Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Rubby Anggadijaya

Course : LLU 25 Bravo/ 18


NIT : 31418042
Dosen : Ari Satria Saputra,S.E., M.M.
Mata kuliah : Collaborative Decision Making

AIRPORT COLLABORATION DECISION MAKING


Airport Collaborative Decision Making memiliki konsep yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kelancaran
operasi bandar udara dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan prediktabilitas lalu lintas udara.hal Ini
dapat dicapai dengan mendorong mitra bandara (operator bandara, operator pesawat, ground handlers dan ATC) dari 4
stakeholders tersebut diharapkan dapat bekerja sama secara transparan dan kolaboratif, bertukar informasi akurat dan tepat waktu
yang relevan,karena A-CDM ini berfokus terutama pada proses turn-round dan pra-keberangkatan pesawat dimana hal tersebut
sangat berpengaruh pada kelancaran lalu lintas udara. Pada A-CDM memungkinkan sistem untuk berbagi informasi secara real time
- kita semua berbicara dalam bahasa yang sama. Sistem baru ini memungkinkan kita untuk bekerja lebih kolaboratif. Pengontrol
lalu lintas udara dapat melihat data real-time yang sama dengan yang dapat dilihat oleh manajer operasi bandara atau maskapai
penerbangan. Pada akhirnya ini memberi kita prediksi yang lebih besar dan bekerja sama kita dapat merencanakan operasi yang
paling efisien, yang lebih mudah diprediksi dan membakar lebih sedikit bahan bakar.

Peran pertukaran informasi tentunya sangat penting untuk A-CDM, karena tanpa “information exchange” maka tidak akan tercipta
“colla boration”. Salah satu tujuan “collaboration” adalah untuk memungkinkan tersampaikannya fungsionalitas konsep dari
komponen . Setiap domain informasi akan disesuakian dengan persyaratan informasi yang spesifik di tingkat global dan bahkan
berpotensi di tingkat regional juga.

Sebagai contoh, Angkasa Pura II selaku operator Soekarno-Hatta menyediakan informasi penerbangan secara realtime, rencana
lokasi parkir bagi pesawat dan gate keberangkatan penumpang secara realtime, dan status koordinasi di dalam proses A-CDM itu
sendiri.

Sementara itu maskapai menyediakan rencana penerbangan secara realtime termasuk jenis pesawat, jumlah penumpang dan
sebagainya. Maskapai juga menyediakan informasi mengenai target waktu pesawat siap beranjak dari tempat parkir (Target Off-
Block Time/TOBT) untuk diberangkatkan. Ini berarti proses taxiing pesawat, dan gerbang kedatangan dan keberangkatan dapat
dikelola dengan lebih baik, mengurangi keterlambatan, pada kenyataannya pemodelan awal menggunakan A-CDM menunjukkan
waktu taxi dapat dikurangi sekitar 7 persen, atau satu menit per pesawat dalam periode sibuk puncak yang menambah penghematan
besar dengan sangat cepat, Ketika dikombinasikan dengan manajemen arus lalu lintas udara (ATFM), kedua proses membantu
menyeimbangkan permintaan terhadap kapasitas dan meningkatkan koordinasi operasional antara pemangku kepentingan
penerbangan, menciptakan Ini hanya dua, dari banyak, contoh bandara, maskapai penerbangan dan Penyedia Layanan Navigasi
Udara bekerja sama erat untuk meningkatkan efisiensi ruang udara dan mengurangi keterlambatan.Untuk itu dalam A-CDM ada 4
participant diantaranya ground handling,Airspace User,Airport Operator dan ANSP.

Tugas
- Ground Handling
Sebagai perpanjangan tangan dari Airport Operator namun juga untuk menjaga OTP.

- Airspace User (Airlines / Aircraft Carrier), ex : Lion, Garuda, dll


Memberi informasi berupa actual start-up request time (ASRT), calculated take-off time (CTOT), dan estimate off block time
(EOBT).

- Airport Operator, ex : Angkasa pura 1 dan 2


Memimpin dan mendukung berbagai kegiatan yang berhubungan dengan ACDM dan bertindak sebagai penghubung untuk
mengkoordinasikan kegiatan ACDM diantara berbagai operator dan pihak lain yang terlibat, selain itu juga dapat memberikan
informasi seperti terminal capacity, check in counter capacity, airport schedule, dll.

- ANSP (Air Navigation Service Provider), ex : AIRNAV


ANSP bertugas untuk memberikan informasi berupa airspace capacity dan runway capacity.

 Peran partisipan yang ada di dalam A-CDM adalah saling :


o Memberikan informasi dan menafsirkan informasi
o Memberikan informasi, termasuk memperbarui dan berbagi data karena pemrosesan yang dipicu oleh informasi
yang diterima
o Membuat keputusan dan membagikan hasil dari keputusan itu
o Mengeksekusi pada keputusn yang telah dibuat.
o Menyediakan layanan yang konsisten dengan keputusan yang telah dibuat
Dari Stakeholders diatas yang sudah disebutkan diatas mereka bekerja sama dengan keahlian di bidang masing-masing agar dapat
memberikan pelayanan seperti,Aeronautical Information , Flight & flow Information,Infrastructure status,Surveillance information
dan Meterogical Information. Tentu saja pelayanan tersebut harus melalui persetujuan,standarisasi data dan memiliki kualitas
informasi yang jelas.

peran informasi exchange - berbagi informasi adalah pusat dari proses kolaboratif, pertimbangan penting di bidang ini yang dibahas
adalah:
1. standar data - mengapa standar pada tingkat syntactic dan semantik diperlukan;
2. kualitas informasi – dampak kualitas informasi dibahas dengan pendekatan untuk mengurangi dampak, jika berlaku; Dan
3. lingkungan kolaboratif – bagaimana informasi untuk lingkungan kolaboratif mendukung kolaborasi;

seni yang menghitung process CDM dengan cara mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk menggambarkan proses CDM yang
diberikan tujuan untuk kolaborasi, termasuk:
1) aktor – yang berpartisipasi dalam kolaborasi;
2) peran dan tanggung jawab - fungsi apa yang dilakukan aktor dan bagaimana mereka berinteraksi;
3) persyaratan informasi - deskripsi persyaratan dan standar yang diberlakukan pada informasi yang
disalaherasi sebagai bagian dari interaksi di atas;
4) membuat keputusan - bagaimana keputusan dibuat; Dan
5) aturan - apa saja aturan yang membatasi perilaku;

contoh proses CDM saat ini dijelaskan, ini termasuk:

1) bandara dan permukaan CDM;


2) perencanaan operasi jaringan;
3) koordinasi penggunaan wilayah udara;
4) CDM di bawah cuaca buruk;
5) program manajemen lalu lintas khusus dan keamanan; Dan
6) penggunaan grup kerja kolaboratif dan alat.

A-CDM sangat penting untuk mengoptimalkan kapasitas ruang udara dan bandara udara guna pengoperasian
penerbangan yang lebih efektif dan efisien di Indonesia. Sebagai calon ATC, Jika kelak saya menjadi pemangku
kebijakan dari sisi ANSP saya akan terbuka dalam kolaborasi dengan unit terkait yang ada demi terwujudnya A-CDM yang
baik. Saya akan berusaha bertindak jujur dan memberikan informasi yang benar. Keputusan yang saya ambil harus netral,
tidak ada yang dirugikan dan dapat saya pertanggung jawabkan. Semoga pembelajar A-CDM yang diajar Oleh Mas Ari ini
dapat berlangsung terus sehingga dapat menciptakan para Calon Insan Penerbangan yang lebih baik. Manfaat yang didapat
setelah saya mendapatkan pembelajaran A-CDM Adalah saya dapat mengetahui dapat mengetahui ACDM adalah suatu
keharusan dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional semua operator bandara dengan mengurangi keterlambatan,
meningkatkan pelayanan demi kemajuan penerbangan dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya. Konsep ACDM
melibatkan implementasi serangkaian prosedur operasional dan proses otomatis. Tujuan ini akan dicapai melalui sharing
informasi waktu nyata antara informasi waktu nyata antar operator bandara, operator pesawat, maskapai penerbangan / ground
handler dan layanan lalu lintas udara. Dengan memiliki ilmu ini saya yakin saya bisa membangun masa depan dunia
penerbangan Indonesia menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai