Anda di halaman 1dari 4

Tugas Praktik Kewarganegaraan 9

Nama Kelompok :

Ahmad Jimly Hanif 04171007


Juan Novly Azareel 04171037
Risma Fitriyani 04171063
Dimas Aditya Candra Nugraha 04181027
Muhammad Andhika Tarangga Indrastata 04181051
Taufiq Arrahman 04181075

Kelas F Kewarganegaraan

Kelompok Praktikum Kewarganegaraan 1

Tahap Persiapan Bersama

Institut Teknologi Kalimantan

2020
Dalam alam demokrasi sekarang ini, ajakan bela negara dianggap tidak lagi menarik dan sudah
usang. Apakah warga negara muda perlu diikutkan wajib militer (wamil) ataukah tidak perlu? Atau dengan
alternatif lain, misalnya dengan pembekalan kesadaran bernegara dengan menjadi pembayar pajak yang
baik. Bagaimana menurut Anda? Lakukanlah debat publik untuk mendalami masalah tersebut. Bagi yang
setuju wamil, menjadi KELOMPOK PRO, bagi yang tidak setuju masuk KELOMPOK KONTRA. Bagi
Kelompok Kontra berikan alternatif lain tentang pengganti bela negara. Apakah membayar pajak dapat
digolongkan sebagai bentuk bela negara non fisik? Lakukan debat publik sesuai dengan prosedur secara
demokratis dan santun, dengan bimbingan dosen pengampu.
Hasil Diskusi
Kelompok Pro
Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi kenegaraan Indonesia.
Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna menjamin serta memperkuat kemampuan
bangsa yang bersangkutan baik dalam rangka mempertahankan kesatuannya, menghadapi ancaman yang
datang maupun mengupayakan sumber daya guna memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian,
ketahanan bangsa merupakan kemampuan suatu bangsa untuk mempertahankan persatuan dan
kesatuannya, memperkuat daya dukung kehidupannya, menghadapi segala bentuk ancaman yang
dihadapinya sehingga mampu melangsungkan kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa
tersebut.

Wajib militer adalah kewajiban bagi seorang warga negara berusia muda terutama pria, biasanya
antara 18 - 27 tahun untuk menyandang senjata dan menjadi anggota tentara dan mengikuti pendidikan
militer guna meningkatkan ketangguhan dan kedisiplinan seorang itu sendiri. Wamil biasanya diadakan
guna untuk meningkatkan kedisiplinan, ketangguhan, keberanian dan kemandirian seorang itu. Dasar
hukum pelaksanaan wajib militer ini tertera dalam Rancangan Undang-undang Komponen Cadangan
(Komcad), yang mana Komcad adalah pasukan cadangan militer, terdiri dari warga sipil yang mendapat
pendidikan militer dasar, dipersiapkan untuk mendukung militer sebagai komponen utama pada masa
darurat perang. Di masa damai, setelah mendapat pelatihan militer dasar atau selesai masa perang, Komcad
kembali menjadi warga sipil biasa. Dengan adanya RUU Komcad yang mewajibkan warga negara untuk
ikut wajib militer dalam hal implementasian bela negara dalam konstitusi Indonesia menimbulkan polemik
di masyarakat. Oleh karena itu kelompok kami (sisi pro) setuju terhadap adanya wajib militer ini maka
akan, pertama, membantu kekuatan pertahanan Negara dengan melibatkan warga negara sebagai
komponen cadangan dikarenakan posisi geografis Indonesia yang strategis, kedua menimbulkan rasa
patriotism, nasionalisme, serta kedisiplinan di masyarakat, ketiga, penerapan wamil sebagai bentuk bela
negara yang diwajibkan oleh UUD RI 1945.

Kelompok Kontra

Di beberapa negara telah menerapkan sistem Wajib Militer (Wamil) yang merupakan salah satu dari
bentuk bela negara, teapi kelompok kami kurang setuju akan hal ini jika diterapkan di Indonesia karena
dalam RUU Komcad menimbulkan kritik dan permasalahan, pertama, adanya pelanggaran hak asasi
manusia khususnya hak sipil yang mana setiap orang mempunyai hak untuk menolak untuk ikut wajib
militer, sedangkan dalam RUU Komcad apabila seseorang menolak wajib militer akan dikenakan sanksi
pidana. Kedua, pelaksanaan wajib militer akan memerlukan dana yang besar. Kebutuhan anggaran TNI saat
ini minimal Rp 100 triliun, padahal yang bisa dipenuhi pemerintah hanya Rp 33 triliun. Tentunya dengan
adanya wajib militer akan menambah jumlah biaya yang besar untuk penyediaan sarana dan prasarananya.

Maka dari itulah kelompok kami tidak setuju apabila diterapkannya Wajib Militer di Indonesia.
Adapun alternatif lain yang dapat dilakukan selain wajib militer dalam bentuk bela negara
yaitu :

1. Perda di setiap perusahaan mengadakan himbauan bela negara tiap seminggu sekali serta
menggunakan batik pada hari-hari penting seperti hari pahlawan, hari pendidikan dan
perayaan hari-hari penting lainnya.
2. Diadakan upacara penurunan bendera di setiap sekolah atau instansi pendidikan serta
pemerintahan, guna menumbuhkan rasa cinta terhadapat tanah air Indonesia serta
menghormati jasa-jasa pahlawan yang terdahulu
3. Memutar film pendek dan mengadakan nonton film bersama mengenai perjuangan jaman
dulu agar ingat, menghargai perjuangan sebelum"nya dan membuat rencana bela negara di
pertemuan itu
4. Menanamkan nilai nilai ideologi bangsa kepada masyarakat agar Kekhawatiran akan
adanya individu yang membentuk sayap militer yang berlawanan dengan ideologi pancasila
dapat di hindari.

Kemudian untuk pertanyaan apakah membayar pajak termasuk dari cara membela negara ?,
jawabannya iya karena peran serta warga negara dalam membayar pajak merupakan usaha pembelaan
negara untuk memberikan kontribusi tak langsung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pembangunan bangsa. Seperti kita tahu, pajak adalah sumber penerimaan terbesar untuk negara. Uang hasil
pajak dialokasikan untuk membiayai kegiatan rutin pemerintahan dan melanjutkan pembangunan. Tanpa
ada pembayaran pajak, negara secara ekonomi dan politik akan lemah. Oleh karena itu, membayar pajak
merupakan bentuk cinta tanah air dan rela berkorban dari masyarakat. Penerimaan yang berasal dari pajak
juga dapat menopang kedaulatan negara, kemampuan negara dalam mengelola negaranya tanpa campur
tangan pihak mana pun.
Daftar Pustaka
Marsella Ria, Putri Hialiatul Badaria H “Jurnal Sosial dan Budaya Syar-I, Penerapan Wajib Militer
di Indonesia Tahun 2015” (http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/2390)
https://majalahpajak.net/bayar-pajak-itu-wujud-bela-negara/

Anda mungkin juga menyukai