Anda di halaman 1dari 14

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 1, Juni 2019, Hal.

1-14
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

MARKETING STRATEGY ANALYSIS KOPI ARABIKA SPECIALTY


(STUDI KASUS PADA CV FRINSA AGROLESTARI)

Achmad Fadillah1, Yasmin Nabila Salsabila2, Arief Daryanto3


1,2,3
Sekolah Bisnis, Institut Pertanian Bogor (IPB University), Bogor
Email: achmadfadillah@apps.ipb.ac.id

KETERANGAN ARTIKEL ABSTRACT


Riwayat Artikel CV Frinsa Agrolestari is a family business engaged in the
Diterima: 1 Mei 2019 plantation and specialty coffee bean processing, however this
Direvisi : 1 Juni 2019 company does not have an optimal domestic marketing strategy yet.
Disetujui: 31 Juni 2019 This research was conducted to formulate the right domestic
marketing strategy for CV Frinsa Agrolestari. Internal and external
Klasifikasi JEL Environmental factor analysis is carried out using the Internal Factor
M30, M31 Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE), and Internal-
External (IE) matrices followed by strategy formulation using the
SWOT matrix. The design of marketing strategies for specialty coffee
beans at CV Frinsa Agrolestari are to carry out continuous product
development, ecotourism and edutourism business expansion as a
marketing medium, downstream coffee business ecpansion, internet
usage optimization as a marketing medium, intensive
Keywords: specialty coffee, communication with consumers and shipping services, development
marketing strategy, IFE-EFE of safer packaging designs, educating consumers about product
matrix, SWOT matrix quality, and optimizing the production and business processes
development.

ABSTRAK
CV Frinsa Agrolestari merupakan sebuah bisnis keluarga yang
bergerak di bidang perkebunan dan proses biji kopi yang saat ini
berfokus pada biji kopi specialty, disisi lain perusahaan tersebut
belum memiliki strategi pemasaran yang optimal di pasar domestik.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk merancang strategi
pemasaran yang tepat untuk CV Frinsa Agrolestari di pasar
domestik. Analisis faktor lingkungan internal dan eksternal
dilakukan dengan menggunakan matriks Internal Factor Evaluation
(IFE), External Factor Evaluation (EFE), dan Internal-Eksternal (IE)
dilanjutkan dengan perancangan strategi menggunakan matriks
SWOT. Rancangan strategi pemasaran biji kopi specialty untuk pasar
domestik pada CV Frinsa Agrolestari adalah melakukan
pengembangan produk secara terus-menerus, pengembangan
bisnis ke ekowisata dan eduwisata sebagai media pemasaran,
pengembangan bisnis kopi hilir, pengoptimalan penggunaan
internet sebagai media pemasaran, komunikasi yang intensif
dengan konsumen dan jasa ekspedisi, pengembangan desain
Kata kunci: kopi specialty, kemasan yang lebih aman, edukasi konsumen mengenai kualitas
strategi pemasaran, matriks produk, dan pengoptimalan pengembangan proses produksi dan
IFE-EFE, matriks SWOT bisnis.

1
Achmad Fadillah: Analisis Market Segmentation …

PENDAHULUAN mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan


Indonesia menempati urutan keempat internal dan eksternal yang berpengaruh
terbesar di dunia sebagai produsen dan terhadap pemasaran kopi specialty, serta
eksportir komoditas kopi setelah Brasil, menyusun alternatif strategi pemasaran biji
Vietnam, dan Kolombia (International Coffee kopi specialty di pasar domestik untuk CV
Organization, 2019). Komoditas kopi sangat Frinsa Agrolestari.
berkaitan langsung dengan gaya hidup
masyarakat saat ini dimana dapat dilihat pada KAJIAN LITERATUR
fenomena bertumbuhnya bisnis kedai kopi di Kopi Specialty
Indonesia (Herlyana, 2012). Konsumsi kopi di Menurut Yusianto (2013), specialty
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2.7 coffee merupakan produk kopi yang memiliki
persen (compound annual growth rate) pada nilai dan citra unggul yang dipasarkan secara
periode 2014 - 2018 (International Coffee khusus sebagai pembeda dari produk kopi
Organization, 2019). umum lainnya. Beberapa hal yang menjadi
Peningkatan jumlah konsumsi kopi karakteristik specialty coffee, meliputi:
tersebut mendorong produsen kopi memenuhi memiliki cita rasa spesial, memiliki histori
permintaan permintaan kopi tersebut. Salah sejarah yang unik, memiliki kualitas yang baik,
satu jenis biji kopi yang mengalami dan harga yang lebih tinggi dibanding dengan
peningkatan permintaan konsumen adalah produk kopi pada umumnya. Sepulveda, dkk
kopi arabika berkualitas tinggi yang (2016) juga menyatakan bahwa specialty coffee
dikategorikan sebagai kopi specialty. memiliki karakteristik khusus berupa
Salah satu produsen kopi Indonesia yang kandungan dan sistem produksi yang bertujuan
concern pada produksi kopi specialty adalah CV untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi
Frinsa Agrolestari. CV Frinsa Agrolestari yang optimal di pasar internasional. Menurut
terletak di dataran tinggi Kabupaten Bandung, Specialty Coffee Association (SCA) (2018), kopi
Jawa Barat. CV Frinsa Agrolestari adalah specialty adalah biji kopi arabika yang memiliki
sebuah perusahaan keluarga yang bergerak di skor cupping 85 sampai dengan 100 dan jumlah
bisnis produksi kopi, mulai dari pembibitan, defects atau cacat sebanyak 5 persen.
penanaman, pengolahan hingga menjadi biji
kopi, bahkan pemuliaan varietas kopi. CV Frinsa Manajemen dan Bauran Pemasaran
Agrolestari memfokuskan produksinya pada Menurut Kotler dan Amstrong (2012),
berbagai macam kopi specialty dengan kualitas strategi pemasaran merupakan strategi dalam
tinggi dan beragam jenis kopi nusantara. memilih segmentasi, posisi dan target pasar.
Peningkatan pada jumlah konsumsi dan Selain itu, strategi pemasaran dapat juga
permintaan terhadap kopi specialty domestik diartikan sebagai bentuk upaya meraih,
di Indonesia tentunya menjadi peluang pasar mempertahankan, dan menambahkan
bagi para produsen kopi. Namun, peluang pelanggan melalui penyampaian nilai utama
pasar domestik kopi specialty tersebut belum dan jual dari produk dan jasa kepada
mampu dimanfaatkan dengan optimal oleh CV konsumen. Sedangkan, manajemen pemasaran
Frinsa Agrolestari. Selama ini CV Frinsa yaitu kegiatan mengenali dan
Agrolestari lebih berfokus dan sangat mengomersialkan kebutuhan konsumen
tergantung pada pasar ekspor. Oleh karena itu, sehingga menghasilkan penjualan yang
CV Frinsa Agrolestari memerlukan rancangan sebanyak-banyaknya. Kotler, dkk (2017)
strategi pemasaran yang tepat untuk kondisi menyatakan bahwa terdapat pergeseran
pasar domestic kopi specialty di Indonesia. pemasaran dari pemasaran tradisional yang
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan berfokus pada product-driven maketing kepada
diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk pemasaran digital yang lebih berfokus pada

2
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 1, Juni 2019, Hal. 1-14
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

customer-driven marketing. Lo dan Campos Kotler, dkk (2017) menyatakan bahwa bauran
(2018) menyatakan bahwa pemasaran yang pemasaran dapat dikembangkan dan
dilakukan perusahaan saat ini harus dapat disesuaikan dengan konsep pemasaran terkini
memanfaatkan internet of things (IoT) dalam (marketing 4.0) yang menekankan kepada
menyusun strategi pemasaran yang terkait perkembangan bisnis digital menjadi konsep
dengan hubungan langsung dengan konsumen. bauran pemasaran 4C. Kelompok variabel yang
Pelsmacker, dkk (2018) juga menyatakan dikembangkan dalam bauran pemasaran 4C
bahwa strategi pemasaran digital meliputi co-creation, currency, communal
mempengaruhi kinerja perusahaan terutama activation, dan conversation. Co-creation
jasa. adalah strategi pengembangan produk yang
Kotler dan Amstrong (2012) dilakukan dengan pengembangn bersama dan
mendefinisikan marketing mix (bauran melibatkan pelanggan di tahap awal ideasi.
pemasaran) merupakan perpaduan Currency mengacu pada konsep penetapan
seperangkat alat pemasaran untuk harga yang dinamis (dynamic pricing).
mendapatkan konsumen di pasar. Suatu upaya Communal activation menggunakan konsep
yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk peer-to-peer distribution yaitu memberikan
mempengaruhi permintaan dan keputusan akses yang mudah kepada konsumen ke
konsumen adalah dengan melakukan produk dan layanan yang tidak dimiliki oleh
identifikasi dan analisis bauran pemasaran perusahaan tetapi oleh konsumen lain.
berdasarkan pendekatan 4P, yaitu product, Conversation mengacu kepada konsep
price, place, dan promotion. komunikasi atas produk perusahaan dengan
Pada perkembangan konsep bauran dibantu oleh teknologi.
pemasaran saat ini telah disesuaikan Beberapa penelitian terkait strategi
berdasarkan kondisi bisnis yang berkembang. pemasaran kopi telah dilakukan sebelumnya.
Menurut Plume, dkk (2017), mengungkapkan Ganda (2003) menyatakan bahwa terdapat
bahwa adanya perkembangan konsep bauran beberapa faktor yang mempengaruhi
pemasaran dari awal dikenalkannya konsep pemasaran kopi, yaitu: preferensi konsumen
dari McCarthy (1960) dengan elemen 4P (price, terhadap kopi dengan aroma dan rasa yang
product, place, promotion) serta dikenalkan khas serta jaminan mutu, harga produk kopi,
kembali oleh Kotler dan Keller (2012) dengan dan kepraktisan. Sedangkan menurut Jati
penekanan pada perbedaan atribut dan (2006) dalam penelitiannya menyatakan
referensi nilai produk dari persepsi konsumen. bahwa faktor kekuatan berupa bahan baku
Selanjutnya menurut Plume, dkk (2017) juga bermutu tinggi, proses pengolahan
menyatakan bahwa Booms dan Bitner (1981) berorientasi kualitas mutu, dan faktor peluang
melakukan ektensi pengembangan model 4P berupa tren konsumsi bio-coffee dan dukungan
menjadi 7P, dimana terdapat tambahan dari pemerintah setempat merupakan faktor
komponen atribut people, processes, dan utama dalam strategi pemasaran kopi arabika
physical evidence pada bauran pemasaran di Semarang. Selanjutnya Nurlaeli (2018)
karena adanya keterlibatan konsumen menyatakan bahwa jumlah produksi dan
khususnya dalam bisnis jasa. Hennig-Thurau kualitas kopi arabika, semakin banyaknya kedai
dkk (2010) menambahkan bahwa terdapat kopi, serta perkembangan agrowisata menjadi
perubahan dalam proses komunikasi dengan faktor pendukung strategi pengembangan
konsumen yang berawal dari satu arah menjadi agribisnis kopi di Kabupaten Banjarnegara.
dua arah, adanya co-creation dalam Menurut Anugerah (2019) menyatakan bahwa
pembuatan produk berupa interaksi dan faktor internal utama dalam pemasaran kopi
hubungan dengan konsumen. Selanjutnya, meliputi: penyediaan produk specialty coffee,

3
Achmad Fadillah: Analisis Market Segmentation …

kesesuaian citarasa dengan harga kopi yang internal terdiri atas Bapak Wildan Mustofa
ditawarkan, dan promosi serta faktor eksternal (Pemilik CV Frinsa Agrolestari), Ibu Atieq
utama meliputi perubahan gaya hidup, Mustikaningtyas (Manajer Pemasaran CV
perkembangan teknologi, peningkatan daya Frinsa Agrolestari), dan Bapak Fikri Raihan
beli konsumsi, dan peningkatan jumlah coffee Hakim (Staf Sales CV Frinsa Agrolestari).
shop. Responden ekternal konsumen dipilih
berdasarkan jenis usahanya, yaitu roastery
METODE PENELITIAN house yang menjual produknya ke konsumen
Rancangan Penelitian akhir dan kedai kopi lain, kedai kopi yang
Rancangan penelitian ini dilakukan melakukan aktivitas pemanggangan kopi untuk
dengan meliputi beberapa tahap, yaitu analisis penggunaan usahanya sendiri, serta bisnis kopi
strategi pemasaran awal yang diterapkan oleh berskala besar (korporasi) yang memanggang
CV Frinsa Agrolestari, identifikasi faktor kopi nya untuk digunakan di usahanya sendiri
internal dan eksternal perusahaan, formulasi dan juga dijual secara ritel. Sedangkan
strategi, dan rekomendasi strategi pemasaran responden eksternal ahli dipilih dengan
terbaru. Analisis strategi pemasaran awal pertimbangan bidang keahlian di bidang
dilakukan dengan mengidentifikasi atribut industri kopi Indonesia. Responden ekternal
pemasaran product, price, place, dan konsumen terdiri atas Bapak Dendi Hendra
promotion yang sudah dilakukan CV Frinsa (Pemilik “Journey Roastery”), Bapak Asep
Agrolestari. Selanjutnya, dilakukan identifikasi Sultani (Direksi “Armor Kopi”), dan Bapak
faktor internal berupa kekuatan dan Arnold Dharmmadhyaksa (Senior Manager
kelemahan serta faktor eksternal berupa “Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters”)
peluang dan ancaman sebagai dasar pemetaan serta responden eksternal ahli Bapak Daroe
matriks IE dan SWOT. Hasil dari matriks SWOT Handojo (General Manager Coffee Busines PT
digunakan untuk menyusun rekomendasi Cita Rasa Prima Group “Paberik Kopi Upormal
strategi pemasaran berbasis pemasaran 4.0 Coffee Roasters”).
dengan pengembangan atribut co-creation,
currency, communal activation, dan Metode Analisis Data
conversation. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Teknik Pengumpulan Data Adapun alat analisis yang digunakan meliputi:
Teknik non probability sampling berupa 1) analisis marketing mix 4P (product, price,
teknik purposive sampling digunakan untuk place, promotion, 2) identifikasi faktor
memilih responden penelitian. Teknik ini internal/IFE (Internal Factor Evaluation) dan
digunakan karena sesuai dengan rancangan eksternal/EFE (External Factor Evaluation), 3)
penelitian dimana sampel responden yang memetakan Internal-External (IE) matrix, serta
diambil berdasarkan kriteria yang telah 4) analisis SWOT (Strength – Weakness –
tentukan, seperti responden harus memahami Opportunity – Threat) berdasarkan pendekatan
dengan baik proses bisnis CV Frinsa Agrolestari marketing mix 4C (co-creation, currency,
dan bisnis kopi specialty. Adapun populasi dari communal activation, dan conversation).
penelitian ini adalah seluruh karyawan CV Analisis marketing mix (bauran
Frinsa Agrolestari untuk reponden internal dan pemasaran) historis CV Frinsa Agrolestari
pemilik coffee shop untuk reponden eksternal. menggunakan konsep pemasaran Kotler dan
Sampel responden internal dipilih berdasarkan Amstrong (2012). Selanjutnya, untuk analisis
jenis tanggung jawab pekerjaannya yang IFE dan EFE menggunakan konsep strategi
berhubungan dengan aktivitas pemasaran dan David (2011). Menurut David (2011), untuk
penjualan di CV Frinsa Agrolestari. Responden mengkaji, mengidentifikasi, dan menganalisis

4
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 1, Juni 2019, Hal. 1-14
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

rangkaian strengths dan weaknesses apa saja


yang dimiliki oleh suatu bisnis atau perusahaan
dapat dilakukan dengan teknik Internal Factor
Evaluation (IFE). Sedangkan, untuk
merumuskan faktor-faktor luar apa saja
(opportunities dan threats) yang
mempengaruhi proses suatu bisnis atau
perusahaan berdasarkan aspek sosial,
ekonomi, budaya, kebijakan, teknologi, dan
lainnya dapat menggunakan teknik External
Factor Evaluation (EFE). Analisis IFE dan EFE
kemudian disajikan dalam bentuk matriks yang
dapat dilihat pada Tabel 1.
Sumber: David (2011)
Gambar 1. Matriks IE
Tabel 1. Matriks IFE dan EFE
Faktor Internal Bobot Rating Skor
Selanjutnya, untuk menetapkan strategi
Utama
Kekuatan 3-4
yang akan disarankan, hasil analisis faktor
Kelemahan 1-2 lingkungan yang telah didapatkan disusun
Total 1.00 dalam matriks SWOT (Tabel 2). Menurut David
Bobot Rating Skor (2011), matriks SWOT membantu
Faktor Eksternal pengembangan strategi dengan cara
Utama memasangkan setiap faktor-faktor lingkungan
Peluang 1-4 internal dan eksternal sehingga menghasilkan
Ancaman 1-4 empat tipe strategi, yaitu SO strategy
Total 1.00 (perpaduan antara kekuatan dan peluang), WO
Sumber: David (2011) strategy (perpaduan antara kelemahan dan
peluang), ST strategy (perpaduan antara
Hasil identifikasi faktor lingkungan kekuatan dan ancaman) dan WT strategy
tersebut kemudian disusun dalam matriks IE (perpaduan antara kelemahan dan ancaman).
(Gambar 1), yaitu sebuah matriks yang Matriks SWOT yang telah disususn digunakan
memosisikan suatu organisasi ke dalam sebagai panduan untuk merancang strategi
sembilan sel untuk mengetahui posisi strategi pemasaran CV Frinsa Agrolestari.
yang sudah dilakukan oleh perusahaan dan
strategi apa yang perlu dilakukan selanjutnya Tabel 2. Matriks SWOT
(David 2011). Matriks IE memiliki tiga bagian Internal
Kekuatan Kelemahan
yang terbagi dalam sembilan sel. Setiap bagian
(Strengths) (Weaknesses)
tersebut memiliki implikasi strategi yang Eksternal
berbeda, yaitu sel I, II, dan IV yang disebut grow
and build; sel III, V, dan VII yang disebut hold Peluang
Strategi SO Strategi WO
(Opportunities)
and maintain; serta sel VI,VIII, dan IX yang
disebut harvest and divest.
Ancaman Strategi ST Strategi WT
(Threats)

Sumber: David (2011)

5
Achmad Fadillah: Analisis Market Segmentation …

Rancangan perbaikan strategi berbagai blok perkebunan kopi CV Frinsa


pemasaran CV Frinsa Agrolestari dilakukan Agrolestari. Terdapat enam varian untuk biji
dengan menggunakan konsep 4C pemasaran kopi single variety yaitu Andung Sari, P88,
4.0 (Kotler, 2017). Konsep 4C terdiri atas co- Ateng Super, Sigarar Utang, Borbor, dan Lini S.
creation, currency, communal activation, dan Sedangkan biji kopi single estate merupakan
conversation. biji kopi yang terdiri atas berbagai varietas kopi
yang terdapat dalam satu blok kebun CV Frinsa
HASIL DAN PEMBAHASAN Agrolestari. Terdapat dua varian untuk biji kopi
Gambaran Umum Perusahaan single estate yaitu Weninggalih yang berlokasi
CV Frinsa Agrolestari merupakan sebuah di Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten
perusahaan keluarga yang bergerak pada bisnis Bandung Barat dan Gunung Tilu yang berlokasi
komoditas kopi, mulai dari pembibitan, di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
pemuliaan varietas kopi, penanaman, Bandung.
pengolahan hingga pemasaran biji kopi. CV
Frinsa Agrolestari yang berdiri sejak 2011 Bauran Pemasaran Historis (4P) CV Frinsa
memfokuskan produksinya pada berbagai Agrolestari
macam kopi specialty dengan kualitas tinggi Product
dan beragam jenis kopi Nusantara. Visi CV Produk biji kopi specialty CV Frinsa
Frinsa Agrolestari adalah “Best Coffee from Best Agrolestari yaitu Single Variety dan Single
Practices”, yang berkomitmen untuk Estate telah diproses dengan standar
memproduksi kopi specialty berkualitas internasional Specialty Coffee Association
dengan menggunakan praktik perkebunan dan (SCA). Standar dari SCA tersebut adalah biji kopi
produksi kopi yang berkelanjutan sehingga arabika yang memiliki skor cupping 85 sampai
tidak merugikan lingkungan maupun 100 dan jumlah defects atau cacat kurang dari
masyarakat di sekitar lokasi perkebunan dan 5 persen. Serta Standar Nasional Indonesia
produksinya. CV Frinsa Agrolestari saat ini (SNI), yaitu SNI 01-2907-2008 untuk produk biji
memiliki lima orang karyawan tetap yang kopi Frinsa Collective. Standar SNI 01-2907-
bertanggungjawab atas kegiatan bisnisnya baik 2008 adalah biji kopi arabika yang memiliki nilai
dalam hal administrasi maupun operasional defect atau cacat maksimum 11. Standar
serta sekitar 100-150 orang karyawan tersebut memastikan produk biji kopi dari CV
musiman. Frinsa Agrolestari memiliki kualitas yang
Produk CV Frinsa Agrolestari yang diberi terjamin.
merek dagang “Java Frinsa Estate” Saat ini, pabrik pemrosesan biji kopi CV
dikelompokkan dalam dua jenis yaitu specialty Frinsa Agrolestari memiliki kapasitas mesin
dan collective. Produk biji kopi specialty terbagi terpasang mencapai 1000 ton per tahunnya.
menjadi dua yaitu, single variety dan single Akan tetapi karena keterbatasan bahan baku
estate yang merupakan produk kopi yang buah kopi (buah kopi), CV Frinsa Agrolestari
ditanam langsung oleh CV Frinsa Agrolestari. baru mampu memanfaatkan kapasitas tersebut
Sedangkan, Frinsa Collective adalah biji kopi sebanyak 100 sampai 150 ton saja per
yang ditanam oleh mitra petani dari CV Frinsa tahunnya atau 10-15 persen dari kapasitas
Agrolestari. Selain varian biji kopi berdasarkan mesin produksinya saja. Dengan kapasitas
jenis dan asal biji kopi, CV Frinsa Agrolestari pemrosesan yang sangat tinggi tersebut, CV
juga melakukan berbagai macam pemrosesan, Frinsa Agrolestari juga menerima jasa
diantaranya fully wash, wet hull, natural, dan pemrosesan biji kopi bagi pengusaha biji kopi
honey. lainnya (maklun).
Biji kopi single variety merupakan biji
kopi yang terdiri atas satu varietas kopi dari

6
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 1, Juni 2019, Hal. 1-14
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

Price dan masih jarang membagikan informasi


Harga produk CV Frinsa Agrolestari langsung mengenai CV Frinsa Agrolestari
ditetapkan dengan dipengaruhi oleh berbagai maupun produknya. Website milik CV Frinsa
faktor baik produksi, kondisi pasokan, maupun Agrolestari (www.javafrinsaestate.com) juga
kondisi pasar. Oleh karena itu, harga dari masih belum digunakan secara optimal.
produk biji kopinya selalu berubah dari waktu Promosi yang dilakukan selama ini banyak
ke waktu. CV Frinsa Agrolestari menyediakan menggunakan media promosi melalui
keikutsertaan dalam berbagai forum kopi
berbagai ukuran kemasan biji kopi yang, yaitu
seperti kompetisi, lelang, pameran, dan
mulai dari kemasan 1 kg, 3 kg dan 5 kg untuk
kegiatan gathering komunitas kopi lainnya.
processor kopi berskala kecil serta kemasan 30 Media promosi tersebut selama ini
kg dan 80 kg untuk processor kopi berskala mempermudahkan pertemuan antara
besar. Harga kopi specialty yang dijual oleh CV produsen kopi dengan konsumen serta mitra
Frinsa Agrolestari berada pada kisaran Rp potensial.
180.000 – Rp 220.000 per kg.
Analisis Faktor Lingkungan Perusahaan
Place Berdasarkan hasil wawancara dengan
Konsumen CV Frinsa Agrolestari manajemen CV Frinsa Agrolestari (khususnya
didominasi oleh konsumen ekspor. Sehingga, bagian pemasaran), yaitu Pemilik CV Frinsa
channel yang digunakan menggunakan sarana Agrolestari, Manajer Pemasaran CV Frinsa
online. Proses pemesanan dan pembelian Agrolestari, dan Staff Sales CV Frinsa
produk biji kopi specialty CV Frinsa Agrolestari Agrolestari, didapatkan identifikasi kekuatan
selama ini banyak dilakukan melalui media dan kelemahan yang digunakan dalam analisis
sosial yaitu Whatsapp dan Instagram. Metode strategi pemasaran biji kopi CV Frinsa
ini dianggap cukup memenuhi kebutuhan Agrolestari. Hasil analisis Internal Factor
pemesanan baik bagi konsumen maupun staff Evaluation (IFE) secara keseluruhan disajikan
sales CV Frinsa Agrolestari. Selain itu, CV Frinsa pada Tabel 3. Penetapan bobot dilakukan oleh
Agrolestari juga aktif dalam mengikuti berbagai responden internal dari CV Frinsa Agrolestari
kegiatan forum dan komunitas di industri kopi dengan menggunakan matriks perbandingan
Indonesia maupun internasional. berpasangan faktor strategi internal yang
menghasilkan bobot rata-rata. Sedangkan
Promotion penentuan rating dilakukan oleh responden
CV Frinsa Agrolestari telah menggunakan internal CV Frinsa Agrolestari yang
media sosial Instagram dan website sebagai menghasilkan rating rata-rata. Dari Tabel 3
media pemasarannya. Namun, penggunaan diketahui bahwa kekuatan utama CV Frinsa
media tersebut masih belum dioptimalkan. Agrolestari adalah product co-creation dengan
Selama ini, CV Frinsa Agrolestari hanya konsumen dengan skor 0,406 sedangkan
menggunakan akun Instagram untuk kelemahan utama CV Frinsa Agrolesetari
membagikan ulang unggahan dari akun lain adalah penggunaan kapasitas mesin produksi
yang berisikan tentang CV Frinsa Agrolestari belum optimal dengan skor 0,086.

7
Achmad Fadillah: Analisis Market Segmentation …

Tabel 3. Matriks IFE CV Frinsa Agrolestari


Faktor Internal Utama Bobot Rating Skor
Kekuatan
S1. Hubungan baik dengan mitra 0.095 4 0.382
S2. Hubungan baik dengan konsumen 0.094 4 0.376
S3. Hubungan baik dengan program sosial 0.080 3 0.241
S4. Hubungan baik dengan asosiasi dan komunitas kopi 0.076 4 0.303
S5. Proses berbasis value produk 0.094 4 0.376
S6. Product co-creation dengan konsumen 0.102 4 0.406
S7. Produk sudah memiliki standar SCA dan SNI 0.097 4 0.388
S8. Range ukuran kemasan banyak 0.091 4 0.364
2.835
Kelemahan
W1. Penggunaan kapasitas mesin produksi belum optimal 0.086 1 0.086
W2. Penggunaan website belum optimal 0.094 1 0.094
W3. Penggunaan media sosial belum optimal 0.091 1 0.091
0.271
Total 1.000 3.106
Sumber: Data primer (diolah) (2019)

Hasil analisis External Factor Evaluation sangat dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi
(EFE) secara keseluruhan disajikan pada Tabel kopi domestik di Indonesia selama 2015-2018
4. Penetapan bobot dilakukan oleh responden dan menjadikan peluang besar bagi pebisnis
internal dari CV Frinsa Agrolestari dengan kopi specialty untuk memasarkan produknya
menggunakan matriks perbandingan pada pasar domestik. Sedangkan, harga kopi
berpasangan faktor strategi ekternal yang global yang berfluktuasi menjadi ancaman
menghasilkan bobot rata-rata. Sedangkan utama bagi CV Frinsa Agrolestari dalam
penentuan rating dilakukan oleh responden menetapkan harga kopi, karena penetapan
internal CV Frinsa Agrolestari yang harga selama ini ditentukan oleh harga kopi
menghasilkan rating rata-rata. Dapat diketahui dunia. Harga kopi yang mengalami penurunan
dari Tabel 4 bahwa peluang terbesar CV Frinsa akan mempengaruhi keuntungan yang
Agrolestari adalah pertumbuhan niche market diperoleh saat permintaan kopi tetap dan
dengan skor 0.711 sedangkan ancaman harga kopi yang mengalami peningkatan akan
terbesar CV Frinsa Agrolesetari adalah fluktuasi mempengaruhi tingkat permintaan konsumen
harga kopi global dengan skor 0.289. yang menurun.
Pertumbuhan niche market kopi specialty ini

8
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 1, Juni 2019, Hal. 1-14
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

Tabel 4. Matriks EFE CV Frinsa Agrolestari


Faktor Eksternal Utama Bobot Rating Skor
Peluang
O1. Pertumbuhan niche market 0.178 4 0.711
O2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi 0.150 2 0.300
O3. Perkembangan ekowisata dan eduwisata 0.139 2 0.278
1.289
Ancaman
T1. Risiko dalam pengiriman 0.194 2 0.389
T2. Fluktuasi harga kopi global 0.144 2 0.289
T3. Cuaca tidak menentu 0.194 3 0.583
1.261
Total 1.000 2.550
Sumber: Data primer (diolah) (2019)

Analisis Matriks Internal Eksternal (IE) penetrasi pasar merupakan beberapa strategi
Pada hasil analisis matriks IFE pada Tabel yang dapat dilakukan sebagai sebuah implikasi
3 diperoleh total skor sebesar 3.106 dan hasil upaya strategi intensif. CV Frinsa Agrolestari
analisis matriks EFE pada Tabel 4 diperoleh juga dapat menerapkan strategi integrasi
total skor sebesar 2. Skor IFE dan skor EFE yang horizontal dan integrasi mundur serta integrasi
telah diperoleh sebelumnya digunakan sebagai maju sebagai alternatif strategi. Strategi
dasar analisis posisi CV Frinsa Agrolestari pada intensif bertujuan untuk mengembangkan
matriks internal eksternal (IE). Adapun hasil pasar yang sudah ada serta menciptakan pasar
pemetaan strategi pemasaran CV Frinsa baru sehingga perusahaan dapat berkembang
Agrolestari pada Matriks IE disajikan dalam dengan lebih baik. Sedangkan strategi
Gambar 2 berikut: integratif seperti integrasi maju, integrasi
mundur, dan intergrasi horizontal merupakan
strategi yang bertujuan untuk memperkuat
rantai pasok perusahaan sehingga proses
produksi dan distribusi perusahaan dapat
berjalan tanpa hambatan. Strategi yang paling
efektif diterapkan oleh CV Frinsa Agrolestari
saat ini dalam rangka meningkatkan
pemasaran pada pasar domestic adalah
dengan melakukan strategi intensif yang
bertujuan untuk mengembangkan pasar kopi
specialty di Indonesia melalui strategi penetrasi
pasar.

Analisis Matriks SWOT berdasarkan


Gambar 2. Matriks IE Strategi Marketing Mix 4C
Berdasarkan analisis faktor internal (IFE),
CV Frinsa Agrolestari berada di sel IV analisis faktor eksternal (EFE), analisis matriks
(grow and build) sehingga strategi intensif dan IE selanjutnya dapat dianalisis alternatif
strategi integratif merupakan strategi yang strategi apa saja yang dapat dilakukan oleh CV
dapat disarankan untuk diimplementasikan. Frinsa Agrolestari menggunakan matriks
Pengembangan produk, pengembangan dan SWOT. Analsis matriks SWOT yang dilakukan

9
Achmad Fadillah: Analisis Market Segmentation …

pada penelitian ini berfokus pada strategi berdasarkan matriks SWOT strategi pemasaran
pemasaran berdasarkan pendekatan (4C) CV Frinsa Agrolestari dapat dilihat pada
marketing mix 4C. Adapun formulasi strategi Tabel 5.

Tabel 5. Matriks SWOT Strategi Pemasaran CV Frinsa Agrolestari


Kekuatan Kelemahan
(Strengths) (Weaknesses)
S1. Hubungan baik dengan mitra W1. Penggunaan kapasitas mesin
S2. Hubungan baik dengan produksi belum optimal
konsumen W2. Penggunaan website belum
S3. Hubungan baik dengan program optimal
sosial W3. Penggunaan media sosial belum
S4. Hubungan baik dengan asosiasi optimal
dan komunitas kopi
S5. Proses berbasis value produk
S6. Product co-creation dengan
konsumen
S7. Produk sudah memiliki standar
SCA dan SNI
S8. Range ukuran kemasan banyak
Peluang Strategi SO Strategi WO
(Opportunities) 1. Melakukan pengembangan 1. Pengoptimalan penggunaan
O1. Pertumbuhan niche produk secara terus-menerus (S1, internet sebagai media pemasaran
market S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, O1, O2) (W2, W3, O1, O2)
O2. Perkembangan 2. Pengembangan bisnis ekowisata
teknologi informasi dan eduwisata sebagai media
dan komunikasi pemasaran (S1, S2, S3, S4, S5, O3)
O3. Perkembangan 3. Pengembangan bisnis kopi hilir
ekowisata dan (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, O1)
eduwisata
Ancaman Strategi ST Strategi WT
(Threats) 1. Komunikasi yang intensif dengan 1. Pengoptimalan pengembangan
T1. Risiko dalam konsumen dan jasa ekspedisi (S1, proses produksi dan bisnis (W1,
pengiriman S2, T1) W2, W3, T1, T2. T3)
T2. Fluktuasi harga kopi 2. Pengembangan desain kemasan
global pengiriman yang lebih aman (S5,
T3. Cuaca tidak menentu S8, T1)
3. Edukasi konsumen mengenai
kualitas produk (S2, S3, S4, S5, S6,
S7, T1, T2)
Sumber: data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan formulasi strategi yang dengan mitra, konsumen, program sosial, serta
telah dilakukan didapatkan beberapa strategi asosiasi dan komunitas kopi akan memudahkan
pemasaran yang dapat dilakukan oleh CV Frinsa proses implementasi strategi ini. CV Frinsa
Agrolestari, meliputi: Agrolestari dapat mengembangkan varian biji
Strategi SO (Strengths - Opportunities) kopi baru yaitu biji kopi yang sudah diramu
SO1: Melakukan pengembangan produk secara dengan jenis-jenis biji kopi yang sudah ada
terus-menerus sehingga memiliki karakteristik-karakteristik
Strategi ini merupakan pewujudan dari strategi tertentu. Pengembangan produk CV Frinsa
intensif yaitu pengembangan produk serta Agrolestari yang melibatkan konsumen secara
strategi integrasi yaitu integrasi maju. aktif dapat dikategorikan perwujudan co-
Hubungan baik antara CV Frinsa Agrolestari creation dalam pemasaran 4.0.

10
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 1, Juni 2019, Hal. 1-14
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

SO2: Pengembangan bisnis ekowisata dan penggunaan media tersebut masih belum
eduwisata sebagai media pemasaran dimanfaatkan secara optimal oleh CV Frinsa
Strategi ini merupakan pewujudan dari upaya Agrolestari. Website CV Frinsa Agrolestari yang
penetrasi pasar (strategi intensif) dan upaya seharusnya dapat dijadikan media pemasaran
integrasi horizontal (strategi integrative). CV yang sangat baik, tidak pernah diperbarui. Fitur
Frinsa Agrolestari dapat membangun belanja online di website CV Frinsa Agrolestari
ekowisata dan eduwisata kopi dengan juga tidak berfungsi. Sedangkan akun
menggandeng mitra petani kopi, program Instagram CV Frinsa Agrolestari masih kurang
sosial, dan/atau lembaga pemerintah. aktif dan gencar dalam membagikan konten-
Keberadaan ekowisata dan eduwisata ini dapat konten mengenai produk biji kopi CV Frinsa
meningkatkan pengetahuan dan minat Agrolestari maupun tentang kopi secara
masyarakat terhadap produk kopi specialty umum.
Indonesia. Hubungan baik antara CV Frinsa Keberadaan website dan media sosial
Agrolesatari dengan mitra, konsumen, program mempermudah konsumen untuk melihat
sosial, serta asosiasi dan komunitas kopi akan informasi relevan mengenai produk-produk CV
memudahkan realisasi dari pengembangan Frinsa Agrolestari dan nilainya sebagai
bisnis ekowisata dan eduwisata. perusahaan. Untuk melakukan strategi ini
Pengembangan bisnis ekowisata dan pertama-tama diperlukan admin pengelola dan
eduwisata sebagai media pemasaran content creator untuk website dan Instagram
merupakan pengaplikasian konsep 4C dari yang bertanggungjawab untuk membuat
Pemasaran 4.0 yaitu communal activation dan konten dan memperbarui informasi yang
conversation. dibagikan.
Penggunaan internet sebagai media
SO3: Pengembangan bisnis kopi hilir pemasaran merupakan aplikasi dari konsep 4C
Bisnis B2B seperti CV Frinsa Agrolestari co-creation, communal activation, dan
memiliki value tambahan yang terbatas conversation dimana peran partisipasi
sehingga kurang maksimal profitabilitasnya. konsumen menjadi poin penting dalam
Oleh karena itu, pengembangan bisnis kopi hilir pengembangan bisnis CV Frinsa Agrolestari.
yang menjual produknya langsung ke Dengan adanya peran aktif konsumen,
konsumen akhir menjadi pilihan yang baik konsumen akan merasa terlibat dalam
karena mampu memaksimalkan value perkembangan bisnis dan produk CV Frinsa
tambahan produk yang ditawarkan. CV Frinsa Agrolestari dan meningkatkan loyalitasnya.
Agrolestari dapat mengembangkan bisnisnya Strategi ini merupakan pewujudan dari strategi
ke bisnis kopi hilir seperti kedai kopi atau intensif yaitu pengembangan pasar serta
roastery house. Hal ini dilakukan agar lebih strategi integratif yaitu integrasi maju.
banyak value dari produk CV Frinsa Agrolestari
yang dapat disanpaikan dengan lebih baik ke Strategi ST (Strengths - Threats)
konsumen. Selain itu, CV Frinsa Agrolestari juga ST1: Komunikasi yang intensif dengan
dapat menambahkan value lainnya seperti konsumen dan jasa ekspedisi
dalam produk siap konsumsi. Strategi ini merupakan pewujudan konsep 4C
yaitu communal activation dan conversation,
Strategi WO (Weaknesses – Opportunities) konsumen dan media distribusi (yang dalam hal
WO1: Pengoptimalan penggunaan internet ini adalah jasa ekspedisi) dilibatkan secara aktif
sebagai media pemasaran dalam berjalannya proses pengiriman barang.
CV Frinsa Agrolestari saat ini telah memiliki Kerusakan barang dalam pengiriman
website dan akun Instagram. Namun demikian, merupakan risiko yang tidak dapat dipungkiri

11
Achmad Fadillah: Analisis Market Segmentation …

dan harus dihadapi. CV Frinsa Agrolestari harus tidak terkecuali produk biji kopi specialty.
melakukan komunikasi secara intensif dengan Setiap konsumen sudah memiliki preferensi
jasa ekspedisi untuk memastikan kondisi karakteristik biji kopi specialty tertentu yang
barang tejaga selama dalam pengiriman hingga diinginkan. Namun demikian, tetap tidak
diterima oleh konsumen. Selain itu, komunikasi menutup kemungkinan untuk memperluas
dengan konsumen juga harus intens untuk pasar tersebut ke konsumen baru. Oleh karena
memastikan konsumen mengetahui risiko- itu, edukasi product knowledge kepada
risiko yang ada walaupun penjual sudah masyarakat tetap menjadi sarana perluasan
mengusahakan yang terbaik agar barang cakupan pemasaran yang ideal. Edukasi
sampai pada pembeli dengan dengan kondisi tersebut dapat dilakukan secara langsung
yang diharapkan. Strategi ini merupakan seperti pada pameran atau acara-acara lainnya
aplikasi dari strategi integratif yaitu integrasi maupun secara daring melalui media sosial.
maju. Dalam strategi ini, konsep 4C conversation
memiliki peran penting. Selain perusahaan
ST2: Pengembangan desain kemasan dapat menyampaikan informasi terkait kopi
pengiriman yang lebih aman dan prosesnya, konsumen juga dapat aktif
Strategi ini merupakan pewujudan dari strategi bertanya mengenai informasi-informasi apa
intensif yaitu pengembangan produk. Konsep saja yang ingin diketahui, dengan begitu CV
4C co-creation dan conversation diwujudkan Frinsa Agrolestari akan mampu menyampaikan
dalam pengembangan desain kemasan yang informasi dengan tepat sasaran.
lebih aman dengan melibatkan semua pihak
yang berkaitan termasuk konsumen. Saat ini CV Strategi WT (Weaknesses - Threats)
Frinsa Agrolestari telah mengemas biji kopinya WT1: Pengoptimalan pengembangan proses
yang berukuran 1 kg, 3 kg, dan 5 kg dengan produksi dan bisnis
meggunakan vacuum sealing untuk menjaga Salah satu perbaikan yang perlu dilakukan oleh
kualitas dan kesegaran biji kopinya. Namun CV Frinsa Agrolestari adalah pengoptimalan
pengemasan dengan cara vacuum sealing ini proses produksi. CV Frinsa Agrolestari memiliki
juga menimbulkan masalah baru karena mesin pemrosesan biji kopi dengan kapasitas
kemasan menjadi lebih rentan pecah. Oleh mencapai 1000 ton per tahunnya, namun
karena itu, CV Frinsa Agrolestari perlu hingga saat ini CV Frinsa Agrolestari baru
mengembangkan teknik pengemasan dalam mampu memproduksi sebanyak 100-150 ton
pengiriman yang lebih aman dan tidak mudah saja per tahunnya atau sekitar 10-15 persen
pecah tapi tetap menjaga kualitas biji kopinya. dari kapasitas totalnya saja. Sehingga dapat
Hal ini dapat dilakukan dengan mencari bahan dilihat bahwa CV Frinsa Agrolestari memiliki
kemasan yang tahan terhadap benturan dan kapasitas yang mencukupi untuk
lentur, menambahkan busa atau bubble wrap perkembangan dalam proses produksi. Dengan
untuk mengurangi dampak benturan, dan pengoptimalan proses bisnis dan produksi, CV
sebagainya. Frinsa Agrolestari akan mampu mengefisienkan
penggunaan sumber daya yang dimiliki
sehingga dapat menurunkan biaya produksi.
ST3: Edukasi konsumen mengenai kualitas Strategi ini merupakan aplikasi dari konsep 4C
produk co-creation dan conversation. Strategi ini
Strategi ini merupakan pewujudan dari strategi merupakan pewujudan dari strategi intensif
intensif yaitu pengembangan pasar serta yaitu pengembangan produk serta strategi
strategi integrasi yaitu integrasi maju. Produk integrasi yaitu integrasi mundur.
niche market berarti konsumen sudah atau
mau teredukasi mengenai produk tersebut,

12
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol. 5 No. 1, Juni 2019, Hal. 1-14
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe P-ISSN: 2502-1400, E-ISSN: 2502-5678

PENUTUP (WT1) Pengoptimalan pengembangan proses


Strategi pemasaran yang sudah produksi dan bisnis.
diterapkan oleh CV Frinsa Agrolestari adalah Penelitian lanjutan mengenai strategi
menjalin hubungan baik dengan mitra, pemasaran CV Frinsa Agrolestari yang
konsumen, program sosial, serta asosiasi dan mencakup wilayah lebih luas sehingga lebih
komunitas kopi; proses berbasis value produk; mereprentasi semua konsumen CV Frinsa
product co-creation dengan konsumen; produk Agrolestari. Selain itu, dapat dikaji mengenai
berstandar SCA dan SNI; dan range ukuran prioritas penerapan alternatif strategi yang
kemasan banyak. diperoleh.
Berdasarkan hasil analisis faktor
lingkungan internal CV Frinsa Agrolestari, REFERENSI
terdapat sebelas faktor strategis internal Booms B, Bitner MJ. (1981). Marketing
dengan kekuatan utama adalah product co- strategies and organizational structures
creation dengan konsumen dengan skor 0.406 for service firms. J.H. Donnelly, W.R.
sedangkan kelemahan utama CV Frinsa George (Eds.), Marketing of services,
Agrolesetari adalah penggunaan kapasitas American Marketing Association,
mesin produksi belum optimal dengan skor Chicago, IL, pp. 47-51
0.086. Berdasarkan hasil analisis faktor David FR. (2011). Strategic Management:
lingkungan eksternal CV Frinsa Agrolestari, CONCEPTS AND CASES. New Jersey (US):
terdapat enam faktor strategis eksternal Pearson Education, Inc.
dengan peluang terbesar CV Frinsa Agrolestari Ganda H. (2003). Analisis Perilaku Konsumen
pertumbuhan niche market dengan skor 0.711 Kopi Serta Implikasinya Terhadap
sedangkan ancaman terbesar CV Frinsa Strategi Pemasaran Produk Kopi Sabani.
Agrolesetari adalah fluktuasi harga kopi global [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.
dengan skor 0.289. Tersedia pada:
Berdasarkan matriks IE, CV Frinsa https://repository.ipb.ac.id/bitstream/h
Agrolestari berada di sel IV (grow and build) andle/123456789/17451/A03hga.pdf?s
sehingga strategi intensif (pengembangan equence=2&isAllowed=y
produk, pengembangan dan penetrasi pasar) Hennig-Thurau T, et al. (2010). The impact of
dan strategi integratif (integrasi horizontal dan new media on customer relationships
integrasi mundur serta integrasi maju) Journal of Service Research, 13 (3), pp.
merupakan alternatif strategi yang dapat 311-330
disarankan untuk diimplementasikan. Herlyana E. (2012). Fenomena Coffee Shop
Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum
Berdasarkan analisis matriks SWOT, didapatkan
Muda. [Jurnal]. THAQAFIYYAT: Jurnal
7 rekomendasi strategi pemasaran yaitu: (SO1)
Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam.
Melakukan pengembangan produk secara 13(1). Tersedia pada:
terus-menerus, (SO2) Pengembangan bisnis http://ejournal.uin-
ekowisata dan eduwisata sebagai media suka.ac.id/adab/thaqafiyyat/article/
pemasaran, (SO3) Pengembangan bisnis kopi view/43 [diunduh 2019 Agustus 9].
hilir, (WO1) Pengoptimalan penggunaan Hikmah PN. (2019). Strategi Pemasaran Kopi
internet sebagai media pemasaran, (ST1) Spectrum di Kota Bogor. [Skripsi]. Institut
Komunikasi yang intensif dengan konsumen Pertanian Bogor. Tersedia pada:
dan jasa ekspedisi, (ST2) Pengembangan desain https://repository.ipb.ac.id/handle/123
kemasan yang lebih aman, (ST3) Edukasi 456789/97922
konsumen mengenai kualitas produk, dan

13
Achmad Fadillah: Analisis Market Segmentation …

[ICO] International Coffee Organization. (2019). McCarthy JE. (1960). Basic marketing. A
Total production by all exporting managerial approach. Richard D. Irwin,
countries. [Internet]. Tersedia pada: http Homewood, IL (US).
http://www.ico.org/prices/po- Pelsmacker PD, et al. (2010). Marketing
production.pdf [diunduh 2019 Juni 15]. Communications: A European
[ICO] International Coffee Organization. (2019). Perspective 4th Edition. Pearson
World coffee consumption. [Internet]. Education Limited. Harlow: UK.
Tersedia pada: Plume CJ, et al. (2017). Social Media in the
http://www.ico.org/prices/new- Marketing Context: Chapter 2 The New
consumption-table.pdf [diunduh 2019 Marketing Environment. A State of the
Juni 15]. Art Analysis and Futur Directions 2017.
Jati, YP. (2006). Analisis Nilai tambah dan pp. 7-40
strategi pemasaran kopi bubuk arabika Rizqi N. 2018. Strategi Pengembangan
kelompok tani manunggal VI Kecamatan Agribisnis Kopi Arabika di Kabupaten
Jambu Semarang. [Skripsi]. Institut Banjarnegara Jawa Tengah. [Skripsi].
Pertanian Bogor. Tersedia pada: Institut Pertanian Bogor. Tersedia pada:
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/h https://repository.ipb.ac.id/handle/123
andle/123456789/50982/A06ypj.pdf?se 456789/93871
quence=1&isAllowed=y [SCA] Specialty Coffee Association. (2018).
Kotler P, Keller KL. (2012). Marketing Coffee standards [internet]. Tersedia
management (15th ed.), Prentice Hall, pada: https://sca.coffee/
Upper Saddle River, NJ. research/coffee-standards [diunduh
______ , Amstrong G. (2012). Principles of 2019 Juli 06].
Marketing 14th Ed. Amerika (US): Sepulveda WS, et al. (2016). Consumers'
Pearson Education, Inc. preference for the origin and quality
______ , Kartajaya H, Setiawan I. (2017). attributes associated with production of
Marketing 4.0: Moving from Traditional specialty coffees: Results from a cross-
to Digital. Hoboken (US): Wiley. cultural study. Food Research
Lo F, Campos N. (2018). Blending Internet-of- International 89 (2016) 997–1003.
Things (IoT) Solutions into Relationship Yusianto. (2013). Karakteristik kopi Indonesia
Marketing Strategies. Technological Juni 2013 [internet]. Tersedia pada:
Forecasting & Social Change 137 (2018) http://agro.kemenperin.go.id/
10–18. media/download/465 [diunduh 2019
Agustus 18].

14

Anda mungkin juga menyukai