Anda di halaman 1dari 5

h5

NAMA : FAREL DEFARA OKTAVIO


KELAS : 23 L
NIM : 23010664456
MATKUL : PENGANTAR PSIKOLOGI

RANGKUMAN
DEVI SIAGIAN (Mantan manager cafe olivier)

 Menurut Devi ada yang janggal dari Jessica karena saat Mirna jatuh, ia tidak menolongnya
lalu, Jessika bertanya kopi tersebut telah dimasukkan apa? Sehingga Devi release berfikir
ada sesuatu yang membuat dia merasa curiga kalau ada sesuatu aneh dalam kopi tersebut.
 Devi mencoba mengecek kopi tersebut dan devi merasa bau kopi tersebut seperti bau busuk
namun pada film ice cold tidak dijelaskan bagaimana devi mengecek kopi tersebut dan dia
tidak sampai mati.
 Barista juga mengecek kopi tersebut sama halnya dengan devi barista tersebut lalu
menyimpulkan bau kopi itu memili bau rasa seperti kunyit.
 Devi sangat trauma pada kasus ini terlihat saat devi pernah di wawancarai dia terlihat tertekan
dengan mimik wajah yang terlihat sperti ingin menangis.
 Dalam halnya kasus ini dalam perpektif devi memiliki banyak pertentangan.
FRISTIAN GRIE (Reporter)

 Beliau mendapat informasi pertama kalau ada pembunuhan menggunakan racun dan merasa
kasus Mirna menarik untuk ditelusuri
 Beliau mendapati informasi bahwa Jessica pasangan lesbian sehingga banyak simpang siur.
 Saat persidangan, Fristian Griec awalnya merasa takut dekat dengan Jessica,namun ia
memperoleh surat dari Jessica dan ia mengatakan suka dengan penampilannya. Ini menjadi
hal yang berkesan bagi Fristian Griec.
EDI DARMAWAN SALIHIN (Ayah Mirna)
 Edi Darmawan pernah membawa pistol saat syuting, hal tersebut mungkin baginya adalah hal
yang biasa.
 Pak Edi Salihin memberi infomasi “Mirna adalah individu yang keras seperti
ayahnya, Mirna pun berani memaki, memukul dan berantem . sehingga menarik untuk
ditelusuri lebih dalam , bagaimana pola perilaku, pola sosial nya, gaya hidup dan
kebiasaannya.
Ayah Mirna memberikan pernapasan bantuan dengan mulut, sehingga harusnya ada resiko
yang terjadi
 Ekspresi ayah Mirna bersesuaian dengan konteks verbalnya .Ia terlihat sedih,marah dan
ekspresif yang ditunjukkan melalui body language sehinggarelevan dengan konteks
verbalnya.
 Ayah Mirna memiliki kecurigaan terhadap Jessica
Pihak Polisi dan keluarga Mirna
 Keluarga mirna keberatan karena adanya autopsi pada mirna karena ada kemungkinan mirna
keracunan
 Pihak kepolisian, Krisna Murti mengatakan “jika kematian tidak wajar dan tidak dilakukan
autopsi maka polisi tidak bisa melakukan penyelidikan” sehingga keluarganya pun pasrah
dan bersedia.Statement polisi mengatakan bahwa Mirna diracun karena sianida di kopi.
 Sehingga diasumsikan kopi Mirna mengandung sianida yang dihubungkan penyebab
kematian Mirna.
 Ayah Mirna mengatakan bahwa sebelum peristiwa terjadi, Mirna pernah menasihati Jessica
terkait pacarnya
 kembaran Mirna juga menyampaikan bahwa Jessica irimungkin karena hidup Mirna lebih
baik.

Rangkaian Proses Penyelidikan dan Data Persidangan

 Sidang pertama, ruang sidang begitu penuh dan disiarkan secara full
oleh media.
 Di persidangan, jaksa berusaha membuktikan dengan mengungkap fakta dan
menelusuri sejak kopi dibuat sampai menjadi barang bukti. Kemungkinan akan ada
citra buruk jika jaksa tidak bisa membuktikan. Dakwaan dalam persidangan adalah
pasal 340, yaitu pembunuhan berencana. Dalam persidangan disampaikan beberapa
keanehan yang terjadi, seperti kursi digeser oleh Jessica dan meletakkan paper bag di
depan gelas sehingga menutupi CCTV.
 Otto Hasibuan (pengacara Jessica), menyampaikan bahwa ia yakin 99% kalau jessica
tidak bersalah. Beberapa ahli yang dihadirkan meragukan penyebab kematian Mirna
akibat sianida.
 Prof. Eddy menyampaikan bahwa ia mengamati linguistik Jessica saat interview di
televisi. Pandangan Jessica ke atas seperti sedang merekayasa suatu informasi tertentu
sehingga ia menduga bahwa pelakunya adalah Jessica.
 Jessica konsisten tersenyum saat ditangkap, diwawancara, maupun persidangan.
Namun, di film tidak diungkap secara jelas bagaimana kepribadian Jessica dan hanya
mengungkap bahwa ia narsistik psikopatik.
 Di pukul 15.30, Jessica sampai di kafe Olivier. Namun, hanya 2 menit ia masuk dan
sempat masuk untuk melihat situasi dalam kafe kemudian keluar. Pukul 16.14, Jessica
masuk kafe lagi dengan membawa tas belanjaan. Pukul 16.18, ia memesan minuman
dan pukul 16.24 pesanan disajikan. Pukul 17.16, Mirna datang bersama Hani dan Mirna
minum kopi pada pukul 17.18. Pukul 17.24, Mirna mengalami kejang dan kesulitan
bernapas.
 Dalam film, semua hal tidak ditampilkan secara utuh, banyak perdebatan hukum yang
dipertontonkan. Sebagian pihak merasa tidak imbang dalam penyampaian faktanya
yang mengakibatkan kegaduhan di publik. Tidak ada keterlibatan psikolog forensik
untuk menganalisa perilaku yang terjadi pada orang yang meninggal dan orang yang
diduga melakukan pembunuhan.
OTTO HASIBUAN (Lawyer Jessica)

 Menurut Pak Otto, 99 persen Jessica tidak bersalah dan didukung oleh
pernyataan dari Dr. Djaja Surya Atmadja yang merupakan ahli forensik
pertama di Indonesia, mengatakan bahwa ia meragukan penyebab
Mirna mati karna sianida, karena jika iya, wajahnya akan berwarna
seperti cerry red

 Menurut jaksa bisa dilihat dari circumstance evidence (alat


bukti tidak langsung) nya yang layak dipercaya .
 Prof.Eddy Hiariej juga menduga pelaku nya Jessica karena ia yang
datang pertama, lalu Jessica melihat situasi sekitar, jadi Prof. Eddy
Hiariej mendukung jaksa.

JESSICA WONGSO TERSANGKA SEBAGAI PELAKU

 Ekspresi Jessica tertawa lepas seperti tidak terjadi apa-apa, secara psikologis satu perilaku
yang sama belum tentu punya latar belakang yang sama . jadi jika dimaknai bisa saja ia
merasa punya harapan karena lawyer nya hebat , bisa jadi juga ketawa karena merasa tidak
bersalah dan merupakan satu cara mekanisme pertahanan diri agar ia tidak terlihat drop ,
atau ia sedang menertawakan sesuatu yang hanya dirinya yang tau, Psikolog tidak boleh
memastikan tanpa melakukan pemeriksaan dirinya dan melakukan pengukuran.
 Potongan wawancara Jessica ia berbicara dengan senyuman , ia selalukonsisten tersenyum
sehingga perlu dipertanyakan ada apa dengan kepribadian Jessica , namun tidak
diungkapkan di film. Ada juga yang mengatakan bahwa ia narsistik psikopatik.
 Dalam pembicaraan via whatssap, terkesan dua orang bersahabat yang tidak cukup
menyimpulkan untuk mengarah perilaku kejahatan. Namun, bagi psikolog forensic
pembicaraan dan kalimat yang digunakan jika tersaji lengkap bisa saja menjadi data yang
penting (situasi anteseden sebelum ada behavior dan ada konsekuensi) namun di film tidak
disajikan secara utuh.Selama 52 menit kopi yang sudah dipesan hanya dihadapan Jessica
dan apa yang terjadi itu tidak tertangkap jelas karena tertutup paper bag, lalu setelahMirna
sampai di cafe dan minum kopi yang dipesan oleh Jessica, Mirna mengalami kejang dan
sulit bernafas.
 Di acara Tv Jessica mengatakan “jika melakukan kejahatan , suatu saat nantipasti terungkap
di suatu hari” Disamping itu, ia mengucapkan sambil tersenyum saat diwawancara di lapas.
Ia mengatakan “aku yang dituduh itu menyebalkan” namun saat ia mengatakan tersebut
tidak sinkron dengan ekspresinya.
 Masa persidangan yang dialami Jessica adalah masa yang sulit , ia pun tetapkonsisten
tersenyum disegala pernyataan nya.
MENGANALISA KASUS DARI FILM ICE COLD DARI
PANDANGAN MAHASISWA PSIKOLOGI
Dari dokumenter Ice Cold ini, banyak fakta yang tidak disampaikan secara utuh dan banyak
perdebatan antara JPU dan pengacara dan terjadinya kegaduhan di publik. Sebenarnya
banyak sekali pemeriksaan dan analisis yang bisa dilakukan dalam kasus ini. Seperti
pemeriksaan forensik bisa menjadi relevan dalam pemeriksaan ini. Dn tidak adanya peran
dari psikologi forensik dalam film ini juga menjadi pertanyaan, apakah saat kasus tersebut
berjalan ada peran dari psikolog forensik atau tidak.
Jessica diduga ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Mirna Pasti ada faktor yang
mendorong Jessica untuk melakukan hal tersebut. Jessica diduga iri dengan kehidupan Mirna
dan tersinggung dengan perkataan Mirna.Pada kasus tersebut Jessica tetap tersenyum saat
ditangkap, diwawancarai,dan di persidangan, Senyuman tersebut mengandung banyak arti
dan perlu diketahui bahwa Jessica merupakan orang yang narsistik psikopatik. Namun, bisa
jadi ia mengidap gangguan lainnya yang masih belum ditelusuri secara mendalam.Pada
keluargaa mirna sendiri mengalami berbagai macam emosi dan memicu kesedihan karena
kehilangan keluarga, marah dan kecewa terhadap pelaku pembunuhan, serta bingung
mengapa pelaku bisa melakukan hal tersebut. pandangan cara media menyampaikan berita
kepada publik dan perasaan publik saat menerima berita tersebut dapat memengaruhi persepsi
mengenai kasus pembunuhan ini. Pihak pengadilan juga tidak boleh terpengaruh media dan
opini publik dan netral serta adil pada kasus ini.
Untuk kasus tersebut bisa menerapkan Proffiling Psikologi dalam mempermudah kasus ini.
Profiling Psikologi merupakan praktik penilaian yang dirancang untuk membantu dalam
mengidentifikasi dan prediksi perilaku pada individu yang dikenal. Jika Sebuah kematian
dimana penyebabnya masih dipertanyakan dan tersangka belum dan bahkan tidak mengakui,
yang perlu di lakukan adalah melakukan autopsi psikologi . Jika ditemukannya indikasi yang
kuat, bahwa penyebab kematian yang memang ada campur tangan seseorang, selanjutnya
perlu dilakukannya criminal profiling dan identifikasi baru setelah tersangka ditangkap serta
pelajari kondisi psikologis tersangkanya sehingga bisa dikaitkan dengan bukti bukti yang
ada . Psikolog yang dihadirkan pada kasus ini pun harus menerapkan etika psikolog yaitu
independen dan tidak berpihak. Jadi para ahli tidak boleh berbohong untuk kepentingan satu
pihak dan hasil pemeriksaan harus sebenar-benarnya.

Anda mungkin juga menyukai