5.a Peta Jalan Sistem Pendidikan 2020 2035 - Kemendikbud
5.a Peta Jalan Sistem Pendidikan 2020 2035 - Kemendikbud
RAHASIA
PETA JALAN
PENDIDIKAN INDONESIA
2020 - 2035
MEI 2020
Daftar Isi
• Penerapan otomatisasi, AI (Artificial • Meningkatnya usia harapan hidup dan • Meningkatnya kebutuhan energi dan air
Intelligence), dan big data di semua usia lama bekerja dan berkurangnya sumber daya alam
sektor
• Tumbuhnya migrasi, urbanisasi, • Meningkatnya perhatian terhadap energi
• Konektivitas 5G yang memungkinkan keragaman budaya, dan kelas alternatif untuk melawan perubahan iklim
teknologi lainnya saling terhubung seperti menengah
• Upaya berkelanjutan pada isu lingkungan
kendaraan otonom, drones, dll.
• Meningkatnya tenaga kerja yang terus seperti plastik dan limbah nuklir
• Pencetakan 3D (3D printing), smart bergerak (mobile) dan fleksibel
wearables, augmented dan realitas maya
• Munculnya kepedulian konsumen
(virtual reality) (AR dan VR), dll.
terhadap etika, privasi, dan kesehatan
Pendidikan
Institusi banyak mendapat tekanan finansial
Banyak sekolah dan universitas mendapatkan tekanan finansial – salah satunya karena orang tua dan siswa meminta rabat dan
mendorong institusi untuk menurunkan biaya kuliah
Struktural Munculnya jenis Struktur organisasi, perusahaan, dan tipe pekerjaan baru banyak
pekerjaan baru muncul untuk mengakomodasi manusia dan teknologi yang berubah cepat
Tidak dibatasi Pekerjaan dapat dilakukan di mana saja dan dengan waktu yang fleksibel
struktur dan tempat Rasio pekerja tidak tetap meningkat (freelancer)
Akses dan
Data memberikan pemahaman lebih baik tentang perilaku dan kualitas
pengolahan data pekerja
semakin masif
• Australia: Membuat pendidikan • Kanada: Pembelajaran • Tiongkok: Model “1+x” • Korea Selatan: Proyek Brain
anak usia dini makin mudah disesuaikan dengan memungkinkan lembaga Korea 21 Plus untuk perguruan
diakses dan inklusif ketertarikan/kebutuhan siswa; vokasi dan perguruan tinggi tinggi ternama; infrastruktur
melibatkan pembelajaran menawarkan berbagai macam penelitian yang lebih baik dan
• Belanda: Tes di prasekolah berbasis pengalaman melalui sertifikat keterampilan kompetensi berbasis kreativitas
dihapus sepenuhnya dan proyek masyarakat di samping
digantikan permainan atau meningkatkan perangkat • Jerman: Pelatihan ganda • Singapura: Fokus pada
percakapan digital pendidikan vokasi (VET) pembelajaran berbasis
dengan 330 program pelatihan pengalaman, kursus khusus
• Tiongkok: • Finlandia: Kurikulum inti industri, perguruan tinggi
resmi
Mengimplementasikan berdasarkan bekerja dan otonomi, perangkat berbasis
kebijakan untuk mendorong interaksi secara kolaboratif, • Singapura: Meningkatkan teknologi dan inovasi, pedagogi
akses universal yang aktivitas kreatif, pengalaman sistem Institut Pendidikan fleksibel
menghasilkan kenaikan 50% emosional positif, dengan guru Teknis untuk mengembangkan
penerimaan siswa dalam 8 sebagai pengajar aktif dan keterampilan berteknologi • Tiongkok: Menarik siswa
tahun; bermain/permainan fasilitator pembelajaran. tinggi dengan memperkuat internasional, fakultas, dan
sebagai metode pedagogi kerja sama industri, kerangka partner untuk menambah
utama Perkembangan fleksibel keterampilan diplomasi dan transfer
pengetahuan
Pembelajaran berbasis proyek/penemuan,
Menjamin akses universal Kepemilikan dan keterkaitan Keterkaitan dengan industri (penelitian,
interdisipliner, dan campuran (blended)
Pembelajaran berbasis permainan dengan industri kurikulum, anggota fakultas)
Guru memfasilitasi dan menanamkan
daripada ‘bersekolah’ seperti magang, pengembangan Pembelajaran berbasis proyek,
kesenangan belajar
kurikulum, dan pelatihan guru interdisipliner (seni liberal)
Fokus pada kompetensi, keterampilan
Program micro-degree Program micro-degree
masa depan, dan pengembangan karakter
Jalur fleksibel antara perguruan tinggi Lebih banyak otonomi
dan vokasi Mobilitas dan kerja sama internasional
Sumber: Pencarian media
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 8
Sistem pendidikan Indonesia juga akan mengalami perubahan
1 3
Gambaran
Perekonomian pasar kerja
Indonesia Indonesia
yang berubah yang berbeda-
beda
Bagaimana
seharusnya
pendidikan Indonesia
menyesuaikan?
2 4
Perubahan
Visi
sosiokultural
dan demografi
Indonesia
Indonesia 2045
1. PDB Nominal; 2. Termasuk asuransi dan keuangan, Real Estat, Pemerintah dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan dan Bidang Sosial, dan lain-lain
Sumber: Bank Dunia, Reserve Bank of Australia, PBB, Economist Intelligence Unit, BPS, Kearney Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 10
2 Indonesia juga akan mengalami perubahan demografis yang signifikan
Periode
319 306 300 ‘bonus
313 296 demografis’
296 285 65+ terbatas yang
271
271 Kelas 30-64 tersisa
30% berpendapatan 256
33% Perdesaan 250 15-29
lainnya 239 37%
239 40% 0-14
40%
51% 43%
47% 200
50%
69%
81%
150
Kelas
70% berpendapatan 67% Perkotaan
60% menengah 63%
60%
57%
49% 53% 100
50%
31%
19%
2010 2020F 2030F 2040F 2045F 2010 2015 2020F 2025F 2030F 2035F 2010 2015 2020 2025 2030 2035
Belajar
Sepanjang
• Kurikulum dan program 2 Hasil Hayat
• Pola pikir dan ‘agen siswa’
pembelajaran Masyarakat maju
• Infrastruktur
• Pedagogi yang • Formal yang kompeten
• Penilaian
• Ekosistem
berkualitas • Informal dan sejahtera
• Nonformal
Distribusi
• Geografis 3 kualitas
• Budaya dan/atau sosioekonomi pendidikan
• Infrastruktur
• Pemerintahan yang
• Pembiayaan merata dan
inklusif
Prasekolah Rendahnya
kesadaran/ Kesadaran orang tua terhadap pentingnya perkembangan anak usia dini/masa emas rendah
persepsi
Terbatasnya
25% desa di Indonesia tidak memiliki pendidikan prasekolah
akses
Pendidikan Rendahnya “… setidaknya butuh 6 tahun bagi lulusan politeknik sebelum dipromosikan ke tingkat yang sama
Tinggi kesadaran/ dengan fresh graduate perguruan tinggi”
persepsi Direktur, Politeknik Manufaktur Astra
Rendahnya
Angka partisipasi kasar pendidikan tinggi hanya 11% di kelompok pengeluaran rumah tangga kuartil
kesetaraan
terendah; berkurang banyak dari 70% untuk tingkat sekolah menengah dan >60% pada kuartil tertinggi
akses
Skor PISA dan Peringkat (#; 2000-2018) OECD Indonesia Perundungan 41% siswa Indonesia dilaporkan
(% siswa; 2018) mengalami perundungan beberapa
525
kali dalam sebulan (vs. 23% rata-rata
475 OECD)
70% siswa berada di • Konsisten
425 +129 +122 sebagai salah
bawah kompetensi
Membaca 375 minimum satu negara 41% Siswa yang sering mengalami
2018 Peringkat: 72 dari 77 dengan perundungan memiliki skor 21 poin lebih
23% rendah dalam membaca1, merasa sedih,
1995 2000 2005 2010 2015 2020
peringkat
hasil PISA ketakutan, dan kurang puas dengan
hidupnya. Mereka juga memiliki
500 terendah
kecenderungan membolos sekolah
450 • Skor PISA
+139 +115 71% siswa berada yang stagnan
400
di bawah kompetensi dalam 10-15 Pola pikir untuk Hanya 29% siswa Indonesia setuju
Matematika350 minimum tahun terakhir
2018 Peringkat: 72 dari 78 berkembang bahwa ‘kepandaian adalah sesuatu
• Namun (% siswa; 2018) yang bisa berubah banyak’ (vs. 63%
1995 2000 2005 2010 2015 2020 demikian, rata-rata OECD)
selisih skor
500
dengan rata- 63% Siswa dengan pola pikir berkembang
450 rata skor memiliki skor 32 poin lebih tinggi dalam
+101 +93 60% siswa berada di 29%
OECD sudah membaca1, mengekspresikan ketakutan
400 bawah kompetensi sedikit terhadap kegagalan yang lebih rendah,
Sains minimum lebih termotivasi dan ambisius, menjadikan
2018 Peringkat: 70 dari 78 meningkat
pendidikan sebagai hal yang penting
1995 2000 2005 2010 2015 2020
Kurikulum memiliki materi yang terlalu banyak, tidak ada “Kurikulum tidak cukup praktis dan operasional
Kurikulum yang kaku dan berbasis ruang untuk memahami materi, melakukan refleksi untuk diterjemahkan oleh guru ke dalam materi
materi pembelajaran, dsb. pembelajaran dan aktivitas di dalam kelas”
Kepala Sekolah, Kolese Kanisius
SD 54,8% 6.920
6.376 6.276 6.346 6.438
5.914 640 1.018
1.016 824 810
766
3.752
SMP 58,6% 509
5.360 5.452 5.536 5.798 5.902
5.148
3.243
SMA 62,3%
Bali
50,9% 15,5
NTT, NTB
SD 27% 54% 9% 10% 1.063
Jawa 59,9% 96,4
Papua
4% 24,8% 10,0
Maluku
SMA 45% 46% 163
5%
Sulawesi 43,7% 23,4
2%
SMK 48% 48% 166
3% Sumatra 52,2% 53,0
Kalimantan Kesenjangan
Sumatra • B. Indonesia (I) 49,0 -6% Pemerintahan
• I 48,0 -8% • Matematika (M) 39,5 -8%
Sulawesi
• M 39,2 -9% • IPA (S) 43,0 -5%
• I 46,4 -11%
• S 42,5 -6%
• M 37,7 -12% Papua dan Maluku
• S 41,3 -9% • I 46,7 -11%
Besarnya ketimpangan hasil belajar antara Pulau Jawa dan daerah lainnya di Indonesia
Norwegia Rata-rata OECD Total Biaya: ≤ 3.5% > 3.5% and < 4.7% ≥ 4.7%
6.0 (Pengeluaran Sektor Swasta)
OECD Non-OECD
Finlandia Islandia
5.5
Belgia
5.0 Swedia
Israel
Austria Selandia Baru
4.5 Rata-rata OECD Perancis Belanda
Kanada UK
(Pengeluaran Pemerintah) Portugal Meksiko Korea Selatan USA Australia
4.0 Polandia
Turki Kolumbia
Jerman
3.5 Italia Spanyol
Yunani Chili
Luksemburg Irlandia
3.0 Jepang
Indonesia Rusia
2.5
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3
Sumber: OECD
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 26
Indonesia perlu meningkatkan kontribusi investasi sektor swasta untuk
pendidikan
Rendahnya total pembiayaan pendidikan
Swasta
Komponen Anggaran Nasional Pembiayaan Pendidikan Pemerintah
(IDR Tn (%); 2015) (% of PDB; 2015)
5,0%
0,9%
Pada tahun 2019, anggaran
3,4% pendidikan nasional telah
0,4% meningkat menjadi IDR 493 T
Lain-lain 1.689 Pendidikan (~25% meningkat dari 2015)
404
(80,7%) (19,3%) 4,1%
Selisih ~Rp250 T (1,1% PDB)
3,0% vs. rata-rata OECD
vs. Rata-rata
OECD :
~10,9%
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 29
SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Berakhlak Kebinekaan
Mulia Global
Gotong
Mandiri
PELAJAR Royong
PANCASILA
Bernalar Kreatif
Kritis
Pengembangan SDM unggul harus bersifat holistik dan tidak terfokus kepada kemampuan kognitif saja
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 30
MERDEKA BELAJAR
Pendidikan Berkualitas
Seluruh pemangku
bagi Seluruh Rakyat
kepentingan Keluarga Masyarakat
pendidikan (termasuk Indonesia
Organisasi Penggerak, Perusahaan
siswa) menjadi agen Teknologi Edukasi, dll.
Dunia Usaha/
perubahan serta Guru
Industri
memberikan pengaruh Institusi
Pendidikan
dan dukungan
sepenuhnya
“Sekolahkan Anak Indonesia” “Dorong Pembelajaran Siswa” “Tidak Ada Anak yang Tertinggal”
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 31
MERDEKA BELAJAR: Sistem pendidikan untuk membangun kompetensi utama
Kategori Situasi sekarang Arahan di masa depan
Guru
• Guru sebagai pelaksana kurikulum • Guru sebagai pemilik dan pembuat kurikulum
• Guru sebagai sumber pengetahuan satu-satunya • Guru sebagai fasilitator dari berbagai sumber pengetahuan
• Kualifikasi sebagai penentu kualitas • Kompetensi dan tujuan sebagai penentu kualitas pengajaran
• Pelatihan guru berdasarkan teori • Pelatihan guru berdasarkan praktik
• Kinerja guru dinilai berdasarkan daftar persyaratan/ • Kinerja guru dinilai secara holistik
administratif
Sistem
Penilaian
• Penilaian bersifat sumatif/ menghukum • Penilaian bersifat formatif/ mendukung
• Standardisasi penilaian • Penilaian berdasarkan portofolio
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 35
1Membentuk sekolah penggerak untuk memelopori inisiatif Merdeka Belajar melalui
pembimbingan, dukungan rekan, dan pemberdayaan teknologi dalam ekosistem sekolah
Peta Jalan Peningkatan Sekolah
Pendekatan berbeda berdasarkan kesiapan sekolah di daerah, tingkat perkembangan, dan kerja sama
Pilot project Sekolah penggerak:
dengan ~100 Dukungan dan
otonomi untuk pembimbingan untuk Pembiayaan dan
sekolah sekolah, guru terhadap Pusat inovasi untuk Pembimbingan guru otonomi yang lebih
penggerak di pedagogi dan kurikulum, pedagogi, untuk 7– 10 sekolah 7--10 sekolah dengan besar untuk
provinsi yang kurikulum, termasuk kinerja rendah; berbagi pemerintah daerah
dan manajemen dengan kinerja
kegiatan layanan untuk yang berkomitmen dan
“Break the mendukung ekstrakurikuler/
sekolah rendah manajemen data dan memiliki kinerja tinggi
ceiling” olahraga analisis
Fokus membentuk siswa yang berakhlak mulia, • Panutan untuk sekolah lain dalam hal akuntabilitas dan
mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong transparansi
royong, berkebhinekaan global
10.000 • Pelaporan yang didukung oleh teknologi
Sekolah Penggerak
Kepala Sekolah dan Guru Kurikulum
Keluarga
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 37
2Meningkatkan kualitas guru melalui transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG)
untuk menghasilkan guru generasi baru
Output:
Ujian Seleksi Masuk Program PPG Baru Ujian Kelulusan PPG
Guru Generasi Baru
Portofolio Digital
Calon guru
Selama proses pelatihan, pertumbuhan guru akan didukung oleh platform guru, sebuah komunitas kelompok belajar
yang dikelola oleh komunitas guru penggerak
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 38
2 Dua prinsip utama yang menjadi landasan strategi peningkatan kualitas guru
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 39
2 Generasi baru kepala sekolah dipilih dari guru-guru terbaik
Kepala
Pengawas
Sekolah
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 40
3 Membangun platform teknologi untuk mendorong kolaborasi pemangku
kepentingan, meningkatkan keefektifan pembelajaran melalui pendekatan fleksibel
Platform Pendidikan Nasional (bentuk final)
Kepala Otoritas Pembuat
Siswa Guru Industri
Sekolah Pendidikan Daerah Kebijakan
1
JAMINAN AMAN – Aplikasi resmi untuk pembelian barang
dengan proses pembelian sesuai dengan peraturan yang ada
3
REKOMENDASI PINTAR – Rekomendasi pembelian barang
dan jasa sesuai dengan asesmen kebutuhan sekolah
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 43
3 Pendidikan yang berbasis teknologi memerlukan sarana dan prasarana yang
memadai di setiap sekolah
Rencana dukungan sarana dan prasarana teknologi
Ketersediaan perangkat
Memastikan setiap sekolah memiliki komputer dan infrastruktur
belajar
pendukungnya
(Equipment availability)
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 44
Menyesuaikan kurikulum, pedagogi, dan metode penilaian untuk menanamkan
4
kompetensi yang tepat dalam diri generasi masa depan
• Fokus pada kebahagiaan secara holistik • Berorientasi pada kompetensi/hasil
• Konten yang disederhanakan • Dikembangkan bersama industri dan ahli
Kurikulum • Pembaharuan berkala • Kerangka kerja untuk sekolah/guru
didukung oleh
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 45
4 Kurikulum yang disederhanakan, fleksibel, dan berorientasi pada kompetensi
Kurikulum saat ini Kurikulum yang disederhanakan
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 46
4 Personalisasi dan segmentasi pembelajaran berdasarkan asesmen berkala
Tahapan:
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 47
4Asesmen Kompetensi Minimum mengukur kinerja sekolah berdasarkan literasi &
numerasi siswa, kompetensi inti untuk tes internasional seperti PISA, TIMSS, dan PIRLS
Karakteristik AKM: Implikasi:
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 48
4 Contoh soal AKM yang menguji kemampuan bernalar: Numerasi
Numerasi
49
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 49
4 Contoh soal AKM yang menguji kemampuan bernalar: Literasi
Literasi
Pertanyaan Jawaban
50
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 50
4 Survei Karakter dan Lingkungan Belajar mengukur aspek-aspek non-kognitif untuk
mendapatkan gambaran mutu pendidikan secara holistik
Survei Karakter Survei Lingkungan Belajar
(untuk siswa) (untuk guru dan kepala sekolah)
● Tujuan pendidikan melingkupi tumbuh kembang siswa ● Survei Lingkungan Belajar mengukur kualitas iklim kelas
secara holistik, tidak hanya kompetensi kognitif dan sekolah yang mendukung kegiatan belajar
● Survei Karakter melengkapi AKM untuk mengukur hasil ● Survei ini dilakukan pada siswa, guru, dan kepala sekolah
belajar siswa yang bersifat afektif dan motivasional ● Lingkungan sekolah harus bebas dari hal-hal yang
● Mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, misalnya: mengancam keamanan psikologis yang menjadi prasyarat
○ Penghargaan akan perbedaan utama proses belajar siswa
○ Keterampilan kolaborasi ● Juga mengukur faktor-faktor guru dan kepala sekolah yang
○ Minat dan kepedulian pada isu-isu sosial menentukan kualitas hasil belajar:
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 51
4 Sistem pendidikan publik New Delhi mengalami reformasi melalui ‘kurikulum
kebahagiaan’ seiring dengan program pelatihan guru dan pembimbingan
Studi Kasus: New Delhi, Sistem Pendidikan India
1 ‘Kurikulum Kebahagiaan’ 2 Pelatihan guru dan pembimbingan
Mencari kebahagiaan dalam diri, alih-alih mencari Pelatihan internasional
kebahagiaan eksternal lebih dipilih, bergantung
pada ketersediaan
Memungkinan untuk sumber daya
melalui peningkatan 1.050 guru akan dipilih
melakukan eksplorasi,
kesadaran serta perhatian untuk mengikuti Rombongan awal yang
mencari pengalaman,
dan memperdalam pelatihan sebagai terdiri atas 200 guru
dan mengekspresikan
kegiatan belajar ‘guru pembimbing’ telah dilatih di
kebahagiaan
Singapura dan
beberapa pusat pelatihan
Untuk memahami kebahagiaan dalam negeri
dalam diri, hubungan, dan
masyarakat
Pembelajaran
Berbasis
Kreatif
Didukung Kolaboratif Pengalaman
Pengaturan ruang kelas
Aman dan Teknologi Pembelajaran
langsung dan
yang dapat
disesuaikan,
Inklusif Kelas digital dengan akses
internet, komputer untuk
Kemudahan mengatur
ruang kelas menjadi bermakna melalui kebebasan untuk
Fasilitas darurat/tanggap eksplorasi, interaksi menyesuaikan tata
setiap anak, akses kelompok-kelompok
bencana, bebas pembelajaran daring, dengan lingkungan letak, dekorasi sesuai
untuk memfasilitasi
kerusakan perangkat kolaborasi dan masyarakat kebutuhan/preferensi
pembelajaran
daring yang siswa atau guru untuk
Fasilitas ramah kelompok dan proyek
memungkinkan Banyak peluang untuk mengasah kreativitas
disabilitas pembelajaran sesuai untuk membangun kerja
kecepatan masing- tim, empati, menyelesaikan
Lingkungan bebas masing dan meniru kepemimpinan masalah dunia nyata
perundungan/ skenario kerja nyata
diskriminasi
Retribusi CSR
Pendidikan
Pembelajar dapat bertransisi dari Pendidikan Vokasi ke Pendidikan Akademik (dan sebaliknya) dengan pengakuan kredit/capaian
Akademik pembelajaran dan pengalaman kerja/profesional (RPL), untuk meningkatkan jenjang pendidikannya
Skema fleksibilitas jalur nonlinear (seperti sistem Multi Entry, Multi Exit) akan diberikan kepada pembelajar vokasi yang ingin bertransisi ke
tingkat lanjut, pendidikan akademik, atau industri (dan sebaliknya)
1
Berdasarkan IKU (Kontrak
Performa PTN akan dievaluasi berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
Kinerja) antara Kemendikbud
menjadi kontrak kinerja antara PTN dan Kemendikbud
dengan PTN
Bantuan operasional akan dihitung berdasarkan bobot atau multiplier pencapaian IKU
2
“Matching Fund” terhadap PTN berkesempatan untuk menerima dana tambahan apabila PTN tersebut dapat
pendanaan non-APBN yang meningkatkan penerimaan dari sumber dana non-Pemerintah (misalnya kerjasama
berhasil diperoleh oleh PTN industri atau donasi alumni)
Formula pendanaan akan dibuat secara progresif (mempertimbangkan kondisi awal
masing-masing PTN) dan memiliki jumlah maksimum (ceiling)
3
“Competitive Fund” atau dana PTN akan diberikan kesempatan untuk membuat proposal tentang proyek aspirasi
untuk proyek aspirasi yang atau rencana yang akan mereka jalankan (dan memiliki dampak terhadap kualitas
menjadi rencana PTN pembelajaran dan/atau otonomi PTN)
Dana yang dapat diperoleh PTN di kategori ini bersifat terbatas (kompetitif) dan akan
diberikan kepada proyek terbaik yang memiliki dampak terbesar
1 Persentase lulusan yang lulus dalam 1 tahun terakhir dan pernah bekerja selama 0-6
bulan, melanjutkan studi, atau menjadi wiraswasta Mendorong kualitas, kesejahteraan,
Kualitas lulusan 2 Rata-rata penghasilan per bulan bagi lulusan yang baru mulai bekerja dan relevansi lulusan PTN terhadap
kebutuhan lapangan kerja
3 Persentase lulusan Program Sarjana setahun terakhir yang menghabiskan paling tidak 1
semester di luar kampus
5 Presentase program studi (prodi) yang melakukan kerjasama1 dengan mitra perusahaan,
organisasi nirlaba, institusi multilateral, atau universitas kelas dunia
6 Persentase mata kuliah yang diajarkan dan/atau dievaluasi oleh praktisi (pelaku industri) Untuk semakin meningkatkan
Kualitas kurikulum
7 Persentase prodi yang memiliki akreditasi dan/atau sertifikasi internasional yang diakui relevansi kurikulum dengan dunia
dan pembelajaran kerja dan standar internasional
8 Jumlah publikasi yang merupakan hasil kemitraan dengan QS top 100 World
Universities/ QS top 20 World Universities by Subject
9 Persentase hasil riset yang digunakan oleh industri/ masyarakat/ kebijakan Pemerintah
1. Kerjasama dapat berupa PKS/ MOA dengan mitra tentang pengembangan kurikulum, magang, penyerapan lulusan, pendirian prodi, dosen tamu praktisi, dan
pelatihan dosen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 64
9 Untuk meningkatkan hubungan dengan dunia kerja, mahasiswa didorong untuk
belajar di luar program studi mereka selama 3 semester dari 8 semester pendidikan
Mahasiswa memiliki hak 3 semester untuk mendapatkan pengalaman
di luar Prodinya:
5 3 Kampus mengajar
Kegiatan mengajar di SD atau SMP, baik di daerah
terpencil maupun perkotaan
Total semester Jumlah Program Semester Proyek Aktivitas sosial yang didedikasikan untuk organisasi
untuk lulus semester di Studi berbeda di luar 8 kemanusiaan sosial lokal atau multinasional
Program di kampus kampus
Studi asal asal
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 65
9 Tiongkok mengembangkan kebijakan dan peta jalan pendidikan tinggi yang
komprehensif untuk memperkuat 100 Perguruan Tinggi teratasnya
Studi Kasus: Diferensiasi Pendidikan Tinggi Tiongkok
Lembaga berasal dari 100 universitas di abad ke-21;yang akan dikembangkan menjadi kelas dunia,
misalnya melalui pertukaran internasional, pengembangan bakat
Pemerintah • Bertanggung jawab untuk melatih mayoritas mahasiswa doktoral, 2/3 mahasiswa pascasarjana, dan
1/3 sarjana
Tiongkok
mendorong
1 2 3 4
diferensiasi
misi yang Lembaga
Lembaga Institusi Perguruan tinggi
selanjutnya penelitian dan pengajaran kejuruan terutama
penelitian yang menyediakan
memungkinkan pengajaran terutama
perguruan tinggi gelar associate 2/3
perguruan tinggi mengajar dengan
Institusi "985" tahun
~ 39 perguruan tinggi "211" sedikit penelitian ~1.327 perguruan
Pendidikan ~112 perguruan ~1.090 perguruan
tinggi
Tinggi tinggi tinggi
memenuhi
kebutuhan pasar
Nama lembaga berasal dari tanggal pengumuman, Mei 1998. Pemerintah
tenaga kerja Tiongkok berkomitmen mengalokasikan dana untuk memilih perguruan tinggi
untuk membangun pusat penelitian baru, mengadakan dan menghadiri
konferensi internasional, menarik fakultas terkenal di dunia, dll.
Statistik Institusi
11 perguruan tinggi masuk
Pendidikan 48% angka partisipasi 60.000 lulusan doktor 428.000 publikasi
>30 Juta mahasiswa dalam Top 100 QS World
kasar (2018) (2018) penelitian University
Tinggi Tiongkok
Sumber: Cai, Y., & Yan, F. (2017). Higher Education and University; Pencarian media
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 66
10 Meningkatkan kredibilitas dan mekanisme akreditasi melalui proses berbasis data dan
secara sukarela, peningkatan keterlibatan masyarakat, dan perbandingan global
Prinsip akreditasi pada masa depan
Jenjang Kondisi pada 2019 Kondisi Akhir
• Kewajiban akreditasi setiap 4 tahun • Akreditasi otomatis dan berbasis data
Prasekolah – Beban administrasi tinggi untuk sekolah (mulai 6 bulan – Beban administratif rendah untuk sekolah
serta sebelumnya) – Persyaratan sumber daya proses audit yang rendah dikarenakan
Pendidikan – Persyaratan sumber daya proses audit yang tinggi karena minimnya kunjungan dan persyaratan dokumen
kewajiban berkunjung dan pengkajian dokumen oleh penilai
Dasar dan
• Standar berbasis pemerintah • Kombinasi antara standar pemerintah dan standar berbasis komunitas
Menengah
• Standar ‘one-size fits all’ dan fokus pada aspek administratif • Standar fokus pada hasil (misalnya peningkatan hasil penilaian/survei)
berdasarkan konteks sekolah
• Akreditasi internasional tidak diakui • Beberapa akreditasi internasional terpilih diakui setara dengan akreditasi
nasional
• Kewajiban akreditasi setiap 5 tahun • Hanya akreditasi secara suka rela dengan pengawasan/jaminan kualitas ketat
Pendidikan – Beban administrasi tinggi untuk perguruan tinggi hingga mulai 1 dari pemerintah untuk memastikan standar minimum terpenuhi
Tinggi tahun sebelumnya – Beban administratif yang lebih sedikit untuk perguruan tinggi
– Persyaratan sumber daya proses audit yang tinggi karena – Persyaratan sumber daya proses audit yang rendah karena minimalnya
kewajiban berkunjung dan kajian dokumen oleh penilai kunjungan dan persyaratan dokumen
• Standar berbasis pemerintah • Standar berbasis komunitas (meliputi industri, asosiasi, dsb.)
• Pembentukan LAM yang kredibel dan mengacu pada standar dan praktek
internasional
• Standar ‘one-size fits all’ yang didesain oleh Kementerian dan Badan • Standar yang fokus pada hasil (misalnya tingkat gaji rata-rata lulusan, tingkat
Akreditasi Nasional (BAN-PT) angkatan kerja, dan hasil survei kepuasan siswa/pemangku kepentingan)
• Akreditasi internasional tidak diakui • Beberapa akreditasi internasional terpilih diakui setara dengan akreditasi
nasional
Otonom:
Yang paling mengerti kebutuhan SDM dan
operasional sekolah adalah warga sekolah sendiri, Manajemen anggaran berbasis sekolah:
namun saat ini perekrutan SDM sekolah tergantung meningkatkan otonomi sekolah dalam
pada formasi pemerintah pusat dan daerah penggunaan anggaran, baik untuk SDM maupun
kebutuhan operasional
Transparan:
Pemerintah pusat sulit memastikan dan menjaga Menyediakan platform teknologi tunggal untuk
kualitas barang dan jasa yang dibeli oleh sekolah pembelanjaan sekolah non-tunai (cashless) untuk
barang & jasa yang sudah terjaga kualitasnya
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 69
MERDEKA BELAJAR: Target untuk 15 tahun ke depan (1/2)
Prasekolah: 77,5%; SD: 100%; Prasekolah: 80%; SD: 100%; Prasekolah: 85%; SD: 100%;
Angka Partisipasi Kasar
SMP: 100%; SMA: 95% SMP: 100%; SMA: 100% SMP: 100%; SMA: 100%
Lulusan yang mendapatkan pekerjaan • SMK: 80% • SMK: 82% • SMK: 85%
(termasuk yang melanjutkan pendidikannya) • Pendidikan tinggi vokasi: 80% • Pendidikan tinggi vokasi: 82% • Pendidikan tinggi vokasi: 85%
dalam 1 tahun setelah kelulusan • Pendidikan tinggi: 80% • Pendidikan tinggi: 82% • Pendidikan tinggi: 85%
1. Daerah 3T: daerah yang paling tidak berkembang, terluar, & dekat dengan perbatasan negara
2. UMR: upah minimum regional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 71
Untuk memastikan Kebijakan Merdeka Belajar tetap berlanjut dan semua target akan
tercapai 15 tahun ke depan, ada beberapa prinsip keberlanjutan yang kami terapkan
Prinsip keberlanjutan
1 Mencapai ~20% massa yang kritis (critical mass) pada semua perubahan kebijakan (contoh: 20% sekolah akan
menjadi sekolah penggerak) dan memastikan kondisi yang baik bagi sistem pendidikan untuk beroperasi secara
mandiri
3 Merevisi berbagai peraturan perundangan (saat ini yang sedang berjalan adalah UU Sisdiknas – Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional) agar para pemangku kepentingan Pendidikan dapat melanjutkan kebijakan ini
4 Mengintegrasikan peran pihak ketiga dalam sistem pendidikan, misalnya dunia industri dalam perguruan tinggi
Sumber: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 72
Perubahan struktural yang disebabkan pandemi COVID-19 akan semakin mendorong
percepatan pelaksanaan beberapa inisiatif dalam peta jalan ini
Perubahan struktural Inisiatif yang perlu dipercepat
Perlu dipercepat