Anda di halaman 1dari 15

KASUS PEMBUNUHAN WAYAN MIRNA SALIHIN (ES KOPI

VIETNAM SIANIDA) DITINJAU DARI SUDUT

PANDANG ETIKA DAN HATI NURANI

PAPER
(Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Etika yang dibina
oleh Bapak Dr. Agustinus W. Dewantara, S.S., M.Hum)

Disusun Oleh :

Nama : Fitria Indah Permatasari

NIM : 52416012

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

2018
ABSTRAK

Pada kasus kopi sianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso dalam hal ini Jessica
adalah pihak yang mengundang teman lamanya yaitu Mirna dan Hani untuk bertemu di cafe
olivier yang berada di salah satu tempat perbelanjaan di Jakarta.Sebagai seorang tamu Mirna
dan Hani menghadiri undangan dari Jessica di cafe olivier.Selaku tuan rumah mengundang
orang lain sebagai tamunya dengan maksud untuk mencelakai tamu tersebut merupakan
perbuatan yang salah dan jelas menyalahi etika kesopanan dalam pergaulan.Hal ini berarti
Jessica sudah menyalahi norma atau nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat yaitu tidak
memuliakan tamunya.Perbuatannya tersebut Jessica dijatuhi hukum penjara selama 20 tahun.

Kata kunci : Kopi Sianida, Etika, Hati Nurani


1. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman banyak sebagian besar orang pada umumnya
khususnya di Indonesia melakukan pertemuan baik dengan teman lama, rekan kerja maupun
keluarga di restoran, cafe, hotel, tempat perbelanjaan dan tempat-tempat lainnya. Hal ini
merupakan bentuk perkembangan jaman pada masa global. Indonesia merupakan negara
dengan adat istidat dan etika pergaulan yang cukup kental dimana ketika pihak yang
mengundang tamu melakukan suatu pertemuan maka jika dilihat dari sudut pandang seorang
tamuhendaknya seorang tamu mengupayakan datang untuk menerima undangan tersebut
agar penerima tamu tidak merasa kecewa ketika tamu yang diundang tidak dapat hadir di
undangan tersebut.

Pada kasus kopi sianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso dalam hal ini
Jessica adalah pihak yang mengundang teman lamanya yaitu Mirna dan Hani untuk bertemu
di cafe olivier yang berada di salah satu tempat perbelanjaan di Jakarta. Sebagai pihak yang
mengundang Jessica memesan tempat dan minuman terlebih dahulu yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh Jessica,Mirna,dan Hani melalui group chat whatsapp. Sebagai seorang
tamu Mirna dan Hani menghadiri undangan dari Jessica di cafe olivier. Mirna dan Hani
datang untuk memenuhi undangan tersebut dengan iktikad baik bahwa Jessica adalah teman
lama mereka yang sudah lama tidak bertemu.

Namun apabila sebagai seorang tamu datang dengan iktikad baiktanpa adanya
prasangka buruk terhadap pihak yang mengundang, tetapi pada kenyataannya pihak yang
mengundang ini mengundang tamunya dengan tujuan atau motif tertentu yang kemudian
memberikan minuman yang sudah dicampur dengan zat korosif yang membahayakan orang
yang meminumnya selaku tamu yang telah diundang maka perbuatan tersebut sudah sangat
membahayakan pihak tamu yang mempunyai niat iktikad baik.

Berdasarkan uraian peristiwa diatas maka dalam hal ini apakah dapat dikatakan
beretika apabila pihak yang mengundang tamu dengan sengaja memberikan minuman yang
dengan maksud untuk mencelakai tamu tersebut dan berakibat meninggalnya Mirna yang
menjadi tamu Jessica.
2. KRONOLOGI ATAU KASUS

Tanggal 6 Januari 2016 telah terjadi sebuah kasus yang diduga merupakan kasus
pembunuhan berencana yaitu meninggalnya Wayan Mirna Salihin yang berumur 27 tahun
setelah meminum es kopi vietnam. Peristiwa ini terjadi pada saat Mirna ,Hani dan Jessica
bertemu pada pukul 17.00 WIB di cafe Olivier yang berada di daerah Grand Indonesia. Mirna
bersama temannya yaitu Hani datang untuk menemui Jessica Kumala Wongso di cafe Olivier
yang berada di daerah Grand Indonesia sekitar pukul 16.40 WIB, Mirna dan Hani datang
dengan Jessica yang sudah duduk siap di meja nomor 54 dengan minuman yang sudah siap
juga yaitu kopi es vietnam pesanan Mirna, fashioned sazerac pesanan Hani dan cocktail
pesanan Jessica. Dengan posisi duduk Mirna yang berada ditengah, Jessica berada disebelah
kiri, dan Hani berada disebelah kanan.

Setelah datang Mirna langsung meminum es kopi vietnam, namun mirna merasa ada
sesuatu yang aneh pada minumanya kemudian meminta Hani dan Jessica untuk mencium
bau pada minumannya. Setelah mencium minuman tersebut Jessica berkata bahwa baunya
aneh, es kopi vietnam yang biasanya berwarna coklat namun itu berwarna seperti kunyit.
Mirna meminta untuk dipesankan air putih tetapi Jessica malah hanya pergi untuk
memanggil pelayan untuk datang ke meja mereka. Belum sempat pelayan datang untuk
membawakan air putih tersebut tubuh Mirna sudah kaku, mulutnya mengeluarkan busa,
kejang-kejang, dengan mata setengah tertutup.Melihat hal tersebut Hani menjadi panik
kemudian mengoyangkan tubuh Mirna karena semakin menjadi kaku kemudian berteriak
memanggil pelayan cafe Olivier.

Mirna dibawa ke Dokter klinik Damayanti Grand Indonesia, Mirna dibawa


menggunakan kursi roda ke klinik, Dokter Joshua mengatakan, saat dibawa ke klinik oleh
petugas restoran, tidak ada tanda-tanda yang aneh dari tubuh Mirna. Wanita itu hanya
pingsan dan belum meninggal. "Sadar si enggak, pingsan kayak biasanya, kondisi fisik juga
masih ada (hidup), badan masih hangat, pandangan mata kosong, dan pasien masih bisa
interaksi," ucap Joshua1 di Klinik Damayanti. "Dan kami pun memberikan penanganan pada
umumnya, memberikan oksigen, mengecek denyut nadi dan pernapasan, penanganan dasar
saja. Denyut nadi 80 kali per menit dan itu normal, pernapasannya juga 16 kali per menit
normal," imbuh dia2. Kemudian atas kemauan suaminya Mirna dirujuk ke Rumah Sakit Abdi
Moch Harun Syah. “Dokter: Mirna Belum Meninggal, Sampai di Klinik Hanya Pingsan”
1

Liputan6.com. https://www.liputan6.com/news/read/2407692/dokter-mirna-belum-
meninggal-sampai-di-klinik-hanya-pingsan. Diakses pada 28 November 2018
2
ibid
Waluyo sekitar pukul 18.00 WIB tiba disana, dua dokter yang menangani Mirna saat itu
bernama Prima Yudo dan Ardianto, "Pupil tidak ada tanda cahaya, tidak ada respon.
Bibirsudah pucat. Dia meninggal dalam perjalanan. Saat diperiksa denyut jantung dan nafas
sudah tidak ada," ujar Prima1.

Pada awalnya perkembangan kasus kematian Mirna, kepolisian sempat menemui jalan
buntu karena pihak keluarga Mirna yang tidak mengizinkan untuk dilakukannya otopsi
terhadap jenazah Mirna. Namun, setelah dilakukan musyawarah dan dijelaskan oleh pihak
kepolisian, akhirnya pihak keluarga mengizinkan polisi untuk melakukan otopsi. Dari hasil
otopsi tersebut diketahui bahwa terdapat pendarahan di lambung Mirna yang disebabkan oleh
zat korosif. Berdasarkan penemuan tersebut, polisi berkeyakinan bahwa kematian Mirna tidak
wajar. Polisi kemudian melakukan prarekonstruksi di cafe Olivier pada tanggal 11 Januari
2016 dengan menghadirkan dua orang teman Mirna yakni Hani dan Jessica. Polisi juga
meminta keterangan dari pegawai cafe Olivier . Polisi pun mengembangkan penyelidikan
dengan memanggil beberapa saksi termasuk pihak keluarga Mirna yang diwakili oleh
ayahnya, juga dua orang teman Mirna yakni Hani dan Jessica. Jessica sendiri diperiksa oleh
pihak kepolisian sebanyak 5 kali. Jessica tidak hanya dimintai keterangan, namun polisi juga
menggeledah rumahnya pada tanggal 10 Januari 2016.

Polisi diketahui mencari celana yang dipakai oleh Jessica pada saat kejadian. Namun
hingga kini, celana tersebut belum ditemukan. Tidak hanya memeriksa para saksi, polisi pun
meminta keterangan dari para ahli diantaranya ahli IT, hipnoterapi, psikolog, dan psikiater
untuk menguatkan bukti dugaan terhadap pelaku. Kepolisian RI juga meminta bantuan
kepada Kepolisian Federal Australia untuk mendalami latar belakang Jessica selama berada
di Australia.

Setelah hampir satu bulan sejak kematian Wayan Mirna Salihin, polisi akhirnya
mengumumkan pelaku pembunuhan berencana ini. Jessica Kumala Wongso ditetapkan
sebagai tersangka pada tanggal 29 Januari 2016 pukul 23:00 WIB. Jessica yang diketahui
sebagai teman Mirna yang juga memesankan minuman, ditangkap keesokan harinya di Hotel
Neo Mangga Dua Square, Jakarta Utara, pada tanggal 30 Januari 2016 pukul 07:45 WIB.
Setelah menjalani pemeriksaan selama 13 jam sebagai tersangka, Jessica pun ditahan oleh
pihak kepolisian. Setelah melewati beberapa kali persidangan, Jessica Kumala Wongso pada
1
Glery Lazuardi. “Dokter Sebut Mirna Meninggal Saat Perjalanan Menuju Rumah Sakit Abdi
Waluyo” Tribunnews.com. http://www.tribunnews.com/metropolitan/2016/08/29/dokter-
sebut-mirna-meninggal-saat-perjalanan-menuju-rumah-sakit-abdi-waluyo. Diakses pada 28
November 2018
akhirnya dituntut 20 tahun penjara atas tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam Pasal
340 KUHP. Dalam tuntutannya, jaksa menyebutkan bahwas Jessica diyakini terbukti bersalah
meracuni Mirna dengan menaruh racun sianida dengan kadar 5 gram. Jessica disebut
menutupi aksinya dengan cara meletakkan 3 kantong kertas di meja nomor 54. Pada 27
Oktober 2016, Jessica Kumala Wongso dijatuhi vonis pidana penjara selama 20 tahun.
3. TEORI-TEORI

3.1 ETIKA

“Etika” secara etimologi berasal dari Yunani, “ethos”yang berarti watak kesusilaan
atau “custom” atau kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia,
juga dapat berarti “karakter” manusia (keseluruhan cetusan perilaku manusia dalam
perbuatannya). Etika berkaitan dengan moral, sedangakan etiket hanya tali-temali dalam cara-
cara yang santun ; dan belajar etika berarti bertindak baik. Etika mempelajari apa yang baik
atau benar bagi manusia dengan tujuan apa yang harus dicapai dan tindakan apa yang harus
dilakukan.1

Etika dan moral memiliki arti yang kurang lebih sama namun dalam keseharian etika
dan moral memiliki perbedaan yaitu moral untuk penilaian terhadap perbuatan pada orang
tersebut sedangkan etika adalah sistem nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Secara umum
dapat dikatakan bahwa etika adalah filsafat tentang tindakan manusia sebagai manusia, etika
tidak mempersoalkan keadaan orang tersebut baik kaya atau miskin, laki-laki atau
perempuan, tetapi mempersoalkan bagaimana orang tersebut berperilaku, orang tersebut
bertindak, apakah sudah sesuai dengan norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika memiliki tiga arti yaitu yang pertama
etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak). Yang kedua etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak. Sedangkan yang ketiga etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.

Etika adalah ilmu pengetahuan normatif tentang tingkah laku manusia sejauh manusia
secara keseluruhan. Etika berkaitan langsung dengan norma-norma atau nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral atau gagasan-gagasan etis kemanusiaan. Disebut normatif karena etika
sebagai dasar untuk mengantar orang menjadi manusia yang lebih baik, etika bukan hanya
“ilmiah” melainkan harus mengedepankan norma-norma yang berlaku di masyarakat.2

Etika bersifat spekulatif, artinya tunduk pada prinsip-prinsip normatif yang masuk
akal sejauh budi manusia ikut bagian dalam budi Sang Penciptanya, Sang Sumber dari segala

1
DR. AGUSTINUS W. DEWANTARA, S.S., M.HUM.2017. “Filsafat Moral Pengumpulan Etis Keseharian Hidup
Manusia”. Yogyakarta : PT Kansius. Hal 3
2
Ibid, hal 4-6
kebaikan. Etika juga terdapat sanksi-sanksi etis atas pelanggaran pada setiap norma yang
digagas dan digariskan.

Kaitannya dengan pergaulan sehari-hari etika merupakan unsur penting yang


mengatur dan menjadi tatanan dasar dalam bertindak dan bersosialisasi dengan sesama
manusia sebagai individu. Adat memuliakan tamu di Indonesia sudah merupakan kewajiban
setiap orang yang mengundang tamu selaku tuan rumah. Dengan alasan apapun pada saat
pihak pengundang selaku tuan rumah mengundang orang lain sebagai tamunya dengan
maksud untuk mencelakai tamu tersebut seperti yang telah dilakukan oleh Jessica Kumala
Wongso kepada tamunya yaitu Wayan Mirna Salihin merupakan perbuatan yang salah dan
jelas menyalahi etika kesopanan dalam pergaulan.

3.2. HATI NURANI

Tatanan moral subjektif adalah penilaian baik atau buruknya dari suatu tindakan
manusia yang ada atau tertanam dalam diri setiap manusia tanpa terkecuali, instansi yang
mengawasi yaitu hati nurani.Perbuatan manusia tidaklah tunggal melainkan kompleks,
maksudnya suatu tindakan seperti pembunuhan, bukan hanya dalam tindakan hilangnya
nyawa saja melainkan pembunuhan terdiri dari elemen-elemen perbuatan yang kompleks.
Tindakan pembunuhan mengalir dari rentetan motivasinya seperti pembunuhan secara
langsung atau tidak, pembunuhan terencana atau tidak terencana, motiv dalam tindak
pembunuhan. Akibat terdapat kompleksitas perbuatan manusia, penilaiaan moralnya juga
kompleks.

Hati nurani secara fenomenologis dari realitas bahwa manusia selalu melakukan
pertimbangan-pertimbangan dalam hidupnya. Melakukan pertimbangan artinya manusia
memiliki semacam gradasi nilai-nilai yang menjadi fundamen untuk menegaskan pilihan-
pilihan dan melakukan keputusan. Hati nurani memiliki semacam pertimbangan yang akan
membimbing kehendak kita. Karena hati nurani tidak dapat berpikir (hanya akal budi saja
yang dapat berpikir), hati nurani seringkali disebut sebagai “suara Tuhan”.

Hati nurani disebut juga “synderesis” , dalam bahasa inggris disebut”conscience”


yang berkaitan langsung dengan kesadaran. Hati nurani menjadi seperti kapasitas / daya /
kekuatan yang pertimbangan dan pemeriksaannya mengatasi hukum, fenomenabaik / buruk
sebagaimana digagas oleh publik kebanyakan, mengatasi larangan / perintah dalam
peraturan-peraturan yang dimiliki dalam hidup manusia. Karena hati nurani adalah “suara
Tuhan” aneka pertimbangan yang diberikannya mengantar manusia kepada Tuhan. Jadi hati
nurani tidak sekedar berurusan dengan salah atau benar secara etis, melainkan langsung
menunjuk kepada relasi manusia dengan Tuhan dalam cara-cara yang tidak dapat direduksi
sekedar dalam agama-agama formal. 1Hati nurani terdiri dari lima jenis yaitu ada hati nurani
sesat, hati nurani bimbang, hati nurani tumpul, hati nurani skrupel, dan yang terakhir ada hati
nurani tajam.

Bersarkan teori hati nurani diatas maka kaitannya dengan kasus pembunuhan
berencana Wayan Mirna Salihin yang dilakukan oleh temannya sendiri yaitu Jessica Kumala
Wongso,dapat terlihat jelas bahwa tidak ada penyesalan atas perbuatan yang telah
dilakukannya tersebut.Pada saat alat bukti rekaman CCTV diputar dipersidangan terlihat jelas
Jessica hanya berdiri dan memandang Mirna dengan ekspresi datar tanpa ada rasa bersalah
dan tidak terlihat berusaha melakukan apapun untuk menolong Mirna yang sudah dalam
keadaan kaku, mulutnya mengeluarkan busa, kejang-kejang, dengan mata setengah tertutup.

1
Ibid, hal 20
4. PEMBAHASAN
4.1. KASUS PEMBUNUHAN WAYAN MIRNA SALIHIN (ES KOPI VIETNAM
SIANIDA) DITINJAU DARI SUDUT PANDANG ETIKA

Berdasarkan penjelasan diatas etika adalah hal yang berhubungan dengan tindakan
manusia tentang baik atau buruknya suata perbuatan. Norma Kesopanan merupakanaturan
tentang tingkah laku yang berasal dari budaya, adat istiadat, atau tradisi pada suatu wilayah
yang kemudian berkembang dalam pergaulan di masyarakat sehingga dianggap susuatu yang
harus digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam kasus pembunuhan Wayan
Mirna Salihin, Jessica menggundang kedua temannya yaitu Mirna dan Hani sebagai pihak
yang mengundang maka ia menggunakan adab-adab dalam mengundang tamu seperti
menanyakan apakah ada acara atau tidak dihari itu sehingga membuat rencana untuk
hangouttanggal 6 januari 2016 jam 17.00 WIBdi cafe Olivier di daerah Grand Indonesia,
sebagai pihak yang mengundang Jessica menyiapkan tempat dengan reservasi terlebih dahulu
yaitu memilih meja nomor 54 , kemudian dia juga membelikan bingkisan kepada Mirna dan
Hani berupa sabun yang dibelinya ditoko Bath and Body Works, Lantai 1, West Mall, Grand
Indonesia dan meminta pegawai toko tersebut untuk membungkusnya dan dimasukkandalam
3 paperbag setelah sebelumnya reservasi tempat di cafe Olivier.

Apabila Jessica mengurungkan niatnya untuk meracuni Mirna dan datang dengan
membawa bimgkisan tersebut kepada Mirna dan Hani maka perbuatan yang dilakukan
Jessica merupakan perbuatan yang baik berkaitan dengan iktikad baik dalam etika pergaulan
yaitu membawakan teman lamanya hadiah. Tetapi pada kenyataanya Jessica tetap
menjalankan niatnya untuk mencelakai Mirna

Sebagai seorang tamu atau pihak yang di undang Mirna dan Hani datang jam 16.40
WIB karena berdasarkan norma kesopanan dan adab seorang tamu, ketika diundang
hendaknya harus datang agar tidak menyakiti perasaan orang atau pihak yang mengundang
maka mereka datang ke cafe Olivier atas undangan jessica. Tanpa prasangka buruk Mirna dan
Hani datang menemui Jessica yang sudah siap duduk di meja nomor 54 dengan minuman
yang sudah siap yaitu es kopi vietnam pesanan Mirna, fashioned sazerac pesanan Hani dan
cocktail pesanan Jessica. Dengan posisi duduk Mirna yang berada ditengah, Jessica berada
disebelah kiri, dan Hani berada disebelah kanan.

Karena sebagai tamu atau pihak yang di undang Hani dan Mirna tidak memiliki
prasangka buruk terhadap Jessica sebagai pihak yang mengundang , sehingga ketika sampai
dimeja 54 Mirna langsung meminum es kopi vietnam tanpa ada rasa curiga sebelum
meminumnya, namun ketika sudah meminum ia merasa aneh dengan minumannya sehingga
Mirna meminta Hani dan Jessica untuk mencium bau es kopi vietnam. Ketika sudah
meminum es kopi vietnam Mirna merasa tubuhnya kepanasan dan sesak nafas.

Dalam sudut padang etika apakah dapat dikatakan beretika meskipun sudah
mengundang baik-baik namun dengan tujuan yang buruk yaitu meracun seseorang. Jessica
dapat dikatakan tidak bermoral karena disini Mirna sebagai seorang tamu dan Jessica sebagai
pihak yang mengundang kemudian meracun Mirna. Bukti bahwa Mirna diracun adalah
berdasarkan pendapat Ahli toksikologi atau racun Nursamran Subandi mengatakan racun
sianida adalah zat korosif yang merusak lambung Wayan Mirna Salihin. Saat menjadi saksi
dalam sidang kasus pembunuhan dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, Nursamran
menyebut Sianida menurutnya adalah zat yang mudah larut dalam air dan akan berreaksi
apabila tidak di suhu yang tinggi.

Jessica sebagai pihak yang mengundang Mirna dan Hani, berpura-pura untuk
mengadakan hangout bukan untuk bersilaturahmi atau mempererat tali persaudaraan tetapi
untuk tujuan lain yaitu membunuh Mirna secara tidak langsung menggunakan es kopi
vietnam yang sudah bercampur dengan sianida. Hal ini berarti Jessica sudah menyalahi
norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat yaitu tidak memuliakan tamunya
maksudnya mendudukkannya (menempatkannya) di tempat yang baik, melayaninya, dan
menyiapkan makan-minum serta keperluannya namun jika minuman tamu sudah dicampur
dengan sianida dapat dikatakan tidak menjamu tamu dengan baik.

Jessica juga sudah menyalahgunakan kepercayaan Mirna dan Hani yang telah datang
untuk memenuhi undangan tersebut tanpa adanya prasangka buruk dengan alasan sebagai
teman yang dulu pernah kuliah di Australia. Namun Jessica menyalahgunakan kepercayaan
tersebut untuk meracun Mirna melalui es kopi vietnam yang sudah bercampur dengan
sianida. Padahal Mirna dan Hani percaya kepada Jessica dengan mereka datang ke cafe
Olivier atas ajakan Jessia bahkan saudara kembar Wayan Mirna Salihin yaitu Sandy Salihin
mengatakan bahwa sebenarnya Jessica di Indonesia tidak memiliki teman sehingga setiap
datang ke Indonesia Jessica selalu menemui Mirna.1

1
Official iNews. 2016. Sandy Salihin : Jessica itu tidak punya teman, terutama di Indonesia -
iNews Breaking News 19/09 . https://www.youtube.com/watch?v=9gDrDjzXieg. Diakses
pada tanggal 29 November 2018
4.2 KASUS PEMBUNUHAN WAYAN MIRNA SALIHIN (ES KOPI VIETNAM
SIANIDA) DITINJAU DARI SUDUT PANDANG HATI NURANI

Dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin berdasarkan hati nurani sama halnya
denganapa yang di perbuat Jessica yang tidak melakukan apapun dapat membantu seperti
misalnya menelfon suami Mirna atau membawakan tas mirna ketika dibawa ke klinik. Jessica
hanya diam seolah mirna hanya sakit biasa yang kemudian akan pulih kembali berbeda
dengan Hani yang merasa panik ketika temannya Mirna mengalami tubuh yang sudah kaku,
mulutnya mengeluarkan busa, kejang-kejang, dengan mata setengah tertutup. Hani terus
mencoba menelfon suami Mirna ketika Mirna dalam kondisi seperti itu Hani juga membawa
barang Mirna ketika Mirna dibawa ke Klinik berbeda sekali dengan Jessica yang hanya diam
tanpa melakukan hal yang dapat membantu temannya dan hanya terus menggaruk tetapi tidak
seperti menggaruk pada celananya hal tersebut dapat terlihat seolah-olah tengah
membersihkan atau mengelap tangannya.

Ketikadalam persidangan Jessica merasa dirinya tidak bersalah dan dia berpendapat
bahwa dia tidak menaruh racun, meskipun dalam CCTV tidak terlihat secara jelas Jessica
memasukkan sianida kedalam es kopi vietnam milik Mirna tetapi terlihat dalam greak
tubunya terlihat jelas Jessica memindahkan sesuatu dari tas ke minuman yang di “bentengi”
dengan 3 paperbag. Awal sidang hingga Jessica akhirnya di dituntut 20 tahun penjara atas
tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam Pasal 340 KUHP. Dalam tuntutannya, jaksa
menyebutkan bahwas Jessica diyakini terbukti bersalah meracuni Mirna dengan menaruh
racun sianida dengan kadar 5 gram. Jessica disebut menutupi aksinya dengan cara
meletakkan 3 kantong kertas di meja nomor 54. Pada 27 Oktober 2016, Jessica Kumala
Wongso dijatuhi vonis pidana penjara selama 20 tahun.

Setiap orang berhak untuk hidup, menghilangkan nyawa seseorang adalah perbuatan
yang tidak berhati nurani apalagi pembunuhan tersebut termasuk pembunuhan berencana
Memberikan minuman es kopi vietnam dengan campuran sianida kemudian korban atau
Mirna masih harus menggalami sekarat yang sangat tragis, sedangkan pelaku pembunuhan
tanpa rasa berdosa dan bersalah setelah menghilangkan nyawa seseorang, Jessica hanya diam
dan melihat aksinya berhasi yang mengakibatkan Mirna meminggal dalam kedaan sangat
tersiksa meskipun pada kenyataanya Mirna adalah temannya sendiri.
Dalam lingkungan masyarakat dan agama selalu menggajarkan untuk mengucap maaf
ketika kita melakukan kesalahan, ketika Jessica sudah menghilangkan nyawa Mirna melalui
es kopi vietnam dengan campuran sianida sebagai seorang manusia dan teman yang baik
maka sudah sepatutnya Jessica mengakui kesalahannya tersebut dan meminta maaf kepada
keluarga Mirna selaku kerluarga korban,tetapi yang dilakukan Jessica tetap tidak mengakui
kesalahannya dan tidak ingin minta maaf. Akibat perbuatannya tersebut Jessica menerima
hukuman penjara selama 20 tahun karena telah terbukti melakukan pembunuhan berencana
terhadap Wayan Mirna Salihin dengan meracun Kopi Vietnam yang diminum Mirna dan
berakibat meninggalnya Mirna.

5. PENUTUP
Pembunuhan atau menghilangkan nyawa seseorang merupakan hal yang sangat tidak
beretika dan tidak berhati nurani, dalam kasus ini dapat dikatan termasuk pembunuhan
berenca Jessica merencanakan untuk membunuh Mirna melalui es kopi vietnam yang sudah
dicampur sianida. Setiap manusia berhak memiliki hak hidup yang tidak boleh diambil oleh
orang lain kecuali Yang Maha Kuasa. Dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin
meninggal dunia dengan tragis akibat Mirna meminum es kopi vietnam yang sudah
tercampur dengan sianida.Efek racun sianida tersebut tidak langsung meninggal tetapi
seakan-akan disiksa terlebih dahulu sebelum meninggal seperti tubuhnya kepanasan, sesak
nafas, tubuhnya menjadi kaku, mulutnya mengeluarkan busa, kejang-kejang, dan dengan
mata setengah tertutup.
Jessica dari awal persidangan sampai vonis hukuman penjara dibacakan hakim, tetap
tidak mengakui kesalahannya dan tidak ingin meminta maaf meskipun telah menghilangkan
nyawa seseorang yaitu Mirna. Atas perbuatannya tersebut Jessica dijatuhi hukum penjara
selama 20 tahun.Hukuman yang diterima Jessica atas perbuatannya tersebut bukan hanya dari
sanksi penjara berdasarkan hukum negara saja,tetapi juga kecaman dari masyarakat atas
perbuataanya tersebut dan juga akan mendapat balasan tersendiri dari Tuhannya.
Melakukan pembunuhan yang merupakan bentuk nyata dari perampasan hak hidup
yang merupakan hak dasar setiap manusia merupakan pelanggaran etika yang sangat
fatal.Berdasarkan tinjauan kasus diatas yang semakin membuta perbuatan Jessica semakin
menyalahi etika adalah Mirna merupakan teman lama Jessica yang telah diundang untuk
datang sebagai teman lama yang sudah tidak bertemu.
Dalam posisi sedemikian tersebut maka Jessica adalah pihak tuan rumah yang
berkewajiban untuk memuliakan tamunya maksudnya mendudukkannya (menempatkannya)
di tempat yang baik, melayaninya, dan menyiapkan makan-minum serta keperluannya.
Kesimpulannya meskipun dalam keadaan semarah atau terlukanya perasaan seseorang
sebagai manusia dan individu terhadap perkataan orang lain jangan samapi membunuh atau
mencelakai orang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).
Sumber Internet :
Glery Lazuardi. “Dokter Sebut Mirna Meninggal Saat Perjalanan Menuju Rumah Sakit Abdi
Waluyo” Tribunnews.com.
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2016/08/29/dokter-sebut-mirna-meninggal-
saat-perjalanan-menuju-rumah-sakit-abdi-waluyo. Diakses pada 28 November 2018
Moch Harun Syah. “Dokter: Mirna Belum Meninggal, Sampai di Klinik Hanya Pingsan”
Liputan6.com. https://www.liputan6.com/news/read/2407692/dokter-mirna-belum-
meninggal-sampai-di-klinik-hanya-pingsan. Diakses pada 28 November 2018
Official iNews. 2016. Sandy Salihin : Jessica itu tidak punya teman, terutama di Indonesia -
iNews Breaking News 19/09 . https://www.youtube.com/watch?v=9gDrDjzXieg.
Diakses pada tanggal 29 November 2018

Anda mungkin juga menyukai