mesin akan hidup, sebagai pendinginnya diperlukan air yang dipompa melalui tekanan roda di
bagian belakang dihubungkan dengan selang ke dalam bagian mesin paling bawah, air akan keluar bagian
atas mesin yang juga dihubungkan dengan pipa selang untuk mengeluarkan air keluar.

Perbedaan jenis mesin, membedakan nama jenis angkutan sungai, sebab selain mesin diesel yang praktis lagi,
ada mesin jenis lain yabng menghidupkannya dengan cara ditarik dan menggunakan pendingin dari kipas
angin dalam mesin tersebut yang dinamakan ces. Bahan bakar mesin ces terdiri dari bermacam BBM
tergantung jenisnya, namun ada yang memakai bahan baar minyak tanah, bensin dan ada juga solar.

Ces selain mudah menghidupkannya, beratnya lebih ringan dari mesin diesel. Mesin ces kalau di perkotaan
saya lihat dipakai untuk mesin untuk memutar tabung angin pada tempat tambal ban, atau pompa air bahan
bakarnya bisa bensin atau minyak tanah. Sehingga kalau sudah selesai memakainya, pemilik ces bisa
melepaskan mesin dan menyimpan di dalam rumah sehingga tidak khawatir akan hilang dicuri, maupun
tenggelam. Kapal Ces hanya mampu menampung beberapa orang saja, namun lebih praktis digunakan.

Pengaruh negara besar dunia, nampaknya juga memberi dampak kepada pemilik angkutan Sungai Barito
terutama masyarakat pedesaan. Cina muncul sebagai saingan Jepang memproduksi mesin kelotok, tentunya
dengan harga lebih murah meskipun kualitas masih di bawah. Mesin Diesel China masuk menjelang tahun
2000 dan Orang Bakumpai dengan kemampuan terbatas mulai beralih kepada mesin diesel buatan Cina,
meskipun daya tahan mesin agak kurang namun suku cadangnya mudah ditemukan sehingga merk-merk
Jepang mulai redup di perairan Sungai Barito. Karena kualitasnya dibawah mesin buatan Jepang, selalu saja
ada kerusakan di sana sini. Sehingga lebih sering memeriksa mesin, terutama bagian baut banyak yang
longgar. Oleh orang Bakumpai, bagian mesin sering berbunyi “tek, tek” apabila kepanasan, maka untuk
jukung dengan mesin diesel keluaran Cina dinamakan Taletek.

Baik kelotok, ces, atau taletek karena jenis angkutan air maka tidak dihindari lagi kemukinan air akan masuk
ke dalam kapal. Kapal besar biasanya menggunakan pompa untuk membuang air, untuk kelotok, ces dan
taletek membuang air menggunakan kompa got. Yakni bagian ngambudi badan jukung, biasa di depan mesin
di bor hingga tembus dengan kemiringan tertentu namun kemiringannya mengarah mengikuti arus air.
Setelah di bor dimasukkan selang, yang di ujung tembusannya dibuat runcing sementara di bagian dalam
selang dipotong sejajar dengan badan kapal. Ketika kapal sedang melaju, otomatis terbuka udara akibat ruang
kosong di bagian bawa kapal sehingga itulah yang meyedot air di kapal keluar lewat bawah. Ketika kapal
berhenti, lobang kompa got harus ditutup agar air tidak masuk ke dalam kapal.

Sebenarnya jukung dalam keseharian orang Bakumpai, adalah perahu kecil yang untuk menggerakkannya
digunakan besei (sampan). Jukung paling banyak dimuat oleh 3 orang dewasa, kecuali jenis Jukung Sudur
namun sudah langka ditemukan. Mengayuh jukung dengan besei kalau tidak bisa, sama saja dengan orang
belajar naik sepeda, kalau tidak jalannya berbelok-belok kemungkinan besar bisa terbalik. Balik mengontrol
jukung adalah duduk di ngambudi, agar keseimbangan jukung bisa dikendalikan.

Berikut disajikan beberapa jenis kapal sungai yang beroperasi di Sungai Barito, sebagaimana gambar 6.9

Gambar 6.9
Beberapa Jenis Kapal Sungai yang Beroperasi di Sungai Barito

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 10


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Karakteristik kapal sungai yang beroperasi, nama dermaga dan rute pelayanan angkutan sungai di Provinsi
Kalimantan Selatan disajikan pada tabel 6.4 dan 6.5.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 11


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Tabel 6.4
Karakteristik Kapal Sungai di Provinsi Kalimantan Selatan
Kapasitas Kec
No Jenis Kapal Panjang Lebar Jenis Kekuatan Isi Kotor Jenis Jenis
Barang Rata2
(m) (m) Bahan Mesin (PK) (m3) Mesin Penggerak
(ton) Pnp (org) (km/jam)
1. Motor Getek/Klotok 13 2 Kayu Ulin 05 - 15 < 15 Diesel Dumpeng < 05 < 18 07 - 12
2. Motor Boat :
- Bus Air 22,55 4,98 Kayu Ulin 75 - 200 < 200 Diesel Yamaha < 10 < 200 12 - 15
- Truk Air - - Kayu Ulin - - Diesel Kubota 20 - 70 - -
3. Kapal Tunda 16 2,5 Kayu Ulin < 100 20 - 50 Diesel Kubota - - 30 - 60
4. Speed Boat 5,5 1,75 Fiber Glass < 200 01- 05 Premium Yamaha - < 14 < 40
Plywood
5. Motor Tempel 10,75 1,35 Kayu Ulin < 85 05 - 10 Premium Yamaha - < 60 20 - 30
Diesel Kubota
6. Tongkang
- Tongkang Besi 22 5,3 Besi - 50 - 90 - - 50 -130 - -
- Tongkang Kayu 16,25 2,8 Kayu Ulin - 20 - 50 - - 15 - 35 - -
Sumber : Dishub Kota Banjarmasin

Tabel 6.5
Nama Dermaga dan Rute Angkutan Sungai di Provinsi Kalimantan Selatan
Jenis yg
No Dermaga Lokasi Sungai Lasifikasi Dermaga Rute Jenis Sarana
Diangkut
1. Banjar Raya Barito Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Buntok - M.Tewe - P.Cahu Pnp & Barang Bis Air
2. Ujung Panti Barito Lintasan/Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Buntok - M.Tewe - P.Cahu Pnp & Barang Bis Air
B.Masin - Anjir - K. Kapuas - P. Raya Pnp & Barang Kapal Motor

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 12


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Jenis yg
No Dermaga Lokasi Sungai Lasifikasi Dermaga Rute Jenis Sarana
Diangkut
B.Masin - Marbahan - Margasari - Negara . Pnp & Barang Kapal Motor - Bis Air
3. Marabahan Barito Lintasan/Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Buntok - M.Tewe - P.Cahu Pnp & Barang Bis Air
B.Masin - Marbahan - Margasari - Negara Pnp & Barang Kapal Motor - Bis Air
Marabahan - Kuripan PNP Speed Boat
4. Kuripan Barito Lintasan/Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Buntok - M.Tewe - P.Cahu Pnp & Barang Bis Air
D.Panggang - K.Kapuas - P.Raya PNP & BARANG Bis Air
Kuripan - Marabahan PNP Speed Boat
5. Ujung Murung Martapura Keberangkatan/Kedatangan B. Masin – Tamban Pnp & Barang Kapal Motor
B.Masin - Pagatan / Mendawai Pnp & Barang Kapal Motor
B.Masin - Mengkatif - Jenamas Pnp Speed Boat
B.Masin - Belawang - Berambai Pnp & Barang Kapal Motor
6. Pasar Lima Martapura Keberangkatan/Kedatangan B.Masin – Negara Pnp & Barang Bis Air
B.Masin – Tamban Pnp & Barang Kapal Motor
B.Masin – Tabunganen Pnp & Barang Kapal Motor
B.Masin – Catur Pnp & Barang Kapal Motor
B.Masin - Tanipah Pnp & Barang Kapal Motor
B.Masin - Tamban – Terusan Pnp & Barang Kapal Motor
7. Tamansari Martapura Keberangkatan/Kedatangan B. Masin – Tamban Pnp & Barang Kapal Motor
B.Masin - Catur Pnp & Barang Kapal Motor
8. Martapura Martapura Keberangkatan/Kedatangan
9. Alalak Awang Lintasan
10 Handil Bakti Handil Bakti Keberangkatan/Kedatangan
11. Tamban Km. 4 Anjir Tamban Lintasan/Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Tamban - Terusan / K. Kapuas Pnp & Barang Kapal Motor
12. Tamban Km.6 Anjir Tamban Lintasan/Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Tamban - Terusan / K. Kapuas Pnp & Barang Kapal Motor
(Pasar )
13. Mekarsari Km.12 Anjir Tamban Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Terusan / K. Kapuas Pnp & Barang Kapal Motor
( Pasar )
14. Anjir Muara Anjir Serapat Lintasan/Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Anjir - K. Kapuas - P. Raya Pnp & Barang Kapal Motor

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 13


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Jenis yg
No Dermaga Lokasi Sungai Lasifikasi Dermaga Rute Jenis Sarana
Diangkut
Km.25
15. Anjir Pasar Km. Anjir Serapat Lintasan/Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Anjir - K. Kapuas - P. Raya Pnp & Barang Kapal Motor
18
16. Margasari Negara Lintasan/Keberangkatan/Kedatangan B.Masin - Buas-Buas – Negara Pnp & Barang Kapal Motor - Bis Air
17. Negara Negara Keberangkatan/Kedatangan B.Masin – Negara Pnp & Barang Bis Air
18. Babirik Negara Keberangkatan/Kedatangan Negara - Babirik – Alabio Pnp & Barang Truk Air
Negara - Babirik - Danau Panggang Pnp & Barang Truk Air
19. Amuntai Negara Keberangkatan/Kedatangan Negara - Babirik – Amuntai Barang Truk Air
Amuntai - Babirik - Danau Panggang Barang Truk Air
20. Danau Panggang Rintisan Lintasan/Keberangkatan/Kedatangan Danau Panggang – Jenamas Pnp Speed Boat
Danau Panggang - K. Kapuas - P. Raya Pnp & Barang Truk Air
Babirik - Danau Panggang - Alabio Pnp & Barang Truk Air
Sumber : Dishub Prov Kalsel, 2009

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 14


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

6.5 Kondisi Transportasi Sungai dan Danau di Kalimantan Timur


1. Kondisi Umum Angkutan SDP

Beberapa wilayah di Kalimantan Timur hanya dapat dilalui dengan menggunakan transportasi sungai,
khususnya Sungai Mahakam. Bahkan, transportasi sungai masih menjadi andalan bagi pengangkutan barang
di Kalimantan Timur. Panjang sungai ini mencapai 920 km. Beberapa anak sungai yang bermuara di Sungai
Mahakam di antaranya Sungai Tenggarong, Sungai Belayan dan Sungai Lawa.

Menyusuri tepian Sungai Mahakam, kita akan menemukan berbagai aktivitas sosial masyarakat yang
wilayahnya dilintasi sungai tersebut. Aktivitas tersebut misalnya pemanfaatan sungai sebagai sarana
transportasi untuk angkutan penumpang dan barang, serta hasil bumi yang diperdagangkan antarpulau dan
diekspor ke berbagai negara, aktivitas nelayan pencari ikan, dan kegiatan jual beli ikan hasil tangkapan.

Sebagian besar daerah hulu Sungai Mahakam hanya dapat dijangkau dengan menggunakan ketinting atau
perahu motor, juga taksi air (kapal) jarak jauh. Pelabuhan Mahakam Hulu, menjadi titik keberangkatan kapal
motor jarak jauh menuju sejumlah daerah di antaranya Melak, Long Iram, Long Bagun yang jarak
tempuhnya antara satu hingga dua hari.
Berikut disajikan sarana transportasi sungai yang beroperasi di Sungai Mahakam, sebagaimana gambar 6.10

Gambar 6.10
Sarana Transportasi Sungai di Sungai Mahakam

Sungai Mahakam menjadi penghubung kota-kota di pesisir dengan kota kecil dan kampung-kampung di
pedalaman. Sungai Mahakam yang berhulu di bagian Barat Laut Kaltim tersebut, menjadi ‘jalur emas’ yang
perannya tak terkira dalam kehidupan penduduk di sepanjang pantainya (orang yang tinggal di sepanjang tepi
Sungai Mahakam, selalu menyebut Pantai Mahakam untuk daerah mereka).

Aneka macam alat transportasi sungai yang ada di Kaltim, untuk transportasi jarak jauh, katakanlah dari Kota
Samarinda menuju ke arah hulu, misalnya ke kota Muara Lawa, maka orang biasanya memakai Bus Air.
Kota Muara Lawa sendiri adalah ibukota Kecamatan Muara Pahu. Kota kecil yang tidak dialiri lagi oleh
Sungai Mahakam, tetapi terbelah oleh sungai Kedang Pahu, yang merupakan anak Sungai Mahakam.

Selain mengangkut penumpang, Bus Air biasanya juga menjadi alat angkutan untuk pelbagai keperluan
penduduk. Sembako, alat-alat elektronik, dan bahan bakar minyak (BBM) adalah barang-barang yang sangat
lazim ditemukan di atas kapal yang hendak menghulu ke arah pedalaman. Sementara dari arah hulu ke hilir,
rotan, pelbagai jenis kerajinan tangan, dan ikan air tawar yang sudah diasinkan, bisanya menjadi komoditas
yang diangkut dalam Bus Air.

Menaiki Bus Air bagi orang yang bukan asli Kalimantan, mungkin merupakan sebuah pengalaman menarik
yang menawarkan berjuta kenangan. Kondisi alam tropis di Kalimantan yang masih hijau; sepanjang jalan
mata kita memandang sungai dan pepohonan tropis; bahkan kalau beruntung mungkin akan melihat ikan
pesut yang meloncat keluar dari dalam air, atau monyet-monyet yang bergelantungan di pohon-pohon di tepi
sungai. Sesekali Bus Air berhenti di perkampungan tepi sungai orang Dayak. Menurunkan satu atau beberapa
orang penumpang atau muatan. Dan kemudian kembali berjalan lagi. Para penumpang sendiri, biasanya
melakukan pelbagai aktivitas di atas Bus Air untuk membunuh waktu. Mulai dari ngobrol dengan para
penumpang yang lain, bersantap di kantin kapal, nonton televisi, dan berkaraoke. Meski tampaknya, aktivitas
berkaraoke tidak dapat dinikmati maksimal karena deru mesin kapal yang cukup memekakkan.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 15


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Karena waktu tempuh dari dan ke pedalaman cukup lama, misalnya saja dari Kota kecil Muara Lawa di tepi
Sungai Kedang Pahu hingga sampai di Samarinda, dengan ongkos 100 ribu rupiah per orang, sebuah Bus Air
membutuhkan waktu menghilir selama kurang lebih 17 jam. Dan waktu yang lebih banyak dibutuhkan untuk
arah sebaliknya. Untuk mencapai Muara Lawa dari Samarinda, dibutuhkan waktu kurang lebih 20 jam. Selai
karena gerakan Bus Air yang melawan arus sungai, juga karena aktivitas bongkar barang di beberapa kota
yang dilalui.

Selain Bus Air, speed boat, menjadi salah satu alat transportasi yang lazim digunakan pada sepanjang Pantai
Mahakam dan anak-anak sungai yang bermuara di Mahakam. Tetapi biasanya speed boat dipakai untuk
kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak. Hal ini disebabkan ongkos speed boat yang mahal. Speed
boat dengan kekuatan 85 PK (PK: tenaga kuda.

Alat transportasi lain adalah ces. Ces adalah kapal motor tempel. Ces terbuat dari kayu dengan panjang
bervariasi, sekitar 6 sampai 12 meter. Dan lebar biasanya sekitar 1 meter. Pada bagian belakang ces dipasang
mesin tempel yang bisa dipasang-bongkar. Mesin tempel ini bervariasi juga kekuatannya, umumnya mulai
dari 5 hingga 10 PK. Ces menjadi kendaraan sehari-hari para penduduk yang berdiam di tepi sungai. Para
penuduk biasanya memaki ces untuk aktivitas bepergian ke ladang-ladang mereka. Badan ces yang ramping
menyebabkan ia dapat dengan mudah menyusuri sungai-sungai kecil. Bahkan ces juga sering dipakai oleh
penduduk untuk memasuki rawa-rawa. Selain ke ladang, ces juga biasanya dipakai untuk aktivitas
memancing, menjala dan menangguk ikan di sungai dan rawa. Long boat adalah varian lain dari ces dengan
badan yang lebih panjang dan kekuatan mesin yang lebih besar.

Selain itu, masih ada perahu tradisional dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih ceper.. Perahu ini biasanya
mengarungi sungai-sungai dengan dayung sebagai sumber energinya. Biasanya hanya ditumpangi oleh dua
orang, di depan dan di belakang, dengan masing-masing orang memegang dayung. Kalau ces dan long boat
terbuat dari sambungan papan dan aneka bentuk kayu lainnya sehingga dibutuhkan lem disela-sela
sambungan kayu, maka perahu biasanya dibuat dari kayu utuh yang dilobangi sedemikian rupa, jadi tanpa
sambungan.

Jenis lain adalah ponton. Tetapi ponton ini biasanya secara spesifik digunakan untuk mengangkut kayu dan
barang-barang tambang seperti batubara dan konsentrat lainnya. Atau juga digunakan untuk mengangkut
alat-alat berat seperti traktor untuk kebutuhan perusahan kayu dan tambang dari kota ke pedalaman.

Dalam menjalani kesehariannya yang akrab dengan sungai dan alat transportasi air, maka para penduduk
mengembangkan strategi dalam kehidupan mereka. Karena topografi Kalimantan umumnya adalah datar
sampai hampir datar (flat – almost flat), maka pola penyaluran yang berkembang adalah pola penyaluran
yang sudah berstadia dewasa – tua. Hal ini ditandai dengan sungai-sungainya sudah membentuk mender-
mender (kelokan-kelokan sungai yang melebihi setengah lamda grafik sinusoidal), pada kelokan-kelokan
sungai biasanya penduduk membuat terusan-terusan. Terusan ini memperpendek jarak yang ditempuh,
karena ces-ces mereka tidak perlu berputar mengikuti kelokan-kelokan sungai, tetapi cukup mengambil jalan
potong berupa terusan artifisial yang memotong di leher kelokan. Strategi ini dapat memperpendek jarak
yang harus ditempuh sepanjang berpuluh-puluh kilometer.

2. Jenis dan Ukuran Kapal

Sungai Mahakam dilayari oleh beberapa jenis dan ukuran kapal sungai yang mayoritas adalah kapal – kapal
kayu yang dibuat secara tradisional oleh para pengrajin setempat. Kapal - kapal yang berukuran besar dan
sedang ( ≥ 7 GT ) kebanyakan berfungsi sebagai kapal Barang Penumpang sedangkan kapal – kapal yang
berukuran ≤ 7 GT cenderung berfungsi sebagai kapal penumpang. Sedangkan jenis angkutan sungai yang
beroperasi di alur sungai Mahakam adalah sebagaimana berikut :

a. Ketinting.

Kapal ketinting termasuk jenis angkutan sungai dan merupakan kapal tradisional yang dibuat dari kayu dan
berfungsi sebagai kapal pengangkut penumpang untuk penyeberangan di sungai mahakam. Ciri khas kapal
ini adalah memiliki penutup (shelter) sepanjang 2/3 dari panjang kapalnya. Awalnya kapal ini

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 16


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

memiliki tenaga penggerak jenis outboard engine namun sekarang sudah menggunakan inboard engine yang
bertenaga kecil sekitar 6 PK.

Gambar 6.11
Kapal sungai jenis Ketiting

Secara umum ukuran utama untuk kapal jenis ketinting adalah sbb:
1) Panjang keseluruhan, Length Overall ( Loa ) lk 8.60 m.
2) Lebar kapal, Breadth ( B ) lk 1.80 m.
3) Tinggi kapal, Depth ( D ) lk 0.74 m.
4) Tonase kotor, Gross Tonage ( GT ) lk 2 GT.

b. Kapal Angjutan Pasir / Umum.

Kapal angkutan pasir yang juga disebut masyarakat sebagai angkutan Umum ini termasuk jenis angkutan
sungai dan merupakan kapal tradisional yang dibuat dari kayu oleh para pengrajin setempat , berfungsi
sebagai kapal untuk mengangkut pasir dan barang di alur sungai mahakam. Kapal ini digerakkan dengan
motor diesel (motor dalam ) yang berkekuatan sekitar 30 PK.

Gambar 6.12:
Kapal sungai jenis Angkutan Pasir/Umum.

Secara umum ukuran utama untuk kapal jenis angkutan pasir adalah sbb:
1) Panjang keseluruhan, Length Overall ( Loa ) lk 14.80 m.
2) Lebar kapal, Breadth ( B ) lk 3.56 m.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 17


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3) Tinggi kapal, Depth ( D ) lk 1.20 m.


4) Tonase kotor, Gross Tonage ( GT ) lk 16 GT.

c. Bis Air

Bis air juga termasuk jenis angkutan sungai dan juga merupakan kapal tradisional yang dibuat dari kayu oleh
para pengrajin setempat dan berfungsi sebagai kapal untuk mengangkut penumpang dan barang di sungai
mahakam. Kapal ini mampu mengangkut penumpang sebanyak lk 47 orang dan 41 ton barang, kapal ini
digerakkan dengan motor diesel yang berkekuatan sekitar 160 PK dan kebanyakan menggunakan jenis
marineized (modifikasi motor darat yang disesuaikan untuk perairan).

Gambar 6.13
Kapal sungai jenis Bis Air.

Secara umum ukuran utama untuk kapal jenis Bis Air adalah sbb:
1) Panjang keseluruhan, Length Overall ( Loa ) lk 25.24 m.
2) Lebar kapal, Breadth ( B ) lk 4.19 m.
3) Tinggi kapal, Depth ( D ) lk 1.60 m.
4) Tonase kotor, Gross Tonage ( GT ) lk 41 GT.

d. Kapal Gandeng

Kapal ini juga termasuk jenis angkutan sungai dan juga merupakan kapal tradisional yang dibuat dari kayu
dan berfungsi sebagai kapal penggandeng kapal yang memuat barang di sungai mahakam, sedangkan kapal
yang digandeng ini tidak memiliki tenaga penggerak utama. Kapal penggandeng ini digerakkan dengan
motor diesel yang berkekuatan mencapai 160 PK dan kebanyakan menggunakan jenis marinized ( modifikasi
motor darat yang disesuaikan untuk perairan ).

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 18


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 6.14
Kapal sungai jenis Kapal Gandeng.

Secara umum ukuran utama untuk kapal gandeng ini adalah sbb:
1) Panjang keseluruhan, Length Overall ( Loa ) lk 17.70 m.
2) Lebar kapal, Breadth ( B ) lk 4.00 m.
3) Tinggi kapal, Depth ( D ) lk 1.60 m.
4) Tonase kotor, Gross Tonage ( GT ) lk 30 GT.

e. Truk Air

Truk air ini juga termasuk jenis angkutan sungai dan juga merupakan kapal tradisional yang dibuat dari kayu
dan berfungsi hanya sebagai pengangkut barang di sungai mahakam, Kapal penggandeng ini digerakkan
dengan motor diesel yang berkekuatan mencapai 160 PK dan kebanyakan menggunakan jenis marinized
(modifikasi motor darat yang disesuaikan untuk perairan).

Gambar 6.15
Kapal Sungai jenis Truk Air

Secara umum ukuran utama untuk kapal jenis truk Air adalah sbb:
1) Panjang keseluruhan, Length Overall ( Loa ) lk 17.70 m.
2) Lebar kapal, Breadth ( B ) lk 4.00 m.
3) Tinggi kapal, Depth ( D ) lk 2.10 m.
4) Tonase kotor, Gross Tonage ( GT ) lk 30 GT.

f. Chess.

Ches adalah termasuk jenis angkutan sungai dan merupakan kapal tradisional berukuran kecil yang dibuat
dari kayu dan berfungsi sebagai ojek untuk penyeberangan dan angkutan jarak pendek di sungai mahakam.
Kapal ini degerakkan dengan outboard engine bertenaga kecil sekitar 4 PK.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 19


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 6.16
Kapal sungai jenis Chess

Secara umum ukuran utama untuk kapal jenis Ches ini adalah sbb:
1) Panjang keseluruhan, Length Overall ( Loa ) lk 8.00 m.
2) Lebar kapal, Breadth ( B ) lk 1.20 m.
3) Tinggi kapal, Depth ( D ) lk 0.70 m.
4) Tonase kotor, Gross Tonage ( GT ) lk 1 GT.

g. Kapal Penumpang

Kapal ini sebenarnya sejenis dengan Ketinting hanya saja trayeknya lain, bentuk badannya lebih ramping dan
bangunan atasnya juga lain, kapal ini termasuk jenis angkutan sungai dan merupakan kapal tradisional yang
dibuat dari kayu dan berfungsi sebagai kapal pengangkut penumpang untuk penyeberangan di sungai
mahakam. Awalnya kapal ini degerakkan dengan outboard engine namun sekarang menggunakan inboard
engine bertenaga kecil sekitar 6 PK.

Gambar 6.17
Kapal Sungai jenis Kapal Penumpang

Secara umum ukuran utama untuk kapal jenis ini adalah sbb:
1) Panjang keseluruhan, Length Overall ( Loa ) lk 8.60 m.
2) Lebar kapal, Breadth ( B ) lk 1.40 m.
3) Tinggi kapal, Depth ( D ) lk 0.74 m.
4) Tonase kotor, Gross Tonage ( GT ) lk 2 GT.

3. Peralatan Bongkar Muat dan Dermaga

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 20


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Pelabuhan angkutan sungai di sungai Mahakam belum difasilitasi dengan peralatan bongkar muat yang
konvensional (crane, gantry, forklift dll) oleh karena itu semua proses bongkar muat di dermaga angkutan
sungai dilakukan dengan secara manual yaitu dengan tenaga manusia (diangkat/dipikul secara gotong
royong). Peralatan sederhana seperti gerobak dorong digunakan untuk mengangkut barang yang berat atau
dalam jumlah banyak.

Gambar 6.18
Jenis Alat Angkat Tradisional

Samarinda memiliki lima pelabuhan angkutan sungai antara lain sbb :


a. Pelabuhan Pasar Pagi
b. Samarinda Sabrang.
c. Harapan Baru.
d. Tunjang dan
e. Lojanan.

Pelabuhan-pelabuhan tersebut dilengkapi dengan dermaga yang dibuat dari konstruksi kayu dan dibeberapa
tempat dilengkapi dengan ponton agar pada saat terjadi pasang surut dapat memudahkan proses bongkar
muat.

Gambar 6.19
Ponton Tempat Bongkar Muat

4. Kondisi Perairan Sungai Mahakam

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 21


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kondisi air sungai Mahakam agak keruh dan mengandung lumpur, dan bibir sepanjang sungai tidak diturap
dan panjang bibir sungai yang diturappun hanya sebatas dipelabuhan kota saja dengan konstruksi Beton
bertulang, pada tempat pemukiman masyarakat didaerah alur sungai tiang rumah penduduk merupakan
turapan tradisional.

Lebar sungai bisa mencapai 800 m dengan kedalaman diperkirakan sampai 12 meter dan dapat di lakukan
simpangan antara dua kapal besar yang sedang masuk atau keluar alur sungai Mahakam di Samarinda.

Gambar 6.20
Alur Sungai Mahakam

Gelombang yang terjadi karena akibat dari lajunya kapal-kapal saat ini tidak begitu berpengaruh karena pada
saat kapal melewati daerah pemukiman penduduk dialur sungai secara sadar langsung mengurangi laju
kecepatan kapalnya. Beberapa waktu lalu pada saat ramainya produksi olahan kayu didaerah alur sungai
Mahakam ini banyak balok kayu terapung dan menjadi penghalang angkutan sungai namun pada saat ini
sudah tidak terjadi lagi, adanya hanya tanaman terapung (enceng gondok) yang sudah tidak berarti lagi
terhadap operasional kapal sungai.

Alur sungai Mahakam ini dilalui oleh 3 (tiga) jembatan dengan ketinggian mencapai 12 meter dari
permukaan air sungai pada saat air pasang sehingga apabila ada kapal yang memiliki bangunan atas atau
tiang mast yang melebihi tinggi jembatan tersebut tidak dapat melewatinya.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 6 - 22


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 7 
Karakteristik SDM Awak Kapal Sungai  
dan Danau di Wilayah Studi 

7.1 Umum
Berhasil tidaknya suatu pelayanan mencapai visi dan misinya secara berkesinambungan sangat bergantung
pada kualitas SDM yang dimilikinya. Beberapa pakar di bidang SDM berpandangan bahwa SDM yang
berkualitas adalah SDM yang minimal memiliki empat karakteristik utama, yakni: (a) memiliki kompetensi
(knowledge, skill, abilities, dan experience) yang memadai, (b) komitmen pada organisasi, (c) selalu
bertindak cost effectiveness dalam setiap aktivitasnya, dan (d) congruence of goals, yaitu bertindak selaras
antara tujuan pribadinya dengan tujuan organisasi.

Bagi operator dan instansi pemerintah, tersedianya SDM yang berkualitas dan profesional merupakan suatu
syarat dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sesungguhnya di
dalam konsep ”berkualitas dan profesional” tersebut di dalamnya terkandung unsur kompetensi. Konsep
kompetensi sendiri merupakan kelanjutan dari konsep behavioral objective yang pada awal mulanya
dikembangkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1950 di Amerika. Konsep behavioral objective ini
menjelaskan bahwa spesifikasi tujuan sebagai perilaku yang dapat diobservasi secara langsung dan dapat
dicatat. Pada hakikatnya, konsep ini menggunakan pendekatan melakukan observasi dan menarik kesimpulan
yang dapat dipercaya dengan prinsip operasional, observasi yang dapat dipercaya, dan tidak ada tenggang
waktu interpretasi.

Berdasarkan pada pemikiran tersebut, komponen-komponen ataupun karakteristik yang membentuk sebuah
kompetensi menurut Spencer adalah sebagai berikut:
1. Motives, yaitu konsistensi berpikir mengenai sesuatu yang diinginkan atau dikehendaki oleh seseorang,
sehingga menyebabkan suatu kejadian. Motif tingkat laku seperti mengendalikan, mengarahkan,
membimbing, memilih untuk menghadapi kejadian atau tujuan tertentu.
2. Traits, yaitu karakteristik fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap informasi atau situasi tertentu.
3. Self Concept, yaitu sikap, nilai, atau imaginasi seseorang.
4. Knowledge, informasi seseorang dalam lingkup tertentu. Komponen kompetensi ini sangat kompleks.
Nilai dari knowledge test, sering gagal untuk memprediksi kinerja karena terjadi kegagalan dalam
mengukur pengetahuan dan kemampuan sesungguhnya yang diperlakukan dalam pekerjaan.
5. Skills, yaitu kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas fisik atau mental tertentu.

Komponen kompetensi motives dan traits disebut hidden competency karena sulit untuk dikembangkan dan
sulit mengukurnya. Komponen kompetensi knowledge dan skills disebut visible competency yang cenderung
terlihat, mudah dikembangkan dan mudah mengukurnya. Sedangkan komponen kompetensi self concept
berada di antara kedua kriteria kompetensi tersebut.
Untuk mengimplementasikan secara lebih operasional konsep kompetensi sebagaimana diulas di atas, maka
perlu dikembangkan sebuah model kompetensi yang di antaranya dapat merujuk pada beberapa konsep yang
sudah dikembangkan. Menurut Raymond J. Stone, model kompetensi memiliki tiga elemen kunci, yakni:
1. Underlying Characteristic, kompetensi merupakan bagian integral dari kepribadian seseorang.
2. Causality, kompetensi dapat memprediksi perilaku dan kinerja.
3. Performance, kompetensi memprediksikan secara nyata dan efektif (dalam hal ini minimal dapat
diterima) atau kinerja superior yang terukur sesuai dengan spesifik atau standar

7.2 Kualitas SDM Awak Kapal Sungai dan Danau


Kualitas sumber daya manusia yang baik sangat berperan penting dalam segala sektor. Sumber daya manusia
yang baik memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dan juga memiliki dedikasi serta pengabdian
dalam upaya pencapaian tujuan suatu perusahaan.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7-1


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Pelaut sebagai awak kapal merupakan sumber daya manusia yang memegang peranan sangat strategis dan
dominan di dalam suatu perusahaan pelayaran. Hal ini dikarenakan pelaut sebagai perencana, pelaksana dan
juga sebagai pengawas dalam tugas dan tanggung jawab disuatu armada perusahaan pelayaran. Seperti yang
telah ditetapkan dalam Pasal 5 ayat 6 UU RI No.17 Tahun 2008 tentang pelayaran bahwa :

“Mewujudkan sumber daya manusia yang berjiwa bahari, profesional, dan mampu mengikuti perkembangan
kebutuhan penyelenggaraan pelayaran“ dan “Memenuhi perlindungan lingkungan maritim dengan upaya
pencegahan dan penanggulan pencemaran yang bersumber dari kegiatan angkutan di perairan,
kepelabuhan, serta keselamatan dan keamanan”.

Berdasarkan Konvensi International STCW (Standard Trainning Certification Watchkeeping for Seafarer)
Code’78 Amendment’95 Annex I menyatakan bahwa kompetensi dan kriteria tenaga kerja pelaut yang akan
bekerja di atas kapal harus memiliki Sertifikasi Pelatihan (Trainning) yang Standar.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U2002 atau Nomor 232/U/2000
menjelaskan bahwa seorang yang berkompeten harus dapat memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
1. Landasan kemampuan pengembangan kepribadian.
2. Kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan (Know how dan know why)
3. Kemampuan berkarya (Know to do).
4. Kemampuan mensikapi dan berprilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri dan mengambil dan
mengambil keputusan secara bertanggung jawab (Capable to do ).
5. Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai – nilai
pluralisme dan kedamaian (Able to live together ).

Sehingga akhirnya dapat di formulasikan bahwa awak kapal di harapkan memiliki :


1. Kecerdasan pola berpikir
2. Ketrampilan pola bertindak
3. Kedewasaan pola bersikap
4. Kematangan jiwa
5. Keberanian mengambil keputusan secara tepat waktu dan tepat sasaran
6. Rasa percaya diri dan bertanggung jawab.

Selain itu, awak kapal bertugas untuk mengabdi kepada semua kepentingan perusahaan, masyarakat dan
negara demi meningkatkan sumber daya perusahaan, dan harus berwibawa serta bermental yang kuat. Di
lain pihak awak kapal harus berkualitas yaitu memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien.

Dalam upaya meningkatkan kualitas hasil sumber daya perusahaan, dituntut adanya peningkatan kualitas
teknis maupun mental sebagai awak kapal untuk kemajuan perusahaan, serta untuk awak kapal itu sendiri.
Apalagi bagi pelaksana di atas kapal harus memiliki dedikasi yang tinggi dalam tugasnya. Upaya ini haruslah
di laksanakan dalam suatu proses yang berkesinambungan, yang menyangkut berbagai aspek seperti
kedisiplinan dan pengawasan, sehingga dari waktu ke waktu awak kapal dapat meningkatkan kinerjanya
menjadi lebih baik dan dapat selalu di sesuaikan dengan perkembangan zaman serta tuntutan tugas dan
perannya.

Kedisiplinan sangat penting di terapkan agar awak kapal dapat bekerja lebih baik sehingga kinerja pun akan
meningkat. Kedisiplinan sebagai dasar dalam membentuk awak kapal berdedikasi dan bertanggung jawab
terhadap tugasnya sudah sewajarnya di tegakkan dengan tepat. Kedisiplinan sebagai salah satu upaya dalam
membangun pribadi awak kapal untuk bersikap dan berprilaku yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan
baik tertulis maupun tidak tertulis yang harus ditegakkan. Hal ini harus menjadi komitmen bersama antara
awak kapal dengan atasannya (Nahkoda). Penegakan kedisiplinan ini harus terbuka artinya semua komponen
yang ada di atas kapal harus mewujudkannya.

Selain itu pengawasan juga merupakan aspek yang penting dan berperan dalam membangun kinerja yang
tinggi. Pengawasan bukanlah sesuatu yang menakutkan dan menjadi kendala bagi awak kapal dalam
menjalankan tugas, tetapi pengawasan sebagai upaya dalam menuju hasil pekerjaan yang lebih baik sesuai
dengan standarisasi yang telah di tetapkan. Pengawasan akan sesuai dengan target tentunya harus
berdasarkan standar yang telah di tetapkan sehingga pengawasan bukan hanya formalitas tetapi menghasilkan
“sesuatu“ yang dapat memberikan masukan guna pembenahan ke depan.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7-2


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Dengan demikian, di harapkan dapat terciptanya awak kapal yang berkemampuan dan berkualitas sebagai
sumber daya manusia yang mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara efektif dan efisien baik
nasional maupun di dunia internasional. Apalagi diatas kapal sangat memerlukan disiplin yang tinggi,
tentunya harus diupayakan agar terlaksanakan sehingga program kerja pun selesai sesuai target. Tentunya
agar kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan hendaknya dapat menunjang tujuan
perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari awak kapal itu sendiri dan pengawasan dari atasannya
sesuai dengan aturan yang berlaku.

7.3 Tipologi SDM Awak Kapal


Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal
untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil.

1. Pada tiap-tiap kapal harus cukup diawaki, sesuai dengan besar dan jenisnya kapal serta daerah
pelayarannya.

2. Keadaan tubuh awak kapal tidak boleh cacat badan, mata dan telinga cukup sehat yang dibuktikan
dengan sertipikat dokter/dinas kesehatan.

3. Seorang kepala kamar mesin/motoris harus memiliki surat tanda kecakapan yang dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Perhubungan. Nakhoda/Juragan dan kepala kamar mesin/motoris dapat dijabat oleh
seorang bagi kapal² yang digerakkan dengan motor tempel, atau kerena bentuk dan ukurannya cukup
dilayani oleh seorang.

4. Susunan awak kapal harus dibuatkan sebuah daftar, yang dinamakan daftar awak kapal, dan selalu
dilampirkan pada sertipikat kesempurnaannya.

Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai
wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1. Nakhoda diwajibkan :
a. Mempunyai kecakapan dan cukup pengalaman mengemudikan kapalnya, faham tentang peraturan²
pencegahan tabrakan dan peraturan² setempat.
b. Sebelum kapal berangkat berlayar, harus mengetahui bahwa alat kemudi dapat bekerja dengan
baik, sehingga kapal dapat diolah gerak dengan sempurna, motor berfungsi sebagaimana mestinya,
dan suling atau peluit kapal selalu dalam keadaan siap dipergunakan. Diantara matahari terbenam
dan terbit lampu² navigasi harus menyala dengan terang.
c. Pada tiap² peristiwa penting yang menyangkut kesempurnaan kapalnya, misalnya kandas, tabrakan
dll harus segera melaporkan kepada Kepala Dinas disertai berita acara dari peristiwa tersebut.
d. Pada tiap kecelakaan yang menyangkut jiwa manusia, meskipun tidak ada hubungannya dengan
tanggung jawabnya harus sedia memberikan pertolongan yang segera dilaporkan kapada Kepala
Dinas Perhubungan dengan disertai berita acara tentang hal tersebut.
e. Harus selalu berusaha agar kapal dan perlengkapannya dalam keadaan terpelihara baik.

2. Nakhoda dilarang memberangkatkan kapalnya dalam hal :


a. Terdapat penumpang labih dari pada maximum yang diizinkan.
b. Kapalnya dimuati lebih sarat dari pada lambung timbul yang diizinkan.
c. Keadaan kapal dan perlengkapannya tidak sesuai lagi dengan yang disebut didalam sertipikat.
d. Sertipikat sudah habis masa berlakunya.

3. Dilarang membuat lukisan atau merobah garis lambung timbul dengan maksud untuk menambah daya
muat kapalnya.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7-3


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

4. Apabila diatas kapalnya tidak dipekerjakan seorang Nakhoda/Juragan maka pemilik berkewajiban
memenuhi ketentuan² yang dibebankan kepada Nakhoda/Juragan

Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda

Awak kapal sungai & danau merupakan salah satu faktor untuk terciptanya angkutan penyeberangan yang
aman dan selamat sampai tujuan, awak kapal penyeberangan harus memiliki standar keahlian dan
ketrampilan kelaiklautan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Operator/Perusahaan
angkutan sungai & danau sebelum mempekerjakan awak kapal seharusnya mewajibkan bagi awak kapal
memilki ketrampilan yang dibuktikan dengan sertifikat. Awak kapal merupakan salah satu faktor terciptanya
keselamatan pelayaran. Setiap kapal diawaki secara efisien :
1. diawaki oleh orang-orang yang cakap;
2. berpengalaman;
3. bertanggung jawab;
4. berkepribadian.

Karakteristik SDM awak kapal sungai dan danau pada masing-masing wilayah studi yang didapat dari hasil
survei wawancara disajikan pada tabel 7.1 berikut.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7-4


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Tabel 7.1
Tipologi SDM Awak Kapal Sungai dan Danau
Wilayah Studi
No Variabel
Sumater Utara Sumater Selatan (Kota Kalimantan Selatan (Kota Kalimantan Timur (Kota
(Medan & Sekitarnya) Palembang & Sekitarnya) Banjarmasin & Sekitarnya) Balikpapan & Sekitarnya)
I Karakteristik Awak Kapal
1. Rata-Rata Usia 15-25 thn : 10% 15-25 thn : 5% 15-25 thn : 10% 15-25 thn : 15%
26-36 thn : 25% 26-36 thn : 30% 26-36 thn : 40% 26-36 thn : 35%
37-47 thn : 45% 37-47 thn : 50% 37-47 thn : 40% 37-47 thn : 40%
48-58 thn : 20% 48-58 thn : 15% 48-58 thn : 10% 48-58 thn : 10%
2. Latar Belakang Pendidikan :
- Formal SD : 35% SD : 35% SD : 40% SD : 30%
SMP : 48% SMP : 45% SMP : 40% SMP : 53%
SMA/STM : 2% SMA/STM : 10% SMA/STM : 5% SMA/STM : 7%
Tidak Sekolah : 15% Tidak Sekolah : 10% Tidak Sekolah : 15% Tidak Sekolah : 10%
- Keahlian/skill Pernah : 5% Pernah : 15% Pernah : 8% Pernah : 10%
Tidak Pernah : 95% Tidak Pernah : 85% Tidak Pernah : 92% Tidak Pernah : 90%
3. Kebutuhan Pendidikan Keahlian Ya : 80% Ya : 90% Ya : 80% Ya : 85%
Tidak : 10% Tidak : 5% Tidak : 5% Tidak : 5%
Tidak Tahu : 10% Tidak Tahu : 5% Tidak Tahu : 15% Tidak Tahu : 10%
4. Pengetahun/Skill Pekerjaan Dari Pengetahuan : 10% Dari Pengetahuan : 10% Dari Pengetahuan : 5% Dari Pengetahuan : 12%
Dari Pengalaman : 90% Dari Pengalaman : 90% Dari Pengalaman : 95% Dari Pengalaman : 88%
5. Penyelesaian Pekerjaan di Kapal Sendiri : 10% Sendiri : 5% Sendiri : 5% Sendiri : 10%
Berkelompok : 90% Berkelompok : 95% Berkelompok : 95% Berkelompok : 90%
6. Pengetahuan/Ketrampilan Penunjang Pekerjaan Keselamatan : 40% Keselamatan : 50% Keselamatan : 45% Keselamatan : 40%
yang dibutuhkan Operasi Kapal : 20% Operasi Kapal : 10% Operasi Kapal : 25% Operasi Kapal : 25%
Menjaga Kapal : 10% Menjaga Kapal : 10% Menjaga Kapal : 5% Menjaga Kapal : 10%
Kelaiklautan Kapal : 30% Kelaiklautan Kapal : 30% Kelaiklautan Kapal : 25% Kelaiklautan Kapal : 25%
7. Muatan Kapal Penumpang : 70% Penumpang : 65% Penumpang : 65% Penumpang : 60%
Barang : 30% Barang : 35% Barang : 35% Barang : 40%
8. Pengoperasian Kapal (Kegiatan Merangkap Merangkap : 25% Merangkap : 10% Merangkap : 10% Merangkap : 12%
Pekerjaan) Tidak Merangkap : 75% Tidak Merangkap : 90% Tidak Merangkap : 90% Tidak Merangkap : 88%
II Nahkoda Kapal (Keahlian)
1. Sertifikat ketrampilan dasar keselamatan (basic Ada : 5% Ada : 8% Ada : 3% Ada : 5%
safety training); Tidak Ada : 95% Tidak Ada : 92% Tidak Ada : 97% Tidak Ada : 95%
2. Sertifikat perawatan medis diatas kapal (medical Ada : 0% Ada : 0% Ada : 0% Ada : 0%
care on board); Tidak Ada : 100% Tidak Ada : 100% Tidak Ada : 100% Tidak Ada : 100%
3. Sertifikat ketrampilan pemadaman kebakaran Ada : 10% Ada : 15% Ada : 8% Ada : 10%
Tidak Ada : 90% Tidak Ada : 85% Tidak Ada : 92% Tidak Ada : 90%
4. Sertifikat kesehatan yang masih berlaku Ada : 0% Ada : 10% Ada : 5% Ada : 5%
Tidak Ada : 100% Tidak Ada : 90% Tidak Ada : 95% Tidak Ada : 95%

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7-5


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Wilayah Studi
No Variabel
Sumater Utara Sumater Selatan (Kota Kalimantan Selatan (Kota Kalimantan Timur (Kota
(Medan & Sekitarnya) Palembang & Sekitarnya) Banjarmasin & Sekitarnya) Balikpapan & Sekitarnya)
III SDM Bagian mesin :
Permesinan dalam hal ini adalah mesin penggerak utama, mesin bantu, propulsi, tanki², pipa², pompa dan bahan bakar. Beberapa unsur permesinan perlu pengaturan tersendiri karena
berhubungan dengan minyak yang mudah terbakar, keselamatan kerja operator, kesehatan dll
1. Sertifikat ketrampilan dasar keselamatan (basic Ada : 4% Ada : 8% Ada : 0% Ada : 5%
safety training); Tidak Ada : 96% Tidak Ada : 92% Tidak Ada : 100% Tidak Ada : 95%
2. Sertifikat keahlian sebagai rating bagian mesin; Ada : 5% Ada : 8% Ada : 5% Ada : 5%
Tidak Ada : 95% Tidak Ada : 92% Tidak Ada : 95% Tidak Ada : 95%
3. Sertifikat ketrampilan pemadaman kebakaran Ada : 5% Ada : 10% Ada : 5% Ada : 10%
bagi yang ditunjuk bertanggung jawab dalam Tidak Ada : 95% Tidak Ada : 90% Tidak Ada : 95% Tidak Ada : 90%
pengendalian pemadaman kebakaran;
4. Sertifikat kesehatan yang masih berlaku. Ada : 0% Ada : 10% Ada : 5% Ada : 5%
Tidak Ada : 100% Tidak Ada : 90% Tidak Ada : 95% Tidak Ada : 95%
IV Sertifikasi
1. Cara memperoleh sertifikasi Relatif Mudah : 50% Relatif Mudah : 40% Relatif Mudah : 45% Relatif Mudah : 50%
Sedang : 30% Sedang : 30% Sedang : 35% Sedang : 30%
Sulit : 20% Sulit : 30% Sulit : 20% Sulit : 20%
2. Kepemilikan Surat Keahlian Kecakapan Ada : 98% Ada : 99% Ada : 98% Ada : 97%
Tidak Ada : 2% Tidak Ada : 1% Tidak Ada : 2% Tidak Ada : 3%
V Pembinaan Pemerintah
Pembinaan Pemerintah pusat dalam bentuk Cukup 50% Cukup 50% Cukup 50% Cukup 50%
perencaan, pengoperasian, pengawasan dan
Kurang 50% Kurang 50% Kurang 50% Kurang 50%
pengendalian
Sumber : Data Survei Diaolah, 2009

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7-6


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambaran secara umum SDM awak kapal sungai dan danau adalah sebagai berikut :

1. Rata-Rata Umur

Secara umum rata-rata umur awak kapal sungai dan danau sangat bervariasi, selanjutnya secara visualisasi
dapat ditampilkan pada gambar 7.1 dibawah ini.

Gambar 7.1
Rata-Rata Umur SDM Awak Kapal Sungai dan Danau

2. Latar Belakang Pendidikan Formal

Latar belakang pendidikan formal menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahun/skill awak kapal
sungai dan danau dalam mengoperasikan armadanya. Secara umum prosentase latarbelakang formal awak
kapal sungai dan danau sangat bervariasi, selanjutnya secara visualisasi dapat ditampilkan pada gambar 7.2
dibawah ini

Gambar 7.2
Latar Belakang Pendidikan Formal SDM Awak Kapal Sungai dan Danau

3. Latar Belakang Pendidikan Keahlian/Skill

Pendidikan Keahlian/Skill merupakan pengetahuan tambahan yang dapat menunjang skill SDM awak kapal
sungai & danau. Kualitas skill menjadi pertimbangan dalam kondisi pelayanan normal dan kedaruratan dalam
berlayar. Secara umum prosentase latar belakang pendidikan skill awak kapal sungai dan danau sebagai
berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7-7


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 7.3
Latar Belakang Pendidikan Keahlian SDM Awak Kapal Sungai dan Danau

4. Kebutuhan Pendidikan Keahlian

Kebutuhan akan pendidikan keahlian oleh awak kapal sungai dan danau menajdi bagian terpenting, hal ini
terlihat dari besarnya prosentase keinginan untuk mengikuti pendidikan keahlian sesuai dengan tugas pokok
masing-masing awak dalam berlayar. Secara umum prosentase kebutuhan pendidikan skill awak kapal
sungai dan danau sebagai berikut :

Gambar 7.4
Kebutuhan Pendidikan Keahlian SDM Awak Kapal Sungai dan Danau

5. Pengetahuan/Skill Pekerjaan

Pengoperasian kapal sungai dan danau oleh awak kapal memerlukan pengetahuan dan skill yang kompeten.
Berdasarkan hasil survey wawancara terhadap awak kapal sungai dan danau, bahwa dalam mengoperasikan
kapal untuk berlayar sebagaian besar menyatakan diperoleh dari pengalaman. Secara umum prosentase
wawancara awak kapal sungai dan danau sebagai berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7-8


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 7.5
Pengetahuan /Skill SDM Awak Kapal Sungai dan Danau

6. Penyelesaian Pekerjaan di Kapal

Kegiatan berlayar memerlukan kerjasama tim dalam mengoperasikan kapal. Kerjasama antara nakhoda kapal
dengan bagian mesin/motoris sangatlah diperlukan. Jenis pelayaran, jarak pelayaran dan kapasitas kapal
mempengaruhi kegiatan penyelesaian pekerjaan di kapal. Berdasarkan hasil survey wawancara diperoleh
bahwa sebagian besar pekerjaan di kapal memerlukan kerjasama tim yang baik. Secara umum hasil survey
sebagai berikut :

Gambar 7.6
Pengetahuan /Skill SDM Awak Kapal Sungai dan Danau

7. Pengetahuan/Ketrampilan Penunjang Pekerjaan yang dibutuhkan

Jenis pengetahuan/skill penunjang pekerjaan yang dibutuhkan oleh awak kapal sungai & danau sangat
bervariasi. Beberapa jenis kebutuhan diklat dalam pengoperasian kapal sungai & danau berdasar hasil
wawancara sebagai berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7-9


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 7.7
Pengetahuan /Ketrampilan Penunjang Pekerjaan yang dibutuhkan

8. Muatan Kapal

Kapal sungai dan danau di wilayah studi melakukan pengangkutan dengan berbagai jenis angkutan, antara
lain penumpang dan barang. Sebanyak 65% kapal sungai dan danau mengoperasikan kapal dengan
mengangkut penumpang. Hasil survey secara jelas divisualisasikan sebagai berikut ;

Gambar 7.8
Muatan Kapal

9. Pengoperasian Kapal (Kegiatan Merangkap Pekerjaan)

Awak kapal dalam mengoperasikan kapal dalam berlayar dengan berbagai pertimbangan untuk dapat
merangkap kegiatan berlayar, antara lain : jarak berlayar, jenis kapal untuk berlayar dan maksud tujuan
kegiatan berlayar itu sendiri. Responden memberikan prosentase yang sangat kecil yaitu 14,25% menyatakan
pernah merangkap tugas operasi dalam berlayar. Alasan adanya rangkap tugas diberikan penjelasan, bahwa
jarak yang dilintasi pendek dengan maksud perjalanan yang sangat sederhana. Secara visual dijelaskan
prosentase kegiatan merangkap awak kapal sungai dan danau sebagai berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7 - 10


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 7.9
Pengoperasian Kapal

10. Sertifikat Ketrampilan Dasar Keselamatan (basic safety training) Bagi Nahkoda

Kejadian darurat pada kecelakaan kapal terkadang terjadi dalam hitungan yang sangat cepat.
Ketidakmampuan awak kapal dalam penanganan kecelakaan menyebabkan tingkat fatalitas yang sangat
tinggi. Hal ini dapat terlihat pada hasil wawancara terhadap responden awak kapal yang menyatakan
sebagian besar belum memiliki sertifikat ketrampilan dasar keselamatan. Urgensi kepemilikan sertifikat dapat
menunjang kemampuan nahkoda awak kapal sungai dan danau. Visualisasi prosentase ketrampilan dasar
keselamatan sebagai berikut :

Gambar 7.10
Sertifikat Ketrampilan Dasar Keselamatan Bagi Nahkoda

11. Sertifikat Perawatan Medis diatas Kapal (medical care on board) Bagi Nahkoda

Medical care on board menjadi bagian pelayanan dalam berlayar oleh awak kapal sungai dan danau. Secara
umum prosentase perawatan medis diatas kapal sebagai berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7 - 11


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 7.11
Sertifikat Perawatan Medis di atas Kapal Bagi Nahkoda

12. Sertifikat Ketrampilan Pemadam Kebakaran Bagi Nahkoda

Kejadian secara darurat terkadang tidak pernah terpikir oleh awak kapal sungai dan danau. Kecelakaan
kapal sungai dan danau tidak hanya terjadi tabrakan antara kapal satu dengan yang lain. Kejadian kebakaran
di kapal juga menjadi salah satu kejadian kecelakaan yang dapat menyebabkan kondisi buruk. Ringkasan
umum prosentase ketrampilan pemadaman kebakaran sebagai berikut :

Gambar 7.12
Sertifikat Ketrampilan Pemadam Kebakaran Bagi Nahkoda

13. Sertifikat Kesehatan yang masih berlaku Bagi Nahkoda

Kondisi kesehatan awak kapal sungai dan danau secara signifikan akan berpengaruh terhadap kegiatan
berlayar kapal sungai dan danau. Kondisi internal berpengaruh terhadap konsentrasi awak kapal terutama
nahkoda dalam mengoperasikan kapal selain dipengaruhi kondisi alur pelayaran maupun cuaca. Prosentase
sertifikasi kesehatan yang masih berlaku oleh Nahkoda kapal sungai dan danau sebagai berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7 - 12


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 7.13
Sertifikat Kesehatan yang masih berlaku Bagi Nahkoda

14. Sertifikat Ketrampilan Dasar Keselamatan (basic safety training) Bagi Petugas Mesin

Kejadian kecelakaan diatas kapal sungai dan danau saat on going maupun idle memerlukan penanganan yang
sangat serius untuk menghindari dampak buruk yang akan terjadi. Ketrampilan dasar keselamatan bagi
petugas mesin kapal sungai dan danau sesuai hasil wawancara terhadap responden petugas mesin kapal
sungai dan danau sebagai berikut :

Gambar 7.14
Sertifikat Ketrampilan Dasar Keselamatan Bagi Petugas Mesin

15. Sertifikat Keahlian sebagai rating bagian mesin

Pengoperasian kapal sungai dan danau dikendalikan oleh masing-masing petugas yang berkompeten, antara
lain nahkoda kapal dan petugas mesin/motoris. Keahlian motoris dalam mengoperasikan kapal sungai dan
danau menjadi salah satu komponen dalam sistem pengoperasian kapal sungai dan danau dalam keselamatan
berlayar dan pelayanan. Secara umum prosentase kepemilikan sertifikasi keahlian sebagai petugas mesin
adalah sebagai berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7 - 13


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 7.15
Sertifikat Keahlian Sebagai Rating Bagian Mesin

16. Sertifikat Ketrampilan Pemadam Kebakaran Bagi Petugas Mesin

Kebakaran kapal sungai dan danau secara indikasi dapat disebabkan oleh kondisi mesin kapal sungai dan
danau. Komponen permesinan yang rawan terhadap bahaya kebakaran dan kecelakaan kapal dalam berlayar
memerlukan penanganan dengan tindakan preventif yaitu pengetahuan penanganan kebakaran oleh semua
awak kapal sungai dan danau. Hasil wawancara terhadap petugas mesin kapal sungai dan danau didapatkan
prosentase kepemilikan sertifikat ketrampilan pemadam kebakaran sebagai berikut :

Gambar 7.16
Sertifikat Ketrampilan Pemadaman Kebakaran Bagi Petugas Mesin

17. Sertifikat Kesehatan yang masih berlaku Bagi Petugas Mesin

Komponen SDM dalam pengoperasian kapal sungai dan danau mempunyai prosetase yang sangat besar.
Keahlian, kecakapan dan kesehatan merupakan unsur kematangan dalam mengoperasikan kapal sungai dan
danau. Secara umum prosentase kepemilikan sertifikat kesehatan oleh petugas mesin sebagai beikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7 - 14


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 7.17
Sertifikat Kesehatan yang Masih Berlaku Bagi Petugas Mesin

18. Cara Memperoleh Sertifikasi

Prosedur perolehan sertifikasi keahlian mempunyai indikasi yang sangat signifikan terhadap kecakapan
dalam berlayar kapal sungai dan danau. Tingkat perolehan, biaya dan lama waktu perolehan menjadi unsur
yang berpengaruh terhadap tingkat kualitas dan kuantitas kecakapan yang dihasilkan. Dampak lain yang
sangat signifikan adalah terhadap kondisi keselamatan dan pelayanan dalam pelayaran sungai dan danau.
Hasil responden menunjukkan cara perolehan sertifikasi yang relatif mudah sebesar 46,25% yang tidak
diikuti oleh kemampuan awak kapal dalam penyelesaian biaya administrasi. Prosentase secara umum
divisualisasikan pada gambar berikut :

Gambar 7.18
Cara Memperoleh Sertifikasi

19. Kepemilikan Surat Keahlian Kecakapan

Surat Keahlian Kecakapan (SKK) awak kapal sungai dan danau dapat dibedakan menjadi SKK Nahkoda dan
Motoris. Hasil survai terhadap responden dinyatakan bahwa kepemilikan SKK sebesar 98% sedangkan sisa
lainnya belum memiliki SKK dalam melakukan pelayaran. Secara umum prosentase sebagai berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7 - 15


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 7.19
Kepemilikan Surat Keahlian Kecakapan

20. Pembinaan Pemerintah

Pembinaan Pemerintah terhadap kegiatan berlayar kapal sungai dan danau dapt diwujudkan dalam berbagai
bentuk, antara lain : pembangunan infrastruktur baik prasarana maupun sarana sungai dan danau, pembinaan
bidang regulasi/aturan-aturan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan berlayar di sungai dan danau.
Hasil responden menyatakan bahwa pembinaan pemerintah terhadap kegiatan berlayar di sungai dan danau
masing-masing 50%. Prosentase secara umum divisualisasikan sebagai berikut :

Gambar 7.20
Pembinaan Pemerintah

PT. Arun Prakarsa Inforindo 7 - 16


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 8 
Tugas Pokok SDM  
Awak Kapal Sungai dan Danau  

8.1 Umum
Diskripsi pekerjaan adalah seperangkat fungsi dan tugas tanggung jawab yang dijabarkan ke dalam kegiatan
pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah suatu pernyataan tertulis tentang apa yang senyatanya dilakukan oleh
pemegang jabatan, bagaimana melakukannya, dan dalam kondisi seperti apa jabatan tersebut dilaksanakan.
Informasi ini pada gilirannya akan digunakan untuk menulis spesifikasi jabatan, yaitu daftar pengetahuan,
kemampuan, dan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan secara memuaskan.
Pembuatan diskripsi pekerjaan (job description) yang wajar dilakukan melalui suatu analisis jabatan.

Awak Kapal adalah semua personil yang bekerja di kapal, yang bertugas mengoperasikan dan memelihara
kapal serta menjaga muatannya. Awak kapal terdiri dari Nahkoda dan ABK (anak buah kapal). Nahkoda
disebut juga Kapten/Master adalah pimpinan umum diatas kapal. Karena kapal merupakan suatu lingkungan
khusus, maka nahkoda diberikan kewenanangan otonom. Nahkoda bertanggung jawab atas keselamatan
kapal, ABK, muatan dan penumpangnya.

8.2 Kewajiban dan Tanggung Jawab Operator/Perusahaan Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan

Beberapa kewajiban dan tanggung jawab operator/perusahaan angkutan sungai dan danau dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1. Mengoperasikan kapal sesuai dengan jenis pelayanan berdasarkan persetujuan pengoperasian yang
dimiliki;
2. Mengoperasikan kapal yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan kapal dan laik laut;
3. Memperkerjakan awak kapal yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4. Mematuhi waktu kerja dan waktu istirahat bagi awak kapal;
5. Memiliki tanda bukti pembayaran iuran wajib asuransi pertanggungan kecelakaan dan penumpang
umum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Melaporkan apabila terjadi perubahan pemilikan perusahaan dean/atau domosili perusahaan;
7. Meminta pengesahan dari pejabat pemberi persetujuan pengoperasian apabila akan mengalihkan lintas
pengoperasian kapal;
8. Menaati ketentuan wajib angkut kiriman pos sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
9. Melaporkan kegiatan operasional setiap bulan;
10. Melaporkan secara tertulis kepada pejabat pemberi persetujuan pengoperasian kapal angkutan
penyeberangan, apabila terjadi perubahan alamat, kepemilikan kapal, perubahan nama kapal selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah terjadi perubahan;
11. Melayani lintas sesuai persetujuan pengoperasian kapal yang diberikan dengan cara:
a. mengoperasikan kapal secara tepat waktu sesuai dengan jadwal sejak saat keberangkatan sampai di
tempat pelabuhan penyeberangan tujuan;
b. memelihara kebersihan dan kenyamanan kapal yang dioperasikan;
c. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pengguna jasa;
d. memperkerjakan awak kapal yang dilengkapi dengan pakaian seragram, dan menggunakan tanda
pengenal perusahaan.
12. Mengumumkan jadwal perjalanan kapal yang telah ditetapkan pada papan pengumuman;
13. Penumpang dan kendaraan berserta muatannya yang telah melunasi pembayaran biaya angkutan wajib
diberi karcis sebagai tanda bukti atas pembayaraan biaya angkutan yang telah disepakati;

8.3 Tugas Pokok Awak Kapal Sungai dan Danau

PT. Arun Prakarsa Inforindo 8-1


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Sebagaimana telah diatur didalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 200 tentang Kepelautan dijelaskan pada
Bab VII Pengawakan Kapal Sungai dan Danau yang tercantum dalam pasal 46 dijelaskan, bahwa :
(1). Setiap kapal motor sungai dan danau dengan ukuran di atas GT. 7 sampai dengan GT. 35 harus
diawaki dengan awak kapal yang mempunyai surat keterangan kecakapan sesuai dengan jenis dan
ukuran kapal.
(2). Surat keterangan kecakapan terdiri dari :
a. surat keterangan kecakapan nautika;
b. surat keterangan kecakapan teknika.
(3). Setiap kapal sungai dan danau yang tidak bermotor dengan ukuran GT. 35 sampai dengan GT. 105
harus diawaki oleh awak kapal yang mempunyai surat keterangan kecakapan bidang nautika.

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa Awak kapal motor sungai dan danau yang berukuran GT. 7
ke bawah tidak diharuskan untuk memiliki surat keterangan kecakapan.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di masing-masing wilayah studi, berikut disampaikan rangkuman
atau ringkasan tugas pokok masing-masing awak kapal sungai dan danau yang terdiri dai kecakapan nautika
dan teknika, dan disajikan pada tabel 8.1.

Tabel 8.1
Tugas Pokok masing-masing Awak Kapal Sungai dan Danau
di Lokasi Studi
No Kecakapan Uraian Tugas
1 Nautika a. Membuat rencana perjalanan
b. Menginformasikan bahwa semua dokumentasi telah diperbaharuhi dan sesuai
dengan prosedur perusahaan untuk mendapatkan perizinan berlayar
c. Memberikan informasi kesiapan berlayar kepada awak kapal dan penumpang
d. Memberikan keterangan kepada awak kapal dan penumpang terkait dengan
keselamatan diatas kapal
e. Memastikan peralatan navigasi sederhana layak untuk digunakan
f. Memastikan kondisi kesiapan P3K kepada awak kapal dan penumpang untuk
mendapatkan perawatan kesehatan
g. Memberikan informasi terkait kerusakan kapal kepada perusahaan/pemilik
kapal
h. Memberikan informasi tentang kontingensi diatas kapal dan prosedur kapal
dan melaporkan setiap kekurangan kepada petugas
i. Memberikan informasi tentang kondisi (cuaca) kepada awak kapal dan
penumpang
j. Melakukan pengawasan terhadap pemeliharaan lambung
k. Melakukan pengawasan terhadap pemeliharaan semua peralatan dek serta
mesin
l. Memberikan panduan dan mengawasi bawahan
m. Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap navigasi dan komunikas
kapal sungai dan danau, serta kondisi cuaca
n. Melakukan tindakan tanggap darurat terhadap kondisi kapal (darurat) dengan
melakukan segala kemampuannya untuk menyelamatkan kapal
o. Melakukan evaluasi secara lisan dan sederhana terhadap awak kapal selama
berlayar di sungai dan danau
p. Memastikan kebersihan kondisi kapal pada saat berlayar
2 Teknika a. Memastikan kondisi mesin kapal sungai dan danau dalam kondisi laik
b. Melaporkan kondisi mesin kepada nahkoda
c. Mengoperasikan dan memelihara mesin kapal sungai dan danau secara efisien
d. Melakukan pengawasan terhadap kerja mesin kapal sungai dan danau
e. Menginventaris dan merapikan suku cadang dan persediaan termasuk minyak
pelumas
f. Memastikan telah dilakukan langkah-langkah untuk melakukan
pencegahan/meminimalkan emisi asap kapal
g. Memastikan bahwa semua peralatan keselamatan ada dalam keadaan baik
h. Memperbaiki kerusakan mesin kapal sungai dan danau pada saat berlayar
dengan berkoordinasi terlebih dahulu dengan nahkoda

PT. Arun Prakarsa Inforindo 8-2


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

No Kecakapan Uraian Tugas


i. Secara teratur memeriksa mesin dan peralatan secara teratur
j. Menyimpan semua daftar kerusakan kapal dan melaporkan secara rutin
kepada perusahaan/pemilik kapal
Sumber : Hasil Survei, 2009

PT. Arun Prakarsa Inforindo 8-3


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 9 
Penyusunan Standar Kompetensi  
Awak Kapal Sungai dan Danau 

9.1 Konsep Dasar Penyusunan Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau
1. Kompetensi Secara Umum

Kemampuan atau kompetensi memiliki banyak pengertian yang masing-masing menyoroti aspek dan
penekanan yang berbeda. Pengertian kompetensi yang diajukan masing-masing pegawai banyak didasarkan
pada hasil penelitian dan atau pengamatan. Namun pada dasarnya terdapat suatu kesepakatan umum
mengenai elemen kompetensi yang terdiri dari pengetahuan (Knowledge), keahlian (Skill), dan tingkah laku
(personal attributs). Skill dan knowledge dipertimbangkan sebagai karakteristik penting yang dibutuhkan
setiap orang agar efektif dalam pekerjaan.

Menurut Parulian Hutapea, MBA dan Dr. Nurianna Thoha, MBA (2008) secara awam kita dapat
membedakan arti kata kompetensi menjadi :

a. Unconcious incompetence yaitu seseorang tidak menyadari bahwa dia tidak mampu melakukan
sesuatu. Sebagai contoh, seorang nahkoda kapal sungai di daerah pedalaman yang tidak pernah
menyadari bahwa kemampuan yang dimilikinya dalam menggunakan kapal sungai, padahal dalam awal
pekerjaan sebagai nahkoda kapal sungai diperolehnya dengan kemandirian.

b. Conscious incompetence yaitu apabila seseorang menyadari bahwa dia tidak mampu melakukan
sesuatu. Pada contoh diatas, apabila nahkoda kapal sungai tersebut diberitahu oleh instansi
penyelenggaran angkutan SDP tentang apa yang diharapkan atas pekerjaan tersebut.

c. Conscious competence yaitu seseorang mampu mengerjakan sesuatu dengan tingkat kehati-hatian yang
tinggi. Sebagai contoh, seorang nahkoda kapal sungai yang baru aja bisa mengemudikan kapalnya tentu
akan mengendarai dengan hati-hati karena kuatir akan terjadi kecelakaan.

d. Unconscious competence yaitu seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan mahir sehingga dia dapat
melakukannya secara otomatis. Misalnya, seorang nakhoda kapal sungai yang mahir dan mampu
mengendarai kapal dengan mudah tanpa harus bersusah payah untuk berkonsentrasi pada saat berlayar.

2. Penggunaan Kompetensi

Penggunaan kompetensi dalam organisasi dan institusi pada umumnya adalah untuk tujuan sebagai berikut :

a. Pembentukan pekerjaan (Job Design)


Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi, peran dan tanggung jawab pekerjaan
disuatu organisasi. Besarnya fungsi, peran dan tanggung jawab tersebut tergantung dari tujuan instansi,
besar kecilnya instansi, tingkat (level) pekerjaan dalam organisasi serta jenis usaha.

b. Evaluasi pekerjaan (Job Evaluation)


Kompetensi dapat dijadikan sebagai salah satu faktor pembobotan pekerjaan, yang digunakan untuk
mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
serta tantangan pekerjaan merupakan komponen yang memberikan porsi terbesar dalam menentukan
bobot suatu pekerjaan. Pengetahuan dan ketrampilan tersebut adalah komponen dasar pembentuk
kompentensi.

c. Rekrutmen dan seleksi (Recruitment And Selection)


Pembentukan organisasi (organizasion design) biasanya diikuti dengan pembentukan pekerjaan (job
design) serta penentuan persyaratan/kualifikasi orang yang layak melaksanakan pekerjaan tersebut.
Kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu komponen dalam persyaratan jabatan, yang kemudin

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9-1


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

dijadikan pedoman untuk menyeleksi karyawan yang akan menduduki jabatan atau melaksanakan
pekerjaan tersebut.

d. Pembentukan dan pengembangan organisasi (Organization Design And Development)


Organisasi yang kukuh adalah organisasi yang mempunyai kerangka pondasi yang kuat. Kekuatan
kerangka pondasi ditentukan oleh kemampuan teknis, nilai (value) atau budaya organisasi serta semangat
kerja atau motivasi orang-orang yang bekerja dalam organisasi. Kompetensi dapat menjadi pondasi yang
kuat untuk pembentukan dan pengembangan organisasi ke arah organisasi yang produktif dan kreatif
apabila semua orang yang bekerja dalam organisasi memiliki kompetensi yang sesuai dengan yang
disyaratkan oleh organisasi.

e. Membentuk dan memperkuat nilai dan budaya (Company Culture)


Peran kompetensi perilaku sangat diperlukan untuk membentuk dan mengembangkan nilai budaya
organisasi (culture) ke arah budaya kerja yang produktif. Pembentukan nilai-nilai produktif dalam
organisasi akan mudah tercapai apabila pemilihan nilai-nilai budaya organisasi sesuai dengan
kompetensi inti organisasi tersebut.

f. Pembelajaran organisasi (Organisation Learning)


Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga untuk
membentuk karakter pembelajaran yang akan menopang proses pembelajaran yang berkesinambungan.

g. Manajemen prestasi (Performance Management)


Apabila perusahaan atau organisasi telah memutuskan untuk menerapkan system kerja yang berbasis
kompetensi, penilaian prestasi selayaknya dilakukan searah dengan pengembangan kompetensi agar
system kompetensi yang digunakan terintegrasi dengan keseluruhan proses dan pengembangan
organisasi.

h. Manajemen karier dan penilaian potensi karyawan (Career Management And Employee’s
Assessment)
Kerangka dan tingkatan kompetensi dapat digunakan untuk membantu perusahaan atau organisasi
menciptakan pengembangan ruang karier bagi karyawan serta membantu karyawan untuk mencapai
jenjang karier yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.

i. Sistem imbal jasa (Reward System)


Sistem imbal jasa akan memperkuat dan diperkuat oleh kerangka pekerjaan yang berbasis kompetensi.
Artinya, pemberian imbalan jaa yang dihubungkan dengan pencapaian kompetensi individu akan
mendukung pelaksanaan sistem kompetensi yang digunakan oleh organisasi secara keseluruhan

3. Konsep Pokok Kompetensi

Agar dapat memiliki konsistensi dalam berprestasi, awak kapal sungai dan danau tidak cukup hanya mampu
melakukan pekerjaannya dengan baik pada saat ini atau pada satu saat tertentu saja, melainkan juga harus
mampu melakukannya secara konsisten dalam jangka panjang.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi naik-turunnya kineraj awak kapal sungai dan danau, diantaranya
adalah :
1. Kebijakan organisasi, ini dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh organisasi atau perusahaan.
2. Faktor individu karyawan, ini merupakan karakter kerja yang buruk, sifat seseorang yang cepat bosan,
tidak dapat mengatasi tantangan, sering mengganggu dan merugikan orang lain dalam bekerja.

Beberapa komponen dalam penyusunan kompetensi awak kapal sungai dan danau sebagai berikut :

1. Komponen Utama Kompetensi

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9-2


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Mengadopsi terori Spenser dan Spenser (1994) bahwa ada 3 komponen utama pembentukan kompetensi, hal
ini yang akan dijadikan modal utama dalam penyusunan kompetensi awak kapal sungai dan danau yaitu :
pengetahuan yang dimiliki awak kapal sungai dan danau, keterampilan, dan perilaku individu, dimana ketiga
komponen tersebut dipengaruhi oleh konsep diri, sifat bawaan diri (trait) dan motif.

a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki awak kapal sungai dan danau. Pengetahuan adalah
komponen utama kompetensi yang mudah diperoleh dan mudah diidentifikasi. Seseorang yang
mengetahui tentang banyak hal belum tentu orang tersebut dapat melakukan apa yang diketahuinya.

b. Keterampilan
Keterampilan merupakan kemampuan awak kapal sungai dan danau untuk melakukan suatu aktivitas
atau pekerjaan. Keterampilan lebih sulit dimiliki daripada pengetahuan. Namun seseorang yang
memiliki keterampilan dengan sendirinya sudah memiliki pengetahuan atas pekerjaan yang mereka
lakukan.

c. Konsep diri
Konsep diri (self concept) merupakan sikap atau nilai individu. Nilai individu mempunyai sifat reaktif
yang dapat memprediksi apa yang akan dilakukan oleh seseorang dalam waktu singkat. Konsep diri
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang diperolehnya sejak kecil hingga periode
tertentu. Konsep diri menunjukkan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri atau sesuatu. Konsep
diri ini mempengaruhi etika, cara pandang, atau pengertian seseorang tentang sesuatu.

d. Ciri diri
Ciri diri (trait) adalah karakter bawaan diri, misalnya reaksi yang konsisten terhadap sesuatu.

e. Motif
Motif adalah sesuatu yang dipikirkan atau yang diinginkan seseorang secara konsisten, yang dapat
menghasilkan perbuatan. Kebutuhan, keinginan, dan perhatian (concern) yang biasanya terjadi tanpa
disadari ini akan mempengaruhi pemikiran seseorang untuk mencapai sasaran kerjanya, sehingga pada
akhirnya akan berdampak pada perilaku sasaran.

2. Ciri-ciri komponen utama Kompetensi

Komponen utama kompetensi ”pengetahuan dan keterampilan” memiliki ciri-ciri yang berbeda dari ketiga
komponen utama kompetensi lainnya, yaitu : Konsep diri, ciri diri, dan motif.

Ciri-ciri pengetahuan dan keterampilan :


a. Pengetahuan dan keterampilan lebih cenderung mempengaruhi kompetensi teknis (technical competensy)
b. Pengetahuan dan keterampilan lebih mudah terlihat
c. Pengetahuan lebih mudah dimiliki oleh seseorang, biasanya dapat diperoleh hanya dengan mendengar dan
melihat
d. Keterampilan merupakan komponen utama kedua yang mudah dimiliki oleh individu, yang harus dapat
dibuktikan kepemilikannya dengan menunjukkan kemampuannya dalam melakukan pekerjaan.
e. Pengetahuan dan keterampilan lebih mudah dikembangkan.

Ciri-ciri konsep diri , ciri diri dan motif


a. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih cenderung mempengaruhi kompetensi perilaku (behavioural
competency).
b. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih sukar dilihat.
c. Konsep diri, ciri diri dan motif lebih sukar dikembangkan

Spenser dan spenser (1994) serta Boulter et.al., (1996) menggambarkan komponen utama kompotensi dengan
model Gunung Es (Iceberg Model) sebagai berikut :

PT. Arun Prakarsa Inforindo Pengetahuan 9-3


Keterampilan
Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 9.1
Model Kompetensi Gunung

4. Konsep Model Pengembangan Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Upaya meningkatkan SDM awak kapal sungai dan danau yang berkualitas salah satu faktor yang harus
diperhatikan oleh setiap instansi penyelenggara transportasi sungai dan danau yaitu kondisi sosial dalam hal
ini kondisi soaial kerja, kemampuan kerja dan harus didukung oleh moril kerja. Sebuah model dalam
membentuk SDM awak kapal sungai dan danau berkualitas yang disebut dengan The Human Resources
Quality Triangle yaitu seperti tampak dalam gambar dibawah ini.

Gambar 9.2
Konsep Model Pengembangan Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

9.2 Pengertian Standar Kompetensi


Konsep dasar Standar Kompetensi ditinjau dari segi etimologi terbentuk atas kata “Standar” dan
“Kompetensi”. Kata “standar” diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati. Sedangkan kata
“kompetensi” adalah kemampuan melaksanakan tugas-tugas di tempat kerja yang mencakup penerapan
keterampilan yang didukung oleh pengetahuan dan sikap sesuai dengan kondisi yang disyaratkan. Dari
pengertian kedua kata tersebut, maka standar kompetensi diartikan sebagai suatu ukuran atau patokan tentang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu
pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Standar kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu tugas, tetapi dilandasi pula
bagaimana serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain, standar kompetensi meliputi faktor-faktor
yang mendukung seperti pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9-4


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

di tempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan
lingkungan yang berbeda. Standar kompetensi merupakan rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja, sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Model sederhana kompetensi adalah sebagaimana fungsi :

Penjelasan masing-masing komponen :

1. Konsep : Skill
Definisi Operasional : Kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang
merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang
didapat.
Indikator Empirik : a. Technical Skill
b. Human Skill
c. Conceptual Skill

2. Pengukuran Konsep/Definisi Operasional


Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Konsep : Knowledge
Definisi Konseptual : Memiliki pengetahuan dari berbagai macam informasi yang dapat
diterapkan dalam pekerjaan serta mengetahui bagaimana dan kapan
pengetahuan tersebut digunakan.
Indikator Empirik : a. Teoriticall Knowledge
b. Practical Knowlwdge

Konsep : Attitude
Definisi Konseptual : Kecenderungan tetap didalam merespon berbagai macam aspek
seseorang, obyel atau situasi.
Indikator Empirik : a. Job Satisfaction;
b. Job Involvement;
Konsep : Kinerja
Definisi Konseptual : Merupakan suatu hal yang terpenting untuk tercapaianya tujuan
perusahaan melalui suatu aksi bukan kejadian yang terjadi.
Indikator Empirik : a. Quality of Work;
b. Quantity of Work;
c. Timelines of Work.

Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan memahami :
a. bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan,
b. bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan,
c. apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula,
d. bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan atau
melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang berbeda.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9-5


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Standar kompetensi dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihakyang terkait dalam penyiapan SDM yaitu :

a. pada lembaga pendidikan dan pelatihan


Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum dan pengembangan
pengajaran, sekaligus mendorong konsistensi dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta
menetapkan kualifikasinya.

b. pada dunia usaha/perusahaan


Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai alat manajemen, terutama dalam :
+ Menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan.
+ Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya.
+ Membantu dalam merekrut tenaga kerja.
+ Mengembangkan program pelatihan yang khas/spesifik sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

c. pada lembaga sertifikasi profesi


Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan :
+ klasifikasi dan kualifikasi,
+ kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.

9.3 Struktur Standar Kompetensi


Standar Kompetensi suatu Bidan Keahlian distrukturkan dengan bentuk sebagai berikut :

STANDAR KOMPETENSI
Terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk
melaksanakan/melakukan pekerjaan tertentu

UNIT KOMPETENSI
Terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk
melaksanakan/melakukan pekerjaan tertentu

ELEMEN KOMPETENSI
Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian
unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati

KRITERIA UNJUK KERJA


Merupakan pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang diperyaratkan tersebut
terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan

BATASAN VARIABEL
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana criteria unjuk kerja tersebut
diaplikasikan

PANDUAN PENILAIAN
PT. Arun Prakarsa Inforindo 9-6
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam melaksanakan
penilaian
Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Gambar 9.3
Struktur Standar Kompetensi

Gambar 9.4
Skema Standar Kompetensi

9.4 Format Standar Kompetensi


Struktur standar kompetensi pada setiap unit kompetensi minimal memuat unsur-unsur sebagai berikut :
(Kepmenakerstrans RI No. 227 Tahun 2003 dan No. 69 Tahun 2004)
(1). Kode unit;
(2). Judul unit;
(3). Deskripsi unit;
(4). Elemen kompetensi;
(5). Kriteria unjuk kerja;
(6). Batasan Variabel;
(7). Panduan Penilaian

Kode Unit : Diisi dan ditetapkan dengan mengacu format kodefikasi SKKNI yaitu terdiri dari:
SEKTOR (3 digit huruf), SUB-SEKTOR (2 digit huruf), BIDANG/GRUP (2 digit
angka), NOMOR URUT UNIT (3 digit angka), VERSI (2 digit angka).
Judul Unit : Mendefinisikan tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang menggambarkan sebagian
atau keseluruhan standar kompetensi.
Deskripsi Unit : Menjelaskan judul unit yang mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk
mencapai kompetensi, berupa pernyataan yang memperagakan kompetensi di setiap elemen, apa yang
menunjukkan komponen komponen pendukung unit harus dikerjakan pada waktu menilai dan apakah syarat-
kompetensi. syarat dari elemen

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9-7


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

dipenuhi.

Batasan Variabel
Menjelaskan konteks unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan unit yang akan dilakukan, peraturan perundang-
undangan yang diberlakukan, prosedur atau kebijakan yang harus dipatuhi pada saat melakukan pekerjaan tersebut serta
informasi tentang peralatan dan fasilitas yang diperlukan.

Panduan Penilaian
Membantu menginterprestasikan dan menilai unit dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan, untuk
memperagakan kompetensi sesuai tingkat keterampilan yang digambarkan dalam kriteria unjuk kerja, yang meliputi:
1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.
2. Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.
3. Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada
waktu pengujian
4. Kaitan dengan unit-unit lain.

Pengembangan standar kompetensi harus memperhatikan :

1. Breadth (luasan)
Unit adalah satuan pekerjaan terkecil yang masih dapat didefinisikan dan terukur yang mencerminkan suatu
ekspresi yang luas dari penerapan pengetahuan dan keterampilan, bermanfaat dalam proses pengakuan dan
kemampuan transfer kompetensi dan dapat dipergunakan pada tempatkerja dalam perusahaan yang berbeda.

2. Unit Size (ukuran unit)


Ukuran unit berbeda untuk setiap unit kompetensi karena mencerminkan kompleksitas pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja, atau perbedaan batasan aktifitas yang dilaksanakan

3. Transferability
Transferability merupakan kesamaan unit standar kompetensi yang dapat dipergunakan untuk melintasi
batasan dalam lingkup kerja yang berbeda dan cukup fleksibel untuk digunakan dalam berbagai konteks yang
spesifik.

4. lnterelationship between units (Keterkaitan antara unit-unit)


Unit disusun dengan fungsi-fungsi pekerjaan yang terpisah tetapi memiliki saling ketergantungan satu dengan
yang lainnya dalam bidang pekerjaan yang sama.
Penentuan unit kompetensi berdasarkan :

1. Discrepancy merupakan ketidakcocokan atau ketidaklayakan unit kompetensi dilihat dari pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja terhadap format standar kompetensi.
2. Deficiency merupakan ketidakefisienan unit kompetensi terhadap format standar kompetensi,

9.5 Kompetensi Kunci


Kompetensi Kunci

Yang dimaksud dengan kompetensi kunci adalah kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Kompetensi-kompetensi kunci tersebut diformulasikan ke dalam
unit-unit kompetensi, dimana jumlah dan komposisi kompetensi kunci yang dibutuhkan tergantung dari
tingkat kesulitan unit kompetensi dimaksud.

Berdasarkan pada rangkuman dari referensi yang ada, dirumuskan terdapat 7 (tujuh) kompetensi kunci
sebagai berikut :
a. mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi
b. mengkomunikasikan ide dan informasi
c. merencanakan dan mengatur kegiatan
d. bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
e. menggunakan ide dan teknik matematika
f. memecahkan persoalan/masalah
g. menggunakan teknologi

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9-8


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Jenjang/Level/Tingkat Unit Kompetensi

Level kompetensi adalah pengelompokan unit-unit kompetensi berdasarkan pada tingkat kesukaran atau
kompleksitas serta tingkat persyaratan yang harus dipenuhinya. Diskripsi level unit kompetensi sebagai
berikut :

Level 1
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada
pemahaman prosedur/instruksi kerja dibawah pengawasan atasan langsung.

Level 2
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada
penerapan prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya :
+ kemampuan analisa masalah.
+ kemampuan pemecahan masalah
+ kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.

Level 3
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada
prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya :
+ kemampuan analisa masalah.
+ kemampuan pemecahan masalah
+ kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.
+ kemampuan memberikan bimbingan dan supervisi kepada bawahannya

9.6 Hubungan Antara Unit, Level Unjuk Kerja Kompetensi Kunci


Kompetensi kunci atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Berikut ini
7 (tujuh) kompetensi kunci :
a. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi;
b. Mengkomunikasikan ide dan informasi;
c. Merencanakan dan mengatur kegiatan;
d. Bekerjasama dengan oranglain dan kelompok;
e. Menggunakan ide dan teknik matematika;
f. Memecahkan persoalan/masalah;
g. Menggunakan teknologi.
(Sumber : Key Competencies, William Hall & Mark C. Werner)

Tabel 9.1
Hubungan Kompetensi Kunci
Level Unjuk Level Unjuk
Level Unjuk
Kerja/Tingkat 2 Kerja/Tingkat 3
Kompetensi Kunci Kerja/Tingkat 1
Mengorganisasi Mengevaluasi dan
Melakukan Kegiatan
Kegiatan memodifikasi proses
Mengumpulkan, Mengakses dan merekam dari Mengakses, memilih dan Mengakses, mengevaluasi
menganalisa dan satu sumber merekam dari lebih dari dan megorganisasikan dari
mengorganisasikan satu sumber berbagai sumber
informasi
Merencanakan dan Dibawah pengawasan atau Dengan panduan Inisiasi mandiri dan
mengorganisasikan supervisi mengevaluasi kegiatan
kegiatan yang kompleks
Bekejasama dengan orang Kegiatan atau aktifitas rutin Membantu merumuskan Berkolaborasi dalam
lain dan kelompok tujuan aktifitas yang kompleks
Menggunakan ide serta Rutin dan dibawah pengawasan Memilih ide dan teknik Berkolabirasi dalam
teknik matematika yang tepat untuk tugas menyelesaikan tugas yang
yang kompleks kompleks.
Memecahkan masalah Rutin dan dibawah pengawasan Rutin dan dilakukan sendiri Rutin dan dilakukan sendiri

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9-9


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Level Unjuk Level Unjuk


Level Unjuk
Kerja/Tingkat 2 Kerja/Tingkat 3
Kompetensi Kunci Kerja/Tingkat 1
Mengorganisasi Mengevaluasi dan
Melakukan Kegiatan
Kegiatan memodifikasi proses
berdasar panduan berdasar panduan
Menggunakan teknologi Yang berulang pada tingkat Untuk membangun dan Merancang,
dasar mengorganisir atau menggabungkan atau
mengoperasikan produk memodofikasi produk atau
atau jasa jasa.

9.7 Kodefiksi Unit Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode unit kompetensi yang digunakan dalam Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau
dirumuskan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, No. 227
Tahun 2003 dan No.69 Tahun 2004 yaitu sebagai berikut:

XXX XX 00 000 00
Sektor Sub Sektor Bidang/Grup No. Unit Versi

Sektor : Singkatan 3 huruf dari nama sektor


Sub Sektor : Singkatan 2 huruf dari nama subsektor
Jika tidak ada subsektor, diisi dengan huruf
00
Bidang/Grup : Diisi 2 digit angka yaitu
Jika tidak ada grup
01 : Identifikasi Kompetensi Umum yang diperlukan untuk dapat bekerja
pada sektor
02 : Identifikasi Kompetensi Inti yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas-tugas inti pada sektor tertentu
03 : Identifikasi Kompetensi kekhususan/spesialisasi
yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas spesifik pada sektor
tertentu
Nomor Urut Unit : Nomor urut unit kompetensi dengan menggunakan 3 digit angka , mulai dari
001,002,003, ......., dst.
Versi : Nomor urut versi menggunakan 2 digit angka, mulai dari 01, 02, 03, ......, dst.

Untuk menguraikan kodefikasi Awak Kapal Sungai dan Danau tentang sektor, subsektor, bidang yaitu
sebagai berikut:

Sektor Awak Angkutan

Sub Angkutan Angkutan Angkutan


Sektor Sungai Danau Jalan Raya Jalan Rel

Perencanaan Kerja

Bidang
Pekerjaan Pengoperasian

Perawatan
PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 10
Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas maka CONTOH kodefikasi standar kompetensi Awak Kapal
Sungai dan Danau adalah sebagai berikut :

AAN.SD03.001.01 : Artinya adalah sebagai berikut :


AAN : Sektornya adalah awak angkutan
SD : Sub sektornya adalah sungai dan danau
03 : Identifikasi kompetensi kekhususan/spesialist
001 : Nomor unit kompetensu kesatu dari kelompok
01 : Versi kesatu

9.8 Peta Unit Kompetensi


Bidang angkutan sungai dan danau menggunakan pendekatan sistematik dan terpadu dalam mengopersikan
kapal sungai dan danau untuk kegiatan bersifat administrasi dan teknis, serta mempunyai aspek legal yang
tercakup dalam proses penyelenggaraan transportasi sungai dan danau.

Secara umum, susunan dan jabatan awak kapal sungai dan danau terdiri dari:
a. Nakhoda, yaitu pimpinan tertinggi diatas kapal dan bertanggung jawab atas pengoperasian kapal beserta
muatannya
b. Juru Mudi, yaitu pembantu utama nakhoda untuk mengemudikan kapal dan bertanggungjawab atas
muatan kapal
c. Juru Mesin, yaitu pembantu nakhoda yang bertanggungjawab untuk mengoperasikan mesin penggerak
kapal dan mesin-mesin lain yang ada.
d. Awak kapal lainnya, yaitu awak kapal selain nakhoda, Juru Mudi dan Juru Mesin

Standar Kompetensi Nasional Indonesia Awak Kapal Sungai dan Danau merupakan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dipetakan ke dalam tiga bidang/area pekerjaan yang berhubungan
dengan keahlian nautika dan teknika sungai dan danau. Masing-masing bidang pekerjaan diidentifikasi dan
dianalisa unit-unit kompetensi yang tercakup didalamnya. Unit-unit kompetensi tersebut dikelompokan ke
dalam 3 (tiga) katagori utama yaitu umum, inti dan spesialisasi/kekhususan yaitu seperti pada gambar 9.5

Gambar 9.5
Pola Pemetaan Unit-unit Kompetensi

9.8.1 Unit Kelompok Kompetensi Umum (01)

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 11


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Merupakan unit-unit kompetensi yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas inti pada sektor tertentu
yaitu pada kelompok Awak Kapal Sungai dan Danau. Area pekerjaan unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut :

Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD01.001.01 Memenuhi Persyaratan Kerja di Dunia
√ √ √ √
Usaha/Dunia Industri
AAN.SD01.002.01 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan,
√ √ √ √
Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
AAN.SD01.003.01 Membina Kerjasama √ √ √ √
AAN.SD01.004.01 Memahami Sistem Komunikasi √ √ √ √
AAN.SD01.005.01 Mengkoordinasi dan memelihara tim √ √ √ √
AAN.SD01.006.01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
√ √ √ √
di atas Kapal
AAN.SD01.007.01 Melakukan Dinas Jaga Mesin √ √ √ √
AAN.SD01.008.01 Melakukan Dinas Jaga Dek √ √ √ √
AAN.SD01.009.01 Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR √ √ √ √
AAN.SD01.010.01 Penerapan Pelayanan Medis diatas Kapal √ √ √ √
AAN.SD01.011.01 Penerapan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri
√ √ √ √
di Kapal
AAN.SD01.012.01 Melakukan Pencegahan Pemadaman Kebakaran √ √ √ √
AAN.SD01.013.01 Melakukan Pencegahan Polusi Lingkungan
√ √ √ √
Sungai dan Danau
AAN.SD01.014.01 Memberikan petunjuk langsung √ √ √ √
AAN.SD01.015.01 Menjaga etika berperilaku √ √ √ √

9.8.2 Unit Kelompok Kompetensi Inti (02)

Merupakan unit-unit kompetensi yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas inti pada sektor tertentu
yaitu pada kelompok Awak Kapal Sungai dan Danau. Area pekerjaan unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut :

Perencanaan Kerja
(6 unit Kompetensi)

Area Pekerjaan Unit Pengoperasian


Kompetensi Kel Inti (5 unit Kompetensi)

Jumlah unit kompetensi kelompok inti pada Bidang Awak KapalPerawatan


Sungai dan Danau adalah 22 (dua puluh
dua) unit kompetensi. (3 unit Kompetensi)

1. Bidang Pekerjaan Perencanaan Kerja

Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD02.001.01 Membuat perencanaan kerja √
AAN.SD02.002.01 Melakukan pekerjaan awal sebelum berlayar √

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 12


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

AAN.SD02.003.01 Merencanakan dan mengorganisasikan √


pekerjaan individu
AAN.SD02.004.01 Membuat perencanaan perawatan dan perbaikan √
mesin penggerak utama kapal sungai dan danau
AAN.SD02.005.01 Membuat perencanaan perawatan dan perbaikan √
sistem kelistrikan kapal sungai danau
AAN.SD02.006.01 Penerapan hukum pelayaran sungai dan danau √

2. Bidang Pekerjaan Pengoperasian

Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD02.007.01 Mengoperasikan mesin penggerak utama kapal

sungai dan danau
AAN.SD02.008.01 Mengoperasikan sistem kelistrikan √
AAN.SD02.009.01 Memberikan dan memonitor pelayanan kepada
pelanggan (pengguna jasa transportasi sungai √
dan danau)
AAN.SD02.010.01 mengoperasikan perlengkapan pemindahan √
muatan tetap/dapat bergerak
AAN.SD02.011.01 membantu dalam kegiatan penambatan dan lego √
jangkar

3. Bidang Pekerjaan Perawatan

Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD02.012.01 melakukan perawatan ruang mesin √
AAN.SD02.013.01 melakukan perawatan mesin penggerak utama √
AAN.SD02.014.01 melakukan perawatan sistem kelistrikan √

9.8.3 Unit Kelompok Kompetensi Spesialisasi/Kekhususan (03)

Kompetensi kelompok spesialisasi/kekhususan merupakan unit-unit kompetensi yang diperlukan untuk


mengerjakan tugas-tugas spesialisasi/kekhususan pada sektor tertentu yaitu pada keahlian tertentu. Jumlah
unit kompetensi kelompok spesialisasi/kekhususan pada Bidang Keahlian Teknika Perikanan Laut adalah 4
(empat) unit kompetensi.

Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD03.001.01 Melakukan kerja bengkel √
AAN.SD03.002.01 Memilih bahan teknik √
AAN.SD03.003.01 Menggambar mesin √

9.9 Nama Unit-unit Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau


Dari penjelasan diatas, berikut disajikan kode unit dan nama unit-unit kompetensi awak kapal sungai dan
danai sebagaimana tabel 9.2

Tabel 9.2

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 13


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode dan Nama Unit Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

No Kode Unit Nama Unit Kompetensi

1 AAN.SD01.001.01 Memenuhi Persyaratan Kerja di Dunia Usaha/Dunia Industri


2 AAN.SD01.002.01 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di
Tempat Kerja Lingkungan di Tempat Kerja
3 AAN.SD01.003.01 Membina Kerjasama
4 AAN.SD01.004.01 Memahami Sistem Komunikasi
5 AAN.SD01.005.01 Mengkoordinasi dan memelihara tim
6 AAN.SD01.006.01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di atas Kapal
7 AAN.SD01.007.01 Melakukan Dinas Jaga Mesin
8 AAN.SD01.008.01 Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR
9 AAN.SD01.009.01 Penerapan Pelayanan Medis di atas Kapal
10 AAN.SD01.010.01 Penerapan prosedur teknik penyelamatan diri di sungai dan danau
11 AAN.SD01.011.01 Melakukan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran
12 AAN.SD01.012.01 Melakukan Pencegahan Polusi Lingkungan Sungai dan Danau
13 AAN.SD01.013.01 Memberikan petunjuk langsung
14 AAN.SD01.014.01 Menjaga etika berperilaku
15 AAN.SD02.001.01 Membuat perencanaan kerja
16 AAN.SD02.002.01 Melakukan pekerjaan awal sebelum berlayar
17 AAN.SD02.003.01 Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaan individu
18 AAN.SD02.004.01 Membuat perencanaan perawatan dan perbaikan mesin penggerak utama kapal
sungai dan danau
19 AAN.SD02.005.01 Membuat perencanaan perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan kapal sungai
danau
20 AAN.SD02.006.01 Mengoperasikan mesin penggerak utama kapal sungai dan danau
21 AAN.SD02.007.01 Mengoperasikan sistem kelistrikan
22 AAN.SD02.008.01 Memberikan dan memonitor pelayanan kepada pelanggan
23 AAN.SD02.009.01 Mengoperasikan perlengkapan pemindahan muatan tetap/dapat bergerak
24 AAN.SD02.010.01 Membantu dalam kegiatan penambatan dan lego jangkar
25 AAN.SD02.011.01 Melakukan perawatan ruang mesin
26 AAN.SD02.012.01 Melakukan perawatan mesin penggerak utama
27 AAN.SD02.013.01 Melakukan perawatan sistem kelistrikan
28 AAN.SD03.001.01 Melakukan kerja bengkel
29 AAN.SD03.002.01 Memilih bahan teknik
30 AAN.SD03.003.01 Menggambar mesin

9.10 Profil Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau


Berikut disampaikan kompetensi dan sub kompetensi awak kapal sungai dan danau sebagaimana tabel 9.3

Tabel 9.3
Tabel Kompetensi dan Sub Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau
Kompetensi Sub Kompetensi
1. Memenuhi Persyaratan Kerja di Dunia 1.1 Menyetujui kondisi dan ketentuan ketenagakerjaan
Usaha/Dunia Industri
1.2 Memenuhi persyaratan ketenagakerjaan
1.3 Melaksanakan persyaratan ketenagakerjaan
2. Memenuhi Persyaratan Kesehatan, 2.1 Menetapkan hal-hal yang
Keselamatan, Keamanan dan berhubungan dengan kesehatan dan
Lingkungan di Tempat Kerja keselamatan kerja di lingkugan kerja
2.2 Mendokumentasikan dan
menyebarkan syarat-syarat kesehatan
dan keselamatan kerja
2.3 Menyediakan saran-saran ergonomis Dasar

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 14


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kompetensi Sub Kompetensi


3. Membina Kerjasama 3.1 Menetapkan, mengembangkan, dan
memperbaiki kinerja tim
3.2 Mengkoordinasikan anggota tim
3.3 Mendelegasikan tanggung jawab dan kewenangan
4. Memahami Sistem Komunikasi 4.1 Melakukan komunikasi dengan isyarat visual
4.2 Melakukan komunikasi dengan isyarat bunyi
4.3 Melakukan komunikasi telepon dan radio
4.4 Mengidentifikasi tanda–tanda bahaya
4.5 Menggunakan isyarat bahaya darurat
4.6 Melakukan SAR untuk kapal lain
5. Mengkoordinasi dan memelihara kerja 5.1 Menetapkan, mengembangkan, dan
sama tim memperbaiki kinerja tim
5.2 Mengkoordinasikan anggota tim
5.3 Mendelegasikan tanggung jawab dan
Kewenangan
6. Menerapkan Keselamatan dan 6.1 Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
Kesehatan Kerja di atas Kapal
6.2 Menunjukkan sebab-sebab terjadinya kecelakaan
6.3 Menggunakan peralatan keselamatan kerja
6.4 Menyebutkan prinsip-prinsip memasuki ruangan
tertutup
6.5 Menerapkan peraturan keselamatan dan kesehatan
kerja
6.6 Menerapkan pencegahan kecelakaan
7. Melakukan Dinas Jaga Mesin 7.1 Menerapkan prosedur dinas jaga mesin
7.2 Menjelaskan prinsip-prinsip penyelenggaraan jaga
mesin
7.3 Menyebutkan prosedur kerja kelompok mesin yang
efektif
8. Menerapkan Prosedur Darurat dan 8.1 Mengidentifikasi jenis-jenis keadaan darurat
SAR
8.2 Menjelaskan denah keadaan darurat
8.3 Menjelaskan pola penanggulangan keadaan darurat
8.4 Mengenal isyarat bahaya
8.5 Melakukan tindakan dalam keadaan darurat
8.6 Menunjukkan lintas penyelamatan diri
8.7 Melakukan SAR untuk kapal lain sesuai standar
prosedur yang ditentukan
9. Penerapan Pelayanan Medis di atas 9.1 Menguraikan susunan tubuh manusia dan
Kapal fungsinya
9.2 Menerapkan prinsip umum dari P3K
9.3 Melakukan pertolongan pertama pada pendarahan
resusitasi paru dan jantung serta pengamanan
goncangan/shock
9.4 Menentukan posisi meletakkan korban dan korban
pingsan/tidak sadarkan diri
9.5 Melakukan pertolongan pada luka bakar, luka
terkena air panas dan kecelakaan yang disebabkan
oleh aliran listrik
9.6 Melakukan penyelamatan dan pengangkutan
penderita
10. Penerapan prosedur teknik 10.1 Menerapkan prinsip umum bertahan hidup di
penyelamatan diri di sungai dan danau sungai dan danau
10.2 Menjelaskan jenis-jenis keadaan darurat dan
evakuasi

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 15


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kompetensi Sub Kompetensi


10.3 Menggunakan pesawat luput maut dan sekoci
penyelamat
10.4 Menggunakan alat-alat penolong perorangan
10.5 Menjelaskan penyelamatan diri di laut dan
pembagian tugas pengamatan
10.6 Mengoperasikan permesinan s ekoci dan
perlengkapannya
10.7 Mengoperasikan perlengkapan radio darurat
10.8 Menyebutkan tindakan di atas pesawat luput maut
11. Melakukan Pencegahan dan 11.1 Mengidentifikasi kalsifikasi kebakaran dan
Pemadaman Kebakaran memilih media pemadamny
11.2 Menjelaskan pencegahan terjadinya kebakaran
11.3 Melakukan pengamatan dini sebelum terjadinya
kebakaran
11.4 Menjelaskan sistem pemadaman kebakaran
instalasi tetap
11.5 Menggunakan macam-macam perlengkapan
pemadam kebakaran lainnya
11.6 Menggunakan alat-alat pelindung pernapasan
11.7 Melakukan latihan menggunakan alat pelindung
Pernapasan
11.8 Menjelaskan organisasi pemadam kebakaran di
Kapal
11.9 Mendemonstrasikan metoda memadamkan
Kebakaran
11.10 Melakukan latihan memadamkan kebakaran
12. Melakukan Pencegahan Polusi 12.1 Melakukan pencegahan pencemaran lingkungan
Lingkungan Sungai dan Danau sungai dan danau
12.2 Mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran
12.3 Menjelaskan pola penanggulangan pencemaran
lingkungan sungai dan danau
12.4 Mengenal peralatan pencegah pencemaran sungai
dan danau
12.5 Mengoperasikan dan merawat peralatan pencegah
pencemaran sungai dan danau
12.6 Melakukan pencegahan dan penanggulangan
pencemaran sungai dan danau
13. Memberikan petunjuk langsung 13.1 Menentukan kebutuhan pelanggan
13.2 Mengorganisasi sumber petunjuk
13.3 Memberikan petunjuk langsung
13.4 Meminta masukan dari pelanggan
14. Menjaga etika berperilaku 14.1 Melindungi kepentingan pelanggan
14.2 Menghasilkan layanan yang berkualitas
14.3 Menjamin kwalitas kinerja
14.4 Menjaga hubungan kerja yang harmonis
15. Membuat perencanaan kerja 15.1 Membuat jadwal kegiatan
15.2 Mengatur bahan, peralatan dan cara kerja
16. Melakukan pekerjaan awal sebelum 16.1 Mempersiapkan pekerjaan terkait kelaikan kapal
berlayar dengan melalukan pemeriksaan kapal
16.2 Melakukan input manives (daftar manives) kapal
sungai dan danau);
16.3 Melaporkan hasil kegiatan sebelum berlayar ke
syahbandar.
17. Merencanakan dan mengorganisasikan 17.1 Merencanakaan dan mempersiapkan pekerjaan
pekerjaan individu

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 16


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kompetensi Sub Kompetensi


17.2 Melaksanakan pekerjaan sesuai perencanaan
18. Membuat perencanaan perawatan dan 18.1 Mempersiapkan pekerjaan perencanaan perawatan
perbaikan mesin penggerak utama dan perbaikan mesin pengerak utama kapal sungai
kapal sungai dan danau danau
18.2 Membuat draft perencanaan perawatan dan
perbaikan mesin penggerak utama kapal sungai
danau
18.3 Melakukan konsultasi draft perencanaan
18.4 Membuat laporan
19. Membuat perencanaan perawatan dan 19.1 Mempersiapkan pekerjaan perencanaan perawatan
perbaikan sistem kelistrikan kapal dan perbaikan sistem kelistrikan kapal sungai
sungai danau danau
19.2 Membuat draf perencanaan perawatan dan
perbaikan sistem kelistrikan kapal sungai danau
19.3 Melakukan konsultasi draft perencanaan
19.4 Membuat laporan
20. Mengoperasikan mesin penggerak 20.1 Mengoperasikan mesin penggerak utama
utama kapal sungai dan danau
20.2 Mengoperasikan unit propeller/baling baling
20.3 Menggunakan Oil Water Separator (OWS) dan
peralatan penyaringan oli
20.4 Mengoperasikan mesin-mesin dek dan kemudi
20.5 Menerapkan sistem kontrol
21. Mengoperasikan sistem kelistrikan 21.1 Mempersiapkan pekerjaan mengoperasikan sistem
kelistrikan
21.2 Mengoperasikan sistem
pembangkit listrik
21.3 Menjaga kondisi operasi
21.4 Melaksanakan jaga sistem kelistrikan
21.5 Mengatasi gangguan
21.6 Membuat laporan
22. Memberikan dan memonitor pelayanan 22.1 Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
kepada pelanggan
22.2 Memberikan pelayanan kepada pelanggan
22.3 Memonitor dan melaporkan terhadap pelayanan
yang diberikan
23. mengoperasikan perlengkapan 23.1 Menerapkan prinsip-prinsip pemuatan
pemindahan muatan tetap/dapat
bergerak
23.2 Mengidentifikasi jenis-jenis muatan
23.3 Membuat perencanaan dan melaksanakan
pemuatan
23.4 Mengoperasikan peralatan bongkar muat
23.5 Melakukan perhitungan muatan
23.6 Mengidentifikasi peralatan kapal tanker
23.7 Melakukan prosedur memasuki ruangan berbahaya
23.8 Menyebutkan dokumen-dokumen muatan
23.9 Menjelaskan peranginan muatan
24. membantu dalam kegiatan penambatan 24.1 Melaksanakan penambatan dan tugas penanganan
dan lego jangkar jangkar
24.2 Mengikuti prosedur kontrol keselamatan dan
bahaya
24.3 Melaksanakan tugas-tugas keatas dan kesamping
kapal
24.4 Melaksanakan penalian dan memastikan muatan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 17


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kompetensi Sub Kompetensi


serta akses jalan terhadap kapal kecil
25. melakukan perawatan ruang mesin 25.1 Mengembangkan praktek terbaik perawatan ruang
mesin
25.2 Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan untuk
melaksanakan perawatan mesin
25.3 Melakukan perbaikan praktek-praktek perawatan
mesin bila diperlukan
26. melakukan perawatan mesin penggerak 26.1 Mengembangkan praktek terbaik perawatan ruang
utama mesin penggerak utama
26.2 Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan untuk
melaksanakan perawatan mesin penggerak utama
26.3 Melakukan perbaikan praktek-praktek perawatan
mesin penggerak utama bila diperlukan
27. melakukan perawatan sistem 27.1 Mengembangkan praktek terbaik
kelistrikan perawatan sistem kelistrikan
27.2 Mengidentifikasi sumber-sumber
dukungan untuk melaksanakan
perawatan sistem kelistrikan
27.3 Melakukan perbaikan praktek-praktek
perawatan kelistrikan bila diperlukan
28. Melakukan kerja bengkel 28.1 Mempersiapkan pekerjaan
28.2 Melakukan kerja bangku
28.3 Melakukan kerja bubut
28.4 Melaksanakan kerja las
28.5 Membuat laporan
29. Memilih bahan teknik 29.1 Mempersiapkan pemilihan bahan teknik
29.2 Melakukan pemilihan bahan
teknik
29.3 Menghitung kebutuhan bahan
29.4 Melakukan pengujian
29.5 Membuat laporan
30. Menggambar mesin 30.1 Menggunakan peralatan, ketentuan dan standarisasi
gambar
30.2 Menggambar konstruksi geometri
30.3 Menggambar pandangan tunggal
30.4 Menggambar pandangan majemuk
30.5 Menggambar potongan (irisan) penampang benda
30.6 Memberi ukuran pada gambar kerja
30.7 Menggambar bukaan benda bentuk sederhana dan
bentuk sambungan

9.11 Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau


Berikut disampaikan standar kompetensi awak kapal sungai dan danau yang menjelaskan kode unit, judul
unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja (KUK), batasan variabel, panduan penilaian, dan
kompetensi kunci dari masing-masing kompetensi yang wajib dimiliki oleh awak kapal sungai dan danau.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 18


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD01.001.01


Judul Unit : Memenuhi Persyaratan Kerja di Dunia Usaha/Dunia Industri
Deskripsi Unit : Unit ini menunjukkan kemampuan pekerja untuk memenuhi persyaratan dasar bekerja di
dunia usaha/industri/perusahaan angkutan sungai dan danau. Unit kompetensi ini adalah
penting dan merupakan penjabaran suatu tugas/tanggung jawab yang harus dimiliki pekerja
pada semua kualifikasi di Bidang angkutan sungai dan danau.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Menyetujui kondisi dan ketentuan 1.1 Dokumentasi ketenagakerjaan dicek untuk pemenuhan
ketenagakerjaan kondisi dan tujuan yang disetujui.
1.2 Kondisi ketenagakerjaan dicek untuk memastikan
proses pemeliharaan.
2 Memenuhi persyaratan ketenagakerjaan 2.1 Program pengembangan industri disosialisasikan di
tempat kerja untuk meningkatkan kualitas,
produktifitas dan menciptakan kondisi kerja yang
kondusif.
2.2 Bekerja dengan mematuhi prosedur dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan DU/DI.
2.3 Bangunan dirancang sesuai standar unit produksi.
3 Melaksanakan persyaratan ketenagakerjaan 3.1 Kesalahan dan kelainan pada tempat kerja dikenali dan
dilakukan tindakan sesuai persyaratan perusahaan.
3.2 Pakaian dan persyaratan pribadi dipenuhi sesuai
standar kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
3.3 Hasil yang disetujui dilaksanakan secara rutin di
tempat kerja dan dengan perintah yang spesifik.

Batasan Variabel
1. Tujuan dan kondisi meliputi : penghargaan yang relevan, tenaga kerja kontrak, prasarana tempat kerja dan etiket.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 19


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

2. Pengembangan industri meliputi : implikasi perubahan teknologi pada tenaga kerja, lingkungan industri.
3. Bekerja praktis meliputi : pemeliharaan peralatan dan bahan- bahan, pengoperasian peralatan, pemeliharaan skedul,
buku harian dan catatan lain.
4. Tindakan meliputi : pelaporan, meralat kesalahan dan pencegahan kerusakan seperti laporan mesin sebelum menjadi
kesalahan utama, masalah kecil seperti kekurangan air, kerusakan alat.
5. Persyaratan kerusakan disajikan secara lisan dan tulisan.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Kode praktik.
1.2 Penghargaan industri dan kondisi.
1.3 Harapan para pekerja.
1.4 Sumber informasi.
1.5 Memahami dan mematuhi kondisi ketenagakerjaan.
1.6 Memenuhi ketentuan persyaratan ketenagakerjaan.

2. Konteks Penilaian
2.1 Otoritas manajemen dan pelaksanaan penilaian, Kualifikasi organisasi training.
2.2 Kualifikasi Asessor.
2.3 Pengukuran untuk memasukan penilaian yang konsisten.

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan pekerja melakukan induksi.
3.2 Keselamatan kerja.
3.3 Kemampuan untuk memastikan bahwa resiko dinilai oleh pekerja yang relevan.
3.4 Kemampuan untuk memastikan bahwa resiko pengukuran jangka pendek dan jangka panjang
diimplementasikan secara efektif.
3.5 Kemampuan mengidentifikasi keamanan dan prosedur alat-alat navigasi dan transportasi.
3..6 Kemampuan mengiidentifikasi prosedur keselamatan untuk kerja di atas kapal.
3.7 Kemampuan memilih, menggunakan dan memelihara pakaian dan peralatan untuk protective diri.
3.8 Kemampuan melakukan perubahan praktik kerja.
3.9 Kemampuan dalam penggunaan pakaian dan peralatan perlindungan diri.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan
Lingkungan di Tempat Kerja
4.2 Membina Kerjasama
4.3 Memahami Sistem Komunikasi
4.4 Membuat Perencanaan Kerja
4.5 Melakukan Dinas Jaga Mesin
4.6 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Atas Kapal
4.7 Penerapan Hukum Pelayaran dan Peraturan Sungai dan Danau
4.8 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Mesin Penggerak
Utama Kapal
4.9 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan
Kapal Sungai dan Danau
4.10 Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1
4 Bekerja dengan orang lain 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 20


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD01.002.01


Judul Unit : Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat
Kerja
Deskripsi Unit : Unit ini menunjukkan kemampuan para pekerja untuk memenuhi persyaratan kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja. Ini adalah suatu unit yang penting untuk kualifikasi Angkutan
Sungai dan Danau. Ini setara dengan kompetensi generik.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mengikuti prosedur di tempat kerja untuk 1.1 Unsur/bahan-bahan beresiko tinggi diidentifikasi
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja berdasarkan label dan lembar data keselamatan.
1.2 Komponen keselamatan kerja dilakukan pemeriksaan
pada awal sebelum mengoperasikan semua mesin,
sarana angkut dan bahan-bahan berbahaya.
1.3 Pakaian pelindung atau peralatan yang dibutuhkan
untuk bekerja diidentifikasi sesuai tugas-tugas yang
ditetapkan di tempat bekerja.
1.4 Sebelum melakukan penanganan secara manual, resiko
pekerjaan dinilai dan pekerjaan dilaksanakan sesuai
rekomendasi yang aman.
1.5 Resiko peserta dalam melakukan suatu pekerjaan
diidentifikasi dan tindakan antisipasi dilakukan untuk
mengurangi resiko yang berhubungan dengan
pekerjaan di tempat pekerja.
1.6 Semua prosedur dan instruksi kerja untuk
pengendalian pekerjaan berbahaya diikuti secara

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 21


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

seksama.
2 Melakukan tindakan kesehatan dan keselamatan 2.1 Pengetahuan dan kemampuan untuk mengikuti
kerja dalam kondisi berbahaya/darurat prosedur yang berhubungan dengan kecelakaan, api
dan kondisi darurat termasuk komunikasi di lokasi dan
petunjuk untuk bahaya pribadi dipelihara sesuai
ketentuan di dunia usaha.
2.2 Prosedur penanganan darurat diikuti sesuai standar
perusahaan di tempat kerja.
2.3 Peralatan darurat digunakan sesuai spesifikasi pabrik
dan persyaratan di tempat kerja.
2.4 Otoritas yang sesuai diberitahukan sesuai kebijakan
perusahaan.
3 Memelihara infrastruktur dan 3.1 Kontribusi semua komponen kesehatan dan
lingkungan kerja keselamatan kerja diusahakan terus menerus dan
dilaksanakan untuk keseluruhan infrastruktur.
3.2 Bantuan kesehatan dan keselamatan kerja disiapkan
untuk antisipasi efektif dalam mengendalikan resiko
yang berhubungan dengan tugas/pekerjaan di tempat
kerja.
3.3 Pengelolaan lingkungan tempat kerja dari kesibukan
tempat kerja dan penanganan limbah dari unit usaha.

Batasan Variabel
1. Kompetensi keselamatan dan kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan meliputi aplikasi kesehatan, prinsip-
prinsip keselamatan, kecocokan dengan perundang undangan dan kode praktik masing-masing status termasuk
tugas-tugas dan tanggungjawab semua kelompok.
2. Resiko ditempat kerja termasuk pengoperasian angkutan sungai dan danau dan alat navigasi penanganan manual.
3. Pakaian atau alat-alat perlindungan pada tempat kerja yang beresiko sangat dibutuhkan.
4. Menangani secara manual tugas yang beresiko termasuk pengoperasian kapal sungai dan danau.
5. Resiko peserta termasuk luka-luka akibat alat pengoperasian kapal sungai dan danau.
6. Tingkatan yang sesuai untuk kesehatan dan kebugaran diperlukan untuk semua tugas di dalam bidang angkutan
sungai dan danau.
7. Kebijakan prosedur termasuk kebijakan mengandung resiko dan prosedur, kebijakan keadaan darurat, prosedur
menggunakan pakaian dan peralatan perlindungan, mengidentifikasi dan prosedur isu resolusi langkah kerja dan
lembar kerja.
8. Kesehatan dan keselamatan keadaan darurat ditempat kerja

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Resiko yang penting ditempat kerja
1.2 Penanganan kondisi darurat
1.3 Persyaratan kebugaran dan kesehatan personil.
1.4 Mengikuti prosedur identifikasi resiko dan pengendalian resiko di tempat kerja.
1.5 Bertindak dalam kondisi darurat.
1.6 Menangani pertolongan pertama
1.7 Memelihara kesehatan dan kebugaran

2. Konteks Penilaian
2.1 Melaksanakan penilaian berdasarkan prosedur penilaian
2.2 Pengukuran untuk memasukkan penilaian yang konsisten

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan pekerja melakukan induksi.
3.2 Kemampuan melakukan kegiatan dengan memperhatikan kesehatan dilatih dan dinilai
3.3 Kemampuan dalam mengidentifikasi dan membuat laporan dalam mengambil resiko kesehatan dan
keselamatan kerja
3.4 Kemampuan untuk memastikan bahwa resiko dinilai oleh pekerja yang relevan
3.5 Kemampuan untuk memastikan bahwa resiko pengukuran jangka pendek dan jangka panjang

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 22


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

diimplementasikan secara efektif


3..6 Kemampuan mengidentifikasi keamanan dan prosedur penanganan dan penyimpanan bahan-bahan kimia
dan unsur-unsur berbahaya, mempertimbangkan level keracunan dan pencemaran lingkungan.
3.7 Kemampuan mengidentifikasi prosedur keselamatan untuk kerja diluar termasuk perlindungan dari radiasi
matahari, debu dan suara
3.8 Kemampuan memilih, menggunakan dan memelihara pakaian dan peralatan untuk protective diri.
3.9 Kemampuan melakukan perubahan praktik kerja
3.10 Kemampuan akan kebutuhan identifikasi dan tindakan korektif untuk bekerja keras

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Membina Kerja Sama
4.3 Memahami Sistem Komunikasi
4.4 Membuat Perencanaan Kerja
4.5 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Atas Kapal
4.6 Melakukan Pencegahan Pemadaman Kebakaran
4.7 Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR
4.8 Penerapan Medis di Atas Kapal
4.9 Penerapan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Kapal
4.10 Penerapan Hukum Pelayaran dan Peraturan Sungai dan Danau
4.11 Melakukan Pencegahan Polusi Lingkungan di Laut
4.12 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Mesin Penggerak
Utama Kapal
4.13 Melakukan Perawatan Ruang Mesin
4.14 Melakukan Perawatan Mesin Penggerak Utama Kapal
4.15 Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan
4.16 Memilih Bahan Teknik

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1
4 Bekerja dengan orang lain 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 23


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD01.003.01


Judul Unit : Membina kerjasama
Deskripsi Unit : Unit ini menjelaskan prinsip dasar dalam membangun kerjasama dengan orang atau
kelompok lain. Kompetensi ini berkaitan dengan prinsip dasar berkomunikasi, baik dalam
forum rapat maupun dalam kerja kelompok. Untuk dapat melaksanakan unit ini diperlukan
pengetahuan dan keterampilan. Unit kompetensi ini diperlukan pada seluruh pekerjaan di
bidang angkutan sungai dan danau.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Melakukan interaksi di tempat kerja 1.1 Isu dan peristiwa yang memerlukan tindakan/perhatian
dilaporkan secara rinci kepada supervisor sesuai
dengan instruksi kerja di perusahaan.
1.2 Pesan didengar, dicatat secara teliti dan disampaikan
secara efisien dan efektif kepada orang atau kelompok
lain.
1.3 Tingkah laku positif dipelihara/dipertahankan dalam
melakukan hubungan dengan orang lain.
1.4 Teknologi komunikasi yang relevan untuk perusahaan
digunakan di bawah pengawasan
2 Melakukan pertemuan, menyalami dan 2.1 Klien disambut sesuai ketentuan perusahaan
mengarahkan klien dan pelanggan
2.2 Bertanya dan mendengarkan secara aktif digunakan
untuk menimbulkan minat klien.
2.3 Kebutuhan klien secara khusus diarahkan atau
difokuskan sesuai yang dibutuhkan.
3 Berpartisipasi dalam rapat dan kelompok kerja 3.1 Interaksi dalam forum rapat dilakukan secara konsisten
sesuai tujuan rapa
3.2 Interaksi dengan kelompok kerja secara aktif, efisien,
efektif ditunjukkan dalam forum rapat dan kelompok
kerja.
3.3 Keputusan kelompok dimengerti dan diterapkan sesuai
kebutuhan.
4 Memelihara penampilan pribadi 4.1 Pakaian pribadi dipelihara/ditunjukkan sesuai
ketentuan perusahaan.
4.2 Perawatan kesehatan pribadi dilakukan sesuai
ketentuan perusahaan

Batasan Variabel
1. Isu tempat kerja meliputi: tugas dan pekerjaan pribadi, keselamatan dan kesehatan pribadi sesuai pekerjaan,
informasi dari pekerja lain atau pelanggan dan klien.
2. Peristiwa di tempat-tempat kerja meliputi laporan, informasi harian yang segera harus ditangani misalnya bahan-

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 24


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

bahan, stok, peralatan bermesin, alat-alat sederhana


3. Pencatatan termasuk kegiatan menulis atau verbal.
4. Ketentuan perusahaan termasuk membantu klien, interaksi dengan supervisi dan kolega, kesehatan dan pakaian
pribadi, uraian posisi perusahaan, pengembangan organisasi perusahaan.
5. Teknologi komunikasi meliputi fax, mesin jawaban, jaringan telepon, e-mail, interaksi dengan komputer.
6. Ketentuan perusahaan dalam hubungannya dengan relasi dalam menyambut, membantu klien dan pelanggan.
7. Tata letak dari lokasi perusahaan dan sumberdaya lainnya.
8. Teknologi komunikasi dan sistem yang digunakan dalam perusahaan
9. Teknik bertanya, mendengar dan menjawab
10. Keterampilan efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Melakukan interaksi di tempat kerja.
1.2 Melakukan pertemuan, menyalami dan mengarahkan klien dan pelanggan.
1.3 Berpartisipasi dalam rapat dan kelompok kerja
1.4 Bekerja secara kelompok.
1.5 Memelihara penampilan pribadi
1.6 Berkomunikasi efektif di tempat kerja
1.7 Berkomunikasi efektif dan pertanggungjawaban manajemen disampaikan kepada pekerja baru.
1.8 Berkomunikasi yang berkaitan dengan diklat
1.9 Berkomunikasi efektif dengan perusahaan lain berkaitan dengan peraturan, pelaksanaan terbaik di
perusahaan dalam berkomunikasi dengan pakar

2. Konteks Penilaian
2.1 Membuat perencanaan kerja
2.2 Permasalahan-permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang berdampak pada unjuk kerja unit
ini tidak dapat dipakai

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan kualifikasi Lembaga Penguji telah terakreditasi oleh lembaga yang berwenang.
3.2 Kemampuan kualifikasi Assesor
3.3 Kemampuan Assesor dalam melakukan pengujian sesuai dengan apa yang akan diujikan dalam
kompetensi ini.
3.4 Kemampuan Assesor dalam melaksanakan proses penilaian sesuai prosedur penilaian.
3.5 Kemampuan melakukan penilaian di tempat kerja/DU-DI atau di tempat diklat.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan
Lingkungan di Tempat Kerja
4.3 Memahami Sistem Komunikasi
4.4 Membuat Perencanaan Kerja
4.5 Melakukan Dinas Jaga Mesin

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1
4 Bekerja dengan orang lain 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 25


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD01.004.01


Judul Unit : Memahami sistem komunikasi
Deskripsi Unit : Unit ini menguraikan tingkatan dasar berkomunikasi di tempat kerja. Dalam melakukan
pekerjaan ini dibawah pengawasan langsung diikuti pengecekan secara reguler. Kompetensi
ini termasuk bimbingan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan tugas-tugas dan
pekerjaan. Merekam dan membuat laporan secara rutin dengan menggunakan metode dan
prosedur yang benar.Unit ini penting untuk semua kualifikasi awak angkutan sungai dan
danau dan setara dengan kompetensi generik.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mengumpulkan, mencatat dan mengirim data 1.1 Isu dan peristiwa sehari-hari di tempat kerja dan
memerlukan perhatian diidentifikasi sesuai kebutuhan.
1.2 Informasi direkam secara teliti dan menggunakan
format sesuai yang dibutuhkan.
1.3 Teknologi komunikasi yang relevan untuk perusahaan
digunakan dibawah pengawasan.
2 Mengumpulkan, mencatat dan menyediakan 2.1 Isu dan peristiwa yang menuntut tindakan atau
informasi untuk memenuhi kebutuhan tempat perhatian dilaporkan detail kepada supervisor sesuai
kerja dengan instruksi di tempat kerja.
2.2 Pesan telepon didengar dengan teliti, informasi
direkam dengan sewajarnya (benar) dan dihubungkan
kepada staf yang lain dengan efisien.
2.3 Instruksi kerja diperjelas dimana penting dan perlu
perhatian segera disampaikan ke supervisor.
2.4 Tingkah laku yang positif dipelihara/dipertahankan
dalam melakukan hubungan dengan yang lain.
3 Menanggapi masalah 3.1 Tugas yang dialokasikan dikenali dan diselesaikan
dalam waktu yang telah ditetapkan
3.2 Jika kesulitan muncul, bantuan secara aktif dicari
dengan mendekati anggota yang lain.
3.3 Ketentuan berkomunikasi didemonstrasikan sesuai
ketentuan perusahaan
3.4 Dukungan dan toleransi positif yang diberikan kepada
rekan kerja sesuai dengan ketentuan perusahaan.
3.5 Keikutsertaan dalam memecahkan masalah dilakukan
sesuai ketentuan dalam kerja kelompok.

Batasan Variabel

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 26


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

1. Isu tempat kerja meliputi: tugas dan pekerjaan pribadi, keselamatan dan kesehatan pribadi sesuai pekerjaan,
informasi dari pekerja lain atau pelanggan dan klien.
2. Peristiwa di tempat-tempat kerja meliputi laporan, informasi harian yang segera harus ditangani misalnya bahan-
bahan, stok, peralatan bermesin
3. Merekam termasuk menulis atau verbal
4. Permasalahan meliputi masalah pribadi, perbedaan budaya dan masalah dalam bekerja
5. Ketentuan perusahaan termasuk membantu klien, interaksi dengan supervisi dan kolega
6. Kesehatan dan pakaian pribadi, uraian posisi perusahaan, pengembangan organisasi perusahaan
7. Teknologi komunikasi meliputi fax, mesin jawaban, jaringan telepon, e-mail, interaksi dengan komputer.
8. Pelanggan termasuk kebutuhan khusus yang dibutuhkannya

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Ketentuan perusahaan dalam hubungan dengan relasi dalam menyambut, membantu klien dan pelanggan
1.2 Teknik mengatasi masalah
1.3 Teknik bertanya dan mendengar.
1.4 Pengetahuan lain yang berhubungan dengan pribadi
1.5 Berkomunikasi secara efektif
1.6 Berkomunikasi dengan berbagai cara
1.7 Berkomunikasi secara lisan
1.8 Berkomunikasi secara efektif didalam tim kerja.
1.9 Mengamati dan merekam di tempat kerja.
1.10 Berinteraksi dengan orang lain di tempat kerja
1.11 Bekerja secara tim.
1.12 Bertemu, memberi salam dan mengarahkan klien dan pelanggan

2. Konteks Penilaian
2.1 Permasalahan-permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang berdampak pada unjuk kerja unit
ini tidak dapat dipakai

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan kualifikasi Lembaga penguji telah terakreditasi oleh lembaga yang berwenang
3.2 Kemampuan kualifikasi Assesor
3.3 Kemampuan Assesor dalam melakukan sesuai dengan apa yang akan diujikan dalam kompetensi ini
3.4 Kemampuan Assesor melaksanakan proses penilaian sesuai prosedur penilaian
3.5 Kemampuan melakukan penilaian di tempat kerja/DU-DI atau di tempat Diklat

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.3 Membina Kerjasama
4.4 Membuat Perencanaan Kerja
4.5 Melakukan Dinas Jaga Mesin

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1
4 Bekerja dengan orang lain 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 27


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD01.005.01


Judul Unit : Mengkoordinasikan dan memelihara kerja sama tim
Deskripsi Unit : Unit ini menentukan kompetensi yang diperlukan untuk menjamin hasil kerja tim sesuai
dengan tugas yang diberikan

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Menetapkan, mengembangkan, dan 1.1 Standar unjuk kerja tim yang jelas, akurat, dan
memperbaiki kinerja tim relevan sesuai tujuan yang diharapkan
dikembangkan
1.2 Tujuan untuk merefleksikan budaya organisasi dan
standar-standar unjuk kerja dirancang
1.3 Tujuan tim dibandingkan dengan pelayanan dan
ditinjau secara berkala
1.4 Pendekatan kerjasama antar anggota tim dilakukan
1.5 Masukan dari anggota tim dicatat
2. Mengkoordinasikan anggota tim 2.1 Pekerjaan yang sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan diselesaikan
2.2 Tugas-tugas tim dikonsultasikan dengan anggota tim
untuk menjamin operasi tim yang efektif dan
digunakannya sumber daya yang efisien
2.3 Untuk mencapai standard sesuai kebutukan
pelanggan anggota tim dimotifasi
2.4 Umpan balik bagi tim sehubungan dengan prestasi
dari unjuk kerja atau standar pelayanan yang telah
disetujui diberikan.
3. Mendelegasikan tanggung jawab dan 3.1 Tanggung jawab dan kewenangan tim serta individu
kewenangan dalam prosedur organisasi ditetapkan dengan jelas.
3.2 Tanggung jawab yang harus dijalankan,
didelegasikan dengan jelas
3.3 Kebijakan, perencanaan, dan solusi masalah
dikomunikasikan dengan jelas dan singkat pada tim

Batasan Variabel
1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan komunikasi.
2. Unit ini tidak terbatas pada sesama individu, supervisor, dan anggota organisasi, yang berasal dari berbagai sosial,
budaya, dan etika.
3. organisasi tidak terbatas pada orgranisasi pada bagan organisasi dan alur kerja, tetapi juga berdasarkan organisasi
dari pekerjaan, tujuan pekerjaan dalam organisasi.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 28


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan
dan pengetahuan dibidang ini mencakup:
1.1 Pengetahuan dasar
1.1.1 Pengetahuan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja.
1.1.2 Pengetahuan teoritis metodologi pengembangan sistem.
1.1.3 Komponen-komponen dari proses perencanaan bisnis untuk pengembangan bidang teknologi
informasi.
1.1.4 Pengetahuan umum mengenai perubahan pengelolaan sistem.
1.2 Substansi di dalam keahlian ini :
1.2.1 Keterampilan memimpin.
1.2.2 Keterampilan merencanakan proyek sesuai dengan lingkup, waktu, biaya, kualitas, komunikasi.
1.2.3 Keterampilan memecahkan masalah-masalah yang tidak dapat diprediksi
1.2.4 Partisipasi dalam perkembangan strategi tim.
1.2.5 Kontribusi tim pada solusi dan tujuan tim.

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara praktek dengan
kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

3. Aspek penting penilaian


Aspek yang harus diperhatikan
3.1 Kemampuan untuk mengkoordinasikan tim guna menyelesaikan suatu pekerjaan.
3.2 Kemampuan menyediakan umpan balik bagi tim sehubungan dengan unjuk kerja atau standar pelayanan
yang disetujui

4. Kaitan dengan unit-unit lainnya


4.1 Unit ini didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam unit kompetensi yang berkaitan dengan:
4.1.1 Perencanan dan pengorganisasian kerja individu
4.1.2 Melakukan pekerjaan secara efektik dalam lingkungan teknologi informasi
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu dilakukan secara cermat.
Untuk pelatihan pra-kejuruan umum, institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan
serangkaian konteks industri. Batasan variabel akan membantu dalam pengembangan pelatihan.

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan,mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Melakukan kerja sama dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 29


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD01.006.01


Judul Unit : Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal
Deskripsi Unit : Unit ini berguna dalam menerapkan penyelenggaraan praktek keselamatan dan kesehatan
kerja awak kapal sungai dan danau

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Menyelenggarakan dan menerapkan peraturan 1.1 Tindakan pencegahan keselamatan awak kapal saat
praktek-praktek keselamatan dan kesehatan kerja pengoperasian armada sesuai prosedur.
awak kapal
1.2 Tindakan menyelamatkan awak kapal diperagakan
sesuai prosedur
1.3 Menerapkan usaha menjaga kesehatan dan
keselamatan
2 Menerapkan ketentuan FAO/ILO/IMO tentang 2.1 Langkah-langkah keselamatan pada kapal
awak kapal penangkap ikan penangkapan ikan diperagakan sesuai prosedur.
2.2 Langkah-langkah teknik operasi penangkapan yang
aman didemonstrasikan sesuai prosedur
3 Menggunakan dan merawat peralatan 3.1 Perlengkapan keselamatan kerja yaitu: wear pack,
keselamatan kerja sepatu kerja, helm kerja, sarung tangan, dan masker
pelindung digunakan sesuai prosedur kerja.
3.2 Penggunaan perlengkapan keselamatan kerja
didemonstrasikan sesuai prosedur
3.3 Alat-alat keselamatan dirawat sesuai dengan standar
keselamatan
4 Tindakan pencegahan untuk memasuki ruangan 4.1 Alat pelindung pernafasan disiapkan sesuai prosedur.
tertutup
4.2 Alat pelindung pernafasan digunakan sesuai prosedur.
4.3 Alat pelindung untuk menolong korban digunakan
sesuai prosedur
4.4 Alat pelindung untuk memadamkan api kecil
digunakan sesuai prosedur
5 Melakukan tindakan pencegahan kecelakaan di 5.1 Terjadinya proses kecelakaan ditunjukkan sesuai
atas kapal keselamatan kerja diatas kapal.
5.2 Penggunaan konsep penanggulangan diterapkan sesuai
prosedur
5.3 Tindakan pencegahan kecelakaan dilakukan sesuai

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 30


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

prosedur

Batasan Variabel
1. Ruang lingkup unit kompetensi ini mencakup :
+ Menyelenggarakan praktek-praktek keselamatan dan kesehatan kerja awak kapal penangkap ikan (Peraturan K3
untuk awak kapal perikanan No. 7.2.17 STCW.F amandemen 1995).
+ Menerapkan ketentuan FAO/ILO/IMO tentang awak kapal penangkap ikan.
+ Mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya kecelakaan.
+ Menggunakan peralatan keselamatan kerja.
+ Tindakan pencegahan untuk memasuki ruangan tertutup.
+ Penerapan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal.
+ Melakukan tindakan pencegahan kecelakaan di atas kapal.
+ Dalam menerapkan penyelenggaraan praktek keselamatan dan kesehatan kerja awak kapal penangkapan ikan
dilakukan sesuai dengan SOP K3 dan dengan konsisten.
2. Peralatan yang diperlukan :
+ Peralatan kerja deck dan mesin.
+ Peralatan keselamatan kerja

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan adalah P3K, Teknik penyelamatan diri perorangan, Bahan
berbahaya dan beracun, pencegahan pencemaran lingkungan, aturan-aturan lain yang relevan

2. Konteks Penilaian
2.1 Tes kemampuan yang dilakukan pada kondisi-kondisi diatas kapal selama kurun waktu pelatihan.
2.2 Penilaian kompetensi dapat dilakukan baik dalam kondisi operasional maupun berupa simulasi.
2.3 Tes kemampuan yang dilakukan dan hasilnya dikumpulkan bersama-sama seluruh rekaman.

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan menerapkan penyelenggaraan praktek-praktek keselamatan dan kesehatan kerja awak kapal
penangkap ikan.
3.2 Kemampuan untuk menerapkan ketentuan ILO/IMO tentang awak kapal sungai dan danau.
3.3 Kemampuan menerapkan ketentuan ILO/IMO tentang awak kapal sungai dan danau
3.4 Kemampuan menggunakan peralatan keselamatan kerja
3.5 Kemampuan menerapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan
Lingkungan di Tempat Kerja
4.3 Melakukan Dinas Jaga Mesin
4.4 Melakukan Pencegahan Pemadaman Kebakaran di Atas Kapal
4.5 Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR
4.6 Penerapan Pelayanan Medis di Atas Kapal
4.7 Penerapan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Laut

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 31


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD01.007.01


Judul Unit : Melakukan dinas jaga mesin
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pekerjaan dinas jaga mesin di kapal sungai dan danau

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pekerjaan dinas jaga 1.1 Prinsip kerja dinas jaga dipahami dari aspek tanggung
jawab pekerjaan, waktu dan administrasi guna
kelancaran operasional permesinan
1.2 Data dan informasi pekerjaan dinas jaga dari log book
sebelumnya dipelajari dan diidentifikasi alternatif
langkah pengoperasian
1.3 Pemeriksaan terhadap fungsi dan kondisi seluruh
permesinan dan sistem yang terkait dilakukan sesuai
dengan SOP atau manual yang ditetapkan.
1.4 Kebutuhan bahan bakar, minyak lumas, bahan bantu
lainnya disiapkan dan disediakan sesuai dengan
kebutuhan.
1.5 Tindakan keselamatan kerja dipersiapkan untuk
melaksanakan dinas jaga.
2 Melaksanakan dinas jaga 2.1 Selama melaksanakan dinas jaga berkoordinasi dengan
perwira jaga mesin dan perwira jaga dek
2.2 Mengamati kerja mesin seperti temperatur gas buang,
air pendingin, minyak pelumas, tekanan air pendingin,
minyak pelumas, bahan bakar, booster, jumlah bahan
bakar, minyak pelumas serta parameter kelistrikan dan
lainnya sesuai dengan urutan dan prosedur yang
ditetapkan manual/SOP.
2.3 Kondisi idle runing mesin dijaga selama dinas jaga
pada keadaan normal, sesuai dengan parameter yang
ditetapkan dalam SOP.
2.4 Semua kondisi operasi mesin disampaikan kepada

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 32


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

perwira jaga mesin guna menunjang pengoperasian


kapal, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
3 Menjaga kondisi operasi Permesinan 3.1 Perubahan-perubahan parameter kerja permesinan
diamati dan dicatat pada log book termasuk semua
aktifitas yang dilakukan
3.2 Semua sistem yang terkait dengan kerja permesinan
dijaga kondisi kerjanya meliputi : temperatur, tekanan,
parameter kelistrikan dan penggunaan bahan bakar,
minyak lumas, dan refrigerant.
3.3 Kondisi kerja abnormal dilaporkan kepada perwira
jaga/KKM.
4 Mengatasi gangguan permesinan 4.1 Gangguan operasi permesinan yang terjadi selama
selama dinas jaga dinas jaga didiagnosa secara tepat sesuai dengan
manual.
4.2 Alternatif mengatasi gangguan permesinan ditetapkan,
sesuai dengan hasil diagnosis dan dikonsultasikan
kepada perwira jaga mesin.
4.3 Perbaikan kerusakan atau penanggulangan gangguan
permesinan dilakukan sesuai dengan alternatif yang
ditetapkan
4.4 Kegiatan mengatasi gangguan dicatat dalam log book
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
5 Membuat laporan 5.1 Data informasi kinerja permesinan dihimpun dan
dituangkan dalam log book, sesuai prosedur yang
ditetapkan.
5.2 Laporan log book diselesaikan dan ditandatangi oleh
perwira jaga mesin, sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan

Batasan Variabel
1. Peraturan K3 untuk awak kapal
2. Watchkeeping (dinas jaga)
3. Environment Act for Marine Pollution 73/78.
4. Manual instruction dan SOP untuk permesinan kapal
5. Job description
6. Kebijakan perusahaan berkaitan pekerjaan dinas jaga mesin
7. Log book mesin
8. Bahan dan peralatan bantu pengoperasian permesinan antara lain : kunci–kunci, obeng, tang, lampu senter, alat–alat
tulis, majun lap, minyak lumas, solar

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Teori motor pembakaran dalam (internal combustion engine).
1.2 Teori pompa.
1.3 Teknologi mekanik
1.4 Teknik pengukuran
1.5 Teknik reparasi
1.6 Pengetahuan bahan
1.7 Penggunaan peralatan tangan dan power tool
1.8 Pembacaan parameter temperatur, tekanan dan kelistrikan
1.9 Penggunaan peralatan ukur dan instrumen
1.10 Penggunaan indera sebagai alat kontrol (penglihatan, pendengaran, peraba).

2. Konteks Penilaian
2.1 Kompetensi harus diujikan di kapal perikanan atau di tempat kerja lainnya yang dikondisikan seperti di
kapal secara simulasi.

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 33


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3.1 Kemampuan dalam akurasi pembacaan parameter temperatur, tekanan dan volume.
3.2 Kemampuan dalam mengikuti prosedur pengoperasian mesin
3.3 Kemampuan dalam penguasaan fungsi-fungsi dan komponen-komponen sistem-sistem yang berkaitan.
3.4 Kemampuan dalam mengikuti peraturan dinas jaga mesin
3.5 Kemampuan dalam memenuhi persyaratan K3

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Membina Kerjasama
4.3 Memahami Sistem Komunikasi
4.4 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Atas Kapal
4.5 Melakukan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran
Penerapan Prosedur Darurat dan SAR
Penerapan Pelayanan Medis di Atas Kapal
Penerapan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Kapal
Penerapan Hukum Pelayaran dan Peraturan Sungai Danau
Melakukan Pencegahan Polusi Lingkungan Sungai Danau
Mengoperasikan Mesin Penggerak Utama Kapal
Melakukan Perawatan Ruang Mesin
Melakukan Perawatan Mesin Penggerak Kapal
Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Bekerja dengan orang lain 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 1

Kode Unit : AAN.SD01.008.01


Judul Unit : Penerapan prosedur darurat dan SAR
Deskripsi Unit : Unit ini berguna dalam penanggulangan keadaan darurat diatas kapal dan melakukan SAR
untuk kapal lain yang sedang mengalami keadaan darurat.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mengidentifikasi jenis-jenis keadaan darurat 1.1 Membuat klasifikasi prosedur kapal dalam keadaan
darurat
1.2 Jenis-jenis keadaan darurat meliputi orang jatuh ke
laut, kemudi darurat, kapal kandas, kapal tubrukan,
kapal terbakar, kapal tenggelam dan kapal bocor
diidentifikasi.
1.3 Prosedur SAR sebagaimana manual yang diterapkan
pada kapal niaga.
2 Prosedur-prosedur darurat 2.1 Tugas-tugas umum dan kewajiban-kewajiban di atas
kapal berkaitan dengan keadaan darurat direncanakan.
2.2 Persiapan keadaan darurat di atas kapal dan
perlengkapan-perlengkapannya direncanakan
2.3 Merencanakan satuan tugas dalam keadaan darurat di
atas kapal.
2.4 Membuat laporan mengenai kecelakaan kerja.
3 Menanggulangi keadaan darurat 3.1 Peralatan yang berhubungan dengan keselamatan kerja
di pastikan berfungsi baik.
3.2 Data dari peralatan dikompilasi sesuai dengan
petunjuk operasional yang di keluarkan oleh pabrik
pembuatnya
3.3 Mekanisme kerja dipatuhi menurut SOP yang

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 34


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

diberlakukan
4 Menggunakan isyarat bahaya 4.1 Peralatan disiapkan sesuai SOP.
4.2 Kode isyarat di identifikasi sesuai ketentuan yang
diberlakukan
4.3 Prosedur pengisyaratan isyarat bahaya dilakukan
sesuai ketentuan
5 Mengorganisasi tindakan dalam keadaan darurat 5.1 Latihan-latihan bahaya/darurat di organisasi
5.2 Sijil darurat diterapkan sesuai dengan ketentuan
5.3 Tatacara khusus dalam keadaan darurat diterapkan
sesuai SOP yang berlaku.
5.4 Tempat kerja di siapkan dan di bebaskan dari
kemungkinan bahaya kecelakaan.
5,5 Prosedur pengisyaratan isyarat bahaya dilakukan
sesuai prosedur
6 Mengidentifikasi merkah-merkah lintas 6.1 Merkah-merkah lintas penyelamatan diri
penyelamatan diri disosialisasikan berdasarkan pada ketentuan yang
berlaku
6.2 Lintas penyelamatan dirididemonstrasikan/dilakukan
sesuai SOP yang berlaku
6.3 Komunikasi intern dan sistem alarm dilakukan sesuai
SOP yang berlaku
7 Melakukan SAR untuk menolong orang dan 7.1 Kebutuhan peralatan untuk pertolongan orang jatuh ke
kapal lain sesuai SOP laut, pertolongan dan penyelamatan kapal dalam
keadaan bahaya di siapkan sesuai SOP.
7.2 Tempat berkumpul (Muster Station) disiapkan dan
dibebaskan dari kemungkinan bahaya kecelakaan
7.3 Perlengkapan K3 serta langkah pengamanan dilakukan
sesuai SOP

Batasan Variabel
1. Ruang lingkup unit kompetensi ini mencakup :
+ Mengidentifikasi jenis-jenis keadaan darurat.
+ Prosedur-prosedur darurat.
+ Menanggulangi keadaan darurat.
+ Menerapkan pengenalan isyarat bahaya.
+ Mengorganisasi tindakan dalam keadaan darurat.
+ Mengidentifikasi merkah-merkah lintas penyelamatan diri.
+ Melakukan SAR untuk kapal lain sesuai SOP.
2. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai dan danau
3 Watchkeeping (dinas jaga)
4 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
5 Peralatan yang diperlukan :
+ Denah keadaan darurat di atas kapal.
+ Isyarat isyarat bahaya : red hand flare, buoyant smoke signal and parachute signal.
+ Life jacket.
+ Inflatable life raft.
+ Life buoy.
+ Line throwing apparatus.
+ Sekoci penolong.
+ Emergency Radio Portable.
+ EPIRB.
+ Immersion suit.
+ Thermal Protective Aid.
+ Kotak Peralatan P3K.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan meliputi : teknik penyelamatan diri dan bertahan hidup di laut,

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 35


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

konvensi MARPOL, P2TL, SOLAS.

2. Konteks Penilaian
2.1 Tes kemampuan yang dilakukan pada kondisi-kondisi diatas kapal selama kurun waktu pelatihan.
2.2 Penilaian kompetensi dapat dilakukan baik dalam kondisi operasional maupun berupa simulasi.
2.3 Tes kemampuan yang dilakukan dan hasilnya dikumpulkan bersama-sama seluruh rekaman

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan membuat prosedur dalam keadaan darurat di atas kapal
3.2 Kemampuan untuk menggunakan denah keadaan darurat.
3.3 Kemampuan menerapkan pola penanggulangan keadaan darurat
3.4 Kemampuan menerapkan isyarat bahaya dan melakukan tindakan dalam keadaan darurat

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.2 Melakukan Dinas Jaga Mesin
4.3 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Atas Kapal
4.4 Penerapan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

Kode Unit : AAN.SD01.009.01


Judul Unit : Penerapan pelayanan medis di atas kapal
Deskripsi Unit : Unit ini berguna dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di atas
kapal yang berkaitan dengan pendarahan, resusitasi paru, jantung dan penanganan
goncangan/shock.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mengidentifikasi susunan anatomi tubuh 1.1 Susunan tubuh dan anatomi manusia diidentifikasi.
manusia dan fungsinya untuk memberikan
pertolongan pada kecelakaan
1.2 Fungsi bagian/organ tubuh manusia diidentifikasi.
1.3 Melakukan test kesehatan
2 Pertolongan pada pendarahan, resusitasi paru, 2.1 Penyebab pendarahan diidentifikasi
jantung dan penanganan goncangan/shock
2.2 Tindakan pertolongan pendarahan dilakukan sesuai
prosedur
2.3 Bantuan pernafasan buatan dan pemijatan jantung baik
seorang diri mauapun dengan bantuan orang lain,
dilakukan sesuai prosedur
2.4 Faktor penyebab shock diidentifikasi
2.5 Pertolongan penderita shock dan tanda-tanda shock
dilakukan sesuai prosedur
3 Pertolongan pada korban pingsan/tidak sadarkan 3.1 Korban pingsan saat keadaan darurat ditempatkan
diri dalam keadaan darurat dengan posisi
3.2 Tanda-tanda korban tidak sadarkan diri dikenali.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 36


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3.3 Penanganan orang pingsan dilakukan sesuai dengan


SOP
4 Pertolongan pada luka bakar, luka terkena air 4.1 Tanda-tanda luka bakar dan terkena air panas
panas dan kecelakaan yang disebabkan oleh diidentifikasi sesuai prosedur.
aliran listrik
4.2 Pertolongan korban luka bakar yang terkena air panas
dilakukan sesuai prosedur
4.3 Pertolongan korban luka dan terkena racun laut
dilakukan sesuai prosedur
4.4 Pertolongan korban luka bakar akibat zat kimia
dilakukan sesuai prosedur
4.5 Pertolongan korban kecelakaan akibat terkena listrik
dilakukan sesuai prosedur
5 Penyelamatan dan pengangkatan 5.1 Pengangkatan korban seorang diri dan dengan bantuan
korban/penderita akibat kecelakaan orang lain dilakukan sesuai prosedur.
5.2 Alat pengangkutan korban digunakan sesuai prosedur
5.3 Tindakan penyelamatan dilakukan sesuai prosedur
yang berlaku diatas kapal
6 Identifikasi dan penerapan prosedur dasar 6.1 Prosedur penerapan dasar medis diidentifikasi
pelayaanan medis dan P3K
6.2 Tindakan pertolongan dalam situasi darurat dilakukan
sesuai SOP.
6.3 Pelayanan medis diidentifikasi sesuai prosedur
7 Mengidentifikasi prosedur untuk memperoleh 7.1 Prosedur untuk memperoleh pelayanan medis melalui
layanan medis melalui radio dan penggunaan radio diidentifikasi
buku panduan medis internasional
7.2 Buku panduan medis internasional untuk kapal
digunakan sesuai prosedur
7.3 Pelayanan medis melalui radio dan buku panduan
medis internasional diidentifikasi sesuai SOP.

Batasan Variabel
1. Ruang lingkup unit kompetensi ini mencakup :
+ Peraturan K3 untuk awak kapal perikanan No. 7.2.17 STCW.F amandemen 1995
+ Menguraikan susunan anatomi tubuh manusia dan fungsinya.
+ Penerapan prinsip umum P3K.
+ Pertolongan pada pendarahan, resusitasi paru, jantung dan penanganan goncangan/shock.
+ Pertolongan pada korban pingsan/tidak sadarkan diri dalam keadaan darurat.
+ Pertolongan pada luka bakar, luka terkena air panas dan kecelakaan yang disebabkan oleh sengatan aliran
listrik dan binatang berbisa.
+ Penyelamatan dan pengangkutan korban/penderita akibat kecelakaan
2. Peralatan yang diperlukan :
3 Watchkeeping (dinas jaga)
+ Model susunan tubuh manusia.
+ Boneka peraga.
+ Stetoskop dan Tensimeter.
+ Resusisator.
+ Tandu.
+ Pisau, gunting.
+ Berbagai macam bandage bidai dan mitella.
+ Contoh obat-obatan.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan meliputi : penggunaan bermacam obatobatan, anatomi tubuh
manusia, macam-macam binatang laut yang berbisa.

2. Konteks Penilaian
2.1 Tes kemampuan yang dilakukan pada kondisi-kondisi diatas kapal selama kurun waktu pelatihan.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 37


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

2.2 Penilaian kompetensi dapat dilakukan baik dalam kondisi operasional maupun berupa simulasi.
2.3 Tes kemampuan yang dilakukan dan hasilnya dikumpulkan bersama-sama seluruh rekaman

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan menerapkan prinsip umum P3K
3.2 Kemampuan untuk memberikan pertolongan yang berkaitan dengan pendarahan,
resusitasi paru, jantung dan penanganan goncangan/shock.
3.3 Kemampuan memberikan pertolongan pada korban pingsan/tidak sadarkan diri dalam keadaan darurat.
3.4 Kemampuan memberikan pertolongan pada luka bakar, luka terkena air panas dan kecelakaan yang
disebabkan oleh sengatan aliran listrik, luka akibat racun binatang berbisa.
3.5 Kemampuan melakukan penyelamatan dan pengangkutan korban/penderita akibat kecelakaan.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Menentukan Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.2 Melakukan Dinas Jaga Mesin
4.3 Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR
4.4 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Atas Kapal
4.5 Penerapan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di Kapal

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

Kode Unit : AAN.SD01.010.01


Judul Unit : Penerapan prosedur teknik penyelamatan diri di sungai dan danau
Deskripsi Unit : Unit ini berguna dalam menerapkan prosedur teknik penyelamatan diri apabila terjadi
keadaan darurat di atas kapal meliputi : prinsip bertahan hidup di sungai dan danau,
menggunakan pesawat luput maut, menggunakan alat penolong perorangan, mengoperasikan
perlengkapan radio darurat dan prosedur evakuasi di atas kapal.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Penerapan prinsip umum bertahan hidup di 1.1 Petunjuk keselamatan dan prinsip hidup di sungai dan
sungai dan danau dengan jenis tindakan keadaan danau diterapkan sesuai prosedur.
darurat
1.2 Prinsip untuk bertahan hidup di sungai dan danau
diterapkan dengan cara yang dipersyaratkan.
1.3 Jenis keadaan darurat, tindakan pencegahan keadaan
darurat, dan sijil isyarat keadaan darurat diidentifikasi.
1.4 Perlengkapan penyelamatan diri di sungai dan danau
diidentifikasi menurut SOLAS.
1.5 Cara-cara meninggalkan kapal sesuai prosedur
didemonstrasikan menurut SOLAS.
1.6 Teknik penguasaan diri mengatasi kepanikan
didemonstrasikan.
1.7 Teknik menjauhkan diri dari kapal didemonstrasikan.
2 Penggunaan alat-alat penolong perorangan 2.1 Pelampung penolong digunakan sesuai dengan
prosedur
2.2 Jaket penolong dikenakan sesuai dengan prosedur
2.3 Pakaian cebur dikenakan sesuai prosedur
2.4 Pakaian pelindung panas digunakan sesuai prosedur.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 38


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3 Melakukan penyelamatan diri di sungai dan 3.1 Bahaya-bahaya dalam mempertahankan hidup di
danau dan melaksanakan pembagian tugas sungai dan danau diidentifikasi.
3.2 Cara-cara bertahan hidup selama berada di pesawat
luput maut di tunjukkan sesuai prosedur
3.3 Sistem pembangian tugas dalam kondisi darurat diatur
dalam sijil bahaya
4 Mengoperasikan permesinan sekoci dan 4.1 Cara kerja mesin sekoci diidentifikasi dengan benar
perlengkapannya dengan penggunaan pesawat sesuai dengan ketentuan yang berlaku
luput maut
4.2 Mesin sekoci dioperasikan dengan benar sesuai
manual yang bersangkutan
4.3 Sekoci penolong, rakit penolong, dan pesawat luput
maut diidentifikasi dan digunakan sesuai dengan
prosedur.
5 Pengoperasian perlengkapan radio darurat 5.1 Instalasi radio jinjing untuk sekoci penolong
diidentifikasi dan dioperasikan sesuai manual dan
ketentuan ITU.
5.2 Radio jinjing untuk pesawat luput maut
dioperasikan.
5.3 Rambu radio darurat petunjuk posisi (EPIRB)
didemonstrasikan
6 Tindakan penyelamatan diri di atas pesawat 6.1 Tugas penyelamatan secara prosedur
luput maut didemonstrasikan.
6.2 Perlengkapan pesawat luput maut didemonstrasikan
penggunaannya
6.3 Cara-cara pembagian makanan dan air minum diatas
pesawat luput maut didemonstrasikan

Batasan Variabel
1. Ruang lingkup unit kompetensi ini mencakup :
+ Penerapan prinsip umum bertahan hidup di sungai dan danau
+ Mengidentifikasi jenis-jenis tindakan keadaan darurat dan evakuasi
+ Penggunaan pesawat luput maut dan sekoci penyelamat
+ Penggunaan alat-alat penolong perorangan
+ Melakukan penyelamatan diri di sungai dan danau dan melaksanakan pembagian tugas
+ Pengoperasian permesinan sekoci dan perlengkapannya
+ Pengoperasian perlengkapan radio darurat
+ Tindakan penyelamatan diri di atas pesawat luput maut
2. Peraturan K3 untuk awak kapal perikanan No. 7.2.17 STCW.F amandemen 1995
3 Peralatan yang diperlukan :
+ Denah keadaan darurat
+ Perlengkapan alarm
+ Denah peralatan pemadaman kebakaran
+ Organisasi keadaan darurat
+ Sekoci penolong
+ Inflatable life raft
+ Life jacket
+ Pelampung penolong
+ Immersion suit
+ Perlengkapan sekoci
+ SAR transponder.
+ Tali penolong, self ignition light, smoke signal
+ Lampu senter
+ Tangga darurat
+ Rakit penyelamat

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Menerapkan prosedur teknik penyelamatan diri di sungai dan danau

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 39


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

2. Konteks Penilaian
2.1 Tes kemampuan yang dilakukan pada kondisi-kondisi diatas kapal selama kurun waktu pelatihan.
2.2 Penilaian kompetensi dapat dilakukan baik dalam kondisi operasional maupun berupa simulasi.
2.3 Tes kemampuan yang dilakukan dan hasilnya dikumpulkan bersama-sama seluruh rekaman

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan menerapkan jenis-jenis tindakan keadaan darurat dan evakuasi di atas kapal
3.2 Kemampuan untuk menerapkan jenis-jenis tindakan keadaan darurat dan evakuasi diatas
kapal.
3.3 Kemampuan menggunakan sekoci penolong dan pesawat luput maut
3.4 Kemampuan menggunakan peran alat-alat penolong perorangan
3.5 Kemampuan melakukan cara-cara penyelamatan diri di laut dan melaksanakan pembagian tugas.
3.6 Kemampuan mengoperasikan mesin sekoci dan perlengkapannya

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.2 Melakukan Dinas Jaga Mesin
4.3 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Atas Kapal
4.4 Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR
4.5 Penerapan Pelayanan Medis di Atas Kapal

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 40


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD01.011.01


Judul Unit : Melakukan pencegahan dan pemadam kebakaran
Deskripsi Unit : Unit ini berguna dalam melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran dengan
menggunakan berbagai jenis pemadam kebakaran, menggunakan bermacam-macam
perlengkapan kebakaran dan mengorganisasikan peran-peran pemadaman kebakaran

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mengidentifikasi klasifikasi api dan memilih 1.1 Segitiga api, bahan (material) yang mudah terbakar,
media pemadamnya bahan (material) yang meluaskan api diidentifikasi.
1.2 Eksplosidemo dilakukan sesuai prosedur
1.3 Klasifikasi kebakaran diidentifikasi sesuai dengan
standar Indonesia dan NFPA.
1.4 Empat jenis media pemadaman diidentifikasi
2 Mendemonstrasikan cara pencegahan terjadinya 2.1 Denah ruangan kapal diidentifikasi
bahaya kebakaran
2.2 Denah penempatan alat-alat pemadam kebakaran
diidentifikasi
2.3 Peralatan kapal yang dapat menimbulkan api
dipastikan dalam keadaan aman
3 Melakukan pengamatan dini 3.1 Alat-alat detektor kebakaran diamati secara berkala.
sebelum terjadinya kebakaran
3.2 Isyarat dini adanya bahaya kebakaran dapat dikenali
3.3 Jenis isyarat dini di identifikasi pada kontrol panel
4 Mengidentifikasi sistem pemadam kebakaran 4.1 Komponen sistem pemadam kebakaran instalasi tetap
instalasi tetap dididentifikasi menurut jenisnya
4.2 Cara kerja berbagai sistem kebakaran
didemonstrasikan sesuai prosedur
4.3 Jenis sistem pemadam kebakaran instalasi tetap
5 Menggunakan macam-macam perlengkapan 5.1 Baju tahan api digunakan sesuai ketentuan
pemadam kebakaran
5.2 Peralatan bantu pernapasan digunakan di ruang
berasap atau smoke chamber sesuai prosedur
5.3 Selang penyemprot kebakaran digunakan sesuai
prosedur.
5.4 Alat-alat pemadam api ringan digunakan sesuai
prosedur.
5,5 Selimut-selimut api digunakan sesuai prosedur
6 Menerapkan organisasi pemadam 6.1 Sijil kebakaran dan uraian tugasnya diidentifikasi.
kebakaran di kapal
6.2 Bagan pengendali kebakaran dan sijil kebakaran
ditunjukkan.
6.3 Cara keselamatan perorangan didemonstrasikan sesuai
prosedur
6.4 Sistim penjagaan didemonstrasikan sesuai prosedur
7 Mendemonstrasikan metode 7.1 Persiapan keselamatan kebakaran direncanakan sesuai
pemadaman kebakaran prosedur

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 41


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

7.2 Tindakan awal saat terjadi kebakaran


didemonstrasikan sesuai prosedur.
7.3 Teknik pemadam kebakaran didemonstrasikan sesuai
dengan prosedur.
7.4 Teknik latihan menggelar dan menggulung selang
didemonstrasikan sesuai prosedur
7.5 Teknik latihan pemadaman dengan berbagai macam
media pemadam pada obyek kebakaran
didemonstrasikan sesuai prosedur

Batasan Variabel
1. Ruang lingkup unit kompetensi ini mencakup :
+ Eksplosidemo didemontrasikan sesuai prosedur.
+ Mendemonstrasikan cara pencegahan terjadinya bahaya kebakaran.
+ Melakukan pengamatan dini sebelum terjadinya kebakaran.
+ Mengidentifikasi sistem pemadaman kebakaran instalasi tetap.
+ Menggunakan macam-macam perlengkapan pemadam kebakaran.
+ Menjelaskan organisasi pemadam kebakaran di kapal.
+ Menjelaskan organisasi pemadam kebakaran di kapal.
+ Mendemonstrasikan metode pemadam kebakaran.
+ Melakukan latihan pemadam kebakaran.
2. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai dan danau
3 Watchkeeping (dinas jaga)
4 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
5 Peralatan yang diperlukan :
+ Denah ruangan kapal.
+ Alat pemadaman kebakaran menggunakan instalasi tetap.
+ Pemadam kebakaran yang dapat dijinjing.
+ Alat-alat eksplosidemo.
+ Detektor kebakaran dan alarm.
+ Selimut api atau fireblanked.
+ Baju tahan api.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan meliputi : macam-macam bahan yang mudah terbakar, mudah
meledak

2. Konteks Penilaian
2.1 Tes kemampuan yang dilakukan pada kondisi-kondisi diatas kapal selama kurun waktu pelatihan
2.2 Penilaian kompetensi dapat dilakukan baik dalam kondisi operasional maupun berupa simulasi
2.3 Tes kemampuan yang dilakukan dan hasilnya dikumpulkan bersama-sama seluruh rekaman

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan mengidentifikasi dan membuat klasifikasi api dan memilih media pemadamnya.
3.2 Kemampuan untuk menguraikan sebab-sebab terjadinya kebakaran dan cara penanggulangannya.
3.3 Kemampuan untuk melakukan pengamatan dini sebelum terjadinya kebakaran
3.4 Kemampuan menggunakan macam-macam perlengkapan kebakaran lainnya

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan
Lingkungan di Tempat Kerja
4.2 Melakukan Dinas Jaga Mesin
4.3 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Atas Kapal

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 42


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

Kode Unit : AAN.SD01.012.01


Judul Unit : Melakukan pencegahan polusi lingkungan sungai dan danau
Deskripsi Unit : Unit ini berguna dalam melakukan pencegahan polusi lingkungan di sungai dan danau

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mengidentifikasikan sumber pencemaran serta 1.1 Penyebab pencemaran laut, klasifikasi tumpahan
melakukan pencegahan pencemaran lingkungan minyak dan penyebab tumpahan minyak serta tingkat
sungai dan danau pencemaran diidentifikasi.
1.2 Pencegahan pencemaran lingkungan sungai dan danau,
bahan penyebab pencemaran dan pengaruhnya serta
hukum dan perundang-undangan tentang polusi sungai
dan danau dipelajari.
1.3 Jenis dan pengaruh bahan pencemar sesuai ketentuan
Marpol 73/74 serta cara pencegahannya diidentifikasi.
1.4 Ketentuan hukum dan perundang undangan mengenai
polusi diimplementasikan sesuai ketentuan
perundangan atau konvensi
2 Melakukan pola penanggulangan pencemaran 2.1 Tindakan pencegahan terhadap pencemaran sungai dan
lingkungan sungai dan danau danau diidentifikasi dan dipersiapkan sesuai dengan
SOP.
2.2 Oil record book diisi dengan teliti
2.3 Pelampung pencegah menyebarnya tumpahan minyak
digunakan dengan tepat
2.4 Tindakan-tindakan pencegahan dan penanggulangan
pencemaran setelah kegiatan bunker dilakukan sesuai
prosedur.
3 Pengoperasian dan perawatan peralatan 3.1 Prinsip kerja pemisahan minyak dengan air, prinsip
pencegah pencemaran sungai dan danau kerja secara graviti, prinsip kerja oli water separator
dan prinsip kerja incenerator di pelajari dengan cermat.
3.2 Bagian-bagian peralatan pencegahan pencemaran
sungai dan danau dikenali dengan cermat sesuai
manual
3.3 Bagian-bagian peralatan pencegahan pencemaran
lingkungan sungai dan danau dikenali dan dikuasai
4 Pengenalan peralatan pencegah pencemaran 4.1 Peralatan pencegahan pencemaran laut dioperasikan
sungai dan danau sesuai manual dan SOP
4.2 Peralatan pencegahan pencemaran lingkungan sungai
dan danau dirawat dengan cermat sesuai manual/ SOP.
4.3 Peralatan pencegahan pencemaran laut
dioperasikan sesuai SOP.
5 Pencegahan dan penanggulangan pencemaran 5.1 Prosedur pencegahan dan penanggulangan pencemaran
sungai dan danau sungai dan danau dilikuti sesuai SOP
5.2 Berbagai peralatan dan bahan pencemaran sungai dan
danau seperti oil boom, alat pengumpul pencemaran,
chemical dispersant, sinking agent dan sorbent
diidentifikasi dan digunakan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 43


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

5.3 Pembersihan tumpahan minyak di kapal dilakukan


dengan cermat dan akurat serta sesuai dengan
ketentuan pencegahan pencemaran (Marpol 73/74).

Batasan Variabel
1. Ruang lingkup unit kompetensi ini mencakup :
+ Melakukan pencegahan pencemaran lingkungan sungai dan danau.
+ Mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran lingkungan sungai dan danau
+ Melakukan pola penanggulangan pencemaran lingkungan sungai dan danau
2. Pengenalan peralatan pencegah pencemaran sungai dan danau
3 Pengoperasian dan perawatan peralatan pencegah pencemaran sungai dan danau
4. Pengenalan peralatan pencegah pencemaran sungai dan danau
5. Pengoperasian dan perawatan peralatan pencegahan pencemaran sungai dan danau
6. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai dan danau
7. Watchkeeping (dinas jaga)
8. Environment Act for Marine Pollution 73/78.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan meliputi : Jenis-jenis bahan kimia, bahan pencemar dan atau
bahan berbahaya beracun, karakteristik lingkungan sungai dan danau, kerusakan lingkungan akibat
pencemaran, ketentuan-ketentuan berkaitan dengan pencemaran dan pencegahannya.

2. Konteks Penilaian
2.1 Tes kemampuan yang dilakukan pada kondisi-kondisi diatas kapal selama kurun waktu pelatihan.
2.2 Penilaian kompetensi dapat dilakukan baik dalam kondisi operasional maupun berupa simulasi.
2.3 Tes kemampuan yang dilakukan dan hasilnya dikumpulkan bersama-sama seluruh rekaman

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan melakukan pencegahan pencemaran lingkungan laut.
3.2 Kemampuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran lingkungan sungai dan danau
3.3 Kemampuan mengenali dan menggunakan peralatan pencegahan pencemaran sungai dan danau

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.2 Melakukan Dinas Jaga Mesin
4.3 Penerapan Hukum Laut dan Pelayaran sungai dan danau

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 44


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD01.013.01


Judul Unit : Memberikan petunjuk langsung
Deskripsi Unit : Unit ini menjelaskan kemampuan yang diperlukan untuk menyampaikan informasi
teknis kepada individu klien dalam hal penggunaan yang spesifik.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Menentukan kebutuhan klien 1.1 Pertanyaan yang tepat ditanyakan untuk menentukan
kebutuhan klien.
1.2 Persyaratan petunjuk klien ditentukan
2. Mengorganisasi sumber 2.1 Persyaratan petunjuk disediakan berdasarkan
petunjuk pedoman organisasi.
2.2 Rencana petunjuk ditentukan dari dokumen atau
petunjuk yang relevan
2.3 Sumber disiapkan atau didapatkan berdasarkan
petunjuk organisasi.
3. Memberikan petunjuk 3.1 Petunjuk dan dukungan disediakan untuk klien
langsung
3.2 Petunjuk dan dukungan didokumentasikan
berdasarkan kepada pedoman organisasi
3.3 Kebutuhan lebih lanjut atau kebutuhan pelatihan
dirujukkan kepada pengawas/pihak manajemen
untuk dipenuhi.
4. Meminta masukan dari klien 4.1 Evaluasi dan masukan dari klien didapatkan untuk
menjamin kebutuhan klien terpenuhi..
4.2 Petunjuk dilaksanakan oleh klien tanpa dibantu.

Batasan Variabel
1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan komunikasi.
2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini didukung dengan tersedianya:
+ Sistem komputer
+ Dokumen/manual dari perangkat lunak

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan
dan pengetahuan dibidang ini mencakup:
1.1 Pengetahuan dasar
1.1.1 Pengetahuan mengenai sistem operasi
1.1.2 Pengetahuan mengenai sistem komputer
1.1.3 Pengetahuan mengenai terminologi sistem informasi
1.1.4 Pengetahuan mengenai petunjuk/prosedur kemanan dan sistem jaringan
1.2 Keterampilan dasar
1.2.1 Keahlian memecahkan masalah untuk kasus yang telah diketahui
1.2.2 Keahlian bekerja sama dengan tim

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara praktek dengan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 45


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

3. Aspek penting penilaian


Aspek yang harus diperhatikan
3.1 Kemampuan untuk mendapatkan informasi kebutuhan klien
3.2 Kemampuan untuk mengorganisasikan kebutuhan instruksi
3.3 Kemampuan untuk memberikan jawaban dari kebutuhan petunjuk.
3.4 Kemampuan untuk mendapatkan masukan / respon dari petunjuk yang diberikan

4. Kaitan dengan unit-unit lainnya


4.1 Unit ini didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam unit kompetensi yang berkaitan dengan:
4.1.1 Berkomunikasi dengan orang lain/tim
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu dilakukan secara cermat.
Untuk pelatihan pra-kejuruan umum, institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan
serangkaian konteks industri. Batasan variabel akan membantu dalam pengembangan pelatihan.

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan,mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Melakukan kerja sama dengan orang lain dan kelompok 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 1

Kode Unit : AAN.SD01.014.01


Judul Unit : Menjaga etika berperilaku
Deskripsi Unit : Unit ini menentukan kompetensi yang diperlukan untuk menjaga profesionalisme dan
etika ketika berhubungan dengan kolega, pelanggan, dan atasan.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Melindungi kepentingan pelanggan 1.1 Kelangsungan pelayanan dan aliran informasi sesuai
dengan tuntutan kerja dijamin
1.2 Keutuhan dan keamanan informasi pada saat
dibutuhkan oleh pribadi dan
perusahaan dijamin.
1.3 Bila terjadi konflik secapt mungkin dan
diidentifikasi dan dijelaskan secepatnya pada pihak
yang relefan
1.4 Kepentingan pelanggan termasuk kerahasiaan dan
hak miliknya dijaga
2. Menghasilkan layanan yang berkualitas 2.1 Layanan yang sesuai kebutuhan operasional dan
keuntungan pelanggan dan atasan disediakan.
2.2 Kualitas pelayanan yang dihasilkan untuk pelanggan
dan atasan dijamin.
2.3 Pekerjaan dilakukan sesuai standar layanan yang
berlaku.
2.4 Proses yang berkualitas ketika mengembangkan
pelayanan dijaga
2.5 Layanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan atasan diberikan.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 46


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3. Menjamin kwalitas kinerja 3.1 Keterampilan, pengetahuan, dan kualifikasi kinerja


dilakukan
3.2 Pelayanan yang diberikan oleh seseorang difasilitasi
3.3 Informasi kepada atasan dan pelanggan yang
berkualitas dan sesuai standar disediakan
3.4 Tempat kerja yang realistis, tahapan pekerjaan,
anggaran biaya, dan kemampuan untuk
menyelesaikan tahapan proyek direncanakan
4. Menjaga hubungan kerja yang harmonis 4.1 Kolega dan karyawan diperlaku-kan secara wajar
dan profesional
4.2 Layanan bagi kolega, pelanggan, dan karyawan
dilakukan sesuai prosedur
4.3 Keterampilan professional dan pengetahuan
ditingkatkan secara terus menerus

Batasan Variabel
1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan komunikasi.
2. Unit ini mencakup aspek kesehatan dan keselamatan kerja, legalitas layanan, kode eik industri.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan
dan pengetahuan dibidang ini mencakup:
1.1 Pengetahuan dasar
1.1.1 Persyaratan keorganisasian pada pelayanan customer
1.1.2 Aspek kesehatan dan keselamatan kerja
1.1.3 Aspek kewenangan dan kesehatan
1.1.4 Hak cipta dan properti intelektual
1.2 Substansi di dalam keahlian ini :
1.2.1 Keterampilan pengembangan profesional dalam hubungan untuk mengidentifikasi keterampilan
personal yang selalu di- dimutakhirkan dan ditingkatkan.
1.2.2 Mengidentifikasi kursus, seminar, informasi industri yang relevan untuk diikuti

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara praktek dengan
kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

3. Aspek penting penilaian


Aspek yang harus diperhatikan
3.1 Kemampuan menyediakan informasi bagi atasan dan pelanggan sesuai dengan standar
3.2 Kemampuan memberikan pelayanan bagi kolega, pelanggan, dan karyawan sesuai prosedur

4. Kaitan dengan unit-unit lainnya


4.1 Unit ini didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam unit kompetensi yang berkaitan dengan:
4.1.1 Perencanan dan pengorganisasian kerja individu
4.1.2 Melakukan Komunikasi di tempat kerja
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu dilakukan secara cermat.
Untuk pelatihan pra-kejuruan umum, institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan
serangkaian konteks industri. Batasan variabel akan membantu dalam pengembangan pelatihan.

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan,mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Melakukan kerja sama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 47


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

Kode Unit : AAN.SD02.001.01


Judul Unit : Membuat perencanaan trek pelayaran
Deskripsi Unit : Unit ini menguraikan dasar pembuatan perencanaan kerja yang dibutuhkan oleh pekerja
untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Dalam pembuatan rencana kerja ini
termasuk dalam perencanaan penggunaan waktu, bahan, peralatan, dan cara kerja. Pekerjaan
ini dilakukan secara rutin dan periodik dibawah bimbingan supervisor dengan pengecekan
secara reguler. Unit ini sangat penting untuk semua kualifikasi awak sungai dan danau dan
setara dengan kompetensi generik.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Membuat jadwal kegiatan 1.1 Penafsiran kegiatan yang konsisten dengan jadwal dan
tugas digambarkan.
1.2 Sejumlah kegiatan diintegrasikan.
1.3 Prioritas dibentuk konsisten dengan persyaratan
tempat kerja.
2 Mengatur bahan, peralatan dan cara kerja 2.1 Ketersediaan bahan-bahan dan peralatan termasuk
keselamatan dan perlindungan gigi, adalah konsisten
dengan jadwal kerja dan persyaratan dari tugas-tugas.
2.2 Urutan penggunaan dan bahan-bahan peralatan yang
paling banyak di sukai dan akses jalan dibangun.

Batasan Variabel

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 48


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

1. Kegiatan meliputi : kegiatan harian, kegiatan berkala dan kegiatan khusus serta penjadwalan khusus.
2. Persyaratan dari kompetensi ini adanya kerja sama antara pekerja dan tanggung jawab personal.
3. Kegiatan ini dilakukan secara rutin menurut jadual dan atas petunjuk supervisor
4. Waktu sesuai penjadwalan
5. Alat dan bahan, Peraturan dan tata tertib

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Produk dan proses kerja yang digunakan dalam bekerja di tempat kerja
1.2 Pengaturan waktu, bahan dan peralatan
1.3 Membuat rencana kerja
1.4 Menginterprestasikan rencana kerja
1.5 Mengatur bahan dan peralatan

2. Konteks Penilaian
2.1 Mengidentifikasi bahaya berkaitan dengan OHS, resiko penilaian dan resiko pengawasan
2.2 Sistem dan prosedur keselamatan dalam penanganan dan penyimpanan bahan-bahan berbahaya
2.3 Sistem dan prosedur keselamatan dalam penanganan secara manual.
2.4 Pemilihan penggunaan, pemeliharaan peralatan dan pakaian perlindungan keselamatan kerja personal.
2.5 Keselamatan dalam pengoperasian dan pemeliharaan peralatan dan kapal perikanan

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan kualifikasi Lembaga penguji telah terakreditasi oleh lembaga yang berwenang
3.2 Kemampuan kualifikasi Assesor
3.3 Kemampuan Assesor dalam melakukan sesuai dengan apa yang akan diujikan dalam kompetensi ini
3.4 Kemampuan Assesor melaksanakan proses penilaian sesuai prosedur penilaian
3.5 Kemampuan melakukan penilaian di tempat kerja/DU-DI atau di tempat Diklat

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.3 Membina Kerjasama
4.4 Memahami Sistem Komunikasi
4.5 Membuat Perencanaan Sistem Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Kapal Sungai Danau
4.6 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Mesin Penggerak Utama Kapal
4.7 Melakukan Perawatan Ruang Mesin
4.8 Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1
4 Bekerja dengan orang lain 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1

Kode Unit : AAN.SD02.002.01


Judul Unit : Melakukan pekerjaan awal sebelum berlayar
Deskripsi Unit : Unit ini berhubungan dengan uraian tentang pekerjaan awal yang merupakan pekerjaan
persiapan sebelum melakukan kegiatan pelayaran di sungai dan danau

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 49


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pekerjaan terkait kelaikan kapal 1.1 Rancangan schedule yang akan dilaksanakan
dengan melalukan pemeriksaan kapal
1.2 Metode kegiatan berlayar yang akan digunakan
digunakan sehingga pekerjaan terlaksana secara efektif
dan effisien;
1.3 Peralatan berlayar dan lingkungan kerja dipersiapkan
guna kelancaran pelaksanaan tugas.
2 Melakukan input manives (daftar manives) kapal 2.1 Melakukan perhitungan manifestasi terhadap rencana
sungai dan danau); kegiatan berlayar;

2.2 Koreksi ulang terhadap jumlah manifest kapal sungai


dan danau
3 Melaporkan hasil kegiatan sebelum berlayar ke 3.1 Hasil input data yang dilakukan dilaporkan sesuai
syahbandar. dengan prosedur dan kondisi kerja;
3.2 Infrormasi lainnya mengenai pelaksanaan kegiatan
sebelum berlayar diberikan sesuai dengan prosedur
dan kondisi kerja.

Batasan Variabel
1. Unit ini berhubungan dengan uraian tentang pekerjaan persiapan sebelum berlayar yang merupakan pekerjaan awal;
2. Standar pelaksanaan kegiatan persiapan sebelum berlayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna keselamatan,
keamanan dan kenyamanan;
3. Aturan dan etika prosfesi sesuai dengan yang berlaku;
4. Peralatan yang dibutuhkan antara lain : alat bantu guna pengecekan kondisi kapal sungai dan danau serta peralatan
pendukung lainnya.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Pengetahuan yang dibutuhkan :
+ Pengetahuan administrasi;
+ Pengetahun teknis (permesinan).
1.2 Memiliki kemampuan bekerja dalam tim dan berkomunikasi yang baik

2. Konteks Penilaian
2.1 Membuat perencanaan kerja
2.2 Permasalahan-permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang berdampak pada unjuk kerja unit
ini tidak dapat dipakai

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan kualifikasi Lembaga Penguji telah terakreditasi oleh lembaga yang berwenang.
3.2 Kemampuan kualifikasi Assesor
3.3 Kemampuan Assesor dalam melakukan pengujian sesuai dengan apa yang akan diujikan dalam
kompetensi ini.
3.4 Kemampuan Assesor dalam melaksanakan proses penilaian sesuai prosedur penilaian.
3.5 Kemampuan melakukan penilaian di tempat kerja/DU-DI atau di tempat diklat.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.3 Membina Kerjasama
4.4 Memahami Sistem Komunikasi
4.5 Membuat Perencanaan Sistem Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Kapal Sungai Danau
4.6 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Mesin Penggerak Utama Kapal
4.7 Melakukan Perawatan Ruang Mesin
4.8 Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 50


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1
4 Bekerja dengan orang lain 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1

Kode Unit : AAN.SD02.003.01


Judul Unit : Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaan individu
Deskripsi Unit : Unit ini menentukan kompetensi yang diperlukan untuk merencanakan,
mengorganisasikan dan melengkapi pekerjaan individu yang mencakup perencanaan,
persiapan dan perlengkapan kerja.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Merencanakaan dan memper-siapkan pekerjaan 1.1 Jenis pekerjaan sesuai tugas individu di tempat kerja
atau sasaran pekerjaan tim diidentifikasi.
1.2 Pekerjaan yang sesuai analisis kebutuhan prosedur
standar kerja direncanakan
1.3 Perencanaan yang terkoordinasi dilakukan untuk
menghindari kegiatan yang tumpang tindih.
1.4 Persiapan kerja setiap individu sesuai dengan
prosedur standar kerja dilengkapi.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai perencanaan 2.1 Kebutuhan kerja yang berdasarkan bagian-bagian
yang relevan didiskusikan dan dikelompokkan
2.2 Pekerjaan sesuai dengan rencana dan kualitas hasil
kerja, kapasitas operasi peralatan disepakati dan
dilaksanakan.
2.3 Proses kerja dilakukan sesuai prioritas
2.4 Laporan dan dokumen kerja dilengkapi

Batasan Variabel
1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan komunikasi.
2. Unit ini tidak terbatas pada sesama individu, supervisor, dan anggota organisasi, yang berasal dari berbagai sosial,
budaya, dan etika.
3. organisasi tidak terbatas pada orgranisasi pada bagan organisasi dan alur kerja, tetapi juga berdasarkan organisasi
dari pekerjaan, tujuan pekerjaan dalam organisasi.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan
dan pengetahuan dibidang ini mencakup:
1.1 Pengetahuan dasar
1.1.1 Prinsip-prinsip umum kesehatan dan keselamatan
1.1.2 Prinsip dasar tentang etika
1.1.3 Pengertian dasar sistem organisasi
1.2 Keterampilan dasar
1.2.1 Menerapkan keselamatan kerja
1.2.2 Melaksanakan pembuatan perencanaan kerja

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara praktek dengan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 51


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

3. Aspek penting penilaian


Aspek yang harus diperhatikan
3.1 Kemampuan untuk merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan berdasarkan tugas individu sesuai
dengan prosedur standar
3.2 Kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai perencanaan yang disepakati

4. Kaitan dengan unit-unit lainnya


4.1 Unit ini berdiri sendri tidak ada kaitanya dengan pengetahuan dan keterampilan dalam unit kompetensi
yang lain
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu dilakukan secara cermat.
Untuk pelatihan pra-kejuruan umum, institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan
serangkaian konteks industri. Batasan variabel akan membantu dalam pengembangan pelatihan.

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan,mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Melakukan kerja sama dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 1

Kode Unit : AAN.SD02.005.01


Judul Unit : Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Mesin Penggerak Utama Kapal Sungai
Danau
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pekerjaan membuat perencanaan perawatan dan perbaikan mesin
penggerak utama kapal

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pekerjaan perencanaan 1.1 Data dan informasi pengoperasian dihimpun dan
perawatan dan perbaikan mesin pengerak utama dianalisa untuk kebutuhan perawatan.
kapal sungai danau
1.2 Buku riwayat mesin dipelajari dan dianalisa sesuai
dengan kebutuhan perawatan dan perbaikan.
1.3 Data ketersediaan suku cadang diidentifikasi dari
berbagai sumber, untuk memperoleh spesifikasi dan
harga yang paling tepat.
1.4 Koordinasi dengan pihak yang terkait dan berwenang
dilakukan, sesuai dengan kebutuhan dan prosedur yang
diberlakukan.
1.5 Bahan dan peralatan untuk membuat perencanaan
perawatan dan perbaikan dipersiapkan sesuai dengan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 52


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

kebutuhan.
2 Membuat draft perencanaan perawatan dan 2.1 Daftar perawatan dan perbaikan disusun berdasarkan
perbaikan mesin penggerak utama kapal sungai hasil identifikasi dan analisa.
danau
2.2 Daftar kebutuhan alat dan bahan lengkap dengan
spesifikasi dan jumlah disusun berdasarkan pada
kebutuhan daftar perawatan dan perbaikan
2.3 Jadual perawatan dan perbaikan disusun berdasarkan
pada hasil analisa kebutuhan pekerjaan.
2.4 Kebutuhan tenaga kerja dihitung berdasarkan volume
pekerjaan dan tingkat kesulitan dan ditentukan siapa
yang mengerjakan serta dimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan.
2.5 Biaya kebutuhan perawatan dan perbaikan dihitung
berdasarkan pada standar harga yang ditetapkan.
3 Melakukan konsultasi draft perencanaan 3.1 Draft perencanaan dan perawatan dikonsultasikan
kepada pihak yang terkait dan berwenang (DPASTCW
Code), untuk memperoleh masukan atau persetujuan.
3.2 Draft perencanaan perawatan dan perbaikan
disempurnakan, berdasarkan pada masukan dan
persetujuan dari pihak terkait.
4 Membuat laporan 4.1 Laporan perencanaan perawatan dan perbaikan dibuat
dengan menggunakan format dan model yang
ditetapkan oleh perusahaan atau ketentuan lain yang
berlaku.

Batasan Variabel
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Watchkeeping (dinas jaga) 5.2.3 STCW amandemen 1995
3 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
4. Rekomendasi dari Lembaga klasifikasi (BKI, LR, NK, GL dll-nya).
5. Rekomendasi pabrikan pembuat mesin
6. Manual instruction dan SOP untuk mesin kapal
7. Job description
8. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan perencanaan perawatan dan perbaikan mesin penggerak utama
kapal
9. Log book mesin

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Manajemen perawatan dan perbaikan
1.2 Inventori ketersediaan suku cadang
1.3 Suku-suku mesin
1.4 Ilmu bahan terkait
1.5 Teori pesawat tenaga pembakaran dalam
1.6 Membuat perencanaan perawatan dan perbaikan
1.7 Prelimenary maintenance
1.8 Keterampilan dalam bekerjasama dan negosiasi

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan
keadaan normal

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan untuk menentukan besarnya rencana biaya tidak lebih besar dari 10%.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 53


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

4.2 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan


Lingkungan di Tempat Kerja
4.3 Membuat Perencanaan Kerja
4.4 Mengoperasikan Mesin Penggerak Kapal Sungai Danau
4.5 Memilih Bahan Teknik

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

Kode Unit : AAN.SD02.005.01


Judul Unit : Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Kapal Sungai Danau
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pekerjaan membuat perencanaan perawatan dan perbaikan sistem
kelistrikan kapal sungai danau

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pekerjaan perencanaan 1.1 Data dan informasi pengoperasian dihimpun dan
perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan kapal dianalisa untuk kebutuhan perawatan
sungai danau
1.2 Buku riwayat mesin dipelajari dan dianalisa sesuai
dengan kebutuhan perawatan dan perbaikan.
1.3 Data ketersediaan suku cadang diidentifikasi dari
berbagai sumber, untuk memperoleh spesifikasi dan
harga yang paling tepat.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 54


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

1.4 Koordinasi dengan pihak yang terkait dan berwenang


dilakukan, sesuai dengan kebutuhan dan prosedur yang
diberlakukan.
1.5 Bahan dan peralatan untuk membuat perencanaan
perawatan dan perbaikan dipersiapkan sesuai dengan
kebutuhan.
2 Membuat draf perencanaan perawatan dan 2.1 Daftar perawatan dan perbaikan disusun berdasar hasil
perbaikan sistem kelistrikan kapal sungai danau identifikasi dan analisa.
2.2 Daftar kebutuhan alat dan bahan lengkap dengan
spesifikasi dan jumlah disusun berdasar pada
kebutuhan daftar perawatan dan perbaikan
2.3 Jadual perawatan dan perbaikan disusun berdasar pada
hasil analisa kebutuhan pekerjaan.
2.4 Kebutuhan tenaga kerja dihitung berdasar volume
pekerjaan dan tingkat kesulitan dan ditentukan siapa
yang mengerjakan serta dimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan.
2.5 Biaya kebutuhan perawatan dan perbaikan dihitung
berdasar pada standar harga yang ditetapkan.
3 Melakukan konsultasi draf 3.1 Draft perencanaan perawatan dan perbaikan
perencanaan dikonsultasikan kepada pihak yang terkait dan
berwenang (DPA-STCW Code), untuk memperoleh
masukan atau persetujuan.
3.2 Draft perencanaan perawatan dan perbaikan
disempurnakan, berdasar pada masukan dan
persetujuan dari pihak terkait dan berwenang.
4 Membuat laporan 4.1 Laporan perencanaan perawatan dan perbaikan dibuat
dengan menggunakan format dan model yang
ditetapkan oleh perusahaan atau ketentuan lain yang
berlaku.

Batasan Variabel
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Watchkeeping (dinas jaga) 5.2.3 STCW amandemen 1995
3 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
4. Rekomendasi dari Lembaga klasifikasi (BKI, LR, NK, GL dll-nya).
5. Rekomendasi pabrikan pembuat mesin
6. Manual instruction dan SOP untuk mesin kapal
7. Job description
8. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan perencanaan perawatan dan perbaikan mesin penggerak utama
kapal
9. Log book mesin

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Manajemen perawatan dan perbaikan
1.2 Inventori ketersediaan suku cadang
1.3 Suku-suku mesin
1.4 Ilmu bahan terkait
1.5 Teori listrik
1.6 Membuat perencanaan perawatan dan perbaikan
1.7 Prelimenary maintenance
1.8 Keterampilan dalam bekerjasama dan negosiasi

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan
keadaan normal

3. Aspek Penting Penilaian

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 55


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Aspek yang harus diperhatikan :


3.1 Kemampuan untuk menentukan besarnya rencana biaya tidak lebih besar dari 10%.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Membuat Perencanaan Kerja
4.3 Mengoperasikan Sistem Kelistrikan
4.4 Memilih Bahan Teknik
4.5 Memilih Bahan Teknik

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

Kode Unit : AAN.SD02.007.01


Judul Unit : Mengoperasikan Mesin Penggerak Utama Kapal Sungai Danau
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pekerjaan pengoperasian mesin penggerak utama kapal sungai
danau.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pekerjaan pengoperasian motor 1.1 Prinsip kerja mesin penggerak utama dipahami dari
penggerak utama kapal aspek sistem starting, pelumasan, bahan bakar,

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 56


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

pendingin dan sistem pembakaran dalam dan sistem


operasi.
1.2 Data dan informasi dari log book pengoperasian
sebelumnya dipelajari dan diidentifikasi alternatif
langkah pengoperasian.
1.3 Pemeriksaan terhadap fungsi dan kondisi komponen
mesin penggerak dilakukan sesuai dengan SOP atau
manual yang ditetapkan.
1.4 Kebutuhan bahan bakar dan bahan bantu lainnya
dihitung dan disediakan sesuai dengan kebutuhan.
1.5 Persiapan pengoperasian dilaporkan dan
dikonsultasikan kepada perwira jaga.
1.6 Tindakan keselamatan kerja dipersiapkan untuk
pengoperasian.
2 Mengoperasikan mesin penggerak utama 2.1 Ijin starting mesin penggerak utama dimintakan
kepada pihak yang berwenang/perwira jaga dek.
2.2 Starting mesin penggerak utama dilakukan sesuai
dengan urutan dan prosedur yang ditetapkan
manual/SOP.
2.3 Kondisi runing mesin dijaga pada keadaan normal,
sesuai dengan parameter yang ditetapkan dalam SOP.
2.4 Kondisi normal runing mesin disampaikan kepada
perwira jaga dek dan siap menunjang pengoperasian
kapal, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3 Mengatasi gangguan operasi 3.1 Gangguan mesin penggerak yang terjadi didiagnosa
mesin penggerak secara tepat sesuai dengan manual.
3.2 Alternatif mengatasi gangguan ditetapkan sesuai
dengan hasil diagnosis dan dikonsultasikan kepada
perwira jaga mesin.
3.3 Perbaikan kerusakan atau penanggulangan gangguan
dilakukan sesuai dengan alternatif yang ditetapkan.
3.4 Kegiatan mengatasi gangguan dicatat dalam log book
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
4 Melaksanakan jaga mesin 4.1 Kondisi runing mesin dijaga pada keadaan normal,
penggerak utama sesuai dengan parameter yang ditetapkan dalam SOP.
4.2 Pemeriksaan periodik dilakukan sesuai dengan SOP
yang diberlakukan.
4.3 Kondisi abnormal dicatat dan dilaporkan kepada
perwira jaga mesin.
5 Membuat laporan 5.1 Data informasi pengoperasian dihimpun dan
dituangkan dalam log book, sesuai prosedur yang
ditetapkan.
5.2 Laporan log book diselesaikan dengan
penandatanganan oleh perwira jaga, sesuai dengan
ketentuan yang diberlakukan.

Batasan Variabel
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Watchkeeping (dinas jaga) 5.2.3 STCW amandemen 1995
3 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
4. Manual instruction dan SOP untuk mesin kapal
5. Job description
6. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan perencanaan perawatan dan perbaikan mesin penggerak utama
kapal
7. Log book mesin
8. Peralatan dan bahan bantu pengoperasian : kunci-kunci , obeng , palu, tang, majun lap, oli, solar.
9. Motor penggerak utama jenis motor diesel atau jenis lainnya

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 57


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

1.1 Teori thermodinamika


1.2 Teori konversi energi
1.3 Teori motor pembakaran dalam (diesel).
1.4 Teori transmisi (primer over).
1.5 Penggunaan peralatan tangan dan power tool.
1.6 Membaca peralatan ukur dan instrumen.

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan
keadaan normal

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan mengidentifikasi prosedur pengoperasian yang tidak tepat
3.2 Kemampuan mengidentifikasi kurangnya penguasaan fungsi komponen komponen dari berbagai sistem
yang berkaitan.
3.3 Kemampuan mengidentifikasi pengaruh interkoneksitas antar sistem

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Melaksanakan Dinas Jaga Mesin
4.2 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Mesin Penggerak Kapal
4.3 Mengoperasikan Pompa-Pompa
4.4 Mengoperasikan Sistem Kelistrikan
4.5 Mengoperasikan Mesin Bantu

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

Kode Unit : AAN.SD02.008.01


Judul Unit : Pengoperasian Sistem Kelistrikan
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pekerjaan pengoperasian sistem kelistrikan pada kapal sungai
danau

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 58


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

1 Mempersiapkan pekerjaan mengoperasikan 1.1 Prinsip kerja sistem kelistrikan diidentifikasi dari
sistem kelistrikan sistem pembangkit listrik, sistem instalasi daya, dan
sistem instalasi penerangan.
1.2 Data dan informasi dari log book pengoperasian
sebelumnya dipelajari dan diidentifikasi alternatif
langkah pengoperasian.
1.3 Pemeriksaan terhadap fungsi dan kondisi komponen
instalasi meliputi :
+ Pembangkit listrik : stator, rotor, slipring, carbone
brush, sistem penguatan arus magnetisasi,
peralatan ukur, peralatan sinkron, panel utama,
penghubung utama, sistem pengaman, sistem
alarm. Instalasi daya : panel pembagi, MCB,
pengawatan, pengukuran beban, motor listrik,
reostart, transformer, relay, rectifyer, NFB, sistem
pengaman beban sampai motor.
+ Instalasi penerangan : grup panel pembagi,
penghubung, pengaman, instalasi pengawatan,
saklar dan stop contac sampai lampu.
+ Dilakukan sesuai dengan SOP atau manual yang
ditetapkan.
1.4 Kebutuhan suku cadang kelistrikan dan bahan bantu
lainnya di hitung dan disediakan sesuai dengan
kebutuhan dikonsultasikan kepada perwira jaga.
1.5 Persiapan pengoperasian dilaporkan dan disediakan
sesuai dengan kebutuhan
1.6 Tindakan keselamatan kerja dipersiapan untuk
pengoperasian
2 Mengoperasikan sistem 2.1 Starting sistem pembangkit listrik dikoordinasikan
pembangkit listrik kepada pihak yang berwenang/perwira jaga dek.
2.2 Starting sistem kelistrikan dilakukan sesuai dengan
urutan dan prosedur yang ditetapkan manual/SOP.
2.3 Kondisi operasi pembangkit listrik dijaga pada
keadaan normal, sesuai dengan parameter yang
ditetapkan dalam SOP
3 Menjaga kondisi operasi 3.1 Perubahan parameter kerja generator set akibat
pembebanan diamati dan dicatat pada log book
termasuk semua aktivitas yang dilakukan.
3.2 Semua sistem yang terkait dengan kerja sistem
kelistrikan dijaga kondisi kerjanya meliputi : beban
kerja, hubungan bumi, kualitas listrik ( Cos ).
3.3 Pemaralelan dua buah generator untuk memindah atau
memikul beban bersama dilakukan sesuai manual.
3.4 Kondisi kerja abnormal dilaporkan kepada perwira
jaga/KKM.
4 Melaksanakan jaga sistem kelistrikan 4.1 Kondisi operasi sistem kelistrikan dijaga pada keadaan
normal, sesuai dengan parameter yang ditetapkan
dalam SOP.
4.2 Pemeriksaan selama beroperasi dilakukan sesuai
dengan SOP yang diberlakukan
4.3 Kondisi abnormal dicatat dan dilaporkan kepada
perwira jaga mesin
5 Mengatasi gangguan 5.1 Gangguan sistem kelistrikan yang terjadi dianalisa
secara tepat sesuai dengan manual.
5.2 Alternatif mengatasi gangguan ditetapkan, sesuai
dengan hasil analisa dan dikonsultasikan kepada
perwira jaga mesin.
5.3 Perbaikan kerusakan atau penanggulangan gangguan
dilakukan sesuai dengan alternatif yang ditetapkan
5.4 Kegiatan mengatasi gangguan dicatat dalam log book
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
6 Membuat laporan 6.1 Data informasi pengoperasian dihimpun dan
dituangkan dalam log book, sesuai prosedur yang
ditetapkan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 59


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

6.2 Laporan log book diselesaikan dengan penandatangan


oleh perwira jaga, sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan.

Batasan Variabel
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Watchkeeping (dinas jaga) 5.2.3 STCW amandemen 1995
3 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
4. Manual instruction dan SOP untuk mesin kapal
5. Job description
6. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan perencanaan perawatan dan perbaikan mesin penggerak utama
kapal
7. Log book mesin
8. Peralatan dan bahan bantu pengoperasian : kunci-kunci, obeng, palu, tang, alat tulis, multi tester, lampu senter,
majun lap, solar, oli, carbon brush, MCB, kawat, reostrat, NFB.
9. Sistem kelistrikan kapal dengan motor penggerak diesel atau jenis lainnya

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Teori motor pembakaran dalam (diesel).
1.2 Teori transmisi (prime over).
1.3 Teori pompa.
1.4 Listrik kapal sungai danau
1.5 Pesawat bantu kapal sungai danau
1.6 Teknik pengendalian dan otomatisasi.
1.7 Teknik pengukuran.
1.8 Penggunaan peralatan tangan dan power tool.
1.9 Penggunaan peralatan ukur dan instrumen listrik.

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di kapal perikanan atau di tempat kerja lainnya yang dikondisikan seperti di kapal
secara simulasi.

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan mengidentifikasi prosedur pengoperasian yang tidak tepat
3.2 Kemampuan mengidentifikasi kurangnya penguasaan fungsi komponen komponen dari berbagai sistem
yang berkaitan.
3.3 Kemampuan mengidentifikasi pengaruh interkoneksitas antar sistem

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Melaksanakan Dinas Jaga Mesin
4.2 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Kapal Sungai Danau
4.3 Mengoperasikan Mesin Penggerak Utama Kapal
4.4 Mengoperasikan Pompa
4.5 Mengoperasikan Motor Bantu
4.6 Mengoperasikan Sistem Kelistrikan
4.7 Mengoperasikan Mesin Bantu Dek
4.8 Mengoperasikan dan Merawat Peralatan Otomatis
4.9 Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan
4.10 Melakukan Perawatan dan Perbaikan Pompa
Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Bekerja dengan orang lain 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 60


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

Kode Unit : AAN.SD02.009.01


Judul Unit : Memberikan dan memonitor pelayanan kepada pelanggan
Deskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan, memberikan pelayanan,dan
memonitor dan melaporkan terhadap pelayanan yang diberikan

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan 1.1 Kebutuhan dan harapan pelanggan diklarifikasi dan
diidentifikasi secara akurat menggunakan
ketrampilan antar personel yang sesuai.
1.2 Kebutuhan pelanggan dinilai terhadap urgensinya
untuk menentukan prioritas pemberian pelayanan
sesuai dengan persyaratan organisasi
1.3 Pelanggan diberi informasi tentang tersedianya
pilihan-pilihan untuk pemenuhan kebutuhannya dan
terbantu dalam pemilihan pilihan-pilihan yang
disukai.
1.4 Batasan-batasan yang ditujukan terhadap kebutuhan
pelanggan diidentifikasi dan bantuan yang sesuai
dicari dari individu yang ditunjuk
2. Memberikan pelayanan kepada pelanggan 2.1 Pelayanan diberikan dengan segera kepada
pelanggan untuk memenuhi kebutuhan yang
teridentifikasi sesuai dengan persyaratan organisasi.
2.2 Hubungan yang sesuai ditetapkan dan dipertahankan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 61


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

dengan pelanggan untuk memastikan penyelesaian


kualitas pelayanan yang diberikan
2.3 Keluhan pelanggan ditangani secara sensitif dan
ramah sesuai dengan persyaratan organisasi
2.4 Pelanggan dengan kebutuhan khusus atau bantuan
direspons sesuai dengan persyaratan organisasi
2.5 Kesempatan yang tersedia diidentifikasi dan
digunakan untuk mempromosikan dan meningkatkan
jasa serta produk kepada pelanggan
3. Memonitor dan melaporkan terhadap pelayanan 3.1 Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang
yang diberikan diberikan secara berkala dilakukan tinjauan dengan
menggunakan bukti yang dapat diperiksa
kebenarannya sesuai dengan persyaratan organisasi.
3.2 Kesempatan untuk meningkatkan kualitas jasa dan
produk diidentifikasi dan diikuti sesuai persyaratan
organisasi.
3.3 Aspek prosedural pelayanan yang diberikan
dimonitor keefektipannya dan kesesuaiannya
terhadap persyaratan pelanggan
3.4 Umpan balik pelanggan secara berkala dicari dan
digunakan untuk memperbaiki pemberian produk
atau jasa
3.5 Keputusan untuk memodifikasi kesatuan bukti
produk atau jasa kepuasan pelanggan sesuai dengan
persyaratan organisasi
3.6 Laporan secara jelas, terperinci dan berisi
rekomendasi yang berfokus pada aspek kritis
pemberian pelayanan

Batasan Variabel
Rentang pernyataan memberikan advis untuk menginterprestasikan lingkup dan kontek unit kompetensi ini, diijinkan
terhadap perbedaan perusahaan dan tempat kerja. Hal itu berkaitan terhadap unit ini secara keseluruhan dan memfasilitasi
penilaian secara holistik. Variabel-variabel berikut mungkin dijelaskan terhadap unit khusus ini.

Perundang-undangan, aturan dan standar nasional yang relevan terhadap tempat


kerja bisa meliputi :
+ Keputusan dan perjanjian perusahaan serta instrumen industri yang relevan
+ Perundang-undangan yang relevan dari semua level pemerintah yang mempengaruhi operasi bisnis, khususnya yang
berkenaan dengan isu-isu K3 dan lingkungan, kesempatan yang sama, hubungan industrial dan anti diskriminasi.
+ Aturan praktek industri yang relevan

Kebutuhan pelanggan dan harapan bisa berkaitan dengan :


+ Advis atau informasi umum
+ Informasi khusus
+ Informasi lanjutan
+ Membuat perjanjian
+ Keluhan
+ Pembelian produk dan jasa
+ Pengembalian produk dan jasa
+ Keakuratan informasi
+ Keadilan/kesantunan
+ Harga/nilai.

Ketrampilan antar personel yang sesuai bisa meliputi :


+ Penggunaan bahasa tubuh yang tepat
+ Perangkuman dan penjelasan dengan kata untuk memeriksa pemahaman pesan pelanggan
+ Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menetapkan permintaan
+ Mencari umpan balik dari pelanggan untuk menetapkan pemahaman kebutuhan
+ Menanyakan untuk mengklarifikasi dan menetapkan kebutuhan pelanggan
+ Mendengar secara aktip apa yang dikomunikasikan oleh pelanggan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 62


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Pelanggan dapat :
+ Dari dalam atau dari luar
+ Agen lain
+ Anggota individu organisasi
+ Korporat pelanggan
+ Anggota individu masyarakat.

Persyaratan organisasi bisa meliputi :


+ Jaminan mutu dan/atau manual prosedur
+ Tujuan, sasaran, rencana-rencana, sistem dan proses
+ Perundang-undangan dan kebijakan/pedoman organisasi serta persyaratanpersyaratan
+ Kebijakan, prosedur K3 dan program-programnya.
+ Anti diskriminasi dan kebijakan yang berkaitan.
+ Akses dan prinsip-prinsip kesamaan serta prakteknya.
+ Mutu dan proses perbaikan secara terus menerus dan standarnya
+ Parameter sumber yang ditetapkan
+ Siapa yang bertanggung jawab terhadap produk atau jasa
+ Harga dan kebijakan potongan
+ Penggantian dan kebijakan serta prosedur ganti rugi
+ Pembayaran dan pilihan penyerahan

Individu yang ditunjuk bisa meliputi :


+ Pengawas
+ Pelanggan
+ Kolega
+ Manajemen lini

Keluhan pelanggan bisa meliputi :


+ Kerusakan barang atau barang yang tidak diserahkan
+ Kesalahan administratip seperti invoice atau harga yang tidak tepat
+ Kesalahan penyimpanan seperti ketidak tepatan produk yang diserahkan
+ Kesalahan pelayanan
+ Kesalahan penyerahan
+ Produk yang diserahkan dengan tidak tepat waktu
+ Kepuasan pelanggan dengan kualitas pelayanan

Pelanggan dengan kebutuhan khusus bisa meliputi :


+ Cacat tubuh
+ Bahasa
+ Kepercayaan/nilai
+ Agama/spiritual yang dijalani
+ Gender, usia
+ Budaya
+ Usia

Kesempatan untuk meningkatkan mutu pelayanan atau produk bisa meliputi :


+ Prosedur untuk menyerahkan barang
+ Kebijakan pengembalian
+ Sistem untuk pencatatan keluhan
+ Perpanjangan kerangka waktu
+ Prosedur pengepakan
+ Perbaikan piagam pelayanan pelanggan

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan
dan pengetahuan dibidang ini mencakup:
1.1 Perundang-undangan yang relevan dari semua level pemerintah yang mempengaruhi operasi bisnis
khususnya berkaitan dengan isu-isu K3 dan lingkungan, kesempatan yang sama, hubungan industrial dan
anti diskriminasi.
1.2 Pengetahuan prinsip-prinsip pelayanan pelanggan yang baik (excelent)
1.3 Pemahaman struktur bisnis organisasi, produk dan jasa.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 63


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

1.4 Pemahaman kebijakan dan prosedur organisasi terhadap pelayanan pelanggan yang meliputi penanganan
keluhan pelanggan
1.5 Metode konsultasi, teknik dan protokol
1.6 Teknik-teknik yang berurusan dengan pelanggan, meliputi pelanggan dengan kebutuhan khusus
1.7 Ketrampilan baca tulis untuk membaca dan memahami berbagai teks, persiapan informasi umum dan
tulisan sesuai dengan target pendengar, mengeja dengan akurat, menggunakan tata bahasa dan tanda baca
secara efektip sebagai bantuan untuk pemahaman.
1.8 Ketrampilan mengoreksi dan mengedit untuk memastikan kejelasan arti dan kesesuaian dengan
persyaratan organisasi, pemeriksaan keakuratan dan konsistensi informasi
1.9 Ketrampilan menulis laporan untuk mengidentifikasi dan mengerjakan dengan teliti dalam strategi
pelayanan, menilai informasi untuk relevansi dan keakuratannya, sumber informasi tambahan sesuai
kebutuhan
1.10 Ketrampilan teknologi yang meliputi kemampuan untuk memilih dan menggunakan teknologi yang sesuai
untuk tugas-tugas
1.11 Ketrampilan menyelesaikan masalah untuk berurusan dengan permintaan atau keluhan pelanggan
1.12 Kemampuan berhubungan dengan orang dari berbagai rentang sosial, budaya dan latar belakang etnis dan
kemampuan fisik serta mental.

2. Konteks Penilaian
2.1 Kompetensi didemonstrasikan melalui unjuk kerja seluruh kriteria yang dinyatakan, meliputi pemberian
perhatian khusus terhadap aspek kritis dan pengetahuan dan ketrampilan yang dikerjakan dengan teliti
dalam Petunjuk Bukti dan dengan lingkup yang ditetapkan oleh Rentang Pernyataan
2.2 Penilaian harus memperhitungkan pedoman penilaian yang telah diendorse dalam Paket pelatihan
pelayanan bisnis
2.3 Penilaian persyaratan unjuk kerja dalam unit ini seharusnya dilakukan dalam tempat kerja nyata atau
lingkungan yang disimulasikan
2.4 Penilaian seharusnya memperkuat integrasi kompetensi kunci dan Kompetensi pelayanan bisnis umum
terhadap Level AQF khusus. Acuan level kompetensi kunci pada akhir unit ini.

Implikasi sumber
Akses yang diperlukan untuk memberi kesempatan baik :
Baik pelajar ataupun pengajar seharusnya memiliki akses atau kemudahan atas
dokumen dan sumber daya lainnya yang biasa digunakan di tempat kerja
Konsisten unjuk kerja
Untuk mendapatkan suatu ketetapan Unjuk Kerja, maka beberapa bukti atau keterangan penunjang sebaiknya
dikumpulkan dalam rentang waktu tertentu, dan cukup untuk digunakan dalam menghadapi berbagai macam
situasi

3. Aspek penting penilaian


Aspek yang harus diperhatikan
3.1 Pengidentifikasian kebutuhan dan prioritas pelanggan
3.2 Membedakan antara tingkat kepuasan pelanggan yang berbeda
3.3 Memperlakukan pelanggan denga ramah dan sopan
3.4 Pengidentifikasian dan pemenuhan terhadap persyaratan organisasi
3.5 Merespons dan melaporkan dalam umpan balik pelanggan

4. Kaitan dengan unit-unit lainnya


Unit kompetensi ini harus dinilai dalam gabungannya dengan unit mandatory yang membentuk bagian dari peran
tugas yang terintegrasi.

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan,mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Melakukan kerja sama dengan orang lain dan kelompok 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 1

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 64


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD02.010.01


Judul Unit : Mengoperasikan perlengkapan pemindahan muatan tetap/dapat bergerak
Deskripsi Unit : Unit ini mencakup kompetensi untuk menggunakan tali dalam
pengoperasian pengangkat

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Menghubungkan operasi rutin dan 1.1 Prinsip-prinsip operasional perlengkapan pemindah
Memeriksa keamanan perlengkapan pemindah muatan dipahami.
muatan
1.2 Pemeriksaan rutin sebelum penggunaan dilakukan
sesuai dengan spesifikasi pabrik dan peraturan syarat
keamanan
1.3 Spesifikasi yang tidak terpenuhi dilaporkan
menggunakan prosedur pelaksanaan baku
2. Mengangkut muatan 2.1 Peralatan pengangkut muatan yang tepat dipilih.
2.2 Alat pemindah muatan dioperasikan didalam
spesifikasi rancangan dan beban kerja aman.
2.3 Muatan diangkat/diputar, dipastikan seimbang, sudut
pandang operasi, keamanan personil dan
perlindungan muatan
3. Memindah muatan 3.1 Jika diperlukan, muatan dipindahkan pada kecepatan
yang tepat dan aman dengan jalur yang aman dan
efisien.
3.2 Jalur gerakan dimonitor dari rintangan dan bahaya
selama proses pemindahan.
4. Place load 4.1 Muatan diturunkan dengan kecepatan yang tepat dan
aman.
4.2 Muatan diletakkan dengan jaminan kestabilan,
keterlindungan material dan di tempat yang terhindar
dari bahaya.

Batasan Variabel
Unit kompetensi berlaku dalam pengerjaan penandaan pelat kapal sebelum pemotongan Pekerjaan dilakukan mandiri atau
dalam suatu kelompok. Perlengkapan pemindah muatan dioperasikan di dalam batas-batas prosedur yang disarankan
pabrik dan beban kerja aman. Pemindah muatan yang dapat bergerak atau tetap termasuk derek anting (pendant crane),
yard, workshop dan store travelling overhead cranes, katrol rel tunggal dan rantai (manual, udara atau elektrik dll.),
pivoting slewing jib rails dll. Seluruh pekerjaan dan praktek kerja sesuai dengan peraturan dan persyaratan hukum.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan
dan pengetahuan dibidang ini mencakup:
1.1 Pengetahuan peraturan maritim yang relevan
1.2 Undang-undang dan kebijakan K3 yang relevan
1.3 Jenis pengunci (knot), tekukan (bend) dan pengait (hitch) dalam penggunaan umum, karakteristiknya,
aplikasi dan batasan, metode penaliannya menggunakan tali sintetis dan fibre dari berbagai konstruksi dan
ukuran.
1.4 Prosedur penyambungan tali sintetis fibre
1.5 Regangan patah dan muatan kerja aman terhadap tali dan peralatan
1.6 Prinsip-prinsip kerusakan tali dan menjaga serta persyaratan pemeliharaan terhadap jenis tali dan kawat
yang berbeda
1.7 Prinsip-prinsip dan batasan peralatan angkat dan komponen
1.8 Prosedur untuk memeriksa dan mengoperasikan peralatan angkat meliputi slinging load dan berbagai
perlengkapan angkat dan pengaturannya
1.9 Peringatan dan prosedur untuk bekerja keatas dan kesamping
1.10 Prosedur pemeliharaan dan penyimpanan peralatan yang digunakan apabila bekerja diatas dan kesamping.
1.11 Prosedur untuk rigging dan persiapan jalan akses personel
1.12 Prinsip-prinsip dan prosedur untuk penalian dan pengikatan muatan yang meliputi persyaratan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 65


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap peralatan penalian (lashing)


1.13 Teknik-teknik komunikasi pelayaran

2. Konteks Penilaian
2.1 Penilaian kompetensi harus memenuhi persyaratan penilaian dari peraturan pelayaran yang relevan
2.2 Penilaian unit ini harus dilakukan dengan kewenangan marine yang relevan yang disetujui serta
pengaturan yang teraudit oleh RTO
2.3 Sekurang-kurangnya penilaian pengetahuan harus dilaksanakan melalui latihan tulis/lisan secara memadai
2.4 Penilaian praktek yang memadai harus terjadi
+ Pada RTO dan/atau
+ Pada pekerjaan yang memadai atau pelatihan di kapal

Implikasi sumber
Akses yang diperlukan untuk memberi kesempatan baik :
+ Partisipasi dalam kesesuaian rentang rigging yang disimulasikan secara memadai, pengangkatan dan latihan
penalian muatan, situasi dan studi kasus dan sumber-sumber yang disatukan dan/atau
+ Membantu dalam rigging, pengangkatan dan operasi penalian muatan dalam bekerja di kapal
Konsisten unjuk kerja
Mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan ilmu pelayaran apabila :
+ Penggunaan dan pemeliharaan tali (rope) dan kawat (wire)
+ Pengoperasian gir pengangkat (lifting gear)
+ Rigging fishing gear
+ Melakukan tugas keatas dan kesamping kapal
+ Mengikat dan mengencangkan muatan
+ Mengaplikasikan peringatan keselamatan selama operasi rigging
+ Menunjukkan bukti aplikasi prosedur ditempat kerja yang relevan meliputi :
+ Bagian yang relevan dari peraturan marine
+ Prosedur sistem manajemen keselamatan
+ Peraturan K3 dan kebijakan serta prosedur pencegahan bahaya
+ Prosedur kerja dan instruksi kerja
+ Pedoman manufaktur yang relevan yang berkaitan dengan penggunaan tali, kawat, kabel, rantai, peralatan
dek dan permesinan termasuk instruksi pada kemampuan peralatan dan batasannya
+ Proses kebersihan di kapal
+ Tindakan diambil segera untuk melaporkan dan/atau memperbaiki kejadian (incident) dan pengoperasian
permasalahan sesuai dengan peraturan dan prosedur
+ Bekerja lengkap secara sistimatis dengan memperhatikan rincian yang diperlukan

3. Aspek penting penilaian


Aspek yang harus diperhatikan
3.1 Penggunaan dan pemeliharaan tali dan kawat
3.2 Pengoperasian lifting gear
3.3 Rig dan memelihara jalan akses personel
3.4 Melaksanakan tugas-tugas keatas dan kesamping kapal
3.5 Penalian dan mengencangkan muatan
3.6 Membantu dalam rigging dan lashing komponen permesinan
3.7 Latihan seluruh keselamatan yang disyaratkan dan prosedur kontrol bahaya apabila melaksanakan operasi
rigging
3.8 Berkomunikasi secara efektip dengan pihak lain selama operasi rigging

4. Kaitan dengan unit-unit lainnya


Unit kompetensi ini harus dinilai dalam gabungannya dengan unit mandatory yang membentuk bagian dari peran
tugas yang terintegrasi.

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan,mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1
4 Melakukan kerja sama dengan orang lain dan kelompok 1

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 66


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1


6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

Kode Unit : AAN.SD02.011.01


Judul Unit : Membantu dalam kegiatan penambatan dan lego jangkar
Deskripsi Unit : Unit ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
membantu kegiatan penambatan dan lego jangkar.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Melaksanakan penambatan dan tugas penanganan 1.1 Tugas-tugas yang diperlukan dalam
jangkar mengintegrasikan tingkat persiapan untuk
kedatangan dan pemberangkatan dari lego jangkar
dan penambatan diselesaikan sesuai dengan prosedur
dikapal.
1.2 Penanganan tali tambat, stoppering dan tugas-tugas
pengangkatan tali dilakukan sesuai dengan prosedur
dikapal
1.3 Pengoperasian penambatan dan pelepasan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
1.4 Pengoperasian jangkar dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dikapal
1.5 Kapal dikencangkan ke buoy sesuai dengan prosedur
dikapal.
1.6 Penarikan dikencangkan menggunakan tali kapal
sesuai dengan prosedur dikapal
1.7 Komunikasi selama penambatan dan operasi
penanganan jangkar secara jelas dan dalam waktu
serta melibatkan peralatan komunikasi yang tepat
apabila disyaratkan.
2. Mengikuti prosedur kontrol keselamatan dan 2.1 Seluruh peringatan keselamatan yang diperlukan dan
bahaya peraturan-peraturan diikuti apabila melaksanakan
tugas-tugas penambatan dan lego jangkar rutin.
2.2 Pengoperasian dalam bahaya diidentifikasi dan
tindakan diambil dalam gabungannya dengan
officer, engineer dan anggota tim lainnya untuk
meminimalkan atau mengeliminir resiko terhadap
personel, kapal dan lingkungannya.
2.3 Rencana darurat kapal
3. Melaksanakan tugas-tugas keatas dan ke samping 3.1 Tempat dan peralatan untuk kerja keatas dan
kapal dipersiapkan sesuai dengan praktek praktek dan
standar yang diakui
3.2 Peringatan yang disyaratkan dilakukan apabila
bekerja keatas dan kesamping
3.3 Kursi, pijakan (stage), aba-aba keselamatan dan
peralatan keselamatan yang memadai digunakan
sesuai dengan praktek dikapal dan standar yang
diakui
3.4 Tangga portable digunakan secara benar dan
dipelihara
3.5 Peralatan yang digunakan apabila bekerja keatas
dipelihara secara benar dan disimpan.
4. Melaksanakan penalian dan 4.1 Peralatan penali diperiksa dan dipelihara sesuai
memastikan muatan serta akses jalan terhadap dengan praktek dikapal dan standar yang dikui
kapal kecil
4.2 Peralatan yang salah dalam penalian diidentifikasi
dan diisolasi, dilaporkan dan dipelihara sesuai
dengan praktek dikapal dan standar yang diakui
4.3 Muatan ditali dan dipastikan/dikencangkan sesuai

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 67


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

dengan praktek dikapal dan standar yang diakui


4.4 Pertimbangan yang memadai diberikan terhadap
pengaruh gerak kapal pada saat penempatan muatan
apabila dilakukan penalian muatan
4.5 Peralatan penalian digunakan secara benar setelah
digunakan
4.6 Jalan akses personel pada saat penalian dan
pengencangan sesuai dengan praktek di kapal dan
standar yang diakui.

Batasan Variabel
1. Kontek Umum
1.1 Pekerjaan harus dilakukan dengan mengikuti peraturan yang relevan
1.2 Pekerjaan yang dilakukan dengan prosedur yang disebutkan dengan tanggung jawab terhadap keluaran
yang dimiliki dalam kaitannya dengan standar mutu khusus. Hal itu tercakup dalam melaksanakan operasi
rigging secara rutin dan menggunakan gabungan peralatan sesuai dengan praktek kerja yang aman.
2. Lingkungan di tempat kerja
1.1 Kapal bisa meliputi kapal komersil dibawah 24 meter
1.2 Operasi rigging mungkin dilaksanakan
3. Siang atau malam dalam situasi pengoperasian normal
3.1 Dibawah kondisi laut dan cuaca normal dan berlawanan
3.2 Saat jalan
3.3 Selama operasi penambatan dan tidak dalam penambatan
3.4 Ketika buang sauh
3.5 Apabila ditambatkan
3.6 Kondisi cuaca yang berlawanan
4. Pengoperasian rigging bisa meliputi :
4.1 Penggunaan dan pemeliharaan tali (rope), kawat (wire) dan rantai (chain)
4.2 Sambungan tali fiber natural dan sintetis
4.3 Pengecekan dan penggunaan peralatan angkat, tali, rantai dan gir rigging apabila mengangkat muatan
4.4 Meanli muatan
4.5 Memastikan gangway, brows dan tangga untuk akses keselamatan
5. Pengunci dan sambungan bisa meliputi :
5.1 Gambaran delapan (figure of eight)
5.2 Sambungan reef (reef knot)
5.3 Pengait cengkeh (clove hitch)
5.4 Pengait rol (rolling hitch)
5.5 Tekukan sheet (sheet bend)
5.6 Sheep shank
5.7 Tali depan (bwline) pada bite
5.8 Carrick bend
5.9 Marline spike hitch
5.10 Sambungan mata tali (eye splice)
5.11 Sambungan pendek (short splice)
5.12 Common whipping
5.13 West country whipping
5.14 Sail makers whipping
5.15 Common sezing
5.16 Racking seizing
6. Peralatan akses personel bisa meliputi :
6.1 Gangway
6.2 Brows
6.3 Tangga
7. Gir pengangkat (lifting gear) bisa meliputi :
7.1 Crane
7.2 Derrick
7.3 Winch
7.4 Hoist
7.5 Grab
7.6 Spreader

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 68


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

7.7 Trawl boom


7.8 Pot/trap winch
8. Komponen lifting gear bisa meliputi :
8.1 Segel (shackle)
8.2 Hook
8.3 Sling
8.4 Block
8.5 Takal (tackle)
8.6 Hoist
8.7 Beam clamp
8.8 Trolley
8.9 Pot/trap line
8.10 Long line
8.11 Set line
8.12 Trawl wire
8.13 Rantai (chain)
9. Peralatan untuk pekerjaan keatas dan kesamping kapal bisa meliputi :
9.1 Gantline
9.2 Kursi bosum
9.3 Aba-aba keselamatan
9.4 Pijakan
10. Muatan yang yang ditali bisa meliputi :
10.1 Muatan umum (general cargo)
10.2 Kontainer
10.3 Kendaraan RO-RO
10.4 Muatan kayu deck
10.5 Ikan (fish) dan fishing gear
10.6 Sumber-sumber informasi/dokumen
11. Sumber informasi dan dokumen bisa meliputi :
11.1 Prosedur sistem manajemen keselamatan
11.2 Prosedur rigging di kapal
11.3 Peraturan K3
11.4 Instruksi manufaktur dan prosedur yang direkomendasikan
11.5 Standar Internasional yang relevan
11.6 Manual pengencangan muatan
12. Pengaplikasian peraturan dan undang-undang
12.1 Pengaplikasian peraturan dan undang-undang bisa meliputi :
12.1.1 Sistem manajemen keselamatan
12.1.2 Undang-undang K3 yang relevan

Panduan Penilaian :
Aspek-aspek kritis yang dipertimbangkan
1. Penilaian harus memastikan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk :
1.1 Penggunaan dan pemeliharaan tali dan kawat
1.2 Pengoperasian lifting gear
1.3 Rig dan memelihara jalan akses personel
1.4 Melaksanakan tugas-tugas keatas dan kesamping kapal
1.5 Penalian dan mengencangkan muatan
1.6 Membantu dalam rigging dan lashing komponen permesinan
1.7 Latihan seluruh keselamatan yang disyaratkan dan prosedur kontrol bahaya
apabila melaksanakan operasi rigging
1.8 Berkomunikasi secara efektip dengan pihak lain selama operasi rigging

2. Ketergantungan unit penilaian


2.1 Unit kompetensi ini harus dinilai dalam gabungannya dengan unit mandatory
yang membentuk bagian dari peran tugas yang terintegrasi.

3. Pengetahuan dan ketrampilan yang disyaratkan


3.1 Pengetahuan peraturan maritim yang relevan
3.2 Undang-undang dan kebijakan K3 yang relevan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 69


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

3.3 Jenis pengunci (knot), tekukan (bend) dan pengait (hitch) dalam penggunaan umum, karakteristiknya,
aplikasi dan batasan, metode penaliannya menggunakan tali sintetis dan fibre dari berbagai konstruksi dan
ukuran.
3.4 Prosedur penyambungan tali sintetis fibre
3.5 Regangan patah dan muatan kerja aman terhadap tali dan peralatan
3.6 Prinsip-prinsip kerusakan tali dan menjaga serta persyaratan pemeliharaan terhadap jenis tali dan kawat
yang berbeda
3.7 Prinsip-prinsip dan batasan peralatan angkat dan komponen
3.8 Prosedur untuk memeriksa dan mengoperasikan peralatan angkat meliputi slinging load dan berbagai
perlengkapan angkat dan pengaturannya
3.9 Peringatan dan prosedur untuk bekerja keatas dan kesamping
3.10 Prosedur pemeliharaan dan penyimpanan peralatan yang digunakan apabila bekerja diatas dan kesamping
3.11 Prosedur untuk rigging dan persiapan jalan akses personel
3.12 Prinsip-prinsip dan prosedur untuk penalian dan pengikatan muatan yang meliputi persyaratan
pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap peralatan penalian (lashing)
3.13 Teknik-teknik komunikasi pelayaran

4. Implikasi sumber
4.1 Akses yang diperlukan untuk memberi kesempatan baik :
4.1.1 Partisipasi dalam kesesuaian rentang rigging yang disimulasikan secara memadai, pengangkatan
dan latihan penalian muatan, situasi dan studi kasus dan sumber-sumber yang disatukan dan/atau
4.1.2 Membantu dalam rigging, pengangkatan dan operasi penalian muatan dalam bekerja di kapal
5. Konsistensi unjuk kerja
5.1 Mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan ilmu pelayaran apabila :
5.1.1 Penggunaan dan pemeliharaan tali (rope) dan kawat (wire)
5.1.2 Pengoperasian gir pengangkat (lifting gear)
5.1.3 Rigging fishing gear
5.1.4 Melakukan tugas keatas dan kesamping kapal
5.1.5 Menali dan mengencangkan muatan
5.1.6 Mengaplikasikan peringatan keselamatan selama operasi rigging
6. Menunjukkan bukti aplikasi prosedur ditempat kerja yang relevan meliputi :
6.1 Bagian yang relevan dari peraturan marine
6.2 Prosedur sistem manajemen keselamatan
6.3 Peraturan K3 dan kebijakan serta prosedur pencegahan bahaya
6.4 Prosedur kerja dan instruksi kerja
6.5 Pedoman manufaktur yang relevan yang berkaitan dengan penggunaan tali, kawat, kabel, rantai, peralatan
dek dan permesinan termasuk instruksi pada kemampuan peralatan dan batasannya
6.6 Proses kebersihan dikapal
7. Tindakan diambil segera untuk melaporkan dan/atau memperbaiki kejadian (incident) dan pengoperasian
permasalahan sesuai dengan peraturan dan prosedur
8. Bekerja lengkap secara sistimatis dengan memperhatikan rincian yang diperlukan
9. Kontek penilaian
9.1 Penilaian kompetensi harus memenuhi persyaratan penilaian dari peraturan pelayaran yang relevan
9.2 Penilaian unit ini harus dilakukan dengan kewenangan marine yang relevan yang disetujui serta
pengaturan yang teraudit oleh RTO
9.2.1 Sekurang-kurangnya penilaian pengetahuan harus dilaksanakan melalui latihan tulis/lisan secara
memadai
9.2.2 Penilaian praktek yang memadai harus terjadi
9.2.2.1 Pada RTO dan/atau
9.2.2.2 Pada pekerjaan yang memadai atau pelatihan di kapal.

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan,mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1
4 Melakukan kerja sama dengan orang lain dan kelompok 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 70


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD02.012.01


Judul Unit : Melakukan Perawatan Ruang Mesin
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan perawatan ruang mesin kapal sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada kapal sungai dan danau

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pekerjaan perawatan ruang 1.1 Ruang mesin sebagai ruang penempatan permesinan
mesin dan tempat kerja diidentifikasi sesuai dengan lay out
dan fungsinya.
1.2 Data dan informasi log book tentang perawatan ruang
mesin sebelumnya dicocokkan sesuai dengan kondisi
riil.
1.3 Peralatan dan bahan kebutuhan perawatan disiapkan
sesuai dengan kebutuhan.
1.4 Kemungkinan potensi bahaya kerja diidentifikasikan
dan dilakukan pencegahannya sesuai dengan K3 yang
ditetapkan.
1.5 Peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja
dipersiapkan sesuai dengan persyaratan K3 yang
diberlakukan.
2 Melakukan perawatan ruang mesin 2.1 Langkah kerja perawatan ruang mesin
diidentifikasikan dan ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.
2.2 Perawatan ruang mesin dilakukan sesuai urutan
prioritas pekerjaan dengan mengacu kepada prosedur
yang ditetapkan.
2.3 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja
dilakukan dalam melaksanakan perawatan ruang
mesin.
3 Melakukan pekerjaan perbaikan ringan pada 3.1 Kerusakan ringan yang ditemukan dicatat pada log
ruang mesin book dan dilaporkan kepada perwira jaga.
3.2 Alternatif perbaikan dipilih dan dikonsultasikan
dengan perwira jaga
3.3 Perbaikan ringan dilakukan atas perintah perwira jaga.
3.4 Hasil perbaikan dicek sesuai dengan fungsinya.
4 Mengecek hasil pekerjaan perawatan dan 4.1 Hasil perawatan dan perbaikan ringan ruang mesin
perbaikan dicek kembali, sesuai dengan fungsi dan kondisi yang
ditetapkan.
4.2 Seluruh pekerjaan perawatan dan perbaikan dicatat
dengan menggunakan format dan prosedur yang
ditetapkan dalam log book.
5 Membuat laporan 5.1 Hal-hal yang dianggap penting selama pekerjaan
perawatan dan perbaikan dicatat.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 71


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

5.2 Persediaan alat dan bahan perawatan diinventaris


sesuai dengan kondisi riil.
5.3 Laporan log book diselesaikan dengan penandatangan
oleh perwira jaga, sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan.

Batasan Variabel
Ruang lingkup pekerjaan yang dicakup oleh unit ini mencakup pekerjaan perawatan ruang mesin kapal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada kapal sungai danau, unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya:
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Watchkeeping (dinas jaga) 5.2.3 STCW amandemen 1995
3 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
4. Manual instruction dan SOP untuk mesin kapal
5. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan perawatan ruang mesin kapal
6. Log book mesin
8. Peralatan dan bahan bantu perawatan : kunci-kunci, obeng, palu, tang, lampu senter, majun lap, detergen, air tawar,
solar, oli.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 General arrangement fishing vessel piping diagram, engine room lay out, penggunaan peralatan tangan,
standard kodefikasi warna yang berlaku, bahan pelumas, menggunakan peralatan tangan dan power tool.

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di kapal perikanan atau di tempat kerja lainnya yang dikondisikan seperti di kapal
secara simulasi.

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan mengidentifikasi perawatan dan perbaikan yang dilakukan harus memperhatikan potensi
bahaya kebakaran dan ledakan.
3.2 Kemampuan mengidentifikasi pemilihan warna pengecatan harus sesuai dengan standar kodefikasi warna.
3.3 Kemampuan mengidentifikasi penanganan limbah harus sesuai dengan ketentuan Marpol 7.3.12.1 STCW.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.2 Membuat Perencanaan Kerja
4.3 Melakukan Dinas Jaga Mesin

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Bekerja dengan orang lain 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 72


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD02.013.01


Judul Unit : Melakukan Perawatan Mesin Penggerak Utama
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan perawatan mesin penggerak utama sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada kapal sungai danau

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pekerjaan perawatan mesin 1.1 Mesin penggerak utama sebagai sumber tenaga
penggerak utama penggerak kapal diidentifikasi sesuai dengan jenis dan
spesifikasinya.
1.2 Data dan informasi log book tentang perawatan mesin
penggerak utama sebelumnya dicocokan sesuai dengan
kondisi nyata.
1.3 Peralatan dan bahan kebutuhan perawatan disiapkan
sesuai dengan kebutuhan.
1.4 Kemungkinan potensi bahaya kerja diidentifikasikan
dan dilakukan pencegahannya sesuai dengan K3 yang
ditetapkan.
1.5 Peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja
dipersiapkan sesuai dengan pesyaratan K3 yang
diberlakukan.
2 Melakukan perawatan system bahan bakar 2.1 Langkah kerja perawatan ruang mesin
diidentifikasikan dan ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.
2.2 Perawatan sistem bahan bakar meliputi; flow meter,
pressure gauge, thermometer, floating switch, self
closing valve, alarm sistem, filter bahan bakar, tanki
bahan bakar, baut-baut pengikat, pompa, injector dan
pipa-pipa dilakukan sesuai urutan prioritas pekerjaan
dengan mengacu kepada prosedur yang ditetapkan.
2.3 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja
dilakukan dalam perawatan sistem bahan bakar.
3 Melakukan pekerjaan perbaikan ringan pada 3.1 Langkah kerja perawatan sistem pelumasan
ruang mesin didentifkasikan dan ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.
3.2 Perawatan sistem pelumasan meliputi : pelumasan
awal, pelumasan tetes, pelumasan distribution starting
valve, filter, arm, distribution pump, governor,
pressure switch, safety valve, alarm sistem, dan poros
propeller dilakukan sesuai urutan prioritas pekerjaan
dengan mengacu kepada prosedur yang ditetapkan.
3.3 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 73


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

dilakukan dalam perawatan sistem pelumasan.


4 Melakukan perawatan sistem pendinginan mesin 4.1 Langkah kerja perawatan sistem pendinginan mesin
diidentifikasikan dan ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.
4.2 Perawatan sistem pendinginan mesin meliputi ;
Kingston valve, filter, pressure switch, pompa,pipa-
pipa dan sambungannya, heat exchanger, sarangan,
zinc anode, alarm sistem, pressure gauge dan
thermometer dilakukan sesuai urutan prioritas
pekerjaan dengan mengacu kepada prosedur yang
ditetapkan.
4.3 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja
dilakukan dalam perawatan sistem pendinginan mesin.
5 Melakukan perawatan sistem pembakaran 5.1 Langkah kerja perawatan sistem pembakaran
diidentifikasikan dan ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.
5.2 Perawatan sistem pembakaran meliputi : sistem
kompresi udara, firing order, injection timing sistem,
turbo charger, safety valve, sistem penceratan
kondensasi oil, dan katup, dan katup pengontrol
tekanan pembakaran dilakukan sesuai urutan prioritas
pekerjaan dengan mengacu kepada prosedur yang
ditetapkan.
5.3 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja
dilakukan dalam perawatan sistem pembakaran.
6 Melakukan perawatan starting sistem 6.1 Langkah kerja perawatan starting sistem
diidentifikasikan dan ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.
6.2 Perawatan starting sistem meliputi ; kompresor udara,
botol angin, filter udara, starting valve, distribution
valve, safety valve, pipa-pipa tekanan tinggi dan
sambungannya, reducer, pressure switch, alarm sistem
penceratan air (kondensasi) serta battery dilakukan
sesuai urutan prioritas pekerjaan dengan mengacu
kepada prosedur yang ditetapkan.
6.3 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja
dilakukan dalam perawatan sistem start.
7 Melakukan perawatan transmisi 7.1 Langkah kerja perawatan transmisi daya
diidentifikasikan dan ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.
7.2 Perawatan transmisi daya meliputi ; gear box,
coupling, poros antara, poros propeller, sistem
pelumasan dan pendinginan transmisi daya, dilakukan
sesuai urutan prioritas pekerjaan dengan mengacu
kepada prosedur yang ditetapkan.
7.3 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja
dilakukan dalam perawatan transmisi daya.
8 Mengecek hasil pekerjaan perawatan dan 8.1 Hasil perawatan dan perbaikan ringan ruang mesin
perbaikan dicek kembali, sesuai dengan fungsi dan kondisi yang
ditetapkan.
8.2 Seluruh pekerjaan perawatan dan perbaikan dicatat
dengan menggunakan format dan prosedur yang
ditetapkan dalam log book.
9 Membuat laporan 9.1 Hal-hal yang dianggap penting selama pekerjaan
perawatan dan perbaikan dicatat.
9.2 Persediaan alat dan bahan perawatan diinventaris
sesuai dengan kondisi riil.
9.3 Laporan log book diselesaikan dengan penandatangan
oleh perwira jaga, sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan.

Batasan Variabel
Ruang lingkup pekerjaan yang dicakup oleh unit ini mencakup pekerjaan perawatan ruang mesin kapal sesuai dengan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 74


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

ketentuan yang berlaku pada kapal sungai danau, unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya:
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Watchkeeping (dinas jaga) 5.2.3 STCW amandemen 1995
3 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
4. Manual instruction dan SOP untuk perawatan mesin penggerak utama kapal yang relevan
5. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan perawatan mesin penggerak utama kapal
6. Log book mesin
7. Peralatan dan bahan bantu perawatan : kunci-kunci, obeng, palu, tang, injektor tester, pompa oli/gemuk, multi tester,
alat tulis, majun lap, solar, oli, detergen, filter bahan bakar, filter oli, mur/baut, klem, gemuk, strainer, zinc anode, air
accu, packing.

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Pengetahuan bahan.
1.2 Penguasaan penggunaan bahan berbahaya/beracun/explosive.
1.3 Menggunakan peralatan tangan dan power tool.

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di kapal perikanan atau di tempat kerja lainnya yang dikondisikan seperti di kapal
secara simulasi.

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan mengidentifikasi perawatan yang dilakukan harus mengikuti buku maintenance guide mesin
penggerak utama

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.2 Melakukan Dinas Jaga Mesin
4.3 Melakukan Perawatan Motor Bantu
4.4 Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan
4.5 Melakukan Kerja Bengkel
4.6 Memilih Bahan Teknik

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Bekerja dengan orang lain 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

Kode Unit : AAN.SD02.014.01


Judul Unit : Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 75


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan perawatan sistem kelistrikan kapal sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada kapal sungai danau.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pekerjaan perawatan sistem 1.1 Sistem kelistrikan sebagai alat penyedia tenaga listrik
kelistrikan untuk mendukung kelancaran operasional kapal
diidentifikasi sesuai dengan sistem pembangkit listrik,
sistem instalasi daya dan sistem instalasi penerangan.
1.2 Data dan informasi log book tentang perawatan sistem
kelistrikan sebelumnya dicocokan sesuai dengan
kondisi nyata.
1.3 Peralatan dan bahan kebutuhan perawatan disiapkan
sesuai dengan kebutuhan.
1.4 Kemungkinan potensi bahaya kerja diidentifikasikan
dan dilakukan pencegahannya sesuai dengan K3 yang
ditetapkan.
1.5 Peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja
dipersiapkan sesuai dengan persyaratan K3 yang
diberlakukan.
2 Melakukan perawatan sistem kelistrikan 2.1 Langkah kerja perawatan sistem kelistrikan
diidentifikasikan dan ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.
2.2 Perawatan sistem kelistrikan meliputi : (a)
pembersihan, penggantian dan penyetelan sikat arang,
(b) pembersihan dan pelapisan sirlak pada penguat
daya, (c) perawatan sistem pengaman, (d) sistem
insulasi, (e) pengukuran keausan dan penggantian
komponen mesin, (f) sistem alarm, (g) filter minyak
pelumas, (h) safety valve, (i) gasket kit, (j) baut
pengikat, dan (k) sistem perpipaan yang dilakukan
sesuai urutan prioritas pekerjaan dengan mengacu
kepada prosedur yang ditetapkan.
2.3 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja
dilakukan dalam melaksanakan perawatan sistem
kelistrikan.
3 Mengecek hasil pekerjaan perawatan dan 3.1 Hasil perawatan sistem kelistrikan dicek kembali,
perbaikan sesuai dengan fungsi dan kondisi yang ditetapkan.
3.2 Seluruh pekerjaan perawatan dan perbaikan dicatat
dengan menggunakan format dan prosedur yang
ditetapkan dalam log book.
4 Membuat laporan 4.1 Hal-hal yang dianggap penting selama pekerjaan
perawatan dan perbaikan dicatat.
4.2 Persediaan alat dan bahan perawatan diinventaris
sesuai dengan kondisi nyata.
4.3 Laporan log book diselesaikan dengan penandatangan
oleh perwira jaga, sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan.

Batasan Variabel
Ruang lingkup pekerjaan yang dicakup oleh unit ini mencakup pekerjaan perawatan ruang mesin kapal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada kapal sungai danau, unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya:
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Watchkeeping (dinas jaga) 5.2.3 STCW amandemen 1995
3 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
4. Manual instruction dan SOP untuk perawatan mesin penggerak utama kapal yang relevan
5. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan perawatan sistem kelistrikan kapal
6. Log book mesin
7. Peralatan dan bahan bantu perawatan : kunci-kunci, obeng, palu, tang, multi tester, lampu senter, majun lap, amplas,
sikat arang, sirlak, insulasi, komponen/suku-suku mesin, filter oli, gasket kit, baut/mur pengikat, klem.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 76


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 General arrangement fishing vessel piping diagram, engine room lay out, wiring diagram, teori listrik, dan
sistem pembangkit listrik.
1.2 Menggunakan peralatan tangan, alat ukur dan power tool

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di kapal perikanan atau di tempat kerja lainnya yang dikondisikan seperti di kapal
secara simulasi.

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan mengidentifikasi perawatan harus mengikuti buku pedoman perawatan

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.3 Membuat Perencanaan Kerja
4.4 Mengoperasikan Pompa
4.5 Membuat Perencanaan,Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Kapal Perikanan
4.6 Mengoperasikan Sistem Kelistrikan
4.7 Mengoperasikan dan Merawat Peralatan Otomatis
4.8 Melakukan Perawatan Mesin Penggerak Utama
4.9 Melakukan Perawatan Mesin Bantu Dek
4.10 Mengoperasikan Motor Bantu
4.11 Melakukan Kerja Bengkel
4.12 Memilih Bahan Teknik

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 77


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD03.001.01


Judul Unit : Melakukan Kerja Bengkel
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pekerjaan perawatan dan perbaikan mesin-mesin untuk menunjang
kelancaran operasional mesin-mesin di kapal sungai danau.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pekerjaan 1.1 Kerja bengkel sebagai kegiatan penunjang untuk
perawatan dan perbaikan kapal dan permesinannya
diidentifikasi sesuai dengan jenis pekerjaan dan hasil
kerja yang ingin dicapai.
1.2 Peralatan kerja bengkel seperti, mesin bubut, las listrik
dan atau las acetyline, senei, bor, gerenda, frase, skrap,
tanggem, pembengkok pipa (pipe bending), takal serta
alat pemotong, kikir, pahat, plong, palu, obeng, tool
set, dan lain-lain disiapkan sesuai dengan kebutuhan.
1.3 Bahan yang dibutuhkan disiapkan sesuai kebutuhan
seperti plat baja, besi beton eser, besi siku, berbagai
ukuran pipa, elektroda, oksigen, acetylene, majun,
amplas, batu gerinda dan lainlain.
1.4 Peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja
dipersiapkan sesuai dengan persyaratan K3 yang
diberlakukan.
2 Melakukan kerja bangku 2.1 Melakukan kerja bangku untuk membuat benda kerja
seperti : memotong, mengikir, menggerinda dan
mengebor dilakukan sesuai dengan urutan dan
prosedur yang ditetapkan dalam standar teknik
2.2 Hasil kerja bangku disampaikan kepada pihak yang
terkait untuk menunjang perawatan dan perbaikan
kapal ataupun permesinannya.
3 Melakukan kerja bubut 3.1 Membubut benda kerja dalam berbagai bentuk seperti :
tirus, memanjang, drat, ulir, memotong, membuat
lubang sesuai urutan dan prosedur yang ditetapkan
dalam standar teknik.
3.2 Hasil kerja bubut disampaikan kepada pihak yang
terkait untuk menunjang perawatan dan perbaikan
kapal ataupun permesinannya.
4 Melaksanakan kerja las 4.1 Kerja las untuk menunjang perawatan dan perbaikan
seperti menyambung dua potong pipa pada posisi
mendatar, tegak, dan diatas kepala dilakukan sesuai
kebutuhan dan prosedur kerja yang benar.
4.2 Hasil kerja las disampaikan kepada pihak terkait untuk
menunjang perawatan dan perbaikan kapal atau
permesinan
5 Membuat laporan 5.1 Data informasi kerja bengkel dihimpun dan dituangkan
dalam log book, sesuai prosedur yang ditetapkan.
5.2 Laporan log book diselesaikan dengan penandatangan
oleh perwira jaga, sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan.

Batasan Variabel
Ruang lingkup pekerjaan yang dicakup oleh unit ini mencakup pekerjaan perawatan ruang mesin kapal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada kapal sungai danau, unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya:
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Watchkeeping (dinas jaga) 5.2.3 STCW amandemen 1995
3 Environment Act for Marine Pollution 73/78.
4. Manual instruction dan SOP untuk kerja bengkel
5. Job description.
6. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan perbengkelan
7. Log book mesin
8. Peralatan dan bahan kerja bengkel : Mesin Bubut, Mesin Bor, Mesin Sekrap, Mesin Frais, Las Listrik, Las Asitilin,
Senai, Gerinda, Tandem, Pembengkok Pipa, Takal/ Katrol, Alat Pemotong, Kikir, Pahat, Palu, Obeng, Tool Set, Plat

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 78


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Baja, Besi Beton eser, Besi siku, pipa elektroda, oksigen, acetylene, majun lap, amplas, batu gerinda

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Teori mesin kerja bengkel
1.2 Teknik pengukuran
1.3 Pengetahuan bahan
1.4 Penggunaan peralatan tangan dan power tool.
1.5 Penggunaan peralatan ukur dan instrumen.

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di kapal perikanan atau di tempat kerja lainnya yang dikondisikan seperti di kapal
secara simulasi.

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan mengidentifikasi area kerja sempit, angin kencang, kawat putus, bising, jatuh kelaut, oleng
dan anggukan.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Motor Bantu
4.2 Mengoperasikan dan Merawat Peralatan Otomatis
4.3 Melakukan Perawatan Mesin Penggerak Utama
4.4 Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan
4.5 Melakukan Perawatan Mesin Bantu Dek
4.6 Melakukan Perawatan dan Perbaikan Pompa
4.7 Memilih Bahan Teknik
4.8 Menggambar Mesin

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 3

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 79


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kode Unit : AAN.SD03.002.01


Judul Unit : Memilih Bahan Teknik
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pemilihan bahan teknik sesuai dengan standar teknis yang berlaku
guna menunjang operasional pada kapal sungai dan danau

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mempersiapkan pemilihan bahan teknik 1.1 Bahan teknik sebagai bahan kerja banyak digunakan di
kapal diidentifikasi sesuai dengan fungsinya.
1.2 Data dan informasi tentang bahan teknik dipelajari
sesuai dengan jenis dan spesifikasinya.
1.3 Peralatan dan bahan teknik untuk pemilihan bahan
disiapkan sesuai dengan kebutuhan.
1.4 Kemungkinan potensi bahaya kerja diidentifikasikan
dan dilakukan pencegahannya sesuai dengan K3 yang
ditetapkan.
1.5 Peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja
dipersiapkan sesuai dengan persyaratan K3 yang
diberlakukan.
2 Melakukan pemilihan bahan 2.1 Bahan teknik diidentifikasi dengan benar sesuai
teknik dengan jenis dan spesifikasinya, sesuai urutan
pekerjaan dengan mengacu kepada prosedur yang
ditetapkan.
2.2 Memilih pelat, pipa, elbow, plange, siku, beam, bahan
bakar, minyak pelumas, minyak hidrolik, refrigerant
dan lainnya, sesuai standar prosedur SOP.
2.3 Melakukan pengukuran dimensi pelat, pipa, elbow,
plange, siku, beam dan lainnya, sesuai spesifikasi yang
telah ditetapkan.
2.4 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja
dilakukan dalam melaksanakan pemilihan bahan
teknik.
2.5 Hasil pemilihan dievaluasi dengan cermat tingkat
kebenarannya.
3 Menghitung kebutuhan bahan 3.1 Bahan teknik (baik logam maupun non logam)
dihitung sesuai dengan keperluan yang direncanakan.
3.2 Peralatan yang digunakan untuk
menghitung/mengukur disiapkan sesuai dengan
kegiatan, jenis dan jumlah alat yang diperlukan.
3.3 Penghitungan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
3.4 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja
dilakukan dalam melaksanakan pemilihan bahan
teknik.
3.5 Hasil perhitungan dievaluasi dengan cermat tingkat
presisi dan akurasinya
4 Melakukan pengujian 4.1 Bahan teknik (baik logam maupun non logam) diuji
sesuai dengan keperluan yang direncanakan.
4.2 Peralatan yang digunakan untuk menguji disiapkan
sesuai dengan kegiatan, jenis dan jumlah alat yang
diperlukan.
4.3 Pengujian dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4.4 Melakukan pengujian kekerasan bahan teknik, yang
meliputi pengujian Brinel, Vickers, dan Rocwell sesuai
prosedur.
4.5 Melakukan pengujian kekentalan minyak pelumas,
bahan bakar dan bahan cair lainnya dengan
menggunakan viskosimeter sesuai dengan prosedur
dan standar teknis.
4.6 Perlengkapan dan prosedur keselamatan kerja

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 80


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

dilakukan dalam melaksanakan pengujian sesuai


dengan K3 dan SOP
4.7 Hasil pengujian dievaluasi dengan cermat tingkat
presisi dan akurasinya.
5 Membuat laporan 5.1 Data dan informasi mengenai pemilihan, pengukuran,
penghitungan dan pengujian dihimpun sebagai bahan
pelaporan.
5.2 Laporan diselesaikan dan ditanda tangani oleh yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Batasan Variabel
Ruang lingkup pekerjaan yang dicakup oleh unit ini mencakup pekerjaan perawatan ruang mesin kapal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada kapal sungai danau, unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya:
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Environment Act for Marine Pollution 73/78
3 .Manual instruction dan SOP untuk kerja bengkel
4. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan perbengkelan
5. Job description.
6. Peralatan dan bahan bantu perawatan : jangka sorong, mistar, mikro meter, alat tulis, plat, pipa, elbow, plange, siku,
beam, bahan bakar, minyak pelumas, minyak hidrolik

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Pengetahuan pengukuran teknik.
1.2 Pengetahuan bahan
1.3 Spesifikasi teknik
1.4 Menggunakan peralatan tangan dan alat ukur.
1.5 Menggunakan sensitivitas indera (mata, telinga, kulit).

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan
keadaan normal.

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan mengidentifikasi ketidaksesuaian dengan rekomendasi jenis dan spesifikasi
3.2 Kemampuan mengidentifikasi potensi bahaya dari alat dan bahan uji.
3.3 Kemampuan mengidentifikasi presisi pengukuran +/- 0,5 mm.

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kerja di DU/DI
4.2 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.3 Membuat Perencanaan Kerja
4.4 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Mesin Penggerak Kapal
4.5 Membuat Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Kapal
4.6 Melakukan Perawatan Mesin Penggerak Utama
4.7 Melakukan Perawatan Sistem Kelistrikan
4.8 Melakukan Kerja Bengkel
4.9 Menggambar Mesin

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Bekerja dengan orang lain 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 81


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

Kode Unit : AAN.SD03.003.01


Judul Unit : Menggambar mesin
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan menggambar mesin sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
standar gambar teknik

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Persiapan menggambar mesin 1.1 Meja gambar dan perlengkapan menggambar
disiapkan dengan lengkap.
1.2 Data dan informasi tentang gambar mesin dipahami
dengan teliti.
2 Membuat gambar mesin 2.1 Membuat gambar mengikuti kaidah kaidah serta teknik
menggambar.
2.2 Memeriksa hasil menggambar sesuai dengan kaidah
menggambar teknik.
2.3 Menyempurnakan gambar teknik jika ada kesalahan.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 82


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

2.4 Menyimpan hasil gambar dengan aman.


3 Penerapan gambar mesin 3.1 Mengukur dimensi benda kerja yang hendak digambar.
3.2 Menggambar pandangan atas, samping dan potongan.
3.3 Hasil gambar diperbaiki sesuai dengan kaidah
menggambar.
4 Membuat laporan 4.1 Hal-hal yang dianggap penting selama menggambar
dicatat.
4.2 Persediaan peralatan menggambar diinventaris sesuai
dengan SOP.
4.3 Laporan gambar diselesaikan dengan penandatangan
oleh instruktur, sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan.

Batasan Variabel
Ruang lingkup pekerjaan yang dicakup oleh unit ini mencakup pekerjaan menggambar mesin sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan :
1. Peraturan K3 untuk awak kapal sungai danau.
2. Manual instruction dan SOP untuk ruangan dan perlengkapan gambar yang relevan
3 Kebijakan perusahaan berkaitan dengan pekerjaan menggambar mesin
4. Gambar kerja

Panduan Penilaian :
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang :
Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan dan keterampilan di bidang berikut ini :
1.1 Teknik menggambar.
1.2 General arrangement fishing vessel.
1.3 Piping diagram.
1.4 Engine room lay out.
1.5 Menggambar teknik.
1.6 Menggunakan perlengkapan menggambar.

2. Konteks Penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat ruang gambar atau di tempat lain sesuai dengan keadaan

3. Aspek Penting Penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Kemampuan mengidentifikasi menggambar yang dilakukan harus memperhatikan kaidah-kaidah teknik
3.2 Kemampuan mengidentifikasi pemilihan perlengkapan menggambar harus sesuai

4 Kaitan dengan unit-unit lain


4.1 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
4.2 Melakukan Kerja Bengkel
4.3 Memilih Bahan Teknik

Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci dalam Unit ini Tingkat
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1
4 Bekerja dengan orang lain 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 2

PT. Arun Prakarsa Inforindo 9 - 83


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 10 
Program Pembelajaran  
Awak Kapal Sungai dan Danau 

10.1 Pegertian Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan


Secara umum analisis kebutuhan pelatihan didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data
dalam rangka mengidentifikasi bidang-bidang atau faktor-faktor apa saja yang ada di dalam instansi yang
perlu ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja pegawai dan produktivitas instansi menjadi meningkat.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data akurat tentang apakah ada kebutuhan untuk
menyelenggarakan pelatihan. Veithzal Rifai (2004) mendefinisikan kebutuhan pelatihan “adalah untuk
memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar
yang bervariasi”. Sementara Suryana Sumantri (2005) mendefinisikan ”kebutuhan pelatihan merupakan
keadaan dimana terdapat kesenjangan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan nyata”.

Mengingat bahwa pelatihan pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk menghilangkan atau
setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara kinerja yang ada saat ini dengan kinerja standard atau
yang diharapkan untuk dilakukan oleh si pegawai, maka dalam hal ini analisis kebutuhan pelatihan
merupakan alat untuk mengidentifikasi gap-gap yang ada tersebut dan melakukan analisis apakah gap-gap
tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu pelatihan. Selain itu dengan analisis kebutuhan
pelatihan maka pihak penyelenggara pelatihan (HRD atau Divisi Training) dapat memperkirakan manfaat-
manfaat apa saja yang bisa didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi partisipan sebagai individu maupun
bagi perusahaan.

Jika ditelaah secara lebih lanjut, maka analisis kebutuhan pelatihan memiliki beberapa tujuan, diantaranya
adalah:
1. memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja pegawai dan produktivitas instansi/lembaga;
2. memastikan bahwa para partisipan yang mengikuti pelatihan benar-benar orang-orang yang tepat;
3. memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan selama pelatihan benar-benar sesuai
dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam suatu jabatan tertentu;
4. mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema atau materi
pelatihan;
5. memastikan bahwa penurunan kinerja atau pun masalah yang ada adalah disebabkan karena kurangnya
pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap kerja; bukan oleh alasan-alasan lain yang tidak bisa
diselesaikan melalui pelatihan;
6. memperhitungkan untung-ruginya melaksanakan pelatihan mengingat bahwa sebuah pelatihan pasti
membutuhkan sejumlah dana.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kebutuhan pelatihan adalah selisih antara pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diharapkan/diminta dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dimiliki oleh
seseorang atau selisih antara prestasi yang diminta dengan prestasi yang telah dicapai.

10.2 Pendekatan Identifikasi Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan


Beberapa pendekatan kebutuhan pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut :

a. Pendekatan berbasis politis, Pendekatan ini lebih banyak mengedepankan faktor "pengaruh" dan
"kekuasaan" dimana kebutuhan pelatihan dilihat sebagai upaya untuk kepentingan pengaruh dan
kekuasaan politis.
b. Pendekatan Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Sistematis, Penjajagan kebutuhan pelatihan secara
sistematis didasarkan pada persyaratan tugas yang dibebankan. Persyaratan tugas menentukan kebutuhan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 1


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

jenis pelatihan yang harus dilakukan, yang pada gilirannya persyaratan tugas tersebut ditentukan oleh
kebutuhan untuk mencapai tujuan lembaga atau tujuan organisasi.
c. Pendekatan Berbasis Pengembangan Kelembagaan, Salah satu latar belakang pendekatan kelembagaan
ini berdasarkan pada teori dalam Psikologi Sosial, dengan memberikan penekanan khusus pada
Dinamika Kelompok Kerja.
d. Pendekatan Berbasis Administratif, Pendekatan administratif melihat identifikasi kebutuhan pelatihan
hanyalah untuk mengisi berbagai persyaratan dan kelemahan dalam bidang administratif.
e. Pendekatan Berbasis Kesejahteraan, Pendekatan ini tidak umum untuk kalangan swasta, tetapi
pendekatan ini banyak diterapkan di lembaga-lembaga atau instansi pemerintah. Bagi mereka kebutuhan
pelatihan dilihat sebagai situasi dimana seseorang dapat mengikuti pelatihan agar supaya memperoleh
kualifikasi lebih baik. Pendekatan ini harus memperhatikan aspek nilai dasar, tujuan, penekanan
kegiatan, kelebihan dan kekurangan.

10.3 Faktor-faktor Penentu Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan


Analisis kebutuhan pelatihan Menurut Johanes Papu (2002) seyogyanya mencakup kedua area menyangkut
manusia (adanya gap antara pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang ada dengan yang diharapkan) dan
organisasi/Instansi/lembaga (rencana dan tujuan perusahaan, SAP, manfaat pelatihan). Oleh karena itu data
yang harus dikumpulkan mencakup beberapa faktor sebagai berikut:

a. Alasan; Instansi/lembaga adalah suatu sistem. Artinya di dalam Instansi/lembaga terdapat beberapa
divisi atau bagian yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Dengan adanya berbagai divisi
tersebut maka kebutuhan akan pelatihan dapat berbeda-beda antara divisi yang satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, pada tahapan ini perancang program pelatihan (baca: Training Manager/Officer yang
mewakili HRD atau Divisi Training) dituntut untuk benar-benar jeli dalam melihat kebutuhan yang ada.
b. Peserta; Satu hal yang sangat krusial dalam suatu pelatihan adalah menentukan siapa yang menjadi
peserta pelatihan tersebut. Peserta yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah mencakup partisipan dan
juga trainer/facilitator dari pelatihan tersebut.
c. Pekerjaan; Data atau informasi yang berhubungan dengan aspek pekerjaan yang harus dikumpulkan dan
dianalisis mencakup hal-hal seperti: jenis pekerjaan (jabatan) apa yang sedang di review dan apa fungsi
utama pekerjaan (jabatan) tersebut, apa saja kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan secara optimal, apa standard kinerja yang harus dipenuhi oleh pegawai, apakah pegawai sudah
memenuhi standard kinerja yang diharapkan.
d. Materi ; Hal yang mendasar untuk diketahui dalam menentukan materi yang akan dirancang dalam
sebuah program pelatihan adalah apakah materi yang akan diberikan merupakan suatu hal yang bersifat
essential atau tidak.
e. Dukungan ; Dukungan tersebut adalah berupa komitmen dari para manager atau supervisor untuk
menciptakan suasana yang kondusif bagi para partisipan untuk dapat menerapkan apa yang telah mereka
pelajari dalam pelatihan.
f. Biaya ; Sekecil apapun kegiatan pelatihan pasti membutuhkan dana. Oleh karena itu amat penting untuk
menghitung untung rugi dari pelaksanaan suatu pelatihan.
g. Memilih Metode; Sebelum menentukan metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data, maka
perlu dipikirkan sumber-sumber data yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan.
Sumber-sumber data tersebut diantaranya adalah: Riset atau survey (critical incidents research, working
climate survey, customer service survey, dsb), Penilaian kinerja (performance appraisal), Perencanaan
karir pegawai, Perubahan prosedur kerja dan perkembangan teknologi, Perencanaan SDM

10.4 Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 2


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Pelatihan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu, serta sikap agar
seseorang semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Biasanya pelatihan
merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja (vacational) yang dapat digunakan dengan segera.
Program-program pelatihan dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki
pekerja dan kompetensi yang diharapkan dimiliki pekerja. Pelatihan berbasis kompetensi sangat diperlukan
dalam pengembangan SDM, karena secara tradisi atau konvensional hanya menghasilkan peserta pelatihan
memiliki “pengetahuan mengenai apa”. Sementara pelatihan yang berbasis kompetensi memungkinkan
peserta setelah selesai, tidak sekedar mengerti, akan tetapi “dapat melakukan sesuatu” yang harus dikerjakan.

Melalui pelatihan berbasis kompetensi, seseorang akan terbantu di dalam mengerjakan pekerjaan yang ada,
dapat meningkatkan tanggung jawab dan mengembangkan karir. Salah satu upaya strategis yang perlu
dilakukan adalah menciptakan sebuah “proses belajar” yang berlanjut melalui pelatihan dan pengembangan.

Dalam Paradigma Pendidikan (Proses pembelajaran) versi UNESCO (dalam Mangkuprawira, 2007) yang
terbaru menekankan bahwa sasaran pendidikan diarahkan pada : ( 1) learning to know; (2) learning to do; (3)
learning to be; (4) learning to live together. Sedangkan tujuan atau maksud utama dari program-program
pelatihan yang berbasis kompetensi meliputi: (1) Memperbaiki kinerja; (2) Meningkatkan keterampilan; (3)
Menghindari keusangan manjerial; (4) Menyolusikan masalah; (5) Orientasi karyawan baru; (6) Penyiapan
Promosi; (7) memberikan kepuasan untuk kebutuhan pengembangan personal. (Carell, M,R 1995)

Sedangkan yang dimaksud dengan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Berbasis Kompetensi –PPKB
(competency-based education and or trainning) merupakan salah satu pendekatan dalam pengembangan
SDM yang berfokus pada hasil akhir (outcome). PPKB merupakan suatu proses pendidikan dan pelatihan
uang dirancang untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan secara khusus, untuk mencapai hasil
kerja yang berbasis target kinerja (performance target) yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan PPBK adalah : (1) Menghasilkan kompetensi dalam penggunaan
keterampilan yang ditentukan untuk pencapaian pekerjaan dan jabatan; (2) Penelusuran (penilaian)
kompetensi yang telah dicapai dan sertifikasi. Penerapkan diklat berbasis kompetensi. Artinya,
penyelenggaraan diklat diarahkan untuk mengisi kompetensi peserta sesuai yang dipersyaratkan oleh
jabatannya, sehingga seseorang bersangkutan wajib mengikuti diklat yang tujuan pembelajarannya
membangun kompetensi tersebut.

Diklat berbasis kompetensi bukan diklat yang sekedar membentuk kompetensi, tetapi kompetensi tersebut
harus relevan dengan tugas dan jabatannya. Dengan kata lain, kompetensi itu secara langsung dapat
membantu di dalam melaksanakan tugas dan jabatan. Penerapan kebijakan ini memang berimplikasi
langsung pada keharusan adanya standar kompetensi untuk setiap jabatan, baik jabatan struktural, fungsional
tertentu, maupun fungsional umum.

Kompetensi yang diperoleh melalui diklatlah yang ditindaklanjuti dalam bentuk program diklat. Dengan
demikian, kebijakan diklat berbasis kompetensi ini diharapkan dapat menjadi pendorong (trigerting) dalam
memberikan pelayanan yang baik. Perubahan melalui diklat dapat dilakukan dengan melakukan berbagai
kursus, pendidikan formal maupun non formal atau pendidikan lainnya yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan atau kompetensi teknis maupun perubahan pola pikir, moral, dan perilaku. Meskipun merubah
pola pikir, moral dan perilaku melalui diklat memang tidak mudah, akan tetapi tetap perlu dilakukan.
Sementara peningkatan kemampuan atau kompetensi melalui non diklat dapat dilakukan dengan menciptakan
situasi dan kondisi kerja yang kondusif untuk terjadinya peningkatan kemampuan, melakukan mutasi secara
berkala, menciptakan hubungan antar personal yang harmonis dan lain sebagainya.

10.5 Deskripsi Pembelajaran Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau


Seperti dijelaskan pada konsep pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, maka sikap, pengetahuan, dan
keterampilan menjadi materi pokok dalam program pembelajaran. Dalam konsep pelatihan yang berbasis
kompetensi dijelaskan bahwa kompetensi merupakan gabungan antara kerterampilan, pengetahuan dan sikap.
Kompetensi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap standar, memberikan indikasi yang jelas tentang
keberhasilan dalam kegiatan pengembangan, membentuk sistem pengembangan dan dapat digunakan untuk
menyusun uraian tugas seseorang.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 3


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Seiring dengan hal tersebut, berikut disampaikan deskripsi pembelajaran kompetensi awak kapal sungai dan
danau, sesuai dengan masing-masing kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang awak kapal sungai dan
danau.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 4


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.001.01
Kompetensi : Memenuhi Persyaratan Kerja di Dunia Usaha/Dunia Industri

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menyetujui kondisi Dokumentasi ketenagakerjaan + Kode praktik + Tanggung jawab + Kemampuan pekerja + Menggunakan
dan ketentuan dicek untuk pemenuhan + Penghargaan industri terhadap ketentuan dan melakukan induksi ketentuan
ketenagakerjaan kondisi dan tujuan yang dan kondisi kondisi + Keselamatan kerja. ketenagakerjaan sesuai
disetujui ketenenagakerjaan peraturan perundang-
undangan
2 Memenuhi persyaratan Program pengembangan + Harapan para pekerja + Tanggung jawab + Kemampuan untuk + Menggunakan
ketenagakerjaan industri disosialisasikan di terhadap ketentuan dan memastikan bahwa ketentuan
tempat kerja untuk kondisi resiko dinilai oleh ketenagakerjaan sesuai
meningkatkan kualitas, ketenenagakerjaan pekerja yang relevan. peraturan perundang-
produktifitas dan menciptakan + Kemampuan untuk undangan
kondisi kerja yang kondusif memastikan bahwa
resiko pengukuran
jangka pendek dan
jangka panjang
diimplementasikan
secara efektif
3 Melaksanakan Persyaratan pribadi dipenuhi + Memahami dan + Tanggung jawab + Kemampuan + Menggunakan
persyaratan sesuai standar kesehatan dan mematuhi kondisi terhadap ketentuan dan mengidentifikasi ketentuan
ketenagakerjaan keselamatan di tempat kerja. ketenagakerjaan kondisi keamanan dan prosedur ketenagakerjaan sesuai
+ Memenuhi persyaratan ketenenagakerjaan alat-alat navigasi dan peraturan perundang-
ketenagakerjaan transportasi. undangan
+ Kemampuan
mengiidentifikasi
prosedur keselamatan
untuk kerja di atas kapal
+ Kemampuan dalam
penggunaan pakaian dan
peralatan perlindungan
diri

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 5


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.002.01
Kompetensi : Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja

Kriteria Unjuk Kerja Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Lingkup Belajar
(KUK) Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menetapkan hal-hal Mampu menjelaskan Peraturan keselamatan kerja Teliti dalam menjelaskan Menjelaskan tentang tujuan Melaksanakan isi dari
yang berhubungan Peraturan keselamatan Kerja peraturan keselamatan kerja Undang-Undang NO.1 tahun undang-Undang NO. 1
dengan kesehatan dan 1970 tahun 1970.
keselamatan kerja di
lingkugan kerja
2 Mendokumentasikan Mampu Menjelaskan jenis- Jenis-jenis perlengkapan Teliti dalam menjelaskan + Menjelaskan alat-alat + Menggunakan alat-alat
dan menyebarkan jenis perlengkapan keselamatan kerja jenis-jenis perlengkapan pelindung batok kepala. pelindung batok
syarat-syarat kesehatan keselamatan kerja keselamatan kerja + Menjelaskan alat-alat kepala.
dan keselamatan kerja pelindung muka dan + Menggunakan alat-alat
mata. pelindung muka dan
+ Menjelaskan alat-alat mata.
pelindung badan + Menggunakan alat-alat
+ Menjelaska alat-alat pelindung badan
pelindung anggota + Menggunkan alat-alat
badan seperti lengan dan pelindung anggota
kaki badan seperti lengan
+ Menjelaskan Alat-alat dan kaki
pelindung pernafasan. + Menggunakan Alat-alat
+ Menjelaskan alat-alat pelindung pernafasan.
pencegah jantung. + Menggunakan alat-alat
+ Menjelaskan alat-alat pencegah jantung.
pelindung pendengaran. + Menggunakan alat-alat

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 6


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kriteria Unjuk Kerja Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Lingkup Belajar
(KUK) Sikap Pengetahuan Keterampilan
+ Menjelaskan alat-alat pelindung
pencegah tenggelam. pendengaran.
+ Menggunakan alat-alat
pencegah tenggelam.
3 Menyediakan saran Mampu menjelaskan Perawatan perlengkapan Cermat dalam melaksanakan + Menjelaskan alat-alat + Menggunakan alat-alat
saran ergonomis Dasar perawatan perlengkapan keselamatan kerja perawatan perlengkapan pelindung batok kepala. pelindung batok
keselamatan kerja. keselamatan kerja. + Menjelaskan alat-alat kepala.
pelindung muka dan + Menggunakan alat-alat
mata. pelindung muka dan
+ Menjelaskan alat-alat mata.
pelindung badan + Menggunakan alat-alat
+ Menjelaska alat-alat pelindung badan
pelindung anggota + Menggunkan alat-alat
badan seperti lengan dan pelindung anggota
kaki badan seperti lengan
+ Menjelaskan Alat-alat dan kaki
pelindung pernafasan. + Menggunakan Alat-alat
+ Menjelaskan alat-alat pelindung pernafasan.
pencegah jantung. + Menggunakan alat-alat
+ Menjelaskan alat-alat pencegah jantung.
pelindung pendengaran. + Menggunakan alat-alat
+ Menjelaskan alat-alat pelindung
pencegah tenggelam. pendengaran.
+ Menggunakan alat-alat
pencegah tenggelam.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 7


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.003.01
Kompetensi : Membina Kerjasama

Kriteria Unjuk Kerja Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Lingkup Belajar
(KUK) Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Melakukan interaksi di Isu dan peristiwa yang terjadi, Pengetahuan tentang + Koordinatif Kemampuan dalam Menggunakan teknik
tempat kerja pesan, tingkah laku positif dan begaimana melakukan + Tanggung jawab melakukan interaksi dengan berinteraksi dengan teman
teknologi komunikasi interaksi di tempat kerja + Responsibility awak kapal lainnya sejawat
+ Aktif
+ kooperatif
2 Melakukan pertemuan, Pelayanan dengan pelanggan Pengetahuan tentang teknik + Koordinatif Kemampuan dalam Menggunakan kemampuan
menyalami dan dalam melakukan pelayanan + Tanggung jawab melakukan pertemuan, dalam melayani pelanggan
mengarahkan klien dan kepada pelanggan + Responsibility menyalami dan mengarahkan
pelanggan + Aktif klien dan pelanggan
+ kooperatif
3 Berpartisipasi dalam Interaksi terhadap teman Pengetahuan tentang cara + Koordinatif Kemampuan dalam Mengunakan teknik-teknik
kelompok kerja sekerja dan berperan aktif berpartisipasi dan berperak + Tanggung jawab partisipasi dalam kelompok dalam melakukan partisipasi
aktif dalam kelompok + Responsibility kerja kerja
+ Aktif
+ kooperatif
4 Memelihara penampilan Cara berpakaian dan Pengetahuan cara Sopan Kemampuan dalam merawat Memilih pakaian yang
pribadi perawatan kesehatan berpakaian, merawat dan menjaga penampilan diri serasi dan cocok, memilih
kesehatan dan memelihara cara perawatan diri
penampilan

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.004.01
Kompetensi : Memahami Sistem Komunikasi

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 8


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Melakukan Melakukan komunikasi dgn + Isyarat morse bendera + Mempelajari isyarat + Menunjukkan isyarat + Meragakan isyarat
komunikasi dengan kode isyarat visual tangan morse bendera tangan morse bendera tangan morse bendera tangan
isyarat visual + Isyarat morse dgn + Mempelajari isyarat + Menunjukkan isyarat + Meragakan isyarat
cahaya morse dgn cahaya morse dgn cahaya morse dgn cahaya
+ Isyarat semopore + Mempelajari isyarat + Menunjukkan isyarat + Meragakan isyarat
+ Isyarat bendera semopore semopore semopore
internasional + Mempelajari isyarat + Menunjukkan isyarat + Meragakan isyarat
bendera internasional bendera internasional bendera internasional
2 Melakukan Melakukan komunikasi dengan Mempelajari isyarat morse Menunjukkan isyarat morse Menunjukkan isyarat morse Meragakan isyarat morse
komunikasi dengan kode isyarat bunyi dengan bunyi dengan bunyi dengan bunyi dengan bunyi
isyarat bunyi
3 Melakukan Melakukan komunikasi dengan + Penggunaan radio + Mempelajari prosedur + Menunjukkan prosedur + Meragakan prosedur
komunikasi telepon telepon dan + Penggunaan telepon penggunaan radio penggunaan radio penggunaan radio
dan radio komunikasi radio + Penggunaan telegraph + Mempelajari prosedur + Menunjukkan prosedur + Meragakan prosedur
penggunaan telepon penggunaan telepon penggunaan telepon
+ Mempelajari prosedur + Menunjukkan prosedur + Meragakan prosedur
penggunaan telegraph penggunaan telegraph penggunaan telegraph
4 Mengidentifikasi Mengidentifikasi jenis dan + Parasute signal + Mengidentifikasi + Mengenal parasute + Menggunakan parasute
tanda–tanda bahaya fungsi tanda-tanda bahaya + Red hand flare parasute signal signal signal
sesuai standar IMO + Green hand flare + Mengidentifikasi red + Mengenal red hand flare + Menggunakan red hand
+ Smoke signal hand flare + Mengenal green hand flare
+ Mengidentifikasi green flare + Menggunakan green
hand flare + Mengenal smoke signal hand flare
+ Mengidentifikasi smoke + Menggunakan smoke
signal signal
5 Menggunakan isyarat Menggunakan isyarat bahaya + Tanda bahaya kapal + Mengidentifikasi tanda + Mengenal tanda bahaya + Menggunakan tanda
bahaya darurat darurat yang sesuai dengan tengelam bahaya kapal tengelam kapal tengelam bahaya kapal tengelam
standar IMO + Tanda kapal minta + Mengidentifikasi tanda + Mengenal tanda kapal + Menggunakan tanda
pertolongan kapal minta pertolongan minta pertolongan kapal minta
+ Tanda bahaya kapal + Mengidentifikasi tanda + Mengenal tanda bahaya pertolongan
terbakar bahaya kapal terbakar kapal terbakar + Menggunakan tanda
+ Tanda kapal yang + Mengidentifikasi tanda + Mengenal tanda kapal bahaya kapal terbakar
sedang kandas kapal yang sedang yang sedang kandas + Menggunakan tanda
+ Tanda kapal yang tidak kandas + Mengenal tanda kapal kapal yang sedang
terkendalikan + Mengidentifikasi tanda yang tidak terkendalikan kandas
kapal yang tidak + Menggunakan tanda
terkendalikan kapal yang tidak
terkendalikan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 9


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
6 Melakukan SAR untuk Melakukan SAR untuk kapal + Prosedur menolong + Mengidentifikasi + Menerangkan prosedur + Melakukan prosedur
kapal lain lain sesuai standar prosedur orang kecebur ke prosedur menolong menolong orang kecebur menolong orang
yang ditentukan sungai/danau orang kecebur sungai/danau kecebur sungai/danau
+ Prosedur menolong sungai/danau + Menerangkan prosedur + Melakukan prosedur
kapal yang dalam + Mengidentifikasi menolong kapal yang menolong kapal yang
keadaan bahaya prosedur menolong dalam keadaan bahaya dalam keadaan bahaya
+ Latihan penyelamatan kapal yang dalam + Menerangkan latihan + Melakukan latihan
kapal yang dalam keadaan bahaya penyelamatan kapal penyelamatan kapal
keadaan bahaya + Mengidentifikasi latihan yang dalam keadaan yang dalam keadaan
penyelamatan kapal bahaya bahaya
yang dalam keadaan
bahaya

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.005.01
Kompetensi : Mengkoordinasi dan memelihara kerja sama tim

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menetapkan, Standar unjuk kerja tim yang + Prinsip-prinsip bekerja + Koordinatif + Menumbuhkan kerja Menyimpulkan mekanisme

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 10


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
mengembangkan, dan jelas, akurat, dan relevan dalam tim + Responsible sama dengan tim dalam pengembangan dan
memperbaiki kinerja sesuai tujuan yang diharapkan perbaikan kerja tim
tim dikembangkan

2 Mengkoordinasikan Tugas-tugas tim + Bentuk-bentuk kerja + Koordinatif + Menumbuhkan kerja Menyimpulkan bentuk
anggota tim dikonsultasikan dengan tim + Responsible sama dengan tim koordinasi anggota tim
anggota tim untuk menjamin + Manfaat bekerja dalam
operasi tim yang efektif dan tim
digunakannya sumber daya
yang efisien
3 Mendelegasikan Tanggung jawab dan + Bentuk-bentuk + Kepercayaan, dorongan + Menumbuhkan rasa Menyimpulkan dan
tanggung jawab dan kewenangan tim serta individu pendelegasian dan rasa hormat tanggung jawab atas menggunakan metoda
kewenangan dalam prosedur organisasi ditunjukkan kepada pekerjaan yang pendelegasian kewenangan
ditetapkan dengan jelas anggota tim di dalam dipercayakan
kegiatan sehari-hari

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.006.01
Kompetensi : Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di atas Kapal

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menerapkan Menerapkan prinsip-prinsip + Keselamatan kerja + Mengidentifikasi + Menerangkan tentang + Menyimpulkan
keselamatan dan tentang keselamatan dan + Kesehatan kerja keselamatan kerja keselamatan kerja pengetahuan tentang
kesehatan kerja kesehatan kerja + Mengidentifikasi + Menerangkan tentang keselamatan kerja
kesehatan kerja kesehatan kerja + Menyimpulkan
pengetahuan tentang
kesehatan kerja
2 Menunjukkan sebab- Mengidentifikasi sebab-sebab + Unsur-unsur penyebab + Mengidentifikasi unsur- + Menerangkan unsur- + Menyimpulkan unsur-
sebab terjadinya kecelakaan kecelakaan unsur penyebab unsur penyebab unsur penyebab
kecelakaan + Metode pendekatan kecelakaan kecelakaan kecelakaan
untuk mengetahui + Mengidentifikasi metode + Menerangkan metode + Menggunakan metode
kecelakaan pendekatan untuk pendekatan untuk pendekatan untuk
mengetahui kecelakaan mengetahui kecelakaan mengetahui kecelakaan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 11


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
3 Menggunakan Menerapkan prinsipprinsip + Peralatan keselamatan + Mengidentifikasi + Menerangkan tentang + Menyimpulkan
peralatan keselamatan dalam menggunakan peralatan kerja peralatan keselamatan peralatan keselamatan pengetahuan tentang
kerja keselamatan kerja + Perlengkapan kerja kerja peralatan keselamatan
keselamatan kerja, + Mengidentifikasi + Mengenal perlengkapan kerja
seperti: wear pack, perlengkapan keselamatan kerja, + Meragakan
sepatu kerja, helm keselamatan kerja, seperti: wear pack, perlengkapan
kerja, sarung tangan seperti: wear pack, sepatu kerja, helm kerja, keselamatan kerja,
dan masker pelindung sepatu kerja, helm kerja, sarung tangan dan seperti: wear pack,
+ Cara menggunakan sarung tangan dan masker pelindung sepatu kerja, helm
perlengkapan masker pelindung + Menerangkan cara kerja, sarung tangan
keselamatan kerja + Mengidentifikasi cara menggunakan dan masker pelindung
menggunakan perlengkapan + Menggunakan
perlengkapan keselamatan kerja perlengkapan
keselamatan kerja keselamatan kerja
4 Menyebutkan prinsip- Menerapkan prinsip-prinsip + Alat pelindung + Mengidentifikasi alat + Menerangkan alat + Menunjukkan alat
prinsip memasuki ketika memasuki ruangan pernapasan pelindung pernapasan pelindung pernapasan pelindung pernapasan
ruangan tertutup tertutup ketika kapal dalam + Penggunaan alat + Mengidentifikasi cara + Menggunakan alat + Menggunakan alat
keadaan bahaya pelindung pernapasan menggunakan alat pelindung pernapasan pelindung pernapasan
+ Menolong korban pelindung pernapasan + Menerangkan cara + Meragakan cara
dengan menggunakan + Mengidentifikasi cara menolong korban menolong korban
alat pelindung menolong korban dengan menggunakan dengan menggunakan
pernapasan dengan menggunakan alat pelindung alat pelindung
+ Memadamkan api kecil alat pelindung pernapasan pernapasan
dalam ruangan berasap pernapasan + Menerangkan cara + Meragakan cara
dengan menggunakaan + Mengidentifikasi cara memadamkan api kecil memadamkan api kecil
alat pelindung memadamkan api kecil dalam ruangan berasap dalam ruangan berasap
pernapasan dalam ruangan berasap dengan menggunakaan dengan menggunakaan
dengan menggunakaan alat pelindung alat pelindung
alat pelindung pernapasan pernapasan
pernapasan
5 Menerapkan peraturan Menerapkan peraturan + Peraturan keselamatan + Mengidentifikasi + Peraturan keselamatan + Menyimpulkan
keselamatan dan keselamatan dan kesehatan dan kesehatan kerja peraturan keselamatan dan kesehatan kerja peraturan keselamatan
kesehatan kerja kerja + Menerapkan peraturan dan kesehatan kerja + Menerangkan peraturan dan kesehatan kerja
keselamatan dan + Mengidentifikasi cara keselamatan dan + Menerapkan peraturan
kesehatan kerja menerapkan peraturan kesehat-an kerja keselamatan dan
keselamatan dan kesehatan kerja
kesehatan kerja
6 Menerapkan Menerapkan prinsip-prinsip + Proses terjadinya + Mengidentifikasi proses + Menerangkan proses + Merangkaikan proses
pencegahan dalam mencegah kecelakaan kecelakaan terjadinya kecelakaan terjadinya kecelakaan terjadinya kecelakaan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 12


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
kecelakaan + Konsep + Mengidentifikasi konsep + Menerangkan konsep + Menyusun konsep
penanggulangan penanggulangan penanggulangan penanggulangan

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.007.01
Kompetensi : Melakukan Dinas Jaga Mesin

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mengidentifikasi Mampu mengoperasikan mesin Mesin penggerak utama dan Cermat dalam + Memahami prinsip Mengatasi kebocoran pada
pengoperasian mesin penggerak utama dan bantu bantu mengoperasikan mesin pengoperasian sistem; bahan bakar, minyak
penggerak utama dan dengan benar penggerak utama dan bantu menggunakan Motor 2 lumas, air pendingin, udara
bantu dengan benar Langkah start, gas buang
+ Memahami prinsip
pengoperasian tenaga
kapal menggunakan
motor 4 langkah
2 Mengidentifikasi Mampu melakukan perawatan + Sistem pelumasan Cermat dalam melakukan Memahami cara melakukan Membersihkan dan
melakukan perawatan mesin penggerak utama dan + Sistem pembakaran perawatan mesin penggerak perawatan mesin penggerak mengganti; filter,
mesin penggerak bantu dengan benar + Sistem bahan Bakar utama dan bantu utama dan bantu saringan,sarangan, dan
utama dan bantu + Sistem pendinginan stariner. mengganti v belt.
dengan benar + Sistem transmisi daya mengganti bearing
+ Sistem pembilasan
+ Sistem pemasukan
udara
+ Sistem kelistrikan
+ Sistem alat kontrol
+ Pesawat bantu

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 13


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
+ pengukuran

3 Mengidentifikasi Mampu menjaga kelancaran + Sistem pelumasan Cermat dalam menjaga Memahami cara menjaga
penjagaan operasi operasi mesin penggerak + Sistem pembakaran kelancaran operasi mesin kelancaran operasi mesin
mesin penggerak utama dan bantu dengan benar + Sistem bahan Bakar
utama dan bantu + Sistem pendinginan
dengan benar + Sistem transmisi daya
+ Sistem pembilasan
+ Sistem pemasukan
udara
+ Sistem kelistrikan
+ Sistem alat kontrol
+ Pesawat bantu
4 Mengidentifikasi Mampu melakukan penyetelan + Sistem pendinginan Cermat dalam menggunakan Memahami cara membaca Menyetel pompa bahan
melakukan penyetelan pada komponen permesinan + Sistem transmisi daya peralatan ukur peralatan pengukuran bakar, menyetel injektor,
pada komponen + Sistem pembilasan meyetel katup, menyetel
permesinan + Sistem pemasukan urutan, pembakaran
udara
+ Sistem kelistrikan
+ Sistem alat kontrol
+ Pesawat bantu
5 Mengidentifikasi Mampu melakukan + Pengukuran penggerak Cermat dan benar dalam Memahami cara Mengukur tekanan
pengukuran pengukuran utama dan bantu menggunakan peralatan kerja menggunakan peralatan kerja pembakaran, menggunakan,
tachometer,deplection
gauge, viscometer, fuller
gauge, micrometer, caliper

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.008.01
Kompetensi : Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mengidentifikasi jenis- Mampu menjelaskan jenis- + Prosedur penyelamatan + Mengikuti prosedur + Prosedur penyelamatan + Menerapkan prosedur
jenis keadaan darurat jenis keadaan darurat kapal tubrukan penyelamatan kapal kapal tubrukan penyelamatan kapal
+ Prosedur penyelamatan tubrukan + Prosedur penyelamatan tubrukan
pada kondisi cuaca + Mengikut prosedur pada kondisi cuaca + Menerapkan prosedur
darurat penyelamatan pada darurat penyelamatan pada

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 14


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
+ Prosedur penyelamatan kondisi cuaca darurat + Prosedur penyelamatan kondisi cuaca darurat
kapal tenggelam + Mengikut prosedur kapal tenggelam + Menerapkan prosedur
+ Prosedur penyelamatan penyelamatan kapal + Prosedur penyelamatan penyelamatan kapal
kapal kandas tenggelam kapal kandas tenggelam
+ Prosedur penyelamatan + Mengikut prosedur + Prosedur penyelamatan + Menerapkan prosedur
kapal kebakaran penyelamatan kapal kapal kebakaran penyelamatan kapal
+ Prosedur penyelamatan kandas + Prosedur penyelamatan kandas
orang jatuh ke sungai + Mengikut prosedur orang jatuh ke sungai + Menerapkan prosedur
dan danau penyelamatan kapal dan danau penyelamatan kapal
kebakaran kebakaran
+ Mengikut prosedur + Menerapkan prosedur
penyelamatan orang penyelamatan orang
jatuh ke sungai dan jatuh ke sungai dan
danau danau
2 Menjelaskan denah Mampu menjelaskan denah + Persiapan keadaan + Mempersiapkan keadaan + Persiapan keadaan + Menerapkan persiapan
keadaan darurat keadaan darurat darurat darurat darurat keadaan darurat
+ Organisasi keadaan + Mengatur organisasi + Organisasi keadaan + Menerapkan organisasi
darurat keadaan darurat darurat keadaan darurat
+ Alarm kebakaran kapal + Menggunakan alarm + Alarm kebakaran kapal + Menggunakan alarm
+ Denah pealatan kebakaran kapal + Denah peralatan kebakaran kapal
kebakaran + Menggunakan denah kebakaran + Menggunakan denah
+ Pengawasan dan peralatan kebakaran + Pengawasan dan peralatan kebakaran
pemeliharaan alat + Mengawasi dan pemeliharaan alat + Menerapkan
pemadam kebakaran memelihara alat pemadam kebakaran pengawasan dan
+ Latihan keadaan darurat pemadam kebakaran + Latihan keadaan darurat pemeliharaan alat
secara berkala + Melakukan latihan secara berkala pemadam kebakaran
keadaan darurat secara + Menerapkan Latihan
berkala keadaan darurat secara
berkala
3 Menjelaskan pola Mampu menjelaskan pola + Pendataan Melakukan pendataan dengan + Pendataan + Menerapkan pendataan
penanggulangan penanggulangan keadaan + Peralatan menggunakan peralatan dan + Peralatan + Menggunakan
keadaan darurat darurat + Mekanisme kerja mekanisme kerja yang benar + Mekanisme kerja peralatan
+ Menerapkan
mekanisme kerja
4 Mengenal isyarat Mampu menjelaskan isyarat + Isyarat umum di kapal + Menggunakan isyarat + Isyarat umum di kapal + Menerapkan isyarat
bahaya bahaya sungai dan danau umum di kapal sungai sungai dan danau umum di kapal sungai
+ Isyarat kebakaran dan danau + Isyarat kebakaran dan danau
+ Isyarat meninggalkan + Menggunakan isyarat + Isyarat meninggalkan + Menerapkan isyarat
kapal kebakaran kapal kebakaran

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 15


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
+ Isyarat orang jatuh ke + Menerapkan isyarat + Isyarat orang jatuh ke + Menerapkan isyarat
sungai dan danau meninggalkan kapal sungai dan danau meninggalkan kapal
+ Isyarat bahaya lainnya + Mempraktekkan isyarat + Isyarat bahaya lainnya + Menerapkan isyarat
orang jatuh ke sungai orang jatuh ke sungai
dan danau dan danau
+ Menggunakan isyarat + Menerapkan isyarat
bahaya lainnya bahaya lainnya
5 Melakukan tindakan Mampu menjelaskan tindakan + Sijil darurat + Menggunakan sijil + Sijil darurat + Menerapkan sijil
dalam keadaan darurat dalam keadaan darurat + Tata cara khusus dalam darurat + Tata cara khusus dalam darurat
keadaan darurat + Menggunakan tata cara keadaan darurat + Menerapkan tata cara
+ Latihan-latihan khusus dalam keadaan + Latihan-latihan khusus dalam keadaan
bahaya/darurat darurat bahaya/darurat darurat
+ Melakukan + Melakukan latihan-
latihanlatihan latihan bahaya/darurat
bahaya/darurat
6 Menunjukkan lintas Mampu menjelaskan Mengetahui lintas Menjelaskan lintas Mengetahui lintas Mengetahui lintas
penyelamatan diri lintas penyelamatan penyelamatan diri penyelamatan diri penye-lamatan diri penyelamatan diri
diri Komunikasi intern Mempraktekkan Komunikasi intern Menerapkan
dan sistem alarm komunikasi intern dan sistem alarm Komunikasi intern
dan sistem alarm dan sistem alarm
7 Melakukan SAR untuk Mampu mendemonstrasikan + Prosedur menolong + Menjalankan prosedur + Prosedur menolong + Menerapkan prosedur
kapal lain sesuai atau melakukan SAR untuk orang yang jatuh ke menolong orang yang orang yang jatuh ke menolong orang yang
standar prosedur yang kapal lain sesuai stadar sungai dan danau jatuh ke sungai dan sungai dan danau jatuh ke sungai dan
ditentukan prosedur yang ditentukan + Prosedur menolong danau + Prosedur menolong danau
kapal dalam keadaan + Menjalankan prosedur kapal dalam keadaan + Menerapkan prosedur
bahaya menolong kapal dalam bahaya menolong kapal dalam
+ Latihan penyelamatan keadaan bahaya + Latihan penyelamatan keadaan bahaya
kapal dalam keadaan + Melakukan Latihan kapal dalam keadaan + Menerapkan Latihan
bahaya penyelamatan kapal bahaya penyelamatan kapal
dalam keadaan bahaya dalam keadaan bahaya

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 16


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.009.01
Kompetensi : Penerapan Pelayanan Medis di atas Kapal

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menguraikan susunan Mampu menguraikan susunan + Susunan tubuh manusia + Menjelaskan susunan + Susunan tubuh manusia + Mampu menjelaskan
tubuh manusia dan tubuh manusai dan fungsinya + Fungsi dari setiap tubuh manusia + Fungsi dari setiap tubuh susunan tubuh manusia
fungsinya tubuh manusia + Menjelaskan fungsi dari manusia + Mampu menjelaskan
setiap tubuh manusia fungsi dari setiap tubuh
manusia
2 Menerapkan prinsip Mampu menjelaskan + Urutan tindakan yang + Menjelaskan urutan + Urutan tindakan yang + Mampu menjelaskan
umum dari P3K penerapan prinsip umum P3K harus dilaksanakan tindakan yang harus harus dilaksanakan urutan tindakan yang
segera di dalam situasi dilaksanakan segera di segera di dalam situasi harus dilaksanakan
+ Darurat dalam situasi darurat darurat segera di dalam situasi
+ Isi daftar pemeriksaan + Menjelaskan isi daftar + Isi daftar pemeriksaan darurat
pada situasi darurat pemeriksaan pada pada situasi darurat + Mampu menjelaskan
situasi darurat isi daftar pemeriksaan
pada situasi darurat
3 Melakukan pertolongan Mampu menjelaskan hal-hal + Penyebab pendarahan + Mengidentifikasi + Penyebab pendarahan + Mengidentifikasi
pertama pada yang berkaitan dengan dan macamnya penyebab pendarahan dan macamnya penyebab pendarahan
pendarahan resusitasi pendarahan, resusitasi paru, + Bahaya-bahaya dan macamnya + Bahaya-bahaya dan macamnya
paru dan jantung serta jantung dan penanganan pendarahan + Mengidentifikasi pendarahan + Mengidentifikasi
pengamanan goncangan/shock + Tindakan untuk bahaya-bahaya + Tindakan untuk bahaya-bahaya
goncangan/shock membatasi pendarahan pendarahan membatasi pendarahan pendarahan
+ Kegunaan dari bantuan + Melakukan tindakan + Kegunaan dari bantuan + Menerapkan tindakan
pernapasan dan untuk membatasi pernapasan dan untuk membatasi
pemijatan jantung pendarahan pemijatan jantung pendarahan
+ Tata cara memberikan + Mempraktekkan + Tata cara memberikan + Menerapkan Kegunaan
bantuan pernapasan Kegunaan dari bantuan bantuan pernapasan dari bantuan
seorang diri dan dengan pernapasan dan seorang diri dan dengan pernapasan dan
bantuan orang lain pemijatan jantung bantuan orang lain pemijatan jantung
+ Tata cara menangani + Melakukan tata cara + Tata cara menangani + Menerapkan tata cara
kasus jantung berhenti memberikan bantuan kasus jantung berhenti memberikan bantuan
+ Faktor-faktor utama pernapasan seorang diri + Faktor-faktor utama pernapasan seorang diri
penyebab shock dan dengan bantuan penyebab shock dan orang lain

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 17


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
+ Tanda-tanda dari shock orang lain + Tanda-tanda dari shock + menerapkan tata cara
dan tindakan yang tepat + Mempraktekkan tata dan tindakan yang tepat menangani kasus
untuk menangani shock cara menangani kasus untuk menangani shock jantung berhenti
+ Tindakan yang jantung berhenti + Tindakan yang + mengidentifikasi
diperlukan pada + Mengidentifikasi faktor- diperlukan pada faktor-faktor utama
penanganan shock faktor utama penyebab penanganan shock penyebab shock
shock + mengidentifikasi tanda-
+ Mengidentifikasi tanda- tanda dari shock dan
tanda dari shock dan tindakan yang tepat
tindakan yang tepat untuk menangani shock
untuk menangani shock + menerapkan tindakan
+ Mempraktekkan yang diperlukan pada
tindakan yang penanganan shock
diperlukan pada
penanganan shock
4 Menentukan posisi Mampu menjelaskan posisi + Cara yang tepat untuk + Menjelaskan cara yang + Cara yang tepat untuk + Menerapkan cara yang
meletakkan korban dan meletakkan korban meletakkan korban saat tepat untuk meletakkan meletakkan korban saat tepat untuk meletakkan
korban pingsan/tidak pingsan/tidak sadarkan diri keadaan darurat korban saat keadaan keadaan darurat korban saat keadaan
sadarkan diri + Tata cara yang benar darurat + Tata cara yang benar darurat
untuk meletakkan + Menjelaskan tata cara untuk meletakkan + Menerapkan tata cara
korban yang benar untuk korban yang benar untuk
+ Mengenali tandatanda meletakkan korban + Mengenali tandatanda meletakkan korban
dan bahaya dari korban + Menjelaskan tanda- dan bahaya dari korban + Mengenali tandatanda
tidak sadarkan diri tanda dan bahaya dari tidak sadarkan diri dan bahaya dari korban
+ Mempraktekkan korban tidak sadarkan + Mempraktekkan tidak sadarkan diri
tindakan yang tepat diri tindakan yang tepat + Mempraktekkan
untuk dilaksanakan + Menunjukkan tindakan untuk dilaksanakan pada tindakan yang tepat
pada korban pingsan yang tepat untuk korban pingsan untuk dilaksanakan
dilaksanakan pada pada korban pingsan
korban pingsan
5 Melakukan pertolongan Mampu menjelaskan luka + Mengidentifikasi tanda- + Mengidentifikasi tanda- + Mengidentifikasi tanda- + Mengidentifikasi
pada luka bakar, luka bakar, luka terkena air panas tanda dari luka bakar tanda dari luka bakar tanda dari luka bakar tanda-tanda dari luka
terkena air panas dan dan kecelakaan yang dan terkena air panas dan terkena air panas dan terkena air panas bakar dan terkena air
kecelakaan yang disebabkan oleh aliran listrik serta kecelakaan yang serta kecelakaan yang serta kecelakaan yang panas serta kecelakaan
disebabkan oleh aliran disebabkan oleh aliran disebabkan oleh aliran disebabkan oleh aliran yang disebabkan oleh
listrik listrik listrik listrik aliran listrik
+ Tindakan yang tepat + Mempraktekkan + Tindakan yang tepat + Menerapkan tindakan
untuk luka bakar dan tindakan yang tepat untuk luka bakar dan yang tepat untuk luka
luka terkena air panas untuk luka bakar dan luka terkena air panas bakar dan luka terkena

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 18


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
+ Tindakan yang tepat luka terkena air panas + Tindakan yang tepat air panas
untuk luka bakar oleh + Melakukan Tindakan untuk luka bakar oleh + Menerapkan tindakan
bahan kimia khususnya yang tepat untuk luka bahan kimia khususnya yang tepat untuk luka
pada bagian mata bakar oleh bahan kimia pada bagian mata bakar oleh bahan kimia
+ Tindakan yang tepat khususnya pada bagian + Tindakan yang tepat khususnya pada bagian
untuk kecelakaan yang mata untuk kecelakaan yang mata
disebabkan oleh aliran + Melakukan tindakan disebabkan oleh aliran + Menerapkan tindakan
listrik yang tepat untuk listrik yang tepat untuk
kecelakaan yang kecelakaan yang
disebabkan oleh aliran disebabkan oleh aliran
listrik listrik
6 Melakukan Mampu menjelaskan + Cara mengangkat + Melakukan cara + Cara mengangkat korban + Menerapkan cara
penyelamatan dan penyelamatan dan korban dengan seorang mengangkat korban dengan seorang diri dan mengangkat korban
pengangkutan penderita pengangkutan korban/pender diri dan dengan dengan seorang diri dan dengan bantuan orang dengan seorang diri
bantuan orang lain dengan bantuan orang lain dan dengan bantuan
+ Mengenal dan lain + Mengenal dan orang lain
menggunakan alat-alat + Mengenal dan menggunakan alat-alat + Mengenal dan
pengangkutan korban menggunakan alatalat pengangkutan korban menggunakan alatalat
+ Bahaya-bahaya dari pengangkut-an korban + Bahaya-bahaya pengangkut-an korban
pengangkutan korban + Mengidentifikasi pengangkutan korban + Mengidentifikasi
yang mengalami cidera bahaya-bahaya yang mengalami cidera bahaya-bahaya
pada tulang panggul pengangkutan korban pada tulang panggul dan pengangkutan korban
dan patah tulang yang mengalami cidera patah tulang yang mengalami cidera
pada tulang panggul dan pada tulang panggul
patah tulang dan patah tulang

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 19


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.010.01
Kompetensi : Penerapan prosedur teknik penyelamatan diri di sungai dan danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menerapkan prinsip Mampu menjelaskan prinsip + Petunjuk keselamatan + Menggunakan petunjuk + Petunjuk keselamatan + Menerapkan petunjuk
umum bertahan hidup umum bertahan hidup di + Prinsip untuk bertahan + keselamatan + Prinsip untuk bertahan keselamatan
di sungai dan danau sungai dan danau hidup di sungai dan + Menjelaskan prinsip hidup di sungai dan + Menerapkan prinsip
danau untuk bertahan hidup di danau untuk bertahan hidup di
sungai dan danau sungai dan danau
2 Menjelaskan jenis- Mampu menjelaskan keadaan + Jenis keadaan darurat + Menerangkan jenis + Jenis keadaan darurat + Menerangkan jenis
jenis keadaan darurat darurat dan evakuasi + Tindakan pencegahan keadaan darurat + Tindakan pencegahan keadaan darurat
dan evakuasi keadaan darurat + Menerangkan tindakan keadaan darurat + Menerangkan tindakan
+ Sijil dan isyarat pencegahan keadaan + Sijil dan isyarat keadaan pencegahan keadaan
keadaan darurat darurat darurat darurat
+ Perlengkapan + Menerangkan Sijil dan + Perlengkapan + Menerangkan sijil dan
penyelamatan diri isyarat keadaan darurat penyelamatan diri isyarat keadaan darurat
+ Meninggalkan kapal + Menggunakan + Meninggalkan kapal + Menggunakan
+ Penguasaan diri dan perlengkapan + Penguasaan diri dan perlengkapan
kepanikan penyelamatan diri kepanikan penyelamatan diri
+ Menjauh dari kapal + Menerangkan cara-cara + Menjauh dari kapal + Menerangkan caracara
meninggalkan kapal meninggalkan kapal
+ Menerangkan teknik + Menerangkan teknik
penguasaan diri dan penguasaan diri dan
kepanikan kepanikan
+ Menerangkan teknik + Menerangkan teknik
menjauh dari kapal menjauh dari kapal
3 Menggunakan pesawat Mampu menggunakan pesawat + Sekoci penolong + Menggunakan sekoci + Sekoci penolong + Menggunakan sekoci
luput maut dan sekoci luput maut dan sekoci + Rakit penolong penolong + Rakit penolong penolong
penyelamat penyelamat + Pesawat luput maut + Menggunakan rakit + Pesawat luput maut + Menggunakan rakit
penolong penolong
+ Menggunakan pesawat + Menggunakan pesawat
luput maut luput maut
4 Menggunakan alat-alat Mampu menguraikan peran + Pelampung penolong + Menggunakan + Pelampung penolong + Menggunakan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 20


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
penolong perorangan anan alat-alat penolong + Baju berenang pelampung penolong + Baju berenang pelampung penolong
perorangan + Pakaian cebur + Menggunakan baju + Pakaian cebur + Menggunakan baju
+ Sarana pelindung panas berenang + Sarana pelindung panas berenang
+ Menggunakan pakaian + Menggunakan pakaian
cebur cebur
+ Menggunakan sarana + Menggunakan sarana
pelindung panas pelindung panas
5 Menjelaskan Mampu menjelaskan cara-cara + Bahaya-bahaya dalam + Menidentifikasi bahaya- + Bahaya-bahaya dalam + Menidentifikasi
penyelamatan diri di penyelamatan diri di laut dan + Mempertahankan hidup bahaya dalam mempertahankan hidup bahaya-bahaya dalam
laut dan pembagian pembagian tugas di sungai dan danau mempertahankan hidup di sungai dan danau mempertahankan hidup
tugas pengamatan + Penggunaan pesawat di sungai dan danau + Penggunaan pesawat di sungai dan danau
luput maut dan + Menggunakan pesawat luput maut dan tindakan- + Menggunakan pesawat
tindakan-tindakan yang luput maut dan tindakan- tindakan yang luput maut dan
diperlukan tindakan yang diperlukan tindakan-tindakan yang
diperlukan diperlukan
6 Mengoperasikan Mampu mendemonstrasikan + Menghidupkan mesin + Menghidupkan mesin + Menghidupkan mesin + Menghidupkan mesin
permesinan s ekoci pengoperasian mesin sekoci sekoci sekoci dengan benar sekoci sekoci
dan perlengkapannya dan perlengkapannya + Sistem pendingin mesin + Menjelaskan sistem + Sistem pendingin mesin + Menjelaskan sistem
sekoci pendingin mesin sekoci sekoci pendingin mesin sekoci
+ Sistem pemancaran air + Menerangkan sistem + Sistem pemancaran air + Menerangkan sistem
pada sekoci pemancaran air pada pada sekoci pemancaran air pada
sekoci sekoci
7 Mengoperasikan Mampu menjelaskan + Instalasi radio telegraf + Menggunakan instalasi + Instalasi radio telegraf + Menggunakan instalasi
perlengkapan radio perlengkapan radio darurat untuk sekoci penolong radio telegraf untuk se- untuk sekoci penolong radio telegraf untuk
darurat + Radio jinjing untuk koci penolong + Radio jinjing untuk sekoci penolong
pesawat luput maut + Menggunakan radio pesawat luput maut + Menggunakan radio
+ Rambu radio darurat jinjing untuk pesawat + Rambu radio darurat jinjing untuk pesawat
petunjuk posisi luput maut petunjuk posisi (EPIRB) luput maut
(EPIRB) + Menggunakan rambu + Menggunakan rambu
radio darurat petunjuk radio darurat petunjuk
posisi (EPIRB) posisi (EPIRB)
8 Menyebutkan tindakan Mampu menjelaskan tindakan + Tugas-tugas + Melakukan tugastugas + Tugas-tugas penyelamat- + Melakukan tugastugas
di atas pesawat luput di atas pesawat luput maut penyelamat-an penyelamatan an penyelamatan
maut + Penggunaan + Menggunakan + Penggunaan + Menggunakan
perlengkapan pesawat perlengkapan pesawat perlengkapan pesawat perlengkapan pesawat
luput mau luput mau luput mau luput mau
+ Pembagian makanan + Mempraktekkan + Pembagian makanan dan + Mempraktekkan
dan air minum pembagian makanan dan air minum pembagian makanan
air minum dan air minum

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 21


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.011.01
Kompetensi : Melakukan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran

Kriteria Unjuk Kerja Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Lingkup Belajar
(KUK) Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mengidentifikasi Mampu menjelaskan + Syarat-syarat + Menjelaskan syarat- + Syarat-syarat terjadinya + Mampu menjelaskan
klasifikasi api dan klasifikasi api dan memilih terjadinya kebakaran syarat terjadinya kebakaran syarat-syarat terjadinya
memilih media media pemadamnya + Bahan yang mudah kebakaran + Bahan yang mudah kebakaran
pemadamnya terbakar + Menjelaskan bahan terbakar + Mampu menjelaskan
+ Bahaya kebakaran dan yang mudah terbakar + Bahaya kebakaran dan bahan yang mudah
meluasnya api + Menjelaskan bahaya meluasnya api terbakar
+ Klasifikasi kebakaran kebakaran dan + Klasifikasi kebakaran + Mampu menjelaskan
dan media pemadam meluasnya api dan media pemadam bahaya kebakaran dan
+ Explosidemo + Menjelaskan klasifikasi + Explosidemo meluasnya api
kebakaran dan media + Mampu menjelaskan
pemadam klasifikasi kebakaran
+ Menjelaskan dan media pemadam
Explosidemo + Mampu menjelaskan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 22


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kriteria Unjuk Kerja Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Lingkup Belajar
(KUK) Sikap Pengetahuan Keterampilan
explosidemo
2 Menjelaskan pencegahan Mampu menguraikan + Prinsip-prinsip + Menjelaskan prinsip- + Prinsip-prinsip + Mampu menjelaskan
terjadinya kebakaran pencegahan terjadinya terjadinya kebakaran prinsip terjadinya terjadinya kebakaran prinsip-prinsip
kebakaran + Susunan konstruksi kebakaran + Susunan konstruksi terjadinya kebakaran
kapal + Menjelaskan susunan kapal + Mampu menjelaskan
+ Petunjuk-petunjuk konstruksi kapal + Petunjuk-petunjuk susunan konstruksi
keselamatan + Mengikuti petunjuk- keselamatan kapal
petunjuk keselamatan + Menerapkan petunjuk-
petunjuk keselamatan
3 Melakukan pengamatan Mampu menjelaskan + Jenis-jenis detektor + Menjelaskan jenis-jenis + Jenis-jenis detektor + Menjelaskan jenis-
dini sebelum terjadinya pengamatan dini sebelum kebakaran detektor kebakaran kebakaran jenis detektor
kebakaran terjadinya kebakaran + Jenis-jenis alarm + Menggunakan jenis- + Jenis-jenis alarm kebakaran
+ Cara kerja alarm jenis alarm + Cara kerja alarm + Menggunakan jenis-
+ Alarm kebakaran + Menerangkan cara kerja + Alarm kebakaran jenis alarm
otomatis alarm otomatis + Menerangkan cara
+ Menggunakan alarm kerja alarm
kebakaran otomatis + Menggunakan alarm
kebakaran otomatis
4 Menjelaskan sistem Mampu menguraikan sistem + Sistem pemadam + Menjelaskan sistem + Sistem pemadam + Sistem pemadam
pemadaman kebakaran pemadaman kebakaran kebakaran instalasi pemadam kebakaran kebakaran instalasi kebakaran instalasi
instalasi tetap instalasi tetap tetap, pengertian dan instalasi tetap, tetap, pengertian dan tetap, pengertian dan
persyaratan umum pengertian dan persyaratan umum persyaratan umum
+ Jenis sistem pemadam persyaratan umum + Jenis sistem pemadam + Menjelaskan jenis
kebakaran instalasi + Menjelaskan jenis kebakaran instalasi tetap sistem pemadam
tetap sistem pemadam + Cara kerja setiap jenis kebakaran instalasi
+ Cara kerja setiap jenis kebakaran instalasi sistem tersebut tetap
sistem tersebut tetap + Menjelaskan cara kerja
+ Menjelaskan cara kerja setiap jenis sistem
setiap jenis sistem tersebut
tersebut
5 Menggunakan macam- Mampu menggunakan + Selang penyemprot + Menggunakan selang + Selang penyemprot + Menggunakan selang
macam perlengkapan macam-macam perlengkapan kebakaran penyemprot kebakaran kebakaran penyemprot kebakaran
kebakaran lainnya kebakaran lainnya + Peralatan pemadam + Menggunakan peralatan + Peralatan pemadam + Menggunakan
kebakaran yang dapat pemadam kebakaran kebakaran yang dapat peralatan pemadam
bergerak yang dapat bergerak bergerak kebakaran yang dapat
+ Alat-alat pemadam api + Menggunakan alat-alat + Alat-alat pemadam api bergerak
ringan pemadam api ringan ringan + Menggunakan alat alat
+ Perlengkapan petugas + Menggunakan + Perlengkapan petugas pemadam api ringan
pemadam api ringan perlengkapan petugas pemadam api ringan + Menggunakan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 23


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kriteria Unjuk Kerja Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Lingkup Belajar
(KUK) Sikap Pengetahuan Keterampilan
+ Perlengkapan petugas pemadam api ringan + Perlengkapan petugas perlengkapan petugas
pemadam kebakaran + Menggunakan pemadam kebakaran pemadam api ringan
+ Alat-alat pelindung perlengkapan petugas + Alat-alat pelindung + Menggunakan
pernapasan pemadam kebakaran pernapasan perlengkapan petugas
+ Peralatan pertolongan + Menggunakan lat alat + Peralatan pertolongan pemadam kebakaran
pernapasan buatan pelindung pernapasan pernapasan buatan + Menggunakan alat-alat
+ Selimut-selimut api + Menggunakan peralatan + Selimut-selimut api pelindung pernapasan
pertolongan pernapasan + Menggunakan
buatan peralatan pertolongan
+ Menggunakan selimut- pernapasan buatan
selimut api + Menggunakan selimut
-selimut api
6 Menggunakan alat alat Mampu menguraikan alat-alat + Pengertian tentang + Menjelaskan dengan + Pengertian tentang alat- + Pengertian tentang
pelindung pernapasan pelindung pernapasan alat-alat pelindung teliti pengertian, jenis alat pelindung alat-alat pelindung
pernapasan jenis dan teknik pernapasan pernapasan
+ Kegunaaan dari alat pengguinaan alat alat + Kegunaaan dari alat + Kegunaaan dari alat
pelindung pernapasan pelindung pernapasan pelindung pernapasan pelindung pernapasan
+ Jenis-jenis alat alat pelindung + Jenis-jenis alat + Jenis-jenis alat
pelindung pernapasan pernapasan pelindung pernapasan pelindung pernapasan
+ Teknik penggunaan + Menjelaskan + Teknik penggunaan alat + Teknik penggunaan
alat pelindung persyaratan pelindung pernapasan alat pelindung
pernapasan penggunaan alat + Perlengkapan alat pernapasan
+ Perlengkapan alat pelindung pernapasan pelindung pernapasan + Perlengkapan alat
pelindung pernapasan + Menjelaskan syarat- + Persyaratan penggunaan pelindung pernapasan
+ Persyaratan syarat orang yang alat pelindung + Menjelaskan
penggunaan alat menggunakannya pernapasan persyaratan
pelindung pernapasan + Persyaratan untuk orang penggunaan alat
+ Persyaratan untuk yang menggunakannya pelindung pernapasan
orang yang + Menjelaskan
menggunakannya persyaratan untuk
orang yang
menggunakannya
7 Melakukan latihan Mampu menguraikan latihan + Mempersiapkan alat + Menyiapkan alat + Mempersiapkan alat + Mempersiapkan alat
menggunakan alat menggunakan alat pelindung pelindung pernapasan pelindung pernapasan pelindung pernapasan pelindung pernapasan
pelindung pernapasan pernapasan + Menggunakan alat + Menggunakan alat + Menggunakan alat + Menggunakan alat
pelindung pernapasan pelindung pernapasan pelindung pernapasan pelindung pernapasan
8 Menjelaskan organisasi Mampu menguraikan + Alarm darurat + Menggunakan alarm + Alarm darurat + Menggunakan alarm
pemadam kebakaran di organisasi pemadam + Bahan pengendali darurat + Bahan pengendali darurat
kapal kebakaran di kapal kebakaran dan sijil + Menggunakan bahan kebakaran dan sijil + Menggunakan bahan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 24


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kriteria Unjuk Kerja Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Lingkup Belajar
(KUK) Sikap Pengetahuan Keterampilan
keadaan darurat pengendali kebakaran keadaan darurat pengendali kebakaran
+ Skema lokasi alat-alat dan sijil keadaan + Skema lokasi alat-alat dan sijil keadaan
pemadam darurat pemadam darurat
+ Tata cara keselamatan + Menggunakan skema + Tata cara keselamatan + Menggunakan skema
+ perorangan lokasi alat-alat + Perorangan lokasi alat-alat
+ Sistem penjagaan pemadam + Sistem penjagaan pemadam
+ Mempraktekkan tata + Memprkatekkan tata
cara keselamatan cara keselamatan
perorangan perorangan
+ Mempraktekkan sistem + Memprkatekkan
penjagaan + Sistem penjagaan
9 Mendemonstrasikan Mampu menguraikan metode Pengetahuan tentang Menjelaskan pengetahuan Pengetahuan tentang Menjelaskan pengetahuan
metode pemadaman pemadaman kebakan persiapan keselamatan tentang persiapan persiapan keselamatan tentang persiapan
kebakan kebakaran keselamatan kebakaran kebakaran keselamatan kebakaran
Alarm-alarm kebakaran dan Menjelaskan alarm-alarm Alarm-alarm kebakaran dan Menjelaskan alarmalarm
tindakan awal kebakaran dan tindakan awal tindakan awal kebakaran dan tindakan
Pemadaman kebakaran Menjelaskan pemadaman Pemadaman kebakaran awal
Teknik pemadaman kebakaran Teknik pemadaman Menjelaskan pemadaman
kebakaran Menjelaskan teknik kebakaran kebakaran
pemadaman kebakaran Menjelaskan teknik
pemadaman kebakaran
10 Melakukan latihan Mampu menguraikan latihan + Latihan menggelar dan + Menjelaskan latihan + Latihan menggelar dan + Menjelaskan latihan
pemadaman kebakaran pemadaman kebakaran menggulung selang menggelar dan menggulung selang menggelar dan
+ Latihan pemadaman menggulung selang + Latihan pemadaman menggulung selang
kebakaran dengan + Menjelaskan Latihan kebakaran dengan + Menjelaskan latihan
berbagai macam media pemadaman kebakaran berbagai macam media pemadaman kebakaran
pemadam pada obyek- dengan berbagai pemadam pada obyek- dengan berbagai
obyek kebakaran macam media obyek kebakaran macam media
pemadam pada obyek- pemadam pada obyek-
obyek kebakaran obyek kebakaran

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 25


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.012.01
Kompetensi : Melakukan Pencegahan Polusi Lingkungan Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Melakukan Mampu melakukan atau + Pengetahuan + Teliti dalam + Pengetahuan pencegahan + Mampu menjelaskan
pencegahan Mendemonstrasikan pencegahan menjelaskan pencemaran lingkungan pencegahaan
pencemaran pencegahan pencemaran pencemaran lingkungan pencegahaan laut dan perairan pencemaran
lingkungan sungai dan lingkungan sungai dan danau sungai dan danau dan pencemaran lingkungan + Identifikasi bahan-bahan lingkungan laut dan
danau + perairan sungai dan danau dan penyebab pencemaran perairan
+ Identifikasi bahan- perairan dari kapal sesuai Marpol + Mengidentifikasi
bahan penyebab + Cermat mengidentifikasi 73/78 bahan-bahan penyebab
pencemaran dari kapal bahan-bahan penyebab + Pengaruh bahaya dari pencemaran dari kapal
sesuai Marpol pencemaran dari kapal tiap-tiap bahan penyebab sesuai Marpol 73/78
+ 73/78 sesuai Marpol 73/78 polusi + Mengidentifikasi
+ Pengaruh bahaya dari + Cermat mengidentifikasi + Hukum dan perundang- pengaruh bahaya dari
tiap-tiap bahan pengaruh bahaya dari undangan tentang polusi tiap-tiap bahan
penyebab polusi tiap-tiap bahan penyebab polusi
Hukum dan perundang penyebab polusi + Menerapkan hukum
undangan tentang + Menjalankan hukum dan dan perundang-
polusi perundang-undangan undangan tentang
tentang polusi polusi
2 Mengidentifikasi Mampu menjelaskan sumber- + Penyebab pencemaran + Cermat menilai + Penyebab pencemaran + Mengidentifikasi
sumber-sumber sumber pencemaran laut penyebab pencemaran laut penyebab pencemaran
pencemaran + Klasifikasi tumpahan laut + Klasifikasi tumpahan laut
minyak dari kapal + Menjelaskan klasifikasi minyak dari kapal + Menjelaskan klasifikasi
+ Sebab terjadinya tumpahan minyak dari + Sebab terjadinya tumpahan minyak dari
tumpah-an minyak dari kapal dengan jelas tumpahan minyak dari kapal
kapal + Mengidentifikasi sebab kapal + Mengidentifikasi sebab
+ Tingkat pencemaran terjadinya tumpahan + Tingkat pencemaran terjadinya tumpahan
minyak dari kapal minyak dari kapal
+ Mengidentifikasi tingkat + Mengidentifikasi
pencemaran tngkat pencemaran
3 Menjelaskan pola Mampu mennjelaskan pola + Melakukan tindakan + Melakukan tindakan + Melakukan tindakan + Melakukan tindakan
penanggulangan penanggulangan pencemaran pencegahan terhadap pencegahan terhadap pencegahan terhadap pencegahan terhadap
pencemaran lingkungan laut dan perairan pencemaran laut pencemaran laut pencemaran laut pencemaran laut
lingkungan sungai dan + Melakukan pengisian + Melakukan pengisian oil + Melakukan pengisian oil + Melakukan pengisian
danau oil record book record book record book oil record book
+ Menggunakan + Menggunakan + Menggunakan + Menggunakan
pelampung pencegahan pelampung pencegahan pelampung pencegahan pelampung pencegahan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 26


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
tumpahan minyak tumpahan minyak tumpahan minyak tumpahan minyak
+ Tindakan pada saat + Melakukan tindakan + Tindakan pada saat + Melakukan Tindakan
pelaksanaan dan setelah pada saat pelaksanaan pelaksanaan dan setelah pada saat pelaksanaan
bunker dan setelah bunker bunker dan setelah bunker
4 Mengenal peralatan Mampu mengenali peralatan + Prinsip kerja pemisahan + Teliti terhadap prinsip + Prinsip kerja pemisahan + Menerapkan prinsip
pencegah pencemaran pencegahan pencemaran laut minyak dengan air kerja pemisahan minyak minyak dengan air kerja pemisahan
sungai dan danau + Prinsip kerja secara dengan air serta cermat + Prinsip kerja secara minyak dengan air
graviti dalam menerapkan graviti + Menerapkan prinsip
+ Prinsip kerja oily water prinsip kerja secara + Prinsip kerja oily water kerja secara graviti
separator gravity, prinsip kerja separator Prinsip kerja + Menerapkan prinsip
+ Prinsip kerja oily water separator dan + incenerator kerja oily water
incenerator prinsip kerja incenerator separator
+ Menerapkan prinsip
kerja incenerator
5 Mengoperasikan dan Mampu mendemonstrasikan + Prosedur pengoperasian + Mengoperasikan + Prosedur pengoperasian + Menerapkan prosedur
merawat peralatan pengoperasian dan perawatan peralatan pencegah peralatan pencegah peralatan pencegah pengoperasian
pencegah pencemaran peralatan pencegah pencemaran laut pencemaran sungai dan pencemaran sungai dan peralatan pencegah
sungai dan danau pencemaran sungai dan danau + Prosedur perawatan danau sesuai prosedur. danau pencemaran sungai dan
peralatan pencegah + Melakukan perawatan + Prosedur perawatan danau
pencemaran sungai dan peralatan pencegah peralatan pencegah + Menerapkan prosedur
danau pencemaran sungai dan pencemaran sungai dan perawatan peralatan
danau sesuai prosedur danau pencegah pencemaran
sungai dan danau
6 Melakukan Mampu mendemonstrasikan + Prosedur pencegahan + Menerapkan prosedur + Prosedur pencegahan + Menerapkan prosedur
pencegahan dan pencegahan dan dan penanggulangan pencegahan dan dan penanggulangan pencegahan dan
penanggulangan penanggulangan + polusi sungai dan danau penanggulangan polusi polusi sungai dan danau penanggulangan polusi
pencemaran sungai + Peralatan oil boom, alat sungai dan danau + Peralatan oil boom, alat sungai dan danau
dan danau pengumpul + Memperagakan cara pengumpul pencemaran, + Mampu menjelaskan
pencemaran, chemical penggunaan peralatan chemical dispersant, penggunaan peralatan
dispersant, sinking oil boom, alat sinking agent dan oil boom, alat
agent dan sorbent pengumpul pencemaran, sorbent pengumpul
+ Cara pembersihan chemical dispersant, + Cara pembersihan pencemaran, chemical
tumpahan minyak di sinking agent dan tumpahan minyak di dispersant, sinking
kapal sorbent kapal agent dan sorbent
+ Menjelaskan cara + Mampu menjelaskan
pembersihan tumpahan cara pembersihan
minyak di kapal tumpahan minyak di
kapal

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 27


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.013.01
Kompetensi : Memberikan petunjuk langsung

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menentukan Mengidentifikasi kebutuhan Mengetahui Kakteristik + Profesioanal Mengenali beberapa Terampil dalam menentukan
kebutuhan pelanggan pelanggan budaya dan sosial tergantung + Sopan kebutuhan pelanggan kebutuhan pelanggan
kepada pelang-an tercakup, + Ramah
namun tidak terbatas pada:
individu/ kelompok internal,
penduduk setempat,
pengunjung, media, teman
kerja/ kolega.
2 Mengorganisasi Mengidentifikasi sumber + Profesioanal Mengenali pengetahuan Menentukan suatu
sumber petunjuk petunjuk + Sopan komunikasi efektif yang organisasi sumber petunjuk
+ Ramah berkaitan dengan:
- pendengaran
- pertanyaan
- komunikasi non-
verbal
- pemahaman prinsip
prinsip kerja tim

3 Memberikan petunjuk Mampu mengidentifikasi ƒ Pengertian penampilan + Profesioanal + Pengetahuan tentang Menentukan hal-hal yang
langsung petunjuk langsung diri : + Sopan sikap tubuh, cara perlu diberitahukan kepada
- Sikap tubuh + Ramah berkomunikasi pelanggan
- Cara berjalan (berbicara)
- Cara berpakaian

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 28


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
- Cara berbicara
4 Meminta masukan dari Mampu mengidentifikasi + Hal-hal yang terkait + Profesioanal + Pegetahuan tentang cara Menentukan berbegai
pelanggan masukan dari pelanggan dengan masukan dari + Sopan menyeleksi masukan masukan dari pelanggan
pelanggan + Ramah dari pelanggan

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD01.014.01
Kompetensi : Menjaga etika berperilaku

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Melindungi Kelangsungan pelayanan dan Kemampuan menyediakan Menentukan informasi sesuai Mampu menyediakan Menggunakan informasi
kepentingan pelanggan aliran informasi sesuai dengan informasi bagi atasan dan standar informasi bagi atasan dan bagi atasan dan pelanggan
tuntutan kerja dijamin pelanggan sesuai dengan pelanggan sesuai dengan sesuai dengan standar
standar standar
2 Menghasilkan layanan Pekerjaan dilakukan sesuai Kemampuan memberikan Menentukan pelayanan sesuai Mampu memberikan Menggunakan pelayanan
yang berkualitas standar layanan yang berlaku pelayanan bagi kolega, prosedur pelayanan bagi kolega, bagi kolega, pelanggan, dan
pelanggan, dan karyawan pelanggan, dan karyawan karyawan sesuai prosedur

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 29


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
sesuai prosedur sesuai prosedur
3 Menjamin kwalitas Keterampilan, pengetahuan, Kemampuan memberikan Menentukan kualitas kerja Mampu memberikan kualitas Menggunkan prinsip-prinsip
kinerja dan kualifikasi kinerja kualitas kerja kerja kualitas kerja
dilakukan
4 Menjaga hubungan Keterampilan professional dan Kemampuan menjalin Menentukan hubungan yang Mampu menjalin hubungan Menggunakan hubungan
kerja yang harmonis pengetahuan ditingkatkan hubungan yang harmonis harmonis yang harmonis yang harmonis
secara terus menerus

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.001.01
Kompetensi : Membuat perencanaan trek pelayaran

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Membedakan jenis- Mampu membedakan jenis- Jenis-jenis peta sungai dan Menentukan berbagai jenis Mengenali macam-macam Menentukan berbagai jenis
jenis peta sungai dan jenis peta sungai dan danau danau peta sesuai kebutuhan skala peta peta sesuai kebutuhan
danau sesuai sesuai peruntukkannya.
peruntukkan
nya.
2 Mengidentifi kasi Mampu mengidentifikasi Tandatanda dalam peta Menghindari semua benda Mengenali arti tanda-tanda Menentukan tanda tanda
tanda-tanda yang ada tanda-tanda yang ada di dalam sungai dan danau yang dapat membahayakan yang ada di dalam peta sungai yang dapat membahayakan
di dalam peta sungai peta sungai dan danau navigasi kapal dan danau navigasi kapal
dan danau
3 Mengidentifi kasi Mampu mengidentifikasi Buku-buku/publikasi Menentukan buku-buku Mengerti maksud dan tujuan Menggunakan buku-buku
buku-buku publikasi buku-buku publikasi navigasi publikasi navigasi navigasi sesuai keperluan buku-buku/publi navigasi sesuai dengan route
navigasi pelayarannya Kasi-publikasi navigasi pelayarannya

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 30


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.002.01
Kompetensi : Melakukan pekerjaan awal sebelum berlayar

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mempersiapkan Metode kegiatan berlayar yang + Pengetahuan tentang Cermat dan teliti dalam Mampu menyiapkan standar Menggunakan standar dan
pekerjaan terkait akan digunakan digunakan penjadwalan menyiapkan standar dan dan prosedur kelaikan kapal prosedur kelaikan sesuai
kelaikan kapal dengan sehingga pekerjaan terlaksana + Pengetahuan tentang prosedur kelaikan kapal sungai dan danau dengan UU No. 17 Tahun
melakukan secara efektif dan effisien aturan pelayaran sungai dan danau 2008
pemeriksaan kapal
2 Melakukan input Melakukan perhitungan Pengetahuan tentang Cermat dan teliti dalam Mampu dalam mencatat Menggunakan alat dalam
manives (daftar manifestasi terhadap rencana prosedur manivest mencatat penumpang jumlah penumpang menghitung jumlah
manives) kapal sungai kegiatan berlayar penumpang
dan danau);
3 Melaporkan hasil Infrormasi lainnya mengenai Pengatahuan tentang standar Cermat dan teliti dalam Mampu dalam membuat Menggunakan pelaporan
kegiatan sebelum pelaksanaan kegiatan sebelum dan aturan kesyahbandaran pelaporan ke syahbandar pelaporan ke syahbandar sebagai bahan atau bukti
berlayar ke berlayar diberikan sesuai dalam pelaporan ke
syahbandar. dengan prosedur dan kondisi syahbandar
kerja

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.003.01
Kompetensi : Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaan individu

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Merencanakaan dan Jenis pekerjaan sesuai tugas Pengetahuan tentang Cermat dan sanggup Mampu melakukan Terampil dalam melakukan
mempersiapkan individu di tempat kerja atau perencanaan pekerjaan dan melakukan perencanaan perencanaan pekerjaan sesuai analisis beban kerja
pekerjaan sasaran pekerjaan tim beban tugas pekerjaan sesuai dengan dengan beban kerja
diidentifikasi beban kerja

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 31


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
2 Melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Pengetahuan tentang tugas, Cermat dalam Mampu mengidentifikasi Terampil dalam melakukan
pekerjaan sesuai rencana dan kualitas hasil pokok, dan fungsi sesuai mengidentifikasi perencanaan perencanaan pekerjaan analisis beban kerja
perencanaan kerja, kapasitas operasi dengan bagian masing- pekerjaan
peralatan disepakati dan masing
dilaksanakan

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.005.01
Kompetensi : Membuat perencanaan perawatan dan perbaikan mesin penggerak utama kapal sungai dan danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mempersiapkan Mampu menjelaskan prinsip- + Pengetahuan dasar + Cermat dalam + Menjelaskan dasar-dasar + Menghitung tenaga
pekerjaan perencanaan prinsip dan cara kerja motor prinsip dan cara kerja menjelaskan prinsip termodinam ika motor
perawatan dan penggerak kapal sungai danau Tenaga Kapal dengan kerja mesin penggerak + Menjelaskan prinsip + Membedakan motor 2
perbaikan mesin menggunakan Motor 2 utama dan bantu kerja motor 2 langkah langkah dan motor 4
pengerak utama kapal langkah Pengetahuan + Cermat dalam dan motor 4 langkah langkah
sungai danau dan prinsip kerja tenaga mengidentifikasi sistem + Menjelaskan prinsip + Membedakan motor
kapal menggunakan pada instalasi tenaga kerja motor diesel dan disel dan motor bensin
motor 4 langkah Motor penggerak kapal motor bensin
Diesel dan Bensin
+ Komponen pada sistem
Instalasi penggerak
utama dan bantu.
2 Membuat draft Mampu + Pengetahuan dasar + Cermat dalam + Menjelaskan dasar-dasar + Menghitung tenaga
perencanaan perawatan mengidentifikasi prinsip dan cara kerja menjelaskan prinsip termodinam ika motor

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 32


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
dan perbaikan mesin komponen-komponen Tenaga Kapal dengan kerja mesin penggerak + Menjelaskan prinsip + Membedakan motor 2
penggerak utama kapal mesin menggunakan Motor 2 utama dan bantu kerja motor 2 langkah langkah dan motor 4
sungai danau langkah Pengetahuan + Cermat dalam dan motor 4 langkah langkah
dan prinsip kerja tenaga mengidentifikasi sistem + Menjelaskan prinsip + Membedakan motor
kapal menggunakan pada instalasi tenaga kerja motor diesel dan disel dan motor bensin
motor 4 langkah Motor penggerak kapal motor bensin
Diesel dan Bensin
+ Komponen pada sistem
Instalasi penggerak
utama dan bantu.
3 Melakukan konsultasi Mampu mengidentifiasi terkait + Pengetahuan dasar + Cermat dalam + Menjelaskan dasar-dasar + Menghitung tenaga
draft perencanaan dengan perencanaan prinsip dan cara kerja menjelaskan prinsip termodinam ika motor
permesinan Tenaga Kapal dengan kerja mesin penggerak + Menjelaskan prinsip + Membedakan motor 2
menggunakan Motor 2 utama dan bantu kerja motor 2 langkah langkah dan motor 4
langkah Pengetahuan + Cermat dalam dan motor 4 langkah langkah
dan prinsip kerja tenaga mengidentifikasi sistem + Menjelaskan prinsip + Membedakan motor
kapal menggunakan pada instalasi tenaga kerja motor diesel dan disel dan motor bensin
motor 4 langkah Motor penggerak kapal motor bensin
Diesel dan Bensin
+ Komponen pada sistem
Instalasi penggerak
utama dan bantu.

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.005.01
Kompetensi : Membuat perencanaan perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan kapal sungai danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mempersiapkan + Data dan informasi + Pengetahuan tentang Cermat dan teliti dalam + Pengetahuan tentang Menggunakan dan
pekerjaan perencanaan pengoperasian dihimpun data dan informasi perencanaan dan perawatan data dan informasi menjelaskan :
perawatan dan dan dianalisa untuk + Pengetahuan tentang seperti : data dan informasi, + Pengetahuan tentang + data dan informasi
perbaikan sistem kebutuhan perawatan buku riwayat perawatan buku riwayat perawatan, suku buku riwayat perawatan + buku riwayat
kelistrikan kapal + Buku riwayat mesin + Pengatahuan tentang cadang + Pengatahuan tentang perawatan
sungai danau dipelajari dan dianalisa suku cadang suku cadang + suku cadang
sesuai dengan kebutuhan + Pengetahuan tentang + Pengetahuan tentang
perawatan dan perbaikan perawatan dan perawatan dan perbaikan
perbaikan
2 Membuat draf + Daftar kebutuhan alat dan + Pengetahuan tentang Cermat dan teliti dalam + Pengetahuan tentang Menggunakan dan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 33


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
perencanaan perawatan bahan lengkap dengan daftar perawatan dan membuat draft perencanaan, daftar perawatan dan menjelaskan :
dan perbaikan sistem spesifikasi dan jumlah perbaikan kebutuhan dan spesifikasi perbaikan + Daftar perawatan
kelistrikan kapal disusun berdasar pada + Pengetahuan tentang suku cadang, kebutuhan + Pengetahuan tentang + Data dan spesifiksi
sungai danau kebutuhan daftar kebutuhan data dan tenaga, dan biaya kebutuhan data dan + Kebutuhan tenaga
perawatan dan perbaikan spesifikasi suku cadang spesifikasi suku cadang + Kebutuhan biaya
+ Jadual perawatan dan + Pengetahuan tentang + Pengetahuan tentang
perbaikan disusun jadual perawatan jadual perawatan
berdasar pada hasil + Pengetahuan tentang + Pengetahuan tentang
analisa kebutuhan kebutuhan tenaga kebutuhan tenaga
pekerjaan + Pengetahuan tentang + Pengetahuan tentang
kebutuhan biaya kebutuhan biaya
3 Melakukan konsultasi Draft perencanaan perawatan Pengatahuan tentang Cermat dan teliti dalam Pengatahuan tentang Menggunakan dan
draft perencanaan dan perbaikan dikonsultasikan perawatan dan perbaikan melakukan konsultasi perawatan dan perbaikan menjelaskan hasil konsultasi
kepada pihak yang terkait dan perencanaan perencanaan perawatan dan
berwenang (DPA-STCW perbaikan
Code), untuk memperoleh
masukan atau persetujuan
4 Membuat laporan Laporan perencanaan Pengetahuan tentang Cermat dan teliti dalam Pengetahuan tentang Menggunakan dan
perawatan dan perbaikan pembuatan laporan membuat laporan perbaikan pembuatan laporan perawatan menjelaskan laporan
dibuat dengan menggunakan perawatan dan perbaikan dan perawatan dan perbaikan perawatan dan perbaikan
format dan model yang
ditetapkan oleh perusahaan
atau ketentuan lain yang
berlaku

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.007.01
Kompetensi : Mengolah Gerak dan Mengendalikan Kapal

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Pengoperasian tenaga Mengoperasikan tenaga + Jenis, sifat dan fungsi + Mengidentifikasi jenis, + Menerangkan jenis, sifat + Menjelaskan jenis, sifat
penggerak di kapal penggerak utama dan bantu di + Perlengkapan olah sifat dan fungsi dan fungsi dan fungsi

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 34


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
kapal gerak dan pengendalian + Mengidentifikasi + Menerangkan + Menggunakan
kapal perlengkapan olah gerak perlengkapan olah gerak perlengkapan olah
dan pengendalian kapal dan pengendalian kapal gerak dan pengendalian
kapal
2 Mengidentifikasi Mengidentifikasi pengaruh- + Prosedur + Mempelajari prosedur + Menerangkan prosedur + Melakukan prosedur
pengaruh pengaruh pengaruh dari DWT, draft, mengemudikan kapal mengemudikan kapal mengemudikan kapal mengemudikan kapal
DWT, draft, trim, trim, kecepatan, lingkaran maju mundur maju mundur maju mundur maju mundur
kecepatan, lingkaran putar dan jarak henti + Prosedur + Mempelajari prosedur + Menerangkan prosedur + Melakukan prosedur
putar dan jarak henti mengemudikan kapal mengemudikan kapal mengemudikan kapal mengemudikan kapal
cikar kanan dan cikar cikar kanan dan cikar cikar kanan dan cikar cikar kanan dan cikar
kiri kiri kiri kiri
3 Mengidentifikasi Memperhitungkan pengaruh + Arus + Mengidentifikasi arus + Menerangkan tentang + Menyimpulkan tentang
pengaruh angin dan angin dan arus dalam + Angin + Mengidentifikasi angin arus arus
arus melayarkan kapal + Pasang surut Mengidentifikasi pasang + Menerangkan tentang + Menyimpulkan tentang
surut angin angin
+ Menerangkan tentang + Menyimpulkan tentang
pasang surut pasang surut
4 Mengolah gerak kapal Melakukan olah gerak kapal di + Alur pelayaran aman + Mengidentifikasi alur + Menerangkan alur + Memilih alur pelayaran
alur pelayaran sempit alur pelayaran sempit + Kewajiban-kewajiban pelayaran aman pelayaran aman aman
kapal + Mengidentifikasi + Menerangkan + Menentukan
kewajiban kewajiban kewajiban-kewajiban kewajiban-kewajiban
kapal kapal kapal
5 Olah gerak untuk Melakukan olah gerak untuk Prosedur melakukan olah Mengidentifikasi prosedur Menerangkan prosedur Menentukan prosedur
menolong orang jatuh menolong orang jatuh ke gerak dan pengendalian melakukan olah gerak dan melakukan olah gerak dan melakukan olah gerak dan
ke sungai/danau sungai/danau kapal saat menolong orang pengendalian kapal saat pengendalian kapal saat pengendalian kapal saat
jatuh ke sungai/danau menolong orang jatuh ke menolong orang jatuh ke menolong orang jatuh ke
sungai/danau sungai/danau sungai/danau
6 Mengolah gerak di Melakukan olah gerak di + Kecepatan aman + Mengidentifikasi + Menunjukkan pelayaran + Melakukan pelayaran
perairan dangkal perairan dangkal + Jalur yang aman pelayaran dengan dengan kecepatan aman kapal dengan kecepatan
kecepatan aman + Menunjukkan pelayaran aman
+ Mengidentifikasi kapal pada jalur yang + Melakukan pelayaran
pelayaran kapal pada aman kapal pada jalur yang
jalur yang aman aman
7 Prosedur keluar masuk Melakukan prosedur keluar + Merapat atau + Mempelajari prosedur + Menunjukkan prosedur + Melakukan prosedur
dermaga masuk dermaga meninggalkan dermaga merapat atau merapat atau meninggal- merapat atau
dengan buritan meninggalkan dermaga kan dermaga dengan meninggalkan dermaga
+ Merapat atau dengan buritan buritan dengan buritan
meninggalkan dermaga + Mempelajari prosedur + Menunjukkan prosedur + Melakukan prosedur
dengan haluan merapat atau meninggal- merapat atau merapat atau

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 35


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
kan dermaga dengan meninggalkan dermaga meninggalkan dermaga
haluan dengan haluan dengan haluan
8 Prosedur berlabuh Melakukan prosedur berlabuh + Prosedur merapatkan + Mempelajari prosedur + Menunjukkan prosedur + Melakukan prosedur
jangkar jangkar kapal (sandar kanan merapatkan kapal merapatkan kapal merapatkan kapal
dan kiri) dengan dan (sandar kanan dan kiri) (sandar kanan dan kiri) (sandar kanan dan kiri)
tanpa angin/arus dengan dan tanpa dengan dan tanpa dengan dan tanpa
+ Prosedur berlabuh angin/arus angin/arus angin/arus
jangkar + Mempelajari prosedur + Menunjukkan prosedur + Melakukan prosedur
berlabuh jangkar berlabuh jangkar berlabuh jangkar
9 Menerima Pandu di Menerima pandu di atas kapal Menerima pandu di atas Mempelajari prosedur Menerangkan prosedur Melakukan prosedur
atas kapal kapal menerima pandu di atas kapal menerima pandu di atas kapal menerima pandu di atas
kapal

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.008.01
Kompetensi : Mengoperasikan sistem kelistrikan

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mempersiapkan Prinsip kerja sistem kelistrikan + Pengetahuan tentang Mengidentifikasn fungsi dan Mampu mengidentifikasn Memilih pekerjaan dalam
pekerjaan diidentifikasi dari sistem prinsip kerja sistem kondisi pembangkit listrik fungsi dan kondisi mengoperasikan sistem
mengoperasikan pembangkit listrik, sistem kelistrikan kapal kapal, instalasi penerangan pembangkit listrik kapal, kelistrikan
sistem kelistrikan instalasi daya, dan sistem + Pengatahuan data data dilakukan dengan SOP instalasi penerangan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 36


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
instalasi penerangan dan informasi dari log dilakukan dengan SOP
book
+ Pengetahuan tentang
fungsi dan komponen
kapal
2 Mengoperasikan Starting sistem kelistrikan + Pengetahuan tentang Mengidentifikasi fungsi Mampu melakukan Menggunakan kerja secara
sistem dilakukan sesuai dengan koordinasi pada sistem koordinasi sistem pembangkit koordinasi pada sistem koordinasi terkait dengan
pembangkit listrik urutan dan prosedur yang kelistrikan listrik sesuai dengan SOP kelistrikan kapal sistem kelistrikan
ditetapkan manual/SOP + Pengetahuan tentang
sistem kelistrikan
sesuai dengan SOP
3 Menjaga kondisi Perubahan parameter kerja + Pengetahuan tentang Mengidentifikasi kerja Mampu melakukan Menggunakan perubahan
operasi generator set akibat kerja generator set generator set perubahan parameter kerja parameter kerja generator
pembebanan diamati dan generator set set
dicatat pada log book termasuk
semua aktivitas yang
dilakukan
4 Melaksanakan jaga Pemeriksaan selama beroperasi + Pengetahuan tentang Mengidentifikasi kondisi Mampu melakukan Menggunakan penjagaan
sistem kelistrikan dilakukan sesuai dengan SOP kondisi operasi sistem operasi dan pemeriksaan pemeriksaan selama sistem sistem kelistrikan
yang diberlakukan listrik kapal kelistrikan kapal kelistrikan beroperasi
+ Pengatahuan
pemeriksaan saat
beroprasi
5 Mengatasi gangguan Perbaikan kerusakan atau + Pengetahuan tentang Mengidentifikasi gangguan Mampu melakukan perbaikan Mengatasi gangguan
penanggulangan gangguan gangguan dan kelistrikan kapal kerusakan dan gangguan pada kerusakan dan
dilakukan sesuai dengan kerusakan pada sistem sistem kelistrikan kapal penanggulangan pada sistem
alternatif yang ditetapkan kelistrikan kapal kelistrikan kapal
+ Pengetahuan tentang
cara mengatasi
gangguan kelistrikan
kapal
6 Membuat laporan Laporan log book diselesaikan + Pengetahuan pengisian Cermat dan teliti dalam Mampu dalam pengisian log Membuat laporan sesuai
dengan penandatangan oleh log book pembuatan laporan book dengan format dan standar
perwira jaga, sesuai dengan
ketentuan yang diberlakukan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 37


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.009.01
Kompetensi : Memberikan dan memonitor pelayanan kepada pelanggan

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mengidentifikasi Kebutuhan dan harapan Pengetahuan tentang + Ramah + Pengertian pelayanan Melaksanakan pelayanan
kebutuhan pelanggan pelanggan diklarifikasi dan kebutuhan pelanggan + Sopan prima berdasarkan prima
diidentifikasi secara akurat + simpatik konsep A3
menggunakan ketrampilan + Pengertian umum
antar personel yang sesuai. pelanggan
+ Pentingnya pelayanan
terhadap pelanggan
+ Harapan pelanggan
2 Memberikan Pelayanan diberikan dengan Pengetahuan tentang + Ramah Sistem Komunikasi + Menerapkan teknik
pelayanan kepada segera kepada pelanggan untuk pelayanan kepada pelanggan + Sopan + Konsep komunikasi komunikasi:
pelanggan memenuhi kebutuhan yang + simpatik yang relevan + Mengajukan
teridentifikasi sesuai dengan + Jenis-jenis komunikasi pertanyaan
persyaratan + Menyampaikan
+ Hambatan yang timbul
dalam proses informasi kepada satu
orang atau dalam
kelompok
+ Menerima informasi
dalam berkomunikasi
+ Menggunakan sarana
komunikasi
(telp,fax,telex)
+ Mendengarkan dengan
baik
+ Menjelaskan kembali
kebutuhan pelanggan
+ Menyesuaikan diri
dengan perilaku
pelanggan
+ Memberikan perhatian
secara penuh dan
mengajukan saran
kepada pelanggan
3 Memonitor dan Kepuasan pelanggan terhadap Pengetahuan tentang + Ramah + Penampilan serasi + Melayani pelanggan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 38


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
melaporkan terhadap pelayanan yang diberikan monitoring + Sopan + Berfikir positif dalam dengan berpenampilan
pelayanan yang secara berkala dilakukan + simpatik pelayanan serasi (berhias,
diberikan tinjauan dengan menggunakan + Sikap menghargai dalam berbusana, ekspresi
bukti yang dapat diperiksa pelayanan wajah)
kebenarannya sesuai dengan + Melayani pelanggan
persyaratan. dengan berfikiran
positif (tidak bersikap
apriori, tidak
mencari/memanfaatkan
kelemahan orang lain)
+ Melayani pelanggan
dengan sikap
menghargai pelanggan
+ Sikap hormat dan
ramah
+ Tutur bahasa yang baik
disertai senyum

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.010.01

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 39


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Kompetensi : mengoperasikan perlengkapan pemindahan muatan tetap/dapat bergerak

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menerapkan prinsip- Melakukan prinsip-prinsip + Ukuran palka + Mengidentifikasi ukuran + Menghitung ukuran + Menggunakan ukuran
prinsip pemuatan dalam memuat + Jenis palka palka palka palka
+ Mengidentifikasi jenis + Menunjukkan Jenis + Menyimpulkan jenis
palka palka palka
2 Mengidentifikasi jenis- Mengidentifikasi jenis-jenis Bongkar muat menurut jenis Mengidentifikasi bongkar Memisahkan bongkar muat Memisahkan bongkar muat
jenis muatan muatan muatan muat menurut jenis muatan menurut jenis muatan menurut jenis muatan
3 Membuat perencanaan Menerapkan prinsip-prinsip + Ruang muat + Mengidentifikasi ruang + Menunjukkan ruang + Memilih ruang muat
dan melaksanakan dalam merencanakan dan + Sifat muatan muat muat + Menyimpulkan sifat
pemuatan melaksanakan muatan + Sifat daerah tujuan + Mengidentifikasi sifat + Menerangkan sifat muatan
muatan muatan + Menentukan sifat
+ Mengidentifikasi sifat + Menerangkan sifat daerah tujuan
daerah tujuan daerah tujuan
4 Mengoperasikan Menggunakan peralatan Peralatan bongkar muat Mengidentifikasi peralatan Menggunakan peralatan Menggunakan peralatan
peralatan bongkar bongkar muat bongkar muat bongkar muat bongkar muat
muat
5 Melakukan Melakukan penghitungan Bongkar muat untuk Mengidentifikasi bongkar Menghitung bongkar muat Melakukan bongkar muat
perhitungan muatan pemuatan untuk keseimbangan mencapai keseimbangan muat untuk mencapai untuk mencapai untuk mencapai
kapal kapal keseimbangan kapal keseimbangan kapal keseimbangan kapal
6 Mengidentifikasi Mengidentifikasi peralatan Peralatan kapal tanker Mengidentifikasi peralatan Menerangkan peralatan kapal Menggunakan peralatan
peralatan kapal tanker kapal tanker kapal tanker tanker kapal tanker
7 Melakukan prosedur Memasuki ruangan berbahaya Ruangan berbahaya Mengidentifikasi ruangan Menerangkan ruangan Menyimpulkan ruangan
memasuki ruangan berbahaya berbahaya berbahaya
berbahaya
8 Menyebutkan Membuat dokumen-dokumen Dokumen-dokumen muatan Mengidentifikasi peranginan Menerangkan dokumen- Menggunakan dokumen-
dokumen-dokumen muatan muatan dokumen muatan dokumen muatan
muatan
9 Menjelaskan Mengidentifikasi peranginan Peranginan muatan Mengidentifikasi peranginan Menerangkan peranginan Melakukan peranginan
peranginan muatan muatan muatan muatan muatan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 40


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.011.01
Kompetensi : membantu dalam kegiatan penambatan dan lego jangkar

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Melaksanakan Pengoperasian penambatan + Tugas persiapan + Profesional Mampu melakukan tugas Melaksanakan tugas
penambatan dan tugas dan pelepasan dilaksanakan keberangkatan dan + Cermat persiapan keberangkatan dan persiapan keberangkatan
penanganan jangkar sesuai dengan prosedur yang kedatangan kapal + Teliti kedatangan kapal, dan kedatangan kapal,
ditetapkan + Penanganan tali tambat, penanganan tali tambat, penanganan tali tambat,
stoppering dan tugas stoppering dan tugas stoppering dan tugas
pengangkatan tali pengangkatan tali dan pengangkatan tali dan
+ Prosedur penambatan prosedur penambatan dan prosedur penambatan dan
dan pelepasan pelepasan serta komunikasi pelepasan serta komunikasi
+ Komunikasi selama selama penambatan selama penambatan
penambatan
2 Mengikuti prosedur Pengoperasian dalam bahaya + Keselamatan dan + Profesional Mampu memahami Malaksanakan keselamatan
kontrol keselamatan diidentifikasi dan tindakan peraturan selama + Cermat keselamatan kerja dan kerja dan peraturan
dan bahaya diambil dalam gabungannya penambatan dan lego + Teliti peraturan penambatan dan penambatan dan lego
dengan officer, engineer dan jangkar lego jangkar jangkar
anggota tim lainnya untuk + Rencana darurat kapal
meminimalkan atau
mengeliminir resiko terhadap
personel, kapal dan
lingkungannya
3 Melaksanakan tugas- Tempat dan peralatan untuk + Pengetahuan tentang + Profesional Mampu memahami tempat Memilih tempat dan
tugas keatas dan kerja keatas dan dipersiapkan tempat dan peralatan + Cermat dan peralatan yang digunakan peralatan yang digunakan
kesamping kapal sesuai dengan praktek praktek penambatan dn lego + Teliti
dan standar yang diakui jangkar
4 Melaksanakan Pertimbangan yang memadai + Pengetahuan tentang + Profesional Mampu memahami pengaruh Paham terhadap pengaruh

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 41


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
penalian dan diberikan terhadap pengaruh pengaruh gerak kapal + Cermat gerak kapal gerak kapal
memastikan muatan gerak kapal pada saat saat penambatan dan + Teliti
serta akses jalan penempatan muatan apabila lego jangkar
terhadap kapal kecil dilakukan penalian muatan

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.012.01
Kompetensi : melakukan perawatan ruang mesin

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mempersiapkan Tempat, data dan informasi, + Identifikasi ruang Teliti dan cermat dalam Mampu mengidentifikasi Memilih dan menerapkan
pekerjaan perawatan peralatan dan bahan, potensi mesin sesuai dengan mempersiapkan perawatan ruang mesin sesuai dengan data, peralatan kebutuhan
ruang mesin bahaya dalam lay out dan fungsinya ruang mesin lay out dan fungsinya, perawatan dan potensi
mempersiapakan perawatan + Pendataan dan mandata dan informasi ruang bahaya terhadap kerusakan
ruang mesin informasi ruang mesin mesin, memilih peralatan dan ruang mesin
+ Peralatan dan bahan bahan kebutuhan perawatan,
kebutuhan perawatan mengidentifikasi terhadap
+ Identifikasi terhadap potensi bahaya
potensi bahaya
+ Peralatan dan
perlengakapan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 42


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
keselamatan
2 Melakukan perawatan Langkah dan prosedur dalam + Identifikasi langkah- Teliti dan cermat dalam Mampu mengidentifikasi Melakukan langkah-langkah
ruang mesin perawatan ruang mesin langkah perawatan melakukan langkah-langkah langkah-langkah perawatan perawatan dan memilih
ruang mesin perawatan ruang mesin ruang mesin dan peralatan dan bahan
+ Identifikasi peralatan mengidentifikasi peralatan kebutuhan dalam perawatan
dan bahan kebutuhan dan bahan kebutuhan ruang mesin
perawatan perawatan
3 Melakukan pekerjaan Kerusakan, alternatif + Identifikasi kerusakan Teliti dan cermat dalam Mampu mengidentifikasi Melaksanakan perbaikan
perbaikan ringan pada perbaikan, dan hasil dari ringan pada ruang melakukan perbaikan ringan kerusakan ringan dan ringan terhadap krusakan
ruang mesin peraikan sesuai dengan fungsi mesin ruang mesin pengecekan terhadap hasil ruang mesin
semula + Pengecekan hasil
perbaikan
4 Mengecek hasil Hasil perbaikan sesuai dengan + Identifikasi terhadap Teliti dan cermat dalam Mampu mengidentifikasi Melaksanakan pengecekan
pekerjaan perawatan fungsi semula hasil perbaikan melakukan pengecekan hasil perbaikan kembali terhadap hasil
dan perbaikan perbaikan ruang mesin perbaikan
5 Membuat laporan Laporan log book diselesaikan + Pengetahuan tentang Teliti dan cermat dalam Mampu membuat laporan log Melakukan pembuatan
dengan penandatangan oleh laporan log book membuat laporan perbaikan book perawatan dan laporan perawatan dan
perwira jaga, sesuai dengan perawatan dan ruang mesin perbaikan ruang mesin perbaikan ruang mesin
ketentuan yang diberlakukan perbaikan ruang mesin

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.013.01
Kompetensi : melakukan perawatan mesin penggerak utama

Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar Materi Pokok Pembelajaran

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 43


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Sikap Pengetahuan Keterampilan


1 Memahami teknik Pemahaman perawatan motor Perawatan motor diesel di + Teliti Cara perawatan motor diesel Melaksanakan pekerjaan
perawatan motor diesel diesel di kapal kapal + Cermat di kapal perawatan motor diesel di
di kapal + Tekun kapal
2 Memahami perawatan Pemahaman perawatan poros Perawatan poros pada + Teliti Cara perawatan poros pada Melaksanakan pekerjaan
poros pada bantalan. pada bantalan bantalan + Cermat bantalan Perawatan poros pada
+ Tekun Bantalan
3 Perawatan gear box. Pemahaman perawatan gear gear box pada kapal + Teliti Cara perawatan gear box pada Melaksanakan pekerjaan
box + Cermat kapal Perawatan gear box
+ Tekun pada kapal
4 Perawatan Pemahaman perawatan Perawatan turbin uap, mesin + Teliti Cara perawatan turbin uap, Melaksankan pekerjaan
turbin uap dan turbin uap,mesin uap uap pada kapal + Cermat mesin uap pada kapal Perawatan turbin uap,
mesin uap. + Tekun mesin uap pada kapal
5 Perawatan turbin gas Pemahaman perawatan Perawatan turbin gas pada + Teliti Cara perawatan turbin gas Melaksankan pekerjaan
pada kapal. turbin gas kapal + Cermat pada kapal Perawatan turbin gas
+ Tekun kapal
6 Melaksanakan Kemampuan pelaksanaan Alligment + Teliti Cara perawatan poros dan Melaksanakan pekerjaan
pekerjaan pelurusan pekerjaan pelurusan poros + Cermat pelurusannya (aligment) Perawatan poros dan
poros (alliggment) (alligment) + Tekun aligment

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD02.014.01
Kompetensi : melakukan perawatan sistem kelistrikan

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menggunakan Terampil menggunakan + Mengetahui kode kode + Tekun + Peralatan peralatan kerja + Menggunakan peralatan
peralatan dan bahan- peralatan dan bahan bahan listrik + Teliti bangku listrik instalasi listrik
bahan listrik Listrik + Mengetahui + Cermat + Bahan dan komponen + Mengidentifikasi
keselamatan kerja instalasi listrik Simbol komponen instalasi
dalam listrik simbol komponen listrik listrik,
+ Tanda tanda bahaya dan + Menerapkan
keselamatan kerja keselamatan kerja dan
tanda-tanda bahaya
2 Menggunakan alat Menggunakan Amper meter Menggunakan alat alat ukur + Tekun + Alat alat ukur arus dan Melakukan pengukuran
ukur arus, tegangan Voltmeter, ohmmeter + Teliti tegangan pada sistem tegangan, hambatan dan arus
dan hambatan. + Cermat AC dan DC
+ Alat ukur hambatan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 44


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
3 Menggunakan macam- Memahami rangakaian listrik Perhitungan listrik dengan + Tekun + Hukum Ohm Menentukan rangkaian
macam kabel dan searah metode metode yang ada + Teliti + Hukum Kirchoff pengganti dan arus yang ada
sambungannya Melakukan perhitungan + Cermat + Tahanan pengganti seri, pada rangk, seri, paralel dan
rangkaian pengganti paralel dan campuran. campuran.
+ Perhitungan arus pada.
rangkaian Seri, paralel
dan campuran.
4 Membuat rangkaian Menggunakan macam macam Mengetahui beberapa jenis + Tekun + Cara mengatur kabel Mengatur dan membentuk
listrik arus searah. kabel dan sambungannya kabel dan teknik instalasinya + Teliti + Cara mengikat kabel kabel
+ Cermat dengan klem dan dengan Membuat macam-macam
benang sambungan kabel.
+ Macam macam
sambungan
5 Melaksanakan Melaksanakan pekerjaan Menerapkan pemasangan + Tekun Cara memasang kabel saklar, Memasang instalasi listrik
pekerjaan instalasi instalasi sederhana instalasi sederhana + Teliti stop kontak sekring fitting sederhana.
listrik sederhana. + Cermat dan kotak hubung

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD03.001.01
Kompetensi : Melakukan kerja bengkel

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 45


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mempersiapkan Terampil dan memahami + Identifikasi kerja + Cermat + Mampu mempersiapkan + Melakukan pekerjaan
pekerjaan terhadap persiapan pekerjaan bengkel sesuai dengan + Terampil pekerjaan kerja bengkel kerja bengkel seperti :
bengkel kapal sungai dan jenis pekerjaan dan + Teliti seperti : perbaikan kapal perbaikan kapal dan
danau hasil kerja + presisi dan permesinan permesinan
+ Identifikasi terhadap + Mampu memilih + Memilih peralatan
pelaralatan yang peralatan kerja bengkel kerja bengkel
dibutuhkan dalam kerja + Mampu menyiapkan + Menyiapkan
bengkel perlengkapan perlengkapan kerja
keselamatan kerja
2 Melakukan kerja Terampil dalam melaksanakan + Identifikasi terhadap + Cermat + Mampu melakukan + melakukan pekerjaan
bangku kerja bangku kerja bangku + Terampil pekerjaan kerja bangku, kerja bangku, seperti :
+ Hasil kerja bangu + Teliti seperti : memotong, memotong, mengikir,
sesuai dengan standar + presisi mengikir, menggerinda, menggerinda, dan
dan mengebor mengebor
+ Mampu menunjukkan + menunjukkan hasil
hasil sesuai dengan sesuai dengan standar
standar
3 Melakukan kerja bubut Terampil dalam melaksanakan + Identifikasi bentuk + Cermat + Mampu melakukan kerja + melakukan kerja bubut,
kerja bubut terhadap hasil kerja + Terampil bubut, seperti : tirus, seperti : tirus,
bubut + Teliti memanjang, drat, ulir, memanjang, drat, ulir,
+ Hasil kerja sesuai + presisi memotong, membuat memotong, membuat
dengan standar lubang lubang
+ Mampu menunjukkan + menunjukkan hasil
hasil kerja bubut kerja bubut
4 Melaksanakan kerja las Terampil dalam melaksanakan + Identifikasi terhadap + Cermat + Mampu melakukan kerja + melakukan kerja las,
kerja las hasil kerja las + Terampil las, seperti : seperti : menyambung,
+ Hasil kerja las sesuai + Teliti menyambung, sesuai sesuai dengan
dengan standar + presisi dengan kebutuhan kebutuhan
+ Mampu menunjukkan + menunjukkan hasil
hasil kerja las kerja las
5 Membuat laporan Laporan log book diselesaikan Pengetahuan tentang laporan + Cermat Mampu membuat laporan Melakukan pelaporan kerja
dengan penandatangan oleh log book kerja bengkel + Teliti kerja bengkel bengkel
perwira jaga, sesuai dengan
ketentuan yang diberlakukan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 46


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD03.002.01
Kompetensi : Memilih bahan teknik

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Mempersiapkan Terampil dan memahami + Identifikasi bahan + Cermat + Mampu mempersiapkan + Melakukan
pemilihan bahan teknik terhadap persiapan pemilihan teknik sesuai dengan + Terampil bahan teknik sesuai mempersiapkan bahan
bahan teknik yang digunakan jenis pekerjaan dan + Teliti dengan kebutuhan teknik sesuai dengan
pada kapal sungai dan danau hasil kerja + presisi + Mampu menyiapkan kebutuhan
+ Identifikasi terhadap perlengkapan + Menyiapkan
peralatan yang keselamatan kerja perlengkapan kerja
dibutuhkan dalam
memilih bahan teknik
2 Melakukan pemilihan Terampil dalam memilih + Identifikasi terhadap + Cermat Mampu melakukan pemilihan melakukan pemilihan bahan
bahan bahan teknik bahan teknik + Terampil bahan teknik yang akan kerja teknik
teknik + Teliti digunakan
+ presisi
3 Menghitung kebutuhan Terampil menghitung + Identifikasi kebutuhan + Cermat Mampu menghitung menghitung kebutuhan
bahan kebutuhan bahan bahan teknik + Terampil kebutuhan bahan teknik bahan teknik sesuai dengan
+ Teliti sesuai dengan kebutuhan kebutuhan
+ presisi
4 Melakukan pengujian Terampil dalam melakukan + Identifikasi terhadap + Cermat Mampu melakukan pengujian melakukan pengujian
pengujian terhadap bahan bahan teknik + Terampil terhadap bahan teknik yang terhadap bahan teknik yang
teknik yang akan digunakan + Teliti akan digunakan akan digunakan
+ presisi
5 Membuat laporan Laporan log book diselesaikan Pengetahuan tentang laporan + Cermat Mampu membuat laporan Melakukan pelaporan
dengan penandatangan oleh log book memilih bahan + Teliti kerja bengkel tentang pemilihan bahan
perwira jaga, sesuai dengan teknik teknik
ketentuan yang diberlakukan

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 47


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bidang Keahlian : Awak Kapal Sungai dan Danau


Kode Unit : AAN.SD03.003.01
Kompetensi : Menggambar mesin

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1 Menggunakan Terampil menggunakan + Macam dan fungsi + Teliti + Macam dan fungsi alat Menggambar teknik sesuai
peralatan, ketentuan peralatan gambar dan dapat peralatan gambar + Cermat gambar aturan dan standar
dan standarisasi menerapkan ketentuan- + Ketentuan dan + Rapi + Ketentuan dan standar
gambar ketentuan dan standarisasi standarisasi gambar gambar
gamb teknik + Aturan dan tebal garis
+ Aturan macam-macam gambar
garis dalam gambar
teknik
2 Menggambar Terampil menggambar Menggambar konstruksi + Teliti Konstruksi geometri dengan Menggambar konstruksi
konstruksi geometri konstruksi geometri geometri yang dibentuk + Cermat garis lurus dan lengkung geometri dengan garis lurus
dengan garis lurus dan garis + Rapi dan lengkung
lengkung + Presisi
3 Menggambar Terampil menggambar tunggal + Cara proyeksi + Teliti Proyeksi aksonometri Menggambar proyeksi dan
pandangan tunggal aksonometri yang + Cermat perspektif
meliputi proyeksi + Rapi
isometri, dimetri dan + Presisi
trimetri
+ Menggambar proyeksi

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 48


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Materi Pokok Pembelajaran


Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Lingkup Belajar
Sikap Pengetahuan Keterampilan
miring
+ Menggambar perspektif
satu titik, dua titik, dan
tiga titik
4 Menggambar Terampil menggambar Cara proyeksi ortogonal + Teliti, Proyeksi eropa dan amerika Menggambar Proyeksi
pandangan majemuk pandangan majemuk dengan sistem sudut pertama + Cermat Eropa dan Amerika
(proyeksi eropa) dan + Tekun
amerika + Presisi
5 Menggambar potongan Terampil menggambar + Cara menggambar + Teliti, + Potongan benda Menggambar potongan
(irisan) penampang potongan (irisan) penampang potongan benda + Cermat, + Aturan arsiran benda dan memberi
benda benda + Aturan arsiran pada + Presisi arsirannya
potongan dalam + Tekun
gambar dan benda
6 Memberi ukuran pada Mampu memberi ukuran pada + Ketentuan dasar dan + Teliti, + Ketentuan dan cara Menggambar benda kerja
gambar kerja gambar kerja tatacara memberikan + Cermat, memberi ukuran dengan ukuran lengkap
ukuran pada gambar + Presisi + Simbol-simbol yang beserta simbol simbolnya
kerja suatu benda + Tekun dipergunakan
+ Simbol-simbol yang
dipergunakan dalam
gambar kerja
7 Menggambar bukaan Terampil menggambar bukaan + Ketentuan dasar + Teliti, Ketentuan gambar bukaan Menggambar bukaan
benda bentuk benda bentuk sederhana dan gambar bukaan suatu + Cermat, suatu benda benda kerja
sederhana dan bentuk bentuk sambungan. benda + Presisi sederhana dan
sambungan + Menggambar bukaan + Tekun bentuk sambungan
suatu benda
+ Menggambar bukaan
suatu sambungan benda

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 49


Konsep Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

PT. Arun Prakarsa Inforindo 10 - 50


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Bab 11 
Penutup 

11.1 Kesimpulan
Beberapa analisis terkait dengan studi Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau
dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Secara umum penyebab kecelakaan kapal di wilayah kajian dipengaruhi oleh : manusia (human error),
kelemahan rekabentuk (design) dan terakhir adalah kondisi alam /cuaca. Secara teknis kecelakaan kapal
terjadi karena: tabrakan, kandas/menabrak karang, bocor lalu tengelam, terguling (capsizing),
terbakar/ledakan.

b. Ketersediaan alat keselamatan dan peralatan pendukung lainnya masih memiliki prosentase ketersediaan
yang sangat memprihatinkan, hal ini akan memiliki kontibusi yang sangat signifikan terhadap tingkat
keselamatan pelayaran sungai danau.

c. Kondisi jaringan pelayanan dan prasarana pendukung pelayaran kapal sungai dan danau masih mampu
menjangkau dan melayani pola pergerakan meskipun masih diperlukan pengembangan-pengembangan
untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa trasportasi sungai dan danau.

d. Pemilihan jenis kapal sungai dan danau masing-masing wilayah sangat variatif, hal ini disebabkan Oleh :
(1). Karakteristik alur sungai dan danau;
(2). Karakteristik pengguna jasa layanan transportais sungai dan danau;
(3). Karakteritik pergerakan;
(4). Aksesibilitas pelayanan transportasi sungai dan danau;
(5). Tingkat kebutuhan pengguna jasa layanan transportasi sungai dn danau.

e. Berhasil tidaknya suatu pelayanan transportasi sungai dan danau mencapai visi dan misinya secara
berkesinambungan sangat bergantung pada kualitas SDM yang dimilikinya dalam hal ini SDM awak
kapal sungai dan danau dengan karakteristik sebagai beikut :
(1). Secara umum prosentase latar belakang pendidikan skill awak kapal sungai dan danau masih
sangat rendah, hanya 9,5% yang pernah mengikuti pendidikan terkait pelayaran sungai dan danau;
(2). Kebutuhan akan pendidikan keahlian oleh awak kapal sungai dan danau menajdi bagian
terpenting, besarnya prosentase keinginan untuk mengikuti pendidikan keahlian sesuai dengan
tugas pokok masing-masing awak dalam berlayar 83,7%.
(3). Secara deskriptif urgensi kepemilikan sertifikat dapat menunjang kemampuan nahkoda awak
kapal sungai dan danau, secara umum tergambar hanya 5,25% awak kapal sungai danau yang
memiliki sertifikasi keahlian.

11.2 Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan dalam Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai
dan Danau, adalah sebagai berikut :

a. Upaya meningkatkan SDM awak kapal sungai dan danau yang berkualitas salah satu faktor yang harus
diperhatikan oleh setiap instansi penyelenggara transportasi sungai dan danau yaitu kondisi sosial dalam
hal ini kondisi soaial kerja, kemampuan kerja dan harus didukung oleh moril kerja dengan model The
Human Resources Quality Triangle.

b. Standar Kompetensi Nasional Indonesia Awak Kapal Sungai dan Danau merupakan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dipetakan ke dalam tiga bidang/area pekerjaan yang berhubungan
dengan keahlian nautika dan teknika sungai dan danau. Masing-masing bidang pekerjaan diidentifikasi
dan dianalisa unit-unit kompetensi yang tercakup didalamnya.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 11 - 1


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

c. Usulan unit-unit kompetensi awak kapal sungai dan danau sebagai berikut :

1) Unit Kelompok Kompetensi Umum, dengan area pekerjaan kompetensi :

Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD01.001.01 Memenuhi Persyaratan Kerja di Dunia
√ √ √ √
Usaha/Dunia Industri
AAN.SD01.002.01 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan,
√ √ √ √
Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja
AAN.SD01.003.01 Membina Kerjasama √ √ √ √
AAN.SD01.004.01 Memahami Sistem Komunikasi √ √ √ √
AAN.SD01.005.01 Mengkoordinasi dan memelihara tim √ √ √ √
AAN.SD01.006.01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
√ √ √ √
di atas Kapal
AAN.SD01.007.01 Melakukan Dinas Jaga Mesin √ √ √ √
AAN.SD01.008.01 Melakukan Dinas Jaga Dek √ √ √ √
AAN.SD01.009.01 Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR √ √ √ √
AAN.SD01.010.01 Penerapan Pelayanan Medis diatas Kapal √ √ √ √
AAN.SD01.011.01 Penerapan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri
√ √ √ √
di Kapal
AAN.SD01.012.01 Melakukan Pencegahan Pemadaman Kebakaran √ √ √ √
AAN.SD01.013.01 Melakukan Pencegahan Polusi Lingkungan
√ √ √ √
Sungai dan Danau
AAN.SD01.014.01 Memberikan petunjuk langsung √ √ √ √
AAN.SD01.015.01 Menjaga etika berperilaku √ √ √ √

2) Unit Kelompok Kompetensi Inti

a) Bidang Pekerjaan Perencanaan Kerja


Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD02.001.01 Membuat perencanaan kerja √
AAN.SD02.002.01 Melakukan pekerjaan awal sebelum berlayar √
AAN.SD02.003.01 Merencanakan dan mengorganisasikan

pekerjaan individu
AAN.SD02.004.01 Membuat perencanaan perawatan dan
perbaikan mesin penggerak utama kapal √
sungai dan danau
AAN.SD02.005.01 Membuat perencanaan perawatan dan
perbaikan sistem kelistrikan kapal sungai √
danau
AAN.SD02.006.01 Penerapan hukum pelayaran sungai dan danau √

b) Bidang Pekerjaan Pengoperasian


Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD02.007.01 Mengoperasikan mesin penggerak utama

kapal sungai dan danau
AAN.SD02.008.01 Mengoperasikan sistem kelistrikan √
AAN.SD02.009.01 Memberikan dan memonitor pelayanan
kepada pelanggan (pengguna jasa transportasi √
sungai dan danau)
AAN.SD02.010.01 mengoperasikan perlengkapan pemindahan

muatan tetap/dapat bergerak

PT. Arun Prakarsa Inforindo 11 - 2


Laporan Akhir
Penyusunan Standar Kompetensi Awak Kapal Sungai dan Danau

Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD02.011.01 membantu dalam kegiatan penambatan dan

lego jangkar

c) Bidang Pekerjaan Perawatan


Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD02.012.01 melakukan perawatan ruang mesin √
AAN.SD02.013.01 melakukan perawatan mesin penggerak utama √
AAN.SD02.014.01 melakukan perawatan sistem kelistrikan √

3) Unit Kompetensi Spesialis/Kekhususan


Level Kualifikasi
Kode Unit Nama Unit Kompetensi
1 2 3 4
AAN.SD03.001.01 Melakukan kerja bengkel √
AAN.SD03.002.01 Memilih bahan teknik √
AAN.SD03.003.01 Menggambar mesin √

d. Usulan kompetensi awak kapal sungai dan danau akan ditindaklanjuti dengan program pendidikan dan
pelatihan yang diselenggarakan sebagai sarana untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap
(kesenjangan) antara kinerja yang ada saat ini dengan kinerja standard atau yang diharapkan untuk
dilakukan oleh awak kapal sungai dan danau konsep pembelajaran sebagai berikut ;
1) Lingkup pembelajaran;
2) Materi pokok pembelajaran, meliputi unsur :
a) Sikap;
b) Pengetahuan;
c) Ketrampilan.

PT. Arun Prakarsa Inforindo 11 - 3

Anda mungkin juga menyukai