Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizki Gustavo Mahardika

NIT : 31417020
Dosen : Ari Satria Saputra
Mata Kuliah : Collaborative Deccision Making

HARMONIZATION OF A-CDM AND ATFM

 ATFM (Air Traffic Flow Management)


Sebuah layanan yang didirikan dengan tujuan mengoptimalkan serta
mempercepat dan memperlancar arus lalu lintas udara, dengan menyeimbangkan
antara kapasitas (capacity) dan permintaan (demand)

 A-CDM (Airport Collaborative Decision Making)


Sebuah bentuk kerja sama atau kolaborasi antara para partner / stakeholder
guna menghasilkan pengambilan keputusan bersama untuk mencapai tatanan
operasional penerbangan yang efektif dan efisien tanpa mengabaikan keselamatan
penerbangan dengan memanfaatkan sharing information.

Sebagaimana kita tahu bahwa Asia Pasific merupakan yang paling tinggi dalam IATA’s
20-year Air Passenger Forecast Growth and change in passenger journeys by region
(% 2019-2039).

Namun, berdasarkan data IATA’s Economics Air Passenger Demand 2019* Infographic
of global air passenger volumes key figure in 2019 (10 February 2020), pertumbuhan
Capacity and Demand masih belum seimbang. Maka dari itu perlu dibuatnya suatu A-
CDM yang bisa mendorong optimalnya ATFM yang sudah ada.

Di Indonesia sendiri, ATFM / A- CDM berperan penting untuk memberikan operasi


penerbangan yang aman dan efisien berdasarkan pertumbuhan permintaan perjalanan
udara yang cepat dan karakteristik dari FIR Indonesia.

Key concept dari Harmonization of A-CDM dan ATFM diantaranya :

1. TRANSPARANSI
Transparansi mewajibkan operasi sedemikian rupa sehingga mudah bagi orang
lain untuk melihat tindakan apa, atau akan dilakukan, dan untuk memahami alasan di
balik tindakan tersebut. Jika semua stakeholder mengetahui rencana taktis dan
strategis untuk operasi bandara, mereka dapat secara proaktif mengurangi masalah
yang berkembang dan merevisi rencana individu dan kolektif mereka sesuai.

2. BERBAGI INFORMASI
Merupakan prinsip dasar bahwa data berkualitas dan informasi tepat waktu yang
dapat meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan pesawat harus dibagikan
kepada pihak terkait stakeholder. Harus disepakati bahwa data dan informasi harus
dibagikan ketika ada kebutuhan, serta manfaat dari memiliki informasi itu.

Tujuan dari konsep A-CDM adalah untuk:


 A-CDM sebagai dasar untuk memahami dan menghasilkan manfaat operasional
yang diinginkan bagi semua partner CDM dalam konteks bandara Australia.
 Dapat memahami tentang nilai tambah A-CDM untuk operasi Bandara
 Mendapat wawasan dan pemahaman tentang perubahan yang diperlukan pada
sistem dan prosedur untuk setiap partner bandara dapat mengatur pengambilan
keputusan mengenai konsep CDM

Tujuan dari pelayanan Air Traffic Flow Management (doc 9426) adalah :

 Menjaga ATC (Air Traffic Controller) dari overload (kelebihan beban) yaitu
dengan membatasi kapasitas yang ada.
 Membuat lalu lintas udara (traffic flow) menjadi optimal dengan penggunaan
terbaik dari kapasitas yang ada ketika permintaan (demand) meningkat atau di
perkirakan akan meningkat.
 Mengendalikan pergerakan pesawat dengan aman, teratur dan cepat sesuai
dengan kapasitas yang ada

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa perbedaan dari konsep ATFM dan A-CDM
namun keduanya sangat berkaitan dalam suatu operasional penerbangan dimana
integrasi data dari masing-masing konsep sangat berpengaruh pada keputusan yang
diambil. Adapun perbedaan dari A-CDM dan ATFM sebagai berikut:

Gambar: Comparasion ATFM vs A-CDM


Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa ATFM dan A-CDM memiliki
perbedaan dari sisi objektif di mana ATFM mengelola demand vs capacity di ruang
udara pada fase take off hingga landing. Sedangkan A-CDM meningkatkan
prediktabilitas dan mengoptimalkan sumber daya di bandar udara pada fase turnaround
sejak pesawat udara landing hingga take off.

Anda mungkin juga menyukai