Anda di halaman 1dari 21

Modulasi

Sudut/Eksponensial
(Bagian 2)
Outline
❑ Bandwidth Transmisi Sinyal FM
❑ Pembangkitan Sinyal FM
❑ Demodulasi Sinyal FM

2
Bandwidth Transmisi Sinyal FM

❑ Yaitu bandwidth yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sinyal FM agar


sinyal tidak terdistorsi.
❑ Sinyal dengan modulasi kontinyu eksponensial (modulasi sudut) memiliki
spektrum frekuensi sisi tak berhingga.
❑ Untuk mendapatkan sinyal dengan modulasi FM secara utuh diperlukan
bandwidth tak berhingga.
❑ Dalam praktis, bandwidth FM dibatasi untuk menghemat bandwidth
dengan tetap menjaga tingkat distorsi.
❑ Level spektrum frekuensi sisi terus menurun pada posisi semakin jauh
dari frekuensi carrier..
❑ Perlu ditetapkan nilai efektif bandwidth sinyal FM.
❑ Modulasi FM oleh single tone (sinyal sinusoidal) dengan frekuensi (fm)
memudahkan analisa untuk menentukan bandwidth FM.

3
Bandwidth Transmisi Sinyal FM…

❑ Dalam modulasi FM oleh sinyal sinusoidal, level frekuensi sisi menurun


cepat setelah Df.
❑ Pada b >> bandwidth FM mendekati 2Df.
❑ Pada b << bandwidth FM mendekati 2fm.
❑ Aturan pendekatan penentuan bandwidth FM dikemukakan oleh Carson
dan disebut Rumus Carson :
 1
BT  2Df + 2 f m = 2Df 1 + 
 b
4
Bandwidth Transmisi Sinyal FM…
❑ Cara lain menentukan bandwidth FM adalah dengan membatasi
komponen frekuensi sisi yang amplitudonya tidak kurang dari 1%
amplitudo carrier.
b 2nmax
BT = 2 nmax f m
0.1 2
nmax adalah n terbesar 0.3 4

yang memenuhi: 0.5 4


1.0 6
J n (b )  0.01
2.0 8
5.0 16
❑ nmax berubah sesuai
10.0 28
nilai b yang dapat 20.0 50
ditentukan dari fungsi Jn(b) 30.0 70

5
Bandwidth Transmisi Sinyal FM…

❑ Dengan cara ini BT dapat ditentukan dalam kurva dimana BT dinormalisasi


terhadap Df sebagai fungsi b.
❑ Disebut penentuan BT dengan universal curve.
❑ Pada b kecil bandwidth relatif lebih boros dibandngkan pada b besar.

6
Bandwidth Transmisi Sinyal FM…

❑ Bandwidth transmisi sinyal FM dengan pemodulasi m(t) menggunakan


rumus Carson:
 1
BT  2Df + 2W = 2 Df 1 + 
 D

W adalah komponen frekuensi tertinggi sinyal m(t).


D adalah deviation ratio sama seperti b pada modulasi FM single tone.

❑ Penentuan BT dengan Carson dipandang terlalu boros.


❑ Penentuan BT dengan kurva universal dinilai terlalu hemat.
❑ Sehingga pilihan BT dalam praktis adalah diantara kedua boundary
tersebut.

7
Pembangkitan Sinyal FM

❑ Secara prinsip ada 2 cara pembangkitan sinyal FM.


❑ Yaitu :
o Indirect FM
o Direct FM (VCO)
❑ Disebut indirect FM karena pembangkitan sinyal FM dilakukan dengan 2
tahap, yaitu:
o Pembangkitan narrowband FM
o Frequency multiplier
❑ Sedang pada metoda direct FM, tegangan sinyal m(t) langsung mengubah
frekuensi sinyal carrier.

8
Pembangkitan Sinyal FM…
❖ Indirect FM
s (t )

s ' (t )

❑ Crystal control digunakan karena memiliki stabilitas frekuensi yang baik.


❑ Frequency multiplier digunakan untuk menghasilkan wideband FM
dengan sifatnya sebagai perangkat nonlinier.

 
s (t ) = Ac cos 2f c t + 2 k f  m( ) d 
v(t ) = a1s (t ) + a2 s 2 (t ) + ... + an s n (t )  0 
f i (t ) = f c + k f m(t )

9
Pembangkitan Sinyal FM…
❖ Indirect FM…

❑ Skema sebuah multiplier.


❑ Frekuensi Midband dari band pass filter diset pada harga nfc sehingga
sinyal FM keluaran bandpass filter mempunyai bandwidth n kali
bandwidth sinyal s(t).

 
s ' (t ) = Ac cos 2 n f c t + 2 n k f  m( ) d 
'

 0 
f i ' (t ) = n f c + n k f m(t )

10
Pembangkitan Sinyal FM…
❖ Indirect FM…
❑ Contoh indirect FM. fc
f 2 − n1 f1 =
n2
n1 f1
b1 = 0.2
Narrowband Frequency Frequency
Integrator Phase Multiplier Mixer Multiplier
modulator n1 n2
Sinyal baseband,
100 Hz – 15 kHz Df1 = 20 Hz Sinyal FM,
f2=9.5 MHz fc = 100 MHz,
f1 = 0.1 MHz Df1 = 3 kHz Df = 75 kHz
Crystal Crystal
Controlled Controlled
oscillator oscillator

fc
f 2 − n1 f1 =
Df 75000 n2
n1n2 = = = 3750 n1 = 75; n2 = 50
Df1 20 100
9.5 − 0.1 n1 =
n2

11
Pembangkitan Sinyal FM…
❖ Indirect FM…

Keluaran Keluaran Keluaran Keluaran


phase multiplier mixer multiplier
modulator pertama kedua
Frekuensi 0.1 MHz 7.5 MHz 2.0 MHz 100 MHz
carrier (fc)
Frekuensi 20 Hz 1.5 kHz 1.5 kHz 75 kHz
deviasi (Df)

12
Pembangkitan Sinyal FM…
❖ Direct FM (VCO)
❑ Frekuensi sesaat dari sinyal carrier diubah langsung oleh tegangan sinyal
pemodulasi dengan menggunakan voltage controlled oscillator (VCO).

1
f i (t ) = C (t ) = C0 + DC cos (2 f m t )
2 ( L1 + L2 ) C (t )

f0
f i (t ) =
 DC 
1 + cos ( 2 f m t ) 
L1 L2  C0 
1
f0 =
2  C0 ( L1 + L2 )
Hartley C(t)
Capacitor
 DC 
DC  C0 f i (t )  f 0 1 − cos (2 f m t )
 2C0 

DC Df
=− f i (t )  f 0 + Df cos (2 f m t )
2C0 f0

13
Pembangkitan Sinyal FM…
❖ Direct FM (VCO)
❑ Untuk mendapatkan wideband FM dengan VCO dibuat rangkaian sebagai
berikut.
Voltage- Frequency Mixer Frequency Bandpass
m(t) controlled Multiplier Multiplier filter
Sinyal
oscillator
wideband FM
Fixed oscillator

❑ Kelemahan pembangkitan FM dengan VCO adalah memiliki frekuensi


carrier yang dihasilkan kurang stabil.
Sinyal FM
Voltage- frekuensi
m(t) controlled stabil
oscillator

Lowpass Crystal
filter and Frequency
Mixer oscillator
amplifier discriminator

14
Demodulasi Sinyal FM
❑ Proses untuk mendapatkan kembali sinyal m(t).
❑ Yaitu dengan cara membuat perangkat yang mempunyai karakteristik
transfer kebalikan dari modulator FM.
❑ Cara populer menggunakan frequency discriminator.
❑ Frequency discriminator mengubah frekuensi sesaat masukan menjadi
perubahan sesaat tegangan pada keluarannya secara proporsional.

s (t )

s1 (t )

Differentiat Detektor
or/slope Selubung
circuit
s1 (t )

15
Demodulasi Sinyal FM…
❑ Limiter

➢ Limiter adalah rangkaian non-linier yang


memiliki karakteristik saturasi pada
keluarannya.
➢ Fungsinya me-reject variasi selubung dengan
menjaga variasi fasa.

vin (t ) = R(t ) cos( c t +  (t ))


vout (t ) = KVL cos( c t +  (t ))

16
Demodulasi Sinyal FM…
❑ Differentiator/slope circuit ideal mempunyai fungsi transfer imaginer.

Frekuensi respon slope


Frekuensi respon slope
circuit ideal
circuit ideal ekivalen
lowpass

Komplemen frekuensi
respon slope circuit
ideal

17
Demodulasi Sinyal FM…
❑ Fungsi transfer slope circuit lowpass ekivalen:

  BT  BT B
~  j 4a  f + , − f T
H1 ( f ) =   2  2 2
0
 , lainnya

❑ Sinyal FM masukan:

 t
  t

s (t ) = Ac cos 2 f c t + 2 k f  m(t ) dt  s (t ) = Ac exp  j 2 k f  m(t ) dt 
~
 0   0 

❑ Keluaran slope circuit dalam bentuk transformasi Fourier:


~ 1 ~ ~
S1 ( f ) = H1 ( f ) S ( f )
2
 B ~ BT B
= j 2a  f + T  S ( f ), − f T
 2  2 2

~  d~
s (t ) 
s1 (t ) = a + j BT ~
s (t )
 dt 

18
Demodulasi Sinyal FM…
❑ Sinyal kompleks keluaran slope circuit dalam domain waktu:
 2k f   t

~
s1 (t ) = j BT aAc 1 + m(t ) exp  j 2k f  m(t ) dt 
 BT   0 

❑ Sehingga respon slope circuit yang diinginkan adalah:


s1 (t ) = Res1 (t ) exp ( j 2f c t )
 2k f   t

=  BT aAc 1 + m(t ) cos 2f c t + 2k f  m(t ) dt + 
 BT   0
2

❑ s1(t) bersifat hibrid artinya baik amplitudo maupun frekuensinya berubah


terhadap m(t). Namun dengan membatasi:
2k f
m(t )  1
BT

❑ Keluaran detektor selubung


~  2k f 
s1 (t ) = BT aAc 1 + m(t )
 BT 

19
Demodulasi Sinyal FM…
❑ Bias  BT aAc dihilangkan oleh slope circuit kedua H2(f) yang memiliki fungsi
transfer kebalikan dari slope circuit pertama H1(f). Balanced frequency
dicriminator
~ ~
H 2 ( f ) = H1 (− f )

❑ Sehingga respons
dari H2(f) menghasilkan:

 2k f 
s2 (t ) = BT aAc 1 − m(t )
 BT 

❑ Selisih dari kedua


slope circuit tersebut
adalah: Respon total
s0 (t ) = ~
s1 (t ) − ~
s2 (t ) fc − 4 BT fc − 2 BT fc + 2 BT fc + 4 BT

= 4  k f a Ac m(t )

20
Demodulasi Sinyal FM…
❑ Cara lain demodulasi FM adalah menggunakan Phase-Locked Loop (PLL).
❑ Selain untuk demodulasi FM, PLL digunakan untuk:
o Sinkronisasi
o Frequency division
o Frequency multiplication
o Indirect FM

21

Anda mungkin juga menyukai