Anda di halaman 1dari 12

Nahda Adelia

Mitha Apriani
Egin Pratiwi
Atayla Gusti ramadan
Ebit Arkayaza
Kasus kopi sianida dari pertemuan Jessica, Mirna, dan Hani berjanjian
untuk bertemu di Olivier Cafe pukul 18.30 melalui group Whatsapp Pada
pukul 15.30, Jessica tiba di Olivier Cafe lebih dulu untuk memesan tempat
Jessica meninggalkan Olivier Cafe dan pergi ke toko Bath and Body Works
untuk membeli oleh-oleh untuk Mirna dan Hani Pada pukul 16.14, Jessica
kembali ke Olivier Cafe sambil membawa tiga paper bag dan duduk ke meja
54 yang merupakan pilihan Jessica sendiri Jessica pergi ke bar untuk
memesan Vietnamese Ice Coffee untuk Mirna dan dua minuman lainnya
untuk Hani dan dirinya Setelah selesai memesan minuman, Jessica beranjak
ke kasir dan langsung membayar minuman tersebut Sekitar pukul 16.24,
pesanan diantarkan dan disajikan di meja 54.
Setelah melewati beberapa kali persidangan, Jessica Kumala
Wongso dituntut 20 tahun penjara atas tindak pidana
pembunuhan yang diatur dalam Pasal 340 KUHP pada 27
Oktober 2016. Dalam tuntutannya, jaksa menyebutkan bahwa
Jessica diyakini terbukti bersalah meracuni Mirna dengan
menaruh racun sianida dengan kadar 5 gram.
Yudi Sukinto Wibowo, pengacara tersangka Jessica Kumala
Wongso, menyatakan rekonstruksi kasus kematian Wayan Mirna
Salihin tidak bisa dijadikan sebagai alat bukti untuk menghukum
Jessica dalam persidangan “Rekonstruksi (kasus Mirna) itu
bukan bukti," ujar Yudi ketika dihubungi media Yudi menjelaskan,
setiap terdakwa di dalam persidangan hanya bisa dihukum
berdasarkan atas fakta yang diperoleh selama penyelidikan.
Oleh karena itu, ia yakin Jessica akan terbebas dari jeratan
hukum.
Saksi kunci dalam kasus tewasnya Mirna Wayan
Salihin karena meminum kopi bersianida, Boon Juwita
alias Hani mengaku ikut mencicipi kopi yang diminum
oleh Mirna.Dia mengaku tidak membuang kopi yang
diminumnya. Ia juga merasa tidak ada dampak buruk
yang terjadi pada tubuhnya setelah itu. Meskipun
begitu, Hani tetap mendapatkan obat dari dokter di
RS Abdi Waluyo ketika mengantar Mirna untuk
mendapatkan perawatan lanjutan, setelah mengaku
merasakan kopi yang diminum temannya tersebut.
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kembali menggelar sidang
lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Wayan Mirna Salihin
dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso. Sidang kasus 'kopi sianida'
hari ini, Kamis (21/7/2016) masih digelar dengan agenda
mendengarkan keterangan saksi. Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah
menghadirkan sejumlah saksi yang ada di Kafe Olivier, Jakarta Pusat,
lokasi saat Mirna tewas usai menyeruput es kopi di kafe tersebut pada
6 Januari 2016.Namun, belum ada satu pun saksi yang mengaku
melihat Jessica memasukkan sesuatu apalagi racun sianida ke dalam
es kopi Vietnam yang diminum Mirna. Hal itu juga tidak mampu
diungkap melalui rekaman CCTV kafe. Meja nomor 54, tempat duduk
Jessica, Mirna, dan Hanie Boon Juwita, memang tak tersorot kamera
CCTV dengan jelas, karena terhalang dinding dan tanaman hias kafe
1 2 Ahli teknologi informasi
3 Ahli Patologi forensik
Ahli psikologi UI. dan digital forensik Australia, Bang Beng
Dewi Taviana walida universitas Mataram, Ong, patologi forensik
mengungkapkan Rismon hasiholan Djaja surya Atmadja,
bahwa sifat amorous sianipar menduga dan Tasikologi
rekaman kamera
naracissist jessica pengawas yang
Budiawan mengatakan
bukan faktor hal yang sama bahwa
menampilkan jessica
kematian mirna hanya
mendorong menggaruk tangan
telah melalui proses bisa diketahui dengan
pembunuhan autopsi.
rekayasa
Jessica Kumala Wongso lahir di Jakarta, 9 Oktober 1988.
Usianya baru menginjak 27 tahun ketika terjerat kasus
pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Olivier Café, Grand
Indonesia, Jakarta, pada Rabu, 6 Januari 2016 silam.
Sejauh ini tidak ditemukan racun sianida di dalam tubuh
Wayan Mirna Salihin, yang meninggal usai meminum es
kopi Vietnam di cafe Olivier, Grand Indonesia.
Kandungan sianida 0,2 gram yang ditemukan di
lambung Mirna tidak dapat langsung di simpulkan bahwa
kematian Mirna karna sianida.

Anda mungkin juga menyukai