Kelas : 3B
NPM : A1I019038
Tugas :
JAWABAN :
b. Teori Modern
Teori bermain modern adalah teori-teori bermain yang ditinjau dari aspek
perkembangan anak-anak secara komprehensif. Teori modern terbagi menjadi
dua teori secara umum, yaitu :
Teori Psikoanalisis
Teori dikemukakan oleh Sigmund Freud. Teori ini memandang bahwa
aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak-anak hakikatnya sama
dengan kegiatan berfantasi, melamun, dan berangan-angan. Setiap
kegiatan bermain selalu akan mengondisikan anak anak untuk
berangan-anagn dalam memproyeksikan harapan-harapannya terhadap
dirinya dan dunianya. Kegiatan bermain tidak hanya soal bergerak
dalam mengorganisir gerakan tubuh, tetapi menggerakkan dan
mengemabngakan potensi imajinasi.
Untuk itulah, setiap kegiatan bermain dan permainan merupakan
sebenarnya adalah representasi atas dorongan-dorongan yang tidak
disadari pada anak-anak. Dorongan yang muncul dari kondisi
psikologis terdalam anak-anak yang bisajadi tidak disadarinya.
Dorongan-dorongan itu yang kemudian diaktualisasikan oleh anak-
anak dalam bentuk kegiatan bermain dan permainan.
Teori Kognitif
Teori kognitif sebenarnya merupakan bagian dari teori perkembangan
anak. Menurut Montessori, mengungkapkan bahwa bermain sebagai
aktivitas penjelajahan indrawi anak menjadi pondasi penting bagi
anak-anak dalam mengenal dan menaklukkan lingkungan sekitarnya.
Dengan kemampuan menaklukkan (mengetahui, mengenal,
memahami, hingga mengekplorasi) maka anak-anak akan bisa
mengembangakan dua kemampuan pentignya, yaitu bertahan hidup
dan berkontribusi sosial.
Teori bermain dari aspek kognitif Piaget banyak menjadi rujukan
dalam mengindentifikasi teori ini. Menurut Piaget, setiap anak akan
mengalami tahapan perkembangan kognitif, setiap tahap selalu
menunjukkan proses berpikir. Dalam konteks ini, kegiatan bermain
akan mempengaruhi dan menentukan setiap tahap perkembangan
kognitif anka-anak. Menurut Piaget, bermain tidak saja
merepresentasikan tahap perkembangan kognitif anak, tetapi bermain
juga memberikan sumbangan yang nyata pada perkembangan kognitif
anak itu sendiri.
Di sisi lain, dari aspek perkembangan, menurut Vygotsky, bermain
mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi
(kecedasan). Melalui bermain, anak pada akhirnya mampu
membedakan objek dan maka. Vygotsky membagi tahap
perkembangan menjadi dua, yaitu : dengan actual (independent
performance) dan potensial (assisted performance) dengan Zone of
Proximal Development (ZPD). ZPD adalah jarak antara tahap actual
dan tahap potensial.
Teori information processing model adalah teori dasar bermain kemudian
anak akan memperoleh pengetahuan. Teori ini yaitu teori tentang model
pemrosesan informasi pada memori manusia, yang memandang bahwa
memori manusia yang bekerja seperti computer. Kegiatan mengumpulkan
informasi (encoding), menyimpan informasi ( storage), mendapatkan
informasi dan menggali kembali ketika dibutuhkan (retrival).
Teori Arrousal Modulation dikembangakan oleh Berlyn pada tahun 1960 dan
dimodifikasi oleh Ellis (1973). Teori menekankan pada pada kegiatan
bermain sendiri (soliter) atau anak yang suka melakukan eksplorasi terhadap
objek bermain serta menjelajah lingkungan bermainnya. Menurut teori ini,
bermain disebabkan adanya kebutuhan atau dorongan agar sistem syaraf pusat
tetap berada dalam keadaan terjaga. Bila terlalu banyak terstimulasi, arousal
akan meningkat sampai batas yang kurang sesuai menyebabkan seseorang
akan mengurangi aktivitasnya.
Bermain menurut Jerome Bruner merupakan sarana untuk mengembangkan
kreatifitas dan fleksibilitas. Peningkatan fleksibilitas akan terjadi ketika anak
belajar tentang berbagai pola perilaku baru yang kemudia dipraktikkan dalam
situasi bermain dan pada akhirnya diperluas saat menghadapi situasi
kehidupan yang sebenarnya.
Teori kognitif menurut Sutton-Smith meyakini bahwa transformasi simbolik
yang muncul akibat kegiatan bermain khayal akan memudahkan transformasi
simbolik kognisi anak sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas mental
mereka. Dengan demikian, anak dapat menggunakan ide-idenya dengan cara
baru yang tidak biasa sehingga berbagai ide kreatif dapat dihasilkan dan
diterapkan. Sutton-Smith juga menambahkan satu pernyataan bahwa bermain
merupakan adaptive variability, maksudnya adalah varibilitas bermain adalah
faktor kunci dalam perkembangan manusia.
Bateson memandang bahwa bermain sebagai aktivitas yang bersifat
paradoksial karena tindakan yang mereka lakukan saat bermain tidak sama
artinya dengan apa yang mereka maksudkan dalam dunia nyata. Dalam
bermain, terdapat unsur pura-pura dimana anak memainkan peran yang
berbeda dalam keadaan dan identitas diri mereka yang sbenarnya. Peran
tersebut dapat dibah-ubah sesuai keinginan masing masing anak.
Sumber :
2. Apa perbedaannya
Perbedaan bermain dan permainan yaitu :
Bermain merupakan kegiatan yang tidak mempunyai peraturan kecuali peraturan
yang ditetapkan pemain sendiri, bermain juga kebutuhan yang penting untuk anak
dengan bermain anak bisa belajar berbagai hal selain untuk hiburan, bermain juga
dapat melatih kemampuan sosial anak terhadap teman sebaya, orang tua, dan
lingkungan sekitarnya. Bermain sangat berperan penting bagi perkembangan dan
pertumbuhan anak sehingga anak dapat berkembang dan tumbuh dengan sehat.
Sedangkan permainan adalah bentuk kegiatan bermain yang ditandai dan
dikendalikan oleh aturan-aturan berdasarkan kesepakatan bersama untuk
memberikan pengalaman belajar bagi anak.
Sumber :
Puspa pupung, dkk. (2018). Bermain dan Permainan Anak Usia Dini (sebuah
Kajian Teori dan Praktik). Demang Palang. CV. Adjie Media Nusantara
Sumber :
5. Contoh-contoh permainan
Permainan aktif
Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang
diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut.
Contohnya drama, bermain musik, mengumpulkan atau mengoleksi
sesuatu, olahraga, bermain bebas, spontan, dan eksplorasi.
Permainan pasif
Permainan pasif merupakan permainan yang dilakukan anak secar tidak
langsung dengan kegiatan fisik yang berat untuk mendukung pengetahuan
bagi anak. Permainan pasif cnederung melibatkan anak dalam kegiatan
mikro yang menggunakan fisik secara ringan.
Contohnya membaca, mendengar radio, menonton televisi, mendengar
dongeng cerita, musik dan lagu.
Permainan tradisional
Permainan tradisional banyak mengembangkan kemampuan bersosialisasi
karena permainan dimainkan secara bersama-sama bukan sendirian.
Contohnya permainan petak umpet, petak jongkok, engklek, congklak,
lompat tali, bekel, tebak-tebakan,gundu dan lain sebagainya.
Permainan modern
Permainan modern adalah permainan yang berasal dari industry dan pada
umumnya menggunakan teknologi dalam pembuatan serta permainannya.
Contohnya rubik, Monopoli, Car Remote Control, Barbie, Robot, slime,
play station.
Sumber :
6. Contoh tesebut harus terdiri dari permainan tradisioanal, kreasi dan modern
Jawab :
Permainan tradisional :
Permainan engklek
Gobak sodor
Benteng-bentengan
Bakiak
Lompat karet
Permainan Kreasi :
Permainan engklek, tetapi garisnya dari lakban warna warni
Permainan bongkar pasang baju boneka dari kertas
Permainan balon warna
Melukis menggunakan lem basah dan pewarna
Ular tangga
Permainan modern :
Bermain plastisin
Bermain monopoli
Robot
Boneka Barbie (buatan pabrik)
Menggambar dan mewarnai
7. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting di dalam kelas yakni mendidik ,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
pembelajaran seperti yang telah dijelaskan dalan Undang-undang diatas. Guru
berperan menyampaikan ilmu-ilmu yang dimiliki kepada muridnya. Guru
merupakan sumber belajar muridnya. Dari gurulah, murid diajarkan membaca,
menulis dan berhitung. Serta dari gurulah, murid mendapat pengetahuan baru dan
pendidikan karakter. Guru sebagai orangtua kedua yang ada disekolah setelah
orangtua kandung dirumah.
8. Kaitan antara tema dan jenis permainan yang sesuai.
Jawab: Tema merupakan wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada
anak-anak berusia 5-6 tahun secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diterapkan
dengan maksud: (a)
menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan utuh, (b) memperkaya
perbendaharaan kata atau bahasa anak, (c) menciptakan pembelajaran lebih
bermakna, dan (d) mengenalkan berbagai konsep kepada anak secara tema dan
jenis permainan saling berkaitan karena dalam pembelajaran memiliki tujuan
kegiatan permainan bagi anak usia Taman Kanak-Kanak adalah untuk
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, baik motorik, kognitif,
bahasa, kreativitas, emosi dan sosial. Setelah menentukan tujuan, sesuaikan
dengan tema yang telah ditetapkan dan tertera dalam kurikulum.
Dan jenis permainan yang dilakukan hari ini disekolah harus sesuai dengan tema
yang sudah tertera dalam kurikulum.
Contohnya: Dalam menerapkan permainan sebagai bagian dari pembelajaran di
TK, guru perlu mengetahui prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh.
Berkaitan dengan hal itu, berikut ini akan disajikan materi tentang prosedur
penerapan pembelajaran melalui bermain, yaitu:
Tema Bermain: Sesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam SKH,
misalnya Tema Alat Komunikasi. Dilakukan permainan “pesan berantai” dengan
cara berbisik, diadakan secara berkelompok dan mengandung unsur perlombaan.
Tujuan bermain: setelah anak-anak melakukan kegiatan bermain anak dapat
menguasai cara: 1. Menghindari pertentangan 2. Berbagi kesempatan atau giliran
3. Menuntut hak dengan cara yang dapat diterima 4. Mengkomunikasikan
keinginan yang dapat diterima, dan seterusnya.
Tema bermain: sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan tersebut, ditentukan
tema kegiatan makan dan minum termasuk tata tertib makan dan minum.
a. Menentukan macam kegiatan bermain
b. Menentukan tempat dan ruang bermain
c. Menentukan bahan dan peralatan bermain
d. Menentukan urutan langkah bermain
e. Pelaksanaan Kegiatan Bermain
Langkah-langkah kegiatan bermain melalui urutan sebagai berikut ini: a.
Kegiatan pra bermain b. Kegiatan bermain c. Kegiatan penutup
SUMBER: