Anda di halaman 1dari 11

(Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.

1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005) 53

Diterima : 8-5-2020 Revisi : 21-6-2020 Dipublikasi : 25-6-2020

HARMONISASI DALAM KOMUNIKASI GURU DAN SISWA


DI ERA MILENIAL MELALUI BAHASA INDONESIA DAN
BAHASA TUBUH YANG BERETIKA

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah

Universitas Dr. Soetomo


Jl. Semolowaru no 84 Menur Pumpungan, Kota Surabaya, Indonesia
Poe-el : hettypurnamasari4827@gmail.com

Abstract

Efforts have been made to improve the quality of education and develop the
character and culture of the nation, especially by educators. The phenomenon of
Indonesian people's lives which shows the weakening of the character and culture
of the nation which has been believed to have been a characteristic of the Indonesian
Nation. Related to this, the problem of a teacher in guiding and fostering their
students is very complex. This happens because of many phenomena, one of which
is the rise of global culture and the lifestyle of Pop Culture, life tends to be
hedonist. People who do not follow this lifestyle will feel inferior. This phenomenon
is considered as the impact of the current of globalization which is no longer
possible to stem.

Keywords : global culture, pop culture

Abstrak

Usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan karakter dan


budaya bangsa telah banyak dilakukan, terutama oleh para pendidik. Fenomena
kehidupan masyarakat Indonesia yang menunjukkan semakin lemahnya karakter
dan budaya bangsa yang selama ini diyakini telah menjadi ciri khas Bangsa
Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, permasalahan seorang guru dalam
membimbing dan membina anak didiknya sangatlah kompleks. Hal ini terjadi
karena banyak fenomena, salah satunya maraknya budaya global dan gaya hidup
budaya pop, kehidupan cenderung hedonis. Masyarakat yang tidak mengikut gaya
hidup demikian, akan merasa sebagai inferior. Fenomena ini dianggap sebagai
dampak dari arus globalisasi yang sudah tidak mungkin dibendung lagi.

Kata-kata Kunci : budaya global, budaya pop

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
54 (Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005)

PENDAHULUAN
Generasi Milenial dikenal sebagai generasi Y, adalah kelompok
demografi setelah generasi X. Tidak ada batas yang pasti untuk awal dan akhir
dari kelompok ini. Generasi Millenial adalah generasi muda yang berumur 17-
37 th pada tahun ini.

Ciri-ciri generasi ini adalah kegiatan yang baik dan bahkan


lebih percaya pada pengalaman dari menghasilkan, seperti adanya
pada iklan, lebih memilih ponsel penjualan On Line, adanya Gojek,
dibanding TV, wajib mempunyai Gocar, Gofood, Gosend dan Go
Medsos, mulai banyak melakukan yang lain. Generasi ini sudah
transaksi secara cashless, kurang demikian bersahabat dengan HP,
suka membaca secara konvensional, medsos dan beberapa aplikasi,
lebih paham teknologi dibanding termasuk ruang guru yang
orang tuanya, cenderung tidak dianggap jauh lebih murah, lebih
loyal, namun bekerja efektif efektif dan ada embel-embel “lebih
(Cornelia, 2017). Dengan demikian, gaul”. Belajar bahasa asing dan
pada generasi ini akan membentuk tuntunan ibadah semua bisa dipejari
sebuah komunitas yang tidak terlalu melalaui aplikasi. Gaya hidup gaul
dekat dan loyal, karena dunia dan dianggap sebagai sebuah prestise
kehidupannya lebih dekat dengan yang layak dijaga agar bisa
sebuah benda yang justru dianggap terterima di lingkungan yang
Dewa. Tetapi memutus kedekatan diinginkannya.
tersebut dengan cara ekstrem akan Menghadapi generasi Millenial
menimbulkan permasalahan baru. harus lebih masuk pada dunia
Namun demikian, tidak berarti bisa mereka, karena mereka mempunyai
mengikuti semua apa yang dunia yang unik jika dibandingkan
dikehendaki oleh siswa yang dengan generasi sebelumnya,
keblinger dengan gaya hidup era karena dampak dari kemajuan
millennial. Tetapi orang tua dan teknologi. Ada kesan generasi
guru bisa mengarahkan dan sebelumnya lebih sopan, dan etis
memanfaatkan sarana canggih disbanding generasi
tersebut untuk sebuah upaya
A. Potret Bahasa Indonesia di Era
kehidupan yang lebih baik. Tugas-
Millenial
tugas bisa memanfaatkan aplikasi
Bahasa Indonesia merupakan
atau HP untuk memancing
bahasa nasional yang memiliki jiwa
kreativitas siswa berbuat lebih.
mempersatukan budaya bangsa
Namun demikian, banyak
Indonesia. Pembelajaran Bahasqa
generasi millennial yang mampu
Indonesia memiliki peranan yang
berprestasi dan mampu
sangat penting bukan hanya untuk
memanfaatkan sarana untuk sebuah
membina ketrampilan komunikasi

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
(Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005) 55

melainkan juga untuk penguasaan Bahasa Indonesia bukan


ilmu, komunikasi dengan berbagai sekedar alat komunikasi atau tutur
generasi. Dalam pembelajaran kata. Bahasa ikut menggambarkan
bahasa Indonesia dan mata budaya dan jati diri bangsa, budaya
pelajaran yang lain, pendidikan daerah dan pribadi tertentu.
karakter dapat diintegrasikan dalam Terutama dalam ekspresi karakter
proses pembelajaran itu sendiri. pribadi yang dipengaruhi oleh
Selain itu, pengintegrasian kompleksnya permasalahan. Dalam
pendidikan karakter dapat melalui Bahasa Indonesia terdapat
komunikasi yang harmonis antara perbedaan ketika berbicara dengan
siswa dengan guru dan tendik, dan teman sebaya, orang yang lebih tua,
siswa dengan orang tua dan guru dan orang tua. Sering untuk
lingkungannya. Dalam konteks lebih sopan atau menghotmati
sekolah, bahasa yang digunakan orang yang kita ajak bicara, harus
komunikasi, bukan hanya untuk dilakukan interferensi dengan
kepentingan pembelajaran tetapi bahasa daerah. Misalnya: “Nyuwun
juga untuk mempelajari dunia ngapunten, apa benar ini rumah Ibu
siswa, pergaulan, prestise dan X” dan sebagainya.
apresiasi tertentu. Di sisi lain pada era
Benarkah Bahasa Indonesia millennial banyak siswa
memudar di Generasi Millenial, menggunakan bahasa gaul.
padahal Bahasa Indonesia adalah Biasanya istilah yang digunakan
salah satu komponen dalam bukan kata baku yang ada dalam
membangun karakter bangsa? bahasa Indonesia. Para warganet
Seiring berjalannya waktu, lebih sering menyebutnya sebagai
keinginan belajar bahasa asing bahasa gaul anak zaman ‘now’.
justru membuat bahasa Indonesia contohnya: Kepo (Knowing Every
terpinggirkan. Banyak anak usia Particular Object) yang artinya ingin
sekolah, terutama kaum Millenial tahu atau ingin tahu banget; Keleus
yang tinggal di kota besar tampak merupakan plesetan dari kata kali,
gagap berbahasa Indonesia, di misalnya biasa aja keleus (biasa aja
antara mereka bahkan banyak yang kali); bro, merupakan kata
lebih fasih menggunakan bahasa panggilan akrab teman; Woles,
asing. Interferensi bahasa tidak bisa artinya santai berasal dari kata slow
dihindarkan dan semakin yang pengucapannya dibalik; Baper,
menghilangkan wujud asli bahasa bawa perasaan, maksudnya
Indonesia. Bahasa Indonesia menunjukkan orang yang mudah
memang terlalu berjenjang seperti tersinggung; san, artinya santai;
layaknya dalam bahasa Jawa, komuk, muka atau wajah;
namun demikian beberapa istilah Rempomg, ribet atau bertele-tele
tidak bisa digunakan ketika kita dan seterusnya.
berhadapan dengan lawan bicara Benarkah bahasa gaul
yang berbeda. mampu mengakrabkan antara

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
56 (Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005)

penutur dan petutur? Benarkah dalam berbahasa Indonesia yang


bahasa gaul dapat mempermudah baik dan benar. Dengan disipilin
komunikasi di era millennial? berbahasa Indonesia akan
Dalam bahasa gaul hampir tidak membantu bangsa Indonesia untuk
ada jenjang pemakaian. Di sisi lain mempertahankan diri dari
kita tidak bisa menciptakan jarak pengaruh negative. Di antara
dengan munculnya bahasa gaul ini. masyarakat masih banyak yang
Apabila memenaragadingkan diri merasa inferior ketika
dari bahasa gaul, maka kita justru menggunakan bahasa Indonesia di
akan membentangkan jarak dengan lingkungan tertentu.
generasi millennial, para guru juga Sorang penutur sering
akan sulit masuk ke dunia generasi dianggap tidak gaul ketika tidak
ini. Bagaimana mungkin bisa bisa memaknai sebuah istilah yang
mendampingi dan membimbing popular dalam bahasa gaul. Sikap
generasi ini, kalau kita tidak paham sebuah komunitas yang demikian
dunia mereka. Tidak biasa akan menyeret pengguna bahasa
mengetahui apa yang diinginkan Indonesia ke dalam sebuah
dan apa yang tidak mereka sukai lingkaran “dwi bahasawan”.
untuk berkomunikasi di semua lini Padahal penggunaan bahasa daerah
dalam pergaulan. Fenomena juga masih banyak digunakan
munculnya bahasa gaul sebenarnya sebagai bahasa Ibu. Terlalu banyak
sudah lama beredar, bahkan sering menggunakan bahasa daerah dan
kali menjadi sebuah solusi untuk bahasa gaul memang bisa
menambah keakraban dalam mendekatkan diri secara psikososial
komunikasi lisan maupun tulis. karena merasa satu komunitas,
Dengan meluasnya bahasa gaul namun demikian juga rawan
melalui medsos dan televise, adanya perbedaan pemahaman
masyarakat lebih tahu dan karena bagaimana pun ada sebuah
mengenal. Bagaimana dengan uapaya perbedaan wilayah antara guru dan
pembatasan penggunaan bahasa gaul di tenaga pendidikan dengan siswa.
lingkungan sekolah sebagai perintis dan
pengawal dalam penegakan kembali
B. Bahasa Tubuh dan
pada bahasa Indonesia yang
Penggunaannya
berkarakter?
Bahasa tubuh seeorang
Eksistensi bahasa Indonesia
sangat mendukung makna bahasa
perlu dibina dan dimasyarakatkan
lisannya, bahkan bahasa tubuh pada
oleh setiap warga Negara Indonesia,
beberapa hal bisa menggantikan
agar bahasa Indonesia tidak
bahasa lisan. Ekpresi, postur tubuh,
terbawa arus atau pengaruh
warna pakaian (dalam keadaan
popularitas bahasa gaul yang
tertentu), wajah (mimic wajah),
semakin popular. Ini semua
gestur (gerakan tangan) dan
menyangkut kedisiplinan berbahasa
gerakan tubuh yang lain adalah
nasional yang menyangkut aturan

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
(Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005) 57

bagian dari bahasa tubuh untuk kedipan mata, orang yang


berkomunikasi secara non verbal. sering berkedip lebih cepat
Menurut para ahli, bahasa tubuh jika mereka merasa tertekan,
ditunjukkan secara alami, ketika tidal nyaman atau sedang
seseorang ingin menyampaikan berbohong
informasi, tapi tidak bisa diucapkan 3. Gerakan bibir, Gerakan bibir
dengan kata-kata. Misalnya karena lawan bicara bisa
merasakan sesuatu setelah adanya diperhatikan terutama saat
komunikasi atau melihat atau tersenyum, senyum tidak
mendengar sesuatu tiba-tiba selalu pertanda rasa senang
seseorang bisa tertawa atau atau bahagia, banyak emosi
menangis. Itulah sebabnya yang bias ditutupi dengan
membaca bahasa tubuh seseorang senyuman.
sangat penting untuk memahami 4. Gestur , Gestur merupakan
situasi. Bahasa tubuh bersifat sinyal bahasa tubuh yang
universal atau umum, artinya setiap paling jelas dan mudah
orang di dunia menggunakannya dimengerti, namun tidak
tanpa dibatasi oleh bahasa. Untuk semua Negara memaknai
memaknai bahasa tubuh ada gesture dengan arti yang
beberapa hal yang harus sama. Misalnya acungan
diperhatikan: Jempol bias bermakna hebat,
di Negara Iran bermakna
1. Ekspresi wajah penutur
terserah.
Bahagia, sedih, marah,
bingung, takut, menghina, 5. Posisi tangan dan kaki, posisi
mengejek, kaget dll). lengan dan kaki juga berguna
2. Mata, mata mampu untuk menyampaikan
mengungkapkan banyak hal, informasi secara tidak
baik itu yang sedang langsung.
dirasakan, atau dipikirkan 6. Postur tubuh, Orang yang
seseorang yang bias dilihat memiliki posisi duduk tegak
dari gerakan matanya. Ketika menunjukkan bahwa ia
seseorang melihat langsung orang yang focus dan
ke mata anda saat melakukan memperhatikan hal yang
percakapan, hal ini sedang dilakukan, sebaliknya
menunjukkan bahwa ia orang yang dalam posisi
tertarik dan memperhatikan duduk dengan membungkuk
topik pembicaraan. Namun ke depan atau ke sisi lain
bila kontak mata dilakukan mengisyaratkan kebosanan
cukup lama dan tajam, bias atau ketidakpedulian.
ditengarai tanda adanya Bahasa tubuh mempunyai
ancaman. Hal lain yang makna symbol yang sering juga
mungkin terjadi adalah disalah tafsirkan dan

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
58 (Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005)

menimbulkan masalah. Bahasa akibat peristiwa alam. Dalam kaitan


tubuh sangat visual dan mudah dengan tatanan baru kehidupan
ditangkap oleh lawan bicara. dunia, globalisasi, arus barang dan
Ketika seorang guru jasa termasuk tenaga kerja asing
mengucapkan kalimat “begini yang masuk ke Indonesia sudah
anak-anak, tolong perhatikan demikian tinggi. Tenaga kerja dan
penjelasan saya …” dengan wisatawan masuk ke indonsia
ekspresi ingin menjelaskan dengan membawa budaya mereka
sesuatu, pasti dianggap sah-sah dalam kehidupan masyarakat
saja. Tetapi sebaliknya ketika Indonesia. Kondisi tersebut telah
kalimat tersebut diucapkan oleh menempatkan budaya asing pada
seorang siswa pada seorang posisi strategis yang
guru “Begini Bapak/Ibu, tolong memungkinkan pengaruh budaya
perhatikan penjelasan saya, …” tersebut memasuki berbagai sendi
tentu dianggap sudah tidak kehidupan bangsa dan
sopan. Kalimat tersebut akan memengaruhi perkembangan
lebih sopan apabilan diganti perilaku masyarakat indonesia.
dengan “Maaf Bapak/Ibu, Perubahan perilaku masyarakat ini
dapatkah saya memberi mempengaruhi perilaku dalam
penjelasan tentang hal tersebut komunikasi.
…” (tidak terkesan Komunikasi adalah proses
memerintah). Kalimat ini akan yang di dalamnya menunjukkan arti
didukung dengan bahasa tubuh pengetahuan dipindahkan dari
yang menunjukkan adanya seseorang kepada orang lain,
sebuah penghormatan. Tanpa biasanya dengan maksud untuk
kalimat, bahasa tubuh untuk mencapai beberapa tujuan khusus (
menghormati, kasih sayang, Herbert, 1991). Fungsi Komunikasi:
merendahkan, menantang dan 1. Membangun Konsep diri
kecewa bisa ditangkap dan 2. Eksistensi
dimaknai oleh lawan tutur. 3. Kelangsungan hidup
4. Memperoleh kebahagiaan
C. Komunikasi yang beretika
5. Terhindar dari tekanan
Pembelajaran yang harmonis
dan ketegangan
merupakan kondisi pembelajaran
Permasalahan siswa di
yang mampu merangsang guru dan
sekolah demikian kompleks yang
siswa bekerja secara aktif sesuai
tidak dapat diselesaikan demikian
dengan tugas dan fungsinya. Dalam
saja dengan membebankan pada
kehidupan masyarakat Indonesia
guru dan tenaga kependidikan di
telah terjadi berbagai perubahan,
sekolah.
baik sebagai akibat tatanan baru
Untuk memecahkan
kehidupan dunia dan
permasalahan-permasalahan
perkembangan ilmu pengetahuan
tersebut diperlukan peran guru
serta teknologi informasi maupun
kelas yang mampu memahami

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
(Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005) 59

karakter siswa sebagai wadah untuk sering hanya merupakan sebuah


memberikan analisis dan solusi bagi upaya untuk ngeles.
permasalahan siswa. Memang tidak Etika yaitu system yang
semua permasalahan mampu mengatur bagaimana seorang
diselesaikan di sekolah, karena manusia itu bergaul. Sistem
beberapa permasalahan siswa pergaulan tersebuat menjadi
berlatar belakang dari lingkungan n pedoman untuk saling
kondisi siswa di rumah. Oleh sebab menghormati (sopan santun).
itu semua personil di sekolah wajib Maksud pedoman tersebut untuk
dilibatkan dalam proses menjaga kepentingan masing-
pembibimbingan. Di samping itu, masing yang terlibat, agar mereka
keterlibatan orang tua siswa sangat tenang, terlindung dan bahagia.
diperlukan untuk mendapatkan Oleh sebab itu Etika tidak lain
informasi kondisi siswa di luar adalah aturan perilaku, adat ke
sekolah. biasaan manusia dalam pergaulan
Dari sebab-sebab perubahan antar sesamanya dan menegaskan
keadaan sosial dan ekonomi mana yang baik dan mana yang
berpengaruh pada perilaku buruk. Dalam bahasa Yunani Ethos,
masyarakat. Fenomena artinya norma, nilai, kaidah dan
“keterbukaan” yang menurut ukuran bagi tingkah laku manusia
anggapan beberapa orang yang baik. Di dalam etika sosial ,
dipandang sebagai suatu aplikasi seseorang berbicara menyangkut
tindak demokratis, menyebabkan kewajiban, sikap dan pola perilaku
perilaku-perilaku yang merugikan manusia.
orang lain (anak). Dampak dari Komunikasi yang baik antara
reformasi adanya sikap keterbukaan guru, tenaga kependidikan dan
di masyarakat, tidak terkecuali siswa akan menciptakan suasana
orang-orang tua dan anak-anak. yang nyaman. Untuk mencapai hal
Masyarakat semakin bisa membuka tersebut harus ada pemahaman
diri terhadap segala hal yang baru yang bias dimaknai semua jajaran,
dan kritikan. Anak-anak semakin adanya bahasa yang sama adanya
leluasa menanyakan segala hal yang sebuah pemahaman tanda dalam
mengusiknya untuk ingin tahu yang pemahaman yang sama antara
sering juga berbenturan dengan hal petutur dan penutur baik dalam
yang dianggap orang tua masuk bahasa lisan maupun dalam bahasa
ranah “etika”, sehingga dianggap tulis terutama komunikasi melalui
tidak layak untuk ditanyakan HP. Perbedaan pemahaman dalam
apalagi diberi jawaban. Tetapi tidak memaknai sebuah teks akan bisa
jarang orang tua yang tidak bisa menimbulkan masalah, masalah
menjawab berusaha menghindar yang sering terjadi akibat hal
dengan alasan pertanyaan tidak tersebut adalah adanya
pantas, sibuk atau alasan lain yang ketersinggungan.

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
60 (Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005)

Masalah tersinggung, bisa pengamatan pada perubahan


berdampak kesedihan, kemarahan perilaku anak sehari-hari. Apabila
bahkan sampai pada perkelahian. anak sampai merasa sakit hati dan
Dengan pemahaman bahasa (lisan, memendam rasa dendam akan
tulisan dan bahasa tubuh) yang meracuni psikisnya.
sama akan meminimalisasi adanya Sebaliknya seorang siswa
sebuah perbedaan persepsi. Dalam juga harus menghindari label buruk
bahasa Indonesia ada tataran yang dan penyebutan yang tidak baik
harus diperhatikan ketika seorang pada gurunya. Karena dengan
berbicara dengan siapa. Dalam menancapkan se butan atau label
bahasa tubuh pun juga ada sebuah tersebut berulang-ulang dalam
tataran yang bisa dilakukan dan dirinya maka secara tidak langsung
tidak ketika kita sedang berbicara sudah menanam dan merawatnya
dengan seseorang atau dalam forum dengan baik di alam bawah
tertentu. sadarnya dan akan menciptaklan
Beberapa orang sering tidak sebuah jarak negative antar
menyadari adanya sebuah keduanya.
perilaku/ tindakan main-main yang Penggunaan bahasa lisan,
berdampak buruk pada seseorang/ bahasa tulis dan bahasa tubuh tanpa
anak. Misalnya beberapa orang disadari bisa menimbulkan,
memanggil nama anak dengan kekerasan psikologi banyak
sebutan-sebutan negatif, dengan dilakukan oleh orang-orang dekat,
alasan nama kesayangan/agar lebih seperti orang tua, anak, saudara
akrab dll. Misalnya penyebutan maupun family. Kekerasan
“Bongkok”, “Lemot”, “Brontok” dll psikologis ini biasanya dilakukan
yang menggambarkan kelemahan melalui verbal atau bahasa tubuh
fisik seseorang. Perilaku sosial ini yang dilakukan di depan orang
dapat menyebabkan perasaan banyak, misalnya dengan
minder atau merasa direndahkan panggilan-panggilan yang kurang
tanpa bisa melakukan sebuah baik, dengan kebiasaan bicara keras.
protes/ perlawanan. Keadaan ini Dengan mengapresiai, menghargai
juga dapat menyebabkan seorang dan menghormati guru, orang tua
anak merasa tidah dihargai/ dan anak, baik ketika sedang
direndahkan. Dengan demikian berhadapan sendiri atau ketika
dampak secara sosial bahwa dia sedang di depan orang lain, akan
tidak merasa sepadan dengan menciptakan suasana yang lebih
teman-teman lain bisa berakibat nyaman untuk semua pihak.
anak tersebut akan menarik diri dari Apabila anak bersama dengan
lingkungan sosialnya karena dia temannya diperlakukan kasar oleh
tidak merasa nyaman. Selain orang-orang di dekatnya atau
dampak sosial dampak psikologis dipermalukan di depan orang lain.
pada anak tersebut juga harus Peristiwa ini akan melekat dalam
diwaspadai. Dengan melakukan hati dan pikiran anak bahkan bisa

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
(Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005) 61

menimbulkan stres. Bisa jadi aturan tulis maupun lisan.


mempengaruhi mental dan sikap Kesepakatan tulis bisa
anak pada orang lain. Hal ini juga dituangkan dalam bentuk
bisa terjadi sebaliknya. Orang tua aturan sekolah, sedangkan
dan guru juga tidak ingin kesepakatan lisan bisa
direndahkan di depan orang lain disampaikan pada saat awal
oleh eorang anak atau siswa. Orang guru mengajar atau pada saat
tua lebih mudah menerapi dirinya ada pertemuan formal guru
sendiri dari pada seorang anak. siswa dan tenaga
Memang tidak ada seorang pun kependidikan (misalnya pada
yang bisa terbebas dari stres, yang saat upacara sekolah)
dapat dilakukan adalah menerima b. Melalui Ketaladanan
situasi stres tersebut sebagi sebuah Untuk mendukung
kenyataan, atau berupaya terlaksananya pendidikan
mengurangi dampak stres tersebut dalam membentuk karakter
seminimal mungkin. Namun, hal ini anak, satuan pendidikan
sulit dilakukan oleh anak untuk formal dan nonformal harus
memhami dan menerapi diri dikondisikn sebagai
sendiri. pendukung utama kegiatan
Hormon-hormon tersebut. Satuan pendidikan
katekolamin seperti adrenalin, formal dan nonformal harus
noradrenalin, dopamin menunjukkan keteladanan
memfasilitasi reaksi fisis langsung yang mencerminkan nilai-
untuk mempersiapkan kerja otot nilai karakter yang ingin
yang kuat (memukul,, menerjang dikembangkan. Misalnya
atau lari). Respon stres dalam berbicara dengan bahasa
keadaan darurat bersifat vital Indonesia yang baik, nada
untuk mempertahankan hidup. dan tekanan yang tidak
Namun, bila seorang tidak berhasil mencerminkan emosi yang
mengatasi stres, respon tersebut tinggi dan dengan bahasa
dapat mengganggu atau bahkan tubuh yang beretika.
merusak sistem organ. Stres yang Berpakaian rapi, datang tepat
berkelanjutan akan merusak sistem pada waktunya, bekerja
kardiovaskular dan sistem imun keras, bertutur kata sopan,
yang akhirnya mengganggu kasih sayang, perhatian
kekebalan tubuh sehingga cepat terhadap orang-orang di
sakit. sekitarnya dan orang yang
membutuhkan perhatian,
SIMPULAN menjaga kebersihan dan
1. Beberapa Solusi sebagainya.
a. Adanya kesepakatan Keteladanan juga
Kesepakatan bisa dapat ditunjukkan dalam
dituangkan dalam bentuk perilaku dan sikap pendidik

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
62 (Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005)

dan tenaga kependidikan - Saya sangat


dalam memberikan contoh terkesan dengan
tindakan-tindakan yang baik penjelasan Bapak/Ibu,
sehingga diharapkan menjadi terimakasih saya jadi
panutan bagi anak. lebih paham…
Pendemonstrasian berbagai d. Menghargai penutur lain
contoh teldan merupakan melalui bahasa lisan dan
langkah awal pembiasaan. bahasa tubuh yang baik
Jika pendidik dan tenaga Guru bisa memberikan
kependidikan yang lain petunjukkan bahasa-bahasa
menghendaki agar anak tubuh yang tidak baik dan
berperilaku dan bersikap guru juga tidak
sesuai dengan nilai-nilai menggunakan bahasa tubuh
karakter maka guru, orang tersebut dalam, komunikasi
tua dan masyarakat adalah dengan siswa. Dan
orang pertama dan utama beberapa bahasa lisan n
memberikan contoh tulisan yang tidak layak
bagaimana berperilaku dan dignakan dalam
bersikap sesuai dengan nilai- komunikasi dengan guru.
nilai tersebut.
c. Memberikan pujian dan
kritik pada Bahasa DAFTAR PUSTAKA
verbal dan Perilaku Abidin, Yunus. (2015). Pembelajaran
siswa/guru Bahasa Indonesia Berbasis
Menetapkan Pendidikan Karakter.
sasaran untuk tidak berbicara Bandung: Refika Aditama
negatif kepada anak, ketika Daryanto dan Darmiatun, Suryatri.
terpaksa harus (2013). Implementasi
melakukannya, dengan Pendidikan Karakter di
menghindari mengecam Sekolah. Jakarta: Airlangga
pribadi dan sepak terjangnya, Jay, Roni. (2009). The 10 Most
misalnya ImportanThing You Can Do
- Tulisan tanganmu itu For Your Children
bukankan bisa diperbaiki (diterjemahkan oleh
lagi (dari pada tulisan Ronaldo Tampubolon).
tanganmu jelek ...) Jakarta: Airlangga.
- Seandainya dengan cara Lickona, Thomas. (2004). Character
demikian apa bisa Matters. New York:
bapak/Ibu terima? Touchstone
- Kamu memang anak Nurdin, Adnil Edwin. (2009).
yang kreatif dan bisa Tumbuh Kembang Perilaku
menjadi inspirasi teman- Manusia. Jakarta: Penerbit
temanmu! Buku Kedokteran EGC.

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)
(Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Juni 2020 (p-ISSN 2685-6808, e-ISSN 2685-6005) 63

Saleh, Akh. Muwafik. (2012).


Membangun Karakter dengan
Hati Nurani. Jakarta:
Airlangga.

Hetty Purnamasari & Imron Amrullah, Harmonisasi Dalam Komunikasi Guru ........ (53-62)

Anda mungkin juga menyukai